Desain dan Implementasi Sistem Informasi perpustakaan menggunakan Barcode System (Studi Kasus: SMPK St.Yusuf Tropodo).

Desain dan Implementasi Sistem Infor masi
per pustakaan menggunakan Barcode System (Studi
Kasus: SMPK St.Yusuf Tr opodo)

SKRIPSI

Oleh :
Selamet Soendor o
0834010203

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Desain dan Implementasi Sistem Infor masi Per pustakaan menggunakan
Barcode System (Studi Kasus: SMPK St.Yusuf Tropodo)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
J urusan Teknik Infor matika

Oleh :
Selamet Soendor o
0834010203

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih ini peneliti persembahkan sebagai perwujudan rasa syukur
atas terselesaikannya Laporan Skripsi. Ucapan terima kasih ini peneliti tujukan
kepada :
1. Allah SWT, karena berkat Rahmat dan berkahNya kami dapat menyusun dan
menyelesaikan Laporan Skripsi ini hingga selesai.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN
“Veteran” Jawa Timur yang telah dengan sabar membimbing dengan segala
kerendahan hati dan selalu memberikan kemudahan dan kesempatan bagi saya
untuk berkreasi.
5. Bapak Firza Prima Aditiawan, S.Kom., Selaku PIA Tugas Akhir Teknik
Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur.
6.

Bapak Barry Nuqoba S,Si , M.Kom. selaku dosen pembimbing utama pada
Proyek Skripsi ini di UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah banyak
memberikan petunjuk, masukan, bimbingan, dorongan serta kritik yang
bermanfaat sejak awal hingga terselesainya Skripsi ini.

7. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT selaku dosen pembimbing Pendamping
(Pembimbing II) yang telah memberikan banyak ide, petunjuk, masukan,
bimbingan, dorongan serta bantuan yang sangat berarti dan bermanfaat bagi


iii

tugas akhir ini. Serta bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan
membantu.
8. Keluarga tercinta, terutama Bapak Ibuku tersayang, terima kasih atas semua
doa, dukungan serta harapan-harapanya pada saat penulis menyelesaikan
Skripsi dan laporan ini. Yang penulis minta hanya doa restunya, sehingga
penulis bisa membuat sesuatu yang lebih baik dari laporan ini
9. Terima kasih untuk adekku yang sebelumnya telah memberikan banyak
dukungan dan segala kebaikannya selama ini
10. Terima kasih untuk om, tante, kakek, nenek dan saudara-saudara yang lainnya
yang selalu mensuport agar tugas akhir dapat diselesaikan dengan baik dan
benar
11. Untuk teman- teman OMK gereja Salib Suci Tropodo terima kasih atas segala
dukungannya selama ini supaya tugas akhir dapat diselesaikan dengan baik.
12. Terima kasih untuk SMPK St.Yusuf Tropodo atas segala dukungan dan
bantuan dalam hal penelitian sekaligus support yang ada selama ini
13. OMK Yosef dan Arnoldus semangat buat kalian semoga kita tetap solid dan
selalu berkumpul layaknya keluarga.

14. Untuk Biak dan Rekat Salib Suci terima kasih atas segala dukungannya
selama ini supaya tugas akhir dapat diselesaikan dengan baik
15. Terimakasih buat teman seperjuanganku Alfiah Nurul Sartika, Ilza, Syamsul
Arif, Tri Rahmawanto, Mershakti,Rizky Firmansyah, Min Umami, Eva Yulia,
Misbachul Munir, Muhamad Abbas, Adam Septiansyah, Muhammad Hudi,
Alfan, Mick sandy, Sky, Maysita, Eva Yulia, Alux, Maya, Kuro, Adam, Fika,

iv

taufan, gori,

Ferdinandus, yang telah memberi semangat dan banyak

membantu selama ini.
16. Terimaksih untuk Frater Agustinus Lintang yang telah banyak membantu
selama liburan d Surabaya dan juga support yang luar biasa.
17. Terimakasih untuk mas Felix Hendrata yang sudah banyak membantu dalam
hal membantu untuk mencetak laporan ini.
18. Serta orang-orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya
Terimakasih atas bantuannya semoga Allah SWT yang membalas semua

kebaikan dan bantuan tersebut.

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
limpahan Kekuatan-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga,
pikiran dan keberuntungan yang dimiliki peneliti, akhirnya peneliti dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Desain dan Impelentasi Sistem
Infor masi

Perpustakaan

menggunakan

Barcode

System


(Studi

Kasus: Sekolah SMPK St.Yusuf Tropodo) ” tepat waktu.
Skripsi dengan beban 4 SKS ini disusun guna diajukan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik
Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur.
Melalui Skripsi ini penulis merasa mendapatkan kesempatan emas untuk
memperdalam ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku perkuliahan,
terutama berkenaan tentang penerapan teknologi perangkat bergerak. Namun,
penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk
pengembangan aplikasi lebih lanjut.

Surabaya, 21 September 2012

(Penulis)

ii

DAFTAR ISI

Abstrak ..................................................................................................

i

Kata Pengantar .......................................................................................

ii

Ucapan Terima Kasih ...............................................................................

iii

Daftar Isi..................................................................................................

vi

Daftar Gambar .........................................................................................

x


Daftar Tabel .............................................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................

1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................

3

1.3 Batasan Masalah .......................................................................

4


1.4 Tujuan .....................................................................................

4

1.5 Manfaat ...................................................................................

4

1.6 Metode Penelitian .....................................................................

5

BAB II TUJUAN PUSTAKA...................................................................

7

2.1 Pengertian Sistem Informasi......................................................

7


2.2 Barcode.....................................................................................

10

2.2.1 Sejarah Dan Manfaat Kegunaan Barcode .......................

13

2.2.2 Bentuk Font Pada Barcode ..............................................

19

2.2.3 Barcode ID ......................................................................

20

2.2.4 Pengertian Barcode 2 Dimensi.........................................

22


2.2.5 Metode Pengkodean Ada Dua Sistem ..............................

26

2.2.6 Anatomi Pengkodean Barcode .........................................

27

vi

2.2.7 Jenis-Jenis Pembaca Barcode ........................................

32

2.2.8 Barcode Scaner Bekerja

...............................................

33

2.3 Definisi Database ....................................................................

35

2.4 Mengenal Database ...................................................................

36

2.5 Pengertian PHP .........................................................................

37

2.6 Definisi MysQL ........................................................................

40

2.7 Perancangan Proses ...................................................................

42

2.7.1 Flowchart ......................................................................

42

2.7.2 DFD ..............................................................................

44

2.8 Perancangan Database ...............................................................

45

2.8.1 ERD ..............................................................................

46

2.8.2 CDM .............................................................................

46

2.8.3 PDM .............................................................................

46

BAB III PERANCANGAN SISTEM .......................................................

50

3.1 Analisis Sistem..........................................................................

50

3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ...................................................

51

3.3 Analisis Komponen Sistem ......................................................

52

3.4 Desain Proses ..........................................................................

52

3.4.1 Flowchart

.....................................................................

53

3.4.2 DFD ..............................................................................

56

3.5 Desain Database ......................................................................

64

3.5.1 ERD

.............................................................................

65

3.5.2 Conceptual Data Model ..................................................

66

3.5.3 Physcal Data Model .......................................................

67

vii

3.6 Perancangan Antar Muka ........................................................

69

BAB IV IMPLEMENTASI ......................................................................

72

4.1 I Spesifikasi Sistem ...................................................................

72

4.1.1 Perangkat Keras (Hardware) yang digunakan ...............

72

4.1.2 Perangkat Lunak (Software) yang digunakan ...................

72

4.2 Implementasi Proses ................................................................

73

4.3 Tampilan Database ..................................................................

73

4.4 Tampilan Interface ...................................................................

78

4.4.1 Tampilan Interface User

...............................................

78

4.4.2 Tampilan Login Admin

................................................

80

4.4.3 Halaman Menu Admin

.................................................

81

4.4.4 Halaman Pegawai Perpustakaan
4.4.5 Halaman Jenis Buku

...................................

82

.....................................................

84

4.4.6 Halaman Penerbit Buku

...............................................

85

...................................................

87

4.4.8 Halaman Denda Buku ....................................................

88

4.4.9 Halaman Buku Tamu ......................................................

89

4.5 Halaman Login Pegawai ..........................................................

91

4.4.7 Halaman Buku Induk

4.5.1 Halaman Menu Pegawai

...............................................

4.5.2 Halaman Peminjaman Buku

92

.........................................

94

4.5.3 Halaman Pengembalian

................................................

95

4.5.4 Halaman Kartu Anggota

...............................................

97

4.5.5 Halaman Record Peminjaman

......................................

4.5.6 Halaman Rekap Data Denda ............................................

viii

99
100

BAB V UI COBA DAN EVALUASI..........................................................

102

5.1 Pelaksanaan Uji Coba ..............................................................

102

5.1.1 Uji Coba Menampilkan Bagian User .............................

102

5.1.2 Uji Coba Menampilkan Bagian Admin ........................

105

5.1.3 Uji Coba Menampilkan Bagian Pegawai .....................

109

BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan .............................................................................

116

6.2 Saran Pengembangan ................................................................

117

DAFTAR PUSTAKA

ix

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN BARCODE
SYSTEM (STUDI KASUS SMPK ST. YUSUF TROPODO)
DOSEN PEMBIMBING I
: Bar r y Nuqoba S, SI, M, KOM
DOSEN PEMBIMBING II : Dr. Ir Ni Ketut Sari MT
PENYUSUN
: Selamet Soendor o

ABSTRAK
Dewasa Ini, era globalisasi dalam teknologi Informasi kian sangat
berkembang dengan pesat, salah satu contohnya adalah sistem informasi
perpustakaan. Banyaknya minat baca oleh anak – anak maupun dewasa membuat
peminjaman buku yang kian ramai di kunjungi oleh para orang – orang muda
maupun orang dewasa. Baik yang ingin meminjam buku, yang ingin membaca
saja di pepustakaan, maupun yang akan melihat buku apa saja yang ada di
perpustakaan.
Perpustakaan sebagai pemberi layanan kepada pemakai atau pengunjung
memerlukan metode-metode pelayanan yang bersifat cepat, mudah dan efisien.
Layanan perpustakaan yang masih bersifat manual menimbulkan berbagai
kendala dalam pemberian layanan, misalnya : petugas perpustakaan dalam
memberikan layanan sirkulasi harus mencatat data buku baru kedalam buku
induk, untuk siswa – siswi sendiri ketika akan meminjam buku harus mencatat
peminjaman buku yang akan di pinjam ke buku peminjaman, perhitungan jumlah
denda yang terjadi ketika siswa – siswi tersebut terlambat dalam mengembalikan
buku kepada pegawai perpustakaan, dan juga untuk mencetak kartu anggota
perpustakaan bagi siswa- siswi agar dalam melakukan peminjaman tersebut para
siswa – siswi tersebut tidak perlu repot dalam menulis pada buku peminjaman.
Sehubungan dengan adanya tugas akhir ini peneliti mencoba untuk
memberikan pandangan dan solusi dengan menggunakan barcode system.
Adapun hasil yang diterima oleh penelitian percobaan ini berupa membuat kartu
anggota yang dapat dikenali dengan scanner barcode, peminjaman hanya
dilakukan oleh pegawai tanpa siswa – siswi perlu lagi mencatat pada buku
peminjaman. Untuk pengembalian buku akan terlihat siswa – siswi yang
terlambat dalam pengembalian buku tersebut beserta jumlah denda yang tercatat
dalam system dan pengembalian buku hanya perlu menunjukan kartu anggota
yang di cetak oleh sistem informasi perpustakaan ini.
Kata kunci:Barcode System, Sistem Informasi Perpustakaan, Scanner Barcode

i

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perpustakaan sebagai pemberi layanan kepada pemakai atau pengunjung
memerlukan metode-metode pelayanan yang bersifat cepat, mudah dan efisien.
Layanan perpustakaan yang masih bersifat manual menimbulkan berbagai kendala
dalam pemberian layanan, misalnya : petugas perpustakaan dalam memberikan
layanan sirkulasi harus mencatat data buku yang dipinjam ke kartu perpustakaan
dan kartu kontrol perpustakaan sehingga layanan menjadi lambat karena
memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu sulitnya pencarian data buku yang
ada di perpustakaan karena mahasiswa yang ingin mencari buku harus mengecek
ke tiap rak untuk memperoleh buku yang mereka inginkan. Data buku hanya
diarsip dalam buku besar perpustakaan sehingga pemutakhiran data koleksi buku
memerlukan waktu relatif lama dan kurang akurat. Uraian diatas memberikan
gambaran bahwa sistem manual yang ada sekarang ini tidak memberikan akses
yang optimal terhadap pemberian layanan kepada pengunjung.
Perpustakaan adalah tempat yang menyediakan berbagai macam buku
yang bisa dipinjam oleh anggotanya. Saat ini sudah banyak perpustakaan yang
menggunakan IT untuk memudahkan layanan sehari-harinya. Teknologi terbaru
yang ada saat ini adalah menggunakan teknologi RFID (Radio Frequensi
Identifier) untuk membantu manajemen perpustakaaan. Masalahnya adalah
sebagian besar infrastruktur yang ada pada perpustakaan di indonesia adalah
menggunakan teknologi barcode. Perubahan teknologi dari barcode ke RFID
membutuhkan effort yang tidak sedikit. Oleh karena itu tugas akhir ini akan

1

2

mengembangkan suatu aplikasi untuk menunjang aktivitas di perpustakaan
berbasis teknologi barcode system.
Kemajuan teknologi informasi dan komputer (TIK) yang merupakan
perpaduan antara dunia teknologi informasi dan komputer dengan menawarkan
peluang sangat besar untuk menunjang kelancaran tugas-tugas di berbagai bidang
kehidupan termasuk di dalamnya bidang perpustakaan. Salah satu fitur yang dapat
dikembangkan dalam bidang perpustakaan adalah pemanfaatan teknologi
barcode. Pemanfaatan barcode dalam sistem informasi layanan perpustakaan
memberi kemudahan kepada petugas dalam pemberian layanan kepada
pengunjung. Sehingga kendala-kendala dalam memberikan layanan kepada
pengunjung dapat diminimalkan. Sistem informasi layanan perpustakaan berbasis
teknologi barcode dipilih menjadi alternatif pemberian layanan mengingat
Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) sudah mengembangkan kartu
mahasiswa yang dilengkapi dengan barcode. Mahasiswa hanya menyerahkan
kartu mahasiswa untuk registrasi menjadi anggota perpustakaan. Sehingga tidak
perlu mencetak kartu perpustakaan sebab kartu mahasiswa sekaligus berfungsi
sebagai kartu perpustakaan. Sistem informasi layanan perpustakaan berbasis
teknologi barcode memberikan banyak keuntungan bagi perpustakaan diantaranya
: penggunaannya mudah, data yang disimpan akurat dan mudah di mutakhirkan,
serta informasi data anggota dan koleksi perpustakaan dapat diakses kapan saja
diperlukan.
Kegiatan dalam hal meminjam dan membaca buku perpustakaan
merupakan hal yang sangat penting dan harus kita kembangkan karena
perpustakaan merupakan salah satu jendela dunia dalam menyalurkan ilmu

3

pengolahan data pada perpustakaan kebanyakan masih menggunakan cara yang
manual sehingga sering sekali banyak terjadi kesalahan dalam manajemen
penyimpanan data perpustakaan dan ini juga menyebabkan penyimpanan data
dalam perpustakaan menjadi kurang akurat, tepat, dan relevan. Oleh Karena itu
dalam

pembuatan

tugas

akhir

penulis

yang

berjudul

“Desain

dan

Impelentasi sistem informasi perpustakaan menggunakan Barcode System (Studi
Kasus: SMPK St.Yusuf Tropodo)”. Diharapakan dapat dipakai untuk membantu
dalam manajemen data yang awalnya menggunakan cara manual sekarang
menggunakan cara elektronis menggunakan digital baik dalam peminjaman
maupun pengembaliannya sekaligus dalam pembuatan kartu anggota yang
semuanya menggunakan barcode system.

1.2 Rumusan Masalah
Pada latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis sebelumnya maka
penulis mencoba untuk membuat sebuah sistem informasi perpustakaan yang
diberi barcode system dalam peminjamannya.
Adapun perumusan masalah dari tugas akhir ini adalah :
a. Bagaimana mendesain suatu aplikasi perpustakaan yang bisa
menangani aktivitas di perpustakaan secara terstruktur?
b. Bagaimana mengintegrasikan aplikasi tersebut dengan teknologi
barcode system ?
c. Bagaimana mengimplementasikan desain aplikasi manual menjadi
aplikasi desain dan impelentasi Sistem Informasi Perpustakaan?

4

1.3 Batasan Masalah
Pada penyusunan tugas akhir ini, untuk mengatasi permasalahan yang ada
maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut.
a. Barcode system ini hanya dipakai untuk peminjaman buku,
pengembalian buku, dan pencetakan kartu anggota
b. Untuk percetakan barcode langsung dibuat dari system dan tidak
diperkenankan untuk barcode reader dari produk lainnya.
c. System ini hanya di pakai pada studi kasus SmpK St.Yusuf Tropodo
d. Tidak terdapat fasilitas untuk memesan buku pada pegawai meskipun
sistem ini nantinya akan di online dalam lingkup sekolah.
e. Setiap siswa SmpK St.Yusuf Tropodo harus melakukan pendaftaran
kartu anggota kepada petugas perpustakaan agar dapat meminjam buku
perpustakaan.
f. Jika ingin memesan buku langsung datang pada perpustakaan SmpK
St.Yusuf Tropodo untuk memilih dan di titipkan pada pihak pegawai.
g. Siswa – Siswi sekolah hanya dapat melihat buku – buku baru pada web
perpustakaan SmpK St.Yusuf Tropodo dan dapat mengisi buku tamu
pada sistem informasi perpustakaan ini.

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari skripsi adalah bagaimana mengimplementasikan sebuah
desain pada Sistem Informasi Perpustakaan Smpk St.Yusuf Tropodo yang di
lengkapi dengan barcode system.

5

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dibuatnya sistem informasi perpustakaan dengan barcode
system ini adalah :
a. Membantu keamanan dalam peminjaman buku maupun pengembalian
buku di perpustakaan SmpK St.Yusuf Tropodo.
b. Membantu ketertiban absensi pada waktu jam berkunjung ke perpustakaan
dengan tidak titip absen ataupun menghilangkan hal kartu identitas
perpustakaan sekolah dan sebagainya.
c. Membantu absensi agar lebih cepat dan sistem terlihat sederhana dan tidak
membutuhkan buku absensi yang banyak.
d. Memberi keakurasian data yang tepat pada buku yang di pinjam dengan
data yang sudah masuk dalam data database perpustakaan.
e. Membantu untuk petugas perpustakaan dalam pembuatan kartu anggota
perpustakaan.
f. Membantu untuk pengecekan bagi anggota perpustakaan yang tidak
memiliki kartu anggota tidak dapat meminjam buku perpustakaan.

1.6 Metode Penelitian
Metode yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah.
a. Studi Literatur
Dilakukan dengan cara mencari segala macam informasi secara
riset keperpustakaan dan mempelajari buku-buku yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi sekaligus dengan melalui pembelajaran
di internet.

6

b. Pengumpulan dan Analisa Data
Pengumpulan data-data yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi dengan cara observasi, identifikasi, klasifikasi serta data
analisa masalah sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Maka dari
pengumpulan data tersebut dapat dilakukan analisa data yaitu dalam
proses pembuatan Sistem Informasi Perpustakaan yang menggunakan
barcode system.
c. Desain Program
Melakukan analisa awal tentang Sistem Informasi Perpustakaan
yang akan dibuat yaitu suatu pemecahan masalah yang dilakukan
menggunakan barcode system dengan data yang ada pada database.
d. Pengujian dan Analisa
Pengujian dan analisa dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
sistem yang dibuat pada proyek akhir ini dapat berfungsi sesuai dengan
proses sistem yang diharapkan.
e. Kesimpulan
Dibuat kesimpulan dari pengujian sistem tugas akhir dengan
menguji apakah hasilnya seperti yang diharapkan pada tujuan tugas
akhir sebelumnya.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Sistem Infor masi
Istilah sistem informasi sering dijumpai, baik dalam media grafik, seperti

surat kabar dan majalah, maupun media elektronik, seperti radio dan televisi.
Istilah tersebut merupakan gabungan dari dua istilah yaitu sistem dan informasi.
mengartikan sistem sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,
komponen, atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling
bergantung satu sama lain dan terpadu (Al Bahra, 2005). Sedangkan menurut
(Indrajit, 2000) mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari komponenkomponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dan lainnya. Sedangkan
menurut (Jogiyanto, 1990) menyatakan sistem adalah “Set of components
(subsystems or elementary parts) that operate together to achieve a common
objective (or multiple object ives).” Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem
adalah merupakan suatu hal yang saling terkait satu sama lain untuk mencapai
sebuah tujuan yang sama.
Istilah informasi, menurut (Davis, 1988) adalah data yang telah diolah
menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam
mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Sedangkan menurut (Zwass, 1997)
adalah “an increment in knowledge. May be obtained by processing data into
meaningful and useful content and form”. Adanya perbedaan definisi di atas maka
dapat disimpulkan bahwa sebuah informasi adalah data yang mempunyai makna,

7

8

artinya ketika sesuatu hal (data) tidak mempunyai makna maka belum dapat
dikatakan sebagai sebuah informasi.
Istilah sistem informasi didefinisikan (Oetomo, 2002) sebagai kumpulan
elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan
untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan
informasi. Definisi ini menggambarkan adanya interaksi diantara elemen yang
sistematis dan teratur untuk menciptakan dan membentukaliran informasi yang
mendukung pembuatan keputusan dan melakukan kontrol terhadap jalannya
perusahaan (perpustakaan). Sedangkan (Indrajit, 2000) mendefinisikan sistem
informasi sebagai suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam perusahaan
atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran
informasi. Sistem informasi juga sering didefinisikan sebagai sistem informasi
manajemen. (Davis, 1988) mengatakan bahwa istilah sistem informasi manajemen
sendiri belum ada kesepakatan, beberapa penulis bahkan memilih istilah sistem
pengolahan informasi, sistem informasi / keputusan, atau sekedar sistem informasi
sehubungan dengan sistem pengolahan informasi berdasarkan komputer yang
dirancang untuk mendukung fungsi operasi, manajemen, dan keputusan sebuah
organisasi. Davis memilih memakai istilah sistem informasi manajemen dengan
mendefinisikan sebagai sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (integrated),
untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Pada definisi tersebut terlihat bahwa sistem informasi merupakan sebuah
rangkaian komponen sistem (sub sistem) yang disusun dan dirancang untuk
mengumpulkan, menyebarkan, menyimpan dan memproses data agar informasi

9

dapat diberikan untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan. Jadi jelas
terlihat bahwa sistem informasi merupakan bentuk keterpaduan yang akan
menghasilkan sebuah informasi yang digunakan untuk pengambilan tindakan
selanjutnya.
Pada definisi sistem, informasi dan sistem informasi, maka kita dapat
mendefinisikan istilah sistem informasi perpustakaan. Pada kebanyakan literatur,
sistem informasi perpustakaan termasuk di dalam kajian sistem informasi
manajemen (SIM). (Oetomo, 2002) memasukkan sistem informasi perpustakaan
dalam

sistem

informasi

manajemen

berdasarkan

bidang

minat

perusahaan/organisasi. Sehingga dengan memodifikasi apa yang disampaikan
(Davis, 1988) tentang definisi sistem informasi manajemen, maka sistem
informasi (Manajemen) perpustakaan dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem
manusia dan atau mesin yang terpadu/terintegrasi, untuk menyajikan informasi
guna mendukung fungsi operasional, manajemen, dan pengambilan keputusan
dalam sebuah perpustakaan.
(Rowley, 1998) menyatakan bahwa fokus sistem informasi (manajemen)
perpustakaan adalah untuk mendukung layanan secara efektif bagi pengguna,
manajemen pengadaannya, dan secara umum manajemen layanan-layanan yang
diberikan oleh perpustakaan dan badan-badan lainnya yang menyelenggarakan
akses terhadap koleksi-koleksi dokumen.
Pengelolaan data menjadi informasi merupakan suatu siklus yang terdiri
dari tahapan-tahapa sebagai berikut:
a. Pengumpulan data : pada tahap ini dilakukan suatu proses
pengumpulan data yang asli dengan cara tertentu seperti sampling, data

10

transaksi, data warehouse, dan lain sebagainya yang biasanya
merupakan proses pencatatan kedalam suatu file.
b. Input : tahap ini merupakan proses pemasukan data dan prosedur
pengolahan data dalam computer melalui alat input seperti keyboard.
Prosedur pengolahan data merupakan urutan langkah untuk mengolah
data yang ditulis dalam suatu bahasa pemrograman yang disebut
program.
c. Pengolahan data : tahap ini merupakan tahap dimana data diolah
sesuai dengan prosedur yang telah dimasukkan. Kegiatan pengolahan
data ini meliputi pengumpulan data, klasifikasi, kalkulasi, pengurutan,
penggabungan, peringkasan baik dalam bentuk tabel maupun grafik,
penyimpanan dan pembacaan data dari tempat penyimpanan data.
d. Output : hasil pengolahan data akan ditampilkan melalui alat output
seperti monitor dan printer sebagai informasi.
e. Distribusi : tahapan akhir dari pengolahan data yaitu penyampaian
data kepada pengguna. Proses distribusi ini tidak boleh terlambat dan
harus disampaikan kepada

yang

berkepentingan,

sebab

hasil

pengolahan tersebut akan menjadi bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan atau menjadi data dalam pengelolaan data
selanjutnya.

2.2

Barcode
Pengertian barcode dapat diartikan sebagai kumpulan kode yang

berbentuk garis, dimana masing-masing ketebalan setiap garis berbeda sesuai

11

dengan isi kodenya. barcode pertama kalinya diperkenalkan dan dipatenkan di
amerika oleh Norman Joseph Woodland dan Bernard Silver mahasiswa Drexel
Institute of Technology pada akhir 40-an. Implementasi barcode dimungkinkan
atas kerja keras dua orang insinyur yaitu Raymond Alexander dan Frank Stietz.
Sampai akhirnya pada tahun 1966 barcode digunakan untuk kepentingan
komersial meskipun belum terlalu dirasakan keberhasilannya sampai tahun 80-an.
Barcoding

adalah

sebuah

bentuk

artificial

identifier.

Barcode

merupakan sebuah kode mesin yang dapat dibaca. Barcode terdiri dari sebuah
bentuk bar dan spasi (hitam dan putih) dalam rasio yang didefinisikan yang
mempresentasikan karakter alphanumeric (www.rumahbarcode.com).
Barcode adalah informasi terbacakan mesin ( machine readable ) dalam
format visual yang tercetak. Barcode dibaca dengan menggunakan sebuah alat
baca barcode atau lebih dikenal dengan Barcode scanner. Merk barcode scanner
yang terkenal diantaranya DATA LOGIC PSP, HHP, CHIPERLAB, ZEBEX, dan
lain-lain. Seiring semakin bertambahnya penggunaan barcode, kini barcode tidak
hanya bisa mewakili karakter angka saja tapi sudah meliputi seluruh kode ASCII.
Kebutuhan akan kombinasi kode yang lebih rumit itulah yang kemudian
melahirkan inovasi baru berupa kode matriks dua dimensi (2D barcodes) yang
berupa kombinasi kode matriks bujur sangkar. 2D barcode ini diantaranya adalah
PDF Code, QRCode, Matrix Code dan lain-lain. Dengan menggunakan 2D code
karakter yang bisa kita masukkan ke barcode bisa semakin banyak, dengan 1D
barcode biasanya kita hanya memasukkan kode 5-20 digit tetapi dengan 2D
barcode kita bisa memasukkan sampai ratusan digit kode.

12

Di awal perkembangannya, penggunaan kode baris dilakukan untuk
membantu proses pemeriksaan barang-barang secara otomatis pada supermarket.
Tetapi, saat ini kode baris sudah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi
seperti misalnya digunakan sebagai kartu identitas, kartu kredit dan untuk
pemeriksaan secara otomatis pada perpustakaan.
Kode baris digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang
disusun berderet sejajar horizontal. Untuk membantu pembacaan secara manual
dicantumkan juga angka-angka dibawah kode baris tersebut. Angka-angka
tersebut tidak mendasari pola kode baris yang tercantum. Ukuran dari kode baris
tersebut dapat diperbesar maupun diperkecil dari ukuran nominalnya tanpa
tergantung dari mesin yang membaca (Mardiana, 1996). Alat yang digunakan
untuk membaca barcode adalah barcode scanner. Penggunaan barcode scanner
sangat mudah sehingga pengguna (operator) hanya memerlukan sedikit latihan.
Barcode scanner dapat membaca informasi/data dengan kecepatan yang jauh lebih
tinggi daripada mengetikkan data dan barcode scanner memiliki tingkat ketelitian
yang lebih tinggi (Galbiati, Jr., 1990).
Barcode yang kita kenal dan yang paling gampang kita ketahui
manfaatnya yaitu kalau kita belanja di supermarket atau swalayan. Kita dapat
melihat manfaat dari barcode dapat meningkatkan kecepatan dalam melayanai
pelanggan dan meningkatkan akurasi data produk yang di input oleh kasir.
Di Indonesia sendiri organisasi yang mengelola dan mengatur penggunaan
barcode adalah GS1. Dengan mendaftarkan kode barcode perusahaan ke GS1
maka perusahaan tersebut akan mendapatkan kode barcode khusus yang tidak
akan bisa di duplikasi oleh perusahaan lain. Simbologi yang dipakai di GS1

13

adalah EAN atau Europe Article Number yang terdiri dari 13 atau 8 digit.
Informasi lebih lanjut mengenai GS1.
Penggunaan barcode sangat dirasakan manfaatnya mulai dari kebutuhan
retail, industri, farmasi, bidang kesehatan, dan bahkan di instasi pemerintahan
seperti PLN, dimana untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan mulai
menggunakan barcode system. Memang setelah menggunakan barcode system
ada peningkatan yang signifikan terhadap kualitas dan akurasi pencatatan meter
pelanggan dibandingkan dengan system manual.

2.2.1

Sejarah Dan Manfaat Kegunaan Barcode
Barcode atau kode batang adalah sekumpulan data yang digambarkan

dengan garis dan jarak spasi (ruang). Barcode menggunakan urutan garis batang
vertikal dan jarak antar garis untuk mewakili angka atau simbol lainnya. Dengan
demikian, setiap ketebalan garis batang dan jarak antara garis satu dengan yang
lain selalu berbeda sesuai dengan isi data yang dikandung oleh kode batang atau
barcode tersebut (www. irigomi.com)
Ada pun jenis barcode yang dikenal saat ini adalah barcode linear 1D (1
dimensi) yang berupa rangkaian garis dengan ketebalan yang bervariasi dan
berbentuk persegi panjang serta jenis barcode matriks 2D (2 dimensi) yang
datanya diwakili oleh simbol-simbol yang berbentuk persegi, titik, heksagon dan
bentuk geometri lainnya pada gambar yang berada dalam sebuah bujur sangkar.
Untuk jenis barcode matriks ini kita bisa memasukkan data sampai ratusan
karakter dalam sebuah barcode, lain halnya dengan barcode linear yang
kemampuan menyimpan datanya terbatas.

14

Pada tahun 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang di
perusahaan retail. Awalnya, teknologi kode batang dikendalikan oleh perusahaan
retail, lalu diikuti oleh perusahaan industri. Lalu pada tahun 1948, pemilik toko
makanan lokal meminta Drexel Institute of Technology di Philadelphia, untuk
membuat sistem pembacaan informasi produk selama checkout secara otomatis.
Kemudian Bernard Silver dan Norman Joseph Woodland, lulusan Drexel patent
application ,bergabung untuk mencari solusi. Woodland mengusulkan tinta yang
sensitif terhadap sinar ultraviolet. Prototype ditolak karena tidak stabil dan mahal.
Tangal 20 Oktober 1949 Woodland dan Silver berhasil membuat prototipe yang
lebih baik. Akhirnya pada tanggal 7 Oktober 1952, mereka mendapat hak paten
dari hasil penelitian mereka. 1966: Pertama kalinya kode batang dipakai secara
komersial adalah pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat Universal
Grocery Products Identification Standard (UGPIC). Perusahaan pertama yang
memproduksi perlengkapan kode batang untuk perdagangan retail adalah Monach
Marking.

Pemakaian

di

dunia

industri

pertama

kali

oleh

Plessey

Telecommunications. Pada tahun 1972, Toko kroger di Cincinnati mulai
menggunakan bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite dibentuk dalam grocery
industry untuk memilih kode standar yang akan digunakan di industri.
Terdapat beberapa standar kode dalam barcode sesuai dengan kegunaan
dan tujuan pemakaian barcode, seperti pada daftar berikut :
a. Uniform Product Code (UPC): untuk checkout penjualan, persediaan, dan
sebagainya pada toko retail.
b. Code 39 (Code 3 of 9): identifikasi, inventarisasi, dan pengiriman dan
pelacakan.

15

c. POSTNET kode pos encoding di US mail.
d. European Article Number (EAN): sebuah superset dari UPC yang
memungkinkan digit ekstra untuk di identifikasi negara.
e. Japanese Article Number (J AN): serupa dengan EAN, digunakan di
Jepang.
f. Bookland: berdasarkan nomor ISBN dan digunakan pada sampul buku
g. ISSN bar code: berdasarkan nomor ISSN, digunakan pada majalah di luar
AS
h. Code 128: digunakan dalam preferensi untuk code 39 karena lebih
kompak.
i.

Interleaved 2 of 5: digunakan dalam industri pelayaran dan gudang.

j.

Codabar: digunakan oleh Federal Express, di perpustakaan dan bank
darah.

k. MICR (Magnetic Ink Character Recognition): sebuah font khusus yang
digunakan untuk nomor di bagian bawah cek bank.
l.

OCR-A: format pengenalan karakter optik yang digunakan pada sampul
buku, untuk nomor ISBN agar bisa dibaca oleh manusia.

m. OCR-B: digunakan untuk mempermudah pembacaan barcode versi UPC,
EAN, JAN, Bookland, dan ISSN dan Code 39.
n. Maxicode: digunakan oleh United Parcel Service.
o. PDF417: suatu jenis barcode 2-D baru yang dapat encode sampai 1108
byte informasi; dapat terkompresi seperti pada sebuah portabel file
data (PDF).

16

Gambar 2.1 Jenis – jenis Barcode Reader
Untuk membaca barcode ini diperlukan sebuah alat pembaca barcode
atau barcode scanner dengan menggunakan sinar laser yang sensitif terhadap
refleksi dari ketebalan garis, jarak atau ruang antar baris dan variasi lainnya. Data
tersebut dibaca oleh barcode scanner yang kemudian ditransfer ke komputer
untuk diolah lalu ditampilkan sebagai data yang terbaca oleh manusia.
Pada awalnya pembaca kode batang yaitu scanner atau pemindai
dirancang dengan mengandalkan cahaya yang tetap dan satu photosensor yang
secara manual digosokkan pada kode batang.
Kode batang scanner dapat digolongkan menjadi tiga kategori
berdasarkan koneksi ke komputer, yaitu : Jenis RS-232 kode batang scanner
menggunakan konektor RS-232. Jenis ini membutuhkan program khusus untuk
mentransfer data input ke program aplikasi. Jenis lain, adalah barcode yang
menghubungkan antara komputer dan PS2 atau AT keyboard dengan
menggunakan konektor PS2. Jenis ketiga adalah USB barcode scanner, yang
merupakan lebih modern dan lebih mudah dipasang (dipakai) daripada jenis RS232, karena scanner kode batang ini memiliki keuntungan yaitu tidak

17

membutuhkan program tambahan untuk mentransfer atau input data ke program
aplikasi. Adapun pada gambar 2.2 mengenai macam-macam konektor

Gambar 2.2 Macam – Macam Konektor Pada Barcode
Seiring dengan kemajuan teknologi masa kini, penggunaan barcode pun
semakin meluas dan berkembang. Barcode ini sering digunakan di toko-toko,
swalayan atau supermarket untuk membantu dalam melacak barang yang dibeli
serta memunculkan harga dan data yang sebelumnya sudah diprogram melalui
entri data. Pada kartu-kartu identitas (kartu anggota, SIM, KTP, dll) untuk
mengidentifikasi pemegang kartu, pelacakan distribusi barang dalam jasa
persewaan, pengiriman barang dan sebagainya. Berdasarkan kegunaannya
terdapat 6 kategori kegunaan barcode, yaitu :
a. Barcode untuk keperluan retail : barcode untuk keperluan retail, salah satu
contohnya adalah UPC (Universal Price Codes), biasanya digunakan untuk
keperluan produk yang dijual di supermarket
b. Barcode untuk keperluan packaging: barcode untuk packaging biasanya
digunakan untuk pengiriman barang, dan salah satunya adalah barcode
tipe ITF.
c. Barcode untuk penerbitan: barcode untuk keperluan penerbitan, sering
digunakan pada penerbitan suatu produk, misalkan barcode yang
menunjukkan ISSN suatu buku.

18

d. Barcode untuk keperluan farmasi: barcode untuk keperluan farmasi
biasanya digunakan untuk identifikasi suatu produk obat-obatan. Salah
satu barcode farmasi adalah barcode jenis HBC.
e. Barcode untuk keperluan non retail: barcode untuk kepentingan non retail,
misalkan barcode untuk pelabelan buku-buku yang ada di perpustakaan.
Salah satu tipe barcode untuk keperluan non retail ini adalah code 39.
Keuntungan penggunaan barcode, antara lain :
a. Proses input data lebih cepat, karena : barcode scanner dapat
membaca/merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan
proses input data secara manual.
b. Proses input data lebih tepat, karena : teknologi barcode mempunyai
ketepatan yang tinggi dalam pencarian data.
c. Penelusuran informasi data lebih akurat karena teknologi barcode
mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi.
d. Mengurangi biaya, karena dapat mengindari kerugian dari kesalahan
pencatatan data dan mengurangi pekerjaan yang dilakukan secara manual
secara berulang-ulang.
e. Peningkatan kinerja manajemen, karena dengan data yang lebih cepat,
tepat dan akurat maka pengambilan keputusan oleh manajemen akan jauh
lebih baik dan lebih tepat, yang nantinya akan sangat berpengaruh dalam
menentukan kebijakan perusahaan.
f. Memiliki nilai tawar lebih tinggi/prestise serta kemampuan bersaing
dengan saingan/kompetitor akan lebih terjaga.

19

Adapun pada gambar 2.3 contoh dari barcode scanner

Gambar 2.3 Contoh Barcode Scanner

2.2.2

Bentuk Font Pada Barcode
Untuk memahami tentang font barcode, terlebih dulu kita harus paham

tentang cara kerja barcode. Barcode dibuat oleh garis yang berbentuk batang
dengan urutan dengan ketebalan tertentu yang dapat di baca atau di scan
menggunakan tipe sensor photo. Sensor membaca barcode lalu sebuah sinyal
akan terkirim ke komputer atau jaringan (network). Metode scanning akan
menentukan ukuran antar setiap batang dan jarak kemudian menterjemahkannya
dalam bentuk karakter (www.ilmukomputer.org).
Setiap pola batang didalam kode direpresentasikan oleh sebuah karakter.
Semua barcode bermula dengan karakter awal yang unik dan berakhir dengan
karakter yang unik pula. Dengan demikian peralatan scanning dapat menentukan
arah kode mana yang di scan, apakah dari muka atau belakang. Hal ini merupakan
kelemahan suatu barcode dan dinamakan sebagai penjumlahan karakter atau
checksum character. Karakter ini disisipkan sebelum karakter akhir dalam suatu
barcode. Cheksum/penjumlahan digit karakter di tabulasikan dari karakter lain

20

dalam barcode tersebut dan jika hasil peralatan scanning tidak cocok dengan
checksum maka ini pertanda ada yang salah.
Terdapat beberapa standard yang dapat diikuti dalam barcode. Standard
ini dinamakan dengan symbology atau penyimbolan dan setiap simbol memiliki
maksud tertentu. Misalnya kebanyakan produk retail menggunakan UPC dan
semuanya berupa angka. Ada juga yang dinamakan code 39 yang berisi kombinasi
simbol, huruf besar dan angka. Kode ini diterima secara luas diseluruh dunia.
Font barcode dikembangkan sebab cukup banyak kegunaan dalam
aplikasi bisnis yang mengharuskan pengkodean barcode seperti untuk pelacakan
aset, pengapalan, perintah kerja dan sebagainya. Ada sejumlah program aplikasi
yang dapat dipakai untuk mencetak barcode. Namun bagaimana dengan profil
program yang hendak dibeli plus adakah peralatan khusus yang harus dibeli,
sebab ada berbagai macam metode barcode yang dipakai di seluruh dunia.
Pada tipe software yang telah menyediakan font-font barcode, user bisa
memilih pilihan font barcode yang akan dicetak. Kebanyakan font barcode
digunakan untuk platform sistem operasi windows, mac and UNIX. Beberapa font
barcode hanya dapat disimpan dalam memori printer. Tergantung dari barcode
yang sedang dicetak, software akan memasukkan beberapa kode kedalam
dokumen dan saat mencetak, printer menterjemahkan kode-kode ini dan membuat
barcode tercetak. Bentuk barcode ada dua jenis, yaitu :
2.2.3

Barcode 1D
Barcode

satu

dimensi

biasanya

dinamakan

linear

bar

codes

(pusatbarcode.wordpress) (kode berbentuk baris). Contoh barcode satu dimensi
adalah sebagai berikut :

21

a. Code 39 (code 3 of 9)
Adalah sebuah barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki panjang
baris yang bervariasi. Aplikasi barcode jenis code 39 adalah untuk
inventory, asset tracking dan digunakan pada tanda pengenal identitas.
Adapun pada gambar 2.4 mengenai barcode code 39

Gambar 2.4 Barcode Jenis Code 39
b. Code 128
Adalah suatu barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki kerapatan
(density) yang sangat tinggi dan panjang baris yang bervariasi. Barcode
code128 ideal untuk aplikasi seperti shipping and warehouse management
(pengaturan maskapai pelayaran dan pengelolaan gudang). Adapun pada
gambar 2.5 mengenai barcode jenis 128.

Gambar 2.5 Barcode Jenis 128
c. Interleaved 2 of 5
Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang
baris yang bervariasi. Barcode interleaved 2 of 5 dapat dipergunakan

22

untuk aplikasi industri dan laboratorium. Adapun pada gambar 2.6
mengenai barcode jenis interleaved

Gambar 2.6 Barcode Jenis Interleaved 2 of 5
d. UPC (Universal Product Code)
Adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang
baris yang tetap (fixed). UPC digunakan untuk pelabelan pada produkproduk kecil/eceran (retail product labeling). Simbol ini dibuat untuk
kemudahan pemeriksaan keaslian suatu produk. Bilangan-bilangan UPC
harus diregistrasikan atau terdaftar di Uniform Code Council. Adapun
pada gambar 2.7 tentang barcode jenis up

Gambar 2.7 Barcode Jenis UP

2.2.4

Pengertian Barcode 2 Dimensi
Biasa disebut dengan QR code merupakan matrix code yang

dikembangakan pada tahun 1994 oleh Denso-Wave, yakni divisi toyota
corporation jepang. Kepanjangan dari QR adalah Quick Response yang artinya
bisa meng-encode data yang ada didalam code tersebut dengan cepat. QR code ini
berisi informasi baik dalam arah vertikal dan horizontal dan pola simbol berupa
matriks titik dalam suatu area berbentuk persegi empat, ukuran kotak sekitar 1,5

23

centimeter persegi. QR code bisa menyimpan data numerik sepanjang 7.089 digit
dan 4.296 karakter huruf.
Fungsi dari QR code hampir sama dengan sistim barcode satu dimensi
yang kita kenal selama ini yaitu digunakan untuk mengidentifikasi suatu barang
secara cepat dan mudah, tetapi di era modern saat ini QR code ini bisa digunakan
lebih luas untuk segala macam kebutuhan seperti tiket pesawat, tiket bioskop,
iklan, MMS, kartu nama, dalam bidang post digunakan sebagai perangko online,
dan dalam bidang industri digunakan sebagai kode informasi untuk komponen
elektronika, perhiasan, dsb. Sehingga dapat disimpulkan keuntungan yang paling
utama dari penggunaan 2D adalah efisiensi, kecepatan, ketepatan, dan keamanan
data serta mengalokasian waktu yang ada.
Barcode dua dimensi ini memiliki beberapa keuntungan dibandingkan
linear bar codes (barcode satu dimensi) yaitu dengan
Menggunakan barcode dua dimensi, informasi atau data yang besar dapat
disimpan di dalam suatu ruang (space) yang lebih kecil. Berikut merupakan
beberapa contoh dari barcode dua dimensi
a. Code 39 (code 3 of 9)
Merupakan“symbology PDF417” yang dapat menyimpan lebih dari 2000
karakter di dalam sebuah ruang (space) yang berukuran 4 inch persegi
(in2).

Adapun gambar 2.8 mengenai barcode jenis PDF417

24

Gambar 2.8 Barcode Jenis PDF417
b. QR Code
Kode QR atau biasa dikenal dengan istilah QR code adalah bentuk evolusi
kode batang dari satu dimensi menjadi dua dimensi. Penggunaan kode QR
sudah sangat lazim di Jepang hal ini dikarenakan kemampuannya
menyimpan data yang lebih besar dari pada kode batang sehingga mampu
mengkodekan informasi dalam bahasa Jepang sebab dapat menampung
huruf kanji. Kode QR telah mendapatkan standarisasi internasional dan
standarisasi dari Jepang berupa ISO/IEC18004 dan JIS-X-0510 dan telah
digunakan secara luas melalui ponsel di Jepang.
Kode QR adalah suatu jenis kode matriks atau kode batang dua dimensi
yang dikembangkan oleh Denso Wave, sebuah divisi denso corporation
yang merupakan sebuah perusahaan Jepang dan dipublikasikan pada tahun
1994 dengan fungsionalitas utama yaitu dapat dengan mudah dibaca oleh
pemindai QR merupakan singkatan dari quick response atau respons cepat,
yang sesuai dengan tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi
dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat pula. Berbeda dengan
kode batang (barcode), yang hanya menyimpan informasi secara
horizontal, kode QR mampu menyimpan informasi secara horizontal dan
vertikal, oleh karena itu secara otomatis kode QR dapat menampung
informasi yang lebih banyak daripada kode batang (barcode).
Awalnya kode QR digunakan untuk pelacakan kendaraan bagian di
manufaktur, namun kini kode QR digunakan dalam konteks yang lebih
luas, termasuk aplikasi komersial dan kemudahan pelacakan aplikasi

25

berorientasi yang ditujukan untuk pengguna telepon selular. Di Jepang,
penggunaan kode QR sangat populer, hampir semua jenis ponsel di Jepang
bisa membaca kode QR sebab sebagian besar pengusaha di sana telah
memilih kode QR sebagai alat tambahan dalam program promosi
produknya, baik yang bergerak dalam perdagangan maupun dalam bidang
jasa. Pada umumnya kode QR digunakan untuk menanamkan informasi
alamat situs suatu perusahaan. Di Indonesia, kode QR pertama kali
diperkenalkan oleh KOMPAS. Dengan adanya kode QR pada koran harian
di Indonesia ini, pembaca mampu mengakses berita melalui ponselnya
bahkan bisa memberi masukan atau opini ke reporter atau editor surat
kabar tersebut.
Kode QR memiliki kapasitas tinggi dalam data pengkodean, yaitu mampu
menyimpan semua jenis data, seperti data numerik, data alphabetis, kanji,
kana, hiragana, simbol, dan kode biner. Secara spesifik, kode QR mampu
menyimpan data jenis numerik sampai dengan 7.089 karakter, data
alphanumerik sampai dengan 4.296 karakter, kode binary sampai dengan
2.844 byte, dan huruf kanji sampai dengan 1.817 karakter. Selain itu kode
QR memiliki tampilan yang lebih kecil daripada kode batang. Hal ini
dikarenakan kode QR mampu menampung data secara horizontal dan
vertical. Adapun pada gambar 2.9 mengenai QR code.

Gambar 2.9 QR Code

26

2.2.5

Metode Pengkodean Ada Dua Sistem :
Metode yang di gunakan untuk pengkodean sebuah barcode di bagi

menjadi dua system yaitu :
a. Binary coding (Pengkodean Biner)
Dua ukuran bar dan space digunakan untuk meng-encode-kan data. Bar
dan spasi dapat diubah ke dalam kode biner dengan mudah, yang
kemudian diubah (menggunakan sebuah tabel) ke dalam karakter ASCII.
b.

Proportional coding
Ada beberapa ukuran yang berbeda pada bar dan space. Ukuran pada bar /
space dan urutan dari bar dan space mendefinisikan karakter yang
dipresentasikan. Kode tersebut lebih sulit dibaca (kemungkinan tidak
mudah mentranslasikannya ke biner) dan diperlukan ketelitian yang lebih
dalam mencetak dan men-scanning barcode.
Pada umumnya ada 4 ukuran yang berbeda pada bar dan spasi yang
digunakan untuk meng-encode-kan data. Contoh jenis barcode yang
menggunakan teknik encoding ini adalah USS code 128
Sebuah fixed number pada bar digunakan per karakter. Hal ini berarti
bahwa jika sebuah bar tidak terbaca, maka barcode tersebut tidak akan
dapat dibaca.
Jumlah karakter yang mungkin yang dapat di-encoded dalam beberapa
jenis barcode lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah karakter yang
valid. Hal ini berarti jika ukuran dari salah satu bar / space salah terbaca,
maka karakter ilegal akan terbaca. Oleh karena itu, kecepatan substitusi
karakter menjadi sangat rendah.

27

2.2.6

Anatomi Pengkodean Barcode
Suatu bilangan barcod