BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Rina Rahmawati Bab I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dan bahasa adalah dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Tidak

  mungkin ada masyarakat tanpa adanya bahasa, dan tidak mungkin pula ada bahasa tanpa masyarakat. Masyarakat ialah kumpulan individu-individu yang saling berhubungan sehingga terbentuk kerja sama antar individu itu. Hubungan itu hanya mungkin terjadi bila ada alat penghubungnya, dalam hal ini adalah bahasa. Bahasa adalah alat penghubung, alat komunikasi atau alat interaksi anggota masyarakat yaitu individu-individu tadi sebagai manusia yang berpikir, merasa, dan berkeinginan.

  Pikiran, perasaan dan keinginan baru terwujud bila dinyatakan dan alat untuk menyatakan itu adalah bahasa.

  Bahasa yang ada di masyarakat setiap waktunya pasti mengalami perkembangan sehingga muncul keragamaan bahasa atau variasi bahasa. Variasi bahasa berdasarkan pemakaiannya ada dialek dan register. Menurut Chaer dan Agustina (2004: 62) dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relative, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu, contohnya saja dialek Banyumas. Selain dialek, variasi bahasa berdasarkan pemakaiannya yaitu register. Menurut Chaer dan Agustina (2004: 68) register merupakan varias bahasa yang digunakan untuk kegiatan tuturan apa. Kegiatan yang menggunakan register misalnya saja pada bidang olahraga, politik, ekonomi, pertanian dan perikanan. Salah satu kegiatan atau aktivitas masyarakat yang banyak menggunakan register adalah pada komunitas peternak ikan air tawar di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Desa Beji dikenal sebagai desa

  1 minapolitan karena sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai peternak ikan air tawar.

  Salah satu fenomena register peternak ikan air tawar di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas peneliti temui dalam kegiatan interaksi antar masyarakat di Desa Beji setiap harinya. Salah satu tuturan yang mengandung register adalah tuturan yang dituturkan oleh antar peternak ikan air tawar di Desa Beji (1) “Mancing grameh ya kudune karo kajar”. Kata kajar yang dimaksud adalah tanaman yang memiliki daun dan batang agak lunak berwarna hijau, daun kajar ini hampir sama dengan daun talas, namun tekstur dari daun talas itu sendiri lebih halus dibandingkan dengan daun kajar. Istilah kajar merupakan istilah khusus yang digunakan oleh peternak ikan air tawar. Kajar merupakan register berdasarkan makanan ikan air tawar. Pada tuturan (1) penutur menggunakan tingkat tutur ngoko untuk berkomunikasi. Penggunaan tingkat tutur ngoko ini diperjelas dengan kata ya (k: inggih ) „Iya‟, kudune (k: kedaeh) „harusnya‟, karo (k: kalih) „bersama‟. Komunikasi yang digunakan antar peternak ikan air tawar pada tuturan (1) menggunakan ragam bahasa akrab. Hal ini bisa dibuktikan dengan penggunaan tingkat tutur ngoko yang sering digunakan oleh para peternak ikan air tawar. karena mereka sudah terbiasa bersama sehingga dalam berkomunikasi tidak ada rasa segan atau

  pakewuh .

  Selain itu, peneliti juga menemukan fenomena yang sama yang dituturkan oleh pembeli dengan peternak ikan air tawar. Contoh tuturannya adalah sebagai berikut: (2) “Pak, napa enten ulam mas kalih sepat?”. Pada tuturan (2) ini dilakukan oleh pembeli ikan air tawar kepada penjual (peternak ikan air tawar). Tuturan yang diucapkan oleh pembeli terdapat kata yang mengandung register. Kata yang mengandung register dapat dilihat pada kata yang bercetak tebal yaitu mas dan sepat.

  

Mas dan sepat adalah jenis register berdasarkan nama ikan air tawar jenis konsumsi.

  Tuturan (2) juga menggunakan tingkat tutur madya. Tingkat tutur yang menggunakan tingkat tutur madya ini dapat ditandai dengan kata yang bergaris bawah yaitu: napa (ng: apa, k: punapa

  ) „apa‟, enten (ng: ana, k: wonten) „ada‟. Pembeli menggunakan tingkat tutur madya kepada peternak ikan air tawar karena intensitas bertemu antara pembeli dengan peternak ikan air tawar jarang hal ini disebabkan karena rumah pembeli jauh dari rumah peternak ikan air tawar jadi mereka jarang bersama dan jarang berkomunikasi secara langsung, maka dari itu pembeli menggunakan tingkat tutur madya.

  Dari fenomena di atas tampak bahwa pada peternak ikan air tawar banyak ditemukan istilah khusus dan variasi bahasa. Istilah khusus dan variasi bahasa ini yang digunakan hanya terdapat dalam bidang perikanan saja dan tidak terdapat pada bidang lainnya yang sudah diketahui oleh peneliti. Para peternak ikan air tawar di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas dalam berkomunikasi kebanyakan menggunakan bahasa Jawa ngoko. Hal ini terjadi karena masyarakat Desa Beji mendapatkan bahasa ibunya bahasa Jawa. Oleh karena itu peneliti bermaksud mengungkapkan register dan tingkat tutur yang berjudul Register Peternak Ikan Air Tawar di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Untuk mengetahui lebih lanjut maka digunakan kajian secara empirik.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, maka masalah pokok yang akan dipaparkan dalam penelitian ini, yaitu:

  1. Register apa sajakah yang digunakan peternak ikan air tawar di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas?

  2. Bagaimanakah tingkat tutur yang digunakan oleh peternak ikan air tawar di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas? C.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk: 1. mendeskripsikan register yang digunakan oleh para peternak ikan air tawar di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas.

  2. mendeskripsikan tingkat tutur yang digunakan para peternak ikan air tawar di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas D.

   Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

  a. Penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk menambah keilmuan dalam bidang sosiolinguistik dan semantik.

  b. Bermanfaat bagi kaum linguis dalam mengkaji tingkat tutur bahasa Jawa dialek Banyumas.

2. Manfaat Praktis:

  a. Dapat menjadi sumber informasi bagi peneliti mengenai register selanjutnya, salah satu harapan semoga penelitian ini dapat menambah referensi bagi peneliti yang ingin mengembangkan penelitian lain mengenai register.

  b. Pembaca juga dapat mengetahui sekaligus mempelajari register tuturan para peternak ikan air tawar.

E. Sistematika Penulisan

  Bab satu pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Subbab pertama yaitu latar belakang masalah yang berisi tentang masalah yang akan diteliti oleh peneliti yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan terhadap peneliti tentang register dan permasalahan yang akan diteliti. Pada subbab yang kedua yaitu rumusan masalah yang berisi tentang permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. Yang ketiga ada tujuan penelitian, tujuan penelitian ini berisi harapan yang ingin dicapai oleh peneliti. Yang keempat yaitu manfaat penelitian yang berisi tentang kegunaan yang dapat diperoleh bagi pembaca setelah membaca penelitian ini.

  Bab dua landasan teori terdiri dari: pertama, mengenai penelitian yang sejenis yang relevan yaitu penelitian-penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini. Kedua, landasan teori yang berisi tentang penjabaran mengenai bahasa yang terdiri dari penegrtian bahasa dan fungsi bahasa.

  

Ketiga, variasi bahasa yang menjelaskan tentang pengertian variasi bahasa. Keempat,

  pengertian register yang akan menjadi kajian penelitian ini. Kelima, semantik yang menjelaskan tentang pengertian semantik dan komponen makna. Keenam, sosiolinguistik yang menjabarkan tentang pengertian sosiolinguistik. Ketujuh, tingkat tutur yang menjelaskan tentang pengertian tingkat tutur dan jenis tingkat tutur dalam bahasa Jawa. Dan yang kedelapan, peternak ikan air tawar yang menjelaskan tentang teknik dan cara menernak ikan air tawar. Tujuan dari landasan teori ini adalah agar pembaca paham tentang teori yang digunakan oleh peneliti.

  Bab ketiga adalah metodologi penelitian. Metodologi penelitian merupak ilmu yang mempelajari tentang metode penlitian dan seluk beluknya dalam metode penelitian tersebut, sedangkan metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisi data yang diperlukan. Metodologi penelitian ini terdiri dari: jenis penelitian, data dan sumber data, dan tahap penelitian. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dan sumber data penelitian ini adalah peternak asli ikan air tawar di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas dari jangkauan 100 peternak ikan air tawar peneliti mengambil sumber data sepuluh peternak ikan air tawar. Tahap penelitian, peneliti menggunakan tiga tahap yaitu tahap penyediaan data, analisis data, dan penyajian hasil dan analisis data.

  Bab keempat merupakan hasil dan analisis pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti. Tahap ini dilakukan setelah tahap penyediaan data selesai dilakukan.

  Pada bab pembahasan ini terdiri dari: 1) uraian tentang register peternak ikan air tawar di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas dan 2) berisi tentang tingkat tutur yang digunakan oleh para peternak ikan air tawar di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Menguraikan data register peternak ikan air tawar peneliti menggunakan tuturan yang terdapat pada lampiran 1 yang ada hubungannya dengan data register yang sedang diteliti. Menganalisis tingkat tutur bahasa Jawa peneliti hanya mengambil sampel tuturan dari tingkat tutur yang diperlukan.

  Bab terakhir adalah penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran. Simpulan yaitu kesimpulan dari analisis yang telah dianalisi peneliti mengenai register peternak ikan air tawar di Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Kesimpulan pada penelitian ini berisi mengenai klasifikasi data register dan tingkat tutur yang digunakan dalam berkomunikasi. Pada tahap kesimpulan sebenarnya menjawab pertanyaan dari subbab rumusan masalah. Saran berisi tentang saran yang diajukan oleh peneliti supaya penelitian yang selanjutnya lebih sempurna dalam melakukan penelitian khususnya pada bidang register.