BAB V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM a5842780bd BAB VBAB 5

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

BAB V
Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya
Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/ Kota, maka Pemerintah Kota mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan dan
melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Urusan pemerintahan
daerah dimaksud meliputi: Urusan Wajib dan Urusan Pilihan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Birokrasi dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah tersebut secara umum berperan
menjalankan 3 (tiga) fungsi utama, yaitu: fungsi pelayanan, fungsi pembangunan dan fungsi
pemerintahan umum. Fungsi pelayanan berhubungan dengan unit organisasi pemerintahan yang
pada hakikatnya merupakan bagian atau berhubungan dengan masyarakat. Fungsi utamanya
adalah pelayanan publik (public service) langsung kepada masyarakat. Fungsi pembangunan
berhubungan dengan organisasi pemerintah yang menjalankan salah satu urusan pemerintahan
daerah guna mencapai tujuan pembangunan. Fungsi pokoknya adalah Development function atau
adaptive function. Fungsi ketiga adalah pemerintah umum yang berhubungan dengan rangkaian
organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan umum termasuk
memelihara ketertiban dan keamanan. Fungsinya lebih kepada fungsi pengaturan (regulative

function).
Guna melaksanakan ketiga fungsi utama tersebut secara optimal diperlukan dukungan anggaran
yang memadai yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk
melaksanakan semua urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Mesuji. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana
keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang menggambarkan semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan Daerah dalam kurun waktu satu tahun. APBD selain
itu juga merupakan instrumen dalam rangka mewujudkan pelayanan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut maka pengalokasian anggaran belanja
yang secara rutin merupakan kebutuhan dalam rangka pelaksanaan setiap urusan pemerintahan
daerah menjadi tolok ukur bagi tercapainya kesinambungan serta konsistensi pembangunan
daerah secara keseluruhan menuju tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama.
Bertitik tolak dari target kinerja pembangunan daerah yang akan dicapai dan dengan
memperhatikan keterbatasan sumber daya yang ada, maka dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan daerah perlu mengarahkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara
KABUPATEN MESUJI
5-1

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya


berdaya guna dan berhasil guna dengan disertai pengawasan dan pengendalian yang ketat sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar target kinerja
pembangunan daerah yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, maka penyusunan APBD Kabupaten Mesuji didasarkan pada Kebijakan Umum APBD
(KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) yang telah disepakati bersama antara Pemerintah
Daerah dan DPRD. Kebijakan Umum APBD (KUA) dimaksudkan sebagai pijakan dan dasar bagi
Pemerintah Daerah dan DPRD dalam membahas dan menyepakati PPA yang selanjutnya menjadi
bahan utama penyusunan RAPBD, oleh karena itu KUA tersebut juga memberikan landasan dan
pedoman bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun datang dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan daerah yang menjadi kewenangannya. Rencana program dan kegiatan beserta
anggarannya dimaksud dituangkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah (RKA-SKPD) serta rencana pelaksanaannya sesuai tugas pokok dan fungsinya masingmasing.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada hakikatnya merupakan perwujudan
amanat rakyat kepada eksekutif dan legislatif untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan
umum kepada masyarakat dalam batas otonomi daerah yang dimiliki. Bertitik tolak pada hal
tersebut, maka setiap penyusunan APBD Kabupaten Mesuji disusun dengan memperhatikan
prinsip-prinsip:
a.


Partisipasi Masyarakat

Hal ini mengandung makna bahwa pengambilan keputusan dalam proses penyusunan dan
penetapan APBD sedapat mungkin melibatkan partisipasi masyarakat sehingga masyarakat
mengetahui akan hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan APBD.
b.

Transparansi

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang disusun harus dapat menyajikan informasi
secara terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat yang meliputi: tujuan, sasaran, sumber
pendanaan pada setiap jenis/ obyek belanja serta korelasi antara besaran anggaran dengan
manfaat dan hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang dianggarkan. Oleh karena itu, setiap
pengguna anggaran harus bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya yang dikelola
untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Transparansi dan akuntabilitas anggaran, baik dalam
perencanaan,

pengorganisasian,


pelaksanaan,

pengendalian

dan

pengawasan,

maupun

akuntansinya merupakan wujud pertanggungjawaban Pemerintah Daerah dan DPRD kepada
rakyat.

KABUPATEN MESUJI
5-2

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

c.


Disiplin Anggaran

Anggaran daerah disusun berdasarkan kebutuhan riil dan prioritas masyarakat di daerah sesuai
dengan target dan sasaran pembangunan daerah. Dengan demikian, dapat dihindari adanya
kebiasaan alokasi anggaran pembangunan ke seluruh sektor yang kurang efisien dan efektif.
Anggaran yang tersedia pada setiap pos / rekening merupakan batas tertinggi belanja/
pengeluaran. Oleh karena itu, tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan melampaui batas kredit
anggaran yang ditetapkan.
d.

Keadilan Anggaran

Pajak daerah, retribusi daerah dan pungutan daerah lainnya yang dibebankan kepada masyarakat
harus mempertimbangkan kemampuan untuk membayar, masyarakat yang memiliki kemampuan
pendapatan rendah secara proporsional diberi beban yang sama, sedangkan masyarakat yang
mempunyai kemampuan untuk membayar tinggi diberikan beban yang tinggi pula. Untuk
menyeimbangkan kedua kebijakan tersebut pemerintah daerah dapat melakukan diskriminasi tarif
secara rasional guna menghilangkan rasa ketidakadilan. Selain daripada itu dalam mengalokasikan
belanja daerah, harus mempertimbangkan keadilan dan pemerataan agar dapat dinikmati oleh
seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi pemberian pelayanan. Pemerintah Daerah di dalam

menetapkan besaran pajak dan retribusi harus mampu menggambarkan nilai-nilai rasional dan
transparan terkait dengan penentuan hak-hak dan tingkat pelayanan yang diterima oleh
masyarakat di daerah. Mengingat, adanya beban pembiayaan yang dipikul langsung maupun tidak
langsung oleh kelompok masyarakat melalui mekanisme pajak/ retribusi, serta adanya keharusan
untuk merasionalkan anggaran yang lebih menguntungkan bagi kepentingan masyarakat dan
mampu merangsang pertumbuhan ekonomi daerah sesuai mekanisme pasar.
e.

Efisiensi dan Efektivitas Anggaran

Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna kepentingan masyarakat. Oleh
karena itu, untuk dapat mengendalikan tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran, maka dalam
perencanaan anggaran perlu diperhatikan:


Penetapan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat, serta indikator kinerja yang
ingin dicapai;




Penetapan prioritas kegiatan dan penghitungan beban kerja serta penetapan harga satuan
yang rasional.

f.

Taat Azas

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai kebijakan daerah yang ditetapkan

KABUPATEN MESUJI
5-3

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

dengan Peraturan Daerah di dalam penyusunannya tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum dan peraturan daerah lainnya.
Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan
perundangan terkait, antara lain:

1.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintah Daerah : Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintah yang
menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintah yang menjadi urusan Pemerintah Pusat
yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta
agama.

2.

Undang-undanh No. 33 Tahun 2004
Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah : untuk mendukung
penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan
meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta
Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai
pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.


3.

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005
Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus.
Pembagian DAU dan BDH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan.
Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas
dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria
umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

4.

Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007
Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang
menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk
bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib
perpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan
oleh Pemerintah. Urusan daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan
prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.


KABUPATEN MESUJI
5-4

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

5.

Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011
Tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah
Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak
dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui
pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:
a. Total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD tahun
sebelumnya;
b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman
yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;
c. Persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari
pemerintah;

e. Pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD

6.

Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005
Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan
perubahan Perpres 13/2010 dan Perpres 56/2010) : Menteri atau Kepala Daerah dapat
bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur
pemukiman yang dapat dikerjasamakan air minum, infrastruktur air limbah pemukiman dan
prasarana persampahan.

7.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2007
Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri
21/2011) : Struktur APBD terdiri dari :
a. Pendapatan daerah yang meliputi : Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah meliputi : Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c. Pembiayaan Daerah meliputi : Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.

8.

Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010
Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur :
Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya.
Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut :
a. Bidang Infrastruktur Air Minum
DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air
minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di
perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis
alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan

KABUPATEN MESUJI
5-5

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

memenuhi

sasaran/target

Millenium

Development

Goals

(MDGs)

yang

mempertimbangkan :


Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah ;



Tingkat kerawanan air minum.

b. Bidang Infrastruktur Sanitasi
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,
persampahan,

dan

drainase)

yang

layak

skala

kawasan

kepada

masyarakat

berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan untuk melalui proses
pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan derajat
kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kroteria teknis :

9.



Kerawanan sanitasi ;



Cakupan pelayanan sanitasi.

Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011
Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan
dilaksanakan sendiri : dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN,
Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana
Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang
diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPIJM bidang infrastruktur ke-PU-an yang
telah disepakati. Gubernur sebagai wakil pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan
urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan
wilayah dan pengembangan lintas sektor.

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana
kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPIJM meliputi :
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di
tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan
Sanitasi.
2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya
yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman
dengan skala provinsi/regional.
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana
lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur
permukiman dengan skala kabupaten/kota.

4. Dana Swasta, meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta
(KPS), maupun skema Coorporate Social Responsbility (CSR).

5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

KABUPATEN MESUJI
5-6

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan pemeliharan
prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh
karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal
dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

5.1

POTENSI PENDANAAN APBD KABUPATEN MESUJI

5.1.1

Komponen Penerimaan Pendapatan

Pendapatan daerah merupakan penerimaan uang melalui kas rekening kas umum daerah yang
menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran yang
tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan daerah Kabupaten Mesuji terdiri dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan lain-lain PAD. Kondisi umum masingmasing sumber pendapatan daerah Kabupaten Mesuji adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Mesuji terdiri dari:


Pajak Daerah;



Retribusi Daerah;



Hasil Pengelolaan PERUSDA dan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan;



Lain-lain PAD.

b. Dana Pertimbangan


Bagi hasil pajak



Bagi hasil bukan pajak



Dana alokasi Umum



Dana Alokasi Khusus
Tabel 5.1
Perkembangan Pajak Daerah Kabupaten Mesuji

No

Tahun

1.
2.

Pajak Daerah
Anggaran (Target)

Realisasi

2013

555.301.316.542,05,-

555.296.638.625,66

2014

555.301.316.542,05,-

555.296.638.625,66

Mesuji Dalam Angka 2017

KABUPATEN MESUJI
5-7

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

Tabel 5.2
Perkembangan Retribusi Daerah Kabupaten Mesuji
Retribusi Daerah
No

Tahun
Anggaran (Target)

Realisasi

1.

2013

4.208.000.000

3.942.802.175

2.

2014

4.208.000.000

3.942.802.175

Mesuji Dalam Angka 2017
Tabel 5.3
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Lain-Lain PAD
No

Tahun

1.
2.

Anggaran (Target)

Realisasi

2013

10.455.000.000

12.230.514.235,27

2014

10.455.000.000

12.230.514.235,27

Mesuji Dalam Angka 2017
Dari ke-3 Tabel di atas, terlihat bahwa Pemerintah Kabupaten Mesuji baru menargetkan PAD di
tahun 2015 untuk menambah biaya penyelenggaraan pemerintahannya.
c. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan Kabupaten Mesuji terdiri dari:


Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak;



Dana Alokasi Umum (DAU);



Dana Alokasi Khusus (DAK);

Perkembangan Dana Perimbangan yang diterima Kabupaten Mesuji adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4
Hasil Bagi Pajak Kabupaten Mesuji
Hasil Bagi Pajak dan Bukan Pajak
No

Tahun

1.
2.

Anggaran (Target)

Realisasi

2013

14.436.587.592,05

13.986.195.337

2014

14.436.587.592,05

13.986.195.337

Mesuji Dalam Angka 2017

KABUPATEN MESUJI
5-8

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

Tabel 5.5
Dana Alokasi Umum (DAU) Kabupaten Mesuji
Dana Alokasi Umum (DAU)
No

Tahun
Anggaran (Target)

Realisasi

1.

2013

387.694.110.000

387.694.110.000

2.

2014

387.694.110.000

387.694.110.000

Mesuji Dalam Angka 2017
Tabel 5.6
Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Mesuji
Dana Alokasi Khusus (DAK)
No

Tahun
Anggaran (Target)

Realisasi

1.

2013

51.809.920.000

51.809.920.000

2.

2014

51.809.920.000

51.809.920.000

Mesuji Dalam Angka 2017
Tabel-tabel Dana Perimbangan di atas juga menunjukkan bahwa Kabupaten Mesuji baru mentarget
sumber dana perimbangan tersebut pada tahun 2015.
d.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Dana Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari:
• Pendapatan Hibah;
• Dana Darurat;
• Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya;
• Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus;
• Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.

KABUPATEN MESUJI
5-9

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

Tabel 5.7
Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan Dari Propinsi
Bagi Hasil Pajak Dari Propinsi (Rp)
Anggaran (Target)
Realisasi
39.586.822.000,-

No

Tahun

1.
2.

2009
2010

No

Tabel 5.8
Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji
Pendapatan Daerah
Tahun
Anggaran (Target)
Realisasi
2013
18.697.800.000
20.901.434,66
2014
18.697.800.000
20.901.434,66

1.
2.

Dari ke-3 (tiga) sumber pendapatan di atas, pada tahun 2015 Kabupaten Mesuji
mentargetkan total pendapatan sebesar Rp., 555.296.638.625,66-.

Tabel 5.9.
Total Pendapatan Daerah Kabupaten Mesuji
Pendapatan Daerah (Rp.)
No

Tahun
Anggaran (Target)

Realisasi

1.

2013

555.296.638.625,66

555.296.638.625,66

2.

2014

555.296.638.625,66

555.296.638.625,66

5.1.2 Komponen Pengeluaran Belanja
Belanja Daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi
ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah. Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan kabupaten yang terdiri dari
urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja dalam rangka pelaksanaan urusan wajib digunakan untuk
melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk
peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak
serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
Sedangkan pelaksanaan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara
nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi,
kekhasan dan potensi keunggulan daerah, seperti: perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan
dan pariwisata.

KABUPATEN MESUJI
5 - 10

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan, seperti:
a.

Belanja Pegawai;

b.

Bunga;

c.

Subsidi;

d.

Hibah;

e.

Bantuan Sosial;

f.

Belanja Bagi Hasil;

g.

Bantuan Keuangan;

h.

Bantuan Tidak Terduga.

Sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti:
a.

Belanja Pegawai;

b.

Belanja Barang dan Jasa;

c.

Belanja Modal.

Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Mesuji dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 5.10
Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Mesuji
No
Tahun
Belanja Daerah (Rp)
1.
2013
437.648.077.892,000
2.
2014
517.734.653.429,940
Tabel di atas menunjukkan bahwa kondisi Keuangan Kabupaten Mesuji bisa berjalan lancar dalam
membiayai penyelenggaraan pemerintahannya baru pada tahun 2015.
Dengan target total pendapatan tahun 2016 sebesar Rp. 555.296.638.625,66 dan rencana
Pembelanjaan total sebesar Rp. 597.378.000.000,- yang berarti Kabupaten Mesuji dalam
membiayai penyelenggaraan pemerintahannya mengalami defisit atau mengalami kekurangan
pendanaan sebesar Rp. 42.081.000.000,- .

5.2 POTENSI PENDANAAN APBN
5.2.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN dalam 5
Tahun
Meskipun pembangunan infrastruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen
Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah
KABUPATEN MESUJI
5 - 11

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan
dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku
(Permen PU No. 14 Tahun 2011). Data dana dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu
dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah
tersebut.
Tabel 5.11 APBN Cipta Karya di Kabupaten Mesuji dalam 3 Tahun Terakhir
Sektor

Alokasi Tahun 2015

Pengembangan Air Minum
Pengembangan PLP
Pengembangan Permukiman
Penataan Bangunan & Lingkungan
Total

18.739.550.000
18.739.550.000

Alokasi Tahun
2016
1.053.458.000
3.218.720.000
4.272.178.000

Alokasi Tahun
2017
12.604.272.000
2.950.000.000
15.554.272.000

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung
pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana
Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan
sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air
minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan perdesaan
termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk
memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala
kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui
proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan
berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat
alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.
Tabel 5.12 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten Mesuji dalam 3 Tahun
Terakhir
Jenis DAK
DAK Air Minum
DAK Sanitasi

Tahun -2016

Tahun - 2017
3.903.000.000
5.201.000.000

Tahun - 2018
5.084.439.000
1.883.874.000

5.2.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBD dalam 5
Tahun (Sebagai DDUB)
Pemerintah kabupaten/kota memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di
daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang
Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya
KABUPATEN MESUJI
5 - 12

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah
ada.
Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan
Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di kabupaten/Kota. DDUB ini
menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta
Karya. Oleh sebab itu, perkembangan besaran DDUB dalam 3-5 tahun terakhir perlu diketahui
untuk melihat komitmen pemerintah daerah. Perkembangan DDUB dapat dijabarkan dalam tabel
berikut.
Tabel 5.13 Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir
Tahun - 1
SEKTOR
Pengembangan Air Minum
Pengembangan PPLP
Pengembangan
Permukiman
Penataan Bangunan dan
Lingkungan
Total Belanja APBD
Bidang Cipta Karya
Total Belanja APBD

Aloka
si
APB
N

DDUB

Tahun - 2
Alokas
i
APBN

DDUB

18.000.000

Tahun - 3
Alokasi
APBN

DDUB

12.000.000
1.000.000
3.000.000
3.000.000

18.000.000

4.000.000

15.000.000

5.2.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk
menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk
menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah
(profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang
Cipta Karya, seperti sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan
investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daearah
dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari
perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta
Karya .
Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di bidang Cipta Karya
berdasarklan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasional dan aspek sumber daya
manusia. Khusus untuk PDAM, indikator tersebut telah ditetapkan BPP SPAM untuk diketahui
apakah perusahaan daerah memiliki status sehat, kurang sehat atau sakit. Di samping itu, pada
bagian ini dicantumkan juga nilai dan volume kegiatan pembangunan, operasi dan pemeliharaan

KABUPATEN MESUJI
5 - 13

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

prasarana secara umum yang dilaksanakan oleh perusahaan daerah yang ada di kabupaten/kota
dalam 3-5 tahun terakhir.
5.2.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimilki pemerintah, maka dunia
usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema
Kerjasama Pemerintah Dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpontesi cost-recovery atau
Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan
dengan skema KPS adalah Perpes No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan
Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR
tercantum dalam tentang Penanaman Modal .
Di beberapa daerah, skema pembiayaan alternatif ini sudah banyak di lakukan untuk menunjang
pembangunan Cipta Karya di Daerah. Informasi kegiatan-kegiatan eksisting perlu dipahami untuk
melihat potensi pembiayaan dari dunia usaha di daerah tersebut.

5.3

ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN

5.3.1 Rencana Pembiayaan
Sumber-sumber pembiayaan pembangunan di Kabupaten Mesuji didukung oleh banyak sumber
baik dari Pemerintah Pusat, Provinsi Lampung dan Pemerintah Kabupaten Mesuji melalui APBD,
selain itu swadaya masyarakat dan swasta turut mendukung peningkatan perekonomian dan
pembangunan. Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi masih sangat dibutuhkan terutama
program/ kegiatan strategis. Diharapkan dengan dukungan ini, pembangunan di Kabupaten Mesuji
menjadi terpacu dan mampu meningkatkan masyarakatnya menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.
Secara keseluruhan rencana pembiayaan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Mesuji sebesar Rp. 272.624.514.000,- dengan sumber pembiayaan
yang berasal dari APBN sebesar Rp. 246.184.514.000,-, sumber pembiayaan dari APBD Provinsi
sebesar Rp. 4.150.000.000,-, sumber pembiayaan dari APBD Kabupaten sebesar Rp.
16.190.000.000,-.

KABUPATEN MESUJI
5 - 14

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

Proporsi Pendanaan
5,94% 1,94%

0,29%

1,52%

90,30%
APBN

APBD Provinsi

APBD Kabupaten

DAK

CSR

Gambar 5.1
Proporsi Rencana Sumber Pendanaan RPIJM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Mesuji
5.3.2 Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM
Pelaksanaan pembiayaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Mesuji Tahun 2019 – 2024
direncanakan didukung dari sumber, Pemerintah Pusat (APBN) dan Provinsi (APBD-I), serta
Pemerintah Kabupaten Mesuji (APBD II), swasta dan masyarakat bila memungkinkan.
Besar pembiayaan masing-masing sektor dalam RPIJM bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:

No

Sektor/Sub Sektor

Jumlah (Rp)

%

1

Pengembangan Kawasan Permukiman

79.840.000.000,-

29,29

2

Penataan Bangunan dan Lingkungan

14.550.000.000,-

5,34

3

Pengelolaan Air Limbah

4

Pengelolaan Drainase

5

Pengelolaan Persampahan

6

Sistem Penyediaan Air Minum
Jumlah

113.289.514.000,-

41,56

64.945.000.000,-

23,82

272.624.514.000,-

100,00

KABUPATEN MESUJI
5 - 15

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

Proporsi Pendanaan per Sektor
23,82%

29,29%
41,56%

5,34%

PKP

PBL

PLP

PAM

Gambar 5.2
Proporsi Tiap-Tiap Sektor RPIJM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Mesuji
Pola pemberdayaan masyarakat juga diterapkan dalam pembangunan di Kabupaten Mesuji
sehingga kepedulian dan rasa memiliki setiap kegiatan pembangunan dirasakan karena
masyarakat sebagai pelaku pembangunan. Diharapkan dengan adanya kesepakatan pelaksanaan
program (project memorandum) di dalam pelaksanaan RPIJM Bidang Cipta Karya di Kabupaten
Mesuji, program / kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dan mendapat dukungan dari
semua pihak. Dukungan ini selain dukungan pembiayaan, juga dalam pelaksanaan dan
pengawasan di lapangan sehingga setiap program / kegiatan tetap sesuai dengan perencanaan
awal.

5.4 STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA
Analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya
yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia dan
masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan Cipta
Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.
5.4.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
Ketersedian dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan kegiatan yang ada
dalam RPIJM dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan dengan penjabaran sebagai
berikut :

KABUPATEN MESUJI
5 - 16

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

a. Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakan asumsi trend historis
maksmal 10% dari tahun sebelumnya.
b. Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasil perhitungan.
c. Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan hasil perhitungan.
d. Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skema Kerjasama Pemerintah dan
Swasta.
5.4.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi
kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM, maka
Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi
pembangunan infrastruktur permukiman. Oleh karena itu pada bagian ini, Satgas RPIJM daerah
agar memutuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya,
yang meliputi beberapa aspek antara lain :
1.

Strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;

2.

Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengguna anggaran;

3.

Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah;

4.

Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan
bidang Cipta Karya;

5.

Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur permukiman
yang sudah ada;

6.

Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.

KABUPATEN MESUJI
5 - 17