PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) BERBANTUAN METODE GARIS PADA SOAL CERITA MATEMATIKA - Raden Intan Repository

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE

  

GARIS PADA SOAL CERITA MATEMATIKA

SKRIPSI

  (Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam Ilmu Pendidikan Matematika)

  

Oleh

HESTI RIANTI

NPM: 1211050104

Jurusan : Pendidikan Matematika

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE

  

GARIS PADA SOAL CERITA MATEMATIKA

SKRIPSI

  Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1 untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Disusun oleh:

HESTI RIANTI

NPM : 1211050104

  Jurusan : Pendidikan Matematika

  

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE

INTEGRATED READING AND COMPOSITION) BERBANTUAN METODE

  

GARIS PADA SOAL CERITA MATEMATIKA

Oleh

HESTI RIANTI

  Berdasarkan hasil pra-survey di SD N 2 Sumberejo Bandar Lampung peserta didik kelas IV diketahui bahwa kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita matematika masih rendah. Selain itu, peserta didik juga mengalami kesulitan dalam melakukan perhitungan dalam perkalian. CIRC adalah model kooperatif terpadu membaca dan menulis. CIRC dalam matematika tidak hanya sekedar membaca dan menulis dari suatu bacaan akan tetapi perlu menemukan penyelesaian yang melibatkan perhitungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran CIRC, model pembelajaran CIRC berbantuan metode garis dan model Konvensional terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita matematika peserta didik.

  Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasy experimental design (desain eksperiment semu). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD N

  2 Sumberejo Bandar Lampung tahun pelajaran 2016/2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik jenuh dan acak kelas. Teknik pengumpulan data berupa soal tes kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal cerita matematika berupa soal uraian, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varian satu jalan dengan sel tidak

  

MOTTO

ﻢﯿِﺣﱠﺮﻟا ِﻦَﻤْﺣﱠﺮﻟا ِ ﱠﷲ ِﻢْﺴِﺑ

٤ ٣ ٢ ١

  ُمَﺮ ۡﻛَ ۡﻷٱ َﻚﱡﺑَرَو ۡأَﺮۡﻗٱ

ِﻢَﻠَﻘۡﻟﭑِﺑ َﻢﱠﻠَﻋ يِﺬﱠﻟٱ ٍﻖَﻠَﻋ ۡﻦِﻣ َﻦ َٰﺴﻧِ ۡﻹٱ َﻖَﻠَﺧ َﻖَﻠَﺧ يِﺬﱠﻟٱ َﻚﱢﺑَر ِﻢ ۡﺳﭑِﺑ ۡأَﺮۡﻗٱ

٥ ۡﻢَﻠ ۡﻌَﯾ ۡﻢَﻟ ﺎَﻣ َﻦ َٰﺴﻧِ ۡﻹٱ َﻢﱠﻠَﻋ

  Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. [QS. Al- ‘Alaq: 1 – 5]

RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan pada tanggal 29 Juli 1993, di Desa Sumberjo Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung yaitu putri dari dua bersaudara, Anak dari Bapak Sutarmin dengan Ibu Sundari.

  Pendidikan dimulai dari SD Negeri 3 Sumberejo selesai pada tahun 2006. Kemudian melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 13 Bandar Lampung selesai pada tahun 2009. Sekolah Menegah Atas dilanjutkan di SMA PERSADA selesai pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan proses pendalaman ilmu di Perguruan Tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika. Pada bulan Agustus 2015 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Mekar Sari, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan. Pada bulan November 2015 penulis melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SD

  

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahiim.

  Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat beserta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Berkat petunjuk dari Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran

  

Cooperative Integrted Reading and Composition (CIRC) berbantuan metode garis

  dalam menyelesaikan soal-soal cerita matematika peserta didik kelas IV SD Negeri 2 Sumberejo Bandar Lampung”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.

  Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, peneliti merasa perlu menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-

  5. Ibu Ana Maria S selaku Wakil Kepala Sekolah SD Negeri 2 Sumberejo, Ermeni, S.Pd selaku wali kelas IVA Nurejeki , S.Pd selaku wali kelas IVB, Resmiyati, S.Pd selaku wali kelas IVC yang telah memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi ini.

  6. Bapak Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis, serta Bapak Ibu staf Kasubag, staf Perpustakaan IAIN Raden Intan Lampung.

  7. Teman-teman seperjuangan jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2012 terkhususkan (Yulita Ridhawati, Popy, Meyza, Octa, Anis, Putri, Hafiza, tia, Maya, Rully, Renny, Nisa, Dila) terima kasih atas kebersamaan dan persahabatan yang telah terbangun selama ini.

  8. Almamaterku tercinta UIN Raden Intan Lampung yang ku banggakan.

  Akhirnya, dengan iringan terima kasih peneliti memanjatkan do’a kepada Allah

  

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................... ........................................................................ i

ABSTRAK ................................... ........................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

MOTTO ............................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

  BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 A.IdentifikasiMasalah ………………………………………........................10 B.Pembatasan Masalah ............................................................................... 11 C. Rumusan Masalah .................................................................................. 11 D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 11 E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 12

  b. Pengertian Metode Garis …………………………………………..24

  c. Langkah-langkah Metode Garis ……………………………………25

  d. Tujuan Metode Garis ………………………………………………27

  e. Kelebihan dan Kekurangan Metode Garis …………………………27

  4. Model Konvensional ……………………………………………………28

  5. Model CIRC berbantuan Metode Garis …………………………………29

  6. Soal-soal Cerita Matematika ……………………………………………30

  a. Pengertian Soal-soal Cerita Matematika .......................................... 30

  b. Langkah-langkah dalam Menyelesaikan Soal-soal Cerita ............... 31

  B. Kerangka Berfikir …………………………………………………………...33

  C. Hipotesis ……………………………………………………………………35

  BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ……………………………………………………….….38 B. Variabel Penelitian………………………………………………………… .38

  1. Variabel Bebas (Independent) ……………………………………...… .38

  2. Variabel Terikat (Dependent) ……………………………………...… ..38

  C. Desain Penelitian ……………………………………...… …………………39

  Cerita Matematika……………………………………...… ……………44

  2. Pedoman Penskoran Soal kemampuan Menyelesaikan Soal-soal Cerita Matematika ……………………......... 45

  G. Uji Coba Instrumen……………………………………...… ………………46

  1. Uji Validitas……………………………………...… …………………46

  2. Uji Reliabilitas……………………………………...… ………………49

  3. Uji Tingkat Kesukaran……………………………………...… ……….50

  4. Uji Daya Pembeda ……………………………………...… ………….52

  H. Teknik Analisis Data……………………………………...… …………….53

  1. Uji Prasyarat Analisis ……………………………………...… ………53

  a. Uji Normalitas ……………………………………...… ……….53

  b. Uji Homogenitas ……………………………………...… …….55

  2. Uji Hipotesis……………………………………...… …………………57

  3. Uji Lanjut……………………………………...… …………………….60

  BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Uji Coba Instrumen ............................................................ 63

  1. Uji Validitas ........................................................................................ 63

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................ 94 B. Saran ................................................................................................. 95 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Daftar Nilai Akhir Semester ................................................................. 4Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 39Tabel 3.2 Indikator Kemampuan Menyelesaikan Soal-soal Cerita Matematika . .... 45Tabel 3.3 Kategori Tingkat Kesukaran. ................................................................. 51Tabel 3.4 Daya Beda ............................................................................................. 53Tabel 3.5 Rangkuman Analisis Variansi ................................................................ 60Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Kemampuan Menyelesaikan Soal-soal

  Cerita Matematika .................................................................................. 64

Tabel 4.2 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Menyelesaikan Soal-soal

  Cerita Matematika. ................................................................................ 66

Tabel 4.3 Hasil Uji Daya Beda Butir Soal. ............................................................ 67Tabel 4.4 Kesimpulan Instrumen Soal .................................................................... 68Tabel 4.5 Deskripsi Data Nilai Kemampuan Menyelesaikan Soal-soal

  Cerita Matematika .................................................................................. 70

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menyelesaikan Soal

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

  1. Kisi-kisi soal kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita mtk ......................... 96

  2. Soal kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita mtk sebelum validasi ............ 98

  3. Soal kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita mtk sesudah validasi ............. 101

  4. Daftar Nama Peserta didik uji instrument ......................................................... 105

  5. Uji Validitas ..................................................................................................... 106

  6. Uji Reliabilitas ................................................................................................. 112

  7. Uji Tingkat Kesukaran ..................................................................................... 119

  8. Uji Daya Beda.................................................................................................. 123

  9. Data Nilai Siswa .............................................................................................. 129

  10. Uji Normalitas Kelas Eksperimen 1................................................................ 135

  11. Uji Normalitas Kelas Eksperimen 2................................................................ 138

  12. Uji Normalitas Kelas Kontrol ......................................................................... 141

  13. Uji Homogenitas ............................................................................................ 144

  14. Uji Hipotesis ANAVA Sel Tak Sama ............................................................. 147

  

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ................................................................................ 34

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern membuat adanya sumber daya

  manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan. Pendidikan ialah suatu usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang dicipatakan oleh orang dewasa seperti, sekolah, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan di

  1

  tunjukkan kepada orang yang belum dewasa. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

  Pendidikan merupakan suatu pembelajaran yang terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat dalam berbagai bidang diantaranya matematika tentunya untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul. Matematika merupakan pengetahuan yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan sehari- hari. Secara formal pelajaran matematika telah diberikan kepada peserta didik semenjak tingkat sekolah dasar hingga kejenjang perguruan tinggi dengan harapan akan melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang pada dasarnya dapat di pandang sebagai alat, pola pikir, dan ilmu pengetahuan yang dapat dikembangkan. Matematika merupakan ilmu yang melayani ilmu-ilmu yang lain diantaranya ilmu sosial ekonomi dan alam, sehingga matematika harus dipelajari serta dipahami untuk kebutuhan hidup. Dengan demikian diperlukan penguasaan matematika sejak dini untuk menguasai dan

  Maksud dari ayat tersebut adalah Allah SWT menjadikan semua benda yang disebut itu bukanlah dengan sia-sia, melainkan dengan penuh hikmah, dan Allah SWT memberi penjelasan kepada orang-orang yang mengetahui. Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang sulit meskipun demikian semua orang harus mempelajari matematika karena matematika merupakan salah satu sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.seperti halnya Bahasa, membaca, dan menulis, kesulitan belajar matematika harus diatasi sedini mungkin jika tidak peserta didik akan menghadapi masalah karena hampir semua bidang studi memerlukan matematika.

  Kemampuan menyelesaikan suatu masalah matematika pada proses pembelajaran di sekolah sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan soal- soal matematika yang berbentuk soal cerita. Jika seorang peserta didik tidak memiliki kemampuan mennyelesaikan masalah maka akan dipastikan peserta didik akan media pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan peserta didik menjadi pasif dan kurang dalam memahami urutan penyusunan angka.

  Berdasarkan prasurvei di SDN 2 Sumberejo dengan mewawancarai Ibu Ana selaku pendidik di kelas IV mengatakan bahwa dalam proses belajar mengajar beliau hanya menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dan penugasan, akibatnya kurang aktif dalam penyelesaian soal-soal cerita yang terlihat dari rendahnya hasil belajar peserta didik. Rendahnya hasil belajar matematika peserta didik kelas IV SD Negeri 2 Sumberejo Tahun Ajaran 2016/2017. Nilai ujian akhir semester masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matematika yaitu 65.

Tabel 1.1 Daftar Nilai Ujian Akhir Semester Peserta Didik Kelas IV SD N 2 Sumberejo Bandar Lampung

  No Kelas Nilai Peserta didik Jumlah peserta Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan belum sesuai harapan. Hal ini disebabkan oleh rendahnya hasil belajar peserta didik.

  Rendahnya hasil belajar peserta didik dikarenakan pembelajaran yang dipakai dalam kelas belum pernah menggunakan model pembelajaran selain model konvensional. Penggunaan model pembelajaran yang tepat disertai dengan penggunaan metode saat menyampaikan materi membuat peserta didik dapat berpikir dan aktif dalam pembelajaran, serta mencapai pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh pendidik. Model pembelajaran yang diperkirakan dapat di terapkan dengan tepat, menarik, inovatif dan efisien dalam pembelajaran matematika dan dapat mengembangkan kemampuan penyelesaian soal-soal cerita matematika peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar matematika yang berlangsung di kelas IV.

  Peserta didik dilatih untuk mengembangkan kreativitasnya dalam mengerjakan soal cerita yang dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menumbuhkan dalam kelompoknya sehingga mendapat kemudahan dengan serius dalam

  4

  menyelesaikan soal cerita melalui keterpaduan membaca dengan menulis. Model pembelajaran CIRC ini khusus dalam pembelajaran matematika untuk mengerjakan soal cerita dalam kehidupan sehari-hari dan dibantu dengan metode garis agar dapat memudahkan peserta didik dalam memahami permasalahan perkalian dan dapat memudahkan peserta didik yang kesulitan dalam belajar matematika.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik kelas IV di SD Negeri 2 Sumberejo Bandar Lampug bahwa peserta didik mengalami kesulitan belajar matematika khususnya dalam materi perkalian dalam cerita. Rendahnya kemampuan peserta didik dalam penyelesaian soal-soal cerita matematika terlihat dari kesalahan- kesalahan dalam penyelesaian soal, seperti tidak dapat mengubah informasi yang diberikan kedalam ungkapan matematika. Hal ini merupakan kurangnya peserta didik dalam memahami maksud soal sehigga kebingungan dalam mengambil langkah

  (Vertikal) juga dapat disebut dengan metode garis. Metode garis adalah perkalian yang memisahkan bilangan yang akan di kalikan dengan garis. Metode garis ini sangatlah mudah sebab peserta didik tidak perlu menghapal perkalian dasar, metode ini menggunakan cara visual yang mudah di pahami dan di lihat, metode ini mengharuskan anak-anak untuk berhitung saja.

  Langkah- langkah dalam metode garis ini sangat mudah, dengan membentuk garis-garis saja tanpa harus hapal tabel perkalian. Langkah 1) Buat garis horizontal (mendatar) sebanyak angka yang diminta. 2) Buat garis vertikal sebanyak angka yang akan dikalikan dengan angka yang pertama. 3) langkah 1 dan 2 akan membentuk suatu perpotongan garis, pada perpotongn tersebut berikan tanda titik. 4) dari titik-titik tersebut dipisahkan menjadi beberapa bagian seperti puluh ribuan, ribuan, ratusan, puluhan, satuan. Metode garis bisa menjadi salah satu cara meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal cerita, sehingga peserta didik yang masih yang digunakan peserta didik adalah 1) langkah orientasi, yang terdiri dari penyampaian tujuan dan apersepsi; 2) langkah organisasi, terdiri dari penjelasan materi, pembagian kelompok, permainan ular tangga, pembagian bahan bacaan; 3) langkah pengenalan konsep, yaitu diskusi kelompok; 4) langkah publikasi,

  5 penyampaian hasil diskusi. 5) langkah penguatan dan refleksi.

  Penelitian yang selanjutnya dilakukan oleh Elisa Arisandi, menyimpulkan bahwa metode garismatika yaitu metode dengan menghitung titik persilangan pada garis, seperti meggambar garis mendatar dan garis tegak yang nantinya disilangkan, lalu berikan tanda titik pada persilangan garis tersebut lalu hitung banyak titik sebagai hasil perkaliannya. Perkalian dengan metode garismatika sangat efektif untuk mengenalkan operasi perkalian pada anak-anak, karena ada unsur menggambar garis

  6 dan titik dengan warna-warni yang nantinya akan membuat anak menarik belajar.

  Penelitian yang dilakukan oleh Siti Mahmudah, bahwa pentingnya keterampilan masalah yang sesuai dengan situasi (Contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika dan untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti computer, alat

  7 peraga, atau media lain.

  Hal yang sama juga dilakukan oleh Menurut Hudojono (dalam wartini) langkah- langkah yang harus dilakukan agar peserta didik terampil menyelesaikan soal cerita adalah:

  a) Sedapat mungkin peserta didik membaca soal cerita itu sendiri;

  b) Tanyakan kepada peserta didik beberapa pertanyaan untuk mengetahui apakah soal cerita itu sudah benar-benar dimengerti. Pertanyaan-pertanyaan itu misalnya (1) Apa yang kamu ketahui dari soal itu? (2) Apa saja dari soal itu yang kamu peroleh?

  8 e) Diskusikan jawab yang di peroleh dan interprestasikan hasil tersebut.

  Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

  

Composition (CIRC) berbantuan Metode Garis terhadap Kemampuan Menyelesaikan

  Soal-Soal Cerita Matematika bagi Peserta Didik Kelas IV SD N 2 Sumberejo Kemiling Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017”

B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan hasil prapenelitian, maka identifikasi masalah yang dapat diketahui sebagai berikut:

  1. Peserta didik kurang tertarik terhadap pelajaran matematika di SD Negeri 2 Sumberejo Kemiling Bandar Lampung.

  2. Pendidik masih menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga peserta didik menjadi pasif dan kurang dalam memahami urutan penyusunan

C. Batasan Masalah

  Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

  

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model

pembelajaran CIRC berbantuan dengan metode garis Horizontal dan Vertikal dalam batasan pemahaman perkalian matematika.

2. Kemampuan penyelesaian soal-soal cerita perkalian matematika peserta didik.

D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah maka rumusan masalah

penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Cooperative

Integreted Reading and Composition (CIRC), model pembelajaran Cooperative

Integreted Reading and Composition (CIRC) berbantuan metode garis, dan model

F. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat sebagai berikut:

  1. Bagi Pihak Sekolah

  Memberikan pengetahuan baru dalam penggunaan model pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik dapat aktif dalam proses pembelajaran.

  2. Bagi Pendidik

  Membantu pendidik dalam memilih model belajar yang lebih alternatif agar peserta didik dapat mengatasi kesulitan belajar pada semua materi yang diajarkan sehingga kemampuan peserta didik dalam memahami konsep matematika dan memecahkan masalah matematika dapat berkembang secara optimal.

  3. Bagi Peserta Didik

  a. Memberi pengalaman belajar yang berbeda dari proses pembelajaran yang G. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi masalah agar tidak mengaburkan pengertian yang dimaksud dan dengan memperhatikan judul di atas, maka ruang lingkup dari penelitian ini adalah:

  1. Objek Penelitian Objek penelitian ini menitikberatkan pada kemampuan peserta didik terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita matematika dalam perkalian menggunakaan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) berbantuan metode garis (garis horizontal dan garis vertikal ).

  2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD N 2 Sumberejo Bandar Lampung.

  3. Wilayah Penelitian

  1. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan sebuah model pembelajaran kooperatif yang menekankan unsur membaca dan menulis untuk menyelesaikan soal-soal cerita. Penerapan model ini:

  a) langkah orientasi, yang terdiri dari penyampaian tujuan dan apersepsi;

  b) langkah organisasi, terdiri dari penjelasan materi, pembagian kelompok, penggunaan metode garis, pembagian bahan bacaan; c) langkah pengenalan konsep, yaitu diskusi kelompok; d) langkah publikasi, penyampaian hasil diskusi.

  e) langkah penguatan dan refleksi yaitu peserta didik dan pendidik membuat kesimpulan bersama. Penutup. Terakhir pembelajaran pendidik memberikan kuis.

  2. Metode garis adalah perpotongan garis datar dan garis tegak yang menghasilkan titik potong antara garis vertikal dan horizontal. Metode ini dapat membantu

  Suatu bagian yang sangat penting dalam pembelajaran matematika dimana peserta didik dimungkinkan mendapatkan suatu pengalaman yang di dapat dari pengetahuan serta keterampilan untuk diterapkan pada menyelesaikan soal-soal cerita. Menurut Hudojono (dalam wartini) langkah-langkah yang harus dilakukan agar peserta didik terampil menyelesaikan soal cerita adalah:

  a) Sedapat mungkin peserta didik membaca soal cerita itu sendiri

  b) Tanyakan kepada peserta didik beberapa pertanyaan untuk mengetahui apakah soal cerita itu sudah benar-benar dimengerti. Pertanyaan-pertanyaan itu misalnya: (1) “Apa yang kamu ketahui dari soal itu?” (2) “Apa saja dari soal itu yang kamu peroleh?” (3) “Apa yang hendak kamu cari?” (4) “Bagaimana kamu akan menyelesaikan soal itu?”

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Kooperatif

  Model pembelajaran kooperatif adalah sinergi yang muncul melalui kerjasama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar dari pada melalui lingkaran

  10

  kompetitif individual. Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar peserta didik dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran

  11

  yang dirumuskan. Menurut H.karli dan Yulia, menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang

  12 atau lebih. tujuan, peserta didik saling bekerja sama dan berusaha dalam kesempatan memanfaatkan sumber belajar dengan teman kelompok dari sikap, disamping itu media buku, dan sumber belajar lainnya. Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua peserta didik dapat menguasai materi pada tingkatnya.

  Sehingga semua peserta didik mendapatkan pemahaman konsep dengan benar. Tujuan paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para peserta didik pengetahuan, konsep, kemampuan dan pemahaman, yang mereka butuhkan.

2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and

  Compositon (CIRC)

a. Pengertian Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Model pembelajaran CIRC pertama kali dikemukakan oleh Robert E. Slavin dkk.

  Alasan pengembangan model ini Karena kekhawatiran mereka terhadap pengajaran bahasa saja. Melainkan pada pelajaran matematika, model Cooperative Integrated

  

Reading and Composition dikembangkan oleh Stevans dan Kolega pada akhir tahun

  1980. Cooperative Integrated Reading and Composition adalah teknik pembelajaran

  15

  kooperatif yang digunakan dalam pelajaran membaca, menulis, dan seni bahasa. Di dalam model pembelajaran ini, peserta didik diminta untuk membuat kelompok- kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri dari 4 atau 5 peserta didik. Sebelum membentuk kelompok, peserta didik di arahkan untuk saling bekerjasama dalam suatu kelompok. Salah satu peserta didik membacakan soal dan dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya tentang isi penyelesaian soal-soal cerita matematika, kemudian berdiskusi kepada teman-temannya yang menciptakan suatu dorongan kepada teman yang lain untuk bekerjasama, menghargai pendapat teman lain dan sebagainya. Peserta didik yang pandai, sedang, atau lemah dan masing-

  16

  masing peserta didik sebaiknya merasa cocok satu sama lain. Dengan demikian,

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

  Composition (CIRC)

  Dalam mengajukan petanyaan kepada seluruh kelas, pendidik menggunakan

  18 beberapa fase sebagai sintaks didapatkan fase-fase berikut.

  1) Fase Pengenalan konsep.

  Fase ini pendidik mulai mengenalkan tentang suatu konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari keterangan pendidik, buku paket, atau media lainnya. 2) Fase Eksplorasi dan aplikasi.

  Fase ini memberikan peluang pada peserta didik untuk mengungkap pengetahuan awalnya, mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan bimbingan pendidik. 3) Fase Publikasi. Model pembelajaran CIRC memiliki langkah-langkah sebagai berikut (dalam

19 Stevan):

  1) Pendidik membentuk kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-5 peserta didik.

  2) Pendidik menjelaskan secara singkat materi pembelajaran dan memberikan soal permasalah berupa soal cerita 3) Peserta didik bekerja sama saling membacakan, menemukan kata kunci dari soal cerita, memberikan jawaban dan penyelesaian soal cerita yang dituliskan pada lembar kertas. 4) Peserta didik mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok. 5) Peserta didik memberikan penguatan (reinfoecement) 6) Pendidik dan peserta didik bersama-sama membuat kesimpulan.

  7) Penutup.

  20

  3) Apabila terdapat kesulitan, peserta didik dapat membandingkan jawabannya ke kelompok lain untuk mendapatkan hasil yang benar.

  4) Semua peserta didik akan mendapatkan informasi yang sama sehingga mempermudah dalam memahami materi belajar.

  Dalam hal ini peneliti menggunakan langkah-langkah model pembelajaran CIRC dengan (dalam Stevan) dimana antara lain: 1) Pendidik membentuk kelompok-kelompok yang masingmasing terdiri dari 4-5 peserta didik.

  2) Pendidik menjelaskan secara singkat materi pembelajaran dan memberikan soal permasalah berupa soal cerita 3) Peserta didik bekerja sama saling membacakan, menemukan kata kunci dari soal cerita, memberikan jawaban dan penyelesaian soal cerita yang dituliskan pada lembar kertas. sama dan dituntut untuk belajar membaca dan memahami suatu soal cerita kemudian menuliskan penyelesaian soal cerita secara sistematis bersama kelompoknnya masing-masing. Di saat perwakilan kelompok menjawab dengan benar maka nilai optimal akan diberikan kepada seluruh anggota kelompok, sebaliknya saat perwakilan kelompok kurang tepat dalam menjawab maka nilai yang akan di berikan akan berkurang. Hal ini membuat anggota kelompoknya memahami jawaban dan menjawab dengan benar untuk mencapai nilai optimal secara kelompok. Dan untuk peserta didik yang mewakili kelompoknya nilai individunya di dapat saat peserta didik memberikan penguatan dan tes. Penguatan yang dimaksud adalah peserta didik membuat kesimpulan bersama peneliti tentang apa yang telah di bahas. Peneliti memberikan evaluasi atas hasil diskusi dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CIRC

  Kekurangan model CIRC adalah: 1) Pada saat persentasi hanya peserta didik yang aktif tampil.

  2) Tidak semua peserta didik bisa mengerjakan soal dengan teliti.

3. Metode Garis dalam Perkalian

  a) Pengertian Perkalian Menurut Ina Kurniawati (dalam Halfi arahmi) perkalian adalah suatu cara pendek dan mudah untuk menulis dan melakukan suatu penjumlahan. Perkalian suatu penjumlahan yang ditulis secara singkat. Contoh, 3 kali tujuh berarti 7 ditambah 7 ditambah 7 atau tiga buah angka tujuh dijumlahkan secara bersama. Tujuh dikali delapan berarti 8 ditambah 8 ditambah 8 ditambah 8 ditambah 8 ditambah 8 ditambah 8 atau tujuh buah angka delapan dijumlahkan secara bersama-sama. Konsep ini harus

  21 dipahami oleh anak.

  Menurut Darmin (dalam Halfi Rahmi) Perkalian adalah operasi penjumlahan b) Pengertian Metode Garis Menurut Auliya (dalam Elisa Arisandi) menyatakan bahwa metode garismatika yaitu metode dengan menghitung titik persilang pada garis, seperti menggambar garis mendatar dan garis tegak yang nantinya disilangkan, lalu berikan tanda titik pada persilangan garis tersebut lalu hitung banyak titik sebagai hasil perkaliannya. Hasil perkaliannya didapatkan hanya dengan menjumlahkan banyaknya titik potong persilangan garisnya. Operasi perkalian ini bersifat komutatif maka dapat bebas

  23 menentukan garis tegak dan mendatar untuk angka yang akan dikalikan.

  Metode horizontal di singkat metris dikembangkan oleh Stephanus Ivan Goenawan. Sekarang beliau adalah seorang dosen fisika di Universitas Katolik Atma Jaya. Konsep metris berawal dari pemikiran bahwa suatu bilangan dapat dipecah-

  24 pecah menjadi elemen-elemen satuan, puluhan, ratusan, dan seterusnya.

  Sig, Aa (dalam Halfi Ramadhani) menyatakan bahwa “metode horizontal adalah persilangan antara garis tegak (vertikal) dan garis datar (horizontal) yang kemudian diberikan tanda titik pada persilangan garis tersebut lalu hitung banyak titiknya.

  Kemudian dari setiap bilangan yang di bentuk garis datar dan tegak tersebut di bagi menjadi beberapa elemen-elemen satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya. Hasil dari perkalian terhadap bilangan yang telah dibagi menjadi elemen-elemen tersebut dijumlahkan.

  c) Langkah langkah Metode Garis Metode perkalian garis ini “mewakilkan” bilangan atau angka yang akan dikalikan dengan satu garis, satu satuan dengan garis. Misal angka 2 akan diwakili 2 garis, angka berikutnya 5 diwakili dengan 5 garis, dan seterusnya. Kemudian garis yang mewakili disusun mendatar (horizontal) secara terpisah untuk angka perkalian pertama dan garis tegak (vetikal) terpisah untuk angka perkalian kedua. Hasil dari perkalian tersebut didapat dengan cara memberikan tanda titik pada persilangan garis

  Jawab: 25 x 15 = … Langkah-langkahnya sebagai berikut:

  1. Buatlah angka 2 dengan mewakili 2 garis dan angka 5 mewakili 5 garis secara tegak. Antara garis pada angka 2 dan 5 diberi jarak terpisah.

  2. Buatlah angka 1 dengan mewakili 1 garis dan angka 5 mewakili 5 garis secara mendatar. Antara garis pada angka 1 dan 5 diberi jarak terpisah.

  3. Beri tanda titik pada persilangan dan garis tegak dan datar (gunakan warna agar terlihat)

  4. Beri tanda “)” dan “(“untuk memisahkan bagian pojok atas yang paling tinggi elemennya dan pada pojok bawah bagian terendah yaitu disebut satuan, lalu di bagian tengah adalah puluhan pojok atas dijumlahkan dengan pojok bawah bagian kiri.

  Jadi 25 x 15 Penyelesaian metode Horizontal Penyelesaian metode Vertikal p= Ratuan | Puluhan | Satuan 200 = 2 x 1| 2 x 5 + 5 x 1 | 5 x 5 150 = 2 |10 + 5 | 25 25 + = 2 | 15 | 25 375 = 2 | 15 + 2 | 5 = 2 | 17 | 5 = 2 + 1 | 7 | 5 = 3 | 7 | 5

  = 375

  d) Tujuan Metode Garis Metode garis bertujuan untuk membantu peserta didik yang bermasalah dalam menghapal tabel perkalian dasar 1-10 terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal cerita matematika. Dimana peserta didik tidak dibuat rumit hanya dengan membuat unsur garis tegak dan datar yang saling bersilangan dengan memberikan tanda titik pada persilangan tersebut dan menghitungnya.

  e) Kelebihan dan Kekurangan Metode Garis (1) Kelebihan Metode Garis sebagai suatu pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Membutuhkan bayak waktu b. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.

  26

  c. Tidak bisa digunakan bagi anak yang belum bisa berhitung dengan baik,

4. Model Konvensional

  Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang mengutamakan hasil yang terukur dan pendidik berperan aktif dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menghapal materi yang di sampaikan oleh pendidik dan materi pembelajaran lebih didominasi tentang konsep, fakta, dan perinsip.27 Dengan demikian, model konvensional merupakan suatu pembelajaran yang terpusat pada pendidik yang berdampak terhadap pembelajaran yang kurang optimal karena pendidik membuat peserta didik pasif dalam kegiatan. Model konvensional yang biasa di gunakan pendidik dalam materi pembelajaran perkalian ini dengan metode perkalian bersusun yang berdasarkan tabel perkalian dasar 1 sampai dengan perkalian

  10. Dalam proses pembelajarannya peserta didik diharuskan menghapal semua yang

5. Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

  (CIRC) Berbantuan Metode Garis dalam Perkalian

  Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

  

(CIRC) adalah model pembelajaran membaca soal dan menulisnya kedalam suatu

  konsep sehingga membentuk pemahaman dalam menyelesaikan soal-soal cerita matematika. Model pembelajaran ini dengan membentuk kelompok heterogen, setiap kelompok beranggotakan 4 -5 peserta didik, yang setiap anggota memiliki tugas pokok masing- masing. Sedangkan motode garis adalah motode pembelajaran yang didasarkan pada penyelesaian masalah materi perkalian yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian berdasarkan konsep dari permasalahan yang kongkrit. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

  

CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) berbantuan Metode Garis

  3) Peserta didik bekerja sama saling membacakan, menemukan kata kunci dari soal cerita, memberikan jawaban dan penyelesaian soal cerita yang dituliskan pada lembar kertas. 4) Peserta didik mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.

5) Peserta didik memberikan penguatan (reinfoecement) 6) Pendidik dan peserta didik bersama-sama membuat kesimpulan.

  7) Penutup.

6. Soal-Soal Cerita Matematika

a. Pengertian Soal-Soal Cerita Matemtika

  Menurut Depdiknas (dalam Melinda) soal cerita adalah bentuk soal mencari, (problem to find), yaitu mencari, menentukan atau mendapatkan nilai atau soal dan memenuhi kondisi atau syarat yang sesuai dengan soal. Matematika yang dituangkan ke dalam soal cerita merupakan aplikasi dari konsep matematika, sehingga dalam

  Kesimpulan dari kedua pendapat tersebut bahwasannya Soal cerita merupakan pembelajaran yang terjadi di kehidupan sehari-hari sehingga dalam penyelesaiannya harus dapat memahami maksud informasi yang ada ke dalam ungkapan matematika. Pada soal cerita berpengaruh terhadap panjang pendeknya Bahasa yang digunakan biasanya pada tingkat kesulitan soal tersebut. Makin panjang Bahasa yang digunakan maka makin tinggi tingkat kesulitan soal tersebut.

b. Langkah-langkah dalam Menyelesaikan Soal-soal Cerita

  Menurut Hudojono (dalam Wartini) langkah-langkah yang harus dilakukan agar peserta didik terampil menyelesaikan soal cerita adalah: a) Sedapat mungkin peserta didik membaca soal cerita itu sendiri;

  b) Tanyakan kepada peserta didik beberapa pertanyaan untuk mengetahui apakah soal cerita itu sudah benar-benar dimengerti. Pertanyaan-pertanyaan itu misalnya (1) Apa yang kamu ketahui dari soal itu?

Dokumen yang terkait

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED, READING AND COMPOSITION ) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN II KABAT KECAMATAN KABAT BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 18 15

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KEMAMPUAN

2 7 10

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

0 1 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF MELALUI MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) PADA SISWA KELAS V SDN SRONDOL KULON 01 KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 - Test

0 1 168

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MONOPOLI MATEMATIKA BERNUANSA ISLAM BERBANTUAN BRAIN GYM - Raden Intan Repository

0 5 140

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN SPARKOL VIDEOSCRIBE PADA MATERI PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS - Raden Intan Repository

0 4 104

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS V SDN 01 WONOKERTO TULANG BAWANG BARAT - Raden Intan Repository

0 1 97

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARANCOOPERATIVE TIPE TIMES GAMES TOURNAMENT BERBANTUAN LKPD PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA - Raden Intan Repository

0 0 97

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE BERBANTUAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR PKN KELAS V MIN 10 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 8 175

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DAN QUICK ON THE DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 WAY DADI KECAMATAN SUKARAME BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

1 3 99