PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DAUD PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT

ABSTRAK

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DAUD
PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT

Oleh

DITA TRICANDRIA NINGSIH

Penelitian ini berlatar belakang dari rendahnya aktivitas dan hasil belajar
Tematik siswa kelas IV Daud SD Muhammadiyah Metro Pusat dengan jumlah
55% siswa belum tuntas dari 36 siswa dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu
≥75. Perbaikan pembelajaran melalui penerapan metode role playing dengan
tujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV Daud.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi, dan
refleksi dengan teknik analisis data dalam bentuk analisis kualitatif dan
kuantitatif. Data tentang aktivitas, afektif, psikomotor siswa dan kinerja guru
diperoleh melalui observasi dengan menggunakan lembar panduan observasi,

kemudian hasil belajar siswa diperoleh melalui tes hasil belajar yang dilakukan
pada setiap akhir pertemuan pembelajaran. Data yang terkumpul dianalisis dengan
teknik kualitatif dan kuantitatif.
Pembelajaran dengan metode role playing menunjukkan adanya
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata aktivitas siswa pada
siklus I 49,91 dengan kategori cukup dan siklus II 76,30 dengan kategori sangat
aktif. Nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa siklus I 70,64 dengan kategori
baik dan siklus II 82,75 dengan kategori amat baik.
Jadi, metode role playing dapat meningkatkaan aktivitas dan hasil belajar
siswa, dan dapat diterapkan oleh guru di sekolah dasar lainnya.
Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, role playing.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Purwodadi, Kecamatan
Trimurjo,

Kabupaten

Lampung


Tengah,

Provinsi

Lampung pada tanggal 13 Maret 1993, sebagai anak ke
empat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak
Sudibyo dan Ibu Marfuati.

Riwayat pendidikan peneliti:
1.

Penulis menempuh Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 2
Purwodadi pada tahun 2004.

2.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMPN 1 Trimurjo pada
tahun 2007.


3.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diselesaikan di SMKN 3 Metro pada
tahun 2010.

4.

Tahun 2010 terdaftar sebagai mahasiswa program Sarjana Pendidikan
Universitas Lampung.

MOTO

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”
(Al Baqarah: 45)

Kesulitan yang tidak bisa kita selesaikan adalah kesulitan
yang kita dibayangkan. Kesulitan apapun, selama masih
nyata maka masih bisa diupayakan penyelesaiannya. Oleh

karena itu bebaskanlah hati dan pikiran dari bayangan
masalah yang tidak bisa diselesaikan.
(Mario Teguh)

“MAKE YOUR MAMA PROUD”
Ciptakan Mimpimu Dan Buat Suatu Kebanggaan Yang
Sangat Bernilai Dari Dirimu Untuk Orang Lain.
(Penulis)

PERSEMBAHAN

Ya Robb, apabila karya ini merupakan salah satu kebanggaannya,
maka ku persembahkan karya ini untuk orang yang ku cinta dan
ku sayang sebagai tanda bakti dan sayangku kepada:
Ibunda dan Ayahanda yang telah membesarkan, mendidik,
mendoakan, dan mencurahkan kasih sayang serta perhatiannya
demi kebahagiaan dan keberhasilan ananda. Sungguh ananda tak
akan pernah dapat membalas itu semua dengan sempurna.
Saudara kandungku, Kakanda Devi Setiawan, Deni Ardiansyah,
dan Deby Trianto yang selalu memberikan dukungan dan doanya

untukku.
Seseorang yang senantiasa selalu ada di hati dan memberikan
semangat kepadaku.
Para pendidik yang mendidikku dengan ketulusan dan
kesabarannya, semoga mendapat ridho Allah SWT.
Teman-teman seperjuangan yang tak dapat ku sebutkan satu
persatu, semoga kelak kita penuh manfaat untuk diri kita dan
orang lain.
Almamater tercinta Universitas Lampung

SANWACANA

Penulis memanjatkan doa serta puji syukur ke hadirat Allah SWT yang
telah

melimpahkan

rahmat

dan


karunia-Nya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Skripsi ini tersusun atas bimbingan dan masukan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1.

Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., Dekan FKIP Unila yang telah
memberikan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program
studi PGSD.

2.


Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
FKIP Unila yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus
PGSD tercinta.

3.

Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., Ketua Program Studi PGSD yang telah
memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta.

4.

Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., Ketua PGSD UPP Metro yang telah
memberikan dukungan dan bantuan selama proses penyusunan skripsi.

5.

Bapak Drs. Mugiadi, M. Pd., Pembimbing I atas semua jasanya baik tenaga
dan pikiran yang tercurahkan untuk bimbingan, masukan, saran, dan nasihat
serta bantuan yang diberikan di sela kesibukannya.


ix

6.

Bapak Drs. Herman Tarigan, M. Pd., Pembimbing II dan Pembimbing
Akademik telah memberikan pengalaman luar biasa untuk mental penulis
pada saat membimbing guna penyempurnaan skripsi ini.

7.

Bapak Drs. Siswantoro, M. Pd., Penguji yang telah memberikan saran-saran
dan masukan.

8.

Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S1 PGSD UPP Metro, yang telah
membantu sampai skripsi ini selesai.

9.


Bapak Zainal Abidin, S.Ag., Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Metro.

10.

Ibu Hari Tri Utami, S. Pd., Guru kelas IV Daud SD Muhammadiyah Metro

11.

Siswa-siswi Kelas IV Daud SD Muhammadiyah Metro yang telah
berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

12.

Kedua orang tua dan ketiga kakak yang telah memberikan doa, motivasi,
serta bantuan dalam menyelesaikan studi ini.

13.

Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, mahasiswa Program Studi S1 PGSD

angkatan 2010, terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah
diberikan selama ini.

14.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu yang
telah banyak membantu penulis.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini belum memenuhi

kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin
Metro, 20 Mei 2014
Penulis

Dita Tricandria Ningsih
x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xiii
xiv
xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................
B. Identifikasi Masalah ......................................................................
C. Batasan Masalah ............................................................................
D. Rumusan Masalah .........................................................................
E. Tujuan Penelitianp.........................................................................
F. Manfaat Penelitian.........................................................................
G. Penjelasan Judul ............................................................................

1
1
5
6
6
7
7
8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................
A. Kurikulum Pendidikan ..................................................................
1. Pengertian Kurikulum ..............................................................
2. Kurikulum 2013........................................................................
B. Teori Belajar, Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar ........................
1. Teori Belajar .............................................................................
2. Aktivitas Belajar .......................................................................
3. Hasil Belajar. ............................................................................
C. Metode Bermain Peran ..................................................................
1. Pengertian Metode Pembelajaran .............................................
2. Macam-macam Metode Pembelajaran .....................................
3. Metode Role Playing (Bermain Peran).....................................
D. Kerangka Pikir...............................................................................
E. Hipotesis Tindakan. .......................................................................

10
10
10
11
21
21
23
24
26
26
27
27
32
34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................
A. Metode Penelitian ..........................................................................
B. Setting Penelitian...........................................................................
1. Subjek Penelitian ......................................................................
2. Tempat Penelitian .....................................................................
3. Waktu Penelitian ......................................................................
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................
1. Teknik Tes ................................................................................
2. Teknik Non Tes ........................................................................

35
35
36
36
36
36
37
37
37

D. Alat Pengumpulan Data ..............................................................
1. Lembar Observasi. ....................................................................
2. Tes Hasil Belajar ......................................................................
E. Teknik Analisis Data ...................................................................
1. Kualitatif. ..................................................................................
2. Kuantitatif. ................................................................................
F. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. ............................................
1. Siklus I ......................................................................................
2. Siklus II ....................................................................................
G. Indikator Keberhasilan ..................................................................

37
37
37
37
38
40
42
42
49
55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................
A. Profil SD Muhammadiyah Metro Pusat ........................................
B. Prosedur Penelitian .......................................................................
1. Deskripsi Awal .........................................................................
2. Refleksi Awal ...........................................................................
3. Persiapan Pembelajaran ............................................................
C. Hasil Penelitian .............................................................................
1. Siklus I ......................................................................................
2. Siklus II ....................................................................................
D. Pembahasan ..................................................................................
1. Kinerja Guru .............................................................................
2. Aktivitas Belajar Siswa ............................................................
3. Afektif Siswa ............................................................................
4. Psikomotor Siswa .....................................................................
5. Kognitif Siswa ..........................................................................

56
56
57
57
58
58
59
59
80
97
98
99
101
102
104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................
B. Saran .............................................................................................

108
108
109

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

110

LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Daftar Hasil Belajar Siswa ......................................................................

4

2.

Kategori Aktivitas, Afektif dan Psikomotor Siswa.................................

40

3.

Kategori Kinerja Guru ...........................................................................

41

4.

Kategori Tingkat Keberhasilan Belajar Kognitif Siswa (%) ..................

42

5.

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ..........................................................

58

6.

Kinerja guru pada pembelajaran siklus I ................................................

67

7.

Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Siklus I ..........................................

69

8.

Afektif siswa pada pembelajaran siklus I ...............................................

71

9.

Paikomotor siswa pada pembelajaran siklus I ........................................

73

10. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I pertemuan 1 ................................

75

11. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I Pertemuan 2 ................................

75

12. Kinerja guru pada pembelajaran siklus II ...............................................

88

13. Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II .........................................

89

14. Afektif siswa dalam pembelajaran siklus II ............................................

91

15. Psikomotor siswa pada pembelajaran siklus II .......................................

93

16. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II pertemuan 1 ...............................

95

17. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II pertemuan 2 ...............................

96

18. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I dan II .....................

98

19. Rekapitulasi Rata-rata Aktivitas Siswa Siklus I dan II ...........................

100

20. Rekapitulasi Rata-rata Afektif Siswa Siklus I dan II ..............................

101

21. Rekapitulasi Rata-rata Psikomotor Siswa Siklus I dan II .......................

103

22. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I dan II .............

104

23. Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif
Siswa Siklus I dan II ...............................................................................

xiii

105

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.

Konsep Role Playing di dalam Kelas........................................................

30

2.

Skenario Role Playing di dalam Kelas......................................................

31

3.

Kerangka Pikir Penerapan Metode Role Playing ......................................

33

4.

Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ..................................................

35

5.

Diagram Rekapitulasi Kinerja Guru .........................................................

99

6.

Diagram Rekapitulasi Rata-rata Aktivitas Siswa ......................................

100

7.

Diagram Rekapitulasi Rata-rata Afektif Siswa .........................................

102

8.

Diagram Rekapitulasi Rata-rata Psikomotor Siswa ..................................

103

9.

Diagram Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa .................

105

10. Diagram Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
Kognitif Siswa ..........................................................................................

xiii

106

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan utama dalam pengembangan sumber
daya manusia dan masyarakat suatu bangsa. Untuk itu, pendidikan diharapkan
mampu membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mandiri, serta
memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,
dan negara Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1
tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan
bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk dapat
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”. Depdiknas (2008: 3).
Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pendidikan harus mampu
menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta
relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global
sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah,
dan berkesinambungan.
Sedangkan menurut Wahyudin (2008: 1.1) berpendapat bahwa
pendidikan adalah

humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia atau

upaya manusia agar mampu mewujudkan diri manusia (siswa) itu mengerti,

2

paham, dan lebih dewasa serta mampu membuat manusia (siswa) lebih kritis
dalam berpikir. Guna mewujudkan tujuan tersebut, maka lembaga pendidikan
perlu melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan pendidikan serta mengajak
seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam meningkatkan
pendidikan di negara Indonesia ini.
Untuk mencapai pendidikan yang bermutu dan berkualitas lebih baik,
maka pemerintah mulai mengembangkan Kurikulum baru yaitu Kurikulum
2013 dengan penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola Kurikulum,
pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan
penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang
diinginkan dengan apa yang dihasilkan. Pengembangan Kurikulum menjadi
amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal,
nasional, regional, dan global di masa depan. Beragam kemajuan dan
perubahan itu melahirkan tantangan baru di bidang pendidikan agar lebih bisa
maju. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis
dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa
depan. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada
tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Diterapkannya kebijakan pemerintah untuk menetapkan pembelajaran
tematik di sekolah dasar telah diberlakukan sejak rintisan Kurikulum Berbasis
Kompetensi tahun 2004 untuk sekolah dasar kelas 1 dan 2. Kemudian

3

berlanjut pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006 untuk
sekolah dasar pada kelas 1 sampai kelas 3. Pada tahun 2013 lalu pemerintah
mengembangkan Kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 yang menerapkan
pembelajaran tematik pada seluruh kelas yaitu kelas 1 sampai 6 dengan
sistem pendekatan ilmiah atau scientific approach dan penilaian yang
digunakan adalah penilaian otentik. Pekerjaan guru lebih mudah untuk
mengembangkan proses pembelajaran, karena guru tidak perlu menyusun
silabus yang memakan waktu banyak.
Proses implementasi pembelajaran tematik Kurikulum 2013 belum
ideal, guru masih kesulitan untuk menerapkan pembelajaran tematik dengan
sistem pendekatan ilmiah atau scientific approach tersebut. Fakta yang ada di
SD Muhammadiyah Metro Pusat, guru belum menggunakan langkah-langkah
pembelajaran dalam pendekatan scientific yang diterapkan untuk siswa dalam
kegiatan belajar mengajar, yaitu mulai dari mengamati, menanya, menalar,
mencoba dan mengaplikasikan. Dengan berbagai fakta tersebut, sangat
penting bagi para guru maupun calon guru sekolah dasar untuk menguasai
dan memahami pengembangan Kurikulum 2013 dengan pendekatan scientific
pada pembelajaran tematik secara tuntas, sehingga mampu merencanakan dan
mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV Daud
SD Muhammadiyah Metro Pusat, terlihat rendahnya aktivitas dan hasil
berlajar siswa pada ulangan semester ganjil pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Daftar hasil belajar siswa

4

KKM yang Jumlah
ditetapkan seluruh
siswa
≥75

36

Jumlah
siswa
tuntas
16

Jumlah
siswa
tidak
tuntas
20

Persentase
siswa
tuntas
45%

Persentase
siswa
belum
tuntas
55%

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa tersebut disebabkan karena:
(1) Guru kurang berupaya melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, baik
ketika penanaman konsep, maupun penugasan; (2) Pembelajaran bersifat
abstrak, hal ini terlihat dari cara guru mengajar yaitu kurang mengaitkan
materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa; (3) Guru belum
maksimal dalam mengolah pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran, yaitu metode bermain peran; (4) Belum terciptanya proses
pembelajaran yang inovatif, sehingga pembelajaran masih bersifat satu arah
atau berpusat pada guru (teacher centered); (5) Beberapa siswa mengalami
kesulitan dalam menyampaikan pendapat atau gagasan untuk memecahkan
suatu masalah karena kurangnya keterampilan berbicara siswa dengan baik,
sehingga

mengakibatkan

tidakpahamnya

siswa

terhadap

materi.

Ketidakpahaman ini disebabkan karena tidak memperhatikan ketika guru
menjelaskan materi pelajaran dengan alasan siswa merasa bosan.
Untuk mengatasi berbagai temuan di atas, diperlukan pembelajaran
yang dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif, kreatif, inovatif, dan
menyenangkan guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Oleh
karena itu diharapkan menerapkan metode pembelajaran bermain peran untuk
para siswa.
Menurut Uno (2007: 28) Melalui bermain peran siswa memperoleh cara
berperilaku baru untuk mengatasi masalah yang ada dikehidupan nyata dan

5

dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan keterampilan memecahkan
masalah. Karena kelebihan metode bermain peran adalah melibatkan siswa
agar dapat berpartisipasi dan mendapat kesempatan untuk memajukan
kemampuannya dalam bekerjasama dan memecahkan masalah melalui
peragaan tindakan. Prosesnya adalah : Persiapan, Pelaksanaan dan evaluasi.
Dalam pembelajaran bermain peran, siswa mendapat tugas dari guru untuk
memainkan peran situasi sosial yang mengandung suatu masalah, agar siswa
dapat memecahkan masalah yang muncul dengan bentuk tingkah laku dalam
hubungan sosial. Dengan menerapkan metode bermain peran ini diharapkan
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan perbaikan kualitas
pembelajaran dengan menerapkan metode role playing pada pembelajaran
tematik SD Muhammadiyah Metro Pusat di kelas IV Daud tahun pelajaran
2013/2014.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu diidentifikasikan
permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut:
1.

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sehingga
siswa kurang termotivasi untuk giat belajar.

2.

Guru kurang berupaya melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, baik
ketika penanaman konsep, maupun penugasan.

6

3.

Pembelajaran bersifat abstrak, hal ini terlihat dari cara guru mengajar
yaitu kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
siswa.

4.

Guru belum maksimal dalam menggunakan metode pembelajaran yaitu
metode bermain peran.

5.

Belum terciptanya proses pembelajaran yang bersifat inovatif, sehingga
pembelajaran masih bersifat satu arah atau berpusat pada guru (teacher
centered).

6. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam menyampaikan pendapat atau
gagasan

untuk

memecahkan

suatu

masalah

karena

kurangnya

keterampilan berbicara siswa dengan baik, sehingga mengakibatkan
tidakpahamnya siswa terhadap materi.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan batasan
masalahnya yaitu rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas IV
Daud SD Muhammadiyah Metro Pusat.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dengan identifikasi masalah di atas,
rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah metode role playing dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada tema “Indahnya Negeriku” kelas IV Daud SD Muhammadiyah
Metro Pusat?

7

2. Bagaimanakah metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada tema “Indahnya Negeriku” kelas IV Daud SD Muhammadiyah
Metro Pusat?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1.

Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada tema “Indahnya Negeriku”
kelas IV Daud SD Muhammadiyah Metro Pusat dengan menggunakan
metode role playing.

2.

Meningkatkan hasil belajar siswa pada tema “Indahnya Negeriku” kelas
IV Daud SD Muhammadiyah Metro Pusat dengan menggunakan metode
role playing.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di
kelas IV Daud SD Muhammadiyah Metro Pusat adalah:
1. Bagi siswa
a. Melalui metode role playing diharapkan aktivitas belajar siswa pada
tema “Indahnya Negeriku” dapat meningkat.
b. Melalui metode role playing diharapkan hasil belajar siswa pada tema
“Indahnya Negeriku” dapat meningkat.

8

2. Bagi guru
Dapat memperluas wawasan guru tentang penerapan metode role playing
dalam tema „Indahnya Negeriku”. Serta dapat dijadikan salah satu
alternatif mengajar oleh guru sehingga dapat meningkatkan kualitas
profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas sesuai
dengan kurikulum yang berlaku.
3. Bagi sekolah
Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya
meningkatkan kualitas siswa dan guru dalam pembelajaran matematika
maupun pelajaran lain.
4. Bagi peneliti
Dapat menambah pengalaman tentang penelitian tindakan kelas, sebagai
rujukan untuk diimplementasikan pada Tema yang lainnya sehingga dapat
menjadi guru yang profesional.

G. Penjelasan Judul
Berikut ini penjelasan judul penelitian tindakan kelas yang akan
dilaksanakan di kelas IV Daud SD Muhammadiyah Metro Pusat :
1.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 782) penerapan adalah
suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk
mencapai suatu kepentingan yang diinginkan yang telah direncanakan.

2.

Menurut Amri (2013: 29) metode adalah cara yang digunakan dalam
proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal.

9

3.

Menurut Amri (20013: 29) bermain peran adalah pengembangan
imajinasi dan penghayatan siswa dengan cara siswa memerankan suatu
tokoh, baik tokoh hidup maupun mati.

4.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 733) meningkatkan
adalah suatu upaya untuk mempertinggi kualitas suatu teori, metode, dan
hal lain untuk mencapai suatu kepentingan yang diinginkan yang telah
direncanakan.

5.

Menurut Hamalik (2001: 28) aktivitas adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

6.

Menurut Dimyati (2002: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

7.

Menurut Syah (2002: 113) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungan.

8.

Menurut Kokom (2011: 3) pembelajaran adalah sebagai suatu sistem
atau proses membelajarkan subjek siswa / pembelajaran yang
direncanakan atau didesain dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis
agar subjek siswa /

pembelajar dapat

mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran secara efektif dan efisien.
9.

Menurut Rusman (2012: 255) tematik terpadu adalah suatu sistem
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun
kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip
keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.

10

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kurikulum Pendidikan
1.

Pengertian Kurikulum
Kurikulum dibuat untuk memperlancar proses kegiatan belajar –
mengajar di sekolah dengan tujuan memperbaiki mutu dan kualitas
pendidikan di Indonesia. Menurut Nasution (2006: 5) Kurikulum adalah
suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar - mengajar
dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan beserta staf pengajarnya.
Kemendikbud (2013: 80) Kurikulum adalah instrumen pendidikan
untuk membawa insan Indonesia agar memiliki kompetensi sikap,
pengetahuan, dan

keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan

warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
Selanjutnya Hamalik (2002: 36) Kurikulum adalah rencana dasar
komponen pendidikan yang disusun secara relevan atas dasar tujuan,
program pendidikan, sistem penyampaian, dan evaluasi oleh sekolah dan
guru yang mengajar.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum
adalah rencana instrumen pendidikan yang disusun dengan kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara relevan dengan tujuan

11

memperlancar proses kegiatan belajar - mengajar di kelas dalam lembaga
pendidikan.

2.

Kurikulum 2013
Kurikulum di Indonesia mengalami pengembangan mulai tahun
ajaran 2013/2014 yaitu Kurikulum 2013. Menurut Mulyasa (2013: 163)
bahwa :
Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan
insan yang produktif, kreatif dan inovatif. Hal ini dimungkinkan,
karena kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi, yang
secara konseptual memiliki beberapa keunggulan. Pertama :
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat ilmiah,
karena berangkat, berfokus dan bermuara pada hakekat peserta
didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
potensinya masing - masing. Dalam hal ini siswa merupakan subjek
belajar, dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam
bentuk bekerja berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja
dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer
pengetahuan (transfer of knowledge). Kedua : Kurikulum 2013
yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari
pengembangan kemampuan - kemampuan lain. Penguasaan ilmu
pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan,
kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari - hari,
serta pengembangan aspek - aspek kepribadian dapat dilakukan
secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu. Ketiga :
ada bidang - bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan
kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.
Selanjutnya

Mulyasa

(2013:

170)

menyatakan

perbedaan

Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar yaitu : (1) Pembelajaran berbasis
tematik integratif dari kelas I sampai VI; (2) Mata pelajaran dalam
pembelajaran tematik integratif yang tadinya berjumlah 10 mata
pelajaran dipadatkan menjadi 8 mata pelajaran; (3) Pramuka sebagai
ekstrakulikuler wajib; (4) Bahasa inggris hanya ekskul; (5) Penambahan

12

jam belajar siswa untuk kelas I sampai III yang awalnya 26-28 jam
perminggu bertambah menjadi 30-32 jam perminggu. Sedangkan untuk
kelas IV-VI yang awalnya 32 jam perminggu bertambah menjadi 36 jam
perminggu.
Kemendikbud (2013: 210) menyatakan bahwa Kurikulum 2013
menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan

pendekatan

ilmiah

(scientific

approach)

dalam

pembelajaran semua mata pelajaran (tematik terpadu), dan proses
mendapatkan dan mengumpulkan informasi dilakukan dengan penilaian
otentik.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Kurikulum
2013 adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
belajar - mengajar berbasis karakter dan kompetensi dengan karakteristik
pembelajaran menerapkan pendekatan ilmiah (scientific approach),
pembelajaran bersifat tematik terpadu, dan penilaian otentik.

a.

Pendekatan Scientific
Kemendikbud (2013: 207) Pendekatan scientific dimaksudkan
untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa
informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung
pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong
siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan

13

diberi tahu. Kondisi pembelajaran pada saat ini diharapkan diarahkan
agar siswa mampu merumuskan masalah dengan banyak menanya,
bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja.
Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah harus
dipandu dengan kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini
dirancang melalui pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan,
dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Proses pembelajaran disebut
ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini :
1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran
tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau
dongeng semata.
2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru dan
siswa terbebas dari prasangka, pemikiran subjektif, atau
penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,
analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau
materi pembelajaran.
4) Mendorong dan menginspirasi siswa agar mampu berpikir
dalam melihat perbedaan, kesamaan satu dengan yang lain dari
substansi atau materi pembelajaran.
5) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional
dan objektif dalam merespon substansi atau materi
pembelajaran.
6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan
menarik sistem penyajiannya.
8) Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilainilai non-ilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka,
penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua
jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
Proses pembelajaran ini mencakup tiga ranah, yaitu sikap,

14

pengetahuan, dan keterampilan. Berikut ini langkah – langkah
pembelajaran dengan pendekatan ilmiah :
a) Mengamati
Mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta
didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu
saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini
biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang,
biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan
mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Mengamati
sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa.
Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi.
b) Menanya
Guru

yang

efektif

mampu

menginspirasi

siswa

untuk

meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula
dia membimbing atau memandu siswa belajar dengan baik.
Ketika guru menjawab pertanyaan siswanya, ketika itu pula dia
mendorong siswa itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar
yang baik.

15

c) Menalar
Menalar dalam proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah
yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan
bahwa guru dan siswa merupakan pelaku aktif. Titik tekannya
tentu dalam banyak hal dan situasi siswa harus lebih aktif
daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan
sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Istilah aktivitas
menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013
dengan

pendekatan

ilmiah

merupakan

kemauan

mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam
peristiwa untuk kemudian memasukannya dalam memori.
Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak,
pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain.
d) Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta
didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk
materi atau substansi yang sesuai. Diharapkan siswa mampu
menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk
mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.

16

e) Mengolah
Pada tahapan mengolah siswa sedapat mungkin dikondisikan
belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif ini
siswa yang harus lebih aktif berinteraksi dengan empati, saling
menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masingmasing. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman,
sehingga memungkinkan siswa menghadapi berbagai perubahan
dan

tuntutan

belajar

secara

bersama-sama. Siswa

saling

bekerjasama, saling membantu mengerjakan hasil tugas terkait
dengan materi yang sedang dipelajari dalam satu kelompok
untuk kemudian dipresentasikan atau dilaporkan kepada guru
f)

Menyimpulkan
Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan
mengolah, bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan
kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah
mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.

g) Menyajikan
Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara
kolaboratif dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan
dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio
kelompok dan atau individu. Yang sebelumnya di konsultasikan
terlebih dulu kepada guru. Pada tahapan ini walaupun tugas
dikerjakan

secara

berkelompok,

tetapi

sebaiknya

pencatatan dilakukan oleh masing-masing individu.

hasil

17

h) Mengkomunikasikan
Pada

kegiatan

akhir

diharapkan

siswa

dapat

mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik
secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu
dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan
mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru
agar siswa mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah
dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pendekatan scientific adalah suatu pendekatan pembelajaran ilmiah
dengan menggunakan 3 ranah penilaian yaitu sikap, keterampilan
dan pengetahuan yang diharapkan dapat membentuk karakter dari
dalam diri siswa dengan langkah pendekatan scientific yaitu
mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyimpulkan,
menyajikan dan mengkomunikasikan.

b. Pembelajaran Tematik Terpadu
1) Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu
Menurut Prastowo (2013: 125) pembelajaran tematik
adalah suatu pembelajaran yang bertolak dari suatu tema yang
dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan
memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran.
Menurut Trianto (2011: 147) pembelajaran tematik
dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan

18

tema – tema tertentu untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa.
Sejalan dengan itu, Rusman (2012: 255) mengemukakan
bahwa pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam
pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan
suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik
secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara
holistik, bermakna, dan otentik.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tematik terpadu adalah pembelajaran yang rancang oleh guru
dengan memadukan beberapa mata pelajaran yang disesuaikan
menjadi satu tema atau topik pembicaraan dalam proses
pembelajaran yang sedang berlangsung dengan membuat
hubungan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata
dilingkungan siswa.

2) Karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Rusman (2012: 258) sebagai suatu model
pembelajaran disekolah dasar, Pembelajaran tematik memiliki
karakteristik sebagai berikut, yaitu:
a) Berpusat pada siswa.
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student
centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern
yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek

19

b)

c)

d)

e)

f)

g)

belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator, yaitu memberikan kemudahan-kemudahan pada
siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
Memberikan pengalaman langsung.
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman
langsung pada siswa (direct experiences). Dengan
pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada suatu
yang nyata (kongkret) sebagai dasar untuk memahami halhal yang lebih abstrak.
Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata
pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Focus pembelajaran
diarahkan pada pembahasan tema-tema yang paling dekat
berkaitan dengan kehidupan siswa.
Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan demikian siswa dapat memahami konsep-konsep
tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari.
Bersifat flexible.
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimanapun
guru dapat mengaitkan bahan ajar dari suatu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana
sekolah dan siswa berada.
Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa.
Siswa diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi
yang dimlikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan karakteristik

pembelajaran tematik adalah a) Berpusat pada siswa, b)
Memberikan

pengalaman

langsung,

c)

Pemisahan

mata

pelajaran tidak begitu jelas, d) Menyajikan konsep dari berbagai
mata pelajaran, e) Bersifat flexible, f) Hasil pembelajaran sesuai
dengan minat dan kebutuhan siswa, dan g) Menggunakan
prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

20

b. Penilaian Otentik
Penilaian merupakan salah satu komponen penting dalam
pembelajaran. Menurut Komalasari (2011: 145) penilaian merupakan
kegiatan mengumpulkan informasi sebagai bukti untuk dijadikan
dasar menetapkan terjadinya perubahan dan derajat perubahan yang
telah dicapai sebagai hasil belajar siswa.
Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2011: 23) berpendapat
bahwa penilaian merupakan suatu proses

sistematis

dalam

pengumpulan , analisis, dan penafsiran informasi untuk menentukan
seberapa jauh seorang siswa dapat mencapai tujuan pendidikan.
Selanjutnya menurut Siggins (dalam Nurgiantoro, 2011: 23)
penilaian otentik merupakan penilaian kinerja (performansi) yang
meminta pembelajar untuk mendemonstrasikan keterampilan dan
kompetensi tertentu yang merupakan penerapan pengetahuan yang
dikuasainya.
Menurut Ormiston (Kemendikbud, 2013: 243) asesmen otentik
terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung
keterampilan siswa yang berhubungan dengan hasil jangka panjang
pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas
tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja
yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk
menghasilkan respon siswa atas perolehan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang ada.

21

Wiggins (Kemendikbud, 2013: 243) menegaskan bahwa :
“Metode penilaian tradisional untuk mengukur prestasi, seperti
tes pilihan ganda, benar/salah, menjodohkan, dan lain-lain
telah gagal mengetahui kinerja siswa yang sesungguhnya. Tes
semacam ini telah gagal memperoleh gambaran yang utuh
mengenai sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik
dikaitkan dengan kehidupan nyata mereka di luar sekolah atau
masyarakat”.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
penilaian otentik adalah suatu penilaian secara nyata yang berupa
penilaian kinerja atau perfomansi siswa untuk mendemonstrasikan
keterampilan dan kompetensi yang dimilikinya dan diukur langsung
dari segi sikap, keterampilan dan pengetahuan.

B. Belajar, Aktivitas Belajar, Dan Hasil Belajar
1.

Teori Belajar
belajar dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang semua itu baik bagi dirinya maupun orang lain dalam kehidupan
bermasyarakat. Banyak teori tentang belajar yang telah dikembangkan
oleh para ahli, yaitu teori belajar behaviorisme, teori belajar
kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme.
Salah satu teori belajar yang banyak digunakan pada saat ini adalah
teori

belajar

konstruktivisme. Hal

ini

dikarenakan pelaksanaan

pendidikan saat ini menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang
berorientasi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Seperti yang
dikemukakan Budianingsih (2005: 58), bahwa belajar menurut
pandangan konstruktivistik merupakan suatu proses pembentukan

22

pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh pembelajar yang
harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan
memberi makna tentang hal-hal yang harus dipelajari.
Rakhmat, dkk. (2006: 49) mengemukakan bahwa:
“Belajar adalah kegiatan seseorang untuk mendapatkan
pengetahuan baru baik dilakukan sengaja maupun secara kebetulan.
Belajar dapat melibatkan kegiatan penguasaan informasi baru atau
keterampilan, berbagai sikap baru, pengertian, atau nilai. Belajar
biasanya disertai perubahan perilaku yang terjadi di dalam dan
sepanjang kehidupan”.
Hal ini diperkuat oleh Gagne (dalam Suprijono, 2009: 2) yang
menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku atau
kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan tingkah
laku tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan
seseorang secara alamiah.
Orang yang belajar makin lama makin dapat mengerti akan
hubungan-hubungan dan perbedaan dari apa yang dipelajari. Menurut
Syah (2002: 113) belajar adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang
relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif.
Sedangkan menurut Ahmadi (2004: 128) belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Dari beberapa pengertian tentang belajar yang telah dikemukakan,
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha mencari dan

23

menemukan hal-hal baru sehingga membuat perubahan tingkah laku di
dirinya dalam kehidupan nyata di lingkungan sekitarnya.

2.

Aktivitas Belajar
Sardiman (2011: 95) menyatakan bahwa dalam belajar sangat
diperlukan aktivitas, tanpa aktivitas belajar tidak akan mungkin berjalan
dengan baik.
Menurut Rosseau (dalam Sardiman, 2011: 100) aktivitas adalah
segala pengetahuan yang diperoleh dengan pengamatan sendiri,
pengalaman sendiri, bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan
sendiri yang melibatkan kerja pikiran serta fisik.
Menurut Hamalik (2001: 28) aktivitas adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Aspek tingkah laku tersebut yaitu pengetahuan, pengertian, kebiasaan,
keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau
budi pekerti dan sikap. Ini berarti aktivitas tidak terbatas pada aktivitas
pada aktivitas fisik saja, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat
psikis seperti aktivitas mental.
Sementara itu, Sardiman (2011: 100) mengemukakan bahwa
aktivitas adalah kegiatan interaksi antara diri manusia dengan
lingkungannya yang melibatkan fisik dan pikiran. Kaitan keduanya akan
menghasilkan aktivitas belajar yang optimal. Sedangkan menurut
Kunandar

(2011:

277)

mendefinisikan

aktivitas

siswa

sebagai

keterlibatan siswa dalam bentuk partisipasi, minat, perhatian, dan

24

presentasi dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Dari beberapa pengertian tentang aktivitas belajar yang telah
dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan
yang melibatkan kegiatan fisik dan pikiran dalam bentuk partisipasi,
minat, perhatian, dan presentasi, sehingga mengakibatkan perubahan
tingkah laku siswa yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan
siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar.

3.

Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai hasil belajar.
Menurut Hamalik (2001: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan motoris. Unsur subjektif
adalah rohaniah, sedangkan motoris adalah jasmaniah. Hasil belajar akan
tampak

pada

pengetahuan,

pengertian,

kebiasaan,

keterampilan,

apersepsi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap.
Menurut Dimyati (2002: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar
adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.
Bloom (dalam Suprijono, 2009: 8) mengemukakan bahwa hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain
kognitif (pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,

25

penilaian). Domain afektif (menerima, menanggapi, menilai, mengelola,
menghayati).

Domain

psikomotor

(menirukan,

memanipulasi,

pengalamiahan, artikulasi).
Sejalan dengan pendapat di atas, Sukmadinata (2007: 102)
menyatakan bahwa hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya,
baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan
berpikir, maupun keterampilan motorik. Di sekolah hasil belajar dapat
dilihat dari penguasaan siswa terhadap pembelajaran.
Hasil belajar dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu: (a)
Informasi verbal, kategori informasi verbal merupakan kemampuan
untuk mengkomunikasikan seca

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 20 83

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV ZULKIFLI SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT KOTA METRO

2 27 71

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Siswa Kelas I B SD Negeri 11 Metro Pusat

1 16 85

PENERAPAN STRATEGI PAIKEM PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV C SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 47

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 1 SD N 07 METRO TIMUR

1 13 86

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SISWA KELAS IV B SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 79

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IVB SD NEGERI 01 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 70

MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV SULAIMAN SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 19 70

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DAUD SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT

1 17 89

PENERAPAN MEDIA REALIA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IA SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

7 93 76