Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA

YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI

SEKOLAH MODELING

Skripsi

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

  

Disusun oleh :

Maria Festa Agustin

  

029114090

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : MARIA FESTA AGUSTIN 029114090 Telah disetujui oleh : Pembimbing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta Penulis Maria Festa Agustin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  MOTTO Seorang bayi yang belajar berjalan, berkali-kali jatuh… namun mereka tidak menyerah untuk mencoba dan mencoba lagi.

  

Satu hal yang membuat mereka berhasil…

mereka tidak mengenal kata gagal ! (Gede Prama) Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing. Klise, tapi itulah faktanya.

  Soo... c r e a t e y o u r o w n s t y l e (Adeyulia. S) Just do the best, let God do the rest

  

Aku percaya bahwa Tuhan telah membuat rencana untuk kita,

dan Ia akan menjadikan segala sesuatu INDAH,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya kecil ini untuk…. dan bunda pe lindung ku…

  J esus Kristus B unda

  , Te rim akasih atas ke tid ak je nuhanMu atas M aria pe ng aduan dan ke luhku. Aku tahu b ahwa Eng kau sang at m e nyayang iku d an tid ak akan pe rnah m e ning g alkanku.

  

Diriku sendiri...”karya ini bukanlah hasil akhir, melainkan

awal dari pe rjuang an yang se sung g uhnya!!!” …te rim akasih atas se luruh

   Bapak dan Ibu Leo S oepono je rih payah, cinta d an pe ng o rb anannya se lam a ham pir 2 3 th, untuk d ik Fista.. Trim akasih jug a atas ke pe rcayaan d an dukung an yang d ibe rikan se lam a ini.

   Kakak-kakakku, kakak-kakak iparku, ponakan- po nakannku...

   Semua sahabat, cayang ku dan teman-temanku...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA

YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI

SEKOLAH MODELING

Maria Festa Agustin

029114090

  

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

  Tujuan dari penelitian ini, untuk melihat perbedaan konsep diri antara remaja

yang mengikuti dan yang tidak mengikuti Sekolah Modeling. Penelitian ini

merupakan penelitian komparasi. Hipotesis berbunyi, ada perbedaaan konsep diri

antara remaja yang mengikuti dan yang tidak mengikuti Sekolah Modeling. Subyek

terdiri dari 30 remaja putri yang mengikuti Sekolah Modeling, dan 30 remaja putri

yang tidak mengikuti Sekolah Modeling, berusia 16-20 tahun, duduk di bangku

SMU/sederajat/Perguruan Tinggi, serta berdomisili di Yogyakarta.

  Data diperoleh dengan menggunakan skala konsep diri. Daya diskriminasi skala menggunakan batas nilai = 0,3, dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,9247. Data penelitian dianalisis menggunakan uji-t, diperoleh nilai t = -1.890 dan

p=0.064. Hasil penelitian menunjukkan p > 0.05, sehingg hipotesis yang berbunyi

ada perbedaan konsep diri remaja yang mengikuti dan yang tidak mengikuti Sekolah

Modeling, ditolak. Artinya tidak adanya perbedaan konsep diri antara remaja yang

mengikuti maupun yang tidak mengikuti Sekolah Modeling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

THE DIFFERENCES OF TEENAGERS SELF CONCEPT

BETWEEN THE ONES WHO JOIN WITH MODELLING SCHOOL

AND THE ONES WHO DO NOT

Maria Festa Agustin

029114090

  

Faculty Of Psychology

Sanata Dharma University

Yogyakarta

  The aim of this reaserch to see the difference of teenagers self concept

between the ones who join with Modelling School and the ones who do not. This is

comparative reaserch. Hypothesis says that that there is difference self concept

between the ones who join with Modelling School and the ones who do not. The

subject of this reaserch is 60 people, that consist of 30 female tenageers who join

with Modelling School and 30 female tenagers who do not join Modelling School,

they are Senior High School and University student, who are 16-20 years old and live

in Yogyakarta.

  The data collected using self concept scale. The discriminate power of this research uses limited value = 0,3, with realibility coefficient is 0.9247. The reaserch data analized using t-test, we get t=-1.890 and p=0.064. The

result of this research shows p> 0.05, so the hypotesis that says there is differences of

teenagers self concept who join with Modelling School and the ones who do not, is

rejected. The result means that there is no differences of teenagers self concept who

join with Modelling School and the ones who do not.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji syukur pada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberi rahmat dan

anugerahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

psikologi di Universitas Sanata Dharma.

  Penulis menyadari keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, sehingga dengan

bantuan dari berbagai pihaklah akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

  

1. Bpk. P. Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi,

sekaligus dosen penguji skripsi yang telah memberi kritik dan saran.

  

2. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah membimbing, mengarahkan dan memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  

3. Ibu K. Dewayani, Msi. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberi

masukan-masukan.

  

4. Bpk. Agung Santoso S.Psi selaku Dosen Pendamping Akademik penulis

sekaligus dosen penguji skripsi. Ibu MM. Eki Nimas Suprawati, S.Psi, M.Si., selaku Dosen Pendamping Akademik penulis terimakasih atas pendampingannya selama penulis menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI atas bantuannya kepada penulis selama penulis belajar di fakultas Psikologi ini.

  6. Mas Muji dan Mas Doni, terima kasih atas semua bantuannya.

  7. Pihak Manajemen Sekolah Modeling LPK PAPMI Yogyakarta.

  

8. Siswa modeling LPK PAMPI dan teman-teman yang menjadi subyek

penelitian, terima kasih atas bantuannya serta kesediaannya mengisi angket dalam penelitian ini.

  

9. Bapak dan Ibu Leo Soepono, terimakasih banyak ya b é ...mi...,atas dukungan,

cinta dan doanya, karena cinta, dukungan dan doa bapak dan ibulah dik Fista bisa menyelesaikan skripsi ini.

  

10. Mbak-mabakku...kakak-kakak iparku yang baik dan murah hati, sering-sering

ngasih ”angpao” ya!!! He...

  

11. Ponakan-ponakanku yang telah membuat hari-hariku tidak sepi! Tapi kalo

maen ke rumah jangan nakalin tante lagi ya, jangan berantakin kamar tante ya...awas!hehe (ponakannku buanyaaaaaaaaak loh!!!)

  

12. LPK Colour Models Management – Asmat Pro, khususnya mas Panji sama mas

Nyudi, terimaksih banyak atas pembelajarannya. Di sinilah awal mula ketertarikkan saya untuk menggarap penelitian ini. Banyak fenomena, soo amazing...soo diferent...soo glamour...soo sexy...

  

13. Sahabat dan keluarga keduaku, Trisa, Ina, Lilis, Nana. Klo maen jangan

memamah biak melulu...skali-skali membelah diri!!! Buruan cari.....Keep fighting girls!!!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tanti (kesetiaan), Mitha (ketulusan), Thea (berkomunikasi), Nopek (memaafkan), Lita (keceriaan), Adjenk (kedewasaan), Trisa (kemurahan hati dan ”kaca mata kuda”), kadang kita butuh kok jeng... dan 1 penyelundup, Tuk- tuk! yang mengajariku untuk easy going dalam bercinta!haha...caiyo semangat,

   cepetan lulus biar cepet kawin .. thank ya udah mau jadi sahabat aku (memang mau po???). Tapi temenan sama kalian jadi bikin hidup lebih berisi kok...justru perbedaan pada kita yang membuat kita bisa saling belajar banyak hal  kata- kata mutiara hari ini!

15. Bapak dan Ibu dan anak kos Zusi Arib, makasih udah mengijinkan kami untuk numpang singgah (itung-itung ngekos gratis!) selama kuliah.

  

16. Semua orang yang pernah mengenalku dan mengajariku banyak hal, hingga

membuatku menjadi lebih baik...

  

17. Komunitas teater Samar-PL-De Brito, teater Seriboe Djendela, teater ISTAL,

komunitas SUKET dan komunitas seni lainnya, atas wadah katarsis saya selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

dengan segenap kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang

membangun untuk menunjang kesempurnaan skripsi ini.

  Yogyakarta, Penulis Maria Festa Agustin

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

  

Halaman Judul .............................................................................................. i

Halaman Persetujuan .................................................................................... ii

Pernyataan Keaslian Karya ........................................................................... iv

Halaman Motto ............................................................................................. v

Halaman Persembahan .................................................................................. vi

Abstrak ......................................................................................................... vii

Abstract ....................................................................................................... viii

Kata Pengantar.............................................................................................. ix

Daftar Isi....................................................................................................... xii

Daftar Lampiran............................................................................................ xv

Daftar Bagan................................................................................................. xvi

Daftar Tabel......................................................................................................xvii

  

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................ 1 B. RUMUSAN MASALAH ............................................................ 8 C. TUJUAN PENELITIAN............................................................. 8 D. MANFAAT PENELITIAN......................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 9

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Pengertian Konsep Diri...................................................... 14

  2. Faktor yang mempengaruhi Konsep Diri............................. 16

  3. Aspek-aspek Konsep Diri..................................................... 20

  C. SEKOLAH MODELING............................................................ 29

  D. PERBEDAAN KONSEP DIRI REMAJA YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI SEKOLAH MODELING ………………………………………..40

  E. HIPOTESIS................................................................................ 42

  

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 46

A. JENIS PENELITIAN ................................................................... 46 B. IDENTIFIKASI VARIABEL ...................................................... 46 C. DEFINISI OPERASIONAL ....................................................... 46 D. SUBJEK PENELITIAN.............................................................. 48 E. PROSEDUR PENELITIAN..........................................................49 F. ALAT PENGUMPULAN DATA ............................................... 50 G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS .......................................... 52 H. METODE ANALISIS DATA ..................................................... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 55

A. PERSIAPAN PENELITIAN....................................................... 55 B. PELAKSANAAN PENELITIAN .................................................57

  D. HASIL PENELITIAN ................................................................ 58

  E. PEMBAHASAN......................................................................... 61

  

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 66

A. KESIMPULAN .......................................................................... 66 B. SARAN ...................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 68

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SKALA UJI COBA/TRY OUT.....................................................71

Lampiran 2 DATA UJI COBA SKALA...........................................................76

Lampiran 3 RELIABILITAS SKALA............................................................ 90

Lampiran 4 ANGKET PENELITIAN............................................................ .97

Lampiran 5 DATA PENELITIAN...................................................................100

Lampiran 6 T-TEST MODELING-NON MODELING...................................106

Lampiran 7 SURAT PENELITIAN..................................................................111

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kurikulum Sekolah Modeling dan Aspek yang dipengaruhi .......... 43

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL

  

Tabel 1 Skor Item Favorable dan Unvaforable..................................................51

Tabel 2 Blue Print Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba Item.........................................................................52 Tabel 3 Blue Print Skala Konsep Diri Setelah Uji Coba Item ………………………………………………...56 Tabel 4 Sebaran Item Konsep Diri Berdasarkan

  Favorable dan Unfavorable Setelah Diuji Kesahihannya…………………………………………...57

Tabel 5 Skor dan Mean Konsep Diri ………………………………………… 59

Tabel 6 Uji Normalitas Data Konsep Diri…………………………………..….60

Tabel 7 Uji Perbedaan Konsep Diri....................................................................61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yaitu berkisar antara usia 10 hingga 22 tahun Santrock (2003). Perkembangan fisik pada masa peralihan ini berubah pesat, hingga mencapai

  puncak daya tarik, kekuatan, dan kesehatan fisik. Remaja menjadi sangat menaruh perhatian pada tubuh mereka dan membangun citra dirinya mengenai bagaimana tubuh mereka nampaknya (Santrock, 2003). Pada periode ini, perkembangan tidak hanya terjadi secara fisik namun juga mengalami perkembangan kognisi sehingga remaja mulai mampu berpikir secara abstrak. Remaja juga mulai melepaskan diri secara emosional dari orangtua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru, Clarke-Steward & Freedman, Ingersol (Agustiani, 2006).

  Berkembangnya pola pikir abstrak, dimana remaja mampu berimajinasi terhadap kemungkinan-kemungkinan lain dalam segala hal, membuat kaum remaja memiliki banyak pertanyaan mengenai dirinya. Masa inilah yang oleh Erikson disebut dengan identity vs identity confusion atau identitas dan kebingungan identitas. Remaja akan sangat tertarik untuk mengetahui siapa dirinya, bagaimana dirinya dan kemana ia akan melangkah di kemudian hari.

  Kaum remaja yang berhasil menjawab sekaligus mengatasi berbagai pertanyaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

baru yang menarik dan dapat diterima. Remaja yang tidak berhasil mengatasi

identitas diri akan menjadi bingung, seakan-akan mereka tidak bisa memahami

diri. Kondisi seperti ini disebut dengan masa kebingungan identitas.

  Memahami diri sendiri merupakan dasar dan isi dari konsep diri

(Santrock, 2003). Terkadang masalah rumit yang dialami manusia, seringkali

berasal dari dalam diri, sehingga tanpa sadar mereka menciptakan rantai masalah

yang berakar dari konsep diri. Kemampuan yang dimiliki individu untuk berpikir

dan menilai, terkadang membuat individu menilai dirinya macam-macam, dan

meyakini persepsinya tersebut yang belum tentu objektif. Penilaian negatif akan

diri akan memunculkan problematika, seperti inferioritas, kurang percaya diri dan

merasa diri tidak menarik, namun sebaliknya penilaian positif terhadap diri akan

menumbuhkan kepercayaan diri dan optimisme.

  Taylor dan Comb & Snygg (Agustiani, 2006), beranggapan bahwa pada

awalnya konsep diri individu sepenuhnya didasari oleh persepsi tentang dirinya

sendiri. Seiring bertambahnya usia dan kemampuan persepsi, pandangan tersebut

menjadi lebih banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diperoleh dari hasil

interaksi dengan lingkungan. Semakin individu melakukan banyak interaksi

dengan orang lain dan lingkungan, maka semakin banyak faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor yang mempengaruhi konsep

diri antara lain jenis kelamin, usia, pendidikan dan tempat tinggal.

  Masyarakat memiliki harapan, stereotype dan perlakuan tertentu terhadap

seseorang, berdasarkan jenis kelaminnya, oleh karena itu orang tersebut akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

diharapkan. Misalnya, seorang anak perempuan diharapkan untuk tampil

feminine dan bersikap lebut, maka seorang yang berjenis kelamin perempuan

akan berusaha berpikir dan bertindak demikian.

  Usia berpengaruh pada tahap perkembangan kognitif. Perkembangan

kognitif remaja menurut Piaget memasuki tahap operasional formal, dimana

remaja mampu berfikir abstrak, idealis dan logis. Pemikiran ini membuat remaja

memiliki kemampuan untuk mengimajinasikan segala kemungkinan yang ada

(Posible Self). Bagaimana seseorang berangan-angan terhadap

kemungkinan/masa depan, akan berpengaruh pada konsep dirinya. Sikap positif

terhadap masa depan akan membentuk konsep diri yang positif, dan sebaliknya,

sikap pesimis terhadap masa depan akan membentuk konsep diri yang negatif

(Santrock, 2003).

  Bangku pendidikan memberikan banyak pengetahuan, informasi dan

pengalaman. Menurut Rini ( www.e-psikologi.com , 2002), informasi yang

didapatkan selama proses belajar (di sekolah), akan memperluas pandangan

individu sehingga individu mampu membuat pilihan dan mengambil keputusan.

  

Demikian halnya dengan tempat tinggal, yang memberikan pengaruh cukup besar

dalam pembentukan konsep diri. Seberapa banyak informasi yang didapatkan

selama seseorang tinggal di suatu tempat, akan memberikan pengaruh terhadap

konsep dirinya, termasuk nilai-nilai, adat dan budaya setempat.

  Sependapat dengan pernyataan diatas, Rais (Gunarsa, 1986)

mengemukakan bahwa konsep diri bukanlah faktor bawaan melainkan terbentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  maka dari itu konsep diri bersifat dinamis dan bisa berubah.

  Sekolah Modeling merupakan tempat pembelajaran yang memberikan

pendidikan/pelatihan-pelatihan khusus untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

  

Tujuan tersebut antara lain, membentuk seorang model yang memiliki pribadi 3B

(Beauty, Brain and Behavior). Cantik tidak hanya dilihat secara fisik, namun

disertai dengan wawasan yang luas dan perilaku yang beretika. Sekolah

Modeling mengajarkan banyak hal, tidak hanya mengajarkan bagaimana cara

berjalan di atas panggung, namun juga belajar mengenai etika, make up, seni

peran, publick speaking dan table manner.

  Remaja yang mengikuti Sekolah Modeling akan mendapatkan

pengetahuan baru tentang penampilan fisik, etika, dan banyak hal yang lain,

sehingga menambah kepercayaan diri dalam bergaul, sekaligus mendapat

penilaian positif dari orang lain. Hal ini akan memberikan dukungan yang cukup

berarti dalam pembentukan konsep diri yang positif.

  Pernyataan ini didukung dengan fakta yang menyebutkan, bahwa sekolah

kepribadian John Robert Powers, yang memberikan materi-materi yang hampir

sama dengan yang diberikan pada Sekolah Modeling, seperti Personality

Development, Public communication, Executive Program, Acting & Modeling,

Kids Program, telah membuktikan bahwa program Modeling dan Acting telah

teruji efektifitasnya ( http://www.jrpindonesia.com/ina/location/index.phd , 2007).

  Secara obyektif dapat dilihat bahwa para model nampak memiliki

kepercayaan diri, terutama dalam berbusana dan membawakan diri. Terkadang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

pendewaan diri berlebihan, khususnya pada penampilan fisik. Contoh sikap ini

ditandai dengan kesukaannya untuk bersolek secara berlebihan dan senang

mengagumi diri sendiri, baik dengan kegemaran seseorang untuk bercermin atau

mengagumi foto diri.

  Horney dalam teorinya mengenai narsisme, menyatakan bahwa narsisme

merupakan pendewaan diri dan penilaian diri yang berlebihan akibat perasaan-

perasaan tidak aman, seperti kekecewaan (Supratiknya, 1993). Penulis berasumsi,

bahwa remaja yang mengikuti Sekolah Modeling, yang tampak menarik, percaya

diri dan terlihat glamour, bisa saja memiliki kekecewaan terhadap dirinya

sehingga belum tentu memandang diri positif. Pernyataan ini didukung dengan

tanggapan Rais (Gunarsa, 1986) yang menyatakan bahwa konsep tentang diri

sendiri sebenarnya hanya terdapat pada pikiran seseorang dan bukan dalam

realitas yang konkrit. Artinya, apa yang bisa dilihat orang lain mengenai ciri

seseorang, belum tentu sama dengan apa yang dipikirkan orang tersebut

mengenai dirinya sendiri, namun demikian konsep diri mempunyai pengaruh

yang besar terhadap keseluruhan perilaku yang ditampilkan oleh seseorang.

  Sebagian besar dari para model adalah remaja. Kita tahu bahwa masa

remaja merupakan masa belajar, dimana mereka masih duduk dalam bangku

pendidikan yang lebih mengutamakan kemampuan akademik. Secara otomatis

prestasi belajar sangat penting dalam masa ini, namun mereka tidak

memperolehnya di Sekolah Modeling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

pembuatan iklan dan film, bahkan bekerja sebagai SPG tentu saja akan memakan

banyak waktu. Remaja yang masih duduk di bangku sekolah/kuliah, semestinya

membutuhkan waktu untuk belajar, mengerjakan tugas, namun tidak jarang dari

mereka harus meninggalkan jam belajar/bolos kuliah karena sudah terikat

kontrak untuk suatu produksi. Begitu padatnya kegiatan di luar lingkup sekolah,

membuang banyak waktu dan prestasi menurun.

  Sedikit berbeda dengan remaja yang tidak mengikuti Sekolah Modeling,

yang memiliki lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan teman

sekolah/kampus dan mengikuti kegiatan-kegiatan lain seperti ekstrakulikuler.

Kondisi ini akan berpengaruh pada kualitas hubungan dengan teman-teman

sebaya di lingkungan sekolah, sehingga pertemanan menjadi lebih akrab dan

kemampuan sosial bertambah.

  Sejak dulu di dalam masyarakat sudah terlihat pola, bahwa yang cantik,

tampan, “keren”, dan langsing, akan lebih populer, disukai dan banyak

mendapatkan peluang, dari pada yang “biasa-biasa saja”. Fenomena yang cukup

besar terjadi saat ini adalah, begitu banyaknya remaja yang tampil cantik dan

modis. Dilihat dari segi penampilan, mereka cukup menarik dan percaya diri,

meskipun sedikit berbeda dengan para model yang lebih “berani” dalam masalah

penampilan.

  Fenomena ini didukung oleh tren pasar yang mengikuti perkembangan

mode, belum lagi berbagai media dan iklan bermunculan untuk memperkenalkan

keampuhan produk mereka, dan hal ini disambut oleh masyarakat. Produk-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Puluhan rumah butik berjejeran dengan tampilan yang menarik perhatian,

terutama kaum perempuan. Baju-baju modis, tas, sepatu dan berbagai macam

aksesoris yang dapat didapatkan secara mudah dengan harga terjangkau, bahkan

murah. Bukan lagi hal sulit untuk bisa tampil cantik dan modis, seperti image

“cantik” yang ditayangkan di televisi. Banyak kita jumpai remaja-remaja putri

mengenakan baju-baju yang up to date. Asumsinya bahwa remaja yang tidak

mengikuti Sekolah Modelingpun memiliki kesempatan yang sama untuk tampil

modis, sehingga menjadi lebih percaya diri dalam bergaul dan diterima baik oleh

lingkungan, oleh karena itu kemungkinan memiliki konsep diri yang tinggi.

  Saat ini penampilan fisik yang sangat berpengaruh pada pembentukan

konsep diri, sangat mudah didapatkan. Menjadi sebuah pertanyaan, apakah

remaja yang tidak mengikuti Sekolah Modeling memiliki konsep diri yang sama

dengan remaja yang mengikuti Sekolah Modeling, sementara remaja yang

mengikuti Sekolah Modeling diberikan pengajaran dan pelatihan khusus, antara

lain mengenai cara berjalan di atas panggung (basic modeling), etika, make up,

seni peran, publick speaking dan table manner. Bertolak dari itu semua, penulis

ingin mengetahui apakah ada perbedaan konsep diri antara yang mengikuti dan

yang tidak mengikuti Sekolah Modeling, pada remaja putri dengan rentang usia

dan tempat tinggal yang sama, serta latar belakang pendidikan yang kurang lebih

sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan diajukan pada penelitian ini adalah: “Apakah ada perbedaan konsep diri antara remaja yang mengikuti dan yang tidak mengikuti Sekolah Modeling?”

  C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan konsep diri remaja yang mengikuti dan yang tidak mengikuti Sekolah Modeling.

  D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat teoritis Menambah kajian teoritis dalam dunia psikologi tentang perbedaan konsep diri remaja yang mengikuti dan yang tidak mengikuti Sekolah Modeling.

  Manfaat praktis Memberikan informasi kepada orang tua, para pendidik/pihak manajemen Sekolah Modeling maupun remaja, mengenai bagaimana konsep diri, manfaat

  Sekolah Modeling terhadap konsep diri remaja, serta memberikan gambaran bagi pembaca tentang hal-hal yang dipelajari di Sekolah Modeling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. REMAJA Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

  dewasa. Menurut Santrock (2003), individu dikatakan remaja saat ia sudah memasuki usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun.

  Lerner & Hultsch (Agustiani, 2006) dan Gunarsa (2004) menguraikan perubahan yang terjadi pada masa remaja yang cukup unik, dimana ciri umum yang menonjol adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri. Perkembangan dan perubahan terjadi hampir pada semua aspek kehidupan yang meliputi:

1. Perkembangan fisik Remaja mulai merasa adanya perbedaan dalam diri mereka.

  Perubahan ini paling jelas terlihat, ditandai dengan mengerasnya otot tubuh, tinggi dan berat badan meningkat, bentuk tubuh lebih proporsional, muncul pubic hair (rambut pada alat kelamin) dan tumbuh payudara pada remaja putri. Perubahan biologis yang terjadi karena adanya perubahan hormon- hormon yang diproduksi, yang memberikan tanda bahwa kemampuan bereproduksi sudah berfungsi, dan bentuk fisik baru yang mereka dapatkan akan akan membawa mereka pada dunia remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Perubahan hormonal dan fisik yang terjadi pada masa ini

mempengaruhi emosi remaja, dimana mood (suasana hati) bisa berubah

dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi

Csikszentmihalyi dan Reed Larson (Setiono, www.e-psikologi.com , 2002),

menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk

berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara

orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan

mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban

pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah.

  

Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut

belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.

  Emosi yang menggebu-gebu yang terjadai pada masa ini justru

bermanfaat untuk terus-menerus mencari identitas dirinya, dan dengan

adanya emosi tersebut, remaja secara bertahap akan mencari jalannya menuju

kedewasaan. Bagaimana reaksi orang dan lingkungan terhadapnya akan

membuat remaja belajar dari pengalaman untuk mengambil langkah-langkah

yang terbaik (Sarwono, 1989)

  Pada masa ini, para remaja mengalami perubahan yang dramatis

dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap

pendapat orang lain karena menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi

atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  citra dirinya.

  3. Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif remaja menurut Piaget memasuki perkembangan operasional formal (formal operation), yang ditandai dengan kemampuan untuk berfikir abstrak, idealis dan logis. Piaget mengemukakan bahwa puncak pemikiran ini tercapai sepenuhnya di akhir masa remaja, sekitar usia 15-20 tahun. Pada usia ini, remaja memantapkan pemikiran operasional formal dan menggunakannya dengan lebih konsisten (Santrock, 2003). Munculnya pemikiran operasional formal menjadikan remaja memiliki kemampuan untuk mangimajinasikan segala kemungkinan yang ada.

  Menurut Elkind (Gunarsa, 2004), perkembangan kognitif tidak selalu mengarah pada hal-hal positif, salah satu perkembangan kemampuan mental yang bisa mengganggu fungsi kognitif adalah egosentrisme. Egosentrisme merupakan satu perkembangan, dimana seorang remaja memiliki sudut pandang dan pola pikir yang berorientasi pada diri sendiri. Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran (Setiono, www.e- psikologi.com , 2002). Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya orang akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra akan membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan “hebat”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Semakin bertambahnya usia, semakin luas interaksi individu dengan

lingkungan, maka semakin kompleks pula tuntutan-tuntutan yang dihadapi.

  

Remaja bukan lagi dikatakan sebagai anak-anak, oleh karena itu orang tua

maupun lingkungan menuntut remaja untuk menentukan/memilih satu peran

yang nantinya akan berimbas pada masa depannya, misalnya saja seperti

penentuan jurusan dan minat.

  Masalah muncul ketika remaja tidak mau lagi dikatakan sebagai anak-

anak namun juga belum bisa dikatakan sebagai seorang dewasa. Mereka

belum siap mengambil keputusan yang berdampak jangka panjang untuk

masa depannya, namun disisi lain ingin membebaskan diri dari orang dewasa

(ingin mandiri). Remaja menjadi bertanya-tanya tentang banyak hal tentang

diri mereka, peran mereka dan akan melangkah kemana mereka dikemudian

hari. Kondisi semacam ini memunculkan perasaan dilema. Erikson

menyebutnya dengan identity vs identity confusion atau identitas versus

kebingungan identitas. Kaum remaja yang berhasil mengatasi konflik,

muncul dengan suatu kepribadian baru yang menarik dan dapat diterima.

  

Remaja yang tidak berhasil mengatasi krisis identitas ini bingung dan

menderita, (Santrock, 2003).

  Menurut Erikson (Agustiani, 2006), remaja tidak sekedar

mempertanyakan siapa dirinya, tapi bagaimana dan dalam konteks/kelompok

apa seseorang bisa menjadi lebih bermakna. Identitas individu tergantung dari

bagaimana orang lain mempertimbangkan dirinya, oleh karena itu seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  diri sekaligus meningkatkan kemandirian.

  Hubungan interpersonal dengan peer-group (teman sebaya) akan lebih intensif pada masa ini. Konformitas/tekanan kelompok sebaya secara nyata ataupun tidak nyata akan berpengaruh pada perilaku, karena adanya adopsi sikap/perilaku dari anggota peer group. Begitu berpengaruhnya teman sebaya terhadap perkembangan remaja, sehingga di dalam kelompok tersebut seorang remaja mampu merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya.

  Apabila konformitas bersifat positif maka remaja akan mengadopsi hal-hal yang positif, yang sangat mempengaruhi masa pembentukan identitasnya.

  Sebaliknya, jika konformitas bersifat negatif, remaja dengan mudah terbawa pada perilaku kurang baik.

  5. Perkembangan Moral dan Religi Moral dan religi merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja. Moral mengatur bagaimana suatu perbuatan dinilai baik dan tidaknya, termasuk juga sopan-santun, tata karma dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Religi yaitu kepercayaan terhadap kekuatan/kekuasaan suatu zat yang mengatur alam semesta. Religi merupakan bagian dari moral, dimana moral itu sendiri merupakan sebuah kebutuhan, karena pada masa ini remaja membutuhkan pedoman dan petunjuk dalam rangka pencarian jalan menuju identitas diri (Sarwono, 1989).

  Menurut Adams & Gullotta (Sarwono, 1989). Agama merupakan salah satu wadah di mana didalamnya terdapat nilai-nilai moral yang diyakini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  lakunya. Agama juga memberikan rasa aman, khususnya bagi remaja yang sedang mencari eksistensi diri Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis memberikan batasan remaja yaitu ketika seseorang sudah memasuki usia 16 tahun hingga 20 tahun, dimana terjadi perkembangan dan perubahan hampir pada semua aspek kehidupan yang meliputi perkembangan fisik, emosional, kognitif, sosial dan juga perkembangan moral dalam rangka pencarian identitas diri.

B. KONSEP DIRI

1. Pengertian Konsep Diri

  Menurut Rais (Gunarsa, 1986), konsep diri merupakan sesuatu yang ada dalam diri sendiri, lebih pada bagaimana individu memandang dirinya sendiri, yang terbentuk berdasarkan persepsi individu mengenai sikap-sikap orang lain terhadap dirinya. Ia berpendapat bahwa konsep diri bukan merupakan sesuatu yang statis namun dapat berubah. Terbentuk berdasarkan penggabungan-penggabungan tingkah laku yang mencerminkan keadaan emosi tertentu dan pemikiran tertentu. Setiap tingkah laku bisa berubah, oleh karena itu konsep diripun bisa berubah. Rais juga menyatakan, bahwa konsep tentang diri sendiri sebenarnya hanya terdapat pada pikiran seseorang dan bukan dalam realitas yang konkret, oleh karena itu apa yang bisa dilihat orang lain mengenai ciri seseorang, belum tentu sama dengan apa yang dipikirkan orang tersebut mengenai dirinya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

yang terus berlanjut di sepanjang kehidupan manusia. Sejalan dengan

pernyataan ini, Fits dan Symonds (Agustiani, 2006), mengemukakan

anggapan bahwa persepsi tentang diri tidak langsung muncul pada saat

kelahiran, melainkan mulai berkembang setahap demi setahap, sejalan

dengan berkembangnya kemampuan persepsi seseorang.

  Elkins (1979) menyatakan bahwa konsep diri dipelajari dan terbentuk

berdasarkan seluruh persepsi yang diperoleh lewat pembelajarannya dengan

orang lain/lingkungan dan konsekwensi dari pengalaman. Sebelum seseorang

dilahirkan, mereka sudah mulai membentuk deferensiasi tentang diri dan

dunia dimana ia berada, kemudian secara berkelanjutan mereka belajar

mengeksplorasi. Diawali dengan mengenal dan mempelajari rasa, bau,

sentuhan dan melihat, mereka mulai mampu membuat ciri antara “aku” dan

“bukan aku”. Kemampuan persepsi ini akan berkembang dan seseorang akan