Desy Nurul Fatimah BAB II
- – 12, II antara minggu 12 – 28, dan III antara minggu
Ovulasi Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi
Pengaruh
epitel germinal → oogon ium → folikel primer → proses pematangan pertama.
pertumbuhan ovum (oogenesis) asalnya
ovulasi. Proses
dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi
ovum yang
oleh sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah
b. Proses kehamilan 1)
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
28 – 40 (Rustam Mochtar, 2012; h.35).
antara minggu 0
lunar months). Kehamilan dibagi atas triwulan (trimester): I
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (
a. Pengertian Kehamilan Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Helen Varney, 2007; h.501).
1. Kehamilan
A. Tinjauan Medis
FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel menyebabkan penipisan, dan selama itu
ovarium mengeluarkan hormon esterogen yang dapat
mempengaruhi gerak dari
tuba ke ovarium. Pengaruh LH yang
semakin besar dan
fluktuasi yang mendadak, terjadi proses
pelepasan ovum yang disebut ovulasi (Manuaba, 2010; h.75). 2)
Spermatozoa
Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta
spermatozoa setiap
cc. Bentuknya seperti cebong yaitu memilki kepala, leher dan ekor. Sebagian besar
spermatozoa mengalami kematian dan
hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopi yang dapat hidup selama tiga hari (Manuaba, 2010; h.75).
3)
Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut
konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Konsepsi terjadi
pada
pars ampularis tuba, tempat paling luas yang dindingnya
penuh
jonjot dan tertutup sel yang mempunyai sillia (Manuaba, 2010; h.77-78).
4)
Nidasi atau Implantasi
Setelah pertemua kedua inti
ovum dan spermatozoa,
terbentuk zigot yang dalam beberapa jam mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Hasil
konsepsi terus berjalan
menuju
uterus. Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan disebut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan
vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk
mengadakan
Nidasi (Manuaba, 2010; h.80-82).
5) Pembentukanplasenta Nidasi atau Implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di
dinding depan atau belakang. Mendorong sel
blastula
mengadakan
diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselom
membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan
amnion. Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah
bersama dengan hati, limpa, dan sumsum tulang belakang. Pada minggu kedua dan ketiga terbentuk bakal jantung dengan pembulu darahnya yang menuju
body stalk (bakal tali pusat). Vili korealis menghancurkan desidua sampai pembuluh darah,
sehingga sejak saat itu
embrio mendapat nutrisi dari darah ibu
secara langsung. Bagian
desidua yang dihancurkan membagi plasenta menjadi sekitar 15 sampai 20 kotiledon maternal dan
sekitar 200 kotiledon fetus (Manuaba, 2010; h.82-85).
c. Perubahan Fisiologis Kehamilan 1) Saluran reproduksi
a) Uterus Selama beberapa minggu pertama,
uterus
mempertahankan bentuknya yang mirip buah pir, tetapi seiring dengan kemajuan kehamilan, korpus dan fundus
– 25
28 26,7 30 29,5- – 30 32 29,5
- – 30
3 Telur angsa
fundus uteri, BB adalah berat badan janin (Rustam Mochtar, 2012; h.41).
Tabel 2.2 Hubungan tua kehamilan, besar uterus dan tinggi fundus uteri.Akhir bulan Besar uterus
Tinggi fundus uteri
1 Lebih besar dari biasa Belum teraba (palpasi)
2 Telur bebek Di belakang simfisis
1
fundus uteri
4 Kepala bayi Pertengahan simfisis
5 Kepala dewasa
2
6 Kepala dewasa Kira
7 Kepala dewasa
2
dapat menentukan taksiran berat badan janin dengan menggunakan rumus Johnson
Dengan mengetahui tinggi
8 Kepala dewasa Pertengahan pusat
Tabel 2.1 Ukuran tinggi fundus uteri menurut spiegelberg.mengambil bentuk lebih membulat, dan menjadi hampir sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam ukuran panjangnya daripada lebarnya dan mengambil bentuk
ovoid. Uterus yang terus membesar ini
kemudian berkontak dengan dinding
anterior abdomen,
menggeser usus ke
lateral dan superior, dan terus tumbuh sehingga akhirnya mencapai hati (William, 2014; h.113).
Umur kehamilan (minggu) Ukuran (cm) 22 -28
33
40 37,7 Sumber: Rustam Mochtar, 2012; h.4124
34
31
36
32
38
- – Tausak: BB = (mD-12) x 155. Keterangan: mD adalah tinggi
- – 2 jari di atas simfisis
- – pusat
- – 3 jari di bawah pusat
- – kira setinggi pusat
- – 3 jari di atas pusat
- – prosesus xiphoideus
3 jari dibawah Px atau
9 Kepala dewasa sampai setinggi Px Sama dengan kehamilan 8 bulan, tetapi melebar ke
b)
Serviks
Satu bulan setelah
konsepsi, serviks sudah mulai
mengalami perlunakan dan
sianosis mencolok. Terjadi karena
peningaktan
vaskularitas dan edema serviks keseluruhan,
disertai oleh
hipertrofi dan hiperplasia kelenjar serviks (Straach, dkk 2005 dalam William, 2014; h.114).
c)
Ovarium
Selama kehamilan,
ovulasi berhenti dan pematangan folikel
- – folikel baru ditunda. Biasanya hanya satu korpus
luteum yang ditemukan pada wanita hamil (William, 2014;
h.114).d) Tuba uterina Otot
- – otot tuba uterina hanya sedikit mengalami
hipertrofi selama kehamilan. Namun, epitel vulva tuba menjadi
agak mendatar (Batukan, dkk.,2007 dalam William, 2014; h.115).
e) Vagina dan
Perineum
Terjadi peningkatan
vaskularitas dan hiperemia di kulit
dan otot
perineum dan vulva, disertai perlunakan jaringan ikat
dibawahnya, menyebabkan warna vagina menjadi keunguan (
tanda Chadwick). Ketebalan vulva, melonggarnya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos sehingga terbentuk gambaran berpaku - paku halus. Sekresi vagina meningkat berupa cairan putih agak kental. pH berkisar 3,5 sampai 6. Disebabkan oleh peningkatan produksi
asam laktat dari glikogen di epirel vagina oleh kerja lactobacillus acidophilus
(William, 2014; h.116). 2) Kulit
Meningkatnya aliran darah ke kulit selama kehamilan berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan panas yang terbentuk karena meningkatnya metabolisme. Alur
- – alur kemerahan yang sedikit cekung di kulit abdomen, payudara dan paha. Disebut
striae gravidarum atau stretch marks. Osman, dkk (2007)
melaporkan bahwa 48% mengalami
striae gravidarum di perut,
25% di payudara dan 25% di paha. Otot dinding abdomen tidak dapat menahan tegangan yang mengenainya akibat dari itu otot rektus terpisah di garis tengah, menciptakan suatu
diastasis rekti dengan derajat bervariasi. Hiperpigmentasi, garis tengah pada
abdomen linea alba atau linea nigra (hitam kecoklatan). Muncul
bercak
- – bercak kecoklatan dengan berbagai ukuran di wajah dan leher atau
cloasma gravidarum. Pigmentasi di aerola dan kulit
genital juga dapat bertambah. Perubahan
- – perubahan ini akan menghilang atau berkurang setelah persalinan (William, 2014; h.116).
3) Payudara
Pada minggu
- – minggu awal kehamilan sering merasakan nyeri payudara. Setelah bulan kedua membesar dan memperlihatkan vena
- – vena halus di bawah kulit. Puting menjadi jauh lebih besar, bewarna lebih gelap dan lebih tegak. Beberapa bulan pertama pemijatan puting akan mengeluarkan cairan kuning kental
kolostrum. Pada aerola lebih lebar dan lebih gelap,
tersebar sejumlah tonjolan kecil
kelenjar montgomery. Ukuran
payudara yang berubah membesar tidak berkaitan dengan volume air susu yang dihasilkan (William, 2014; h.116).
4) Perubahan Metabolik
a) Penambahan berat badan Disebabkan oleh
uterus dan isinya, payudara dan
peningkatan volume darah serta cairan
ekstrasel ekstravaskular. Hytten (1991) melaporkan bahwa
penambahan berat badan selama kehamilan adalah sekitar 12,5 kg (William, 2014; h.117).
b) Metabolisme air
c) Metabolisme protein
d) Metabolisme karbohidrat
e) Metabolisme lemak f) Metabolisme elektrolit dan mineral (William, 2014; h.119).
5) Perubahan Hematologis Setelah 32 sampai 34 minggu kehamilan,
hipervolemia
yang telah lama diketahui besarnya adalah 40 sampai 45% di atas volume darah tak hamil. Mulai meningkat pada trimester pertama minggu ke 12 (William, 2014; h.119).
6) Sistem
kardiovaskular
Perubahan pada fungsi jantung mulai tampak selama 8 minggu pertama kehamilan (McLaughlin dan Roberts, 1999 dalam William, 2014. h.123). berkurangnya resistensi
vaskular
sistemik dan meningkatnya kecepatan jantung. Dalam posisi
terlentang, tekanan
vena femoralis terus meningkat, dari sekitar 8
mmHg menjadi 24 mmHg menjelang
aterm membuktikan
mengalami hambatan kecuali pada posisi berbaring
lateral (William, 2014; h.123).
Pergerakkannya pun lebih besar dibandingkan tak hamil. Jumlah oksigen yang diperlukan meningkat (William, 2014; h.127).
8) Sistem kemih Ukuran ginjal sedikit meningkat.
Clearance kreatinin pada
kehamilan rerata sekitar 30% lebih tinggi daripada nilai 100 sampai 115 ml/mnt pada wanita tak hamil (Lindheimer, dkk., 2000 dalam William, 2014; h.129). 9) Saluran pencernaan
Lambung dan usus tergeser oleh
uterus yang terus
membesar. Pada wanita hamil tekanan
intraesofagus berkurang dan tekanan intralambung meningkat. Peristaltik esofagus menurun (Ulmsten dan Sundstrom, 1978).
Gusi mengalami
hiperemia dan melunak selama kehamilan dan dapat berdarah setelah trauma ringan.
Haemoroid terjadi
disebabkan konstipasi dan peningkatan tekanan di vena
- – vena dibawah uterus yang membesar (William, 2014; h.131).
d. Perubahan Psikologis Kehamilan Semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup labil. Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan suasana hatinya kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami perubahan. Menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan. Merasa sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri dan pada bayinya. Tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri dan cenderung menuntut (Varney,2007., h. 501).
Trimester pertama adalah periode penyesuaian atau penerimaan terhadap kenyataan. 80% mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan. Waktu dimana terjadi penurunan libido tapi tidak menentukan bahwa wanita hamil tirmester pertama tidak ada hasrat hubungan seksual (Varney,2007., h. 501).
Trimester kedua merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan. Lebih banyak bersosialisasi dengan wanita hamil lainnya, sudah dapat menerima kehamilan, mempersiapkan peran baru. Mengalami kemajuan untuk berhubungan seksual. Hilang rasa menuntut kasih sayang namun mencari kasih sayang dari orang terdekatnya (Varney,2007., h. 502).
Trimester ketiga disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Wanita mulai menyadari bayi sebagai makhluk terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Fokusnya hanya tentang kelahiran dan bayinya dengan rasa waspada. Merasakan ketidaknyamanan fisik (Varney,2007., h. 503).
e. Tanda
- – Tanda Kehamilan Tanda kemungkinan kehamilan : 1)
Amenorea (terlambat haid). Konsepsi dan Nidasi menyebabkan
tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan
rumus Naegle, dapat ditentukan perkiraan persalinan.
2) Mual dan muntah ( emesis). Pengaruh esterogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang.
3) Ngidam. Yaitu menginginkan makanan tertentu. 4)
Sinkope atau pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah
kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbukan
sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.
5) Payudara tegang. Pengaruh esterogen-progesteron dan
somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam
pada payudara.6) Sering
miksi. Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.
7)
Konstipasi. Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik
usus 8)
Pigmentasi kulit. Keluarnya melanophore stimulating hormone
hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi,
dinding perut dan sekitar payudara. 9) Epulis 10) Varises. Pengaruh dan terjadi
esterogen progesteron penampakan pembuluh darah.
Tanda tidak pasti hamil : 1) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil 2) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda
Hegar, tanda
Chadwicks, piscaseck, kontraksi Braxton Hicks, dan teraba
ballotement.3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif Tanda pasti hamil : 1) Gerakan janin dalam rahim 2) Terlihat / teraba gerakan janin dan teraba bagian
- – bagian janin 3) Adanya denyut jantung janin (Manuaba, 2010; h.107-109).
- – 90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10
- – 12 % kehamilan disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. 1) Pendarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Disebabkan oleh kelainan
kromosom yang ditemui pada spermatozoa
ataupun
ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala
perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran
uterus yang di atas normal pada umumnya disebabkan oleh mola hidatidosa. Perdarahan pada kehamilan lanjut atau di atas 20
minggu pada umumnnya disebabkan oleh
plasenta previa. Bila
mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh
solusio plasenta (40%) atau vasa previa (5%) dari keseluruhan
kasus perdarahan antepartum. 2)
Preeklampsia. Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan
diatas 20 minggu disertai dengan paningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan
preeklampsia. Gejala
lainnya yaitu:
hiperrefleksia (irritabilitas susunan saraf pusat),
ssakit kepala atau
cepalgia, gangguan penglihatan seperti
pandangan kabur, nyeri epigastrik, oliguria, tekanan darah naik, sistolik (20-30 mmHg) dan diastolik (10-20 mmHg) diatas normal.
Proteinuria, edema menyeluruh.
3) Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum. Bila terjadi pada kehamilan trimester dua atau ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda
- – tanda seperti tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan, bagian
- – bagian janin sulit diraba, uterus tegang dan nyeri, janin mati di dalam rahim bisa jadi itu tanda dari
solusio plasenta.
4) Dan gejala lain yang harus diwaspadai yaitu muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan,
disuria, menggigil atau
demam, ketuban pecah dini atau sebelum waktunya (Sarwono, 2010; h.281).
g. Keluhan
- – keluhan saat kehamilan 1) Trimester I:
a) Mual muntah awal kehamilan dan reda pada kehamilan empat bulan.
b) Hidung tersumbat dan
epistaksis terjadi disebabkan edema
masal akibat kenaikan kadar
esterogen
c) Sering berkemih yang disebabkan
uterus yang bertambah
besar yang menekan kandung kemih, terlihat pada trimester pertama dan selanjutnya pada trimester ketiga.
d) Nyeri tekan pada payudara terjadi ada awal kehamilan dan berlangsung terus selama kehamilan karena perubahan hormonal.
e) Terjadi
hiperpalisipasi, kemungkinan ini terjadi sebagai reaksi
lokal terhadap pengaruh esterogen f) Leukorea (peningkatan keluaran vagina berwarna putih)
g) Sakit kepala karena tekanan emosi, ketegangan mata, pembengkakkan
vaskuler dan kongesti sinus akibat stimulasi hormonal.
2) Trimester II
a) Nyeri
epigastrium yang disebabkan oleh regurgitasi isi
lambung yang bersifat asam kedalam esofagus.
b)
Edema mata kaki karena penurunan curah balik pada
ekstremitas bagian bawah
c)
Varices vena karena sirkulasi yang buruk dan melemahnya
dinding pembuluh darah
d)
Hemoroid bisa terjadi karena tekanan uterus kehamilan pada
spina, yang mengganggu sirkulasi vena
e) Konstipasi disebabkan oleh penurunan peristaltik usus dan pergeseran usus karena
uterus hamil, tidak memadainya
asupan cairan atau penggunaan suplemen besi
f) Nyeri punggung akibat perubahan postur tubuh yang berhubungan dengan peningkatan lekuk
vertebra lumbasakral
akibat pembesaran
uterus
g) Kram kaki bisa disebabkan
spasme otot grastoknemios,
kemungkinan karena kalsium yang kurang memadai
h) Berkunang
- – kunang karena perubahan hipertensi portunal i) Nafas pendek terjadi karena tekanan yang dikeluarkan pada diagfragma uterus yang membesar.
ligamentum uterus uteri akibat peregangan dan hipertropi ligamen.
3) Trimester III Terjadi banyak perubahan psikologis (Diah wulandari, 2012; h.67).
h. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan 1) Mengunjungi berkala kepada ibu hamil
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang - kurangnya empat kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi standar kualitas, yaitu:
a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;
b) Pengukuran tekanan darah;
c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);
d) Pengukuran tinggi puncak rahim (
fundus uteri); e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi; f) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan; g) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);
h) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana); i) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya); j) Tatalaksana kasus (Profil Kesehatan Indonesia, 2014; h.87).
2) Menilai kesejahteraan janin Melakukan berbagai pemeriksaan yaitu: pengukuran tinggi
fundus uteri, gerakan janin, denyut jantung janin, ultrasonografi,
besar janin, letak dan posisi janin, dan penilaian luas panggul.3) Edukasi kesehatan bagi ibu hamil Beberapa informasi penting adalah sebagai berikut:
a) Nutrisi yang adekuat: setiap harinya adalah 2.500 kalori, jumlah protein 85 gram, kalsium 1,5 gram, zat besi 30 mg, dan asam folat 400 mikrogram.
b) Perawatan payudara: pengurutan secara hati
- – hati payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus
laktiferus. Basuhan lembut setiap hari, pembersihan puting
susu dengan gliserin dan alkohol dan sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai.
c) Perawatan gigi: dua kali pemeriksaan gigi selama masa kehamilan, dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan.
d) Kebersihan tubuh dan pakaian: gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi. Gunakan pakaian longgar, bersih serta nyaman, hidari memakai sepatu ber hak tinggi, alas kaki yang keras dan korset pada perut ibu.
e) Melakukan gerakan ringan dan istirahat yang cukup (Sarwono, 2010; h.284). i. Komplikasi dalam kehamilan
1) Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. 2)
Toskemia Gravidarum adalah kumpulan gejala
- – gejala dalam kehamilan yang merupakan trias HPE (Hipertensi,
Proteinuria, Edema) yang kadang
- – kadang bila keadaan lebih parah di ikuti oleh KK (kejang
- – kejang / konvulsi dan koma). Istilah lain pre- eklampsia dan eklampsia.
3)
Abortus (keguguran) adalah (menurut eastman) pengeluaran
hasil
konsepsi pada umur kehamilan kurang dari 28 minggu sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Beratnya terletak antara 400
- – 1000 gram. 4) Kelainan Letak Kehamilan (Kehamilan
Ektopik) adalah kehamilan
dengan hasil konsepsi berImplantasi diluar endometrium rahim. 5) Penyakit
trofoblas adalah karena kehamilan yang berasal dari
kelainan pertumbuhan
trofoblas placenta dibagi atas empat
bentuk klinik patologis yaitu:
Mola hidatidosa, Mola invasif, Choriocarcinoma, dan Plasental site throphoblastic tumor.
6) Penyakit dan Kelainan
Plasenta dan Tali Pusat
a) Penyakit
plasenta: Infark plasenta (jaringan putih keras
berukuran kecil sampai beberapa cm persegi baik pada permukaan
maternal maupun pada permukaan fetal plasenta), kalsifikasi plasenta (bila plasenta menjadi tua,
timbullah penimbunan kalsium pada lapisan atas desidua
basalis / tempat sekitar tertanamnya vili), tumor plasenta
(kista
plasenta, fibromata, miksfibromata, hemangioma dan korioangioma), plasentitis dan korio-amnionitis (infeksi plasenta, korion, dan amnion yang disebakan oleh
pemeriksaan dalam yang berulang
- – ulang), insufisiensi
plasenta (ketidaksanggupan plasenta mencukupi kebutuhan
oksigenasi, zat
- – zat makanan, ekskresi dan hormon bagi janin).
b) Kelainan dan penyakit tali pusat: kelainan
insersi tali pusat
(umumnya ber insersi pada permukaan fetal di bagian tengah namun ini tidak pada tempat umumnya), kelainan panjang tali pusat dan kelaianan lainnya (normalnya 55 cm, terpendek 2-3 cmdan terpanjang 200 cm, lilitan tali pusat, kelainan bawaan tali pusat,
varises tali pusat, dan edema tali pusat).
7) Air Ketuban (
Liquor Amnii / Amniotic Fluid) dan Kelainannya:
oligo hidramnion (air ketuban kurang dari normal, yaitu lebih kecil
dari ½ liter),
hidramnion (jumlah air ketuban jauh lebih banyak
dari normal, biasanya kalau lebih dari 2 liter), ketuban pecah dini (pecahnya ketuban pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan multipara kurang dari 5 cm).
8) Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih (Rostam Mochtar, 2012; h.139) 9) Anemia pada kehamilan
Adalah anemia karena kekurangan zat besi. Karena kebutuhan zat besi pada ibu hamil 900 mg Fe untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Pada pemeriksaan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan Hb sahli digolongkan sebagai berikut :
a. Hb 11 gr% tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% anemia ringan
c. Hb 7-8 gr% anemia sedang d. Hb <7 gr% anemia berat.
Pengaruhnya pada kehamilan dan janin adalah dapat terjadi
abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh
kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman
dekompensasi kordis (Hb<6gr%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, pendarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).
Pengobatannya dengan tablet Fe (Manuaba, 2010; h.237-240).
2. Persalinan
a. Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasi
konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalu jalan lahir atau jalan lain dengan batuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri) (Manuaba, 2010. h.164).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Rostam Mochtar, 2012; h.69).
b. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan 1) Teori penurunan hormon: 1-2 minggu sebelum partus, mulai terjadi penurunan kadar hormon
esterogen dan progesteron.
2) Teori menjadi tua: penuaan akan
plasenta plasenta
menyebabkan turunnya kadar esterogen dan progesteron sehingga terjadi kekejangan pembuluh darah. Hal tersebut akan menimbulkan kontraksi rahim.
- – otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
- – faktor yang berperan dalam persalinan adalah: 1) Kekuatan mendorong janin keluar (power)
2) Faktor janin 3) Faktor jalan lahir (Rostam Mochtar, 2012; h.70).
polakisuria)
c) Sering buang air kecil atau sulit berkemih (
fundus uteri turun
b) Perut kelihatan lebih melebar,
memasuki pintu atas panggul, terutama pada primigravida. Pada multipara hal tersebut tidak begitu jelas.
Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun
a)
c. Tanda
Diafragma
c) Kontraksi
b) Kontraksi otot-otot dinding perut
a) His (kontraksi uterus)
Sedangkan faktor
uterus.
digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi
serviks, terletak ganglion servikale (pleksus Frankenhauser). Apabila ganglion tersebut
4) Teori iritasi mekanik: di belakang
3) Teori distensi rahim: rahim yang menjadi besar dan menegang menyebabkan iskemia otot
- – Tanda Persalinan 1) Tanda-tanda permulaan persalinan yaitu:
karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin d) Perasaan nyeri diperut dan di pinggang oleh adanya kontraksi - kontraksi lemah
uterus disebut “false labor pains”.
e)
Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya
betambah, mungkin bercampur darah (
bloody show) (Roestam Mochtar, 2012;h.70).
2) Tanda-tanda inpartu
a) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur b) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karna robekan-robekan kecil pada
serviks
c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
d) Pada pemeriksaan dalam,
serviks mendatar dan telah ada
pembukaan (Roestam Mochtar, 2012;h.70).
d. Mekanisme persalinan Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengejan, keadaan jalan lahir, dan janinnya sendiri.
Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklintismus (arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul). Akibat adanya tahanan jaringan terhadap kepala yang menurun, menyebabkan kepala menjadi fleksi di dalam rongga panggul.
Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis. Kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin disebabkan oleh his yang berulang-ulang, maka kepala mengadakan rotasi yang disebut putaran
paksi dalam dengan suboksiput sebagai
hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat
dilahirkan. Pada setiap his
vulva lebih membuka dan kepala janin
semakin terlihat
perineum menjadi semakin lebar dan tipis, anus
membuka dinding rektum.
Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengejan, berturut-turut tampak
bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu terlahir.
Setelah kepala lahir maka kepala melakukan rotasi yang disebut putaran paksi luar untuk menyesuaikan kedudukan kepala dan punggung bayi (Sarwono, 2010; h.310).
e. Persalinan yang Berisiko (Tindakan Kolaborasi) Kondisi dan komplikasi yang dibahas adalah yang paling umum terjadi, dan pada kenyataannya dapat terjadi sebelum atau tanpa persalinan.
Risiko untuk wanita mengalami
ruptur uterus ketika
berusaha menjalani persalinan melalui vagina setelah
seksio sesaria sebelumnya, risiko meningkat jika persalinan diinduksi
dengan zat selain prostaglandin.
Risiko untuk wanita yang mengalami seksio sesaria berulang adalah cedera pada kandung kemih dan usus, perdarahan, infeksi luka dan peningkatan masalah pernapasan pada bayi baru lahir.
2) Persalinan / kelahiran prematur Persalinan yang dimulai setiap saat setelah awal minggu
gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37. Faktor resiko
predisposisi:a) Status sosial ekonomi rendah
b) Status nutrisi yang buruk
c) Riwayat persalinan atau kelahiran
prematur
d) Satu atau lebih
aborsi spontan pada trimester kedua
e) Jarak yang pendek antar kehamilan
f) Kehamilan kembar
g) Penyalahgunaan zat (sigaret, alkohol, obat - obatan)
h) Asuhan
pranatal yang tidak adekuat
i)
Anomali uterus
j) Ketuban pecah dini k) Kekerasan fisik yang parah selama kehamilan l)
Abrupsio plasenta atau plasenta previa
m) Kematian janin n)
Polihidramnion
3) Ketuban pecah dini Didefinisikan sebagai pecah ketuban sebelum awitan persalinan, tanpa memerhatikan usia gestasi. Sesuai dengan jam dari waktu pecah sampai awitan persalinan.
Amnionitis adalah inflamasi kantong amnion dan cairan
amnion. Korioamnionitis adalah inflamasi korion. Kondisi ini
hampir selalu berdampingan. Paling sering terjadi akibat ketuban pecah yang lama (lebih dari 24 jam), dengan atau tanpa persalinan yang memanjang, pada pemeriksaan dalam atau manipulasi vagina atau prosedur intrauteri yang berulang.
5) Prolaps tali pusat
Ada dua jenis
prolaps tali pusat yaitu menumbung (frank):
masuk kedalam
serviks dan terkemuka (occult): berada
disamping bagian presentasi, tetapi tidak masuk kedalam serviks. Bahayanya adalah hipoksia janin.
6) Disporposi sefalopelvik
Adalah
disporposi antara ukuran janin (ukuran janin besar,
bahu lebar) dan ukuran pelviks (riwayat fraktur dan perviks yang sempit). Indikasi lainnya seperti
malpresentasi.
7)
Disfungsi uterus
Diidentifikasi berdasarkan sedikitnya kemajuan pendataran
serviks atau dilatasi atau penurunan bagian presentasi janin.
Disfungsi
uterus dapat mencerminkan masalah biokimia pada
wanita yang disebabkan, sebagai contoh, oleh stres, yang mengakibatkan perubahan produksi endorfin dan katekolamin, pada akhirnya akan mempengaruhi aktivitas uterus. 8) Kelelahan ibu (distres
maternal: ketoasidosis) (Varney, 2008; h.780). f. Tahapan Persalinan (Kala) 1) Kala I waktu untuk pembukaan
serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (
bloody show) karena serviks mulai mebuka
(
dilatasi) dan mendatar (effecement). Dibagi atas 2 fase:
a) Fase laten: pembukaan
serviks yang berlangsung lambat
sampai pembukaan 3 cm, lamanya 7 – 8 jam.
b) Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase. Yaitu periode akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm, dilatasi maksimal selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm, deselerasi berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).
2) Kala II (kala pengeluaran janin), sewaktu
uterus dengan kekuatan
his ditambah kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir. Pada kala ini, his terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih lama, kira
- – kira 2 – 3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot
- – otot dasar panggul yang melalui lengkung refleks menimbulkan rasa mengedan.
3) Kala III (kala pengeluaran uri) waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5
- – 10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina, dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simfisis atau fundus uteri. Proses
biasanya berlangsung 5
- – 30 menit setelah lahir, pengeluaran darah kira – kira 100 – 200 cc.
4) Kala IV mulai dari lahirnya uri, selama 1
- – 2 jam. Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap bahaya pendarahan
postpartum. Lamanya persalinan pada primi dan multi sebagai
berikut:
Tabel 2.3 Lamanya persalinan pada primi dan multi Primi MultiKala I 13 jam 7 jam Kala II 1 jam ½ jam Kala III ½ jam ¼ jam
Lama Persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam
Sumber: Roestam Mochtar, 2012; h.71.
g. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Normal Mengenali gejala dan tanda kala dua 1) Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua
a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
b) Ibu merasakan regangan yang semakin menigkat pada rektum dan vagina c)
Perineum tampak menonjol
d)
Vulva dan sfingter ani membuka Menyiapkan Pertolongan Persalinan 2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk
asfiksia
→ tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
a) Menggelar kain diatas perut ibu, tempat
resusitasi dan ganjal
bahu bayi
b) Menyiapkan
oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai
dalam partus set 3) Pakai celemek plastik 4) Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue handuk pribadi yang bersih dan kering.
5) Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam. 6) Masukkan
oksitosin ke dalam tabung suntik ( gunakan tangan
yang memakai sarung tangan DTT dan steril. Pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
- – 7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang dibasahi air DTT.
b) Buang kapas atau kassa pembersih (
terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia
c) Ganti sarung tangan jika
terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klo rin 0,5% → langkah #9) 8) Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan
amniotomi.
9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5%
kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan. 10) Periksa Denyut Jantung Janin ( DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi
uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas
normal (120 – 160 x/menit).
a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b) Mendokumentasikan hasil
- – hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil
- – hasil penilaian serta asuhan lainnya pada patograf.
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran
11) Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginanya.