Tahap ini adalah suatu bentuk analisis yang mengklasifikasikan, dan mengorganisasikan data sehingga kesimpulan akhirnya dapat ditarik. Setelah data diklasifikasikan, kemudian menyeleksi bagian-bagiannya sesuai dengan data yang digunakan. Selanjutnya, data

  

EROTISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NAMAKU MATA HARI

KARYA REMY SYLADO; TINJAUAN FEMINISME LIBERAL

  oleh Sabrini

  1)

  Yundi

  2)

  Maizar

  2)

  1) Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia FIB Universitas Jambi 2) Dosen Program Studi Sastra Indonesia FIB Universitas Jambi

  Email:

  PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

  Karya sastra adalah hasil karya seni yang menceritakan realita berdasarkan imajinasi si pengarang. Manusia dan lingkungannya sebagai objek yang digunakan oleh si pengarang, melalui bahasa sebagai medianya. Berbicara tentang sebuah karya sastra, tidak akan terlepas dari nilai-nilai etika dan estetika, sehingga orang yang menikmati karya sastra akan merasa berada dalam lingkup kehidupan yang diciptakan karya sastra tersebut. Novel adalah salah satu jenis hasil karya sastra berjenis prosa fiksi. Sebagai karya sastra, novel menyiratkan berbagai masalah, baik di bidang sosial, ekonomi, politik, tradisi, budaya, dan lain-lain.

  Bersumber dari sejarah mengenai seorang perempuan intelijen bernama Mata Hari, Remy Sylado menuliskan kembali cerita tentang kehidupan Mata Hari di Eropa dan di Indonesia yang belum banyak disingkap, terutama mengenai erotisme yang dilakukan tokoh utama. Remy Sylado, penerima berbagai penghargaan antara lain Satya Lencana Kebudayaan dari Pemerintah dan Hadiah Sastra Terbaik dari Pustaka Bahasa yang tidak pernah berhenti berkarya, salah satu karyanya adalah Novel Namaku Mata Hari yang disingkat dengan NMH. Novel NMH telah dimuat erotisme, yang artinya adalah sebagai cerita bersambung di Harian keadaan bangkitnya nafsu berahi;

  

Kompas. Novel NMH termasuk keinginan akan seks secara terus-

  karya sastra bernuansa erotis. menerus Erotisme yang dilakukan tokoh

  Dalam konteks ini, Holman utama, yaitu perempuan. Kebebasan (dalam Zaidan 1998: 30) membagi atas tubuh yang dilakoni oleh bentuk erotis menjadi dua yaitu: perempuan dalam novel NMH, akan

  1. erotisme Literal yaitu menarik jika dilihat dari kacamata feminisme, khususnya feminisme erotisme yang memperlakukan aspek cinta liberal. Sehingga, Kehadiran novel seksual dalam tataran sebagai yang bernuansa erotis dalam perjalanan sejarah sastra Indonesia aspek estetik, tematik karya sastra itu sendiri. modern perlu dikaji, salah satunya

  2. Nonerotisme mengungkapkan novel NMH karya Remy Sylado. Berdasarkan uraian di atas, maka unsur erotis dalam karya sastra yang bertujuan penulis melakukan penelitian dengan mengekspos unsur itu sendiri. judul “Erotisme Tokoh Utama

  Perilaku seksual tokoh

  Dalam Novel Namaku Mata Hari

Karya Remy Sylado; Tinjauan ditampilkan secara vulgar,

  mencolok dan dengan

  Feminisme Liberal” memajangkan bagian tubuh. KAJIAN PUSTAKA

  Sehingga, untuk lebih

  Erotis

  mendukung kesesuaian Berdasarkan Kamus Besar konsep, maka istilah

  Bahasa Indonesia (2008: 380—381), nonerotisme diganti menjadi kata erotisme berasal dari kata erotis. erotisme vulgar. Kata erotis berarti berkenaan dengan

  Feminisme Liberal

  sensasi seks yang menimbulkan Dalam arti leksikal, rangsangan; bersifat merangsang nafsu berahi. Berbeda dengan feminisme ialah gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria. Feminisme adalah teori tentang persamaan antara laki-laki dan wanita di bidang politik, ekonomi, pendidikan dan sosial; atau kegiatan terorganisasi yang memperjuangkan hak-hak serta kepentingan wanita (Geofe, dalam Sugihastuti, 2000: 21).

  Wiyatmi (2012: 11) menyatakan Feminisme muncul pertama kali di Amerika, Eropa, dan Prancis, Feminisme telah mengalami perkembangan dan penyebaran pesat ke berbagai negara di penjuru dunia. Berbicara tentang feminisme, kiranya bukan saja berbicara tentang penguasaan manusia atas manusia lain atau sesamanya).

  Feminisme terbagi atas beberapa gelombang, diantaranya adalah feminisme gelombang pertama, yang mencakup aliran feminisme liberal, feminisme radikal, feminisme anarkis, feminisme marxist, dan feminisme sosialis. Selanjutnya di gelombang kedua mencakup feminisme eksistensial dan feminisme gynosentris.

  Kemudian gelombang ketiga yang mencakup feminisme postmodern, feminisme multikultural, feminisme global, dan ekofeminisme dengan beragam macam variasinya. Penelitian ini menggunakan tinjauan feminisme liberal pada gelombang pertama.

METODOLOGI PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Penelitian ini akan mendeskripsikan kutipan-kutipan data yang berasal dalam novel NMH karya Remy Sylado. Hal ini sesuai pendapat Moleong (2001: 6) yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan data yang dikumpulkan berupa kata, frase, kalimat dan bukan angka-angka. Sedangkan penelitian kualitatif Moleong (2001:11) merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistis dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada konteks khusus alamiah dengan memanfaatkan berbagai ditinjau dari feminisme metode ilmiah. liberal;

  3. Mencatat, menandai, data Sedangkan pendekatan yang yang berhubungan dengan digunakan dalam penelitian ini masalah penelitian, apabila adalah pendekatan kritik sastra

  No Posisi Mata Hari Bentuk Erotisme Bentuk Hal Erotisme Literal Erotisme Vulagar feminis yang berfokus pada gagasan data sudah terkumpul, data- feminisme liberal, yaitu studi sastra data tersebut diklasifikasikan yang mengarahkan fokus analisisnya dan dicatat dalam tabel data pada perempuan. untuk kepentingan analisis.

  Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode pustaka (Mestika Zed, 2004:3). Adapun langkah yang peneliti lakukan adalah;

  Teknik Analisis Data

  1. Membaca dan memahami isi Berdasarkan pendapat Miles novel; dan Huberman (2009:15-21) analisis

  2. Setelah itu, peneliti membaca data dalam penelitian ini dilakukan referensi yang berhubungan melalui tiga tahap, yaitu. dengan bentuk erotisme yang

  Format Pengumpulan Data Tahap ini adalah suatu yang telah diolah dan bentuk analisis yang dianalisis pada tahap mengklasifikasikan, dan sebelumnya. Dalam tahap ini mengorganisasikan data sehingga kesimpulan digunakan teknik penarikan akhirnya dapat ditarik. kesimpulan induktif, yaitu

  Setelah data diklasifikasikan, teknik penarikan kesimpulan kemudian menyeleksi bagian-bagiannya sesuai yang melihat permasalahan dengan data yang digunakan. dari data yang bersifat khusus

  Selanjutnya, data-data yang untuk memperoleh telah diseleksi diidentifikasikan dengan kesimpulan yang bersifat erotisme tokoh utama yang umum. akan dianalisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  2. Penyajian Data Setelah data ditandai,

  Berdasarkan hasil penelitian kemudian data disajikan mengenai bentuk erotisme dalam dalam sebuah tabel data novel Namaku Mata Hari Karya

  (lihat lampiran 3). Melalui

  Remy Sylado dapat dilihat dalam

  diagram di atas. Novel NMH Karya Remy Sylado menceritakan tentang tabel data tersebut data sosok perempuan yang memiliki dianalisis sesuai dengan hasrat melakukan seks secara terus- erotisme yang dilakukan menerus, tidak seperti perempuan tokoh utama. normal pada umumnya. Keinginan

  3. Penarikan kesimpulan/ atau pun hasrat yang dimiliki oleh verifikasi tokoh Mata Hari dianggap sebagai keindahan kodrati manusia. Kesimpulan dalam penelitian

  Misalnya, bercumbu, bersenggama, ini diperoleh dari data-data bercinta, bersetubuh dengan menggunakan kata-kata yang tidak senonoh.

  Hasil dari penelitian ini berupa pendeskripsian bentuk erotisme tokoh utama dalam novel NMH dan erotisme sebagai strategi yang dilakukan Mata Hari. Disesuaikan dengan tulisan Holman yang menjadi salah satu acuan teoretis dalam penelitian ini, bentuk erotisme dalam novel

  NMH karya Remy Sylado ada dua.

  Kedua hal itu adalah erotisme literal dan erotisme vulgar.

  Pertama, erotisme literal.

  Bentuk erotisme literal yang mengarah pada penggambaran seksual seperti bercumbu, bersenggama, berciuman. Kedua, erotisme vulgar yang didefinisikan mencakup bentuk-bentuk yang lebih kasar yang bertujuan mengekspos unsur itu sendiri. Contohnya dengan menggunakan kata-kata penis, vagina, selangkang.Kedua bentuk erotisme tersebut dapat diperoleh dari dialog, monolog, prolog, dan narasi si pengarang yang terdapat dalam novel NMH karya Remy Sylado.

  Selanjutnya, penelitian mengenai erotisme sebagai strategi yang dilakukan oleh Mata Hari menghasilkan dua temuan. Temuan yang dimaksud adalah tubuh dan pikiran/rasio. Pertama, dalam novel

  NMH, pengarang mendeskripsikan

  bahwa sosok Mata Hari adalah perempuan yang cerdas. Kedua, Mata Hari memiliki strategi-strategi untuk menjalankan misinya. Strategi ini memiliki hubungan pada wacana feminisme.

  Melalui strategi, Mata Hari mampu mengatasi sekat-sekat patriarki yang selama ini memposisikan dirinya untuk tidak mampu mengakomodir keuntungan. Maka dari itu, strategi tersebut dapat dibaca sebagai salah satu model feminisme, bahwa Mata Hari tidak hanya ‘melacurkan diri’ tetapi dia menawarkan suatu upaya untuk

  No Cara Bentuk Tubuh Rasio

  Jum lah

  1 Menari

  2 Melacur

  3 Berkamuflase menundukkan laki-laki dengan erotisme, melalui tubuh.

  Tubuh yang dalam praktiknya, dipergunakan Mata Hari sebagai strategi untuk memunculkan dinamika dirinya di hadapan kepentingan-kepentingan patriarki. Mata Hari melakukan strategi untuk membangun wacana feminisme. Strategi melalui tubuh yang berwujud erotisme, tubuh sebagai alat penaklukan dan pendekonstruksi dominasi patriarki. Dalam novel

  NMH karya Remy Sylado Mata Hari

  dideskripsikan menjadi seorang istri, lalu menjadi ibu rumah tangga, penari, pelacur, dan yang terakhir sebagai agen ganda. Ada perbedaan seorang ibu rumah tangga yang biasa, dibandingkan Mata Hari sebagai ibu rumah tangga. Perbedaannya, dinamika antara seorang ibu dan seorang pelacur sekaligus agen ganda tentu berbeda. Persinggungan ibu rumah tangga hanya mencakup tetangga, rumah, suami, anak, lingkungan, sementara Mata Hari melampaui ruang yang sangat luas. Maka dari itu, Mata Hari juga perlu membekali dirinya dengan pikiran/rasio. Melalui erotisme, ada tiga cara yang dilakukan Mata Hari sebagai strategi untuk menjalankan misinya, yaitu menari, melacur, dan berkamuflase. Dengan tubuh, Mata Hari menari dan melacur. Dengan pikiran, Mata Hari berkamuflase untuk mengelabui kaum patriarki.

  KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan

  Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa erotisme yang dilakukan tokoh utama dalam novel NMH karya Remy Sylado meliputi dua jenis yaitu; erotisme literal dan erotisme vulgar. Erotisme literal yaitu erotisme yang memperlakukan aspek cinta seksual dalam tataran sebagai aspek estetik, tematik karya sastra itu sendiri. Seperti; bersenggama, menari erotik Jawa, mengecup, bercinta, memeluk erat, berciuman. Berbeda dengan erotisme vulgar yang mengungkapkan unsur erotis dalam karya sastra yang bertujuan mengekspos unsur itu sendiri

  Saran

  Erotisme dalam sebuah karya sastra merupakan objek yang menarik untuk diteliti. Untuk itu, peneliti sangat mengharapkan bahwa penelitian tentang erotisme dalam karya sastra, khususnya novel dapat diteliti lebih mendalam. Tujuannya, untuk menambah referensi keilmuan di bidang sastra Indonesia murni, mengenai feminisme. Novel Namaku Mata Hari karya Remy Sylado merupakan karya sastra yang secara kompleks telah mengusung nilai- nilai erotis pada kaum perempuan. Hal tersebut dapat memberikan peluang untuk meneliti novel ini dari tinjauan feminis.

  KBBI, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Ed 4. Luring.

  Zaidan Rozak Abdul, dkk. 1998.

  Unsur Erotisme dalam Cerpen Indonesia 1950- 1n. Jakarta:

  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

  Zed, Mestika. 2004. Metode

  Penelitian Kepustakaan. Jakarta:

  Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

  Sugihastuti, 2000. Rona Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiyatmi. 2012. Kritik Sastra

  Feminis Teori dan Aplikasinya dalam Sastra Indonesia.

  Yogyakarta: Penerbit Ombak. Miles, M.B dan Huberman. 2009.

  Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi.

  Jakarta: Universitas Indonesia. Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi

  Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.