KEBIJAKAN REDAKSIONAL TVRI SULAWESI SELATAN DALAM PENENTUAN PROGRAM WARTA SULSEL

  KEBIJAKAN REDAKSIONAL TVRI SULAWESI SELATAN DALAM PENENTUAN PROGRAM WARTA SULSEL Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Jurnalistik pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

  UIN Alauddin Makassar Oleh

  Mardansyah Syarifuddin NIM : 50500112030 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

  

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Mardansyah Syarifuddin Nim : 50500112030 Tempat/Tgl Lahir : Sungguminasa/ 07 Maret 1994 Jurusan : Jurnalistik Fakultas/Program : Dakwah dan Komunikasi Alamat : Jln Gagak No 08, Lambaselo Judul : Kebijakan Redaksional TVRI Sulawesi Selatan dalam

  Penentuan Program Warta Sulsel Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Gowa, 27 November 2015 Penulis, MARDANSYAH SYARIFUDDIN NIM: 50500112030

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  Skripsi yang berjudul, “Kebijakan Redaksional TVRI Sulawesi Selatan

  Dalam Penentuan Program Warta Sulsel” yang disusun oleh Mardansyah

  Syarifuddin, NIM: 50500112030, mahasiswa Jurusan Jurnalistik pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 10 Desember 2015 M, bertepatan dengan 28 Safar 1437 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Jurnalistik (dengan beberapa perbaikan).

  Gowa, 10 Desember 2015

  28 Safar 1437 H

DEWAN PENGUJI:

  Ketua : (Drs, Alamsyah, M.Hum) Sekretaris : (Drs, Alamsyah, M.Hum) Munaqisy I : (Ramsiah Tasruddin, S.Ag.,M.Si) Munaqisy II : (Hartina Sanusi, S.Pt., M.I.Kom) Pembimbing I : (Dra. Irwanti Said, M.Pd ) Pembimbing II : (A.Fadli, S.Sos.,M.Pd)

  Diketahui oleh: Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag.,M.Pd.,M.,Si.,M.M.

   NIP. 19690827 199603 1 004

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahirabbilalamin, terucap kehadirat Allah Swt, karena

  dengan rahmat dan taufik-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar. Salawat kepada sang revolusioner dunia rasulullah Muhammad Saw, pembawa sumber segala ilmu.

  Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mengalami berbagai hambatan dan rintangan serta keterbatasan penulis mengalami berbagai segi kemampuan, pengetahuan, biaya dan waktu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun berkat rahmat Allah Swt, dengan keyakinan dan kerja keras penulis serta adanya sumbangsi pemikiran, bantuan materi maupun sehingga hambatan dan rintangan tersabut dapat diminimalkan. Oleh karena itu, kepada semua pihak yang telah membantu, penulis mengucapkan terima kasih yang setulus

  • –tulusnya kepada: 1.

  Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar beserta seluruh staf akademik atas bantuannya selama penulis mengikuti pendidikan

2. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, S.Ag.,M.pd,.M.Si.,M.M Dekan Fakultas

  Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, beserta Dr. Misbahuddin, M.A Wadek I, Dr,.H. Mahmudin, M.Ag Wadek

3. Muliadi, S.Ag.,M.Sos.I ketua Jurusan Jurnalistik beserta Drs, Alamsyah,

  M.Hum sekretaris Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Dengan segenap rasa tulus memberikan arahan, nasihat, motivasi dan bimbingan selama penulis menempuh kuliah di Jurusan Jurnalistik.

  4. Dra. Irwanti Said, M.Pd pembimbing I dan A.Fadli, S.Sos.,M.Pd pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya, tenaga,dan fikiran untuk memberikan nasehat, bimbingan dan semangat kepada penulis dalam seminar proposal dan ujian skripsi.

  5. Ramsiah Tasruddin, S.Ag.,M.Si penguji I dan Hartina Sanusi, S.Pt., M.I.Kom penguji II yang senantiasa memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam seminar proposal dan ujian skripsi penulis.

  6. Para dosen dan pegawai Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang senantiasa memberikn motivasi dan pelayanan kepada penulis selama pelaksanaan studi.

  7. Pihak perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Perpustakaan umum UIN Alauddin Makassar, dan perpustakaan daerah Kota Makassar.

  8. Kepala LPP TVRI Sulawesi Selatan yang telah mengisinkan penulis melaksanakan penelitian pada instansi tersebut.

  9. Dr Firdaus Muhammad M.Ag ketua jurusan periode 2012-2015 yang telah memberikan motivasi kepada penulis agar tekun menyelesaikan studi.

  10. Teman-teman Jurnalistik 2012 tanpa terkecuali terima kasih atas warna yang telah kalian pancarkan, rasa kekeluargaan dan kehangatan sebagai keluarga Jurnalistik.

  11. Terimah kasih kepada Akbar Harianto S,Sos yang tak henti-hentinya memberikan masukan kepada penulis dan kepada Nabila Nur Akmarina SH yang selalu memberikan motivasi dan doa kepada penulis.

12. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Syarifuddin Mustafa SE Msi dan

  Ibunda HJ Musrifah Mustari, yang telah memberikan segenap cinta kasih, doa dan dukungan, baik dukungan moril mupun materil kepada penulis serta pengorbanan yang tidak mungkin bisa penulis balas. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari berbagai keterbatasan dalam penelitian skripsi ini. oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

  Akhirnya kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya, semoga tulisan ini dapat menjadi bahan informasi bagi kita semua dan bernilai ibadah di sisi-

  Nya. Aamin… Sungguminasa, 27 Oktober 2015 Penulis

  DAFTAR ISI

  2. Pengertian Media Penyiaran Televisi ………………

  52 E. Tehnik Analisis Data ………………………………...

  50 D. Instrumen Penelitian …………….………………....

  50 C. Tehnik Pengumpulan Data …………………………

  48 B. Pendekatan Penelitian …………………………..

  A. Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian ………………

  38 BAB III METODOLOGI PEN ELITIAN ……………………. 48-55

  31 3. Etikan Penayangan Berita …………………………….

  2. Jenis dn N ilai Berita ………………………………….

  28

  1. Pengertian Berita ……………………………………..

  24 C. Penyajian Program Berita

  4. Pengertian Program …………………………………

  23

  19 3. Fungsi Penyiaran …………………………………....

  16

  HALAMAN JUDUL ........................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................ ii HALAMAN PEN GESAHAN ............................................................. iii KATA PENGANTAR ......................................................................... iv DAFTAR ISI ...................................................................................... v ABSTRAK ........................................................................................... ix BAB

  1. Sejarah Televisi …………………………………

  15 B. Tinjauan Tentang Televisi

  2. Konsep Kebijakan Media Massa ……………………..

  13

  1. Pengertian Kebijakan Redaksional ……………………

  A. Kebijakan Redaksional

  II TINJAUAN TEORITIS ……………………… 13-47

  11 BAB

  10 F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..…………………......

  8 D. Tinjauan Pustaka ………………..………………….......

  8 C. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus …..………….......

  1 B. Rumusan Masalah ………………………………….

  A. Latar Belakang Masalah ………………………..………

  I PENDAHULUAN …………………….………………. 1-12

  53

  BAB IV HASIL PENELITIAN ………………………………... 56-79

  64 3. Konsep Program Warta Sul-Sel .................................

  LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………..…………………………

  81 DAFTAR PUSTAKA ………………..…………………………………. 82

  80 B. Saran ....................... ……………………………….

  V PENUTUP …………………….……………………… 80-81 A. Kesimpulan ………………………………………..

  BAB

  2. Kebijakan Redaksi program Warta SulSel dalam penayangan progra m Warta SulSel …………………….…………….. 70

  69

  66 C. Analisis Kebijakan Redaksional TVRI Sulawesi Selatan pada Program Warta SulSel 1. Konsep Berita Warta SulSel …………………….….

  65 4. Susunan Redaksi Warta Sul-Sel ..................................

  2. Visi dan Misi ………………………………….........

  A. Stasiun Televisi LPP TVRI Sulawesi Selatan 1. Sejarah Berdirinya LPP TVRI Sulawesi Selatan ..

  63

  1. Sejarah Singkat Program Warta Sul-Sel ……………..

  63 B. Program Warta Sul-Sel di TVRI Sulawesi Selatan

  63 6. Konsep Program TVRI Sulawesi Selatan ...................

  61 5. Target Audiens TVRI Sulawesi Selatan .....................

  59 4. Motto,Visi, dan Misi LPP TVRI Sulawesi Selatan ....

  3. Perlatan TVRI Ujung Pandang …………………...

  57

  2. Penyiaran TVRI Ujung Pandang …………………..

  56

  85 DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………..………………………….. 103

  

ABSTRAK

  Nama Penyusun : Mardansyah Syarifuddin NIM : 50500112030 Judul Skripsi :

  “ Kebijakan Redaksional TVRI Sulawesi Selatan dalam Penentuan Program Warta Sulsel

  ” Penelitian ini mengkaji tentang program Warta SulSel. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut. Seperti apa konsep berita Warta SulSel, bagaimana kebijakan redaksional TVRI SulSel terhadap penayangan Warta SulSel, Warta SulSel dikenal Sebagai tayangan berita aktual.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriftif, dengan sumber data yakni data primer( informan penelitian) dan data sekunder (buku referensi ) pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan kajian pustaka. Informen dalam penelitian adalah Kepala Bidang Berita, Kepala Sub Bagian Berita LPP TVRI SulSel. Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive yakni berdasarkan kapasitas yang memberikan kemudahan dan kesediaan dalam wawancara. Data selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik data reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Warta SulSel memiliki karakteristik. Content (isi) berita didominasi berita seremonial dan sebagian kecil berita aktual yang ada di Sulawesi Selatan. Kebijakan dalam redaksi Warta Sulsel ada beberapa hal, 1) kebijakan redaksi dalam penentuan isu dalam pemberitaan yang lebih diefektifkan dalam rapat redaksi. 2) kebijakan redaksi menentukan isu pemberitaan terdiri dari dua hal yaitu isu menarik dan penting. 3) kebijakan redaksi dalam hal pengembangan pemberitaan dengan memadukan konsep penyajian berita konvensional ( 5W+1H) dan konsep pemberitaan Warta Sulsel memberitakan tidak secara mendalam kejadian

  • – kejadian yang ada di Sulawesi – Selatan karena LPP TVRI adalah Televisi yang anggarannya terbatas dan di biayai oleh pemerintah.
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang ingin penulis sampaikan, pertama sebagai konsumen hendaknya menjadi penonton yang cerdas dalam menerima informasi yang disajikan oleh media, demi perbaikan media itu sendiri. Kedua, LPP TVRI SulSel diharapakan tetap menyajikan berita yang aktual, berimbang dan terpercaya sebagai televisi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi

  berasal dari kata tele dan vision, yang mempunyai arti masing –masing jauh (tele) dan tampak (vision). Kehendak rakyat dan pemerintah Indonesia untuk mengadakan medium televisi merupakan loncatan besar bangsa Indonesia dalam usaha mewujudkan cita

  • –cita nasional. Keputusan yang memiliki wawasan jauh ke depan. Bermula dengan lahirnya ketetapan MPRS no.II/MPRS/1960, yang menyebutkan pada bab 1 pasal 18, bahwa pembangunan siaran televisi untuk keperluan pendidikan, yang dalam tahap pertama dibatasi pada tempat
  • –tempat yang ada pada Universitas Indonesia. Atas dasar inilah, pemerintah pada tahun 1961 memutuskan untuk mengadakan media televisi. Keputusan ini segera diusul dengan diterbitkannya SK Menpan No. 20/SK/M/61 tertanggal 25 Juli 1961 tentang pembentukan panitia persiapan televisi disingkat P2TV. Kepmenpan ini berlaku surat mulai 1 Juli 1961.

  Berhasilnya pembangunan bangsa dan negara mendorong perkembangan penyiaran televisi di Indonesia. Untuk menampung hal tersebut, diterbitkan Kepmenpen no, 190A/Kep/Menpen/1987 tentang siaran saluran terbatas/SSTTVRI, yang memberi peluang kepada pihak swasta nasional untuk menyelenggarakan siaran televisi swasta di Indonesia.

  Selanjutnya diterbitkannya Kepmenpen RI No. III/KEP/Menpen/1990 tanggal

  24 Juli 1990 tentang penyiaran televisi di Indonesia, yang mengelompokkan televisi swasta menjadi dua kategori yaitu Stasiun Penyiaran tanpa decoder dan Stasiun Penyiaran Televisi Swasta Pendidikan (SPTSP) yang

  1 diizinkan menyelenggarakan siaran nasional.

  Perkembangan media massa sebagai pemberi informasi yang telah mengalami kemajuan yang sengat pesat, mulai dari surat kabar, majalah, internet, radio hingga televisi. Salah satu contoh yaitu, perkembangan di industri pertelevisian. Melalui televisi, masyarakat dapat memilih berbagai tayangan yang diperlukan oleh mereka. Tayangan

  • –tayangan tersebut dapat berbentuk berita, hiburan maupun tayangan
  • –tayangan informasi pendidikan. Disaat program– program televisi lain menyuguhkan tontonan agar menarik minat masyarakat.

  Perkembangan yang sangat pesat membuat banyak pilihan bagi masyarakat untuk menonton tayangan yang lebih berkualitas. Tayangan hiburan yang mampu membuat penonton terbawa suasana oleh keberadaan program televisi. Apalagi di zaman modern sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan informasi, baik berita politik maupun informasi hiburan agar masyarakat dapat mengimbangi kebutuhan

  • –kebutuhan akan informasi, apalagi setelah menonton tayangan berita politik, seiring dengan kebebasan mendapatkan informasi masyarakat pada dasarnya menyukai berita yang jelas, dekat dengan pengalaman pribadi atau realitas sehari
  • –hari, ringan, dan menghibur. Masyarakat membutuhkan berita semacam ini, sebagai pengimbang dari berita tentang korupsi, pemilihan Presiden, atau pemilu, khalayak membutuhkan berita semacam itu untuk mendapatkan inspirasi dari o
  • –orang yang sukses dan berhasil

  2 mengatasi masalah yang juga dialami banyak orang. Tak terbantahkan lagi dan tak terbendung lagi bahwa perkembangan industri siaran televisi sudah sangat pesat perkembangannya, hingga tak seorang pun mampu membendung laju siaran televisi terkecuali dengan mematikan TV dan berhenti menonton. Bayangkan di Indonesia saat ini telah memiliki ratusan stasiun TV swasta dari televisi publik hingga televisi berlangganan, ini semua mempunyai dampak yang baik dan juga dampak yang buruk. Dampak positifnya sajian menu acara lebih bervariasi dan menjadikan industri baru bagi para

  

broadcaster muda yang ingin membuat program acara TV. Dampak negatifnya

  adalah siaran televisi menjadi sangat tidak terkendali karena hampir semua stasiun TV menginginkan keuntungan (profit) dari program acara yang disiarkan. Sehingga bukan lagi kualitas program acara yang dikejar tetapi hanyalah keuntungan (profit) uang semata.

  Berbagai macam program acara dikemas dalam berbagai bentuk diantaranya: film dokumenter, sinetron, reality show, variety show, talk show, komedi situasi (sitcom) dan lain yang tentunya menghibur,

  • –lain menginformasikan, mendidik serta unik dan menarik. Namun bangsa yang begitu kaya akan keanekaragaman bentuk seni, budaya dan bahasa masih tertinggal jauh dari peradaban dunia modern yang menjunjung nilai
  • –nilai budaya bangsanya

  3

  sendiri. Keberadaan media televisi sangat berpengaruh dalam mendorong perubahan pola pikir masyarakat, sehingga menuntut persepsi yang berbeda

  • –beda mengenai suatu isu atau pemberitaan tertentu. Televisi merupakan salah satu media pemberi informasi kepada masyarakat dapat memberikan berita yang benar sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Berita yang memuat gambar yang tidak

  4

  disensor pada hakikatnya dapat merubah pola pikir masyarakat, sehingga menerima dan menyampaikan kebenaran berita ditegaskan dalam firman Allah Q.S Al-Hujarat/4:6 Terjemahnya:

  Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya

  5 yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu.

  Ayat di atas merupakan salah satu dasar yang ditetapkan agama dalam kehidupan sosial sekaligus ia merupakan tuntutan yang sangat logis bagi penerimaan dan pengalaman suatu berita kehidupan manusia dan interaksinya didasarkan pada hal-hal yang diketahui dan jelas. Manusia sendiri tidak dapat menjangkau informasi, oleh karena itu ia membutuhkan pihak lain. Pihak lain itu ada yang jujur dan memiliki integritas sehingga menyampaikan hal

  • –hal yang benar dan ada pula yang sebaliknya.

  Televisi sebagai media massa, sangat membantu dalam hubungan masyarakat. Dengan menggunakan media televisi, menyebarluaskan informasi yang sangat luas. Televisi sebagai media massa sangat mengembang tugas sebagai penyebar informasi, mendidik, menghibur, kontrol sosial, harus dapat menyampaikan pesan agar masyarakat dapat memperoleh informasi yang jelas,

  6 lengkap, jujur, beretika, dan objektif.

  Kehadiran media massa sebagai mitra masyarakat sangat membantu pemerintah di dalam pembangunan, misalnya peran media massa dalam pembangunan. Sebab proses pembangunan baik yang fisik maupun non fisik dapat dikembalikan kepada proses komunikasi. Jika pesan media dapat di mengerti oleh masyarakat artinya pesan media dapat diterima dan mendapat

  7

  kepercayaan penuh oleh masyarakat. Selain itu, informasi berupa berita tentang peristiwa atau kejadian diseluruh dunia kerap diinginkan oleh masyarakat apalagi orang tersebut aktif menonton atau mencari informasi yang baru terjadi, seperti berita tentang korupsi, kebakaran, dan lain sebagainya yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat agar tidak ketinggalan informasi.

  Televisi sebagai salah satu sarana penyampaian informasi menjadikan salah satu kebutuhan primer masyarakat modern dan televisi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Bahkan mereka rela menghabiskan waktunya lebih lama untuk menonton tayangan yang disajikan diberbagai stasiun televisi. Pemikiran

  • –pemikiran manusia dapat dipengaruhi oleh apa yang dilihat di televisi, menjadikan media informasi ini menjadi sangat berpengaruh.

  Kehadiran stasiun TVRI lokal di daerah sangat mengimbangi sentralisasi informasi, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman. Hal yang sering ditemui dalam masyarakat yang berada dalam perkotaan, yaitu masyarakat yang berasal dari daerah yang tinggal di kota Makassar, lebih mengetahui peristiwa yang terjadi di kota –kota besar bahkan kejadian di luar negeri dari pada peristiwa yang terjadi di daerahnya. Ini disebabkan kurangnya rasa kepemilikan atau perhatian akan perkembangan daerah masing –masing, padahal keberadaan siaran berita daerah yang ditayangkan melalui TVRI SulSel, sangat positif dan membantu masyarakat untuk saling mengenal, berinteraksi dan mencintai serta memahami lebih dekat tentang perkembangan pembangunan di daerahnya.

  Untuk meningkatkan nilai budaya di Indonesia TVRI kerap menampilkan tayangan berita yang berkaitan budaya. Agar masyarakat lebih mengingat budaya asli Indonesia dan tidak hilang oleh perkembangan zaman serta kemajuan teknologi yang tiap tahun makin meningkat. Selain nilai budaya, informasi ekonomi sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Sebab tidak hanya berita politik yang ingin ditonton oleh masyarakat, orang

  • –orang ingin mengetahui ekonomi pasar dan pembangunan yang sedang berjalan baik di dalam maupun di luar negeri.

  Sejak dioperasikan pada tanggal 7 Desember 1972 di Jakarta, hadirnya stasiun TVRI pada tiap daerah di Indonesia sangat membantu informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apalagi stasiun milik pemerintah itu sangat mengimbangi pemberitaan media swasta yang sering menyajikan informasi hiburan. Terlebih masyarakat lebih tertarik menonton tayangan hiburan daripada menonton sajian berita yang terjadi di dalam maupun di luar negeri. Demikian pula perkembangan bahasa daerah dalam siaran televisi, bahasa Indonesia secara sosiologi, ekonomi, dan politik mempersatukan bahasa daerah yang dapat menghubungkan dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya untuk kembali

  8 kepada suatu persatuan dan kesatuan. Mengingat terjadinya peningkatan kuantitas serta kualitas baik isi maupun keragaman jumlah medium televisi dari tahun ke tahun, tampak keragaman jenis dan kualitas membawa konsekuensi pada semakin ketatnya persaingan pertelevisian. Pesatnya perkembangan media televisi belakangan ini di Indonesia, membuat para pengelola media televisi bersaing menyajikan program siaran untuk menarik minat masyarakat menonton siarannya, tak terkecuali stasiun TVRI SulSel menyajikan program siaran berita daerah guna menjadikan penonton di daerah sendiri. Namun, kenyataannya minat masyarakat yang menonton siaran berita daerah ini masih jauh dari harapan yang diinginkan oleh pemilik media.

  Tayangan berita di televisi semakin beragam, ditambah lagi acara

  

infotaimen (news gossip) yang mencoba mengangkat berita dan peristiwa seputar

  artis dan selebritis. Hampir semua televisi menampilkan acara infotaimen. Dan acara ini pun saling menjejal jam tayang, hingga bisa dibilang acara infotaimen ini adalah ciri khas broadcast TV Indonesia, sebab di negara biang tumbuhnya

  

broadcast yakni Amerika dan Inggris tidak ada acara infotaimen adanya News

Gossip . Berbeda dengan acara pemberitaan (news & sport ), Infotaimen lebih

  banyak digarap oleh Production House (PH) yang menjadi mitra stasiun televisi. Meskipun kini banyak stasiun televisi yang membuat acara infotaimen diproduksi

  • – oleh inhouse misalnya Insert Investigasi di Trans TV, Go Show di RCT, Was Was Di SCTV dan lain sebagainya. Inilah abad dimana setiap orang telah menjadi

  9 dekat dengan dunia televisi .

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang menurut peneliti untuk patut diangkat dan diteliti, yakni :

1. Bagaimana konsep program Warta Sulsel pada stasiun TVRI SulSel ? 2.

  Bagaimana kebijakan redaksional TVRI SulSel dalam penayangan Program Warta SulSel ? C.

   Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus 1. Fokus Penelitian

  Fokus penelitian atau ruang lingkup penelitian berfungsi untuk menjelaskan batasan dan cakupan penelitian, baik dari segi rentang waktu maupun

  10

  jangkauan wilayah objek penelitian. Penelitian ini berfokus pada Kebijakan Redaksional TVRI SulSel dalam penentuan Program Warta SulSel.

2. Deskripsi Fokus

  Judul penelitian ini adalah Kebijakan Redaksional TVRI Sul-Sel dalam penentuan Program Warta Sul-Sel. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memaknai judul penelitian ini maka, penulis mengemukakan pengertian dari judul diatas. Adapun pengertian yang dianggap penting untuk diberikan penjelasan dalam judul tersebut adalah sebagai berikut: a.

   Kebijakan Redaksional

  Produk jurnalisme (berita), tidak dapat dipisahkan dari kebijakan redaksional yang ada dalam Newsroom, termasuk penghayatan nilai

  • –nilai jurnalisme yang dianut oleh redaktur dan jurnalis di lapangan. Kebijakan redaksional adalah pedoman (baik tertulis maupun tidak tertulis), yang menjadi
buku suci redaksi dalam mengelola newsroom (mulai dari menentukan isu liputan,

  

eagle liputan, memilih narasumber, penguasaan, sampai format tulisan dan

  11 sebagainya) merupakan kaidah bagi setiap langkah operasional pemberitaan.

  Kebijakan Redaksional (Editorial Police) bisa disebut juga sebagai ketentuan yang disepakati oleh redaksi media massa tentang kriteria berita atau tulisan yang boleh dan tidak boleh dimuat atau disiarkan, juga kata, istilah, atau ungkapan yang tidak boleh dan boleh dipublikasikan, sesuai dengan visi misi media. Kebijakan redaksi merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga media massa untuk memberitakan atau menyiarkan suatu berita. Kebijakan redaksional juga merupakan sikap redaksi suatu lembaga media massa terutama media cetak, terhadap masalah aktual yang sedang berkembang, yang biasanya dituangkan dalam bentuk tajuk rencana.

  b. Berita News atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik

  perhatian serta minat khalayak pendengar. Begitu banyak definisi berita atau “news” yang dapat diketahui dari berbagai literatur, yang satu sama lain berbeda disebabkan pandangan

  • –pandangannya dari sudut yang berbeda.

  c. Warta Sulsel

  Warta Sulsel yaitu program berita TVRI Sul-Sel yang menyajikan tentang peristiwa yang sedang terjadi ditiap kabupaten dan kota yang menjadi wilayah siaran TVRI Sulsel, yang di tayangkan pada pukul 18.00 –19.00 WITA. Dengan adanya stasiun berita daerah dapat mengimbangi stasiun televisi nasional yang telah lama mengudara di Indonesia.

d. TVRI Sulsel

  Penyiaran TVRI Ujung pandang sesuai nama saat itu berawal hanya satu kali dalam seminggu pada hari Sabtu jam19.00 wita hingga 20.00 wita. Hingga kini TVRI Sulawesi Selatan mengalami perubahan nama sesuai perubahan nama dari Ujung pandang menjadi Makassar dan selanjutnya dengan status TV Publik berubah menjadi LPP ( Lembaga Penyiaran Publik ) TVRI Sulawesi Selatan. Stasiun TVRI Sulawesi Selatan Menyelenggarakan siaran rutin mulai saat TVRI Nasional membuka siaran jam 05.00 hingga menutup siaran jam 24.00 kecuali siaran

  • –siaran khusus halnya siaran ramadhan atau siaran sahur.

  Stasiun daerah termasuk TVRI Sulawesi Selatan secara rutin mengudara pada jam 16.00 sampai jam 20.00 atau 21.00 wita dengan menutup siaran nasional. Untuk siaran

  • –siaran khusus lokal menyangkut kepentingan lokal dapat di lakukan setiap waktu dengan tetap melaporkan ke TVRI pusat.

D. Tinjauan Pustaka

  Adapun hasil penelitian sebelumnya yang mempunyai relevansi dengan penelitian Kebijakan Redaksional TVRI Sulawesi Selatan dalam menentukan Kualitas Berita pada program Warta SulSel yaitu : 1.

  Proses Produksi Berita Celebes File di Celebes TV Skripsi dengan judul di atas dilaksanakan oleh Novi Fitrianty B dengan fokus permasalahan tentang proses produksi berita Celebes File di Celebes TV.

  Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif deskriftif menggali informasi dengan narasumber melalui wawancara

  12 kepada seluruh kru Celebes File yang terlibat dalam proses produksi.

2. Strategi Produksi Berita Feature Trans TV Biro Makassar Dalam Meningkat Kualitas Pemberitaan.

  Skripsi dengan judul di atas dilaksanakan oleh Ibnu Munsir dengan fokus permasalahan tentang Strategi Produksi Berita Feature Trans TV Biro Makassar Dalam Meningkat Kualitas Pemberitaan. Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif deskriftif menggunakan varian metode pengumpulan data, antara lain: melalui library reseach, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menganalisis data dengan analisis SWOT. Dengan tujuan

  13 bagaimana analisi data sebagai suatu strategi berita feature.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian

  Berdasarkan penelitian yang dijelaskan terdahulu, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. mengetahui bagaimana konsep program Warta Sulsel pada Stasiun TVRI SulSel.

  b.

  Mengetahui bagaimana kebijakan redaksi TVRI SulSel dalam penayangan program Warta Sulsel

2. Kegunaan penelitian a.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pengembangan keilmuan jurnalistik dan dakwah, khususnya dimensi teori dan praktik tentang jurnalistik dalam media televisi b.

  Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak yang berkompeten, mahasiswa jurnalistik, praktisi media, dan masyarakat umum sebagai bahan referensi untuk meningkatkan skill dan pengetahuan di bidang media televisi.

  c.

  Untuk melengkapi penelusuran koleksi dalam bidang konsep berita Warta SulSel dan penyajiannya pada stasiun LPP TVRI Sulawesi Selatan dengan belum adanya penelitian khusus terhadap konsep berita Warta SulSel dan penyajiannya pada stasiun LPP TVRI Sulawesi Selatan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kebijakan Redaksional 1. Pengertian Kebijakan redaksional Produk jurnalisme (berita), tidak dapat dipisahkan dari kebijakan redaksional

  yang ada dalam news room, termasuk penghayatan nilai

  • –nilai jurnalisme yang dianut oleh redaktur dan jurnalis di lapangan. Kebijakan redaksi adalah pedoman (baik tertulis maupun tidak tertulis), yang menjadi buku suci redaksi dalam mengelola news

  

room (mulai dari menentukan isu liputan, eagle liputan, memilih narasumber,

  penugasan, sampai tulisan dan sebagainya). Dengan kata lain, kebijakan redaksi

  1 (editorial policy) merupakan kaidah bagi setiap langkah operasional pemberitaan.

  Kebijakan redaksional (editorial police) bisa disebut juga sebagai ketentuan yang disepakati oleh redaksi media massa tentang kriteria berita atau tulisan yang oleh tidak boleh dimuat atau disiarkan, juga kata, istilah, atau ungkapan yang tidak boleh dan boleh dipublikasikan, sesuai dengan visi misi media.

  Kebijakan redaksi merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga media massa untuk memberitakan atau menyiarkan suatu berita. Kebijakan redaksi juga merupakan sikap suatu lembaga media massa, terutama media cetak, terhadap masalah aktual yang sedang berkembang, yang biasanya dituangkan dalam bentuk tajuk rencana.

1 Sumber:http://buntomi.wordpress.com/2007/03/ 06/menelah-k ebijak an-redak si-pers-medan-

  Kebijakan redaksi itu penting untuk menyikapi suatu peristiwa karena dalam dunia pemberitaan yang penting bukan saja peristiwa, tetapi juga sikap terhadap peristiwa itu sendiri. Kalau suatu media massa tidak memiliki kebijakan redaksi, maka dapat dipastikan beritanya tidak akan konsisten, kerena ia tidak mempunyai pendirian dalam memberitakan suatu peristiwa, ia menjadi keranjang sampah yang membuat apa saja.

  Media massa yang beritanya tidak konsisten itu tidak akan mendapat kredibilitas yang tinggi di mata khalayak. Padahal besar tidaknya pengaruh suatu media massa tidak semata

  • –mata pada jumlah oplahnya atau banyaknya pendengar

  2 atau penontonnya, tetapi juga kredibilitasnya.

  Kebijakan redaksi juga ditentukan oleh pemilik lembaga media massa yang bersangkutan. Setiap lembaga media massa ada pemiliknya dan dia memiliki berbagai kepentingan yang harus dijaga, seperti kepentingan bisnis, politik, dan sosial. Kepentingan bisnis misalnya dia memiliki kegiatan bisnis di tempat lain dan kepentingan sosial misalnya dia menjadi pengurus partai politik atau anggota lembaga legislatif dan kepentingan sosial misalnya dia menjadi pengurus organisasi kemasyarakatan (ormas), lembaga swadaya, masyarakat (LSM), yayasan, dan sebagainya.

  Kebijakan redaksi yang juga sangat penting dalam media massa adalah tajuk rencana. Tajuk rencana merupakan kebijakan redaksi yang berisi sikap media massa 2 yang ditulis secara terpisah dan berita yang disiarkan oleh media massa yang bersangkutan.

  Malah sikap redaksi yang dituangkan dalam pemberitaan jauh lebih berpengaruh dari pada tajuk rencana, karena sikap redaksi itu dapat mendorong media massa untuk hanya memberitakan peristiwa yang sesuai dangan sikap dan pandangan pimpinan media massa yang bersangkutan.

  Dengan demikian, kebijakan redaksi merupakan salah satu unsur yang penting dalam pemberitaan, baik sebagai sikap redaksi yang menjadi pertimbangan untuk menyiarkan atau tidak menyiarkan suatu peristiwa atau pernyataan maupun

  3 sikap redaksi yang dituangkan dalam bentuk tajuk rencana.

2. Konsep Kebijakan Media Massa

  Sesungguhnya kebijakan media massa termasuk kebijakan komunikasi, sebagai kebijakan komunikasi, kebijakan media massa merupakan kebijakan publik itulah sebabnya kebijakan media massa harus memiliki paling tidak lima kriteria, yaitu: (i) memiliki tujuan tertentu; (ii) berisi tindakan pejabat pemerintahan; (iii) memperlihatkan apa yang akan dilakukan pemerintah; (iv) bisa bersifat positif atau negatif; dan (v) bersifat memaksa (otoritas).

  Konteks kebijakan media massa adalah keterkaitan kebijakan tersebut dengan sesuatu yang melingkupi dirinya, misalnya ekonomi politik, politik komunikasi dan

  3 sebagainya. konteks ini begitu penting sehingga ia bisa menentukan domain kebijakan media massa.

  Kebijakan media massa bermakna muatan nilai yang dikandung kebijakan tersebut, seperti globalisasi, ekonomi global dan sebagainya. Ia bisa disebut sebagai

  4

  konteks kebijakan media massa. Karena media merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh karena itu, sebagaimana dengan politik atau ekonomi, media merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan

  5 bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas.

B. Tinjauan Tentang Televisi 1. Sejarah Televisi

  Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun dan mengalami perubahan inovasi yang lebih sempurna. Awal mula televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, yaitu hukum gelombang elektromaknetik yang

  6

  ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831). Penemuan Faraday yang oleh pakar ilmu komunikasi teknologi disebut sebagai awal dari era komunikasi

  

agustus 2015) . 5 H.Syaiful Rohim. Teori Komunik asi: Perspetif ragam dan aplik asi (jakarta: PT Rineka Cipta 2009), h.160. 6 Stanionly J. Baran. Introduction to Mass Communication: Media Literacy and Culture ( New York : McGraw Hill,2004), h. 233. elektronik, gelombang elektromaknetik inilah yang digunakan sebagai pengantar

  7 pengiriman sinyal dalam menyiarkan gambar bergerak di televisi.

  Perbedaan pendapat tentang awal kemunculan televisi karena adanya perbedaan dalam menentukan awal sejarah televisi itu sendiri. Telah disebutkan bahwa awal kemunculan televisi tidak terlepas dari awal mula ditemukan gelombang elektromaknetik, sedangkan pendapat lain menyatakan jika kehadiran televisi bermula dari penemuan televisi secara wujud asli seperti yang ada pada saat ini.

  Pada mulanya, televisi pertama yang diciptakan adalah televisi mekanik yang belum memiliki kemampuan siaran. Televisi mekanik hanya mampu menampilkan gerakan gambar namun belum dapat disiarkan karena belum adanya sistem saluran

  8

  untuk menyairkan kepada khalayak. Dalam perkembangannya, Philo Farnsworth dan Zworykin, dua nama yang diyakini sebagai penemu melakukan percobaan untuk mengembangkan televisi.

  Keduanya berhasil dalam mencatat sejarah kemajuan teknologi televisi secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Pada tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Meskipun mereka berdua mengembangkan televisi dalam waktu yang bersamaan namun dalam tempat yang berbeda. Kompotitor utama meraka adalah Baird Television, yang sudah terlebih melakukan siaran sejak 1928 dengan menggunakan sistem mekanik. Pada saat itu sangat sedikit orang yang memilki televisi, dan yang mereka miliki umumnya 7 8 Sitepu Ary, Televisi dalam k ehidupan Sosial (Jakarta: Pustaka Jaya, 1999), h.76

  berkualitas seadanya, atau hanya sekedar gerakan gambar yang telah terekam sebelumnya pada masa itu ukuran layar televisi hanya sekitar tiga sampai delapan inci, sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, terkecuali dalam

  

9

  hal siaran televisi elektronik lebih unggul. Pada tahun berikutnya, Vladimir Kusma Zworikyn mendaftarkan hak paten atas penemuan televisinya. Meskipun pemegang hak paten tersebut banyak diragukan oleh pakar teknologi komunikasi. Nama tokoh

  10 penemu yang berhak atas paten penemu televisi tidak bisa banyak.

  Sedangkan pada masa Vladimir bukan lagi masa penemuan melainkan hanya pengembangan teknologi televisi. Efek televisi yang telah merenggut perhatian banyak kalangan, bukan bermula dari seorang profesor elektronik atau semacamnya. Penemuan televisi yang fenomenal tersebut berawal dari otak jenius seorang anak petani New York. Pada tahun 1927 Philo Fransworth berhasil menciptakan tabung yang dapat menangkap gambar bergerak dan gambar yang pertama dihasilkan gambar

  11 philo sendiri.

  Indonesia sendiri memulai penyiaran televisi pada tahun 1962. TVRI sebagai satu

  • –satunya siaran televisi yang dimiliki Indonesia menayangkan langsung upacara ulang tahun kemerdekaan ke-17 pada tangga 17 agustus 1962. Namun, siaran langsung tersebut masih sebagai siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai

  9 Gilbert Zwartjen, The Theory of Mass madia, Television and Human Growth (London: Sage Publication, 1999), h.148 10 11 Jhon Vivian, Teori k omunik asi Massa (Edisi VII; Jakarta: Kenca,2008), h.53. pada tanggal 24 Agustus 1962 jam 14.30 Wib yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asia Games ke-4 di Stadion Gelora Bung Karno.

  Selama 27 tahun penonton televisi Indonesia hanya menonton TVRI pada tahun 1989 barulah pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI, merupakan televisi swasta pertama di Indonesia, kemudian disusul dengan SCTV, Indosiar, ANTV, dan TPI. Reformasi 1998 memicu perkembangan industri media massa khususnya televisi, kebutuhan masyarakat terhadap informasi pun semakin bertambah. Menjelang tahun 2000 muncul televisi swasta baru yaitu metro, Trans, TV7, Lativi dan Global. Serta beberapa televisi lokal di daerah selain itu muncul televisi berlangganan yang

  

12

menyediakan siaran dalam dan luar negeri.

2. Pengertian Media Penyiaran Televisi.

  Untuk mengetahui tentang media penyiaran televisi, perlu dibedakan antara lembaga penyiaran dengan penyiaran televisi, yaitu.

  a.

  Lembaga penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan perundang –undangan yang berlaku.

12 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran: Strategi mengelola Radio dan Televisi

  b.

  Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.