PENGARUH PENERAPAN SIMULASI PHET TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 2 NGAGLIK PADA POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan P

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH PENERAPAN SIMULASI PHET TERHADAP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 2
NGAGLIK PADA POKOK BAHASAN HUKUM ARCHIMEDES
BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

OLEH:
STEFANIA TESALONIKA DHIU
141424007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2019


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO
Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan
pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.
(1 Tesalonika 1: 3)

Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul ombak.
Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah ombak dan
gelombang itu
(Marcus Aurelius)


iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
1. Universitas Sanata Dharma
2. Keluarga: kedua orang tua saya yakni Bapak Benyamin Sina dan Ibu
Regina Wake Moi, ketiga adik saya yakni Yulius Jefrianto Kiko Sina,
Paskalis Alisandro Lengu Sina, dan Yoseph Freynademetz Rendy Bei Sina.
3. Teman-teman Pendidikan Fisika 2014

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Dhiu, Stefania Tesalonika. 2019. Pengaruh Penerapan Simulasi PhET Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Ngaglik Pada
Pokok Bahasan Hukum Archimedes Berdasarkan Taksonomi Bloom.
Skripsi. Yogyakarta : Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hasil belajar awal siswa kelas
XI SMA Negeri 2 Ngaglik tentang Hukum Archimedes sebelum penerapan
simulasi PhET, (2) hasil belajar akhir siswa kelas XI SMA Negeri 2 Ngaglik tentang
Hukum Archimedes sesudah penerapan simulasi PhET dan (3) peningkatan hasil
belajar siswa kelas XI SMA Negeri 2 Ngaglik pada materi Hukum Archimedes
setelah menggunakan simulasi PhET.
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 27 siswa kelas X1 MIPA
4 dan 24 siswa kelas X1 MIPA 3. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12
September – 30 Oktober 2018 di SMA Negeri 2 Ngaglik. Desain penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan Pretest dan
Posttest Countrol Group Design. Data pretest dan posttest dianalisis menggunakan
uji t untuk kelompok independen dan kelompok dependen. Analisis menggunakan
bantuan program SPSS.
Hasil penelian menunjukkan bahwa: 1) Tingkat hasil belajar awal siswa
pada aspek kognitif dan psikomotorik masuk dalam kategori sangat rendah, dan
pada aspek afektif menunjukan bahwa siswa setuju dengan adanya penerapan
simulasi PhET. 2) Tingkat hasil belajar akhir siswa pada aspek kognitif dan
psikomotorik masuk dalam kategori sangat tinggi, dan untuk aspek afektif
menunjukkan bahwa siswa setuju dengan penerapan simulasi PhET. 3)
Pembelajaran menggunakan simulasi PhET dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi Hukum Archimedes pada aspek kognitif, psikomotorik dan aspek
afektif.
Kata Kunci : Simulasi PhET, peningkatan hasil belajar siswa, Hukum Archimedes

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Dhiu, Stefania Tesalonika 2019. The Influence of PhET Simulation on Improving
Student Result Learning in Class X1 SMA Negeri 2 Ngaglik on The Subject of
The Law of Archimedes Based on Bloom’s Taxonomy. Thesis. Yogyakarta:
Physics Education, Department of Mathematics and Natural Sciences
Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma
University.
The purpose of this study is to know (1) the early result learning of students
on class XI SMA Negeri 2 Ngaglik about the law of Archimedes before using PhET
simulation; 2) the final result learning of students on class XI SMA Negeri 2 Ngaglik
about the law of Archimedes after using PhET simulation; and 3) The improvement
of student result learning in Class XI SMA Negeri 2 Ngaglik on the material the law
of Archimedes after using PhET simulation.
The research used is 27 Students from Class X1 MIPA 4 and 24 students
from Class X1 MIPA 3 to be samples. This research was conducted on 12 September
to 30 Oktober 2018 in SMA Negeri 2 Ngaglik. Research design is quantitative by
using Pretest and Posttest Countrol Group Design. Pretest and Posttest data were
analyzed using T-test for independent groups and dependent groups. This analysis
uses assistance of SPSS program.
The results showed that: 1) Level of student learning outcomes on cognitive
and psychomotor aspects is very low, while affective aspects showed that all

students agree to using PhET simulation. 2) The level of final learning outcomes on
cognitive and phychomotor aspects is very high, while affective aspects showed that
all students agree to using PhET simulation. 3) Learning by using PhET simulation
can improve students learning outcomes on the material of the Archimedes Law
refraction on the cognitivwe, phychomotor and affective aspects.
Keywords: PhET simulation, students result learning, law of Archimedes.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat kasih
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENGARUH

PENERAPAN

SIMULASI


PHET

TERHADAP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2
NGAGLIK

PADA

POKOK

BAHASAN

HUKUM

ARCHIMEDES

BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM”.
Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai
kurikulum Program Studi Pendidikan Fisika. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat

bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak kepada penulis, maka penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga proposal
skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Dr.Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Drs.Aufridus Atmadi M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Akademik
Pendidikan Fisika 2014 yang selalu memberikan semangat dan dukungan
serta memperlancar proses belajar di Universitas Sanata Dharma.
4. Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ., M.S.T., selaku Dosen Pembimbing yang
telah bersedia membimbing, memotivasi dan memberikan kritik serta saran
yang berguna dalam menyelesaikan skripsi ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Drs. Domi Severinus, M.Si selaku validator untuk soal tes, yang telah
bersedia memberikan waktu, saran dan masukan yang baik bagi penelitian..
6. Seluruh karyawan JPMIPA yang telah membantu peneliti dalam

menyiapkan surat ijin penelitian.
7. Drs. Agus Santosa selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Ngaglik yang
telah memberikan izin untuk penulis melakukan penelitian di sekolah
tersebut.
8. Bapak Panca Widada S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri
2 Ngaglik yang telah membimbing dan memberikan saran untuk penelitian
ini.
9. Siswa – siswi kelas X I MIPA 3 dan MIPA 4 yang telah berkenan menjadi
sampel dalam penelitian.
10. Kedua orangtua saya, Benyamin Sina dan Regina Wake yang selalu
mendukung, memberikan semangat dan doa selama perkuliahan sampai
pada penyusunan skripsi ini.
11. Adik-adik saya

Yulius Jefrianto K. Sina, Paskalis Alisandro L.Sina,

Yoseph Freinademetz R. B. Sina dan keluarga besar saya yang telah
memberikan dukungan, doa dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Sabinus Sengi S.M


yang telah memberikan motivasi untuk berjuang

bersama, doa, semangat dan dukungan serta selalu ada dalam membantu
penulis mengerjakan skripsi ini.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….iii
HALAMAN MOTO……………………………………………………………... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………..v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS ......................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………...1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6
D. Manfaat ..........................................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8
A. Filsafat Konstruktivisme ...................................................................................... 8
xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Ranah Kognitif ...................................................................................................... 9
C. Ranah Afektif ...................................................................................................... 15
D. Ranah Psikomotorik ........................................................................................... 16
E. Hasil Belajar ........................................................................................................ 17
F. Pemahaman Konsep Fisika ................................................................................ 21
G. Simulasi Komputer ............................................................................................. 22
H. Simulasi PhET ..................................................................................................... 23
I.

Materi Hukum Archimedes ............................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 35
A. Jenis Penelitian .................................................................................................... 35
B. Desain Penelitian ................................................................................................ 35
C. Subyek Penelitian ............................................................................................... 36
D. Variabel Penelitian.............................................................................................. 38
E. Treatment ............................................................................................................. 38
F. Instrumen Penelitian ........................................................................................... 41
G. Validitas Instrumen............................................................................................. 48
H. Metode Analisis Data ......................................................................................... 49
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ............................................................ 56
A. Deskripsi Penelitian ............................................................................................ 56
B. Data

................................................................................................................ 68

C. Analisis Data ....................................................................................................... 74
D. Pembahasan ......................................................................................................... 93
E. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 100
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 103
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 103
B. Saran

.............................................................................................................. 104

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rangkuman Dimensi Proses Kognitif ........................................... 10
Tabel 3.1. Kisi-kisi soal pretest dan posttest ................................................. 43
Tabel 3.2 Teknik Penskoran untuk Aspek Kognitif dan aspek Psikomotorik 49
Tabel 3.3. Klasifikasi tingkat hasil belajar siswa pada aspek kognitif .......... 51
Tabel 3.4 Klasifikasi tingkat hasil belajar siswa pada aspek psikomotorik... 51
Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ................................................... 57
Tabel 4.2 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Treatment dan Kelas Kontrol
pada Aspek Kognitif ..................................................................... 68
Tabel 4.3 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Treatment dan Kelas Kontrol
pada Aspek Psikomotorik ............................................................. 70
Tabel 4.4 Hasil Angket Kelas Treatment....................................................... 72
Tabel 4.5 Hasil Angket Kelas Kontrol........................................................... 72
Tabel 4.6 Klasifikasi Tingkat Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif ...... 74
Tabel 4.7 Klasifikasi Tingkat Hasil Belajar Siswa pada Aspek
Psikomotorik……………. ............................................................ 75
Tabel 4.8 Klasifikasi Tingkat Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif ...... 75
Tabel 4.9 Klasifikasi Tingkat Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
....................................................................................................... 76
Tabel 4.10 Perbandingan Pretest Kelas Treatment dan Kelas Kontrol.......... 76
Tabel 4.11 Perbandingan Pretest dan Posttest Kelas Treatment .................... 78
Tabel 4.12 Perbandingan Pretest dan Posttest untuk Kelas Kontrol ............. 79
Tabel 4.13 Perbandingan Posttest Kelas Treatment dan Kelas Kontrol ........ 80
Tabel 4.14 Perbandingan Uji Selisih Posttest kelas Treatment dan Kelas
Kontrol .......................................................................................... 81

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.15 Perbandingan pretest kelas treatment dan Kelas Kontrol ............ 82
Tabel 4.16 Perbandingan Pretest dan Posttest kelas Treatment .................... 83
Tabel 4.17 Perbandingan Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ........................ 84
Tabel 4.18 Perbandingan Posttets Kelas Treatment dan Kelas Kontrol ........ 86
Tabel 4.19 Hasil Tanggapan Siswa pada Aspek Afektif Kelas Treatment .... 87
Tabel 4.20 Hasil Tanggapan Siswa pada Aspek Afektif Kelas Kontrol ........ 89

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampilan awal simulasi PhET........................................................... 24
Gambar 2.2 Tampilan awal simulasi PhET Hukum Archimedes ......................... 25
Gambar 2.3 Menghitung gaya apung…………………………………………….27
Gambar 2.4 Mengapung………………………………………………………….30
Gambar 2.5 Melayang……………………………………………………………30
Gambar 2.6 Tenggelam…………………………………………………………..31
Gambar 4.1 Pembelajaran menggunakan simulasi PhET I……………................63
Gambar 4.2 Pembelajaran menggunakan simulasi PhET II……………………..64
Gambar 4.3 Siswa-siswi mengerjakan posttest…………………………………..65
Gambar 4.4 Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran setelah pretest………….66
Gambar 4.5 Foto bersama kelas XI MIPA 3…………………………………….68

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat permohonan izin Penelitan ................................................. …109
Lampiran 2 Surat perizinan pelaksanaan penelitian............................................ 110
Lampiran 3 Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian ............................ 111
Lampiran 4 Absensi kelas treatment ................................................................... 112
Lampiran 5 Absensi kelas Kontrol ..................................................................... 113
Lampiran 6 RPP kelas treatment ........................................................................ 114
Lampiran 7 RPP kelas Kontrol ........................................................................... 127
Lampiran 8 Validasi soal pretest dan soal posttest ............................................. 139
Lampiran 9 Hasil validasi soal pretest dan soal posttest ..................................... 144
Lampiran 10 Contoh hasil lembar kerja .............................................................. 151
Lampiran 11 Contoh hasil pretest kelas treatment ............................................. 170
Lampiran 12 Contoh hasil posttest kelas treatment ............................................ 174
Lampiran 13 Contoh hasil pretest kelas kontrol ................................................. 178
Lampiram 14 Contoh hasil posttest kelas kontrol ............................................... 182
Lampiran 13 Contoh transkrip wawancara kelas treatment ................................ 186
Lampiran 14 Contoh transkrip wawancara kelas kontrol ................................... 189

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan
peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam
lingkungan tertentu (Sukmadinata, 2009). Menurut Sukmadinata, perbuatan
mendidik diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yaitu tujuan
pendidikan dimana tujuan ini bisa menyangkut kepentingan peserta didik
sendiri atau kepentingan bersama.
Dalam pendidikan dibutuhan proses pembelajaran yang sesuai dan
diharapkan proses pembelajaran tersebut dapat memudahkan setiap orang
dalam belajar. Muhibbin (dalam Khairani, 2014) berpendapat bahwa belajar
merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif. Sedangkan menurut Morgan dalam Introduction to Psychology
(Khairani, 2014) belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan.
Berkaitan dengan hal ini, peran guru sangatlah penting dalam membantu
proses belajar siswa. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta
didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu
objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan
sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta
1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan
satu pihak, yaitu pekerjaan pengaj ar saja sedangkan pembelajaran menyiratkan
adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik (Khairani, 2014: 6).
Metode yang baik dan menarik sangatlah penting diterapkan oleh seorang guru
dalam meningkatkan pemahaman siswa.
Pemahaman merupakan hasil akhir yang akan dicapai dalam setiap proses
pembelajaran sebagai bentuk perwujudan atas apa yang sudah dipelajari oleh
siswa. Akan tetapi, pada kenyataanya metode pembelajaran yang sering
digunakan oleh para guru belum menunjang aktivitas siswa dalam proses
memahami materi Fisika. Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran yang
digunakan masih bersifat informatif sehingga siswa lebih cenderung bersifat
pasif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Untuk itu seorang guru
diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan
memberikan pengajajaran semenarik mungkin untuk membantu siswa
mencapai tujuan-tujuannya dalam belajar sehingga memperoleh hasil belajar
yang juga baik. Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh
siswa dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Menurut Nasution (2005: 56) hasil yang dicapai dalam bidang
kognitif ialah bahwa jumlah murid yang mendapat angka tertinggi atas dasar
penungasannya yang tuntas mengenai bahan pelajarn tertentu.
Fisika merupakan mata pelajaran yang mempelajari gejala dan fenomena
alam beserta interaksi yang terjadi di dalamnya. Dalam belajar Fisika,
dibutuhkan metode pembelajaran yang dirasa mampu untuk membantu siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

dalam memahami materi Fisika yang dianggap sebagai mata pelajaran yang
susah bagi sebagian siswa. Oleh karena itu untuk mengembangkan pemahaman
tentang konsep fisika, siswa memerlukan seorang guru yang berperan untuk
membantu siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri secara aktif.
Pemanfaatan ilmu teknologi dan informasi di jaman yang sudah
berkembang ini, dapat dijadikan sebagai media pembelajaran oleh guru dalam
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep Fisika. Salah satunya adalah
dengan menggunakan simulasi komputer. Simulasi komputer merupakan salah
satu model pembelajaran dengan menggunakan program komputer dimana
didalamnya terdapat beberapa eksperimen mengenai konsep fisika yang dapat
dicoba secara tidak langsung oleh siswa dimanapun dan kapanpun. Salah satu
simulasi komputer yang digunakan adalah PhET (Physic Educational
Technology). PhET (Physic Educational Technology) merupakan sebuah
aplikasi berupa simulasi komputer untuk Fisika yang terhubung dengan jaringan
internet yang juga menyediakan simulasi pembelajaran mengenai beberapa
konsep Fisika. Siswa dapat mempelajari materi Fisika dengan menggunakan
aplikasi ini untuk meningkatkan pemahaman mereka. Dalam simulasi PhET
terdapat berbagai alat ukur yang bisa menjamin siswa belajar konsep Fisika
dengan baik tanpa harus ke laboratorium untuk melakukan eksperimen.
Berdasarkan pengalaman peneliti selama menempuh pendidikan sejak SMP
hingga SMA, guru Fisika yang mengajar di kelas belum pernah menerapkan
metode pembelajaran dengan menggunakan simulasi PhET. Selain itu selama
melaksanakan PPL guru Fisika di sekolah tersebut juga hanya menerapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

metode ceramah dan demonstrasi dalam pelajaran sehingga terlihat siswa
lambat memahami materi yang disampaikan. Tempat PPL yang digunakan oleh
peneliti di semester sebelumnya dijadikan tempat penelitian yaitu SMA Negeri
2 Ngaglik. Peneliti menerapkan simulasi PhET dalam pembelajaran Fisika
terutama pada pokok bahasan Hukum Archimedes. Permasalahan yang diteliti
yaitu bagaimana pengaruh penerapan simulasi PhET yang digunakan siswa
dalam proses pembelajaran terhadap hasil belajar pada suatu materi Fisika.
Penelitian serupa telah dilakukan oleh Veranda Nova yang merupakan
mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma angkatan 2013.
Penelitian ini berjudul “Pengembangan Pemahaman Siswa Tentang Prinsip
Archimedes (Peristiwa Mengapung, Tenggelam, dan Melayang) melalui
Pembelajaran Menggunakan Simulasi PhET: Sebuah Studi Kasus. Responden
pada penelitian terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok pertama berjumlah
empat orang dari kelas XI IPA1 dan kelompok kedua terdiri dari dua orang
yaitu dari kelas XI IPA 3, keduanya dari SMA Negeri 10 Yogyakarta.
Perkembangan pemahaman siswa dianalisis berdasarkan kategori kognitif
taksonomi Bloom. Salah satu hasil dari penelitian ialah pembelajaran dengan
menggunakan simulasi PhET dan belajar kelompok dapat membantu
responden dalam mengembangkan pemahamannya jika peneliti merancang
proses belajar dengan baik dan membimbing responden dalam melaksanakan
proses belajar. Sedangkan pada penelitian ini, siswa melakukan pembelajaran
bersama peneliti dengan menggunakan simulasi PhET, dan penerapan
simulasi PhET ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

dianalisis berdasarkan kategori kognitif, psikomotorik dan afektif taksonomi
Bloom.
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, penelitian ini mengambil
judul

“PENGARUH

PENERAPAN

SIMULASI

PHET

TERHADAP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2
NGAGLIK

PADA

POKOK

BAHASAN

HUKUM

ARCHIMEDES

BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana hasil belajar awal siswa kelas XI SMA Negeri 02 Ngaglik
tentang Hukum Archimedes sebelum penerapan simulasi PhET berdasarkan
taksonomi Bloom?
2. Bagaimana hasil belajar akhir siswa kelas XI SMA Negeri 02 Ngaglik
tentang Hukum Archimedes sesudah penerapan simulasi PhET berdasarkan
taksonomi Bloom?
3. Apakah penerapan simulasi PhET dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X1 SMA Negeri 2 Ngaglik pada materi Hukum Archimedes?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui:
1.

Hasil belajar awal siswa kelas XI SMA Negeri 02 Ngaglik tentang Hukum
Archimedes sebelum penerapan simulasi PhET berdasarkan taksonomi
Bloom.

2.

Hasil belajar akhir siswa kelas XI SMA Negeri 02 Ngaglik tentang Hukum
Archimedes sesudah penerapan simulasi PhET berdasarkan taksonomi
Bloom.

3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas X1 SMA Negeri 2 Ngaglik pada
materi hukum Archimedes setelah menggunakan simulasi PhET.

D. Manfaat
1. Bagi Guru
Guru-guru Fisika di sekolah dapat mengetahui adanya metode pembelajaran
baru dalam mengajar siswa yaitu dengan menggunakan simulasi PhET.
2. Bagi Penelitian
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi mereka yang akan
melakukan penelitian dengan topik yang mirip.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

3. Bagi Siswa
Penelitian ini bermanfaat karena siswa dapat mempelajari materi Fisika
dengan cara yang baru dan bisa membuat mereka mengenal teknologi yang
bisa digunakan dalam belajar Fisika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Filsafat Konstruktivisme
Dalam praktek pendidikan sains dan matematika konstruktivisme
sangat berpengaruh. Banyak cara belajar mengajar di sekolah didasarkan
pada teori konstruktivisme, seperti cara belajar yang menekankan peranan
murid dalam membentuk pengetahuannya sedangkan guru lebih berperan
sebagai fasilitator yang membantu keaktifan murid tersebut dalam
pembentukan pengetahuannya (Suparno, 1997: 12). Filsafat pengetahuan
adalah bagian dari filsafat yang mempertanyakan pengetahuan dan juga
bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu. Sedangkan konstruktivisme
adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri (Von Glasersfeld
dalam Suparno, 1997:18). Pengetahuan bukanlah suatu yang lepas dari
subyek, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari
pengalaman ataupin dunia sejauh dialaminya. Proses pembentukan ini
berjalan terus menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena
adanya suatu pemahaman yang baru (Piaget, 1971 dalam Suparno, 2007:
8).
Filsafat Konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat
pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi. Menurut Filsafat
Kontruktivisme, pengetahuan itu adalah bentukan (Konstruksi) dari dalam

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

pikiran yang menekuninnya (Battencourt dalam Suparno, 2007: 8). Orang
yang belajar itu tidak hanya meniru atau mencerminkan apa yang diajarkan
atau yang ia baca, melainkan menciptakan pengertian (Bettencourt dalam
Suparno, 1997: 11). Oleh karena itu siswa diharapkan mampu memahami
apa yang dipelajari sehingga siswa tidak salah pengertian.

B. Ranah Kognitif
Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk
tujuan pendidikan. Taksonomi pertama kali dikembangkan oleh Benjamin
S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini tujuan pendidikan dibagi menjadi
beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi
kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya
(Surya, 2013: 120).

Kategori-kategori pada dimensi proses kognitif merupakan
pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang
terdapat dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan (Anderson dan
Krathwohl, 2001: 43). Menurut hasil revisi taksonomi Bloom yang
dipublikasikan oleh Lorin Anderson dan David Krathwohl pada tahun 2001,
dimensi kognitif dikelompokkan menjadi enam yaitu mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta
(lihat tabel 2.1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

Tabel 2.1 Rangkuman Dimensi Proses Kognitif
Kategori dan Proses Nama-nama lain

Definisi dan Contoh

Kognitif
1. MENGINGAT- Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang
1.1 Mengingat

Mengidentifikasi Menempatkan pengetahuan dalam
memori jangka panjang yang
sesuai dengan pengetahuan
tersebut. Misalnya, mengenali
tanggal terjadinya peristiwaperistiwa penting dalam sejarah
Indonesia

1.2 Mengingat

Mengambil

kembali

Mengambil pengetahuan yang
relevan dari memori jangka
panjang. Misalnya, mengingat
kembali tanggal peristiwaperistiwa penting dalam sejarah
Indonesia.

2. MEMAHAMI-Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.
2.1 Menafsirkan

Mengklarifikasi,

Mengubah satu bentuk

Memparafrasakan gambaran. Misalnya, angka jadi
,Merepresentasi,

bentuk lain (Misalnya kata-kata)

Menerjemahkan

(Misalnya memparafrasakan
ucapan dan dokumen penting)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

2.2 Mencontohkan

Mengilustrasikan,

Menemukan contoh atau ilustrasi

Memberi contoh

tentang konsep atau prinsip.
Misalnya, memberi contoh
tentang aliran-aliran seni lukis.

2.3 Mengklarifikasi
-kan

Mengategorikan,

Menentukan sesuatu dalam satu

Mengelompokkan kategori. Misalnya,
mengklarifikasikan kelainankelainan mental yang telah
diteliti atau dijelaskan.

2.4 Merangkum

Mengabstraksi,

Mengabstrasikan tema umum

Menggeneralisasi

atau poin-poin pokok. Misalnya,
menulis ringkasan pendek
tentang peristiwa-peristiwa yang
ditayangkan di televisi.

2.5 Menyimpulkan

Menyarikan,

Membuat kesimpulan yang logis

Mengekstrapolasi

dari informasi yang diterima.

, Menginterpolasi, Misalnya, dalam belajar bahasa
Memprediksi

asing, menyimpulkan tata bahasa
berdasarkan contoh-contohnya.

2.6 Membandingkan

Mengontraskan,

Menentukan hubungan antara

Memetakan,

dua ide, dua objek, dan

Mencocokkan

semacamnya. Misalnya,
membandingkan peristiwa
peristiwa sejarah dengan
keadaan sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

Membuat model

Membuat model sebab-akibat
dalam sebuah system. Misalnya,

2.7 Menjelaskan

menjelaskan sebab-sebab
terjadinya peristiwa-peristiwa
penting pada abad ke-18 di
Indonesia.

3. MENGAPLIKASIKAN- Menerapkan atau menggunakan suatu
prosedur dalam keadaan tertentu.
3.1 Mengeksekusi

Melaksanakan

Menerapkan suatu prosedur pada
tugas yang familier. Misalnya,
membagi suatu bilangan dan
bilangan lain, kedua bilangan ini
terdiri dari beberapa digit.

3.2 Mengimplementasikan

Menggunakan

Menerapkan suatu prosedur pada
tugas yang tidak familier.
Misalnya, menggunakan hukum
Newton kedua dengan konteks
yang tepat.

4. MENGANALISIS- Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu
dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur
atau tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

4.1 Membedakan

Menyendirikan,

Membedakan bagian materi

Memilah

pelajaran yang relevan dan yang

Memfokuskan,

tidak relevan, bagian yang

Memilih

penting dari yang tidak penting.
Membedakan bilangan yang
relevan dan yang tidak relevan
dalam soal cerita matematika.

4.2 Mengorganisasi

Menemukan

Menentukan bagaimana elemen-

koherensi,

elemen bekerja atau berfungsi

Memadukan,

dalam sebuah struktur. Misalnya,

Membuat garis

menyusun bukti-bukti dalam

besar,

cerita sejarah jadi bukti-bukti

Mendeskripsikan

yang mendukung dan menentang

peran,

suatu penjelasan historis.

Menstrukturkan

4.3 Mengatribusikan

Mendekonstruksi

Menentukan sudut pandang,
bias, nilai, atau maksud dibalik
materi pelajaran. Misalnya,
menunjukkan sudut pandang
penulis suatu esai suatu
pandangan politik si penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

5. MENGEVALUASI- Mengambil keputusan berdasarkan kriteria
dari/atau standar
5.1 Memeriksa

Mengkoordinasi,

Menemukan inkonsistensi atau

Mendeteksi,

kesalahan dalam suatu proses atau

memonitor,

produk; menentukan apakah suatu

Menguji

produk atau proses memliki
konsistensi internal; menemukan
efektivitas suatu prosedur yang
sedang dipraktikkan. Misalnya,
memeriksa apakah kesimpulankesimpulan seorang ilmuwan
sesuai dengan data data amatan
atau tidak.

5.2 Mengkritik

Menilai

Menentukan inkonsistensi antara
suatu produk dan kriteria
eksternal; menentukan apakah
suatu produk memiliki konsistensi
eksternal; menemukan ketepatan
suatu prosedur untuk
menyelesaikan suatu masalah.
Misalnya, menentukan suatu
metode terbaik dari dua metode
untuk menyelesaikan suatu
masalah.

6. MENCIPTA- Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu
yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang
orisinil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

6.1 Merumuskan

Membuat

Membuat hipotesis-hipotesis

hipotesis

berdasarkan kriteria. Misalnya,
membuat hipotesis tentang sebabsebab terjadinya suatu
fenomenon.

6.2 Merencanakan

Mendesain

Merencanakan prosedur untuk
menyelesaikan suatu tugas.
Misalnya, merencanakan proposal
penelitian tentang topik sejarah
tertentu.

6.3 Memproduksi

Mengkonstruksi

Menciptakan suatu produk.
Misalnya, membuat habitat untuk
spesies tertentu demi suatu tujuan.

C. Ranah Afektif
Pembagian ranah afektif disusun Bloom bersama dengan David
Krathwol yang terdiri atas (Surya, 2013: 122):
a) Penerimaan (Receiving /Attending)
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya.
Dalam

pengajaran

bentuknya

berupa

mempertahankannya dan mengarahkannya.

mendapatkan

perhatian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

b) Tanggapan (Responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya.
Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan
tanggapan.
c) Penghargaan (Valuing)
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek,
fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari
serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
d) Pengorganisasian (Organization)
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di
antaranya dan membentuk suatu sistem nilai.

D. Ranah Psikomotorik
Rincian dalam ranah psikomotorik ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi
oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom yang terdiri atas
beberapa unsur (Surya, 2013: 123):
a) Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu
gerakan.
b) Kesiapan (Set )
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

c) Respon Terpimpin (Guided Response)
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk
didalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
d) Mekanisme (Mechanism)
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil
dengan menyakinkan dan cakap.
e) Respons Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response )
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola
gerakan yang kompleks.
f) Penyesuaian (Adaptation )
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan
dalam berbagai situasi.
g) Penciptaan (Origination)
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau
permasalahan tertentu.

E. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap
orang secara maksimal untuk dapat menguasai atau memperoleh
sesuatu. Belajar dapat didefinisikan secara sederhana sebagai “suatu
usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu
pengetahuan keterampilan, dan sebagainya (Khairani, 2014: 3-4). Para
pakar di bidang ilmu tentang belajar juga mengemukakan berbagai
variasi batasan tentang belajar, tentunya didasarkan pemahaman dan
aliran ilmu yang mereka anut. Berikut dijelaskan beberapa pendapat
para ahli tersebut (Khairani, 2014: 4).
Menurut Muhibbin (2006 dalam Khairani 2014: 4) belajar
merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku yang relative
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif. Menurut Winkel (Khairani, 2014: 4)
belajar adalah proses mental yang mengarah pada penguasaan
pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya
diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga menimbulkan tingkah laku
yang progresif dan adaptif. Irwanto (1997 dalam Khairani, 2014: 4)
berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan sebagaimana
dikatakan oleh Witherington, bahwa,”Belajar adalah perubahan dalam
diri individu yang dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, kebiasaan,
pengertian, dan apresiasi”. Sedangkan menurut Mudzakir (1997 dalam
Khairani, 2014: 4) belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang
bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seeorang, mencakup
perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa pakar
tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses menuju
perubahan yang bersifat mantap/permanen melalui proses latihan dalam
interaksi dengan lingkungan dan meliputi perubahan baik fisik mauapun
mental (Khairani, 2014: 5).

2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta
didik setelah mengalami kegiatan belajar (Khairani, 2014: 12). Hasil
belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam
mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Menurut Nasution (2005: 56) hasil yang dicapai dalam
bidang kognitif ialah bahwa jumlah murid yang mendapat angka
tertinggi atas dasar penungasannya yang tuntas mengenai bahan
pelajaran tertentu.
Guru tentu saja sudah menetapkan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai

setiap

siswanya

dalam

proses

pembelajaran.

Tujuan

pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi,
dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran tertentu (Khairani, 2014: 15).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor.
Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar dirinya
atau lingkungannya (Sukmadinata, 2009: 162).
a. Faktor-faktor dalam diri individu
Banyak faktor yang ada dalam diri individu atau si pelajar
yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajarnya. Faktorfaktor tersebut menyangkut aspek jasmaniah mauapun rohaniah dari
individu. Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan dari
individu. Kondisi fisik menyangkut pula kelengkapan dan kesehatan
indra penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan
pencecapan. Aspek psikis atau rohaniah tidak kalah pentingnya
dalam belajar dengan aspek jasmaniah. Aspek psikis menyangkut
kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual,
sosial, psikomotor, serta kondisi afektif dan konaktif dari individu
(Sukmadinata, 2009: 162)
b. Faktor-faktor lingkungan
Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktorfaktor di luar diri siswa, baik faktor fisik maupun social-psikologis
yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam
pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada
lingkungan sekolah dan masyarakat. Suasana lingkungan rumah di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

sekitar pasar atau terminal juga tempat-tempat hiburan berbeda
dengan di daerah khusus pemukiman. Suasana lingkungan rumah di
lingkungan pemukiman yang padat dan kurang bertata, juga berbeda
dengan pemukiman yang jarang dan tertata. Lingkungan sekolah
juga memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para
siswanya. Sedangkan pada lingkungan masyarakat dimana sisw atau
individu berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas
belajarnya (Sukmadinata, 2009: 163-165).

F. Pemahaman Konsep Fisika
Peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
konsep yang dipelajari secara menyeluruh, bermakna, otentik, dan aktif.
Berdasarkan fakta di lapangan materi Fisika dianggap sulit oleh siswa.
Kecenderungan ini biasanya berawal dari pengalaman belajar siswa yang
cenderung menemukan kenyataan bahwa pelajaran Fisika adalah pelajaran
yang berhubungan dengan persoalan konsep, pemahaman konsep, dan
penyelesaian soal-soal yang rumit melalui pendekatan matematis (Mertha
Yasa, 2012 dalam Nursalam, 2016).
Pemahaman konsep dalam suatu pembelajaran sangatlah penting
ditanamkan kepada peserta didik agar materi yang diajarkan oleh guru
khususnya guru mata pelajaran Fisika dapat dicerna dengan baik oleh
peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

G. Simulasi Komputer
Model pembelajaran modern yang sekarang banyak digunakan
dalam pembelajaran Fisika adalah simulasi komputer. Secara sederhana
simulasi komputer adalah model pembelajaran menggunakan program
komputer untuk mensimulasikan beberapa percobaan fisika, tidak lewat
percobaan di laboratorium, tetapi lewat monitor komputer dan siswa dapat
mempelajarinya dari simulasi itu (Suparno, 2007: 108). Penggunaan
simulasi ini sangat menguntungkan bagi guru maupun siswa. Siswa dapat
secara langsung mempelajari konsep-konsep Fisika tanpa harus ditunggui
oleh Guru dan dapat digunakan saat pelajaran berlangsung maupun di luar
jam pelajaran atau di luar kelas. Dengan adanya simulai ini siswa dapat
memahami konsep-konsep Fisika secara lebih mudah dan dapat
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri secara baik dan lebih mudah.
Beberapa keuntungan pembelajaran dengan simulasi komputer
(Suparno, 2007: 110) yaitu:
a. Dapat dilakukan oleh siswa kapan pun termasuk di rumah sehingga
mereka dapat belajar lebih lama dan mengulangi bahan lebih lama
tanpa terikat guru, jam atau waktu;
b. Dapat menyajikan simulasi dari percobaan yang sulit dan alatnya
mahal, dengan cara yang murah dan mudah bahkan dapat dilihat siswa
lebih jelas. Misalnya percobaan nuklir, dapat dilihat dalam simulasi
tanpa harus mencoba nuklir sendiri;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

c. Reaksi dan kejadian mikro dapat disimulasikan dengan jelas dalam
model sehingga siswa makin jelas menangkap konsepnya. Misalnya,
model gerak atom atau molekul yang sulit dilihat mata dapat dilakukan
dengan simulasi komputer;
d. Di internet banyak sekali percobaan dengan simulasi yang dapat
dijadikan tugas siswa untuk mengamati dan mempelajarinya;
e. Para ahli miskonsepsi menemukan bahwa simulasi computer dapat
membantu menghilangkan miskonsepsi siswa karena siswa dapat
membandingkan pemikirannya yang tidak benar dengan simulasi yang
mereka lakukan dan lihat.

H. Simulasi PhET
Physics Education Technology (PhET) adalah simulasi yang dapat
digunakan siswa dalam proses pembelajaran untuk memahami suatu konsep
fisika berbasis komputer dengan mengakses aplikasi yang telah disediakan
di website http://phet.colorado.edu (Perkins, 2006: 18). Simulasi PhET
dapat membantu untuk memperkenalkan topik baru, membangun konsep
atau keterampilan, memperkuat ide, memberikan resensi akhir dan refleksi
(Wieman, 2010: 225). Simulasi PhET merupakan aplikasi game yang
mengandung unsur pembelajaran dan menjelaskan tentang topik tertentu.
Simulasi PhET ini dapat diunduh dalam bentuk java dan flash. Selain itu,
juga dapat diunduh secara gratis dan dipasang pada komputer (perangkat
lokal) sehingga dapat digunakan secara offline (Perkins dkk, 2006: 19).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

Simulasi PhET disediakan untuk membantu siswa memahami
konsep fisika yang tidak dapat dibayangkan. Simulasi ini memudahkan
siswa untuk mempelajari konsep fisika lebih dalam lagi tanpa harus
melakukan percobaan di laboratorium. Melalui simulasi PhET siswa
diharapkan lebih paham mengenai materi yang diajarkan (Wieman, 2010:
225). Simulasi PhET dapat diunduh di website http://phet.colorado.edu
maka akan muncul tampilan awal seperti pada gambar 2.1 di bawah ini:

Gambar 2.1 Tampilan awal simulasi PhET
Pada tampilan awal di atas akan muncul menu unduh pada gambar
dan beberapa menu lainnya. Sebelum menggunakan PhET dapat memilih
unduh maka akan terunduh dengan menggunakan menu pilihan Java
maupun Adobe Flash dalam perangkat komputer. Kemudian akan muncul
beberapa menu, klik physics maka akan muncul beberapa pilihan
berdasarkan kategori seperti beta decay (peluruhan beta) atau buoyancy
(tenaga apung). Karena yang akan digunakan materi hukum Archimedes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25

maka tampilan tenaga apung. Maka akan muncul simulasi PhET materi
hukum Archimedes. Untuk menggunakan program, bisa diunduh terlebih
dahulu atau langsung dioperasikan dengan adanya jaringan internet.
Dalam penelitian ini simulasi PhET akan digunakan untuk materi
hukum Archimedes. Untuk tampilan PhET pada materi hukum Archimedes
dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Tampilan awal simulasi PhET hukum Archimedes
Pada tampilan awal simulasi PhET di atas terdapat terdapat beberapa
pilihan ikon yang telah disediakan. Untuk masing-masing ikon akan
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Untuk fungsi-fungsi dan cara kerja
simulasi PhET pada materi hukum Archimedes ini akan dijelaskan secara
lebih rinci pada lembar kerja siswa. LKS dapat dilihat pada lampiran 7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26

I. Materi Hukum Archimedes
Materi Hukum Archimedes ini diambil dari beberapa referensi buku
fisika diantaranya:


Fisika Edisi kelima Jilid 1 yang ditulis oleh Giancoli dan

diterbitkan oleh penerbit Erlangga pada tahun 2001.


Fisika untuk SMA/MA Kelas X kurikulum 2013 yang

ditulis oleh Kanginan dan diterbitkan oleh penerbit Erlangga pada
tahun 2013.
Ketika benda dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, gaya
apung akan bekerja pada benda itu. Gaya apung tersebut berbanding lurus
dengan volume benda yang tercelup dan massa jenis fluida. Gaya ke atas atau
gaya apung bernilai maksimum jika seluruh bagian benda tercelup di dalam
fluida. Semakin besar massa jenis fluida, semakin besar gaya apungnya, dan
sebaliknya. Fakta ini pertama kali ditemukan oleh Archimedes. Berdasarkan
beberapa percobaan, Archimedes menyatakan suatu prinsip yang selanjutnya
dikenal sebagai prinsip Archimedes.
Benda-benda yang dimasukkan ke dalam fluida mempunyai berat yang
lebih kecil dari pada saat berada di luar fluida tersebut. Sebagai contoh sebuah
batu yang besar mungkin akan terasa sulit saat diangkat dari tanah dan terasa
mudah dari dasar sungai. Banyak benda, seperti kayu, mengapung di
permukaan air. Itu menunjukkan bahwa terdapat gaya lain yang bekerja
terhadap benda yang melawan gaya berat benda. Gaya ini adalah gaya apung
atau gaya keatas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27

1.

Gaya apung atau gaya ke atas
Ketika sebuah benda dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam

sebuah fluida (zat cair atau gas), maka fluida akan mengerjakan gaya ke atas
pada benda itu yang besarnya sama dengan berat fluida yang di pindahkan.
Gaya ke atas yang dialami oleh sebuah benda ketika tercelup sebagian atau
seluruhnya di dalam sebuah fluida disebut gaya apung.
Besar gaya apung bergantung pada volume benda yang tercelup dan fluida
yang dipindahkan (didesak). Suatu benda yang dicelupkan seluruhnya dalam
zat cair selalu menggantikan volume zat cair yang sama dengan volume benda
itu sendiri. Archimedes mengaitkan antara gaya apung dengan volume zat cair
yang dipindahkan benda (Kanginan, 2013: 270). Besarnya gaya apung juga di
pengaruhi oleh massa jenis fluida. Semakin besar massa jenis fluida, semakin
besar gaya apungnya, dan sebaliknya. Oleh karena itu, berat benda yang
tercelup dalam fluida selalu lebih kecil daripada berat benda sesungguhnya
akibat adanya gaya apung.

Gambar 2.3 Menentukan rumus gaya apung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28

Perhatikan sebuah silinder dengan tinggi h dan luas A yang tercelup
seluruhnya di dalam zat cair dengan massa jenis ρf (lihat gambar 2.3). Fluida
melakukan tekanan hidrostatik P1 = ρf.g.h1 pada bagian atas silinder. Gaya yang
berhubungan dengan tekanan adalah F1 = P1.A sehingga F1 = ρf.g.h1.A dengan
arah ke bawah. Dengan cara yang sama fl