TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN ME
TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MENULIS UNTUK
MENGHASILKAN HASIL TULISAN YANG MAKSIMAL
Sumarni
Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas muhammadiyah Makassar
[email protected]
Abstract
Keterampilan menulis merupakan urutan yang paling terakhir dalam proses belajar
bahasa setelah keterampilan menyimak, berbicar dan membaca. Di antara ke empat
keterampilan tersebut, yang paling sulit untuk dikuasai adalah keterampilan menulis.
Hal itu disebabkan karena keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai
unsur kebahasaan dan di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan.
Latihan mengarang dan menulis dalam pengajaran Bahasa Indonesia dapat
membiasakan siswa untuk menerapkan pengetahuan kebahasaan, seperti: tata bahasa,
gaya bahasa, ejaan yang benar dan tepat, dan lain sebagainya.
Keyword: menulis, jeni-jenis tulisan, tahap-tahap menulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemampuan mendengarkan dan membaca disebut kemamampuan reseptif
sedangkan kemampuan berbicara dan menulis dinamakan kemampuan produktif.
Kemampuan reseptif dan kemampuan produktif dalam berbahasa merupakan dua
sisi yang saling mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Seseorang
yang ingin mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis, mestilah banyak
mendengar dan membaca.
Menulis
seperti
halnya
kegiatan
berbahasa
lainnya,
merupakan
keterampilan. Setiap keterampilan hanya akan diperoleh melalui berlatih. Berlatih
secara sistematis, terus menerus, dan penuh disipilin merupakan resep yang selalu
disarankan oleh praktisi untuk dapat atau terampil menulis. Tentu saja bekal
untuk berlatih bukan hanya sekedar kemauan, melainkan juga ada bekal lain yang
perlu dimiliki. Bekal lain itu adalah pengetahuan, konsep, prinsip, dan prosedur
yang harus ditempuh dalam kegiatan menulis. Jadi, ada dua hal yang diperlukan
untuk mencapai ketrampilan menulis yakni pengetahuan tentang tulis-menulis dan
berlatih untuk menulis karena menulis merupakan sebuah keterampilan berbahasa
yang terpadu, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan.
Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa
yang harus dikuasai siswa, selain ketiga keterampilan lain yaitu membaca,
menyimak dan berbicara. Menurut pendapat Menulis dapat dianggap sebagai
suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y.
Slamet (2008:141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks..
Pembelajaran menulis atau mengarang kurang ditangani secara sungguh–
sungguh, sehingga keterampilan menulis yang dimiliki siswa kurang memadai.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Menurut Pranoto (2004) . Menulis berarti menuangkan buah pikiran kedalam
bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis
juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam
bentuk tulisan. Dengan kata lain, melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi
secara tidak langsung.
Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989) writing is one of the most
important things you do in college. Menulis merupakan salah satu hal paling penting
yang kamu lakukan di sekolah.
Menurut Yunus (2002), Menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang
berisi penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan
yang dimaksud di sini adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan,
sedangkan tulisan pada dasarnya adalah rangkaian huruf yang bermakna dengan
segala kelengkapan lambang tulisan. Dengan demikian, menulis merupakan salah
satu bentuk pengggunaan bahasa yang disebut keterampilan.
BAB III
METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan yaitu metode penulisan studi pustaka.
Sumber diperoleh dari laporan, jurnal, artikel, dan internet. Menurut Maryono dan
Istiana (2007:34) pemanfaatan teknologi, khususnya komputer dan internet, memang
memiliki banyak manfaat. Kehadiran internet juga memungkinkan dilakukannya
pembelajaran jarak jauh (e-learning). Maksudnya untuk mendapatkan materi
pelajaran, para siswa atau mahasiswa tidak harus terikat dengan ruang dan waktu di
ruang kelas pada jam-jam pelajaran.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Defenisi Keterampilan Menulis
Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan
perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Dalam pengertian yang
lain, menulis adalah kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam
bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi
sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Dengan demikian, dapat kita
tegaskan
bahwa
pengertian
menulis
adalah
kegiatan
seseorang
untuk
menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa dipahami
oleh pembaca.
Menurut Solehan, dkk (2008: 9.4) kemampuan menulis bukanlah
kemampuan yang diperoleh secara otomatis. Solehan menjelaskan bahwa
kemampuan menulis seseorang bukan dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh
melalui tindak pembelajaran. Berhubungan dengan cara pemerolehan kemampuan
menulis, seseorang yang telah mendapatkan pembelajaran menulis belum tentu
memiliki kompetensi menulis dengan andal tanpa banyak latihan menulis.
B. Jenis-jenis Tulisan
1. Ditinjau dari teknik pemaparan penulisan
Menurut Keraf (1984:198) jenis tulisan dibagi atas 5 jenis yaitu :
1. Narasi
2.
Eksposisi
3. Deskripsi
4. Argumentasi
5. Pesuasi
2. Ditinjau dari keilmiahan karangan
Ditinjau dari keilmiahannya, karangan dapat dibagi atas dua jenis yaitu
karangan fiksi dan nonfiksi. Karangan fiksi adalah karangan yang didalamnya
terdapat unsur khayal atau imajinasi pengarang. Dapat terjadi dari peristiwa yang
sebenarnya atau peristiwa hasil rekaan mengarang saja.
Merencanakan tulisan fiksi :
Proses Imajinatif dirangkai menjadi sebuah sinopsis. Setelah sebuah
sinopsis terwujud, lalu si penulis dapat meramunya menjadi sebuah cerita pendek,
novel, atau babak drama.
Karangan nonfiksi adalah yang berupa nyata dan fakta. Jadi tidak ada unsur
imajinasi pengarang.
Merencanakan tulisan nonfiksi :
1. Pemilihan topik
2. Perumusan Tujuan
Contoh perumusan tujuan
topik : Hubungan konsep diri fisik dengan prestasi belajar.
tujuan: melalui tulisan yang bersifat argumentatif, penulis bermaksud
menjelaskan hubungan antara konsep diri fisik dengan prestasi belajar, serta
perlunya bimbingan mengenai konsep diri bagi para siswa yang sedang berada
pada masa puber.
Lebih spesifik lagi disebut karangan ilmiah dan non ilmiah. Selain itu
dapat pula digolongkan menjadi karangan ilmiah, karangan popular, karangan
ilmiah popular, surat menyurat dan karangan sastra.
C. Tujuan Menulis
Seseorang termotivasi menulis salah satunya karena memiliki tujuan
objektif
yang
harus
dipertanggungjawabkan
kepada
publik
atau
pembacanya.Karena tulisan adalah sarana komunikasi yang efektif dapat
menjangkau masa yang lebih luas. Maka tujuan menulis adalah sebagai berikut.
1. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa
termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar
khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang
berbagai hal yang dapat terjadi di muka bumi ini.
2. Membujuk; melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca
dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang
dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca
dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi
persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu
menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah
dicerna.
3. Menghibur; fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli
media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam
menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaanbacaan “ringan”
yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula menjadi
bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah seharian
sibuk beraktifitas.
D. Tahap-tahap Menulis
Menulis adalah suatu proses kreatif yang dilakukan melalui tahapan yang
harus dikerjakan dengan mengerahkan keterampilan, seni, dan kiat sehingga
semuanya berjalan dengan efektif. Kegiatan menulis diibaratkan sebagai seorang
arsitektur yang akan membangun sebuah gedung. Sebuah sistem kerja yang
kreatif memerlukan langkahlangkah yang tersusun secara sistematis. Kegiatan
menulis juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu di dalam prosesnya.
Tahaptahapan menulis menurut M. Atar Semi (2007: 46) terbagi menjadi tiga,
yaitu a) tahap pratulis, b) tahap penulisan, dan c) tahap penyuntingan.
Menurut Elina Syarif, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 11) tahap-tahap menulis
terdiri dari enam langkah, yaitu: a) draf kasar, b) berbagi, c) perbaikan, d)
menyunting, e) penulisan kembali, f) evaluasi. Dari pendapat tersebut di atas
dapat disimpulkan mengenai tahap-tahap dalam menulis yaitu:
1. Tahap Pratulis
Tahap pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis. Tahap
ini terletak pada sebelum melakukan penulisan. Di dalam tahap pratulis
terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penulis. Mulai dari
menentukan topik yang akan ditulis. Penulis mempertimbangkan pemilihan
topik dari segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca.
2. Tahap Pembuatan
Draf Draf yang dimaksud adalah tulisan yang disusun secara kasar. Pada
kegiatan ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan dari pada tata tulisnya
sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat dituangkan ke dalam
tulisan.
3. Tahap Revisi
Merevisi berarti memperbaiki, dapat berupa menambah yang kurang atau
mengurangi yang lebih, menambah informasi yang mendukung, mempertajam
perumusan penulisan, mengubah urutan penulisan pokok-pokok pikiran,
menghilangkan informasi yang kurang relevan, dan lain sebagainya. penulis
berusaha untuk menyempurnakan draf yang telah selesai agar tulisan tetap
fokus pada tujuan.
4. Tahap Penyuntingan
Pada tahap penyuntingan penulis mengulang kembali kegiatan membaca draf.
Tulisan pada draf kasar masih memerlukan beberapa perubahan. Kegiatan
selama tahap penyuntingan adalah meneliti kembali kesalahan dan kelemahan
pada draf kasar dengan melihat kembali ketepatannya dengan gagasan utama,
tujuan penulisan, calon pembaca, dan kriteria penerbitan.
5. Tahap Publikasi
Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis. Dalam
tahap ini yang dilakukan adalah memublikasikan tulisannya melalui berbagai
kemungkinan misalnya mengirimkan kepada penerbit, redaksi majalah, dan
sebagainya. Dapat pula dengan berbagi tulisan dengan berbagai pembaca.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan
perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Dalam
pengertian yang lain, menulis adalah kegiatan untuk menyatakan pikiran
dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh
pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung
Tahap-tahap Menulis terdiri atas:
1. Tahap Pratulis
2. Tahap Pembuatan
3. Tahap Revisi
4. Tahap Penyuntingan
5. Tahap Publikasi
B. SARAN
Bagi peserta didik yang ingin mengetahui atau mengembangkan keterampilan
menulis, sebaiknya mengetahui terlebih dahulu tahap-tahap dalam menulis,
selalu berlatih, dan mengembangkan hasil tulisannya sehingga dapat
menghasilkan karya tulis yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Rosidi, Imron. 2009. Menulis, Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.
Hidayatullah, Syarif. 2016. “pengembangan keterampilan menulis”
https://wismasastra.wordpress.com/2016/01/02/pengembangan-keterampilanmenulis/. (online) diakses pada tanggal 23 April 2017 pukul 13.42 WITA
MENGHASILKAN HASIL TULISAN YANG MAKSIMAL
Sumarni
Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas muhammadiyah Makassar
[email protected]
Abstract
Keterampilan menulis merupakan urutan yang paling terakhir dalam proses belajar
bahasa setelah keterampilan menyimak, berbicar dan membaca. Di antara ke empat
keterampilan tersebut, yang paling sulit untuk dikuasai adalah keterampilan menulis.
Hal itu disebabkan karena keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai
unsur kebahasaan dan di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan.
Latihan mengarang dan menulis dalam pengajaran Bahasa Indonesia dapat
membiasakan siswa untuk menerapkan pengetahuan kebahasaan, seperti: tata bahasa,
gaya bahasa, ejaan yang benar dan tepat, dan lain sebagainya.
Keyword: menulis, jeni-jenis tulisan, tahap-tahap menulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemampuan mendengarkan dan membaca disebut kemamampuan reseptif
sedangkan kemampuan berbicara dan menulis dinamakan kemampuan produktif.
Kemampuan reseptif dan kemampuan produktif dalam berbahasa merupakan dua
sisi yang saling mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Seseorang
yang ingin mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis, mestilah banyak
mendengar dan membaca.
Menulis
seperti
halnya
kegiatan
berbahasa
lainnya,
merupakan
keterampilan. Setiap keterampilan hanya akan diperoleh melalui berlatih. Berlatih
secara sistematis, terus menerus, dan penuh disipilin merupakan resep yang selalu
disarankan oleh praktisi untuk dapat atau terampil menulis. Tentu saja bekal
untuk berlatih bukan hanya sekedar kemauan, melainkan juga ada bekal lain yang
perlu dimiliki. Bekal lain itu adalah pengetahuan, konsep, prinsip, dan prosedur
yang harus ditempuh dalam kegiatan menulis. Jadi, ada dua hal yang diperlukan
untuk mencapai ketrampilan menulis yakni pengetahuan tentang tulis-menulis dan
berlatih untuk menulis karena menulis merupakan sebuah keterampilan berbahasa
yang terpadu, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan.
Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa
yang harus dikuasai siswa, selain ketiga keterampilan lain yaitu membaca,
menyimak dan berbicara. Menurut pendapat Menulis dapat dianggap sebagai
suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y.
Slamet (2008:141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks..
Pembelajaran menulis atau mengarang kurang ditangani secara sungguh–
sungguh, sehingga keterampilan menulis yang dimiliki siswa kurang memadai.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Menurut Pranoto (2004) . Menulis berarti menuangkan buah pikiran kedalam
bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Menulis
juga dapat diartikan sebagai ungkapan atau ekspresi perasaan yang dituangkan dalam
bentuk tulisan. Dengan kata lain, melalui proses menulis kita dapat berkomunikasi
secara tidak langsung.
Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989) writing is one of the most
important things you do in college. Menulis merupakan salah satu hal paling penting
yang kamu lakukan di sekolah.
Menurut Yunus (2002), Menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang
berisi penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan
yang dimaksud di sini adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan,
sedangkan tulisan pada dasarnya adalah rangkaian huruf yang bermakna dengan
segala kelengkapan lambang tulisan. Dengan demikian, menulis merupakan salah
satu bentuk pengggunaan bahasa yang disebut keterampilan.
BAB III
METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan yaitu metode penulisan studi pustaka.
Sumber diperoleh dari laporan, jurnal, artikel, dan internet. Menurut Maryono dan
Istiana (2007:34) pemanfaatan teknologi, khususnya komputer dan internet, memang
memiliki banyak manfaat. Kehadiran internet juga memungkinkan dilakukannya
pembelajaran jarak jauh (e-learning). Maksudnya untuk mendapatkan materi
pelajaran, para siswa atau mahasiswa tidak harus terikat dengan ruang dan waktu di
ruang kelas pada jam-jam pelajaran.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Defenisi Keterampilan Menulis
Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan
perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Dalam pengertian yang
lain, menulis adalah kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam
bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi
sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Dengan demikian, dapat kita
tegaskan
bahwa
pengertian
menulis
adalah
kegiatan
seseorang
untuk
menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa dipahami
oleh pembaca.
Menurut Solehan, dkk (2008: 9.4) kemampuan menulis bukanlah
kemampuan yang diperoleh secara otomatis. Solehan menjelaskan bahwa
kemampuan menulis seseorang bukan dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh
melalui tindak pembelajaran. Berhubungan dengan cara pemerolehan kemampuan
menulis, seseorang yang telah mendapatkan pembelajaran menulis belum tentu
memiliki kompetensi menulis dengan andal tanpa banyak latihan menulis.
B. Jenis-jenis Tulisan
1. Ditinjau dari teknik pemaparan penulisan
Menurut Keraf (1984:198) jenis tulisan dibagi atas 5 jenis yaitu :
1. Narasi
2.
Eksposisi
3. Deskripsi
4. Argumentasi
5. Pesuasi
2. Ditinjau dari keilmiahan karangan
Ditinjau dari keilmiahannya, karangan dapat dibagi atas dua jenis yaitu
karangan fiksi dan nonfiksi. Karangan fiksi adalah karangan yang didalamnya
terdapat unsur khayal atau imajinasi pengarang. Dapat terjadi dari peristiwa yang
sebenarnya atau peristiwa hasil rekaan mengarang saja.
Merencanakan tulisan fiksi :
Proses Imajinatif dirangkai menjadi sebuah sinopsis. Setelah sebuah
sinopsis terwujud, lalu si penulis dapat meramunya menjadi sebuah cerita pendek,
novel, atau babak drama.
Karangan nonfiksi adalah yang berupa nyata dan fakta. Jadi tidak ada unsur
imajinasi pengarang.
Merencanakan tulisan nonfiksi :
1. Pemilihan topik
2. Perumusan Tujuan
Contoh perumusan tujuan
topik : Hubungan konsep diri fisik dengan prestasi belajar.
tujuan: melalui tulisan yang bersifat argumentatif, penulis bermaksud
menjelaskan hubungan antara konsep diri fisik dengan prestasi belajar, serta
perlunya bimbingan mengenai konsep diri bagi para siswa yang sedang berada
pada masa puber.
Lebih spesifik lagi disebut karangan ilmiah dan non ilmiah. Selain itu
dapat pula digolongkan menjadi karangan ilmiah, karangan popular, karangan
ilmiah popular, surat menyurat dan karangan sastra.
C. Tujuan Menulis
Seseorang termotivasi menulis salah satunya karena memiliki tujuan
objektif
yang
harus
dipertanggungjawabkan
kepada
publik
atau
pembacanya.Karena tulisan adalah sarana komunikasi yang efektif dapat
menjangkau masa yang lebih luas. Maka tujuan menulis adalah sebagai berikut.
1. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa
termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar
khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang
berbagai hal yang dapat terjadi di muka bumi ini.
2. Membujuk; melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca
dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung yang
dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca
dengan menggunakan gaya bahasa yang persuasif. Oleh karena itu, fungsi
persuasi dari sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu
menyajikan dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah
dicerna.
3. Menghibur; fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli
media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam
menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan atau bacaanbacaan “ringan”
yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula menjadi
bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah seharian
sibuk beraktifitas.
D. Tahap-tahap Menulis
Menulis adalah suatu proses kreatif yang dilakukan melalui tahapan yang
harus dikerjakan dengan mengerahkan keterampilan, seni, dan kiat sehingga
semuanya berjalan dengan efektif. Kegiatan menulis diibaratkan sebagai seorang
arsitektur yang akan membangun sebuah gedung. Sebuah sistem kerja yang
kreatif memerlukan langkahlangkah yang tersusun secara sistematis. Kegiatan
menulis juga memerlukan tahapan-tahapan tertentu di dalam prosesnya.
Tahaptahapan menulis menurut M. Atar Semi (2007: 46) terbagi menjadi tiga,
yaitu a) tahap pratulis, b) tahap penulisan, dan c) tahap penyuntingan.
Menurut Elina Syarif, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009: 11) tahap-tahap menulis
terdiri dari enam langkah, yaitu: a) draf kasar, b) berbagi, c) perbaikan, d)
menyunting, e) penulisan kembali, f) evaluasi. Dari pendapat tersebut di atas
dapat disimpulkan mengenai tahap-tahap dalam menulis yaitu:
1. Tahap Pratulis
Tahap pratulis merupakan tahap paling awal dalam kegiatan menulis. Tahap
ini terletak pada sebelum melakukan penulisan. Di dalam tahap pratulis
terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penulis. Mulai dari
menentukan topik yang akan ditulis. Penulis mempertimbangkan pemilihan
topik dari segi menarik atau tidaknya terhadap pembaca.
2. Tahap Pembuatan
Draf Draf yang dimaksud adalah tulisan yang disusun secara kasar. Pada
kegiatan ini penulis lebih mengutamakan isi tulisan dari pada tata tulisnya
sehingga semua pikiran, gagasan, dan perasaan dapat dituangkan ke dalam
tulisan.
3. Tahap Revisi
Merevisi berarti memperbaiki, dapat berupa menambah yang kurang atau
mengurangi yang lebih, menambah informasi yang mendukung, mempertajam
perumusan penulisan, mengubah urutan penulisan pokok-pokok pikiran,
menghilangkan informasi yang kurang relevan, dan lain sebagainya. penulis
berusaha untuk menyempurnakan draf yang telah selesai agar tulisan tetap
fokus pada tujuan.
4. Tahap Penyuntingan
Pada tahap penyuntingan penulis mengulang kembali kegiatan membaca draf.
Tulisan pada draf kasar masih memerlukan beberapa perubahan. Kegiatan
selama tahap penyuntingan adalah meneliti kembali kesalahan dan kelemahan
pada draf kasar dengan melihat kembali ketepatannya dengan gagasan utama,
tujuan penulisan, calon pembaca, dan kriteria penerbitan.
5. Tahap Publikasi
Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis. Dalam
tahap ini yang dilakukan adalah memublikasikan tulisannya melalui berbagai
kemungkinan misalnya mengirimkan kepada penerbit, redaksi majalah, dan
sebagainya. Dapat pula dengan berbagi tulisan dengan berbagai pembaca.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan
perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Dalam
pengertian yang lain, menulis adalah kegiatan untuk menyatakan pikiran
dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh
pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung
Tahap-tahap Menulis terdiri atas:
1. Tahap Pratulis
2. Tahap Pembuatan
3. Tahap Revisi
4. Tahap Penyuntingan
5. Tahap Publikasi
B. SARAN
Bagi peserta didik yang ingin mengetahui atau mengembangkan keterampilan
menulis, sebaiknya mengetahui terlebih dahulu tahap-tahap dalam menulis,
selalu berlatih, dan mengembangkan hasil tulisannya sehingga dapat
menghasilkan karya tulis yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Rosidi, Imron. 2009. Menulis, Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.
Hidayatullah, Syarif. 2016. “pengembangan keterampilan menulis”
https://wismasastra.wordpress.com/2016/01/02/pengembangan-keterampilanmenulis/. (online) diakses pada tanggal 23 April 2017 pukul 13.42 WITA