PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A ’AH TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

  PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAM A ’AH TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Tarbiyah

JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2008

  

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

PROGRAM STUDI TARBIYAH

  Alamat :J1. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga Drs. H. M. Banany DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 ekslemplar Hal : Naskah Skripsi

  Saudara AHMAD MAKMUN Kepada.

  Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga A ssalam u ’alaikum Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : AHMAD MAKMUN NIM : 114 06 002 Program Studi: Pendidikan Agama Islam (PAI)

  

Judul :PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH

TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

  Dengan ini mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  W assalam u 'alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, Agustus 2008 N IP .150170134

  

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

PROGRAM STUDI TARBIYAH

  Alamat :J1. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga

  

PENGESAHAN

  AHMAD MAKMUN Nama

  11406002 NIM

  Pendidikan Agama Islam Jurusan

  Pengaruh Keaktifan Shalat Berjama’ah terhadap Judul-Skripsi

  Pembentukan Kepribadian Santri di Pondok Pesantren Al Manar Bener Tengaran Kabupaten Semarang telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Program Studi Tarbiyah Sekolah

  Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada : hari : Senin tanggal : 25 Agustus 2008 dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi Progran Sarjana Strata 1 (S.l) guna memperoleh gelar Sarjana dalam ilmu Tarbiyah.

  Salatiga, 25 Agustus 2008 NIP. 150267156 NIP. 150182686

  

MOTTO

s } / z' x ^ _'J ^ ^

  J i

  (x-^ <j> ’^ ‘i U j ^-A ^ j j l <$> 0 > ~ * j- ^ ' 0 ^ *

  Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang- orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya.(Q. S. Al Mu’minun ; 1-2)*

  • Prof. R. li. A. Soenarjo, S. M., dkk., AI Qur'an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara Pentcrjcmah Al Qur’an, Depag RI, Jakarta, 1989, halaman 526

  

Persembahan

  Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan kepada;

  • *1* Istriku Lercinta yang telah mem6erikgn perhatian dan dorongan dalam pem 6uatan skripsi ini

  ♦ ♦ ♦ (Bapak- dan i6u yang tercinta serta keluargaku yang telah mendo’akgn dan mem6ehkgn perhatian m oril dalam pemSuatan skripsi ini

  • *** Bapak-hyai JZs’adJdaris N asution, (Bapak^kyai ‘Fatkhurrahman dan iBu N ya i Tatikhah V lfah, selagu pengasuh (Pondok- (Pesantren Jll-M anar yang telah memberikan informasi dalam penyelesaian skripsi in i

  ♦ t* K akak, dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan dorongan semangat dalam penyusunan skripsi

  • *** Segenap (Dewan (juru Madrasah I6tidaiyah dan M adrasah flliy a h Jll-M anar yang telah memberikan sumbangsih pem ikiran dalam penyelesaian skripsi in i
    • *1* ‘Teman-temanku seperjuangan
    • *1* Semua 'Kaum M uslim in yang 6erhijrah ke ja la n Ila h i (Rabbi

  ®

DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  

JI. Stadion No. 03 Salatiga 50721Telp. (0298) 323706

DEKLARASI

  jll (JA^jll 4)1 Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata teidapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneiti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang monaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 13 A gustus 2008

  Peneliti

  Ahmad Makmuri 114 06 002

KATA PENGANTAR

  Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJA M A A H TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN SEMARANG”. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada beliau Nabi Muhammad SAW., keluarganya, sahabatnya, serta seluruh pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada yang terhorm at:

  1. Bapak Dr. Imam sutomo, M.Ag, seiaku ketua STAIN Salatiga

  2. Bapak Drs. joko Soetopo, selaku Ketua Progdi PAI Ekstensi

  3. Bapak drs. H.M. Banani, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan pengarahan sehingga dapat terselesaikan skripsi ini

  4. Bapak K. A s’adalah Haris Nasution Fatkhurrahma, selaku pengasuh Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten semarang yang telah berkenan memberikan ijin dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi

  5. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap staf STAIN Salatiga

  6. Teman-teman mahasiswa yang telah berkenan memberikan masukan dalam pembuatan skripsi ini. hanya kepada Allah SWT penulis berdo’a semoga amal kebaikan dan budi beliau mendapatkan balasan yang setimpal.

  Dan akhirnya penulis berdo’a kepada Allah SWT semoga skripsi yang sangat sederhana ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 13 Agustus 2008 Penulis

  Ahmad makmun

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  5. Keadaaan Bangunan Fisik Pondok Pesantren Al Manar

  57

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

BABI

PENDAHULUAN

  Dalam syariat Islam terdapat rukun M am yang harus dikerjakan bagi setiap muslim. Shalat merupakan rukun yang kedua dari lima rukun Islam.

  Sebagai seorang hamba Allah yang sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan shalat lima waktu. Ibadah shalat adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang merupakan komunikasi langsung antara hamba dengan Tuhannya.

  Shalat merupakan suatu kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap muslim. Sebagaimana firman Allah dalam Al qur’an surat Al Ankabut ayat 45, ( t

  °

  • j ijc-

  U ( jl f i l J Artinya : “Dan dirikanlah olehmu shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar5’.1

  Shalat juga dapat mempengaruhi perbuatan-perbuatan mereka serta membentuk pribadi-pribadi muslim yang sempurna. Jika shalatnya dilaksanakan dengan penuh khusyu dan tuma’ninah serta dihayati semata-mata hanya menyembah Allah SWT, maka insya Allah akan membuahkan perbuatan- perbuatan yang baik dan menjadikan manusia yang berbudi luhur.

  Dalam menjalankan ibadah shalat sangat ditekankan untuk beijama’ah, karena mempunyai fadhilah yang sangat besar sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW

  1 H.A. Soenarjo, dkk, Al Qur’an dan Terjemahnya Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al Qur'an , Depag RI, Jakarta, Halaman 138

  2

  y&.

  Aall (J*Jaal A c.L a> l l o ^ L -o (Jls ,js .(j^ J aJil <jl L a ^ ic . <illl ^ j j j l ^jc.

  ju

  (< jiC . j j i l a ) t j J j J j C - j £ J U Artinya :”Dari Abdullah bin Umar r.a., bahwa Rasulullah SAW, telah bersabda Shalat berjama’ah nilainya lebih tinggi 27 derajat (tingkatan) ketimbang shalat sendirian”. (Muttafaqun ‘alaih)2

  Shalat juga memiliki dampak positif baik dampak spiritual maupun sosial. Dengan dampak spiritual akan memperoleh pahala Ilahi. Sedangkan dampak sosial dapat menjalin tali persaudaraan dan persatuan serta kesatuan akan tercipta.

  Dari hal tersebut di atas timbullah minat pada penulis untuk membahas tentang keaktifan shalat beijama’ah dan pengaruhnya, dengan judul, “ PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL- MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN SEMARANG”.

  A. Alasan Pemilihan Judul Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi alas an pemilihan judul tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Shalat adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta sebagai tanda syukur kepada-Nya untuk memperoleh derajat muttaqin.

  2. Shalat adalah sangat penting, karena memiliki hikmah yang besar yang dapat menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar.

2 M.S. Khalil, Tata Cara Shalat Nabi, Izzan Pustaka, Bantul, 2006, halaman 83

  3

  3. Shalat berjama’ah dapat menjalin hubungan yang harmonis antar sesama muslim di lingkungan masyarakat atau dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan serta ukhwah Islamiyah.

  4. Membiasakan diri selalu ikut berjama’ah akan berpengaruh terhadap kedisiplinan dan kepribadian yang mulia.

B. Penegasan Istilah

  Untuk lebih jelasnya dan mempertegas judul diatas serta menghindari pengertian yang lebih luas, maka perlu sekali penulis memberikan batasan- batasan sebagai b erik u t:

  1. Pengaruh, adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepecayaan atau perbuatan manusia. ’

  2. Keaktifan, adalah berasal dari kata aktif, yang berarti kegiatan atau kesibukan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan keaktifan kegiatan adalah intensitas tinggi dalam menjalankan kegiatan

  3. Shalat Berjama’ah, adalah shalat yang dikerjakan dengan bersama-sama antara imam dan makmum dan dilakukan sedikitnya dua orang.3 4 5

  4. Pembentukan, adalah berasal dari kata dasar “bentuk”, kemudian mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” dan jadiiah kata “pembentukan” yang berarti perbutan membentuk.6 Berdasarkan arti tersebut di atas maka yang dimaksud dengan pembentukan adalah menjadikan sesuatu menjadi bentuk yang lain yamh tidak sama dengan keadaan semula.

  4

  5. Kepribadian, adalah organisasi dinamis dalam diri individu, terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan cara penyelesaian diri yang unik dalam diri individu tersebut terhadap lingkungannya.7

  6. Santri, adalah orang yang mendalami agama Islam, orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh atau orang yang shaleh.8

  7. Pondok Pesantren, pesantren asal katanya adalah santri yaitu seseorang yang belajar agama Islam sehingga pesantren adalah tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam, karena murid-murid bertempat tinggal bersama-sama dekat dengan guru agamanya, maka tempat pemondokan ini lazim disebut “pondok”, nama ini kemudian digunakan untuk tempat belajar dan sekaligus tempat tinggal.9

  Berdasarkan pada istilah singkat tersebut, maka yang dimaksud dengan judul “PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA'AH TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-MANAR BENER TENGARAN KABUPATEN SEMARANG”, mempunyai maksud untuk menyelidiki atau meneliti tentang aktivitas santri dalam melaksanakan shalat berjama’ah dan pengaruhnya terhadap pembentukan kepribadian santri di Pondok Pesantren Al-Manar Bener Tengaran Kabupaten Semarang.

  5 C. Rumusan Masalah Bertolak dari hal tersebut di atas, maka permasalahan yang menjadi pokok kajian adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana keadaan santri Pondok Pesantren Al-Manar dalam Keaktifan melaksanakan shalat berjama’ah?

  2. Bagaimana pembentukan kepribadian santri di Pondok Pesantren Al- Manar ?

  3. Apakah shalat beijama’ah berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian santri di pondok pesantren Al-Manar?

D. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan beberapa pokok permasalahan tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ;

  1. Untuk mengetahui tentang keadaan santri di Pondok Pesantren Al-Manar dalam Keaktifan melaksanakan shalat beijama’ah.

  2. Untuk mengetahui tentang pembentukan kepribadian santri di Pondok Pesantren Al-Manar.

  3. Untuk mengetahui aktifitas shalat beijama’ah pengaruhnya terhadap santri di Pondok Pesantren Al-Manar.

  E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :

  1. Bagi para santri pondok pesantren, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi santri mengenai pentingnya aktif melaksanakan

  6

  2. Bagi dewan pengurus, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada dewan pengurus untuk memberikan teladan dalam melaksanakan shalat berjama'ah.

  3. Bagi para peneliti-peneliti lain, hasil penlitian ini dapat menjadi tambahan informasi untuk mengadakan penelitian-penelitian terkait selanjutnya.

F. Metodologi Penelitian

  1. Fiel Resarch Fiel Resarch adalah penelitian yang dilakukan dikancah atau tempat teijadinya gejala-gejala yang akan diselidiki. Dalam kaitannya dengan hal ini ada beberapa hal yang dilakukan antara lain :

  a. Populasi dan Sampel Sebagaimana individu yang diselidiki itu disebut sampel, sedang semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu disebut populasi.10 Dalam penelitian ini akan mengambik populasi atau jumlah keseluruhan santri yang ada di pondok Al-Manar . adapun jumlah santri seluruhnya adalah 312 santri. Yang terdiri dari 175 santri putra dan 137 santri putri. Maka dalam penelitian ini akan menggunakan sampel. Mengenai pengambilan sampel, apabila poulasinya kurang dari

  100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.11

  7 Adapun sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Maka jumlah sampel adalah 31 santri atau 10 % dari populasi yang ada.

  Mengambil jumlah sampel tersebut dengan aiasan populasi yang ada lebih dari 100 orang, b. Variabel Penelitian

  Variabel penelitian adalah sebagai gejala yang bervariasi atau yang menjadi obyek penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu dari variabel bebas (berpengaruh) dan variabel terikat (terpengaruh)

  1. Variabel Bebas (Berpengaruh) Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah “Keaktifan shalat beijama’ah”, dengan sub variabel atau indikator-indikator sebagai berikut:

  a. Tepat waktu dalam melaksanakan shalat b. Keaktifan dalam melaksanakan shalat di masjid.

  c. Kesadaran terhadap keaktifan shalat berjama’ah.

  2. Variabel Terikat (terpengaaruh) Varianel terikat dalam penelitian ini adalah “pembentukan kepribadian santri" dengan indikator-indikator sebagai b erik u t: a. Taat terhadap peraturan pondok pesantren

  b. Jalinan hubungan komunikasi dengan orang lain

  c. Disiplin dalam melaksanakan kegiatan

  8

  2. Metode Pengumpulan Data

  a. Metode Angket Metode angket adalah “suatu daftar pertanyaan yang berisikan suatu pertanyaan mengenai sesuatu hal atau dalam suatu bidang”.12 Metode angket dalam penelitian ini digunakan sebagai metode pokok dalam memperoleh data tentang pengaruh keaktifan shalat berjama’ah terhadap pembentukan kepribadian santri di pondok pesantren Al- Manar.

  b. Metode Interview atau wawancara.

  Metode Interview adalah “suatu percakapan, tanya jaw ab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu.1' Metode ini digunakan untuk menggali data-data tenteng sejarah berdirinya pondok pesantren Al-Manar dan keberadaan santri.

  c. Metode Observasi Metode Observasi adalah suatu teknik untuk mengamati secara langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan yang sedang berlangsung baik di sekolah maupun diluar sekolah.14

  d. Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, notulen rapat, agenda dan sebagainya.

  9 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang berupa catatan atau laporan-laporan yang berkaitan dengan Pondok Pesantren.

  3. Metode Analisis Data Setelah data-data terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data statistik. Adapun tahapan analisisnya serta rumus yang digunakan adalah sebagai beikut:

  a. Analisis Pendahuluan Pada tahapan ini data yang terkumpul selanjutnya dikelompokkan, kemudian dimasukkan dalam tabel frekuensi dengan pengolahan data seperlunya dari setiap variabel penelitian. Hal ini berdasarkan pendapat bahwa analisis pendahuluan biasanya dilakukan dengan menggunakan tabel-tabel frekuensi data sederhana untuk setiap variabel yang ada dalam penelitian. Sedangkan angket pada setiap item meliputi kegiatan penskoran dengan menggunakan standar skor sebagai berikut:

  • Untuk alternative a dengan skor 3
  • Untuk alternative b dengan skor 2
  • Untuk alternative c dengan skor 1

  b. Analisis Uji Hipotesis Dalam melakukan analisis uji hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi “product moment” sebagai berikut:

  10

  X Y - g X ) (IY ) N y V ( x J - (T X )1) ( Y z - ( y y f ) '5

  N N Keterangan : rxy: Koefiensi korelasi antara X dan Y

  XY : Perkalian antara X dan Y X : Variabel bebas yaitu keaktifan shalat beijama’ah Y : Variabel terikat, yaitu pembentukan kepribauian

  N : Jumlah Populasi I : Sigma c.Analisis Lanjut

  Analisis lanjut adalah merupakan jawaban atas benar tidaknya hipotesis yang diajukan. Dari uji hipotesis dengan rumuss product moment diatas maka akan diketahui pengaruh keaktifan shalat berjama’ah terhadap pembentukan kepribadian santri. Teknik pengujiannya dengan taraf signifikansi 5 % dan 1 % jika r0 > rt berarti signifikansi atau diterima. Jika r„ < r, berarti non signifikansi atau di tolak.

  G. SISTEMATIKA PENULISAN Skripsi ini merupakan rangkaian dari beberapa bab yang setiap bab terdiri dari sub-sub bab. Sebelum bab I terdapat beberapa halaman yang terdiri dari halaman sampul, halaman judul, lembar pengesahan, deklarasi dan daftar tabel dan daftar isi 15

15 Sutrisno Hadi, Statistik II, Andi Offest, Yogyakarta, 1993, halaman 294

  11 BAB I Pendahuluan yang meliputi : latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian, sistematika penulisan skripsi.

  BAB II Landasan Teori Tentang Keaktifan Shalat Dan Pembentukan Kepribadian Santri A. Kajian Tentang Shalat,yang m eiputi:

  1. Pengertian Shalat

  2. Dasar dab Tujuan Shalat

  3. Makna Shalah Berjama ah

  4. Fadhilah Shalat Berjama’ah

  B. Kajian Tentang Kepribadian yang meliputi :

  1. Pengertian Kepribadian

  2. Aspek-aspek Kepribadian

  3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepribadian

  4. Proses Pembentukan Kepribadian

  C. Shalat Beijama'ah dan pengaruhnya terhadap pembentukan kepribadian santri

  Laporan Hasil Penelitian

  BAB III A. Gambaran Umum Pondok Pesantren, yang meliputi :

  1. Latar belakang sejarah berdirinya pondok pesantren Al- Manar Bener Tengaran Kabupaten Semarang

  2. Letak Geografis

  12

  4. Keadaan Pengurus

  5. Keadaan Bangunan

  B. Penyajian Data Tentang Tingkat Keberhasilan Dalam Keaktifan Shalat Berjama’ah

  1. Data Responden

  2. Data Keaktifan Shalat Berjama’ah

  C. Penyajian Data tentang Pembentukan Kepribadian Santri

  Analisis Data

  BAB IV Dalam bab ini meliputi : A. Analisis Pendahuluan B. Analisis Uji Hipotesis C. Analisis lanjut BAB V Penutup Dalam bab ini meliputi : A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Daftar Riwayat Hidup

  BAB II LANDASAN TEORI TENTANG SHALAT BERJAMAAH DAN

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

A. Kajian Tentang Shalat

1. Pengertian Shalat

  Untuk menghantarkan pada permasalahan, pengertian shalat dapat dikaji melalui dari dua segi, bahasa dan istilah. Dari segi bahasa “shalat” diambil dari bentuk masdar yang asalnya “shalla-shallatan” (o^U> - yang berarti berdo’a.

  Sedangkan arti shalat menurut istilah, ada beberapa pendapat antara lain: a. Menurut Drs. H. Faqih Dalil mengatakan:

  Shalat adalah rangkaian perbuatan dan ucapan yang didahului dengan takbir dan diahiri dengan salam dengan syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu.16

  b. Menurut Drs. Moh. Nursaid S mengatakan: Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, yang diwajibkan atas tiap-tiap orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan. Berupa perbuatan atau perkataan dan berdasarkan atas

  14 syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu yang dimulai dengan “takbir” dan diakhiri dengan “salam”. 17 18 c. Sedangkan menurut H. Moch. Anwar Shalat adalah:

  j&azAA JljS'j Jl*3l

  Artinya: Beberapa perbuatan, beberapa peraturan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.

  Dari beberapa pengertian tersebut diatas dapatlah penulis simpulkan bahwa shalat adalah berhadap hati kepada Allah SWT., hadap yang endatangkan takut menumbuhkan rasa kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya dengan penuh khusyu’ dan ikhlas di dalam beberapa perbuatan dan perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dan syarat serta rukun-rukun yang telah ditentukan.

  Ibadah shalat adalah wajib dilaksanakan oleh orang Islam yang sudah mukai laf, d i mana telah ditentukan waktu-waktunya. Sebagaimaan telah difirmankan oleh Allah SWT sebagai berikut:

  • V' (. o)

  5^ CJlS* Artinya: "sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Q.S. An N isaa’: 103).19

  

17 Moh. Nursaid S, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, CV. Widya Karya, Semarang, t.th, halaman

28.

  18 Moch. Anwar, Fiqih Islam, Al-Maarif, Bandung, 1991, halaman 39.

  15

2. Dasar dan Tujuan Shalat

a. Dasar Shalat

  Di dalam syari’at hukum Islam baik yang bersumber dari Al- Qur’an maupun dan Al-Hadits bahwa shalat fardhu ‘ain yang harus dilaksanakan bagi orang Islam yang sudah mukallaf. Sebagaimana Allah SWT. Telah berfirman:

  j a

  J ') ( i Y' :o t j J l U lj o jU o il

  Artinya: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk”. (Q.S.A1 Baqarah: 43).20 Sedangkan ayat lain yang menerapkan tentang adanya perintah untuk melaksanakan shalat, juga telah difirmankan oleh Allah SWT.:

  ( t o : 0 j S d l i s-Uotill jP ojLaJl 01 ojJLaJt j

  Artinya: “Dan dirikanlah olehmu shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar”. (Q.S. Al- Ankabut: 45).21

  Sudah jelas dan tegas bahwa di dalam Al-Qur’an telah memerintahkan untuk melaksanakan ibadah shalat sebagai bekal hidup hari kiamat. Sebagaimaan telah disebutkan hadits Nabi Muhammad SAW, dalam kitab “Al Jaami’ush Shaghir” sebagai berikut: j j L a I

  a a 4 j

  • 1—0 O J—O Ojj

  I P J

  00 Judi A ob?: U J ji oljj) a JU p Jl*i

20 Ibid., halaman 16

  16 Artinya: “Pertama-tama amalan yang akan dihisab untuk seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat, apabila shalat itu bagus, maka baguslah amalan-amalan lainnya, jika shalatnya rusak, maka rusak pulalah amalan-amalan lainnya”. (H.R. Thabrani).22

b. Tujuan Shalat

  Diantara ibadah-ibadah yang lain, shalat merupakan ibadah yang mempunyai nilai yang paling istimewa. Sebagai manusia yang taat akan perintah Allah pastilah akan selalu menyembah dengan penuh khusyu’ dan tawadlu’, agar mendapatkan ridha dari Allah SWT. karenashalat adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Bahkan Muhsin Qira’ati mengatakan:

  Shalat menghapus segenap dosa manusia, shalat mengubah manusia materi menjadi manusia rohani. Shalat disamping mengenalkan manusia kepada Allah, juga mengenalkan mansuia kepada alam fisik; air, tanah, kiblat, terbitnya matahari dan tenggelamnya, waktu dan berbagai hal lainnya. Shalat adalah satu- satunya ibadah yang tidak akan terhapus kewajibannya, walaupun manusia dalam keadaan tenggelam dan perang.2j

  Secara lahiriah maupun batiniah, ibadah shalat akan dapat mempengaruhi jiw a atau tingkahlaku serta kepribadian seseorang.

  Karena shalat juga dapat menghindarkan dari sifat sombong. Imam Ali

22 Al Imam Jalaludin bin Abi Bakar Assuyuuti, Al Jam i’us Shoghir,Daru\ Alam Beirut, t.th., halaman 167.

  17 berkata, “Allah mewajibkan shalat kepada manusia agar manusia jauh dari kesombongan”.24

  Muhsin Qira’ati juga berpendapat bahwa: Shalat adalah sarana bersyukur kepada Tuhan atas segala nikmat- nikmatnya. Shalat adalah mazdhab atau agama kalian. Kedudukan shalat dalam Islam adalah bendera. Ia merupakan tenda bagi agama Islam, Rasulullah bersabda “Shalat adalah dasar dan tiang agama”.2'

  Jika shalat itu diperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang terkandung di dalamnya, maka akan mengandung beberapa tujuan yang sangat besar sekali, baik dari segi jasmaniah maupun rohaniah serta kemasyarakatan. Adapun tujuan tersebut antara lain:

  1. Kesucian lahir dan batin Karena asal mula manusia dari dzat yang Maha Suci, maka apabila mengadakan komunikasi kepada Allah (shalat) harus dengan suci pula, yakni bersih dari segala kotoran maupun najis, guna peningkatan derajat iman dan taqwa yang disisi Allah SWT.

  2. Membentuk Disiplin Waktu-waktu shalat telah ditentukan oleh Allah SWT, baik di dalam Al Q ur’an maupun melalui sunnah RosulNya. Maka bagi yang aktif mendirikan shalat secara kontinyu dan tepat pada waktunya, ia akan mengfungsikan waktu itu dengan sebenarnya, dalam arti tidak ada waktu kosong baginya. Karena mengetahui 23

24 Ibid., halaman 62

  18 arti pentingnya waktu. Sehingga menjadikan terbiasa, tertib, teratur dan disiplin dalam segala hal.

  3. Persatuan umat manusia Untuk mencapai jiw a persatuan umat manusia, Islam telah mempunyai metode tersendiri, yaitu dengan mendirikan shalat.

  Ada yang dilakukan dengan rutin setiap hari yaitu shalat lima kali sehari semalam. Ada yang dilakukan mingguan yaitu shalat jum ’at.

  4. Menuju Kesejahteraan Hidup dan kehidupan kita di dunia ini terdapat berbagai macam ragam. Banyak sekali orang berlomba untuk mencari ketenangan hidupnya, sehingga mereka bersusah payah guna memenuhi kebutuhan hidup itu.

3. Makna shalat berjama’ah

  Diantara ibadah-ibadah yang diwajibkan kepada setiap pemeluk agama Islam, shalat (sembahyang) itu mempunyai sifat dan kedudukan yang tersendiri. Boleh dikatakan mempunyai keistimewaan. Apabila ibadah-ibadah lain seumpama puasa, zakat dan haji hanya dilakukan sekali setahun pada waktu-waktu tertentu, maka ibadah shalat itu dilakukan setiap hari secara kontinyu.

  Ibadah shalat adalah ibadah yang mula pertama diwajibkan oleh Allah. Perintah melaksanakan ibadah lainnya datang kemudian. Semua

  19 ibadah disampaikan kepada Nabi Muhammad ketika beliau menjalani M i’raj. Yaitu beraudensi kepada Allah SWT. Semua itu menunjukkan bahwa ibadah shalat tersebut mempunyai sifat yang istimewa baik tentang kedudukannya maupun tentang pengaruh dan efek psikologisnya terhadap kehidupan manusia.

  Oleh sebab itu, Islam mengajak orang-orang Islam agar bersatu, berjama’ah dalam mengerjakan shalat di mesjid supaya mereka dapat saling mengenal, saling mengasihi, saling menasihati, saling berkomunikasi dan memberikan wasiat kebenaran.

  Mendirikan kewajiban-kewajiban agama secara berkelompok, selain memiliki pahala besar juga memberikan dampak positif bagi kehidupan individu maupun sosial umat Islam. Sebagaimana Rosulullah SAW bersabda:

  .iiJt 5 ' i K - p ijA J 13 ^ - i j 0 J d ' Ufrifr <&' is * 0 -)

  (U

  p j

  U») i*- o J

  J

  Artinya: “Dari Abdullah bin Umar r.a., bahwa Rosulullah SAW. Telah bersabda: “Shalat berjamaah nilainya lebih tinggi 27 derajat (tingkatan) ketimbang shalat sendirian”. (Muttafaqun ‘alaih)20

  Selain kita diperintahkan shalat fardlu lima kali sehari semalam, sangat dianjurkan agar dilaksanakan dengan bcijama’ah, walaupun dilaksanakan di rumah dengan keluarga atau di mushallah-mushalla ataupun di mesjid.

  20 “Keutamaan berjamaah dapat diperoleh, meskipun hanya didirikan oleh dua orang saja, misalnya salah satunya orang perempuan.

  Melaksanakan shalat berjama’ah termasuk syi’ar agama Islam yang besar dan termasuk ibadah keagamaan yang terutama dilakukan di hadapan Allah, baik itu orang yang memiliki jabatan tinggi, orang biasa, orang kaya, orang miskin, orang terhormat atau orang hina, tidak ada perbedaan diantara mereka, semuanya sama, hanya orang yang bertaqwalah yang paling utama di sisi Allah. Sebagaimana Allah SWT telah berfirman:

  u p (> T : o » o\ «o»' . £ \

  Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S. Al Hujaraat: 13)27

  Adapun tata cara melakukan shala berjama’ah adalah diatur sebagai berikut:

a. Syarat-syarat menjadi imam, yaitu:

  1. Mengetahui hukum-hukum shalat Yakni mengetahui yang menshahkan shalat dalam segala sudut.

  Karena itu, tidak shah diikuti orang yang tidak sedikit juga mengetahui Al-Qur’an dan tidak mengetahui fiqih. Dikehendaki dengan mengetahui hukum-hukum fiqih di sini, ialah mengetahui hukum-hukum bersuci dan hukum bershalat.

  21

  2. Sanggup menunaikan shalat dan diridai jam a’ah.

  3. Mempunyai akal yang kuat

  4. Tidak Cedera bacaannya dan tidak mengharap upah.28 29

b. Tata cara shalat bcrjama’ah

  Dalam melaksanakan shalat berjama’ah dilarang bagi makmum yang mendahului imam atau menyamainya. Imam supaya membaca bacaan yang keras pada shalat-shalat yang jahriyah dan merendahkan suara di dalam shalat-shalat diperintahkan untuk merendahkan suara dalam bacaan.

4. Kedudukan shalat dan hukum berjama’ah

  Shalat adalah suatu kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap muslim, karena mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam, Diantaranya adalah:

  a. Shalat sebagai tiang agama Sebagaimana yang telah dikenal di kalangan umat Islam yang sudah menjadi keyakinan bahwa, shalat adalah tiang agama. Shalat telah dijadikan batasan antara Islam dan non Islam. Islam tidak memberikan sifat ini terhadap shalat dan tidak pula menjadikannya sebagai tiang agama, melainkan karena kedudukannya yang tinggi, keagungan nilainya dan besar keutamaannya di sisi Allah SWT.

28 Faqih Dalil, Op.Cit., halaman 101

  22 Sebagaimana telah disabdakan oleh Rosulullah SAW, sebagai berikut:

  J j a j J j j o i j j j i aUc-

  Artinya: “Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mendirikan shalat, maka sesungguhnya ia telah mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkan shalat, maka sesungguhnya ia meruntuhkan agama”.30

b. Pengaruh positif terhadap kejiwaan

  Shalat yang dilakukan dengan sempurna, disertai dengan khusu’ akan memancarkan cahaya di dalam jiwa, mengajarkan seseorang mushalli tentang cara ‘ubudiyah yang baik dan melaksanakan kewajibn-kewajibannya terhadap Allah SWT. Shalat juga dapat menghiasi dan memperindah seseorang dengan ketinggian akhlak (budi pekerti), seperti sidi (benar), amanah (dapat dipercaya), qana’ah (menerima), al wafa' (memenuhi janji). “Orang yang sahlat ketika menghadap betul Tuhannya dan hatinya hadir maka Allah akan mengagungkannya dan di dalam hatinya akan dipenuhi rasa takut kepada Allah, rasa rendah hati dan rasa malu kepada Allah dengan sungguh-sungguh. ’1

  j0 M.S. Khalil, Op.Cit., halaman 33

  23

c. Shalat sebagai pengobat hati

  “Shalat merupakan ibadah yang paling besar, karena dalam shalat terdapat simbol tiga kegiatan dan kekuatan, yaitu tubuh, akal, dan ruh (jiwa)”/ 2 Oleh karenanya jika shalat itu benar-benar dihayati akan dapat memancarkan cahaya dalam hati, shalat adalah sebagai penghubung antara hamba dengan Tuhannya. Mendirikan shalat berarti mencerminkan keamanan sebagai tanda-tanda syukur kepada Allah yang tidak terbilang jumlahnya.

  “Meninggalkan shalat identik dengan memutuskan hubungan dengan pencipta alam semesta, pemutusan ini berdampak buruk dan pahit baik di dunia maupun di akhirat”.M e n in g g a lk a n shalat berarti memutuskan tali penghubung dengan Allah, berakibat tertutupnya rahmat dari-Nya, terhentinya pengaliran nikmat-nikmat-Nya, terhentinya uluran kebaikan-Nya dan berarti juga menginkari fadhal (keutamaan) dan kebesaran Allah SWT.

d. Shalat akan memperoleh pengampunan dari Tuhan

  Seseorang yang selalu mengeijakan shalat dengan khusyu’, pastilah akan memperoleh pengampunan dari Tuhan dan dapat ditentukan akan dapat perlakuan yang menggembirakan, memuaskan hati di dunia maupun di akhirat nanti, semua itu tiada lain karena selama hayatnya selalu bermunajat dan berdzikir kepada Allah SWT.,

  ’2 Imam Musbikin, Op.Cit., halaman 14

  24 senantiasa mengangungkanNya dengan penuh Khusyu’ jiw a dan badan, juga dengan kalbu yang terus menerus dihubungkan dengan

  Allah melalui shalat.

  Allah SWT dalam hal ini telah berfirman di dalam Al Q ur’an sebagai berikut:

  J } y p A j -UP o j h j J l j o jJa$\ \ y \& \j c-?*-Lah \ j J l * P j ' o'

  ( T V V :ijAS\ ) Q y p + J * Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal chaleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Q.S. Al Baqarah: 277).j4

  Mengenai kedudukan shalat sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka Sayyid Sabiq dalam bukunya yang beijudul “Fikih Sunnah” mengemukakan kedudukan sebagai berikut:

  a. Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh ibadah manapun juga, ia merupakan tiang agama dimaan tak dapat tegak kecuali dengan shalat.

  b. Ia adalah ibadah yang mula pertama diwajibkan oleh Allah Ta’ala, dimana itu disampaikan olehnya tanpa perantara dengan berdialog dengan RasulNya pada malam Mi’raj.

  c. Ia juga merupakan amalan hamba yang mula=mula dihisab.

  d. Ia adalah wasiat terakhir yang lenyap dari agama, dalam arti bila ia hilang maka hilanglah agama secara keseluruhan.-0

  j4 R.H.A. Soenarja, dkk, Op.Cit., halaman 69

  25 Disamping itu pula agama Islam memiliki dimensi sosial yang sangat penting yaitu persatuan. Dengan memperhatikan dampak besar yang penuh berkat dari persatuan, perkumpulan dan hamoni, agama

  Islam menekankan dimensi yang satu ini dengan mayoritas acara ritualnya. Salah satu dari cara ritual tersebut adalah melangsungkan shalat wajib harian, dalam bentuk berjama’ah atau kolektif.

  Dalam mendirikan shalat ataupun kewajiban-kewajiban agama yang lain secara berkelompok, selain memiliki pahala besar, juga memberikan dampak positif bagi kehidupan individu dan sosial umat islam.

  Sedangkan dari dampak-dampak positif adalah sebagai berikut:

a. Dampak spiritual

  Dampak spiritual terbesar dari shalat berajamaah adalah pahala Ilahi Diriwayatkan pada suatu malam Imam Ali a.s. sibuk beribadah hingga waktu sahur, saat waktu masuk shalat shubuh, beliau menunaikan shalat shubuh sendirian dan kemudian beristirahat. Rasulullah SAW tidak melihat pada shalat jam a’ah shubuh. Oleh karena itu Rasulullah SAW pergi ke rumah beliau.

  Sayyidah Fatimah a.s. menceritakan uzur Ali a.s. Rasulullah SAW bersabda, “Pahala yang lepas dari Ali a.s. dikarenakan tidak berjama’ah shubuh melebihi pahala beribadah sepanjang malam”.

b. Dampak Sosial

  Shalat jam a’ah merupakan pendahuluan persatuan barisan, kerapatan hati dan pengokoh jiw a persaudaraan. Shalat jam a’ah merupakan sejenis absensi non formal, cara terbaik mengenali individu-individu. Shalat jam a'ah adalah jenis perkumpulan terbaik terbanyak, terbersih, dan terekonomis di seluruh dunia. Pertemuan tanpa modal. Menyadarkan akan persoalan satu sama lain dan menyiapkan kerja sama sosial antar pribadi muslim.

  26

c. Dampak Politis

  Shalat jam a’ah menunjukkan kekuatan kaum muslimin, keterikatan antara hati dan solidaritas barisan, mejauhkan perpecahan, menanmkan rasa ketakutan di hati musuh. Menjadikan para munafik putus asa. Menusuk mata mereka yang mengharapkan keburukan. Shalat jam a’ah adalah maneuver kesiagaan danikatan “Iman” dan “Umat”.

d. Dampak etis dan edukatif

  Shalat jam a’ah menimbulkan keteraturan dan disiplin serta ketelitian terhadap waktu. Sifat-sifat menyendiri dan individualisme yang dibasmi dan terdapat perlawanan terhadap kesombongan dan egoism e/6 Dalam shalat beijamaah, semua berada pada satu baris. Keistimewaan-keistimewaan yang bersandarkan pada golongan ras, bahasa dan ekonomi dikesampingkan. Orang-orang beriman,merasakankekuatan, kebesaran hati dan harapan. Perasaan saling mengasihi dan kemesraan hidup di hati mereka.

  Mengingat pentingnya kedudukan shalat berjamaah dalam Islam, oleh karena ituhukuman dan ancaman Allah SWT atas mereka-mereka yang meninggalkan atau mengacuhkan perintah ini amat keras dihukumi kafir dan sesat besar. Sampai itulah ajaran Islam menegaskan tentang masalah ini, maka bagi kaum muslimin harus benar-benar dapat menjalankan syariat agama dengan semaksimal mungkinmenruut kemampuan. Itulah ketentuan Islam terhadap seorang atau satu kaum yangmenamakan dirinya Islam secara sungguh-sungguh. Dengan didasari iman yang mantap.

  27 Mengenai hukum shalat berjama’ah banyak sekali para ulama’ berpendapat, sedangkan dari pendapat ini diantaranya adalah: i. Menurut Imam Maliki mengatakan, tentang hukum shalat berjamaah bahwa:

  Hukum shalat beijam a’ah adalah sunnah mu’akkad. Hal ini dikukuhkan oleh pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, bahwa shalat beijama’ah adalah sunnah m u’akkad. Pendapat ini diikuti pula oleh kalangan Abu Hanifah, Malikiyah, dan Syafi’iyah yang dinukil dari riwayat Imam A h m ad /7

  Hukum sunnah m ua’kkad ini adalah bagi yang melakukan akan memperoleh pahala, dan yangmeninggalkan tidak berdosa, bila orang yang meninggalkan tidak diberi sanksi, maka sama halnya dengan sunnah-sunnah mu’akkad lainnya. Tapi yang dimaksud sunnah m ua’kkad di sini adalah siapa yang melakukan akan memperoleh pahala dan bagi yang meninggalkannya adalah berdosa.

  Pengertian ini dikukuhkan olah Imam Ibnun Qoyyim Al Jauziyah termasuk pengikut Imam Malik mereka mengatakan, “bahwa yang dimaksud sunnah Muakkad adalah siapa yang

  28 meninggalkannya berdosa dan siapa yang melakukannya akan memperoleh pahala termasuk melakukan shalat beijama’a h /8

  2. Sedang menurut Imam Syafi’I an sebagian dari kalangan As Syafi’iyyah mengatakan bahwa: Shalat berjamaah itu fardhu ‘ain hukumnya. Al Imam An Nabawi mengatakan tatkala menyebutkan pendapat-pendapat ‘ulama As syafi’iyyah tentang hukum shalat berjama’ah yaitu fardhu ‘Ain, akan tetapi bukanlah merupakan syarat sahnya shalat, pendapat ini didukung oleh dua tokoh sahabat-sahabat kami, yaitu Abu Bakar Ibnu Khuzaimah dan ibnu Al M undzir/9

5. Beberapa fadhilah shalat berjama’ah

  Ada beberapa hikmah atau fadhilah dari shalat berajama’ah Diantaranya adalah: a. Mendorong orang-orang yang bershalat dengan jalan menghindarkannya dari kelupaan supaya ia dapat menghasilkan khusyu’ dan kehadiran hati yang menjadi jiw a shalat dan yang hanya denan dialah tertunai maksud yang dituntut di dalamnya. Mengikuti mereka dalam pekerjaan-pekerjaan shalat, menanamkan rasa patuh kepada mereka dalamurusan dunia.

  j8 T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Shalat, Bulan Bintang, Jakarta, 1982, halaman 559

  29 b. Menyempurnakan shalat orang-orang yang kurang ibadahnya.

  Denganjalan sempurna menyempurnakan itu jauhlah mereka (kita) dari neraka dan dekatlah mereka kepada rahmat Allah SWT yang Maha Pengampun.

  c. Kebaikan Agama. Dengan berkumpul orang-orang yang alim dengan orang-orang yang jahil mengetahui, apa-apa yang tidak diketahuinya baik mengenal soal dunia maupun soal akhirat.