faktor yang mempengaruhi pengetahuan budiman dan riyanto 2013

KAPITA SELEKTA KUESIONER PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM PENELITIAN KESEHATAN

  BUDIMAN AGUS RIYANTO

  

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk

apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan

sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.

  

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau

memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

  

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum

suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

  

Pengetahuan medis senantiasa berubah. Oleh karena itu, standar tindakan pencegahan serta perubahan dalam

perawatan dan terapi wajib diikuti seiring dengan penelitian dan pengalaman klinis baru yang memperluas

pengetahuan. Pembaca disarankan untuk memeriksa informasi terbaru yang disediakan oleh produsen

masing-masing obat (yang akan diberikan) untuk memverifi kasi dosis, metode, dan interval pemberian yang

direkomendasikan serta kontraindikasinya. Merupakan tanggung jawab dari praktisi dengan memperhatikan

pengalaman dan pengetahuan pasien untuk menentukan dosis dan perawatan terbaik bagi masing-masing pasien.

Penerbit maupun penulis tidak bertanggung jawab atas kecelakaan dan/atau kerugian yang dialami seseorang

atau sesuatu yang diakibatkan oleh penerbitan buku ini.

  Hak Cipta © 2013, Penerbit Salemba Medika Jln. Raya Lenteng Agung No. 101 Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610 Telp. : (021) 781 8616 Faks. : (021) 781 8486 Website : http://www.penerbitsalemba.com E-mail : info@penerbitsalemba.com

  Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan Budiman dan Agus Riyanto General Manager: Suwartono Koordinator Penerbitan dan Produksi: Ariyanto Senior Editor: Aklia Suslia Copy Editor: Sally Carolina Tata Letak: Dedy Juni Asmara Desain Sampul: Deka Hasbiy

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

  Budiman, Riyanto, Agus Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan/Budiman, Agus Riyanto —Jakarta: Salemba Medika, 2013 1 jil., xxx hlm., 15,5 × 24 cm

  ISBN 978-602-8570-xxx-xx

1. Kesehatan

  2. Metodologi Penelitian

Bab 1 l Daftar Isi

  persembahan

  Kami persembahkan buku ini untuk bayi Kami yang pada saat penyusunan buku ini telah dikarunia anak oleh Allah Swt. Terima kasih buat istriku: Wiwin Windyatuti, S.Kep., Ners. dan Anakku: Naufal Langit Alwan, Alfi na Mentari Salsabila, dan Ray Afh am Athaya.

  Serta kepada Agus Riyanto, S.K.M., M.Kes. sebagai penulis kedua, berikut istri Mona Megasari, S.Kep., Ners. dan anaknya Keisya Agna Rizqueena dan Muhammad Fadly Gaff ar.

  (Dr. Budiman)

  

Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap …

Bab 1 l Daftar Isi

  tentang penulis Budiman, lahir di Karawang 16 Juni 1974. Menyelesaikan

  pendidikan Ahli Madya Keperawatan di Akademi Keperawatan Jenderal Achmad Yani, Cimahi (1993–1997); S-1 Pendidikan STKIP Siliwangi, Bandung (1998–2000); S-1 Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Respati Indonesia, Jakarta (1999–2001); S-1 Keperawatan dari Program Studi Ilmu Keperawatan Bhakti Kencana (2005–2007); Magister

  Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Universitas Padjajaran, Bandung; serta Program Doktor Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan dari Institut Pertanian Bogor.

  Penulis memulai kariernya sebagai Clinical Instruktur tahun 1997–1999; tenaga pengajar tahun 2002–2004, yang kemudian tahun 2005 sampai sekarang memegang jabatan sebagai lektor. Selain menjadi dosen tetap di Stikes A. Yani, Cimahi yang bergerak di bawah Yayasan Kartika Eka Paksi (YKEP), penulis juga mengajar di berbagai Perguruan Tinggi Kesehatan di antaranya Stikes Budi Luhur, Stikes Bhakti Kencana, Akademi Kebidanan di Cianjur, Poltekes Bandung, dan Program Magister Keperawatan Anak Stikes A. Yani, Cimahi. Menjadi narasumber di instansi pemerintah dan swasta, serta menjadi konsultan di berbagai pendidikan tinggi kesehatan merupakan salah satu bentuk kepedulian penulis dalam bidang pendidikan. Tahun 2011 penulis mendapatkan sertifi kasi dosen dan mendapatkan insentif buku ajar dari Dirjen Dikti Kemendikbud RI. Dalam berorganisasi, penulis aktif menjadi pengurus organisasi perawat (PPNI) Provinsi Jawa Barat, anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Provinsi Jawa Barat, serta aktif menjadi Sekretaris Forum Kota Sehat di Kota Cimahi. Beberapa karya penulis berupa buku yang pernah diterbitkan antara lain Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam Konteks Kesehatan (Penerbit EGC) dan Penelitian Kesehatan (Penerbit Refi ka Aditama) (2011).

  Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap … Agus Riyanto, lahir di Lampung 19 November 1977.

  Menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Keperawatan di Akademi Keperawatan Jenderal Achmad Yani, Cimahi (1996– 1999); S-1 Kesehatan Masyarakat di FKM Universitas Respati Indonesia, Jakarta (2000–2002); serta Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Respati Indonesia, Jakarta (2002– 2004).

  Penulis memulai kariernya sebagai dosen tahun 2004 hingga sekarang memegang jabatan lektor dan ditugaskan sebagai kepala Departeman Biostatistik untuk mengasuh mata kuliah Biostatistik dan mata kuliah Aplikasi Statistik untuk program D-3 maupun S-1. Selain menjadi dosen tetap di STIKES A. Yani, Cimahi, yang bergerak di bawah Yayasan Kartika Eka Paksi (YKEP), penulis juga menjadi dosen luar biasa di beberapa sekolah tinggi di wilayah Bandung dan Jakarta, antara lain; Stikes Immanuel, Bandung; Stikes Budi Luhur, Bandung; Stikindo, Bandung; Poltekes TNI AU, Bandung; Akademi Keperawatan Dustira, Bandung; STIA, Cimahi; serta Universitas Pelita Harapan Jakarta. Menjadi Narasumber pada seminar maupun pelatihan pengolahan dan analisis data di berbagai sekolah tinggi kesehatan di Indonesia merupakan salah satu kegiatan penulis dalam mengamalkan pengetahuannya. Pada tahun 2010, penulis mendapatkan hibah penelitian dari Dikti, kemudian tahun 2011, penulis mendapatkan penghargaan dari Stikes A. Yani sebagai dosen berprestasi dan mendapatkan sertifi kasi dosen dari Dirjen Dikti Kemendikbud RI. Buku ajar yang pernah diterbitkan antara lain Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan, Penerapan Analisis Multivariat dalam Penelitian Kesehatan, dan Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan.

Bab 1 l Daftar Isi KATA SAMBUTAN KETUA UMUM YAYASAN KARTIKA EKA PAKSI Para pembaca yang saya hormati, Yayasan Kartika Eka Paksi (YKEP)

  mempunyai empat (4) Perguruan Tinggi yaitu: Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Yogyakarta. Peran serta YKEP dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa mempunyai komitmen dalam menyelenggarakan PT yang harus mengedepankan keunggulan dan kualitas. Perguruan tinggi yang unggul dan berkualitas dapat diukur salah satunya dengan jumlah karya ilmiah yang dipublikasikannya termasuk buku ajar. Maka saya selaku Ketua Umum YKEP memberikan apresiasi positif kepada Dr. Budiman, S.Pd., S.K.M., S.Kep., M.Kes. dan Agus Riyanto, S.K.M., M.Kes. yang merupakan dosen tetap Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi yang telah selesai menulis buku ajar ini.

  Menulis buku ajar merupakan bagian penting dari tugas pokok seorang dosen dalam alih teknologi ilmu pengetahuan ( transfer of knowledge). Karya buku ilmiah yang dipublikasikan dapat bermanfaat bukan untuk diri dan pribadi dosen tersebut ataupun mahasiswa saja, tetapi dapat tersebar luas manfaatnya untuk mahasiswa lain bahkan untuk masyarakat yang berkepentingan dalam pengembangan ilmu pengetahuan ( science knowledge development). Melalui buku ajar yang ditulis oleh dosennya akan menambah kebanggaan tersendiri bagi mahasiswa karena mendapat ilmu pengetahuan dari penulis bukunya secara langsung.

  Para pembaca yang saya hormati, buku yang ditulis dengan judul Kapita

  

Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan

  menurut hemat saya merupakan sesuatu yang baru karena di dalamnya berisi tentang kumpulan kuesioner pengetahuan dan sikap yang telah diklasifi kasi menurut bidang ilmu kesehatan. Buku ini menurut saya akan memudahkan para peneliti pemula atau para mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir pendidikan untuk menggunakan kuesioner dalam penelitiannya.

  Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap …

  Maka saya berharap kreativititas dan inovasi dosen dalam melahirkan karya ilmiah harus tetap dijaga kontinuitasnya jangan sampai terputus bahkan terhenti. Karya dosen merupakan karya ilmu pengetahuan yang dapat diwariskan pada generasi intelektual selanjutnya. Jangan biarkan warisan ilmu pengetahuan hilang hanya karena dosen tidak dapat mengatur waktu dalam menulis karya ilmiah. Dosen yang baik salah satunya adalah dosen yang dapat memublikasikan karya ilmiahnya.

  Akhirnya saya sampaikan selamat kepada saudara Dr. Budiman, S.Pd., S.K.M., S.Kep., M.Kes. dan saudara Agus Riyanto, S.K.M., M.Kes. atas hasil yang telah dicapai. Mudah-mudahan akan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Selamat membaca dan selamat menggunakan.

  Jakarta, 3 April 2012 Ketua Umum Yayasan Kartika Eka Paksi Brigjen TNI (Purn) Djoko Darjatno, M.Sc.

Bab 1 l Daftar Isi KATA PENGANTAR Atas berkat rahmat Allah Swt. sudah sewajarnya kita mensyukuri nikmat yang

  diberikan. Dan atas kehendak-Nya pula akhirnya penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap

  

dalam Penelitian Kesehatan. Salam kemuliaan kita haturkan pada Nabi Besar

  Muhammad saw., para keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

  Buku ini disusun dan terinspirasi oleh banyak penelitian terutama dari mahasiswa yang mengambil topik penelitian tentang pengetahuan dan sikap. Pengambilan topik tersebut memang telah menjadi tren karena secara kondisi merupakan realita yang dihadapi masyarakat khususnya berhubungan dengan masalah kesehatan. Perilaku menjadi satu bagian penting di masyarakat Indonesia dalam pencapaian status kesehatan masyarakat yang optimal.

  Sampai saat ini, kuesioner yang terstandar menyangkut penelitian pengetahuan dan sikap belum ada. Para peneliti mengembangkan kuesioner menurut kebutuhannya sehingga penelitian pengetahuan dan sikap kecenderungan selalu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Dalam buku ini, peneliti ingin membuat standar kuesioner yang baku sehingga peneliti pemula dapat menggunakan kuesioner yang ada dalam buku ini untuk penelitiannya tanpa harus melakukan uji validitas dan reliabilitas.

  Kuesioner pengetahuan dan sikap yang ada dalam buku ini sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas bahkan sudah di uji oleh reviewer. Namun demikian, Penulis setiap tahun akan melakukan uji coba terus-menerus untuk mendapatkan standardisasi secara universal. Kuesioner dalam buku ini dibagi menurut kajian bidang ilmu yaitu kesehatan masyarakat, keperawatan, dan kebidanan. Namun, tentunya ada beberapa kuesioner yang sebenarnya dapat digunakan dalam lingkup ketiga bidang ilmu tersebut.

  Penulis menyadari dalam penyusunan buku ini masih diperlukan adanya penyempurnaan, oleh karena itu penulis sangat terbuka untuk menerima saran ataupun kritik agar segala kekurangan dapat tertutupi. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih ke berbagai pihak yang telah mendukung dan

  Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap …

  1. dr. Dedi S. Djamhuri, Sp.B. selaku Ketua Stikes A. Yani, Cimahi yang telah memfasilitasi adanya Insentif Program Buku Ajar bagi dosen; 2. tim LPPM Stikes A. Yani, Cimahi, yaitu: Novie E. Mauliku, S.K.M., M.Kes., Asep D. Abdillah, S.Pd., S.K.M., M.M.

  3. Anggi Kumala Dewi yang telah berbagi tugas di LPPM sehingga penulis masih punya kesempatan waktu dalam menyusun buku ini.

  Tidak ada gading yang tak retak, namun tentunya bila ada sumur di ladang boleh penulis menumpang mandi, bila umur panjang mudah-mudahan penulis dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang penelitian kesehatan.

  Cimahi, Juni 2012 Dr. Budiman, S.Pd., S.K.M., S.Kep., M.Kes.

  Agus Riyanto, S.K.M., M.Kes.

Bab 1 l Daftar Isi DAFTAR ISI Persembahan iii Tentang Penulis v Kata Sambutan vii Kata Pengantar ix Daft ar ISI xi Bab 1 Taksonomi Pendidikan Domain Pengetahuan

  1 Taksonomi Pendidikan 2

  14 Faktor-faktor yang Memengaruhi sikap

  22 Konsep Uji Reliabilitas 22 Studi Kasus Uji Validitas dan Reliabilitas 23 Evaluasi Pembelajaran 30

  21 Konsep Dasar Uji Validitas

  18 Evaluasi Pembelajaran 20

  16 Cara Membuat Kuesioner Penelitian Variabel Sikap

  14 Pengukuran Sikap

  12 Bab 2 Taksonomi Pendidikan Domain Sikap 13 Konsep Dasar 14 Komponen Sikap

  Defi nisi Pengetahuan

  11 Evaluasi Pembelajaran

  8 Cara Membuat Kuesioner Pengetahuan

  7 Pengukuran Tingkat Pengetahuan

  4 Tahapan Pengetahuan

  4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengetahuan

  3 Jenis Pengetahuan

Bab 3 Konsep Uji Validitas dan Reliabilitas

  Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap …

Bab 4 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Lingkup Penelitian Kesehatan Masyarakat

31 Konsep Dasar Kuesioner

  32 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Lingkup Penelitian Kesehatan Masyarakat 33 Evaluasi Pembelajaran 69

Bab 5 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Lingkup Penelitian Keperawatan 71 Penelitian Pengetahuan dalam Lingkup Ilmu Keperawatan 72 Kapita Selekta Kuesioner Penelitian Pengetahuan Lingkup Ilmu Keperawatan 72 Evalusasi Pembelajaran 119 Bab 6 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Lingkup Penelitian Kebidanan 121 Penelitian Pengetahuan dalam Lingkup ilmu Kebidanan 122 Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Lingkup Penelitian Ilmu Kebidanan 122 Kuesioner Penelitian Pengetahuan Ibu tentang Tanda Bahaya dalam Kehamilan 161 Kuesioner Penelitian Pengetahuan Ibu tentang Pemilihan Penolong Persalinan 167 Evaluasi Pembelajaran 177 Bab 7 Kapita Selekta Kuesioner Sikap Lingkup Penelitian Ilmu Kesehatan Masyarakat 179 Penelitian Sikap dalam Lingkup Kesehatan Masyarakat 180 Kapita Selekta Kuesioner Sikap Lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat 180 Evaluasi Pembelajaran 186 Bab 8 Kapita Selekta Kuesioner Sikap Lingkup Penelitian Ilmu Keperawatan 187 Penelitian Sikap dalam Ilmu Keperawatan 188 Kapita Selekta Kuesioner Sikap dalam Lingkup Ilmu Keperawatan 188 Evaluasi Pembelajaran 194

Bab 1 l Daftar Isi Bab 9 Kapita Selekta Kuesioner Sikap Lingkup Penelitian Kebidanan 195 Penelitian Sikap dalam Ilmu Kebidanan 196 Kapita Selekta Kuesioner Sikap Lingkup Penelitian Kebidanan 197 Evaluasi Pembelajaran 202 Lampiran L-1 Daft ar Pustaka D-1 Indeks I-1

  

Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap …

TAKSONOMI PENDIDIKAN DOMAIN PENGETAHUAN

  Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan mampu mengerti taksonomi pendidikan domain pengetahuan dengan baik dan benar.

  Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan dapat:

  1. menjelaskan taksonomi pendidikan; 2. menjelaskan pengertian pengetahuan; 3. menyebutkan jenis pengetahuan; 4. mengidentifi kasi faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan; 5. membedakan tahapan pengetahuan; 6. membuat tingkat pengetahuan; 7. membuat kuesioner pengetahuan.

  Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap … TAKSONOMI PENDIDIKAN Taksonomi pendidikan dikembangkan pertama kali oleh Benjamin S.

  Bloom (1956) yang dikenal dengan Segitiga Taksonomi Pendidikan terdiri atas: 1) Head (kepala) yang mendeskripsikan pengetahuan, 2) Heart (hati) yang mendeskripsikan sikap, dan 3) Hand (tangan) yang mendeskripsikan keterampilan seperti pada Gambar 1.1.

  

Kepala

Tangan Jantung

Kesehatan

Gambar 1.1 Taksonomi Pendidikan Bloom (1956).

  Taksonomi pendidikan Bloom diperuntukkan guna mencapai perubahan perilaku yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak mau menjadi mau, dan awalnya tidak bergerak menjadi bertindak. Interaksi Head, Heart, dan Hand akan mewujudkan sehat seseorang. Deskripsi domain/ranah perilaku adalah sebagai berikut.

  1. Domain/Ranah Kognitif.

  Ranah kognitif adalah berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual seperti: pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Ranah kognitif biasa disebut juga dengan ranah pengetahuan. Misalnya: perilaku masyarakat tentang pemahaman bahaya narkoba.

  2. Domain/ Ranah Afektif.

  Ranah afektif adalah berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada aspek perasaan dan emosi seperti: minat, sikap, apresiasi, dan cara menyesuaikan diri. Ranah kognitif biasa disebut juga dengan ranah sikap. Misalnya: perilaku masyarakat tentang dukungan dalam melaksanakan program Desa Siaga Aktif.

Bab 1 l Taksonomi Pendidikan Domain Pengetahuan 3. Domain/Ranah Psikomotor. Ranah psikomotor adalah berisi perilaku-perilaku yang menekankan pada

  aspek keterampilan motorik seperti: mengerjakan, memasang, membuat, dan sebagainya. Ranah psikomotor biasa disebut juga dengan ranah tingkah laku. Misalnya: seorang perawat mengerjakan pemberian obat melalui selang infus pada pasien anak yang menderita penyakit demam berdarah.

  Taksonomi pendidikan dikembangkan tidak hanya membagi dalam domain/ranah perilaku saja melainkan telah mengidentifi kasi menurut level di antaranya dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Level taksonomi.

  Level Kognitif (Pengetahuan) Afektif (Sikap) Psikomotor (Tingkah Laku)

  1. Tahu Menerima Imitasi

  2. Paham Memberi tanggapan Manipulasi

  3. Aplikasi Menghargai Persisi

  4. Analisis Mengorganisasi Artikulasi

  5. Sintesis Internalisasi nilai Naturalisasi

  6. Evaluasi

DEFINISI PENGETAHUAN

  Pengetahuan dapat diperoleh seseorang secara alami atau diintervensi baik langsung maupun tidak langsung. Perkembangan teori pengetahuan telah berkembang sejak lama. Filsuf pengetahuan yaitu Plato menyatakan pengetahuan sebagai “kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)” ( justifi ed true belief). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan sosial budaya. Dalam Wikipedia, pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.

  Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Sebagai contoh, pengetahuan seorang ibu tentang pentingnya imunisasi dasar bagi anaknya diperoleh dari suatu pola kemampuan prediktif dari pengalaman dan informasi yang diterima. Menurut pendekatan konstruktivistis???, pengetahuan bukanlah fakta dari Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap …

  suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia, sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus- menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.

JENIS PENGETAHUAN

  Pengetahuan masyarakat dalam konteks kesehatan beraneka ragam pemahamannya. Pengetahuan merupakan bagian perilaku kesehatan. Jenis pengetahuan di antaranya sebagai berikut.

  1. Pengetahuan implisit.

  Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip. Pengetahuan seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan. Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak disadari. Contoh sederhana: seseorang mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan, namun ternyata dia merokok.

  2. Pengetahuan eksplisit.

  Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Contoh sederhana: seseorang yang telah mengetahui tentang bahaya merokok bagi kesehatan dan ternyata dia tidak merokok.

  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGETAHUAN 1. Pendidikan.

  Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun nonformal), berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Bab 1 l Taksonomi Pendidikan Domain Pengetahuan seeorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan di mana diharapkan

  seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun, perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan nonformal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, maka akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tersebut.

  2. Informasi/media massa. Informasi adalah “that of which one is apprised or told: intelligence, news”

  (Oxford English Dictionary). Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu (Undang-Undang Teknologi Informasi). Adanya perbedaan defi nisi informasi dikarenakan pada hakikatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi tersebut dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita, serta diteruskan melalui komunikasi. Informasi mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, dan basis data. Contohnya: seseorang mendapatkan informasi dari media cetak mengenai penyakit demam berdarah disebabkan oleh vektor nyamuk Dengue. Penyebaran penyakit demam berdarah disebabkan karena lingkungan tidak sehat dengan indikator banyak genangan air yang menjadi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegepty. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek ( immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Berkembangnya Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap …

  memengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa juga membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

  3. Sosial, budaya, dan ekonomi.

  Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian, seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan memengaruhi pengetahuan seseorang.

  4. Lingkungan.

  Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fi sik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

  5. Pengalaman.

  Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional, serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

  6. Usia.

  Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, serta lebih banyak melakukan persiapan demi

Bab 1 l Taksonomi Pendidikan Domain Pengetahuan madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal

  dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup adalah sebagai berikut.

  a. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

  b. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena telah mengalami kemunduran baik fi sik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain, seperti kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

TAHAPAN PENGETAHUAN

  Tahapan pengetahuan menurut Benjamin S. Bloom (1956) ada 6 tahapan, yaitu sebagai berikut.

  1. Tahu ( know).

  Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, defi nisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya. Misalnya ketika seorang perawat diminta untuk menjelaskan tentang imunisasi campak, orang yang berada di tahapan ini dapat menguraikan dengan baik dari defi nisi campak, manfaat imunisasi campak, waktu yang tepat pemberian campak, dan sebagainya.

  2. Memahami ( comprehension).

  Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

  3. Aplikasi ( application).

  Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi tersebut secara benar.

  4. Analisis ( analysis).

  Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap … 5. Sintesis ( synthesis).

  Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

  6. Evaluasi ( evaluation).

  Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifi kasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

PENGUKURAN TINGKAT PENGETAHUAN

  Menurut Skinner, bila seseorang mampu menjawab mengenai materi tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang tersebut mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban yang diberikan tersebut dinamakan pengetahuan. Pengukuran bobot pengetahuan seseorang ditetapkan menurut hal-hal sebagai berikut.

  1. Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.

  2. Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, dan analisis.

  3. Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

  Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden. Dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan rumusan kalimat pertanyaan menurut tahapan pengetahuan. Di bawah ini beberapa rumusan kalimat pertanyaan yang dapat digunakan untuk membuat kuesioner yang berhubungan dengan pengukuran pengetahuan yaitu sebagai berikut.

Tabel 1.2 Standar kata-kata pertanyaan dalam pengukuran pengetahuan.

  Tahapan Kemampuan Internal Kata-kata Pertanyaan Pengetahuan Tahu Mengetahui,... misalnya: Mengidentifikasi Istilah Menyebutkan

  Fakta Memberi nama pada Aturan Menyusun daftar Urutan Menggarisbawahi Metode Menjodohkan

  Memilih Memberi definisi

  Bab 1 l Taksonomi Pendidikan Domain Pengetahuan Tahapan Pengetahuan Kemampuan Internal Kata-kata Pertanyaan Paham Menerjemahkan,... Menafsirkan,... Memperkirakan,... Menentukan,... misalnya: Metode Menjelaskan

  Prosedur Menguraikan Memahami Merumuskan misalnya: Merangkum Konsep Mengubah

  Kaidah Memberikan contoh tentang Prinsip Menyadur Kaitan antara Meramalkan Fakta Memperkirakan Isi pokok Menerangkan Mengartikan/

  Menginterpretasikan,... misalnya: Tabel

  Grafik Gambar Aplikasi Memecahkan masalah Membuat bagan dan grafik

  Menggunakan…………. misalnya: Metode/prosedur Memperhitungkan

  Konsep Membuktikan Kaidah Menghasilkan Prinsip Menunjukkan Melengkapi

  Menyediakan Menyesuaikan Menemukan Analisis Mengenali kesalahan

  Membedakan……….. misalnya: Fakta dari Memisahkan

  Interprestasi Menerima Data dari Menyisihkan Kesimpulan Menghubungkan Menganalisis………… Memilih misalnya: Membandingkan

Struktur dasar Mempertentangkan

  Bagian-bagian Membagi

Hubungan antara Membuat diagram/skema

Menunjukkan hubungan antara

  Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap … Tahapan Pengetahuan Kemampuan Internal Kata-kata Pertanyaan

  Sintesis Menghasilkan…………… misalnya: Klasifikasi Mengategorikan Karangan Mengombinasikan Kerangka teoritis Mengarang Menyusun………….. Menciptakan misalnya : Mendesain

  Rencana Mengatur Skema Menyusun kembali Program kerja Merangkaikan Menghubungkan

  Menyimpulkan Merancangkan Membuat pola Evaluasi Menilai berdasarkan norma internal…. misalnya: Hasil karya seni Memperhitungkan

  Mutu karangan Membuktikan Mutu ceramah Menghasilkan Program penataran Menunjukkan Menilai berdasarkan norma Melengkapi eksternal.. Menyediakan misalnya: Menyesuaikan

  Hasil karya seni Menemukan Mutu karangan Mutu pekerjaan Mutu ceramah

  Program penataran Mempertimbangkan…………… Misalnya : Baik-buruknya

  Pro-kontranya Untung ruginya

  Arikunto (2006) membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai persentase yaitu sebagai berikut.

  1. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 75%.

  2. Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56–74%.

  3. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 55%.

Bab 1 l Taksonomi Pendidikan Domain Pengetahuan Dalam membuat kategori tingkat pengetahuan bisa juga dikelompokkan

  menjadi dua kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai berikut.

  1. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 50%.

  2. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 50%.

  Namun, jika yang diteliti respondennya petugas kesehatan, maka persentasenya akan berbeda.

  1. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 75%.

  2. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 75%.

CARA MEMBUAT KUESIONER PENGETAHUAN

  Penelitian kesehatan yang melakukan kajian tentang variabel “Pengetahuan” lazim dilakukan oleh para peneliti pemula. Oleh karena itu, pada saat melakukan penelitian, peneliti akan membuat kuesioner penelitian yang dijadikan instrumen penelitian. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti adalah memperhatikan sasaran responden. Kuesioner pengetahuan untuk sasaran tenaga kesehatan secara substansi berbeda jika sasarannya adalah masyarakat biasa sebagai responden.

  Dalam buku ini, akan diperoleh beragam instrumen penelitian pengetahuan yang berbeda-beda karena disesuaikan dengan substansi variabel penelitian. Membuat kuesioner penelitian pengetahuan dapat menggunakan kata-kata kerja operasional dari taksonomi Bloom. Bahkan peneliti akan mampu mengungkap atau mendeskripsikan pengetahuan berdasarkan tahapan taksonomi pendidikan. Beberapa poin yang perlu diperhatikan oleh peneliti saat membuat kuesioner pengetahuan adalah sebagai berikut.

  1. Pertanyaan hendaklah menanyakan hal yang penting untuk diketahui.

  2. Tulislah pertanyaan yang berisi pernyataan pasti.

  3. Utamakan pertanyaan yang mengandung pernyataan umum yang bertahan lama.

  4. Buatlah pertanyaan yang hanya memiliki satu gagasan.

  5. Buatlah pertanyaan yang menyatakan inti pertanyaan dengan jelas.

  Gunakan kalimat sederhana dan tidak berlebih-lebihan.

  6. Sebaiknya pertanyaan tidak didasari oleh pernyataan negatif.

  7. Gunakan bahasa yang jelas, kata yang sederhana, dan pernyataan langsung.

  Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap …

  8. Pertanyaan harus memberikan alternatif bagi isi pernyataan yang penting.

  9. Berikan alternatif jawaban yang jelas berbeda.

  10. Alternatif yang ditawarkan hendaknya mempunyai struktur dan arti yang sejajar atau dalam satu kategori.

  11. Menghindari penggunaan alternatif yang semata-mata meniadakan atau bertentangan dengan alternatif yang lain.

  12. Jika mungkin, susunlah alternatif jawaban dalam urutan besar kecilnya atau urutan logisnya.

  13. Penggunaan alternatif “bukan salah satu di atas” atau “semua yang di atas” hanya baik apabila kebenaran bersifat mutlak dan bukan semata-mata masalah lebih dan kurang baik atau masalah kebenaran relatif.

  14. Jangan menjebak responden dengan menanyakan hal yang tidak ada jawabannya.

  15. Hindari penggunaan kata-kata yang dapat dijadikan petunjuk oleh responden untuk menjawab.

EVALUASI PEMBELAJARAN

  1. Gambarkan melalui skema taksonomi pendidikan menurut Bloom (1956)?

  2. Jelaskan pengertian jenis pengetahuan implisit?

  3. Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan?

  4. Sebutkan tahapan pengetahuan?

  5. Sebutkan kata-kata pertanyaan pengetahuan tahap pemahaman?

Bab 2 Bab 2 TAKSONOMI PENDIDIKAN DOMAIN SIKAP Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan mahasiswa mampu mengerti taksonomi pendidikan domain sikap dengan baik dan benar. Tujuan Intruksional Khusus Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat:

  1. menjelaskan konsep dasar sikap; 2. menyebutkan komponen sikap; 3. mengidentifi kasi faktor-faktor yang memengaruhi sikap; 4. membedakan tahapan sikap; 5. melakukan pengukuran sikap.

  Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap …

KONSEP DASAR

  Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang, atau peristiwa (Stepan, 2007). Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Misalnya ketika seseorang mengetahui bahwa merokok di dalam rumah membahayakan kesehatan pada anggota yang berada di sekitarnya lalu orang tersebut tidak merokok. Sikap orang tersebut merespons pada peristiwa. Pernyataan evaluatif merupakan reaksi respons terhadap objek, orang, dan peristiwa yang merupakan stimulus. Pengertian lain dari sikap menurut Notoatmodjo (2007) adalah reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek.

  Sikap yang ada dalam seseorang memerlukan unsur respons dan stimulus. Misalnya sikap yang berhubungan dengan kepuasan pelayanan kesehatan. Seseorang akan merasa puas jika pelayanan kesehatan yang diterima berkualitas. Kepuasan merupakan respons dari stimulus yang diterima yaitu pelayanan kesehatan. Ouput sikap pada seseorang dapat berbeda, jika suka maka seseorang akan mendekat, mencari tahu, dan bergabung, sebaliknya jika tidak suka maka seseorang akan menghindar atau menjauhi.

  Azwar (1995) menyatakan sikap dikategorikan menjadi tiga orientasi pemikiran yaitu berorientasi pada respons, berorientasi pada kesiapan respons, dan berorientasi pada skema triadik. Sikap berorientasi pada respons adalah perasaan mendukung atau memihak ( favourable) atau tidak memihak ( unfavourable) pada suatu objek. Sikap berorientasi pada kesiapan respons adalah kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu.

  Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespons secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang.

  KOMPONEN SIKAP Menurut Breckler (1984), komponen utama sikap adalah sebagai berikut.

  1. Kesadaran.

  2. Perasaan.

  3. Perilaku.

  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI SIKAP Di bawah ini adalah faktor–faktor yang memengaruhi sikap (Azwar, 2007).

Bab 2 l Taksonomi Pendidikan Domain Sikap 1. Pengalaman pribadi.

  2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.

  3. Pengaruh budaya.

  4. Media massa.

  5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama.

  6. Pengaruh faktor emosional Tahapan Sikap Dalam taksonomi Bloom (1956) tahapan domain sikap adalah sebagai berikut.

  1. Menerima.

  Tahap sikap menerima adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini, misalnya adalah kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar. Receiving atau attenting juga sering diberi pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada tahap ini, seseorang dibina agar mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka, dan mau menggabungkan diri ke dalam nilai tersebut atau mengidentifi kasikan diri dengan nilai tersebut. Sebagai contoh, seorang ibu menerima bahwa bayi harus secara rutin dibawa ke posyandu untuk ditimbang agar dapat menilai pertumbuhan dan perkembangannya.

  2. Menanggapi.

  Tahap sikap menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Tahap ini lebih tinggi daripada tahap menerima. Sebagai contoh, seorang ibu melihat catatan pertumbuhan dan perkembangan anak dalam Kartu Menuju Sehat (KMS).

  3. Menilai.

  Tahap sikap menilai adalah memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Menilai merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada menerima dan menanggapi. Dalam kaitan dalam perubahan perilaku, seseorang di sini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan, tetapi mereka telah berkemampuan

  Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap …

  ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka hal ini berarti bahwa seseorang telah menjalani proses penilaian. Nilai tersebut mulai dicamkan ( internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam dirinya. Sebagai contoh, tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri ibu yang memiliki bayi untuk berlaku disiplin datang secara rutin dalam kegiatan pelayanan posyandu.

  4. Mengelola.

  Tahap sikap mengelola adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk di dalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lainnya., pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya. Sebagai contoh, seorang ibu mendukung aktif adanya program revitalisasi posyandu guna meningkatkan efektivitas fungsi posyandu.

  5. Menghayati.

  Tahap sikap menghayati adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang memengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Di sini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam suatu hirarki nilai. Nilai tersebut telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah memengaruhi emosinya. Menghayati merupakan tingkat efektif tertinggi, karena tahap sikap ini telah benar- benar bijaksana. Menghayati telah masuk pada pemaknaan yang telah memiliki philosophy of life yang mapan. Jadi, pada tahap ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentuk karekteristik “pola hidup” tingkah lakunya menetap, konsisten, dan dapat diamalkan.

PENGUKURAN SIKAP

  Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespons, Menghargai, Mengorganisasi, dan Menghayati. Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek di antaranya menggunakan skala sikap.

  Hasil pengukuran berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan

Bab 2 l Taksonomi Pendidikan Domain Sikap

  melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif maupun negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju.

  

Tabel. 2. 1. Standar Kata-kata Pernyataan dalam Pengukuran Sikap.

Tahapan Sikap Kemampuan Internal Kata-kata Kerja Operasional

Meneriman Menunjukan…………. misalnya: kesadaran, kemauan, perhatian.

  Mengakui…………… misalnya: kepentingan, perbedaan. Menanggapi Mematuhi………….. misalnya: peraturan, tuntutan, perintah. Ikut serta secara aktif………….. misalnya: di laboratorium, dalam diskusi, dalam kelompok belajar/ tentir. Menilai Menerima suatu nilai………. misalnya: menyukai, menyepakati. Menghargai…………. misalnya: karya seni, sumbangan ilmu, pendapat, bersikap (positif/negatif ), mengakui.

  Menunjukan Melaksanakan Menyatakan pendapat Mengikuti Mengambil prakarsa Memilih Ikut serta Menggabungkan diri Mengundang Mengusulkan

  Mengorganisasi Membentuk sistem nilai Menangkap relasi antara nilai Bertanggung jawab Mengistegrir??? nilai

  Merumuskan Berpegang pada Mengintegrasikan Menghubungkan Mengaitkan Menyusun Mengubah Melengkapi Menyempurnakan Menyesuaikan Menyamakan Mengatur Memperbandingkan Mempertahankan Memodifikasikan Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap …

Tahapan Sikap Kemampuan Internal Kata-kata Kerja Operasional

Menghayati Menunjukkan……………. misalnya: kepercayaan diri, disiplin pribadi, kesadaran Mempertimbangkan……….. misalnya: melibatkan diri Bertindak

  Menyatakan Memperlihatkan Mempraktekkan Melayani Mengundurkan diri Membuktikan Menunjukkan Bertahan Mempertimbangkan Mempersoalkan

CARA MEMBUAT KUESIONER PENELITIAN VARIABEL SIKAP

  Kajian tentang sikap yang berhubungan dengan masalah kesehatan terus berkembang. Pengukuran sikap berbeda dengan pengukuran pengetahuan. Di uraian sebelumnya disampaikan bahwa jika peneliti ingin melakukan kajian mengenai sikap, maka yang digunakan adalah skala Likert. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun pertanyaan dalam kuesioner sikap di antaranya:???

  Skala Likert merupakan skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu gejala atau fenomena tertentu. Ada dua bentuk skala Likert yaitu pernyataan Positif yang diberi skor: 5, 4, 3, 2, dan 1. Sedangkan pernyataan Negatif diberi skor: 1, 2, 3, 4, dan 5.

  Makna kualitatif dari skor adalah berikut ini: Pernyataan Positif