Efektifitas Pemijatan Perineum Terhadap Ruptur Perineum di Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Fatimah Ali II Marendal Medan Tahun 2010

(1)

EFEKTIFITAS PIJAT PERINEUM TERHADAP RUPTUR PERINEUM DI KLINIK BERSALIN FATIMAH ALI I DAN FATIMAH ALI II

MARINDAL MEDAN TAHUN 2010

TENGKU ROYYANY 095102003

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Tengku Royyany

Efektifitas Pemijatan Perineum Terhadap Ruptur Perineum Di Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Fatimah Ali II

Marindal Medan Tahun 2010

viii + 32 hal + 2 tabel + 2 skema + 10 lampiran

Abstrak

Pijat perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar panggul. Pijat perineum ini akan membantu melunakkan jaringan perineum sehingga jaringan tersebut akan membuka tanpa resistensi saat persalinan, untuk mempermudah lewatnya bayi. Menurut Danuatmaja bahwa pemijatan perineum ini mengurangi robekan

perineum, mengurangi episiotomi dan mengurangi penggunaan alat bantu persalinan

lainnya. Penelitian di Rumah Sakit Benin Teaching, Kota Benin, Nigeria, mengemukakan bahwa prevalensi ruptur perineum kurang lebih 46.6%, terlebih pada ibu primigravida 90% mengalami ruptur perineum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas pemijatan perineum terhadap ruptur perineum. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 26 orang pada kelompok intervensi dan 26 orang pada kelompok kontrol.. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan porposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Klinik Bersalin Fatimah Ali II Marindal Medan. Analisis data digunakan uji chi square. Dari hasil uji chi square disimpulkan ada perbedaan proporsi atau hubungan pemijatan perineum yang signifikan terhadap rutur perineum antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (nilai p= 0.005). Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula nilai OR=6.72, yang artinya ibu hamil primipara yang tidak dilakukan pemijatan perineum mempunyai peluang 6.72 kali terjadinya ruptur perineum dibandingkan dengan ibu hamil primipara yang dilakukan pemijatan perineum. Dari hasil penelitian ini diketahui pemijatan perineum sangat efektif terhadap kejadian ruptur

perineum. Penting untuk diinformasikan dan diterapkan bahwa pemijatan adalah

salah satu intervensi nonfarmakologik untuk mencegah terjadinya ruptur perineum di berbagai tatanan pelayanan kesehatan baik di rumah sakit, klinik, puskesmas maupun di masyarakat.

Daftar Pustaka : 22 (1998-2009)


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Efektifitas Pemijatan Perineum Terhadap Ruptur Perineum di Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Fatimah Ali II Marendal Medan Tahun 2010” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. dr. Murniati Manik, MSc.Sp.K.K. selaku Ketua Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. dr. Fidel Ganis Siregar, Sp.O.G selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah

4. Ibu Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Fatimah Ali II

5. Seluruh Staf dan Dosen Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

6. Papa, Mama, Kakak, serta Abang yang penulis cintai yang telah memberikan dukungan serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.


(4)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih memerlukan perbaikan untuk kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya Karya Tulis Ilmiah ini di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis doakan segala bentuk bantuan yang telah di berikan mendapat imbalan dari Allah SWT.

Medan, 9 Juni 2010


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... . vi

DAFTAR SKEMA ... . vii

DAFTAR LAMPIRAN ... .. ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat penelitian 1. Bagi Praktik Kebidanan ... 5

2. Bagi Pendidikan DIV Kebidanan ... 5

3. Bagi Penelitian Kebidanan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bayi Prematur ... 6

1. Pengertian bayi prematur... .... 6

2. Etiologi ... 6

3. Diagnosis dan gejala klinik ... 7

4. Perawatan bayi prematur ... 8

5. Prognosis bayi prematur ... 10

B. Pijat Bayi ... 10

1. Pengertian pijat bayi... 10

2. Manfaat pijat bayi ... 11

3. Kapan bayi dipijat ... 13

4. Teknik memijat bayi prematur... 14


(6)

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep ... 17

B. Hipotesis ... 18

C. Definisi Operasional ... 18

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20

B. Populasi dan sampel ... 20

1. Populasi ... 20

2. Sampel ... 21

C. Tempat Penelitian ... 22

D. Waktu Penelitian ... 22

E. Etika Penelitian ... 23

F. Alat Pengumpulan Data ... 23

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 24

H. Analisis Data ... 25

1. Univariat... 26

2. Bivariat ... 26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 27

1. Analisa Univariat ... 27

2. Analisa Bivariat ... 29

B. Pembahasan ... 31

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil ... 31

2. Keterbatasan Penelitian ... 34

3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/ Pendidikan Kebidanan ... 35

BAB VI KESIMPULAN DAB SARAN A. Kesimpulan ... 36

B. Saran ... 37


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi ibu hamil pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Klinik Bersalin Fatimah Ali II Marindal Medan ... 24 Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi ibu

hamil pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Klinik Bersalin Fatimah Ali II Marindal Medan ... 25


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep Efektifitas Pemijatan Perineum

Terhadap Ruptur Perineum ... 15 Skema 2. Desain Penelitian ... 17


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Informed Concent Lampiran 2 : Lembar Observasi

Lampiran 3 : Lembar Prosedur Pelaksanaan Pemijatan Perineum Lampiran 4 : Lembar Protap Penelitian

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 6 : Master Data Penelitian

Lampiran 7 : Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 8 : Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 10 : Surat Pernyataan Telah Selesai Penelitian dari Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Klinik Bersalin Fatimah Ali II


(10)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Tengku Royyany

Efektifitas Pemijatan Perineum Terhadap Ruptur Perineum Di Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Fatimah Ali II

Marindal Medan Tahun 2010

viii + 32 hal + 2 tabel + 2 skema + 10 lampiran

Abstrak

Pijat perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar panggul. Pijat perineum ini akan membantu melunakkan jaringan perineum sehingga jaringan tersebut akan membuka tanpa resistensi saat persalinan, untuk mempermudah lewatnya bayi. Menurut Danuatmaja bahwa pemijatan perineum ini mengurangi robekan

perineum, mengurangi episiotomi dan mengurangi penggunaan alat bantu persalinan

lainnya. Penelitian di Rumah Sakit Benin Teaching, Kota Benin, Nigeria, mengemukakan bahwa prevalensi ruptur perineum kurang lebih 46.6%, terlebih pada ibu primigravida 90% mengalami ruptur perineum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas pemijatan perineum terhadap ruptur perineum. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 26 orang pada kelompok intervensi dan 26 orang pada kelompok kontrol.. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan porposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Klinik Bersalin Fatimah Ali II Marindal Medan. Analisis data digunakan uji chi square. Dari hasil uji chi square disimpulkan ada perbedaan proporsi atau hubungan pemijatan perineum yang signifikan terhadap rutur perineum antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (nilai p= 0.005). Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula nilai OR=6.72, yang artinya ibu hamil primipara yang tidak dilakukan pemijatan perineum mempunyai peluang 6.72 kali terjadinya ruptur perineum dibandingkan dengan ibu hamil primipara yang dilakukan pemijatan perineum. Dari hasil penelitian ini diketahui pemijatan perineum sangat efektif terhadap kejadian ruptur

perineum. Penting untuk diinformasikan dan diterapkan bahwa pemijatan adalah

salah satu intervensi nonfarmakologik untuk mencegah terjadinya ruptur perineum di berbagai tatanan pelayanan kesehatan baik di rumah sakit, klinik, puskesmas maupun di masyarakat.

Daftar Pustaka : 22 (1998-2009)


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat telah mengantar kita pada paradigma baru, sehingga kini paradigma sehat menjadI orientasi baru pembangunan kesehatan dunia, termasuk Indonesia yang dirumuskan dalam suatu visi “Indonesia Sehat 2010”. Hal yang mendasar pada paradigma sehat antara lain terjadinya: pergeseran dari pelayanan medis (medicalcare) sehingga setiap upaya penanggulangan masalah kesehatan lebih menonjolkan aspek peningkatan (promotive) dan cpencegahan (preventive) dibanding pengobatan (curative) (Dep Kes RI, 2003).

Masalah kesehatan yang tidak merata ternyata merupakan suatu masalah yang terdapat di banyak negara, khususnya di negara-negara berkembang. Dalam hubungan ini pada pertengahan dasawarsa 70-an berkembang gagasan yang disponsori oleh World Health Organization yang pokoknya memberi pelayanan kesehatan yang merata untuk masyarakat dengan partisipasi masyarakat (Sarwono, 2005, hlm.17)

Perineum adalah area kulit antara liang vagina dengan anus (dubur) yang dapat robek ketika melahirkan atau secara sengaja digunting guna melebarkan jalan keluarnya bayi (episiotomi) (Herdiana, 2007, tips pijat

perenium, ¶ 3,

2009).

Pijat perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi


(12)

otot-otot dasar panggul. Teknik ini, jika dilatih pada tahap akhir kehamilan (mulai minggu ke-34) sebelum persalinan, juga akan membantu mengenali dan membiasakan diri dengan jaringan yang akan dibuat rileks dan bagian yang akan dilalui oleh bayi (Mongan, 2007, hlm.178).

Ruptura Perineum dapat terjadi karena adanya ruptur spontan maupun episiotomi. Perineum yang dilakukan dengan episiotomi itu sendiri harus dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan dengan kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps maupun vacum. Karena apabila episiotomi itu tidak dilakukan atas indikasi dalam keadaan yang tidak perlu dilakukan dengan indikasi di atas, maka menyebabkan peningkatan kejadian dan beratnya kerusakan pada daerah perineum yang lebih berat. Sedangkan luka perineum itu sendiri akan mempunyai dampak tersendiri bagi ibu yaitu gangguan ketidaknyamanan.

Penelitian di Rumah Sakit Benin Teaching, Kota Benin, Nigeria, mengemukakan bahwa prevalensi ruptur perineum kurang lebih 46.6%, terlebih pada ibu primigravida 90% mengalami ruptur perineum (Elsevier

B.V, 2009, ¶ 1,

September 2009).

Penelitian yang diterbitkan di Amerika Journal Obstetrician and Gynecology menyimpulkan bahwa pijat perineum selama kehamilan dapat melindungi fungsi perineum paling tidak dalam 3 bulan pascamelahirkan. The Cochrane Review merekomendasikan bahwa pijat perineum ini harus selalu dijelaskan pada ibu hamil agar mereka mengetahui keuntungan dari pijat perineum ini. Pijat perineum ini sangat aman dan tidak berbahaya (Herdiana,


(13)

2007, tips pijat perenium, ¶ 5 13 September 2009).

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektifitas pemijatan perineum terhadap ruptur perineum di Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Klinik Bersalin Fatimah Ali II Marendal Medan periode Februari – Mei 2010.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan rumusan latar belakang masalah diatas maka dirumuskan masalah penelitian adalah “Apakah Ada Efektifitas Antara Pemijatan Perineum Terhadap Ruptur Perineum di Klinik Bersalin Fatimah Ali I

dan Klinik Bersalin Fatimah Ali II Marendal Medan Periode Februari – Mei 2010?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas pemijatan I terhadap ruptura perineum di wilayah kerja Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Klinik Bersalin Fatimah Ali II Marendal Medan periode Februari – Mei 2010.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden

b. Untuk mengidentifikasi kejadian ruptur perineum setelah dilakukan pemijatan perineum pada kelompok intervensi

c. Untuk mengidentifikasi kejadian ruptur perineum pada kelompok kontrol


(14)

d. Untuk mengidentifikasi efektifitas pemijatan perineum terhadap ruptur perineum pada kelompok intervensi dan kontrol

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Praktek Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi sumber pengetahuan dan strategi bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dan asuhan sayang ibu.

2. Bagi Peniliti

Peneliti diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berharga dan mengasah pola pikir masyarakat, sehingga dapat menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk peneliti di masa yang akan datang.

3. Bagi Pendidikan Kebidanan

Penelitian ini sangat berguna untuk menambah wawasan cara ilmu pengetahuan dan sebagai bahan penerapan ilmu yang telah didapati selama kuliah.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemijatan Perenium

1. Pengertian

Pijat perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar panggul (Mongan, 2007, hlm 178).

Pijat perineum adalah tekhnik memijat perineum di kala hamil atau beberapa minggu sebelum melahirkan guna meningkatkan aliran darah ke daerah ini dan meningkatkan elastisitas perineum (Herdiana, 2007, tips pijat

perineum, ¶ 3,

2009).

Menurut Nolan (2004, hlm. 128) pemijatan perineum adalah sebuah teknik sederhana yang dapat dilakukan sekali sehari selama beberapa minggu terakhir kehamilan di daerah perineum ( area antara vagina dan anus).

Sedangkan perineum itu sendiri adalah area kulit antara liang vagina dengan anus (dubur) yang dapat robek ketika melahirkan atau sengaja digunting guna melebarkan jalan keluar bayi (episiotomi) (Herdiana, 2007, tips

pijat perenium, ¶ 3,

September 2009).

Menurut Sarwono (2005, hlm. 33) perineum itu terletak antara vulva dan anus, yang panjangnya rata-rata 4 cm.


(16)

2. Manfaat Pemijatan Perineum

Pijat I ini akan membantu melunakkan jaringan perineum sehingga jaringan tersebut akan membuka tanpa resistensi saat persalinan, untuk mempermudah lewatnya bayi. Pemijatan perineum ini memungkinkan untuk melahirkan bayi dengan perineum tetap utuh (Mongan, 2007, hlm. 178).

Pijat perineum memiliki berbagai keuntungan yang semuanya bertujuan mengurangi kejadian trauma di saat melahirkan. Keuntungannya diantaranya adalah:

a. Menstimulasi aliran darah ke perineum yang akan membantu mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.

b. Membantu ibu lebih santai di saat pemeriksaan vagina (Vaginal Touche). c. Membantu menyiapkan mental ibu terhadap tekanan dan regangan

perineum di kala kepala bayi akan keluar.

d. Menghindari kejadian episotomi atau robeknya perineum di kala melahirkan dengan meningkatkan elastisitas perineum.

(Herdiana, 2007, tips pijat perenium, ¶ 4

tanggal 13 September 2009).

Menurut Danuatmaja (2004, hlm.70) menyatakan bahwa pemijatan perineum ini mengurangi robekan perineum, mengurangi episiotomi dan mengurangi penggunaan alat bantu persalinan lainnya.

3. Waktu Untuk Melakukan Pemijatan Perineum

Pijat perineum sebaiknya tidak dilakukan bagi ibu hamil dengan infeksi herpes aktif di daerah vagina, infeksi jamur, atau infeksi menular yang dapat menyebar dengan kontak langsung dan memperparah penyebaran infeksi.


(17)

Pemijatan perineum ini sebaiknya dimulai sekitar 4 sampai 6 minggu sebelum waktunya melahirkan atau pada minggu ke-34 (Herdiana, 2007, tips

pijat perineum, ¶ 6,

September 2009).

4. Cara Melakukan Pemijatan Perineum

Teknik yang dapat dilakukan untuk pijat perineum adalah:

a. Cucilah tangan ibu terlebih dahulu dan pastikan kuku ibu tidak panjang. Pijatan ini dapat dilakukan sendiri atau oleh pasangan (suami).

b. Berbaringlah dalam posisi yang nyaman. Beberapa wanita ada yang berbaring miring dan menggunakan bantal untuk menyangga kaki mereka. Ada yang menggunakan posisi semilitotomi atau posisi mengangkang. Jika pemijatan dilakukan saat berdiri, letakkan kaki satu di kursi dan kaki yang lain berada sekitar 60-90 cm dari kursi.

c. Ibu dapat menggunakan cermin untuk pertama kali guna mengetahui daerah perineum tesebut.

d. Gunakan minyak kelapa, atau sweet almond. Lakukan pemijatan sebelum mandi pagi dan sore.

e. Letakkan satu atau dua ibu jari (atau jari lainnya bila ibu tidak sampai) sekitar 2-3cm di dalam vagina. Tekan ke bawah dan kemudian menyamping pada saat bersamaan. Perlahan-lahan coba regangkan daerah tersebut sampai ibu merasakan sensasi seperti terbakar, perih, atau tersengat.

f. Tahan ibu jari dalam posisi seperti di atas selama 2 menit sampai daerah tersebut menjadi tidak terlalu berasa dan ibu tidak terlalu merasakan perih lagi.


(18)

g. Tetap tekan daerah tersebut dengan ibu jari. Perlahan-lahan pijat ke depan dan ke belakang melewati separuh terbawah vagina. Lakukan ini selama 3-5 menit. Hindari pembukaan saluran kemih dan ibu dapat memulai dengan pijatan ringan dan semakin ditingkatkan tekanannya seiring dengan sensivitas yang berkurang.

h. Ketika sedang memijat, tarik perlahan bagian terbawah dari vagina dengan ibu jari tetap berada di dalam. Hal ini akan membantu meregangkan kulit di mana kepala bayi saat melahirkan nanti akan meregangkan perineum itu sendiri.

Lakukan pijata perlahan-lahan dan hindari pembukaan dari katup uretra (lubang kencing) untuk menghindari iritasi atau infeksi.

B. Episiotomi

1. Pengertian

Episiotomi adalah perobekan yang dibuat di perineum antara lubang vagina dan anus untuk mempermudah keluarnya bayi. Perobekan ini dilakukan dengan gunting bius lokal ketika kepala bayi tampak. Jika dilakukan terlalu dini sebelum kelangkang menipis, otot-otot, kulit dan pembuluh-pembuluh darah akan rusak dan perdarahan bisa lebih banyak.

Episotomi ini menimbulkan luka memar, bengkak dan lambat sembuhnya, serta menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman setelah dilakukan episotomi. Kemungkinan menyatunya dasar panggul juga bisa terganggu jika serat-serat otot perineum dijahit terlalu ketat, seorang perempuan bisa merasakan ketidaknyamanan ketika melakukan hubungan seks (Stoppard, 2007, hlm.316).

Episiotomi adalah inisiasi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin himen, jaringan septum rektovaginal,


(19)

otot-otot dan fasia perineum, serta kulit sebelah depan perineum untuk melebarkan jalan lahir sehingga mempermudah kelahiran (Mansjoer, et all, 2001)

Waktu yang tepat untuk melakukan tindakan ini saat puncak his dan mengejan, perineum sudah menipis, lingkaran kepala pada perineum sekitar 5 cm.

Episiotomi yaitu tindakan bedah ringan berupa irisan di daerah perineum antara lubang kemaluan dan lubang anus (Indiarti, 2009).

2. Jenis-Jenis Episiotomi

Untuk melancarkan jalannya persalinan, dapat dilakukan insisi pada perineum pada saat kepala tampak dari luar dan mulai meregangkan perineum. Menurut Liu (2008, hlm. 129) jenis-jenis insisi pada perineum ada 3, yaitu:

a. Insisi medial

Insisi medial yang dibuat pada bidang anatomis dan cukup nyaman. Terdapat lebih sedikit perdarahan dan mudah untuk diperbaiki. Akan tetapi, aksesnya terbatas dan insisi memberikan resiko perluasan ke rektum, sehingga insisi ini hanya digunakan oleh individu yang berpengalaman.

Keuntungan dari episiotomi medialis ini adalah perdarahan yang timbul dari luka episiotomi lebih sedikit oleh karena merupakan daerah yang relatif sedikit mengandung pembuluh darah. Sayatan bersifat simetris dan anatomis sehingga penjahitan kembali lebih mudah dan penyembuhan lebih memuaskan.


(20)

Kerugian dari episiotomi medialis ini adalah dapat terjadi ruptur perineum tingkat III inkomplet (laserasi musculus sfingter ani) atau komplet (laserasi dinding rectum)

b. Insisi Lateral

Sayatan disini dilakukan kearah lateral mulai dari kira-kira jam 3 atau jam 9 menurut arah jarum jam. Jenis episiotomi ini sekarang tidak dilakukan lagi, oleh karena banyak menimbulkan komplikasi. Luka sayatan dapat melebar ke arah dimana terdapat pembuluh darah pudental interna, sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu penderita.

c. Insisi mediolateral

Insisi ini aman, mudah untuk dilakukan sehingga paling sering digunakan. Guntingan harus dimulai pada titik tengah lipatan kulit tipis di belakang vulva dan diarahkan ke tuberositas iskial ke bantalan iskiorektal.

d. Insisi berbentuk J

Jenis insisi ini memiliki keuntungan insisi medial dan memberikan akses yang lebih baik daripada pendekatan mediolateral. Insisi lateral dibuat tangensial ke arah bagian anus yang bewarna coklat.

3. Alasan Dilakukan Episiotomi

Menurut Stoppard (2007, hlm 318) episiotomi diperlukan jika:

a. Perineum tidak bisa meregang secara perlahan., latihan pernafasan dan pemijatan akan membantu.


(21)

c. Ibu tidak dapat mengontrol keinginan mengejan sehingga ibu berhenti mengejan ketika justru diperlukan secara bertahap dan halus. Episiotomi akan cepat mengeluarkan bayi, jika sang ibu mengalami kesulitan untk mengontrol keinginan mengejan pada tahap kedua d. Bayi tertekan

e. Persalinan dilakukan dengan forcep (ekstraksi bayi pada kepalanya dari jalan kelahiran)

f. Bayi sungsang 4. Fungsi Episiotomi

a. Episiotomi membuat luka yang lurus dengan pinggir yang tajam, sedangkan ruptura perinii yang spontan bersifat luka koyak dengan dinding luka bergerigi.

b. Luka lurus dan tajam lebih mudah dijahit. c. Mengurangi tekanan kepala bayi.

d. Mempersingkat kala II.

e. Mengurangi kemungkinan terjadinya ruptur perineum totalis.

Saat kepala bayi mulai terdorong oleh kontraksi ibu keluar melalui pembukaan, obat bius mulai disuntikkan ke bagian perineum ibu (bagian antara anus dan vagina). Potongan dilakukan sepanjang antara 5 sampai 7,5 centimeter. Setelah bayi lahir dan ari-ari juga telah keluar, maka sayatan tersebut akan dijahit kembali.

Episiotomi dilakukan untuk mencegah robekan vagina lebih besar dan tak beraturan selama kelahiran. Sayatan ini akan sembuh kembali (meski memakan waktu). Pembukaan dan robekan tidak terkendali dimungkinkan karena


(22)

peregangan yang tidak perlu karena kontraksi yang tak terkontrol. Robekan tak terkendali tersebut dapat berakibat pada:

a. Urinary incontinence, di mana ibu tidak mampu menahan buang air kecil b. Prolapsed bladder, kantong kemih turun menuju dinding vagina

c. Prolapsed rectum, kantong air besar turun menuju vagina. Episiotomi dapat menghindari masalah tersebut.

C. Ruptur Perineum

1. Pengertian

Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul yang terletak dari vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis serta diafragma pelvis. Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan alat atau tindakan. Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Robekan terjadi pada hampir semua primipara (Wiknjosastro, 2005, hlm 665).

2. Klasifikasi

Jenis robekan perineum berdasarkan luasnya adalah sebagai berikut: a. Derajat satu: robekan ini terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian

depan, kulit perineum

b. Derajat dua: robekan ini terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit perineum dan otot-otot perineum

c. Derajat tiga: robekan ini terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit perineum, otot-otot perineum, dan sfingter ani eksterna d. Derajat empat: robekan dapat terjadi pada seluruh perineum dan


(23)

(Soepardiman, 2006, Pengantar Ilmu Bedah Obstetri, ¶ 3,

Terjadinya ruptur perineum disebabkan oleh faktor ibu (jumlah paritas, jarak kelahiran, berat badan bayi), pimpinan persalinan tidak sebagaimana semestinya, riwayat persalian, ekstraksi cunam, ekstraksi vacum, trauma alat dan episiotomi (Wiknjosastro, 2005, hlm 665).

3. Faktor-Faktor Terjadinya Ruptur Perineum

Terjadinya ruptur perineum disebabkan oleh faktor ibu sendiri ( yang mencakup paritas, jarak kelahiran, dan berat badan lahir), riwayat persalinan yang mencakup ekstraksi vacum, ekstraksi cunam, episiotomi.

a. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik hidup maupun mati. Paritas mempunyai pengaruh terhadap kejadian ruptur perineum. Pada ibu dengan paritas satu atau ibu primipara memiliki resiko lebih besar untuk mengalami robekan perineum daripada ibu dengan paritas lebih dari satu. Hal ini dikarenakan jalan lahir yang belum pernah dilalui oleh kepala bayi sehingga otot-otot perineum belum meregang. (Wiknjosastro, 2002).

b. Jarak Kelahiran

Jarak kelahiran adalah rentang waktu antara kelahiran anak sekarang dengan kelahiran anak sebelumnya. Jarak kelahiran kurang dari dua tahun tergolong resiko tinggi karena dapat menimbulkan komplikasi pada persalinan. Jarak kelahiran 2-3 tahun merupakan jarak kelahiran yang lebih aman bagi ibu dan janin. Begitu juga dengan keadaan jalan lahir yang mungkin pada persalinan terdahulu mengalami robekan perineum derajat


(24)

tiga atau empat, sehingga pemulihan belum sempurna dan robekan perineum dapat terjadi (Depkes, 2004).

c. Berat Badan Bayi

Berat badan janin dapat mengakibatkan terjadinya ruptur perineum yaitu berat badan janin lebih dari 3500 gram, karena resiko trauma partus melalui vagina seperti distosia bahu dan kerusakan jaringan lunak pada ibu. Perkiraan berat janin bergantung pada pemeriksaan klinik atau ultrasonografi. Pada masa kehamilan hendaknya terlebih dahulu mengukur tafsiran berat badan janin.


(25)

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah abstraksi dari suatu realita agar terlihat keterkaitan antarvariabel, baik variabel yang diteliti maupun variabel yang tidak diteliti (Nursalam, 2003, hlm. 55). Variabel independen dalam penelitian ini adalah efektifitas pemijatan perineum dan variabel dependen adalah ruptur perineum. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas pemijatan perineum terhadap ruptur perineum. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok yang diidentifikasi berdasarkan ruptur perineum sesudah dilakukan pemijatan.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1 : Kerangka konsep penelitian

Ruptur perineum Pemijatan

perineum

Kelompok Intervensi Dilakukan pemijatan

Kelompok Kontrol Tidak dilakukan pemijatan


(26)

B. Difinisi Operasional

Berdasarkan tinjauan teoretis dan kerangka konsep di atas maka difenisi operasional dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Variabel Difinisi Operasional Cara Ukur Skala Ukur

Hasil Ukur Pemijatan

perineum

Ruptur perineum

Salah satu bentuk atau jenis pijat yang dapat dilakukan dengan bantuan orang lain ataupun dengan diri sendiri dan dilakukan dengan lembut di daerah perineum selama beberapa minggu terakhir kehamilan (mulai dari minggu ke 34) dan dapat meningkatkan elastisitas perineum

Robekan yang terjadi di perineum secara spontan pada saat bayi lahir

-

Observasi

Nominal

Nominal

1. Dilakukan 0. Tidak dilakukan

0. Terjadi 1. Tidak terjadi

C. Hipotesis


(27)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen yaitu rancangan yang berupaya untuk mengungkapkan efektivitas dengan cara

melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen (Nursalam, 2003, hlm 89) dengan rancangan post test only.

Rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Kelompok Perlakuan Post – test

Kelompok 1 Kelompok 2

Diberikan Tidak diberikan

Test X Test Y

Skema 2. Desain penelitian Keterangan :

Kelompok 1 : subjek (ibu primipara) perlakuan Kelompok 2 : subjek (ibu primipara) kontrol

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil primipara dengan usia kehamilan mulai dari 34 minggu di Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Klinik Bersalin Fatimah Ali II.


(28)

2. Sampel

Untuk menentukan besar sampel peneliti menggunakan rumus:

2 ) ( 1 N d

N n

+ =

Keterangan: n = Besar Sampel N = Besar Populasi

d = Standar deviasi ( 0,05 ) jadi sampel yang diteliti n = 58

1 + 58 (0,05) 2 n = 58

1 + 0.145 n = 58

1.145 n = 51

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 51 ibu hamil primipara pada kelompok kontrol dan 51 ibu hamil primipara pada kelompok intervensi di Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Klinik Bersalin Fatimah Ali II Marendal Medan.

Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara porposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan


(29)

yang dikehendaki peneliti (tujuan, masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang sudah dikenal sebelumnya.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah : ibu hamil primipara yang sehat dan tidak mengalami komplikasi, ibu hamil primipara bersedia untuk dilakukan pemijatan, tafsiran berat badan janin kurang dari 3500 gram, usia ibu hamil primipara di bawah 35 tahun.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Kilinik Bersalin Fatimah Ali II Marindal Medan. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena bidan di klinik tersebut sering menggunakan episiotomi pada ibu primipara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Mei 2010.

D. Etika Penelitian

Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapatkan rekomendasi dari Program Studi D IV Bidan Pendidik, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Selanjutnya mengirimkan surat permohonan untuk mendapatkan surat izin dari institusi dan rekomendasi dari Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan II Marindal Medan. Setelah mendapat izin dari Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan II Marindal Medan, peneliti memulai pengumpulan data dengan memberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada responden yang akan diteliti. Sebelum responden mengisi dan menandatangani lembar persetujuan, peneliti menjelaskan maksud, tujuan, dan proses penelitian


(30)

yang akan dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan setelah pengumpulan data.

Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan (informed consent) tersebut. Jika responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya tanpa ada tekanan fisik ataupun psikologis.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap tetapi hanya mencantumkan inisial nama responden atau memberi kode pada masing-masing lembar tabel checklist. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan sebagai hasil peneliti.

E. Alat Pengumpulan Data

Data responden diperoleh dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar observasi yang dibuat oleh peneliti. Di dalam lembar observasi ini terdiri atas data demografi yaitu usia, pendidikan, pekerjaan. Cara untuk mengobservasi terjadinya ruptur perineum dilakukan pemijatan perineum pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol, dan hasilnya dilihat pada saat persalinan.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mendapatkan izi pelaksana dari institusi pendidikan yaitu Program Pendidikan D IV Bidan Pendidik, Fakultas Keperawatan Sumatera Utara dan mengajukan surat permohonan izin melasanakan penelitian di Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Fatimah Ali II


(31)

Marindal Medan. Setelah peneliti mendapatkan izin, peneliti menjelaskan ibu hamil tentang manfaat dan prosedur pemijatan perineum. Kemudian meminta persetujuan kepada ibu hamil untuk dijadikan responden dengan menandatangani informed concent.

Ibu-ibu hamil yang bersedia menjadi responden dan memenuhi kriteria dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 1 kelompok berjumlah 26 orang ibu hamil primipara yang diberikan pemijatan perineum (kelompok intervensi) dan 1 kelompok kontrol yang berjumlah 26 orang ibu hamil primipara . Kelompok intervensi dilakukan di Klinik Bersalin Fatimah Ali I Marindal Medan dan kelompo kontrol di Fatimah Ali II Marendal Medan.

Pemijatan perineum dilakukan 1 kali sehari dalam 15 menit selama 1 minggu. Hasilnya akan di observasi pada saat persalian. Dalam memberikan pemijatan perineum ini peneliti bekerjasama dengan bidan di Klinik Bersalin Fatimah Ali I Marendal Medan. Terlebih dahulu peneliti mengajarkan tatacara pemijatan perineum kepada bidan dan responden. Setelah 7 hari, responden melanjutkan di rumah. Pada saat bersalin, peneliti melihat ada atau tidaknya terjadin ruptur perineum pada kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol hanya melihat terjadi atau tidak ruptur perineum yang tanpa melakukan pemijatan perineum.

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui beberapa tahap ditandai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas responden apakah jawaban yang ada di lembar observasi sudah lengkap, jelas dan konsisten dengan apa yang akan diteliti. Kemudian memberikan coding atau angka tertentu pada lembar observasi untuk


(32)

memudahkan peneliti memasukkan data ke dalam komputer (entry) dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi.

1. Univariat

Data responden yang bersifat numerik yaitu data demografi dan ruptur perineum dicari mean dan standar deviasinya dan disajikan dalam bentuk tabel.

2. Bivariat

Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu Chi Square yakni menguji perbedaan proporsi ruptur perineum pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Taraf signifikansi 95% (α = 0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis: apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak, apabila (p) > 0,05 maka Ho gagal ditolak. Data yang didapat disajikan dalam bentuk tabel.


(33)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang efektifitas pemijatan perineum terhadap ruptur perineum yang dilakukan di Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Fatimah Ali II Marendal Medan. Jumlah responden adalah 26 orang kelompok intervensi dan 26 orang kelompok kontrol. Jadi total sampel untuk kedua kelompok yaitu 52 orang.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Data yang bersifat numerik dicari frekuensi, persentase, mean dan standar deviasinya. Adapun karakteristiknya yaitu demografi ibu (umur, pendidikan, pekerjaan) dan ruptur perineum.


(34)

Tabel 5.1

Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi ibu hamil pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Klinik Bersalin Fatimah Ali I

dan II Marendal Medan (n= 52)

No Karakteristik Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Frekuensi Persentase % Frekuensi Persentase % 1 Umur

- 15-20 - 21-25 - 26-30 - >31 4 12 6 4 15.4 46.2 23.1 15.4 7 10 6 3 26.9 38.5 23.1 11.5 2 Pendidikan

- SD - SMP - SMA - DIPLOMA - SARJANA - 8 11 5 2 - 30.8 42.3 19.2 7.7 - 8 12 5 1 - 30.8 46.2 19.2 3.8 3 Pekerjaan

- IRT - PNS - SWASTA 13 5 8 50.0 19.2 30.8 12 4 10 46.2 15.4 38.5

Berdasarkan tabel 5.1 tersebut diperoleh bahwa mayoritas responden pada kelompok intervensi berumur 21-25 tahun sebanyak 12 orang (46.2%). Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMU sebanyak 11 orang (42.3%). Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 13 orang (50.0%). Berdasarkan umur responden pada kelompok kontrol mayoritas berumur 21-25 tahun sebanyak 10 orang (38.5%). Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden SMU


(35)

sebanyak 12 orang (46.2%). Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 12 orang (46.2%).

2. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji efektifitas pemijatan perineum terhadap ruptur perineum. Untuk uji Chi Square dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.2

Distribusi ruptur perineum sesudah dilakukan pemijatan perineum pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Klinik Bersalin Fatimah Ali I

dan II Marendal Medan (n= 52)

Pemijatan Perineum

Ruptur Perineum

Total OR 95 %

CI P Value Terjadi Ruptur Tidak Terjadi Rptur

F % F % F %

Tidak Dilakukan 21 80.8 5 19.2 26 100 6.72

0.005

Dilakukan 10 38.5 16 61.5 26 100 1.2 - 23.6

Jumlah 31 59.6 21 40.4 52

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat hubungan antara pemijatan perineum terhadap ruptur perineum diperoleh bahwa ada sebanyak 21 dari 26 (80.8%) ibu hamil primipara yang tidak dilakukan pemijatan perineum dengan terjadinya ruptur perineum. Sedangkan ibu hamil primipara yang dilakukan pemijatan perineum diperoleh 10 dari 26 (38.5%) terjadinya ruptur perineum. Hasil uji statisti diperoleh nilai p=0.005 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian ruptur perineum terhadap ibu hamil primipara yang tidak dilakukan pemijatan perineum dengan ibu hamil primipara yang dilakukan pemijatan perineum. Ternyata ada hubungan yang signifikan antara pemijatan perineum terhadap ruptur perineum. Dari hasil analisis diperoleh nilai OR=6.72 yang berarti ibu hamil primipara yang tidak


(36)

dilakukan pemijatan perineum mempunyai peluang 6.72 kali terjadinya ruptur perineum dibandingkan dengan ibu hamil primipara yang dilakukan pemijatan perineum.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian akan diuraikan pembahasan tentang perbedaan hasil penelitian ini dengan literatur yang berhubungan. Yakni efektifitas pemijatan perineum terhadap ruptur perineum.

1. Interpretasi dan diskusi hasil

Dari hasil penelitian data demografi responden didapat bahwa mayoritas responden pada kelompok intervensi berumur 21-25 tahun sebanyak 12 orang (46.2%), tingkat pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMU sebanyak 11 orang (42.3%), pekerjaan mayoritas responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 13 orang (50.0%). Berdasarkan umur responden pada kelompok kontrol mayoritas berumur 21-25 tahun sebanyak 10 oprang (38.5%), tingkat pendidikan mayoritas responden SMU sebanyak 12 orang (46.2%), pekerjaan mayoritas responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 12 orang (46.2%).

Dari hasil uji statistik chi square dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan proporsi atau hubungan yang signifikan antara pemijatan perineum terhadap ruptur perineum dengan taraf signifikan 0.005 (p<0.05). Dari hasil analisis diperoleh nilai OR=6.72 yang berarti ibu hamil primipara yang tidak dilakukan pemijatan perineum mempunyai peluang 6.72 kali terjadinya ruptur perineum dibandingkan dengan ibu hamil primipara yang dilakukan pemijatan perineum.


(37)

Dari penelitian ini sesuai dengan pernyataan bahwa selama kehamilan dilakukan pemijatan perineum akan membantu menghindari robekan perineum selama melahirkan bayi (Nolan, 2003, hlm. 128).

Pijat perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar panggu (Mongan, 2007, hlm.178).

Manfaat pijat perineum ini akan membantu melunakkan jaringan perineum sehingga jaringan tersebut akan membuka tanpa resistensi saat persalinan, untuk mempermudah lewatnya bayi. Pemijatan perineum ini memungkinkan untuk melahirkan bayi dengan perineum tetap utuh (Mongan, 2007, hlm. 178).

Selain manfaat tersebut, terdapat manfaat lain seperti menstimulasi aliran darah ke perineum yang akan membantu mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan, membantu ibu lebih santai di saat pemeriksaan vagina (Vaginal Touche), membantu menyiapkan mental ibu terhadap tekanan dan regangan perineum di kala kepala bayi akan keluar, menghindari kejadian episotomi atau robeknya perineum di kala melahirkan dengan meningkatkan elastisitas perineum (Herdiana, 2007, tips pijat

perenium, ¶ 4,

tanggal 13 September 2009).

Menurut Danuatmaja (2004, hlm.70) menyatakan bahwa pemijatan perineum ini mengurangi robekan perineum, mengurangi episiotomi dan mengurangi penggunaan alat bantu persalinan lainnya.


(38)

2. Keterbatasan penelitian

Responden pada penelitian ini diperoleh 52 orang yang mana 26 orang kelompok intervensi dan 26 orang untuk kelompok kontrol dan analisis data dengan uji chi square. Jumlah responden seharusnya 102 ibu hamil primipara, 51 ibu hamil primipara kelompok intervensi dan 51 ibu hamil primipara kelompok kontrol, namun responden yang ditemukan hanya 52 ibu hamil primipara, karena tidak memenuhi kriteria. Karena keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian ini, peneliti dibantu oleh bidan di Klinik Bersalin Fatimah Ali I Marindal Medan.

3. Implikasi untuk asuhan kebidanan/ pendidikan kebidanan

Dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa pijat perineum efektif terhadap ruptur perineum. Jadi, pijat perineum dapat digunakan sebagai intervensi dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil.


(39)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang efektifitas pemijatan perineum terhadap ruptur perineum di Klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Fatimah Ali II Marendal Medandapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Karekteristik responden pada kelompok intervensi dapat digambarkan sebagai berikut: umur responden mayoritas berumur 21-25 sebanyak 12 orang (46.2%), pendidikan mayoritas SMA sebanyak 11 orang (42.3%), pekerjaan mayoritas IRT sebanyak 13 orang (50.0%).

2. Karekteristik responden pada kelompok kontrol dapat dapat digambarkan sebagai berikut: umur responden mayoritas berumur 21-25 sebanyak 10 orang (38.5%), pendidikan mayoritas SMA sebanyak 12 orang (46.2%), pekerjaan mayoritas IRT sebanyak 12 orang (46.2%).

3. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan proporsi atau adanya hubungan yang signifikan terhadap ruptur perineum antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan taraf signifikan 0.005 (p<0.05).

4. Berdasarkan hasil analisis diperoleh pula nilai OR=6.72, yang artinya ibu hamil primipara yang tidak dilakukan pemijatan perineum mempunyai peluang 6.72 kali terjadinya ruptur perineum dibandingkan dengan ibu hamil primipara yang dilakukan pemijatan perineum.


(40)

B. Saran

1. Bagi Praktek Kebidanan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemijatan memberikan manfaat terhadap ruptur perineum di klinik Bersalin Fatimah Ali I dan Fatimah Ali II Marendal Medan. Oleh karena itu, penting untuk diinformasikan dan diterapkan bahwa pemijatan adalah salah satu intervensi nonfarmakologik untuk mencegah terjadinya ruptur perineum di berbagai tatanan pelayanan kesehatan baik di rumah sakit, klinik, puskesmas maupun di masyarakat.

2. Bagi Pendidikan D IV Kebidanan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemijatan perenium efektif terhadap ruptur perineum, maka penting mengintegrasikan materi ini dalam pendidikan D IV kebidanan terutama dalam materi pembelajaran asuhan kebidanan.

3. Bagi Penelitian Kebidanan

Mengingat kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini yaitu keterbatasan waktu,ibu hamil primipara yang tidak sesuai dengan kriteria, diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mempergunakan waktu yang lebih panjang.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Danuatmaja, Bonny. (2004). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Puspa Swarna.

Departemen Kesehatan. (2006). Profil Kesehatan Sumatra Utara. Medan: Dinkes. ___________________. (2004). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Depkes. Henderson, C. (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Herdiana,Trirejeki.Dr. (2009). TipsPijatPerineum. Liu, David.T.Y. (2008). Manual Persalinan Edisi 3. Jakarta: EGC.

Iis Sinsin. (2008). Seri Kesehatan Ibu dan Anak Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: Alex Media.

Indiarti. (2009). Panduan Lengkap Kehamilan, Persalinan,dan Perawatan Bayi. Yogyakarta: Diglossia Media.

Kartika. (2008). Sehat Setelah Melahirkan. Yogyakarta: Kawan Kita Kelaten. Liwellyin, William. (2002). Obstetri dan Genekologi. Jakarta: Widya Medika. Liu, David.T.Y. (2008). Manual Persalinan Edisi 3. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. Prof.Dr.MPH. (1998). Sinopsis Obstetri jilid 1. Jakarta: EGC. ___________________. (1998). Sinopsis Obstetri 2. Jakarta: EGC.

Mongan, Marie F.M.Ed.M.Hy. (2007). Hypno Birthing: Metode Melahirkan Secara Aman, Mudah, dan Nyaman. Jakarta: BIP.

Nolan, Mary. ( 2004). Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta: ARCAN.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sastroasmoro, Sudigdo. (2008). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian klinis. Jakarta:

Sagung Seto.


(42)

Simkin, P dan Ancheta, R. (2005). Buku Saku Persalinan. Jakarta: EGC.

Stoppard, Miriam. Dr. (2007). Panduan Mempersiapkan Kehamilan dan Kelahiran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Wiknjosastro, Hanifa. Prof.dr.DSOG. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Whalley, Janet.RN, BSN.(2002). Panduan Praktis bagi Calon Ibu Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: BIP.

Aidan. (2008).

Amanda. (2009).

Erliana.(2009)

Erliana. (2009).


(43)

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Judul : Efektifitas Pemijatan Perineum Terhadap Ruptur Perinneum Nama peneliti : TENGKU ROYYANY

Nim : 095102003

Saya adalah mahasiswa program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemijatan perineum terhadap rupture perineum. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan partisipasi ibu untuk menjadi responden dalam penelitian saya ini. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas ibu, informasi yang ibu berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, ibu bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika ibu bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan dibawah ini sebagai bukti ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Terimakasih atas perhatian ibu untuk penelitian ini.

Tanggal : Tanda tangan :


(44)

Lampiran2

LEMBAR OBSERVASI

No Responden

Kelompok Intervensi yang dilakukan pemijatan perineum

Kelompok Kontrol yang tidak dilakukan pemijatan perineum

Umur Pendidikan Pekerjaan Ruptur Umur Pendidikan Pekerjaan Ruptur


(45)

Lampiran 3

PROSEDUR PELAKSANAAN PEMIJATAN PERINEUM

1. Definisi pijat perineum

Pijat perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar panggul.

2. Syarat ibu hamil untuk dipijat

a. Ibu hamil primipara yang sehat dan tidak megalami komplikasi b. Ibu hamil primipara yang bersedia untuk dilakukan pemijatan

c. Ibu hamil yang sebelumnya pernah melahirkan dengan sectio caesare dan belum pernah melahirkan secara pervaginam

3. Manfaat pijat perineum

a. Melunakkan jaringan perineum

b. Menstimulasi aliran darah ke perineum yang akan membantu mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.

c. Membantu ibu lebih santai di saat pemeriksaan vagina (Vaginal Touche). d. Membantu menyiapkan mentalibu terhadap tekanan dan regangan perineum

di kala kepala bayi akan keluar.

e. Menghindari kejadian episotomi atau robeknya perineum di kala melahirkan dengan meningkatkan elastisitas perineum.


(46)

a. Persiapan untuk ibu

1) Ruangan yang tenang dan nyaman 2) Ruangan yang aman

3) Ruangan tidak terlalu terang b. Persiapan untuk pemijat

1) Tangan pemijat harus bersih dan bekerja secara hati-hati

2) Selalu cepat tanggap terhadap Ibu jika mengalami rasa nyeri yang belebihan

3) Atur posis ibu dalam keadaan yang nyaman ketika melakukan pemijitan c. Alat

1) Sarung tangan yang steril 2) Handuk kecil setelah memijat 5. Teknik pijat perineum

1) Cucilah tangan ibu terlebih dahulu dan pastikan kuku ibu tidak panjang. 2) Berbaringlah dalam posisi yang nyaman.

3) Ibu dapat menggunakan cermin untuk pertama kali guna mengetahui daerah perineum tesebut.

4) Letakkan satu atau dua ibu jari (atau jari lainnya bila ibu tidak sampai) sekitar 2-3cm di dalam vagina. Tekan ke bawah dan kemudian menyamping pada saat bersamaan. Perlahan-lahan coba regangkan daerah tersebut sampai ibu merasakan sensasi seperti terbakar, perih, atau tersengat.


(47)

5) Tahan ibu jari dalam posisi seperti diatas selama 2 menit sampai daerah tersebut menjadi tidak terlalu berasa dan ibu tidak terlalu merasakan perih lagi.

6) Tetap tekan daerah tersebut dengan ibu jari. Perlahan-lahan pijat ke depan dan kebelakang melewati separuh terbawah vagina. Lakukan ini selama 3-5 menit. Hindari pembukaan saluran kemih, dan ibu dapat memulai dengan pijatan ringan dan semakin ditingkatkan tekanannya seiring dengan sensivitas yang berkurang.

7) Ketika sedang memijat, tarik perlahan bagian terbawah dari vagina dengan ibu jari tetap berada di dalam. Hal ini akan membantu meregangkan kulit dimana kepala bayi saat melahirkan nanti akan meregangkan perineum itu sendiri.

9) Lakukan pijata perlahan-lahan dan hindari pembukaan dari katup uretra (lubang kencing) untuk menghindari iritasi atau infeksi.

6. Hal-hal yang perlu diingat sebelum melakukan pemijatan

a. Jangan memijat seandainya didaerah kemaluan ibu terdapat infeksi b. Jangan memaksakan posisi pijat tertentu pada ibu

c. Jangan memaksa ibu untuk dipijat

7. Hal-hal yang perlu diingat segera setelah melakukan pemijatan


(48)

Lampiran 4

PROTAP PENELITIAN TENTANG EFEKTIFITAS PEMIJATAN PERINEUM TERHADAP RUPTUR PERINEUM DI KLINIK BERSALIN

FATIMAH ALI I DAN FATIMAH ALI II MARINDAL MEDAN

1. Menjelaskan prosedur teknik pemijatan perineum kepada responden atau suami.

2. Melakukan informed consent pada pihak responden.

3. Mempraktekkan prosedur teknik pemijatan perineum kepada responden dan bidan di Klinik Bersalin Fatimah Ali I Marendal Medan.

4. Melakukan pemijatan pada kelompok intervensi 1 x sehari dalam 15 menit selama 7 hari

5. Setelah 7 hari, Ibu melakukan kembali pemijatan perineum dirumah masing-masing sampai tiba waktunya persalinan.

6. Mengobservasi ruptur perineum yang terjadi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada saat persalinan


(49)

MASTER TABEL PEMIJATAN PERINEUM

No Responden

Kelompok Intervensi yang dilakukan pemijatan perineum

Kelompok Kontrol yang tidak dilakukan pemijatan perineum

Umur Pendidikan Pekerjaan Ruptur Umur Pendidikan Pekerjaan Ruptur

1 26 SMA IRT - 31 SMP IRT 

2 22 SMA SWASTA  22 SMA IRT 

3 24 SMP IRT - 32 SMP IRT 

4 32 SMA IRT  19 DIPLOMA PNS -

5 21 SMA IRT - 19 SMA SWASTA 

6 23 SMA PNS - 23 SMA SWASTA 

7 22 DIPLOMA PNS  27 DIPLOMA SWASTA -

8 28 SMA IRT - 26 SARJANA PNS 

9 33 SMA IRT  16 SMA SWASTA 

10 18 SMP IRT - 19 SMA SWASTA -

11 20 SMP IRT - 21 SMA SWASTA 

12 25 SMP SWASTA  32 SMP IRT 

13 31 DIPLOMA SWASTA - 21 SMP IRT 

14 26 DIPLOMA SWASTA - 22 DIPLOMA PNS 

15 21 SARJANA PNS - 28 SMP IRT 

16 22 SMA SWASTA  29 DIPLOMA SWASTA -

17 22 SMA IRT  27 SMA IRT 

18 25 DIPLOMA PNS - 19 SMA IRT 

19 26 SMP IRT - 25 SMP IRT 

20 29 SMP IRT  24 SMP SWASTA -

21 19 SMP SWASTA - 24 SMP SWASTA 

22 19 SARJANA PNS  15 SMA IRT 

23 27 DIPLOMA SWASTA - 26 SMA SWASTA 

24 31 SMP SWASTA - 25 SMA SWASTA 

25 23 SMA IRT - 24 DIPLOMA PNS 


(50)

Crosstabs

[DataSet0] G:\GW SIDANG KTI\CHI SQURE.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PIJATPERINEUM * RUPTUR

52 100.0% 0 .0% 52 100.0%

PIJATPERINEUM * RUPTUR Crosstabulation

RUPTUR

Total TERJADI

RUPTUR

TIDAK TERJADI RUPTUR PIJATPERINEUM TIDAK

DILAKUKAN

Count 21 5 26

% within PIJATPERINEUM 80.8% 19.2% 100.0%

DILAKUKAN Count 10 16 26

% within PIJATPERINEUM 38.5% 61.5% 100.0%

Total Count 31 21 52

% within PIJATPERINEUM 59.6% 40.4% 100.0%


(51)

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 9.665a 1 .002

Continuity Correctionb 7.988 1 .005

Likelihood Ratio 10.049 1 .002

Fisher's Exact Test .004 .002

Linear-by-Linear Association

9.479 1 .002

N of Valid Cases 52

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,50. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for PIJATPERINEUM (TIDAK DILAKUKAN /

DILAKUKAN)

6.720 1.915 23.577

For cohort RUPTUR = TERJADI RUPTUR

2.100 1.247 3.536

For cohort RUPTUR = TIDAK TERJADI RUPTUR

.313 .134 .727


(52)

OUT PUT KELOMPOK INTERVENSI

Frequencies

[DataSet1] D:\KAMPUS USU\KTI D4 USU\GW SIDANG KTI\YY SPSS INTERVENSI.sav

Statistics

umur1 Pendidikan1 Pekerjaan1

N Valid 26 26 26

Missing 0 0 0

Frequency Table

Pendidikan1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid smp 8 30.8 30.8 30.8

sma 11 42.3 42.3 73.1

doploma 5 19.2 19.2 92.3

sarjana 2 7.7 7.7 100.0

Total 26 100.0 100.0

umur1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 15-20 4 15.4 15.4 15.4

21-25 12 46.2 46.2 61.5

26-30 6 23.1 23.1 84.6

>31 4 15.4 15.4 100.0


(53)

Pekerjaan1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT 13 50.0 50.0 50.0

PNS 5 19.2 19.2 69.2

SWASTA 8 30.8 30.8 100.0


(54)

OUT PUT KONTOR

Frequencies

[DataSet2] D:\KAMPUS USU\KTI D4 USU\GW SIDANG KTI\yy spss kontrol.sav

Statistics

umur2 pendidikan2 pekeerjaan2

N Valid 26 26 26

Missing 0 0 0

Frequency Table

Umur2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 15-20 7 26.9 26.9 26.9

21-25 10 38.5 38.5 65.4

26-30 6 23.1 23.1 88.5

>31 3 11.5 11.5 100.0

Total 26 100.0 100.0

pendidikan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMP 8 30.8 30.8 30.8

SMA 12 46.2 46.2 76.9

DIPLOMA 5 19.2 19.2 96.2

SARAJANA 1 3.8 3.8 100.0


(55)

pekeerjaan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT 12 46.2 46.2 46.2

PNS 4 15.4 15.4 61.5

SWASTA 10 38.5 38.5 100.0


(56)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Tengku Royyany

Tempat/ Tanggal Lahir : Pekanbaru, 29 Mei 1986

Agama : Islam

Alamat : Jl. Hang Lekir No. 31 B Pekanbaru - Riau

Riwayat Pendidikan : 1990-1992 TK Pembina Pekanbaru 1992-1998 SDN 001 Rintis Pekanbaru 1998-2001 SMP N 4 Pekanbaru 2001-2004 SMU N 1 Pekanbaru

2005-2008 D III Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru


(1)

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 9.665a 1 .002

Continuity Correctionb 7.988 1 .005 Likelihood Ratio 10.049 1 .002

Fisher's Exact Test .004 .002

Linear-by-Linear Association

9.479 1 .002

N of Valid Cases 52

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,50. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for PIJATPERINEUM

(TIDAK DILAKUKAN / DILAKUKAN)

6.720 1.915 23.577

For cohort RUPTUR = TERJADI RUPTUR

2.100 1.247 3.536

For cohort RUPTUR = TIDAK TERJADI RUPTUR

.313 .134 .727


(2)

OUT PUT KELOMPOK INTERVENSI

Frequencies

[DataSet1] D:\KAMPUS USU\KTI D4 USU\GW SIDANG KTI\YY SPSS

INTERVENSI.sav

Statistics

umur1 Pendidikan1 Pekerjaan1

N Valid 26 26 26

Missing 0 0 0

Frequency Table

Pendidikan1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid smp 8 30.8 30.8 30.8

sma 11 42.3 42.3 73.1

doploma 5 19.2 19.2 92.3

sarjana 2 7.7 7.7 100.0

Total 26 100.0 100.0

umur1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 15-20 4 15.4 15.4 15.4

21-25 12 46.2 46.2 61.5

26-30 6 23.1 23.1 84.6

>31 4 15.4 15.4 100.0

Total 26 100.0 100.0


(3)

Pekerjaan1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT 13 50.0 50.0 50.0

PNS 5 19.2 19.2 69.2

SWASTA 8 30.8 30.8 100.0


(4)

OUT PUT KONTOR

Frequencies

[DataSet2] D:\KAMPUS USU\KTI D4 USU\GW SIDANG KTI\yy spss

kontrol.sav

Statistics

umur2 pendidikan2 pekeerjaan2

N Valid 26 26 26

Missing 0 0 0

Frequency Table

Umur2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 15-20 7 26.9 26.9 26.9

21-25 10 38.5 38.5 65.4

26-30 6 23.1 23.1 88.5

>31 3 11.5 11.5 100.0

Total 26 100.0 100.0

pendidikan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMP 8 30.8 30.8 30.8

SMA 12 46.2 46.2 76.9

DIPLOMA 5 19.2 19.2 96.2

SARAJANA 1 3.8 3.8 100.0

Total 26 100.0 100.0


(5)

pekeerjaan2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT 12 46.2 46.2 46.2

PNS 4 15.4 15.4 61.5

SWASTA 10 38.5 38.5 100.0


(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama

: Tengku Royyany

Tempat/ Tanggal Lahir

: Pekanbaru, 29 Mei 1986

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Hang Lekir No. 31 B

Pekanbaru - Riau

Riwayat Pendidikan

: 1990-1992 TK Pembina Pekanbaru

1992-1998

SDN 001 Rintis Pekanbaru

1998-2001

SMP N 4 Pekanbaru

2001-2004

SMU N 1 Pekanbaru

2005-2008

D III Akademi Kebidanan Internasional

Pekanbaru