BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS V MELALUI METODE ROLE PLAYING DI SD NEGERI 1 RANCAMAYA - repository perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan berproses dan unsur yang sangat

  fundamental dalam setiap jenjang pendididkan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pendidikan adalah: Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Belajar memegang peranan penting dalam pendidikan, karena dengan memperhatikan proses belajar, pendidikan di Indonesia akan mengalami kemajuan. Tidak ada ruang dan waktu di mana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena dengan adanya belajar manusia akan mengalami perubahan yang terjadi pada dirinya. Slameto (2012: 2) mengemukakan belajar adalah:

  Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku relatif menetap. Salah satu upaya agar belajar dikatakan berhasil dapat dilihat dari proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran di kelas menurut Slameto (2010: 54) dapat

  1 dipengaruhi oleh “metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, dan tugas rumah ”.

  Guru merupakan komponen penting untuk menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. Guru perlu berupaya agar pembelajaran dapat mencapai tujuan. Pembelajaran perlu dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian siswa untuk belajar. Dengan adanya perhatian yang tinggi, siswa akan aktif dalam pembelajaran serta akan mempengaruhi hasil belajarnya.

  Menurut UU 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 guru harus mempunyai empat kompetensi antara lain: Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompotensi professional. Kompetensi ini penting dimiliki guru agar dalam pembelajaran yang dilaksanakan dapat mencapai hasil yang optimal. Guru yang memiliki kompetensi selalu berusaha membangun pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Pembelajaran yang kreatif dan inovatif merupakan upaya dalam mewujudkan pembelajaran yang bermakna bagi siswa serta tujuan yang diharapkan dalam setiap tujuan mata pelajaran dapat tercapai.

  Ilmu Pengetahuan Sosial yang selanjutnya disebut dengan IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di sekolah mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah dengan menyajikan materi yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar pengorganisasian materi mata pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu (integrated), artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah melainkan mengacu pada aspek kehidupan nyata siswa sesuai dengan karakteristik usia, tingkat perkembangan berfikir, kebiasaan bersikap, dan berprilaku.

  IPS mempunyai salah satu tujuan pelajaran yang diharapkan, menurut pendapat Sapriya (2007: 4) tujuan IPS yaitu “mempersiapkan warga negara untuk hidup dalam masyarakat demokratis dan dapat berhubungan dengan bangsa- bangsa lain di dunia”. Tercapainya tujuan IPS tersebut tidak mudah, karena IPS mempunyai materi yang cukup luas dan banyak. Sehingga membutuhkan peranan guru untuk membantu siswa untuk mencapai ketuntasan dalam belajar. Guru perlu menyusun perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode, media, dan strategi yang tepat.

  Guru berupaya menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan selain dengan penggunaan motode, media, dan starategi guru berupaya memahami masing-masing karakteristik siswanya. Guru jugabertugas memberikan rangsangan kepada siswanya agar bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran IPS di sekolah dasar.

  Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan peneliti diperoleh infromasi bahwa banyaknya nilai siswa yang berada dibawah KKM yang telah ditentukan, nilai ketuntasannya yaitu 62. Ulangan Tengah Semester Ganjil tahun 2015/2016 siswa kelas V SD Negeri 1 Rancamaya Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas pada mata pelajaran IPS siswa yang tuntas 38%, siswa yang mencapai KKM sebanyak 8 siswa, sedangkan 62% siswa belum mencapai KKM yaitu sebanyak 13 siswa. Rendahnya hasil belajar siswa pada ranah kognitif disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran pada saat kgiatan belajar mengajar di kelas kurang tepat. Metode yang digunakan yaitu metode ceramah dan tanya jawab. Kurang bervariasinya dalam penyajian materi yang mengakibatkan siswa merasa jenuh dan bosan, sehingga siswa merasa kesulitan dalammemahami, dan menghafal materi yang diberikan guru.

  Pada hasil observasi, peneliti mengamati kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPS di kelas. Hasil pengamatan diperoleh sikap siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas masih kurang, dibuktikan dengan adanya masalah yaitu siswa kurang memperhatikan guru ketika memberikan penjelasan mereka asyik bermaindan mengobrol dengan temannya, siswa kurang menghargai temannya, dan siswa memilih-milih teman pada saat berinteraksi.

  Selain sikap siswa yang masih kurang baik, siswa kurang menunjukkan keterampilan yang ada pada dirinya, seperti keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Siswa hanya duduk dan menulis, kurangnya keterlibatan siswa secara aktif, baik fisik, mental intelektual, dan emosional menyebabkan hasil belajar siswa pada ranah psikomotor masih kurang. Padahal ketuntasan hasil belajar siswa menurut Bloom (dalam Sudjana 2010: 22) harus mencakup tiga ranah yakni, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

  Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan cara pemilihan metode pembelajaran yang tepat sehingga menciptakan situasi yang memungkinkan siswa berperan serta dalam pembelajaran. Dengan demikian peran guru dalam merancang pembelajaran dengan metode pembelajaran yang tepat dapat menjadi solusi atas permasalahan yang terjadi. Rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Rancamaya merupakan masalah yang perlu diatasi dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak yang lebih suka belajar sambil bermain. Metode pembelajaran tersebut adalah role playing.

  Penggunaan metode role playing selain sesuai dengan karakteristik siswa juga sesuai dengan karakteristik materi yaitu tentang persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar Negara yang membahas mengenai masa lampau atau tentang sejarah. Menurut Majid (2013: 206) role

  

playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran bagian dari simulasi

  yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa sejarah. Dalam memahami dan menghafal materi persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar Negara tidak mudah. Sebab materi tersebut termasuk materi masa lampau, sehingga membutuhkan imajinasi yang tinggi agar siswa dapat membayangkan. Padahal karakteristik setiap siswa berbeda, ada yang mempunyai imajinasi tinggi ataupun rendah. Untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa dengan menggunakan metode role playing sebagai upaya menvisualsasikan materi tersebut menjadi lebih nyata.

  Proses pembelajaran IPS menggunakan metode role playing sebagai wujud penggunaan metode pembelajaran yang tepat mengatasi rendahnya hasil belajar IPS terutama yang terkait mengenai peristiwa masa lampau. Siswa belajar IPS dengan bermain peran (role playing), maka ia akan merasa tertarik dan dapat memperkuat kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas V Melalui Metode Role Playing di SD Negeri 1 Rancamaya”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian diatas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Apakah metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa mata pelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negara kelas V SD N 1 Rancamaya?

  2. Apakah metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar ranah afektif siswa mata pelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar Negara kelas V SD N 1 Rancamaya?

  3. Apakah metode Role Playing dapat meningkatkan hasil belajar ranah psikomotor siswa mata pelajaran IPS materi persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar Negara kelas V SD N 1 Rancamaya?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian Tindakan Kelas ini mempunyai tiga tujuan yaitu :

  1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif materi persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar Negara.

  2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah afektif materi persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar Negara.

  3. Meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah psikomotor materi persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar Negara.

  D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:

  1. Manfaat Teoritis

  a. Secara teoritis diharapkan penelitian ini akan bermanfaat bagi pengembangan dan peningkatan kualitas pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS.

  b. Sebagai dasar pemikiran untuk penelitian selanjutnya, baik oleh peneliti maupun peneliti lain.

  2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat bagi:

  a. Bagi Siswa 1) Meningkatan minat, keaktifan, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.

  2) Melatih siswa bersikap mandiri dan percaya pada kemampuan yang dimilikinya.

  b. Bagi Guru 1) Meningkatan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS.

  2) Membantu guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat.

  3) Meningkatan keterampilan guru dalam menerapkan metode pembelajaran role playing.

  c. Bagi Sekolah 1) Membantu sekolah dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa.

  2) Sekolah mendapat temuan-temuan baru dalam metode pembelajaran d. Bagi Peneliti

  1) Bagi peneliti yang merupakan calon guru sekolah dasar dapat mengetahui serta mengembangkan metode pembelajaran role dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatan

  playing kualitas belajarsiswa dan kualitas guru dalam mengajar.

  2) Penelitian ini dapat memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman mengajar yang baik dan profesional.