EFEKTIVITAS PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MAHASISWA (PPKM) TAHAP I TAHUN 2008

  

EFEKTIVITAS PELATIHAN PENGEMBANGAN

KEPRIBADIAN MAHASISWA (PPKM)

TAHAP I TAHUN 2008

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh: Pandji Putranto Hutomo

  029114023

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Pandji Putranto Hutomo Nomor Mahasiswa : 029114023

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

Efektivitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM)

Tahap I Tahun 2008.

  Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 Mei 2008 Yang menyatakan ( Pandji Putranto Hutomo )

  Setiap pencarian dimulai dengan keberuntungan bagi si pemula...

& setiap pencarian diakhiri dengan ujian berat bagi si pemenang...

  

Jika engkau meminta sesuatu pada alam,

maka seluruh alam akan bersatu untuk membantumu

  • - The Alchemist -

  Jika kamu dapat memikirkan apa yang kamu inginkan di dalam benak, dan menjadikannya pikiran yang dominan, kamu akan mendatangkan keinginan itu ke dalam hidupmu.

  • - The Secret -

  Orang sukses mempunyai kebiasaan mengerjakan hal-hal yang tidak suka dikerjakan oleh orang gagal...

  Mereka belum tentu suka mengerjakannya... Namun, ketidaksukaan mereka tunduk pada kekuatan tujuan mereka

  • - E. M. Gray -

  Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya (Matius 21:22) Karena itu Aku berkata kepadamu, apa saja yang kamu minta & doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu (Markus 11:24) dan ingatlah... Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir (Pengkhotbah 3:11) oleh karena itu...

  Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (Filipi 4:4)

  Bersyukur pada-Nya, Mengembangkan setiap talenta yang diberikan-Nya,

  Menjadi saluran berkat-Nya (Pandji, Juli 2008)

  

Your attitude is your success

  untuk bapak, ibu, adik-adikku, dan keluarga besarku, untuk Pandji, inilah hasil karyamu.

Selamat kamu sudah menyelesaikannya,

untuk semua orang yang selalu belajar,

yang percaya akan mimpi-mimpinya,

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 26 Mei 2008 Penulis,

  Pandji Putranto Hutomo

  

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PELATIHAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

MAHASISWA (PPKM) TAHAP I TAHUN 2008

  Evaluasi pelatihan merupakan suatu proses yang sangat penting dalam pelaksanaan pelatihan untuk mengetahui efektivitas pelatihan. Hasil yang didapat dari suatu evaluasi pelatihan dapat digunakan memberikan penilaian bagi trainer, memutuskan kelanjutan program pelatihan, dan mendapatkan informasi tentang perbaikan program pelatihan di masa mendatang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi PPKM secara lebih terstruktur dan mengkaji efektivitas program PPKM.

  Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pretest-posttest

  

design . Subjek penelitian berjumlah 799 mahasiswa Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta yang menjadi peserta PPKM tahap I tahun 2008. Pengukuran efektivitas PPKM dilakukan dengan menggunakan 3 model evaluasi pelatihan, yaitu evaluasi reaksi, evaluasi belajar, dan evaluasi perilaku.

  Pengolahan data dengan statistik deskriptif diketahui bahwa 51,6% subjek memiliki penilaian positif dan 47,7% subjek memiliki penilaian sangat positif terhadap pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008. Pengolahan data evaluasi belajar dengan menggunakan uji t sampel berpasangan menyimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I (t = - 16,449; p = 0,000). Pengolahan data evaluasi perilaku dengan menggunakan uji t sampel berpasangan terungkap bahwa ada perubahan perilaku yang ditunjukkan peserta antara sebelum dan sesudah mengikuti PPKM tahap I (t = -5,973; p = 0,000). Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa peserta merasa puas dengan pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008 serta mengalami perubahan pengetahuan dan perilaku yang mengindikasikan efektivitas program PPKM tahap I tahun 2008.

  Kata kunci: PPKM, evaluasi pelatihan, mahasiswa.

  

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF STUDENT’S PERSONALITY

DEVELOPMENT TRAINING (PPKM) PHASE I YEAR 2008

  Training evaluation is a very important process in a training program to know the training effectiveness. The result of training evaluation can be used to evaluate the trainer, decide the continuity of a training program, and get information to improve the training program in the future. Therefore, this research was aimed to evaluate the PPKM program in a more structured way and analyze the effectiveness of PPKM program.

  This research used one-group pretest-posttest design. Research participants were 799 students of Sanata Dharma University Yogyakarta who were registered as PPKM phase I year 2008’s participants. The PPKM’s effectiveness were measured using 3 models of training evaluation. Those models were reaction evaluation, learning evaluation, and behavior evaluation.

  Based on the analysis using descriptive statistic showed that 51.6% research participants had a positive evaluation and 47.7% research participants had a very positive evaluation to the PPKM phase I year 2008 program. Learning evaluation analysis using paired sample t-test concluded that there was significant difference of participants’s knowledge about PPKM’s subject before attending and after attending PPKM (t = -16.449; p = 0.000). Behavior evaluation analysis using paired sample t-test showed that there was participants’s behavioral change between before attending and after attending the program (t = -5.973; p = 0.000). Thus, it can be concluded that PPKM’s participants satisfied with the PPKM phase I year 2008 program and had a knowledge and behavior change after attending PPKM program. It also indicated that PPKM phase I year 2008 was effective.

  Keywords: PPKM, training evaluation, college student.

  

KATA PENGANTAR

Satu langkah dalam kehidupan pribadi kembali dijalani oleh penulis.

  Berakhirnya proses penulisan skripsi menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi dari Program Studi Psikologi Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. Skripsi dengan judul “Efektivitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) Tahap I Tahun 2008” ini akan mengakhiri proses pendidikan tinggi yang telah dilalui dan juga akan menjadi awal dalam perjalanan hidup berikutnya. Oleh karena itu, penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala penyertaan dan limpahan kasih karunia-Nya.

  Selain itu, penulis sangat ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dan mendukung proses hingga saat ini, yaitu:

  1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,

  2. Bapak Minta Istono, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu memotivasi penulis dan dengan penuh kesabaran mendampingi dan melayani tuntutan penulis. Terima kasih Pak untuk semuanya, 3. Ibu Titik Kristiyani, S.Psi., Bpk. C. Wijoyo Adinugroho, S.Psi., dan Ibu A.

  Tanti Arini, S.Psi., M.Si. yang telah mendampingi dan membimbing penulis selama menjalani proses pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata

  4. Bpk. Y. Heri Widodo, S.Psi., M.Psi. dan Bpk Y. B. Cahya Widiyanto, S.Psi., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan bagi penelitian ini,

  5. Segenap dosen di lingkungan Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta.

  Terima kasih atas segala pengetahuan dan nilai-nilai (value)-nya,

  6. Mas Gandung & Mba’ Nanik (sekretariat), Mas Doni (R. Baca), Mas Muji (laboratorium), & Pak Gi’ (yang selalu mengaku sebagai “PR I” Pembersih Ruangan lantai I hehe). Kalian memang karyawan yang sangat menyenangkan dan (menurutku) yang paling humanis se-Sanata Dharma. Terima kasih setulus-tulusnya dariku,

  7. Orangtuaku, Bpk. Roekmyarko & Ibu Agustin. Sekedar terima kasih tidak akan mencukupi untuk menggambarkan betapa penulis sangat bersyukur dan merasa diberkati bisa ada di dunia ini. Kasih, semangat, pengorbanan, dan perjuangan yang telah kalian tunjukkan dan ajarkan menjadi inspirasi yang luar biasa. Terima kasih dan SALUT yang sangat besar dengan penuh ketulusan dan kebanggaan untuk kalian,

  8. Adik-adikku: Sakti Hario Tamtomo, Hanum Putri Handayani, & Kenyo Sekar Kinanti. Tawa, canda, tangis, cerah, hujan, gempa, terang, dan gelap yang pernah kita alami sangat berkesan. Ayo kita pertahankan ritual itu.,

  9. Keluarga besar Yohanes Adiyuwono Menase,

  10. Keluarga besar Sugihardjo,

  11. Christine & Memey, trims untuk pembelajarannya ☺ ,

  12. Rekan-rekan panitia PPKM tahap I Tahun 2008. Pak Heri, Rm. In, Pak Budi, Pak Har, Bu Rishe, Bu Pipie, Ima, Henny, Boloth, Agnes, Tian, & Rani.

  Terima kasih sudah mau menerima penyelundup ini hehehe,

  13. Rekan-rekan penelitianku: Tina “tinul” ’04, “mbak” Vani’04, Ditha’04, “mas” Sronggot’04, Roswita Indra’04, Esti”ndoel” ’04, Nurma’05, Wira’05, Joana’05, Matilda’05, Uci Island’05, Ita’05, Sari’05, Irai’05, Jessica’05, Yustiananta “Komenk” ’06, & Aji’06. Tanpa kalian, aku nggak tau kapan aku selesai memproses 799 subjek. Senang bisa kenal & kerja bareng kalian,

  14. Teman-teman seangkatan 2002. Secara khusus Suko, Wawan, Unax, Ajeng, Donat, Dewi, Sari, Joe, Ohaq, Adi, Tanti, Rio, dan yang telah mendahului jadi S.Psi. Aku menyusul kalian nih! Untuk Danang, Niko, Tisa, Neri, Windra, SiYe, Ian “Pongky”, dan teman-teman lainnya... ayo cepetan keluar dari Psikologi, segera tambahkan S.Psi. di belakang namamu,

  15. Teman-teman perkuliahan di kampus Psikologi, dari angkatan ’98 sampai ’07 yang mengenalku. Secara khusus, Hendra’00, Bagus’00, Lala’01, Berta’01, Eko’01, Tyas’02 (kalian rekan pertamaku dalam kepanitiaan... nice can work

  with all of you , trims untuk kebersamaannya juga), Felly’01 (salam ya untuk

  adikmu hehe), Oho’01, Bayu’03, Sutaman’03, Abu’03, Topix’03 (aku belum berhasil rappeling nih), Vonny’04 (sesuai permintaanmu, namamu kusebut nih... trims dah jadi jam weker ☺), & semua teman yang pernah bersamaku dalam perkuliahan maupun kepanitiaan,

  16. Rekan-rekan, sahabat-sahabat, & keluargaku di Friends Community. Kalian mb. Tetra, mb. Nia, Ernest, mb. Sari, Yayie, Asti, Toni, Kris, Dian PA, Hendy, Widya, ‘tante’ Ella, Ari Yogi, Abe, Sita ‘Congki’, Runnee, Yudhy, Haqsi, Ci’ Pulke Ratih, Hayu, Amel, Ayu, Maya, & Wiwied. Para generasi penerus Friends: Krisna, Agung, Kanes, Wulan, Komenk, Sanja, Aji, Ari. Aku percaya kalian bisa meneruskan kejayaan Friends ☺,

  17. Pak Eko Tjia, Papang, Tata, Sisi, kak Dian, kak Rosy, Daniel Gudmen, Mika, mb. Datik, Esti, mb. Apri, & semua rekan-rekanku di Gloria Edukasindo. Aku jadi semakin mantap nih di bidang SDM & pelatihan. Doakan ya! Luar Biasa! Fantastis! Yes... Yes... Yes...!!!

  18. Sahabat-sahabatku Doddy, Wawan “MMX”. Sukses bareng yo dab...! 19. dan semua pihak yang belum penulis sebutkan satu persatu. Kalian tidak terlupakan, kalian tetap berkontribusi.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini yang bisa disampaikan secara langsung maupun melalui e-mail penulis yang tercantum di biografi penulis di bagian akhir skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

  Yogyakarta, Agustus 2008 Penulis

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ iv HALAMAN MOTTO.................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................ vii ABSTRAK..................................................................................................... viii ABSTRACT................................................................................................... ix KATA PENGANTAR................................................................................... x DAFTAR ISI.................................................................................................. xiv DAFTAR TABEL.......................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xx

  BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian............................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian............................................................................. 6

  BAB II. LANDASAN TEORI....................................................................... 8 A. Pelatihan............................................................................................. 8

  1. Pengertian Pelatihan..................................................................... 8

  a. Proses Mempersiapkan Pelatihan.......................................... 8

  b. Metode Dalam Pelatihan........................................................ 11

  2. Efektivitas Pelatihan.................................................................... 13

  a. Pengertian Efektivitas Pelatihan............................................ 13

  b. Faktor-Faktor Penentu Efektivitas Pelatihan......................... 14

  c. Manfaat Pelaksanaan Evaluasi Pelatihan............................... 17

  d. Model Dalam Mengevaluasi Pelatihan.................................. 18

  B. Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM)............. 25

  1. Tujuan Penyelenggaraan PPKM.................................................. 25

  2. Peserta PPKM.............................................................................. 26

  3. Metode Dalam PPKM.................................................................. 26

  C. 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif....................................... 31

  1. Konsep Dasar 7 Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif.......... 31

  2. Kontinum Kematangan................................................................ 38

  3. Konsep Dasar Kebiasaan 1.......................................................... 41

  4. Konsep Dasar Kebiasaan 2.......................................................... 46

  5. Konsep Dasar Kebiasaan 3.......................................................... 47

  D. Efektivitas PPKM Tahap I Tahun 2008............................................. 52

  E. Hipotesis............................................................................................ 54

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 55 A. Desain Penelitian............................................................................... 55 B. Variabel Penelitian............................................................................. 55 C. Definisi Operasional.......................................................................... 56

  1. PPKM tahap I tahun 2008............................................................ 56

  2. Reaksi peserta terhadap PPKM tahap I........................................ 58

  3. Pengetahuan peserta terhadap materi PPKM tahap I................... 60

  4. Perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3..................................................... 60

  D. Subjek Penelitian............................................................................... 61

  E. Prosedur Penelitian............................................................................ 62

  1. Tahap Persiapan Penelitian.......................................................... 62

  2. Tahap Penelitian........................................................................... 62

  F. Alat Ukur........................................................................................... 63

  1. Form evaluasi reaksi.................................................................... 63

  2. Tes pengetahuan materi PPKM................................................... 65

  3. Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3......................................................... 67

  G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 69

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 72 A. Orientasi Kancah Penelitian............................................................... 72 B. Pelaksanaan Penelitian....................................................................... 73 C. Hasil Observasi Pelaksanaan PPKM tahap I..................................... 75 D. Hasil Penelitian.................................................................................. 77

  2. Deskripsi Data Penelitian............................................................. 81

  3. Hasil Uji Hipotesis....................................................................... 85

  E. Pembahasan........................................................................................86

  BAB V. PENUTUP....................................................................................... 92 A. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 92 B. Kesimpulan........................................................................................ 94 C. Saran.................................................................................................. 94 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 96 LAMPIRAN................................................................................................... 102 BIOGRAFI PENULIS................................................................................... 133

  

DAFTAR TABEL

  halaman

  1. Tabel 3.1. Komposisi form evaluasi reaksi.............................................. 64

  2. Tabel 3.2. Komposisi tes pengetahuan materi PPKM............................. 66

  3. Tabel 3.3. Komposisi skala pribadi efektif.............................................. 68

  4. Tabel 3.4. Norma kategotisasi evaluasi reaksi PPKM ............................69

  5. Tabel 3.5. Kategotisasi evaluasi reaksi PPKM .......................................69

  6. Tabel 3.6. Kategotisasi reaksi terhadap isi pelatihan...............................70

  7. Tabel 3.7. Kategotisasi reaksi terhadap metodologi................................70

  8. Tabel 3.8. Kategotisasi reaksi terhadap lingkungan pelatihan.................70

  9. Tabel 3.9. Kategotisasi reaksi terhadap fasilitator...................................71

  10. Tabel 3.10. Kategotisasi reaksi terhadap asisten fasilitator.....................71

  11. Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan PPKM tahap I tahun 2008...................... 73

  12. Tabel 4.2. Reaksi Peserta terhadap PPKM tahap I tahun 2008............... 81

  13. Tabel 4.3. Pre-test & post-test pengetahuan materi PPKM..................... 84

  14. Tabel 4.4. Pre-test & post-test perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3................ 85

  

DAFTAR GAMBAR

  halaman

  1. Gambar 2.1. Siklus experiential learning................................................ 28

  2. Gambar 2.2. Pertemuan Pengetahuan-Keterampilan-Keinginan............. 34

  3. Gambar 2.3. Kontinum Kematangan....................................................... 39

  4. Gambar 2.4. Pohon Kematangan............................................................. 40

  5. Gambar 2.5. Model perilaku reaktif......................................................... 42

  6. Gambar 2.6. Model perilaku proaktif...................................................... 45

  7. Gambar 2.7. Circle of Concern & Circle of Influence............................. 45

  8. Gambar 2.8. Kuadran Waktu................................................................... 48

  DAFTAR LAMPIRAN

  1. Form Evaluasi Reaksi.............................................................................. 102

  2. Tes Pengetahuan Materi PPKM............................................................... 103

  3. Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3..................................................................... 104

  4. Uji Reliabilitas Evaluasi Reaksi............................................................... 105

  5. Uji Reliabilitas Tes Pengetahuan Materi PPKM..................................... 107

  6. Uji Reliabilitas Skala Kebiasaan 1, 2, dan 3............................................ 110

  7. Uji Normalitas Data................................................................................. 114

  a. Uji Normalitas Pengetahuan Materi PPKM....................................... 114

  b. Uji Normalitas Perilaku Kebiasaan 1, 2, 3......................................... 119

  8. Uji T Sampel Berpasangan Pengetahuan Terhadap Materi PPKM......... 124

  9. Uji T Sampel Berpasangan Perilaku Kebiasaan 1, 2, dan 3..................... 125

  10. Komentar peserta terhadap PPKM Tahap I Tahun 2008......................... 126

  11. Dokumentasi Kegiatan PPKM Tahap I....................................................131

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman belakangan ini menuntut individu untuk tidak hanya

  memiliki keunggulan akademik, tetapi juga keterampilan-keterampilan lain yang digolongkan ke dalam keunggulan non-akademik (soft skill). Irma (2007) mengungkapkan hasil survei yang dilakukan oleh National Association of College and Employee (NACE), USA pada tahun 2002 kepada 457 pemimpin tentang 20 kualitas penting seorang juara. Nilai akademik (IPK) hanya menempati urutan ke-17 dalam indikator seseorang dapat berhasil dalam dunia kerja. Menurut hasil survei tersebut, kualitas yang dibutuhkan individu untuk menjadi sukses di dunia kerja secara berturut-turut di antaranya adalah kemampuan komunikasi, kejujuran / integritas, kemampuan bekerja sama, kemampuan interpersonal, beretika, motivasi / inisiatif, kemampuan beradaptasi, daya analitik, kemampuan komputer, kemampuan berorganisasi, berorientasi pada detail, kepemimpinan, kepercayaan diri, ramah, sopan, bijaksana, kreatif, humoris, dan kemampuan berwirausaha. Sumaryana (2007) juga mengungkapkan bahwa untuk saat ini, prestasi akademik yang bagus (yang ditandai dengan perolehan Indeks Prestasi Kumulatif yang tinggi) tidak dijadikan patokan utama dalam perekrutan tenaga kerja / pegawai. Lebih lanjut, Sumaryana (2007) menambahkan bahwa prestasi akademik yang tinggi egoisme yang terlalu tinggi sehingga mengabaikan aspek kerjasama yang justru penting dalam sebuah tim kerja.

  Hal ini yang kemudian mulai disadari oleh penyelenggara pendidikan di Indonesia. Penyelenggara pendidikan mulai menaruh perhatian tidak hanya pada sisi akademiknya, tetapi juga pada sisi non-akademik peserta akademiknya. Irma (2007) mencatat setidaknya kampus-kampus besar seperti Universitas Bina Nusantara, STT Telkom, dan ITB mulai merancang kegiatan pengembangan segi non-akademik, seperti kepemimpinan, interaksi sosial, kerjasama (teamwork), dll. Bahkan institusi pendidikan dengan tingkat di bawah perguruan tinggi juga melakukan hal yang serupa. Menurut pengalaman penulis, sekolah-sekolah di Yogyakarta seperti SMA Bopkri I dan

  II, SMA Kolese De Britto, SMA Stella Duce I dan II secara rutin mengadakan kegiatan pengembangan segi non-akademik peserta didik, seperti kepemimpinan, kerjasama, motivasi, dll dengan melakukan pelatihan bagi para peserta didiknya.

  Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan menjadi salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada.

  Menurut Departemen Tenaga Kerja Inggris (Bramley, 1991), pelatihan merupakan sebuah usaha pengembangan yang sistematis terhadap pola tingkah laku / pengetahuan / ketrampilan / perilaku yang diperlukan oleh seorang individu untuk mengemban / melaksanakan tugas secara semestinya.

  Pengertian yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Noe (2002) yang dilakukan oleh perusahaan (organisasi) untuk memfasilitasi proses pembelajaran pegawainya (sumber daya manusia) terhadap kompetensi- kompetensi yang dibutuhkan berkaitan dengan pekerjaannya. Kompetensi- kompetensi yang dimaksud adalah pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau perilaku-perilaku yang menunjang performansi kerja. Definisi pelatihan yang disebutkan di atas tampak jelas bahwa tujuan diadakannya pelatihan adalah untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan performansi individu. Hal ini didukung oleh pendapat Covey (1997) yang mengungkapkan bahwa perilaku / kebiasaan seseorang terbentuk karena dipengaruhi oleh pengetahuan, ketrampilan, dan keinginan / hasrat. Pengetahuan merupakan paradigma teoritis yang dimiliki seseorang, apa yang harus dilakukannya, mengapa harus dilakukan. Ketrampilan berkaitan dengan bagaimana kita melakukannya. Keinginan merupakan motivasi, keinginan untuk melakukan.

  Salah satu usaha Universitas Sanata Dharma untuk meningkatkan keunggulan non-akademik mahasiswanya adalah dengan mengadakan Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM). Hal ini juga untuk mendukung visi Sanata Dharma, yaitu sebagai pengembang kaum muda dan misi Sanata Dharma untuk menyelenggarakan pendidikan humanis, dialogis, dan utuh (Inisiasi Sanata Dharma 2002).

  Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) menjadi kegiatan rutin tahunan Universitas Sanata Dharma. Susana (2007) mengungkapkan bahwa PPKM terinspirasi oleh buku “7 Habits of Highly mahasiswa baru memasuki dunia perguruan tinggi dan kehidupan. Konsep 7 Kebiasaan tersebut diharapkan akan membentuk karakter mahasiswa USD dan dinilai sangat bermanfaat bagi pengelolaan hidup pribadi dan interaksinya dengan orang lain.

  Berdasarkan penjabaran di atas tampak bahwa PPKM dibuat untuk pengembangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma sebagai peserta pelatihan. Akan tetapi, sayangnya, hingga saat ini, belum ada kajian khusus yang lebih terstruktur dan terdokumentasi dengan baik dalam membahas efektivitas PPKM. Penulis hanya mendapatkan data tentang penilaian peserta dan panitia terhadap pelaksanaan PPKM tahun 1997 (pada saat itu masih bernama Pelatihan Menjadi Mahasiswa Efektif / PMME). Hal ini tidak sejalan dengan pendapat Tjia (2006) yang menyatakan bahwa penting untuk mengetahui efektivitas dari sebuah pelatihan terhadap peserta agar bisa menemukan formulasi yang tepat bagi program selanjutnya, mengingat program PPKM merupakan program rutin tiap tahun. Pendapat tersebut diperkuat oleh Cascio (1998) yang mengungkapkan bahwa langkah-langkah dalam proses pelatihan dari menganalisis kebutuhan hingga evaluasi pelatihan merupakan sebuah siklus yang berperan dalam menghasilkan pelatihan yang efektif. Oleh karena itu, menurut Kristanto (2004), proses evaluasi dalam pelatihan menjadi salah satu langkah penting.

  Alvarez, Salas, & Garofano (2004) mengemukakan bahwa evaluasi pelatihan adalah pendekatan metodologis untuk mengukur hasil pembelajaran. Sedangkan efektivitas pelatihan merupakan pendekatan teoritis untuk memahami / menganalisa hasil-hasil pembelajaran yang ada.

  Kristanto (2004) menjelaskan alasan yang melandasi perlunya evaluasi pelatihan, yaitu untuk memberikan validasi bagi trainer; memutuskan apakah program pelatihan perlu dilanjutkan; dan mendapatkan informasi bagaimana memperbaiki program pelatihan di masa mendatang.

  Model yang sering digunakan untuk mengevaluasi sebuah program pelatihan adalah model yang diungkapkan oleh Kirkpatrick (Bramley, 1991; Kristanto, 2004; Liberman, 2006), yaitu model evaluasi pelatihan yang terdiri dari 4 level, yaitu evaluasi reaksi (level 1); belajar (level 2); perilaku (level 3); dan evaluasi hasil (level 4).

  Ketiadaan evaluasi yang terstruktur dan yang terdokumentasi dengan baik itulah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian ini. Penelitian ini akan mengevaluasi program PPKM secara lebih terstruktur dan melihat efektivitasnya pada level reaksi, perubahan pengetahuan, dan perilaku yang dimiliki peserta sebelum dan sesudah mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM). Dengan memiliki reaksi yang positif terhadap program pelatihan dan memiliki pengetahuan baru, maka diharapkan peserta dapat berperilaku seperti yang diberikan dalam pelatihan.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan, rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana efektivitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM)? Penulis ingin mengukur bagaimana reaksi peserta terhadap PPKM, perubahan pengetahuan, dan perubahan perilaku yang terjadi sebelum dan sesudah pelatihan.

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi PPKM secara lebih terstruktur dan mengkaji efektivitasnya dengan melihat bagaimana reaksi / perasaan peserta setelah mengikuti PPKM serta mengukur perubahan pengetahuan dan perilaku yang terjadi pada peserta PPKM.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan dasar untuk melakukan penelitian lain dalam pengukuran efektivitas program pelatihan.

  2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pihak Universitas Sanata Dharma

  1) Penelitian ini bisa bisa dijadikan masukan / saran bagi Universitas Sanata Dharma dalam mengambil kebijakan maupun keputusan untuk menindaklanjuti dan mengembangkan program pengembangan mahasiswa, khususnya PPKM, 2) Metode dan alat ukur dalam penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk mengevaluasi dan mengukur efektivitas PPKM dari pihak peserta.

b. Bagi Praktisi

  1) Menjadi tambahan wacana bagi para praktisi pengembangan sumber daya manusia maupun praktisi pendidikan untuk tidak melupakan proses evaluasi program pelatihan,

  2) Menjadi tambahan pengetahuan untuk mengukur efektivitas program pelatihan.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pelatihan

1. Pengertian Pelatihan

  Ada beberapa definisi mengenai pelatihan. Secara sederhana, Muchinsky (2003) mengungkapkan bahwa pelatihan merupakan proses dimana pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan kemampuan

  (abilities) seseorang bertambah / meningkat.

  Departemen Tenaga Kerja Inggris (Bramley, 1991), Cascio (1998), dan Noe (2002) menjelaskan bahwa pelatihan merupakan sebuah usaha pengembangan yang sistematis untuk memfasilitasi pengembangan pola tingkah laku / pengetahuan / ketrampilan / perilaku yang diperlukan oleh seorang individu untuk mengemban / melaksanakan tugas secara semestinya. Hardjana (2001) menambahkan bahwa pelatihan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu pendek.

  Berdasarkan beberapa definisi di atas bisa disimpulkan bahwa pelatihan merupakan kegiatan yang direncanakan dan dilakukan secara sistematis dalam jangka waktu pendek untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, kemampuan, dan ketrampilan individu.

a. Proses Mempersiapkan Pelatihan

  Seperti sudah dijelaskan bahwa pelatihan merupakan kegiatan yang pelatihan. Hardjana (2001) menjabarkan proses – proses yang perlu dilalui dalam mempersiapkan sebuah pelatihan: 1) Menganalisa kebutuhan pelatihan

  Pelatihan diadakan untuk mengadakan perubahan / peningkatan. Oleh karena itu, yang dimaksud kebutuhan pelatihan merupakan kekurangan dalam bidang pengetahuan, kecakapan, ketrampilan, sikap, maupun perilaku.

  Untuk menganalisis kebutuhan pelatihan, cara-cara yang bisa dilakukan adalah wawancara, survei lewat kuesioner maupun angket, mengadakan tes, maupun observasi untuk mendapat masukan dari calon peserta.

  2) Menetapkan tujuan pelatihan Ketika kebutuhan pelatihan sudah diketahui, tahap selanjutnya adalah dengan menetapkan tujuan pelatihan.

  Pelatihan terdiri dari berbagai sesi. Tiap sesi memiliki tujuan tersendiri yang pada akhirnya akan menuju pencapaian keseluruhan dari sebuah pelatihan. 3) Menyusun materi pelatihan

  Materi pelatihan merupakan bahan, topik, atau hal yang dibicarakan / diolah dalam pelatihan.

  4) Pemilihan metode, strategi, dan teknik pelatihan Metode merupakan cara yang sudah dipikirkan secara masak- masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.

  Strategi merupakan cara penggunaan metode yang sudah dipilih dan dirancang untuk menjalankan sebuah pelatihan.

  Teknik pelatihan merupakan cara pelaksanaan suatu metode. 5) Menyusun jadwal sesi dalam pelatihan

  Ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan jadwal sesi, yaitu: a) Alur antar sesi jelas, tidak terpisah

  b) Jarak antar sesi, perlu diperhatikan waktu-waktu istirahat

  c) Nada / tekanan pada tiap sesi

  d) Warna / suasana pelatihan

  e) Jalinan / jalannya seluruh pelatihan dan hubungan antar sesi 6) Menentukan kelengkapan-kelengkapan pendukung lainnya

  Menentukan penanggung jawab, termasuk instruktur / fasilitator. Selain itu juga mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan. 7) Evaluasi pelatihan

  Proses evaluasi ini yang sering dilewatkan dalam sebuah pelatihan (Kristanto, 2004). Evaluasi bisa diadakan untuk seluruh

b. Metode Dalam Pelatihan

  Hardjana (2001) menjelaskan mengenai metode yang dipakai dalam sebuah pelatihan, yaitu: 1) Metode informatif

  Tujuannya adalah untuk menyampaikan data, informasi, penjelasan, data, fakta, dan pemikiran.

  2) Metode partisipatif Metode ini digunakan untuk melibatkan peserta dalam pengolahan materi pelatihan.

  3) Metode partisipatif – eksperiensial Metode ini bersifat partisipatif sekaligus eksperiensial, yaitu mengajak peserta untuk ikut serta dan memberi kemungkinan kepada peserta untuk ikut mengalami apa yang diolah dalam pelatihan.

  4) Metode eksperiensial Merupakan metode yang memungkinkan peserta untuk ikut terlibat dalam penuh pengalaman untuk belajar sesuatu dari pengalaman tersebut. Sedangkan teknik-teknik / bentuk pelatihan yang digunakan antara lain (As’ad, 2004):

  1) Ceramah / kuliah Ceramah disampaikan secara lisan. Metode ini bisa dipakai waktu singkat. Kelamahan dari metode ini adalah komunikasi yang terjadi hanya searah sehingga tidak ada umpan balik dari peserta.

  2) Audiovisual Penggunaan audiovisual di sini bisa berwujud, film, video klip, maupun musik. Penggunaan media tersebut mampu membantu memengaruhi emosi peserta (Tjia, 2006) yang membuat peserta menggunakan lebih dari satu inderanya.

  3) Diskusi Diskusi memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan personil dalam pembuatan keputusan dan pemecahan masalah, menyampaikan informasi baru, dan secara langsung mampu mengubah sikap-sikap dari peserta. Kelemahannya adalah, metode diskusi kemampuan pengajarannya lebih lambat. 4) Studi kasus

  Studi kasus merupakan uraian tertulis maupun lisan tentang masalah tertentu yang nyata maupun hipotesis yang didasarkan pada kenyataan. 5) Role play

  Peran merupakan suatu pola perilaku yang diharapkan. Metode ini terutama digunakan untuk memberi kesempatan kepada para peserta mempelajari keterampilan hubungan antar manusia melalui praktek dan untuk mengembangkan pemahaman akan pengaruh

2. Efektivitas Pelatihan

a. Pengertian Efektivitas Pelatihan

  Istilah evaluasi pelatihan dan efektivitas pelatihan seringkali digunakan sebagai kata yang saling menggantikan, padahal kedua istilah tersebut memiliki konteks yang berbeda (Alvarez, Salas, & Garofano, 2004). Evaluasi pelatihan merupakan teknik pengukuran untuk menguji sampai sejauh mana sebuah pelatihan memiliki tingkat kesesuaian dengan tujuan. Pengukuran evaluasi pelatihan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai dari sebuah pelatihan dan termasuk evaluasi isi dan desain pelatihan, serta perubahan–perubahan apa saja yang dicapai oleh peserta. Evaluasi pelatihan hanya berfokus pada hasil pembelajaran, hanya membahas bagian kecil dari hasil pelatihan. Evaluasi pelatihan hanya membahas apakah seseorang perlu atau tidak mengikuti sebuah pelatihan. Evaluasi penelitian hanya mendeskripsikan hasil pembelajaran. Atau dengan kata lain, evaluasi pelatihan adalah pendekatan metodologis dalam pengukuran hasil belajar dalam pelatihan.

  Alvarez et all. (2004) lebih lanjut menjelaskan bahwa efektivitas pelatihan merupakan pendekatan secara teoritis untuk menganalisis dan mencapai pemahaman tentang hasil pembelajaran dalam pelatihan. Efektivitas pelatihan berfokus pada sistem pembelajaran secara keseluruhan, sehingga menyajikan ulasan yang lebih luas tentang hasil pelatihan belajar atau tidak belajar apapun dalam sebuah pelatihan. Hasil dari analisa efektivitas pelatihan akan bisa mendekripsikan dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan sebuah program pelatihan sehingga bisa dijadikan acuan untuk penyelenggaraan pelatihan yang lebih baik di masa mendatang.

b. Faktor-Faktor Penentu Efektivitas Pelatihan

  Tjia (2006) menjelaskan ada 5 hal yang menentukan agar program pelatihan bisa efektif, yaitu: 1) Fasilitator / trainer Peran fasilitator (trainer) sangat vital dalam sebuah pelatihan.

  Trainer memfasilitasi proses belajar yang dilakukan peserta dalam

  pelatihan. Persepsi peserta terhadap kredibilitas fasilitator bisa memengaruhi tingkat partisipasi dalam proses pelatihan. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Steiner, Dobbins, & Trahan (1991) yang menyatakan bahwa karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh fasilitator (training staff) dapat mempengaruhi sikap peserta dalam sebuah pelatihan.

  Karakteristik-karakteristik tersebut diantaranya adalah pengalaman, penguasaan materi, tingkat kepercayaan, dan kemampuan komunikasi fasilitator bisa memengaruhi efektivitas pelatihan. Lebih lanjut, Steiner, Dobbins, & Trahan (1991) mengungkapkan bahwa penerimaan peserta pelatihan terhadap pelatihan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh fasilitator pelatihan, yaitu: a) Menghindari sikap arogan dan superior dalam presentasi,

  b) Bersikap terbuka terhadap segala pertanyaan dan komentar dari peserta, c) Memotivasi peserta untuk mengetahui lebih banyak dengan bertanya, d) Terlibat dengan peserta, memanggil dengan nama, menjaga kontak mata dan senyum, e) Memiliki rasa humor dan cerita-cerita. 2) Peserta

  Beberapa hal yang bisa memengaruhi efektivitas pelatihan antara lain sifat dan tipe kepribadian, motivasi, kebutuhan- kebutuhan, usia, dan tingkat pendidikan. Bahkan efikasi diri peserta juga memengaruhi efektivitas pelatihan (Wei, 2006).

  3) Topik pelatihan Materi pelatihan harus mampu menjawab kebutuhan dari peserta berdasarkan hasil training need analysis. Jika materi pelatihan tidak mampu menjawab itu semua, pelatihan tidak akan efektif karena peserta tidak termotivasi untuk belajar.

  4) Metode pelatihan Tjia (2006) merekomendasikan metode experiential learning dewasa untuk diaplikasikan agar efektivitas pelatihan menjadi maksimal.

  Selain itu, topik pelatihan hendaknya dibawakan dengan cara yang mudah dipahami dan jelas, juga bersifat fun dan membuat peserta merasa terfasilitasi untuk berbuat yang terbaik. 5) Lingkungan

  Faktor lingkungan sekitar yang bisa mempengaruhi, antara lain tata ruang, jumlah peserta, maupun sarana pendukung seperti musik.

  Tata ruang memengaruhi interaksi dan respon peserta selama pelatihan. Termasuk di dalam tata ruang antara lain, sistem ventilasi, penerangan, akses keluar-masuk, tempat duduk, dll.

  Jumlah peserta hendaknya berkisar antara 16 – 24 orang. Lebih dari itu, peserta akan cenderung tidak nyaman mengikuti pelatihan.

  Sedangkan jika kurang dari 16 juga akan membuat peserta tidak nyaman, kecuali jika sesama peserta sudah terjalin keakraban sebelum pelatihan.

c. Manfaat Pelaksanaan Evaluasi Pelatihan

  Berikut ini merupakan alasan–alasan perlunya melaksanakan evaluasi pelatihan (Kirkpatrick, 2007; Kristanto, 2004; Liberman 2006; Noe, 2002): 1) Memberikan validasi bagi trainer

  Trainer / fasilitator pelatihan merupakan ujung tombak dari

  sebuah pelatihan sehingga memegang peranan penting dalam sebuah pelatihan. Pelaksanaan evaluasi pelatihan akan dapat memberikan penilaian apakah yang dilakukan fasilitator dalam pelatihan memberikan hasil yang nyata / mampu mentransfer materi / topik pelatihan kepada peserta. 2) Memutuskan kontinuitas program pelatihan

  Menentukan kontinuitas program pelatihan berarti memutuskan apakah program pelatihan bisa tetap diadakan untuk kemudian hari atau tidak. Keputusan tersebut didasari dari kekuatan dan kelemahan program pelatihan dan disesuaikan dengan kesesuaian pelatihan terhadap program pengembangan secara keseluruhan, keberhasilan mentransfer topik kepada peserta, manfaat bagi peserta maupun organisasi, dan biaya yang harus dikeluarkan. 3) Meningkatkan kualitas program pelatihan

  Setelah ada keputusan tentang kontinuitas tentunya perlu ada perbaikan-perbaikan dari pelaksanaan pelatihan yang sudah peserta dengan meminta umpan balik / tanggapan peserta, evaluasi fasilitator, maupun pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap program pelatihan.

d. Model Dalam Mengevaluasi Pelatihan

  Salah satu model evaluasi pelatihan yang ada adalah model yang dikembangkan oleh Donald Kirkpatrick (Bramley, 1991; Kristanto, 2004; Liberman, 2006). Wei (2006) mengungkapkan bahwa meskipun ada beberapa pihak yang mengkritisi model evaluasi ini, tapi model ini masih merupakan model evaluasi yang beguna untuk mengevaluasi hasil pelatihan. Pendapat tersebut juga didukung oleh Liberman (2006) yang mengatakan bahwa model tersebut merupakan model yang paling populer dan digunakan secara luas dalam melakukan evaluasi pelatihan.

  Model yang dikembangkan oleh Kirkpatrick tersebut terdiri dari empat model evaluasi, yaitu: 1) Evaluasi reaksi

  Model evaluasi reaksi mengukur reaksi / perasaan peserta terhadap pelatihan, apakah peserta menyukai program pelatihan yang ada atau tidak, apakah peserta merasa pelatihan yang ada relevan dengan kehidupan maupun pekerjaannya sehari-hari atau tidak.

  Kristanto (2004) dan Phillips & Stone (2002) mengungkapkan hanya menyediakan informasi substantif yang terbatas tentang nilai sebuah pelatihan sehingga tidaklah bijak dan sangat kontraproduktif apabila digunakan sebagai satu-satunya metode evaluasi.

  Akan tetapi, Kirkpatrick (1998) dan Phillips & Stone (2002) menambahkan bahwa model evaluasi reaksi tetap perlu dilaksanakan karena:

  a) Lebih baik daripada tidak ada sama sekali,