Desy Nurul Fatimah BAB II

  • – 12, II antara minggu 12 – 28, dan III antara minggu

  Ovulasi Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi

  Pengaruh

  epitel germinal → oogon ium → folikel primer → proses pematangan pertama.

  pertumbuhan ovum (oogenesis) asalnya

  ovulasi. Proses

  dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi

  ovum yang

  oleh sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah

  b. Proses kehamilan 1)

  10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  28 – 40 (Rustam Mochtar, 2012; h.35).

  antara minggu 0

  lunar months). Kehamilan dibagi atas triwulan (trimester): I

  Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (

  a. Pengertian Kehamilan Kehamilan merupakan waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Helen Varney, 2007; h.501).

  1. Kehamilan

  A. Tinjauan Medis

  FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel menyebabkan penipisan, dan selama itu

  ovarium mengeluarkan hormon esterogen yang dapat

  mempengaruhi gerak dari

  tuba ke ovarium. Pengaruh LH yang

  semakin besar dan

  fluktuasi yang mendadak, terjadi proses

  pelepasan ovum yang disebut ovulasi (Manuaba, 2010; h.75). 2)

  Spermatozoa

  Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta

  spermatozoa setiap

  cc. Bentuknya seperti cebong yaitu memilki kepala, leher dan ekor. Sebagian besar

  spermatozoa mengalami kematian dan

  hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopi yang dapat hidup selama tiga hari (Manuaba, 2010; h.75).

  3)

  Konsepsi

  Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut

  

konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Konsepsi terjadi

  pada

  pars ampularis tuba, tempat paling luas yang dindingnya

  penuh

  jonjot dan tertutup sel yang mempunyai sillia (Manuaba, 2010; h.77-78).

  4)

  Nidasi atau Implantasi

  Setelah pertemua kedua inti

  ovum dan spermatozoa,

  terbentuk zigot yang dalam beberapa jam mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya. Hasil

  konsepsi terus berjalan

  menuju

  uterus. Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan disebut blastula. Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan

  vili korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk

  mengadakan

Nidasi (Manuaba, 2010; h.80-82).

5) Pembentukan

  plasenta Nidasi atau Implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di

  dinding depan atau belakang. Mendorong sel

  blastula

  mengadakan

  diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselom

  membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan

  amnion. Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah

  bersama dengan hati, limpa, dan sumsum tulang belakang. Pada minggu kedua dan ketiga terbentuk bakal jantung dengan pembulu darahnya yang menuju

  body stalk (bakal tali pusat). Vili korealis menghancurkan desidua sampai pembuluh darah,

  sehingga sejak saat itu

  embrio mendapat nutrisi dari darah ibu

  secara langsung. Bagian

  desidua yang dihancurkan membagi plasenta menjadi sekitar 15 sampai 20 kotiledon maternal dan

  sekitar 200 kotiledon fetus (Manuaba, 2010; h.82-85).

  c. Perubahan Fisiologis Kehamilan 1) Saluran reproduksi

  a) Uterus Selama beberapa minggu pertama,

  uterus

  mempertahankan bentuknya yang mirip buah pir, tetapi seiring dengan kemajuan kehamilan, korpus dan fundus

  • – 25

    28 26,7 30 29,5
  • – 30 32 29,5
  • – 30

  3 Telur angsa

  fundus uteri, BB adalah berat badan janin (Rustam Mochtar, 2012; h.41).

Tabel 2.2 Hubungan tua kehamilan, besar uterus dan tinggi fundus uteri.

  Akhir bulan Besar uterus

  Tinggi fundus uteri

  1 Lebih besar dari biasa Belum teraba (palpasi)

  

2 Telur bebek Di belakang simfisis

  1

  fundus uteri

  4 Kepala bayi Pertengahan simfisis

  5 Kepala dewasa

  2

  6 Kepala dewasa Kira

  7 Kepala dewasa

  2

  dapat menentukan taksiran berat badan janin dengan menggunakan rumus Johnson

  Dengan mengetahui tinggi

  8 Kepala dewasa Pertengahan pusat

Tabel 2.1 Ukuran tinggi fundus uteri menurut spiegelberg.

  mengambil bentuk lebih membulat, dan menjadi hampir sferis pada 12 minggu. Kemudian organ ini mengalami peningkatan pesat dalam ukuran panjangnya daripada lebarnya dan mengambil bentuk

  ovoid. Uterus yang terus membesar ini

  kemudian berkontak dengan dinding

  anterior abdomen,

  menggeser usus ke

  lateral dan superior, dan terus tumbuh sehingga akhirnya mencapai hati (William, 2014; h.113).

  Umur kehamilan (minggu) Ukuran (cm) 22 -28

  

33

40 37,7 Sumber: Rustam Mochtar, 2012; h.41

  24

  34

  

31

  36

  

32

  38

  • – Tausak: BB = (mD-12) x 155. Keterangan: mD adalah tinggi
  • – 2 jari di atas simfisis
  • – pusat
  • – 3 jari di bawah pusat
  • – kira setinggi pusat
  • – 3 jari di atas pusat
  • – prosesus xiphoideus

  3 jari dibawah Px atau

  9 Kepala dewasa sampai setinggi Px Sama dengan kehamilan 8 bulan, tetapi melebar ke

  b)

  Serviks

  Satu bulan setelah

  konsepsi, serviks sudah mulai

  mengalami perlunakan dan

  sianosis mencolok. Terjadi karena

  peningaktan

  vaskularitas dan edema serviks keseluruhan,

  disertai oleh

  hipertrofi dan hiperplasia kelenjar serviks (Straach, dkk 2005 dalam William, 2014; h.114).

  c)

  Ovarium

  Selama kehamilan,

  ovulasi berhenti dan pematangan folikel

  • folikel baru ditunda. Biasanya hanya satu korpus

  

luteum yang ditemukan pada wanita hamil (William, 2014;

h.114).

  d) Tuba uterina Otot

  • – otot tuba uterina hanya sedikit mengalami

  

hipertrofi selama kehamilan. Namun, epitel vulva tuba menjadi

  agak mendatar (Batukan, dkk.,2007 dalam William, 2014; h.115).

  e) Vagina dan

  Perineum

  Terjadi peningkatan

  vaskularitas dan hiperemia di kulit

  dan otot

  perineum dan vulva, disertai perlunakan jaringan ikat

  dibawahnya, menyebabkan warna vagina menjadi keunguan (

  tanda Chadwick). Ketebalan vulva, melonggarnya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos sehingga terbentuk gambaran berpaku - paku halus. Sekresi vagina meningkat berupa cairan putih agak kental. pH berkisar 3,5 sampai 6. Disebabkan oleh peningkatan produksi

  asam laktat dari glikogen di epirel vagina oleh kerja lactobacillus acidophilus

  (William, 2014; h.116). 2) Kulit

  Meningkatnya aliran darah ke kulit selama kehamilan berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan panas yang terbentuk karena meningkatnya metabolisme. Alur

  • – alur kemerahan yang sedikit cekung di kulit abdomen, payudara dan paha. Disebut

  

striae gravidarum atau stretch marks. Osman, dkk (2007)

  melaporkan bahwa 48% mengalami

  striae gravidarum di perut,

  25% di payudara dan 25% di paha. Otot dinding abdomen tidak dapat menahan tegangan yang mengenainya akibat dari itu otot rektus terpisah di garis tengah, menciptakan suatu

  diastasis rekti dengan derajat bervariasi. Hiperpigmentasi, garis tengah pada

abdomen linea alba atau linea nigra (hitam kecoklatan). Muncul

  bercak

  • – bercak kecoklatan dengan berbagai ukuran di wajah dan leher atau

  cloasma gravidarum. Pigmentasi di aerola dan kulit

  genital juga dapat bertambah. Perubahan

  • – perubahan ini akan menghilang atau berkurang setelah persalinan (William, 2014; h.116).

  3) Payudara

  Pada minggu

  • – minggu awal kehamilan sering merasakan nyeri payudara. Setelah bulan kedua membesar dan memperlihatkan vena
  • – vena halus di bawah kulit. Puting menjadi jauh lebih besar, bewarna lebih gelap dan lebih tegak. Beberapa bulan pertama pemijatan puting akan mengeluarkan cairan kuning kental

  kolostrum. Pada aerola lebih lebar dan lebih gelap,

  tersebar sejumlah tonjolan kecil

  kelenjar montgomery. Ukuran

  payudara yang berubah membesar tidak berkaitan dengan volume air susu yang dihasilkan (William, 2014; h.116).

  4) Perubahan Metabolik

  a) Penambahan berat badan Disebabkan oleh

  uterus dan isinya, payudara dan

  peningkatan volume darah serta cairan

  ekstrasel ekstravaskular. Hytten (1991) melaporkan bahwa

  penambahan berat badan selama kehamilan adalah sekitar 12,5 kg (William, 2014; h.117).

  b) Metabolisme air

  c) Metabolisme protein

  d) Metabolisme karbohidrat

  e) Metabolisme lemak f) Metabolisme elektrolit dan mineral (William, 2014; h.119).

  5) Perubahan Hematologis Setelah 32 sampai 34 minggu kehamilan,

  hipervolemia

  yang telah lama diketahui besarnya adalah 40 sampai 45% di atas volume darah tak hamil. Mulai meningkat pada trimester pertama minggu ke 12 (William, 2014; h.119).

  6) Sistem

  kardiovaskular

  Perubahan pada fungsi jantung mulai tampak selama 8 minggu pertama kehamilan (McLaughlin dan Roberts, 1999 dalam William, 2014. h.123). berkurangnya resistensi

  vaskular

sistemik dan meningkatnya kecepatan jantung. Dalam posisi

  terlentang, tekanan

  vena femoralis terus meningkat, dari sekitar 8

  mmHg menjadi 24 mmHg menjelang

  aterm membuktikan

  mengalami hambatan kecuali pada posisi berbaring

  lateral (William, 2014; h.123).

  Pergerakkannya pun lebih besar dibandingkan tak hamil. Jumlah oksigen yang diperlukan meningkat (William, 2014; h.127).

  8) Sistem kemih Ukuran ginjal sedikit meningkat.

  Clearance kreatinin pada

  kehamilan rerata sekitar 30% lebih tinggi daripada nilai 100 sampai 115 ml/mnt pada wanita tak hamil (Lindheimer, dkk., 2000 dalam William, 2014; h.129). 9) Saluran pencernaan

  Lambung dan usus tergeser oleh

  uterus yang terus

  membesar. Pada wanita hamil tekanan

  intraesofagus berkurang dan tekanan intralambung meningkat. Peristaltik esofagus menurun (Ulmsten dan Sundstrom, 1978).

  Gusi mengalami

  hiperemia dan melunak selama kehamilan dan dapat berdarah setelah trauma ringan.

  Haemoroid terjadi

  disebabkan konstipasi dan peningkatan tekanan di vena

  • – vena dibawah uterus yang membesar (William, 2014; h.131).

  d. Perubahan Psikologis Kehamilan Semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil cukup labil. Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan suasana hatinya kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional dan persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami perubahan. Menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi berlebihan. Merasa sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri dan pada bayinya. Tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri dan cenderung menuntut (Varney,2007., h. 501).

  Trimester pertama adalah periode penyesuaian atau penerimaan terhadap kenyataan. 80% mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan. Waktu dimana terjadi penurunan libido tapi tidak menentukan bahwa wanita hamil tirmester pertama tidak ada hasrat hubungan seksual (Varney,2007., h. 501).

  Trimester kedua merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan. Lebih banyak bersosialisasi dengan wanita hamil lainnya, sudah dapat menerima kehamilan, mempersiapkan peran baru. Mengalami kemajuan untuk berhubungan seksual. Hilang rasa menuntut kasih sayang namun mencari kasih sayang dari orang terdekatnya (Varney,2007., h. 502).

  Trimester ketiga disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Wanita mulai menyadari bayi sebagai makhluk terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Fokusnya hanya tentang kelahiran dan bayinya dengan rasa waspada. Merasakan ketidaknyamanan fisik (Varney,2007., h. 503).

  e. Tanda

  • – Tanda Kehamilan Tanda kemungkinan kehamilan : 1)

  Amenorea (terlambat haid). Konsepsi dan Nidasi menyebabkan

  tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan

  rumus Naegle, dapat ditentukan perkiraan persalinan.

  2) Mual dan muntah ( emesis). Pengaruh esterogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang.

  3) Ngidam. Yaitu menginginkan makanan tertentu. 4)

  Sinkope atau pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah

  kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbukan

  sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.

  5) Payudara tegang. Pengaruh esterogen-progesteron dan

  

somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam

pada payudara.

  6) Sering

  miksi. Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.

  7)

  

Konstipasi. Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik

  usus 8)

  

Pigmentasi kulit. Keluarnya melanophore stimulating hormone

hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi,

  dinding perut dan sekitar payudara. 9) Epulis 10) Varises. Pengaruh dan terjadi

  esterogen progesteron penampakan pembuluh darah.

  Tanda tidak pasti hamil : 1) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil 2) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda

  Hegar, tanda

Chadwicks, piscaseck, kontraksi Braxton Hicks, dan teraba

ballotement.

  3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif Tanda pasti hamil : 1) Gerakan janin dalam rahim 2) Terlihat / teraba gerakan janin dan teraba bagian

  • – bagian janin 3) Adanya denyut jantung janin (Manuaba, 2010; h.107-109).
f. Tanda Bahaya Kehamilan Pada umumnya 80

  • – 90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10
  • – 12 % kehamilan disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. 1) Pendarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Disebabkan oleh kelainan

  kromosom yang ditemui pada spermatozoa

  ataupun

  ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala

  perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran

  uterus yang di atas normal pada umumnya disebabkan oleh mola hidatidosa. Perdarahan pada kehamilan lanjut atau di atas 20

  minggu pada umumnnya disebabkan oleh

  plasenta previa. Bila

  mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh

  solusio plasenta (40%) atau vasa previa (5%) dari keseluruhan

  kasus perdarahan antepartum. 2)

  Preeklampsia. Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan

  diatas 20 minggu disertai dengan paningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan

  preeklampsia. Gejala

  lainnya yaitu:

  hiperrefleksia (irritabilitas susunan saraf pusat),

  ssakit kepala atau

  cepalgia, gangguan penglihatan seperti

  pandangan kabur, nyeri epigastrik, oliguria, tekanan darah naik, sistolik (20-30 mmHg) dan diastolik (10-20 mmHg) diatas normal.

  Proteinuria, edema menyeluruh.

  3) Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum. Bila terjadi pada kehamilan trimester dua atau ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda

  • – tanda seperti tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan, bagian
  • – bagian janin sulit diraba, uterus tegang dan nyeri, janin mati di dalam rahim bisa jadi itu tanda dari

  solusio plasenta.

  4) Dan gejala lain yang harus diwaspadai yaitu muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan,

  disuria, menggigil atau

  demam, ketuban pecah dini atau sebelum waktunya (Sarwono, 2010; h.281).

  g. Keluhan

  • – keluhan saat kehamilan 1) Trimester I:

  a) Mual muntah awal kehamilan dan reda pada kehamilan empat bulan.

  b) Hidung tersumbat dan

  epistaksis terjadi disebabkan edema

  masal akibat kenaikan kadar

  esterogen

  c) Sering berkemih yang disebabkan

  uterus yang bertambah

  besar yang menekan kandung kemih, terlihat pada trimester pertama dan selanjutnya pada trimester ketiga.

  d) Nyeri tekan pada payudara terjadi ada awal kehamilan dan berlangsung terus selama kehamilan karena perubahan hormonal.

  e) Terjadi

  hiperpalisipasi, kemungkinan ini terjadi sebagai reaksi

  lokal terhadap pengaruh esterogen f) Leukorea (peningkatan keluaran vagina berwarna putih)

  g) Sakit kepala karena tekanan emosi, ketegangan mata, pembengkakkan

  vaskuler dan kongesti sinus akibat stimulasi hormonal.

  2) Trimester II

  a) Nyeri

  epigastrium yang disebabkan oleh regurgitasi isi

  lambung yang bersifat asam kedalam esofagus.

  b)

  Edema mata kaki karena penurunan curah balik pada

  ekstremitas bagian bawah

  c)

  Varices vena karena sirkulasi yang buruk dan melemahnya

  dinding pembuluh darah

  d)

  Hemoroid bisa terjadi karena tekanan uterus kehamilan pada

  spina, yang mengganggu sirkulasi vena

  e) Konstipasi disebabkan oleh penurunan peristaltik usus dan pergeseran usus karena

  uterus hamil, tidak memadainya

  asupan cairan atau penggunaan suplemen besi

  f) Nyeri punggung akibat perubahan postur tubuh yang berhubungan dengan peningkatan lekuk

  vertebra lumbasakral

  akibat pembesaran

  uterus

  g) Kram kaki bisa disebabkan

  spasme otot grastoknemios,

  kemungkinan karena kalsium yang kurang memadai

  h) Berkunang

  • – kunang karena perubahan hipertensi portunal i) Nafas pendek terjadi karena tekanan yang dikeluarkan pada diagfragma uterus yang membesar.
j) Uterus yang membesar mengakibatkan sulit tidur k) Nyeri

  ligamentum uterus uteri akibat peregangan dan hipertropi ligamen.

  3) Trimester III Terjadi banyak perubahan psikologis (Diah wulandari, 2012; h.67).

  h. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan 1) Mengunjungi berkala kepada ibu hamil

  Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang - kurangnya empat kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi standar kualitas, yaitu:

  a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;

  b) Pengukuran tekanan darah;

  c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);

  d) Pengukuran tinggi puncak rahim (

  fundus uteri); e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi; f) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan; g) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);

  h) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana); i) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya); j) Tatalaksana kasus (Profil Kesehatan Indonesia, 2014; h.87).

  2) Menilai kesejahteraan janin Melakukan berbagai pemeriksaan yaitu: pengukuran tinggi

  

fundus uteri, gerakan janin, denyut jantung janin, ultrasonografi,

besar janin, letak dan posisi janin, dan penilaian luas panggul.

  3) Edukasi kesehatan bagi ibu hamil Beberapa informasi penting adalah sebagai berikut:

  a) Nutrisi yang adekuat: setiap harinya adalah 2.500 kalori, jumlah protein 85 gram, kalsium 1,5 gram, zat besi 30 mg, dan asam folat 400 mikrogram.

  b) Perawatan payudara: pengurutan secara hati

  • – hati payudara untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus

  laktiferus. Basuhan lembut setiap hari, pembersihan puting

  susu dengan gliserin dan alkohol dan sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai.

  c) Perawatan gigi: dua kali pemeriksaan gigi selama masa kehamilan, dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan.

  d) Kebersihan tubuh dan pakaian: gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi. Gunakan pakaian longgar, bersih serta nyaman, hidari memakai sepatu ber hak tinggi, alas kaki yang keras dan korset pada perut ibu.

  e) Melakukan gerakan ringan dan istirahat yang cukup (Sarwono, 2010; h.284). i. Komplikasi dalam kehamilan

  1) Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. 2)

  Toskemia Gravidarum adalah kumpulan gejala

  • – gejala dalam kehamilan yang merupakan trias HPE (Hipertensi,

  Proteinuria, Edema) yang kadang

  • – kadang bila keadaan lebih parah di ikuti oleh KK (kejang
  • – kejang / konvulsi dan koma). Istilah lain pre- eklampsia dan eklampsia.

  3)

  Abortus (keguguran) adalah (menurut eastman) pengeluaran

  hasil

  konsepsi pada umur kehamilan kurang dari 28 minggu sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Beratnya terletak antara 400

  • – 1000 gram. 4) Kelainan Letak Kehamilan (Kehamilan

  Ektopik) adalah kehamilan

  dengan hasil konsepsi berImplantasi diluar endometrium rahim. 5) Penyakit

  trofoblas adalah karena kehamilan yang berasal dari

  kelainan pertumbuhan

  trofoblas placenta dibagi atas empat

  bentuk klinik patologis yaitu:

  Mola hidatidosa, Mola invasif, Choriocarcinoma, dan Plasental site throphoblastic tumor.

  6) Penyakit dan Kelainan

  Plasenta dan Tali Pusat

  a) Penyakit

  plasenta: Infark plasenta (jaringan putih keras

  berukuran kecil sampai beberapa cm persegi baik pada permukaan

  maternal maupun pada permukaan fetal plasenta), kalsifikasi plasenta (bila plasenta menjadi tua,

  timbullah penimbunan kalsium pada lapisan atas desidua

  basalis / tempat sekitar tertanamnya vili), tumor plasenta

  (kista

  plasenta, fibromata, miksfibromata, hemangioma dan korioangioma), plasentitis dan korio-amnionitis (infeksi plasenta, korion, dan amnion yang disebakan oleh

  pemeriksaan dalam yang berulang

  • – ulang), insufisiensi

  plasenta (ketidaksanggupan plasenta mencukupi kebutuhan

  oksigenasi, zat

  • – zat makanan, ekskresi dan hormon bagi janin).

  b) Kelainan dan penyakit tali pusat: kelainan

  insersi tali pusat

  (umumnya ber insersi pada permukaan fetal di bagian tengah namun ini tidak pada tempat umumnya), kelainan panjang tali pusat dan kelaianan lainnya (normalnya 55 cm, terpendek 2-3 cmdan terpanjang 200 cm, lilitan tali pusat, kelainan bawaan tali pusat,

  varises tali pusat, dan edema tali pusat).

  7) Air Ketuban (

  Liquor Amnii / Amniotic Fluid) dan Kelainannya:

oligo hidramnion (air ketuban kurang dari normal, yaitu lebih kecil

  dari ½ liter),

  hidramnion (jumlah air ketuban jauh lebih banyak

  dari normal, biasanya kalau lebih dari 2 liter), ketuban pecah dini (pecahnya ketuban pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan multipara kurang dari 5 cm).

  8) Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih (Rostam Mochtar, 2012; h.139) 9) Anemia pada kehamilan

  Adalah anemia karena kekurangan zat besi. Karena kebutuhan zat besi pada ibu hamil 900 mg Fe untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Pada pemeriksaan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan Hb sahli digolongkan sebagai berikut :

  a. Hb 11 gr% tidak anemia

  b. Hb 9-10 gr% anemia ringan

  c. Hb 7-8 gr% anemia sedang d. Hb <7 gr% anemia berat.

  Pengaruhnya pada kehamilan dan janin adalah dapat terjadi

  abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh

  kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman

  dekompensasi kordis (Hb<6gr%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, pendarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).

  Pengobatannya dengan tablet Fe (Manuaba, 2010; h.237-240).

  2. Persalinan

  a. Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasi

  konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan

  melalu jalan lahir atau jalan lain dengan batuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri) (Manuaba, 2010. h.164).

  Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Rostam Mochtar, 2012; h.69).

  b. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan 1) Teori penurunan hormon: 1-2 minggu sebelum partus, mulai terjadi penurunan kadar hormon

  esterogen dan progesteron.

  2) Teori menjadi tua: penuaan akan

  plasenta plasenta

  menyebabkan turunnya kadar esterogen dan progesteron sehingga terjadi kekejangan pembuluh darah. Hal tersebut akan menimbulkan kontraksi rahim.

  • – otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
  • – faktor yang berperan dalam persalinan adalah: 1) Kekuatan mendorong janin keluar (power)

  2) Faktor janin 3) Faktor jalan lahir (Rostam Mochtar, 2012; h.70).

  polakisuria)

  c) Sering buang air kecil atau sulit berkemih (

  fundus uteri turun

  b) Perut kelihatan lebih melebar,

  memasuki pintu atas panggul, terutama pada primigravida. Pada multipara hal tersebut tidak begitu jelas.

  Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun

  a)

  c. Tanda

  Diafragma

  c) Kontraksi

  b) Kontraksi otot-otot dinding perut

  a) His (kontraksi uterus)

  Sedangkan faktor

  uterus.

  digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi

  serviks, terletak ganglion servikale (pleksus Frankenhauser). Apabila ganglion tersebut

  4) Teori iritasi mekanik: di belakang

  3) Teori distensi rahim: rahim yang menjadi besar dan menegang menyebabkan iskemia otot

  • – Tanda Persalinan 1) Tanda-tanda permulaan persalinan yaitu:

  karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin d) Perasaan nyeri diperut dan di pinggang oleh adanya kontraksi - kontraksi lemah

  uterus disebut “false labor pains”.

  e)

  Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya

  betambah, mungkin bercampur darah (

  bloody show) (Roestam Mochtar, 2012;h.70).

  2) Tanda-tanda inpartu

  a) Rasa nyeri oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur b) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karna robekan-robekan kecil pada

  serviks

  c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

  d) Pada pemeriksaan dalam,

  serviks mendatar dan telah ada

  pembukaan (Roestam Mochtar, 2012;h.70).

  d. Mekanisme persalinan Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengejan, keadaan jalan lahir, dan janinnya sendiri.

  Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklintismus (arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul). Akibat adanya tahanan jaringan terhadap kepala yang menurun, menyebabkan kepala menjadi fleksi di dalam rongga panggul.

  Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis. Kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin disebabkan oleh his yang berulang-ulang, maka kepala mengadakan rotasi yang disebut putaran

  paksi dalam dengan suboksiput sebagai

hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat

  dilahirkan. Pada setiap his

  vulva lebih membuka dan kepala janin

  semakin terlihat

  perineum menjadi semakin lebar dan tipis, anus

  membuka dinding rektum.

  Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengejan, berturut-turut tampak

  bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu terlahir.

  Setelah kepala lahir maka kepala melakukan rotasi yang disebut putaran paksi luar untuk menyesuaikan kedudukan kepala dan punggung bayi (Sarwono, 2010; h.310).

  e. Persalinan yang Berisiko (Tindakan Kolaborasi) Kondisi dan komplikasi yang dibahas adalah yang paling umum terjadi, dan pada kenyataannya dapat terjadi sebelum atau tanpa persalinan.

  Risiko untuk wanita mengalami

  ruptur uterus ketika

  berusaha menjalani persalinan melalui vagina setelah

  seksio sesaria sebelumnya, risiko meningkat jika persalinan diinduksi

  dengan zat selain prostaglandin.

  Risiko untuk wanita yang mengalami seksio sesaria berulang adalah cedera pada kandung kemih dan usus, perdarahan, infeksi luka dan peningkatan masalah pernapasan pada bayi baru lahir.

  2) Persalinan / kelahiran prematur Persalinan yang dimulai setiap saat setelah awal minggu

  

gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37. Faktor resiko

predisposisi:

  a) Status sosial ekonomi rendah

  b) Status nutrisi yang buruk

  c) Riwayat persalinan atau kelahiran

  prematur

  d) Satu atau lebih

  aborsi spontan pada trimester kedua

  e) Jarak yang pendek antar kehamilan

  f) Kehamilan kembar

  g) Penyalahgunaan zat (sigaret, alkohol, obat - obatan)

  h) Asuhan

  pranatal yang tidak adekuat

  i)

  Anomali uterus

  j) Ketuban pecah dini k) Kekerasan fisik yang parah selama kehamilan l)

  Abrupsio plasenta atau plasenta previa

  m) Kematian janin n)

  Polihidramnion

  3) Ketuban pecah dini Didefinisikan sebagai pecah ketuban sebelum awitan persalinan, tanpa memerhatikan usia gestasi. Sesuai dengan jam dari waktu pecah sampai awitan persalinan.

  Amnionitis adalah inflamasi kantong amnion dan cairan

amnion. Korioamnionitis adalah inflamasi korion. Kondisi ini

  hampir selalu berdampingan. Paling sering terjadi akibat ketuban pecah yang lama (lebih dari 24 jam), dengan atau tanpa persalinan yang memanjang, pada pemeriksaan dalam atau manipulasi vagina atau prosedur intrauteri yang berulang.

  5) Prolaps tali pusat

  Ada dua jenis

  prolaps tali pusat yaitu menumbung (frank):

  masuk kedalam

  serviks dan terkemuka (occult): berada

  disamping bagian presentasi, tetapi tidak masuk kedalam serviks. Bahayanya adalah hipoksia janin.

  6) Disporposi sefalopelvik

  Adalah

  disporposi antara ukuran janin (ukuran janin besar,

  bahu lebar) dan ukuran pelviks (riwayat fraktur dan perviks yang sempit). Indikasi lainnya seperti

  malpresentasi.

  7)

  Disfungsi uterus

  Diidentifikasi berdasarkan sedikitnya kemajuan pendataran

serviks atau dilatasi atau penurunan bagian presentasi janin.

  Disfungsi

  uterus dapat mencerminkan masalah biokimia pada

  wanita yang disebabkan, sebagai contoh, oleh stres, yang mengakibatkan perubahan produksi endorfin dan katekolamin, pada akhirnya akan mempengaruhi aktivitas uterus. 8) Kelelahan ibu (distres

  maternal: ketoasidosis) (Varney, 2008; h.780). f. Tahapan Persalinan (Kala) 1) Kala I waktu untuk pembukaan

  serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.

  Inpartu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (

  bloody show) karena serviks mulai mebuka

  (

  dilatasi) dan mendatar (effecement). Dibagi atas 2 fase:

  a) Fase laten: pembukaan

  serviks yang berlangsung lambat

  sampai pembukaan 3 cm, lamanya 7 – 8 jam.

  b) Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase. Yaitu periode akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm, dilatasi maksimal selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm, deselerasi berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).

  2) Kala II (kala pengeluaran janin), sewaktu

  uterus dengan kekuatan

  his ditambah kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir. Pada kala ini, his terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih lama, kira

  • – kira 2 – 3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot
  • – otot dasar panggul yang melalui lengkung refleks menimbulkan rasa mengedan.

  3) Kala III (kala pengeluaran uri) waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5

  • – 10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina, dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas

  simfisis atau fundus uteri. Proses

  biasanya berlangsung 5

  • – 30 menit setelah lahir, pengeluaran darah kira – kira 100 – 200 cc.

  4) Kala IV mulai dari lahirnya uri, selama 1

  • – 2 jam. Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap bahaya pendarahan

  postpartum. Lamanya persalinan pada primi dan multi sebagai

  berikut:

Tabel 2.3 Lamanya persalinan pada primi dan multi Primi Multi

  Kala I 13 jam 7 jam Kala II 1 jam ½ jam Kala III ½ jam ¼ jam

Lama Persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam

  Sumber: Roestam Mochtar, 2012; h.71.

  g. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan Normal Mengenali gejala dan tanda kala dua 1) Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua

  a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran

  b) Ibu merasakan regangan yang semakin menigkat pada rektum dan vagina c)

  Perineum tampak menonjol

  d)

  Vulva dan sfingter ani membuka Menyiapkan Pertolongan Persalinan 2) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan

  

esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana

  komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk

  asfiksia

  → tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.

  a) Menggelar kain diatas perut ibu, tempat

  resusitasi dan ganjal

  bahu bayi

  b) Menyiapkan

  oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai

  dalam partus set 3) Pakai celemek plastik 4) Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue handuk pribadi yang bersih dan kering.

  5) Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam. 6) Masukkan

  oksitosin ke dalam tabung suntik ( gunakan tangan

  yang memakai sarung tangan DTT dan steril. Pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).

  Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik

  • – 7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang dibasahi air DTT.
a) Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang.

  b) Buang kapas atau kassa pembersih (

  terkontaminasi) dalam

  wadah yang tersedia

  c) Ganti sarung tangan jika

  terkontaminasi (dekontaminasi,

  lepaskan dan rendam dalam larutan klo rin 0,5% → langkah #9) 8) Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

  Bila selaput belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan

  amniotomi.

  9) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan

  klorin 0,5%

  kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan. 10) Periksa Denyut Jantung Janin ( DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi

  uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas

  normal (120 – 160 x/menit).

  a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal

  b) Mendokumentasikan hasil

  • – hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil
  • – hasil penilaian serta asuhan lainnya pada patograf.

  Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran

  11) Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginanya.