Kemenkominfo Salah Melulu.

123
17
OJan

.

MEDIAIND NESIA
o Se/asa

Senfn

18

4
19

.Peb

5

0

6

20

21

o Mar

OApr

0

Rabu
7
22

8
23

OMef


0

Kamfs

9

10
24

OJun

Jumat

11
25

OJu/

26


0 Ags

Kemenkominfo
Salah Melulu
Kementerian Komunikasi dan Informatika
gemar menerbitkan aturan perundangan
yang tak punya payung hukum.
.~

ngan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban
umum dalam suatu masyarakat demokratis.
"Jadi, di situ jelas pembatasan tersebut hanya boleh
dituangkan dalam UU, bukan
peraturan menteri," jelasnya.

Pendapat senada dikemuka-

Aryo Bhawono

K

EMENTERIAN Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kembali akan
mengeluarkan
aturan yang
mengundang kontroversi.
Setelah memaksakan diri
akan tetap mengajukan rancangan Peraturan Pemerintah
(RPP) tentang Penyadapan
yang ditentang banyak pihak
karena melanggar aturan perundangan yang berada di atasnya, kementerian yang dikomandani TIfatul Sembiring itu
akan menerbitkan Perati.tran
Menteri tentang Konten Multimedia.
Selain hanya akan mengekang kebebasan masyarakat
dalam mengguriakan haknya
untuk berpendapat di dunia

maya sebagaimana dijamin
oleh UUD 1945;rencana penerbitan aturan itu pun tidak
memperhatikan
tata urutan
perundangan yang berlaku.
Menurut Ketua Mahkamah
Konstitusi Mohammad Mahfud MD, rencana Menkominfo
itu akan menyalahi hukum ketatanegaraan.
"Dalam UUD 1945, pada
prinsipnya kebebasan berbicara, mengeluarkan pendapat,
baik tertulis maupun lisan, termasuk kebebasan pers, hanya
boleh diatur oleh UU," ujar
Mahfud di sela rapat kerja
Ikatan Keluarga Alumni UII,
di Jakarta, kemarin.
Pada kesempatan itu, ia meminta seluruh jajaran Kemenkominfo untuk membaca kembali UUD 1945.Aturan tentang
pembatasan bagi setiap warga
negara dalam mengutarakan
pendapatnya hanya dapat diatur oleh UU. Pasal 28J ayat 2
UUD 1945menyebutkan setiap

orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan
~en&an ~~a~g-undang

de-

'

fud, Bun Yamin juga meminta
Kemenkominfo untuk membuka kembali stratifikasi kebijakan
nasional. Pasalnya, perilaku kementerian itu bukanlah untuk
pertama kalinya. Sebelumnya,
Kemenkominfo juga merencanakan penerbitan rancangan
Peraturan Pemerintah (RPP)
tentang Penyadapan yang juga '
dianggap tidak memiliki dasar
hukum.
"Mereka lebih baik baca lagi
deh urutan aturan perundangan. Atau kalau perlu, digelar
diklat supaya mereka lekas

paham. Ini harus ditekankan
kepada mereka supaya tidak
salah terus," ungkapnya.

Tanganipengaduan
Sa at dihubungi terpisah,
Kepala Pusat Informasi dan.
Humas Kemenkominfo Gatot
S Dewa Broto menjelaskan
rencana penerbitan peraturan
menteri itu adalah untuk mengatur penerimaan pengaduan
masyarakat
atas konten situs
Merekalebihbaik
yang dianggap melawan norbacalagidehurutan ma yang berlaku umum di
Hal itu berlaku
aturanperundangan. masyarakat.
untuk semua isi situs.
Dalam rencana aturan itu,
Kalauperlu,digelar

pemerintah akan membentuk
diklatsupayamereka tim monitoring yang akan melekaspaham."
nerima pengaduan dari masyarakat yang keberatan atas
Bun Yamin Ramto
isi sebuah situs. Jadi, tim itu
Pakar Hukum Tata Negara
tidak akan bergerak jika tidak
Universitas Padjadjaran
ada pengaduan yang masilk
dari masyarakat.
Pemerintah, sahut dia, nantikan pakar hukum tata negara
dari Universitas Padjadjaran
nya juga hanya bersifat mengBun Yamin Ramto. Menurutimbau ke penyelenggara, f?enya, peraturan menteri tersebut dangkan penghapusan konten
bisa dilakukan jika ada putusan
harus memiliki pijakanhukum.
Jika tidak ada UU yang meng- pengadilan. Ia juga menegasatur secara spesifik mengenai
kan pihaknya tidak akan mekonten multimedia, peraturan
nangani pengaduan yang tak
menteri tersebut tidak memiliki jelas asal-usulnya meski hal
dasar hukum.

itu mengatasnamakan masya"Karena di bawah UUD
rakat. (DM/P-3)
harusnya ada UU, bukan langbhawono
sung peraturan menteri."
@mediaindonesia.com
Senad