Peningkatan Hasil Belajar Fisika Melalui Pendekatan Konkruktivisme dengan Metode Siklus Belajar Karpulus pada Siswa Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Polut (Polongbangkeng Utara) Kabupaten Takalar - Repositori UIN Alauddin Makassar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PENDEKATAN
KONSTRUKTIVISME DENGAN METODE SIKLUS BELAJAR KARPLUS PADA
SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 1 POLUT (POLONGBANGKENG UTARA)
KAB. TAKALAR

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhui Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana
(S1) Pada jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negri
(UIN) Alauddin Makassar
Oleh :
MUKRIMA
NIM :20600112098

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2016

i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:
“Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu dari pada yang
sekarang (permulaan)” (QS.Adhdhuhaa : 4)
“...Allah meninggikan orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan ,beberapa derajad (tingkatan)” (QS. Al Mujaadilah : 11)
“...sesungguhya Allah tidak akan mengubah keadaan (nasib) suatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS.
ArRa’d : 11)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. A Lam Nasyrah: 6)

PERSEMBAHAN:
Dengan mengucap rasa syukur atas segala nikmat dari Allah SWT
karyaku ini kupersembahkan kepada :
Orang tuaku, Saudara/i dan Sahabatku yang tercinta yang telah membantuku
dan mendoakanku.

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

: Mukrima

Nim

: 20600112098

Tempat/ Tgl. Lahir

: Kolaka, 03 Oktober 1993

Jur/Prodi/Konsentrasi : Pendidkan Fisika
Fakultas/ Program

: Tarbiyah dan Keguruan

Alamat

: Jln Mamoa Raya No 2


Judul

: “Peningkatan Hasil Belajar Fisika Melalui Pendekatan
Konstruktivisme dengan Metode siklus Belajar karplus Pada
siswa kelas XI IPA2 SMA negeri 1 Polut Kab. Takalar”
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan
dupilikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka
skripsi dan gelar yang diperolaeh karenanya batal demi hukum.
Samata Gowa, 29 Februari 2016
Penyusun

MUKRIMA
NIM: 20600112098

iv

KATA PENGANTAR


Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji syukur tiada hentinya penulis
haturkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pemberi Petunjuk, Anugerah dan
Nikmat yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
yang

berjudul

“Peningkatan

Hasil

Belajar

Fisika

melalui

Pendekatan


Konstruktivisme dengan Metode Siklus Belajar Karplus pada Siswa kelas XI
IPA2 SMA Negeri 1 Polut Kabupaten Takalar” Allahumma Sholli A’la Sayyidina
Muhammad, penulis curahkan kehadirat junjungan umat, pemberi syafa’at,
penuntun jalan kebajikan, penerang di muka bumi ini, seorang manusia pilihan
dan teladan kitaRasullulah SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikut
Beliau hingga akhir zaman, Amin.
Penulis merasa sangat berhutang budi pada semua pihak atas kesuksesan
dalam penyusunan skripsi ini, sehingga sewajarnya bila pada kesempatan ini
penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang memberikan
semangat

dan bantuan, baik secara material maupun spiritual. Skripsi ini

terwujud berkat uluran tangan dari insan-insan yang telah digerakkan hatinya oleh
Sang Khaliq untuk memberikan dukungan, bantuan dan bimbingan bagi penulis.
Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih dan rasa hormat yang tak
terhingga dan teristimewa kepada kedua orang tuaku, Muh. Jafar dan Ibunda Hj.
Anare atas segala doa dan pengorbanannya yang telah melahirkan, mengasuh,


vi

memelihara, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang serta
pengorbanan yang tak terhitung sejak dalam kandungan hingga dapat
menyelesikan studiku dan selalu memberikanku motivasi dan dorongan baik moril
dan materil yang diberikan kepada penulis.
Selanjutnya ucapan terimakasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya,
penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Mussafir Pabbabari M.Si selaku Rektor UIN Alauddin
Makassar beserta pembantu Rektor I, II, III atas segala fasilitas

yang

diberikan dalam menimba ilmu didalamnya.
2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan beserta Pembantu Dekan I, II, III atas segala fasilitas
yang diberikan kepada penulis.
3. Dr. H. Muh. Qadafi, S,Si. M.Si. dan Ibu Rafiqah, S.Si. M.Pd. selaku
Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang senantiasa

memberikan dorongan, bimbingan dan nasehat penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Muh. Yusuf Hidayat,M.Pd. selaku mantan ketua jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar yang senantiasa memberikan dorongan, bimbingan dan
nasehat penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Miskyat Malik Ibrahim. M.Si. dan Bapak Ali Umar Dhani, S.Pd.
M.P.Fis.selaku Pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah banyak

vii

meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Gubernur Sulawesi Selatan, Kepala Sekolah beserta guru danstaf SMA
Negeri 1 Polut Kab.Takalaryang telah bersedia memberikan izin
penelitian dalam rangka penyelesaian skripsi ini.
7. Suarni S.Km dan Suparman S. Pd. Gr. selaku kakak dan orang tua buat
saya yang telah senantiasa memberikan semangat dan motivasi.
8. Suhardiman, S. Pd. M.Pd selaku kakak yang telah memberikan banyak
dukungan dan membantu proses mulai dari instrumen sampai dengan
penyelesaian skripsi ini.

9. Buat adikku tercintaRukaiya yang senantiasa memberikan semangat,
motivasi, serta doa kepada penulis.
10. Rekan-rekan seperjuanganku (Nining Setiawati, Rini Astuti, Rahma
wati Andina Syamharwani Muhksyam, Nur Aisyah, Ridho Kharisma
Syam,

Nurhikmhh H. Abdul Rahman, Muh.Subhan, Rahman jaya,

Bandi, Ade Irmawati, ayu Abriani Yuni, Yuli Yatidan Sitti Zam zam)
yang telah menorehkan kenangan, semoga rasa kebersamaan yang kita
bina selama ini akan tetap tersimpandidalam hati untuk bekal untuk
memaknai kehidupan.
11. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2012 khususnya fisika C tanpa
terkecuali atas kebersamaannya menjalani hari-hari perkuliahan, telah
berbagi pengalaman dan keceriaan melewati masa perkuliahan semoga

viii

menjadi kenangan terindah yang tak terlupakan dan yang dicita-citakan
dapat tercapai.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik yang
sifatnya konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis memohon ridha dan
magfirahnya, semoga segala dukungan serta bantuan semua pihak mendapat
pahala yang berlipat ganda di Sisi Allah SWT, semoga karya ini dapat bermanfaat
kepada para pembaca, Amin…
Wassalam.
Samata Gowa,

Maret 2016

Penulis

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL


i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBIMBING

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

v

KATA PENGANTAR


vi

DAFTAR ISI

x

DAFTAR TABEL

xiii

DAFTAR GAMBAR

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

xv

ABSTRAK

xvi

ABSTRAC

xvii

BAB I PENDAHULUAN

1-7

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Rumusan Masalah

6

C. Hipotesis Tindakan

6

D. Definisi Operasional Dan Runag Lingkup Penelitian

6

E. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian

7

BAB II TINJAUAN TEORITIS

8-22

A. Pendekatan Mengajar dan Kostruktivisme
1. Pengertian Pendekatan Mengajar

x

8
8

2. Kostruktivisme Pembelajaran

9

B. Siklus Belajar Karplus

12

1. Pengertian Siklus Belajar Karplus

12

2. Tahap-tahap Siklus Belajar Karplus

13

C. Hasil Belajar

15

1. Pengertian Hasil Belajar

15

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

19

D. Kerangka Pikir

21

BAB III METODE PENELITIAN

23-34

A. Jenis Penelitian Dan Rancangan Penelitian

23

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

28

C. Metode Pengumpulan Data

28

D. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

29

E. Indikator Keberhasilan

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

35-70

A. Deskripsis Pra Penelitian Tindakan Kelas

35

B. Deskripsis Prosedur Dan Hasil Penelitian

37

C. Pembahasan

65

D. Keterbatasan Penelitian

70

BAB V PENUTUP

71-72

A. Kesimpulan

71

B. Implikasi Penelitian

72

xi

DAFTAR PUSTAKA

73-75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

76-164

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

165

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Bagan Kerangka Pikir Pendekatan Konstruktivisme dengan
Metode Siklus Belajar Karplus

22

Gambar 3.1: Skema Penelitian Tindakan Kelas

24

Gambar 4.1: Siswa Mendengarkan Penjelasan Peniliti

39

Gambar 4.2: Siswa sedang Melakasanakan Diskusi Kelompok

40

Gambar 4.3: Siswa Mempersentasekan Hasil Diskusinya

41

Gambar 4.4: Diagram Batang Hasil Belajar Fisika Siswa, Nilai Tugas,
Nilai kelompok dan Nilai Akhir Tes

50

Gambar 4.5: Diagram Batang Hasil Belajar fisika Siswa, Nilai Tugas,
Nilai kelompok dan Nilai Tes Akhir

63

Gambar 4.6: Diagram Persentase Kuisioner Respon Siswa

64

Gambar 4.7: Diagram Batang Nilai Rata-rata dan Persentase Hasil Belajar Siswa

68

xiv

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. : Pengkattegorian Aktivitas Siswa

30

Tabel 3.2. : Pedoman Skor Angket Kuisioner Respon Siswa

31

Tabel 3.3. : Kualifikasi Persentase skor Anket Kuisioner Respon Siswa

31

Tabel 4.1. : Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Fisika Kelas XI IPA 5

36

Tabel 4.2. : Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

47

Tabel 4.3. : Data Hasil Lembar observasi Penilaian Efektif Siswa Siklus

49

Tabel 4.4 : Data Hasil Observasi Penilaian Psikomotorik Siswa siklus 1

49

Tabel 4.5. : Nilai Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA2 SMA Neg 1 Polut

50

Tabel 4.6. : Data Lembar Observasi Aktivitas Siswa SMA Neg I Polut

60

Tabel 4.7. : Data Hasil Lembar observasi Penilaian Efektif Siswa Siklus II

61

Tabel 4.8. : Data Hasil Observasi Penilaian Psikomotorik Siswa siklus II

62

Tabel 4.9. : Nilai Hasil Belajar Fisika Siswa kelas XI IPA2 SMA Neg I Polut

63

Tabel 4.10: Analisis Hasil Kuisioner Respon Siswa Terrhadap Pembelajaran Fisika

65

Tabel 4.11: Nilai Rata-rata Fisika Kelas XI IPA2 Berdasarkan Hasil Tes Siklus I dan II 68
Tabel 4.12. Ketuntasan Belajar Siswa XI IPA2 Berdasarkan Hasil Tes Siklus I dan II

xiii

70

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Bagan Kerangka Pikir Pendekatan Konstruktivisme dengan
Metode Siklus Belajar Karplus

22

Gambar 3.1: Skema Penelitian Tindakan Kelas

24

Gambar 4.1: Siswa Mendengarkan Penjelasan Peniliti

39

Gambar 4.2: Siswa sedang Melakasanakan Diskusi Kelompok

40

Gambar 4.3: Siswa Mempersentasekan Hasil Diskusinya

41

Gambar 4.4: Diagram Batang Hasil Belajar Fisika Siswa, Nilai Tugas,
Nilai kelompok dan Nilai Akhir Tes

50

Gambar 4.5: Diagram Batang Hasil Belajar fisika Siswa, Nilai Tugas,
Nilai kelompok dan Nilai Tes Akhir

63

Gambar 4.6: Diagram Persentase Kuisioner Respon Siswa

64

Gambar 4.7: Diagram Batang Nilai Rata-rata dan Persentase Hasil Belajar Siswa

68

xiv

ABSTRAC
NAME
NIM
TITLE

: Mukrima
: 20600112098
: “Make-Up of Result learn Physics Through Approach
of Konstruktivisme with Method Cycle Learn Karplus
Student Class of XI IPA2 Polut (Polongbangkeng
North) Kab. Takalar”

This research aim to to know the make-up of result learn class student physics of XI
IPA2, passing the Make-Up of Result learn Physics Through Approach of Konstruktivisme
with Method Cycle Learn Karplus Student Class of XI IPA2 Polut Kab. Takalar
used Method Research that is type research of Research Of Action Class ( Classroom
Action Research) or which is ordinary to be shortened with PTK. this Location Research is
SMA Country 1 Polut ( Polongbangkeng North) which located in Sub-Province of Takalar.
this Subjek Research of class student dalah of XI IPA2 anomalous semester of school year
2015 with amount of student counted 37 people. Procedure research of this class action [is]
executed in two cycle that is cycle of I and cycle of II. Cycle of I and cycle of II represent
activity network which each other is interconnected, in artian execution of cycle of II
represent repair continuation of cycle I. the Each cycle performed the four of meeting
times;rill which consist of thrice process learn to teach to be added once cycle tes. And
each;every cycle consist of four phase namely planning , action, observation and refleksi
Result of research cycle of I [is] 37,83% and happened the make-up of result learn
which signifikan cycle of II, where obtained percentage value that is 94,59%. Pursuant to
assessment of observation result of afektif and of psikomotorik happened the make-up of
from cycle 1 to cycle of II that is with percentage of cycle 1 is 54,18% and cycle of II
81,26%. Assessment of psikomotorik also happened the make-up of with percentage 65,16 %
becoming 74,47% and have been categorized goodness. Result of research which have been
executed, can be concluded that execution of study by applying Approach of Konstruktivisme
with Method Cycle Learn Karplus can improve result learn student physics items of is Effort
and Energi [in] class of XI IPA2 SMA Country 1 Polut ( Polongbangkeng North) Kab.
Takalar.
Research implication namely To school [party/ side], expected method to learn this
can become alternative method of in SMA Country 1 Polut and earn bergantian
dilaksanakansecara with other study model. Because Approach of konstruktivisme through
method learn karplus can improve Result Learn Physics student and To other researcher can
do furthermore research use Approach of konstruktivisme method learn karplus by including
aspect besides Result Learn and application it different study items or subject besides
Physics.

xvii

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserti
didik agar manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut
pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional1. Dijelaskan disurah al-mujadilah sebagai berikut:
              

               

 

Artimya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.2
Pendidikan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk
menyiapkan siswa menghadapi masa yang akan datang. Pendidikan berperan penting
1

Trianto, Penelitian Tindakan Keals ( Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2011), h. 3.
Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Dapertemen Agama RI, Alqu’ran dan TerjemahanI (
Semarang: PT Karya Toha Putra Semarang, 1995), h. 908.
2

1

2

dalam mempersiapkan siswa menghadapi berbagai tantangan hidup di masa yang
akan datang.3
Proses

pembelajaran

masih

sering

ditemui

adanya

kecenderungan

meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran
menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga mereka lebih banyak
menunggu sajian guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan,
keterampilan atau sikap yang mereka butuhkan.
Guru sebagai salah satu komponen pendidikan mempunyai peran yang cukup
besar mengingat posisi dan peranan guru yang bersentuhan langsung dengan siswa
melalui proses belajar mengajar di sekolah. Maka guru dituntut untuk dapat lebih
peka terhadap kondisi atau faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya mutu
pendidikan dalam hal ini adalah hasil belajar siswa. Dalam upaya peningkatan
kualitas, baik proses maupun hasil pengajaran yang merupakan tugas dan tanggung
jawab guru. Maka salah satu upaya yang ditempuh adalah melalui pengajaran yang
menekankan kepada cara belajar siswa aktif.
Hasil belajar merupakan indikator yang akan di capai oleh siswa setelah
pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung. Upaya peningkatan hasil belajar siswa
tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Untuk meningkatkan hasil
belajar siswa maka guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan
pembelajaran Fisika di kelas.4

Astutik, Sri,” Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model siklus Belajar (Learning
cyle 5e) Berbasis Eksperimen Pada Pembelajaran sains di SDN Patrangi Jember”, Jurnal (FKIP
Universitas Jember, 2012), h. 2.
4
Wiwit, Sutiani, Penerapan Model Siklus Belajar 5e (Learning Cycle) Melalui Puzzle Gelkon
(Gelas Konsep) Sebagai Media Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Xb Sman 6 Kota
Bengkulu, Skripsi (Bengkulu: Unuversitas Bengkulu, 2014), h. 6.
3

3

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari kamis dan jumat (27-28
September 2015) di SMA Negeri 1 Polut (Polongbangkeng Utara) menggambarkan
bahwa kondisi kelas yang sangat tidak afektif dikarenakan jumlah siswa didalam
kelas terdapat 37 orang, tidak sesuai dengan kapasitas SMA hanya berjumlah 32
orang5 dan hasil belajar fisika tahun pelajaran 2014/2015 selama proses semester
ganjil berlangsung pada siswa kelas XI SMA Neg 1 Polut yang terdiri dari 37 siswa
masih rendah, dimana siswa yang memperoleh nilai diatas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yaitu 75 hanya ada 6 siswa dengan persentase sebesar 16,21 % (kategori
tuntas), sedangkan yang memperoleh nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) ada 31 siswa dengan persentase sebesar 83,78 % (kategori tidak tuntas).
Fenomena ini terjadi karena guru masih menggunakan metode mengajar yang
hanya berpusat pada guru dimana siswa tidak aktif dan kurang termotivasi sehingga
dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. Dari hasil observasi tersebut,
merupakan salah satu alasan perlunya mencari suatu alternatif lain atau model
pembelajaran lain dalam proses belajar mengajar. Salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah kegiatan belajar mengajar yang terjadi di kelas.
Diantaranya adalah model pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu perlu
diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
sehingga siswa dapat menyerap konsep-konsep yang sedang dipelajarinya.
Menurut teori konstruktivis, satu prinsip dalam psikologi pendidikan adalah
bahwa guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi siswa harus
membangun sendiri pengetahuannya. Oleh karena itu melalui pendekatan

5

Rusman, Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT
Raja Gravindo Persada, 2014), h. 380.

4

konstruktivisme dengan metode siklus belajar Karplus ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar.6
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mencoba menerapkan salah satu
pembelajaran yang kiranya dapat mengatasi permasalahan yang telah disebutkan
sebelumnya. Pembelajaran tersebut adalah pembelajaran Konstruktivisme dengan
siklus belajar Karplus. Model pembelajaran ini membiasakan siswa untuk terlebih
dahulu mengeksplorasi materi pembelajaran secara bebas sebelum materi tersebut
dijelaskan oleh guru.
Menurut Sri Astutik Pendekatan konstruktivisme dengan metode siklus belajar
Karplus, pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dalam struktur kognitifnya dengan
siklus eksplorasi, term introduction, concept application. Pengetahuan awal ini dapat
mempermudah siswa dalam menerima pelajaran selanjutnya, tetapi dapat pula
mempersulit siswa. Karena itu guru harus mengetahui terlebih dahulu konsepsi awal
siswa mengenai konsep yang akan diajarkan. Guru harus menciptakan kegiatan dalam
pembelajaran yang dapat mengubah konsepsi awal siswa yang belum sesuai dengan
konsep yang sedang dipelajari atau menyempurnakan konsep awal yang kurang
lengkap. Oleh karena itu diperlukan suatu model mengajar yang memenuhi syarat
tertentu. Sedangkan keuntungan dari metode

siklus belajar Karplus ini adalah

Meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran dan Pembelajaran menjadi lebih bermakna.7

Astutik, Sri,” Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model siklus Belajar (Learning
cyle 5e) Berbasis Eksperimen Pada Pembelajaran sains di SDN Patrangi Jember”, Jurnal (FKIP
Universitas Jember, 2012), h. 4.
6

Astutik, Sri,” Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model siklus Belajar (Learning
cyle 5e) Berbasis Eksperimen Pada Pembelajaran sains di SDN Patrangi Jember”, Jurnal (FKIP
Universitas Jember, 2012), h. 4.
7

5

Berdasarkan penelitian sebelumnya, model pembelajaran dengan siklus
belajar pernah diterapkan oleh Dyah Titin Kurniatin dan diperoleh kesimpulan bahwa
keaktifan siswa meningkat serta hasil belajar yang dicapai pun lebih baik setelah
diterapkan model Learning Cycle 5E di SMA Negeri 6 Malang. Begitu pula dengan
data penelitian yang diperoleh dari Jurnal Pendidikan Inovatif Vol. 3, Nomor 1,
September

2007,

dengan

judul

penelitian

yaitu

Penerapan

Pendekatan

Konstruktivisme pada Pembelajaran Theorema Phytagoras di Kelas 8 SMP Nasional
KPS Balikpapan diperoleh hasil bahwa pembelajaran Teorema Phytagoras dengan
menggunakan pendekatan Konstruktivisme dinyatakan efektif, dan begitu pula
dengan penelitian yang diperoleh dari jurnal Pendidikan Fisika MIPA Universitas
Tadulako, dengan judul penelitian Penerapan Pembelajaran Konstrukvisme dengan
Siklus Belajar Karplus untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa VIIb3 SMP Negeri
14 Palu.8
Berpedoman dari penelitian diatas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian dengan menerapkan pembelajaran Konstruktivisme yang dipadukan
dengan siklus belajar seperti yang digunakan pada penelitian tersebut diatas. Namun
yang membedakannya, pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan siklus belajar
5E, melainkan menggunakan siklus belajar 3E, dengan pertimbangan objek penelitian
SMA Negeri 1 Polut (Polongbangkeng Utara) Kab. Takalar.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini, dan
mencoba melakukan suatu penelitian dengan judul: ”Peningkatan Hasil Belajar Fisika

Putu Widi dkk, “ Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme dengan Siklus Belajar Karplus
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa VIIb SMP Negri 14 Palu”, Jurnal, (Sulawesi Tengah:
Pendidikan Fisika MIPA Unuversitas Tadulako, 2012), h. 1-9
8

6

Melalui Pendekatan Konstruktivisme Dengan Metode Siklus Belajar Karplus Pada
Siswa Kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Polut ( Polongbangkeng Utara) Kab. Takalar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah duraikan di atas maka masalah yang
menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah: “Apakah melalui pendekatan
konstruktivisme dengan metode siklus belajar Karplus dapat meningkatkan hasil
belajar fisika siswa kelas XI SMA Neg 1 Polut Kab. Takalar ?
C. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan penelitian yang diajukan adalah

“Jika dalam

proses pembelajaran fisika digunakan pendekatan konstruktivisme dengan metode
siklus belajar Karplus maka hasil belajar fisika siswa kelas XI SMA Negeri 1
Polongbangkeng Utara dapat meningkat”.
D. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian
Memberikan konsep yang sama dan menghindari kesalahan penasiran terhadp
istilah-istilah yang digunakan penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi
operasional sebagai berikut:
1. Pendekatan konstruktivisme dengan metode siklus belajar Karplus :
Suatu pendekatan pembelajaran dimana pada saat pembelajaran berlangsung
guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk menggali pengetahuan
yang ada dalam struktur kognitif mereka. Dimana dalam pembelajaran ini melalui
siklus Karplus yaitu eksplorasi (exploration), pengenalan istilah (term introduction),
dan aplikasi konsep (concept application)

7

2. Hasil belajar
Nilai yang diperoleh dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik peserta
didik yang diukur dengan lembar observasi dan tes. Untuk aspek afektif dan
psikomotorik diukur menggunakan lembar observasi sedangkan untuk aspek
kognitifnya di ukur menggunakan tes.
E. Tujuan dan Manfaaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa XI SMA Negeri 1 Polutmelalui
pendekatan konstruktivisme dengan metode siklus belajar Karplus.
2. Manfaaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil pelaksanaan penelitian
ini di antaranya adalah:
a. Bagi siswa, melalui pendekatan konstruktivisme dengan menggunakan metode
belajar karplus diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata
pelajaran fisika.
Bagi guru, khususnya guru mata pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Polut
b. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan

kualitas

pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil belajar fisika.

c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan dan
pertimbangan khususnya yang berminat mengembangkan hasil penelitian ini.

8

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pendekatan Mengajar dan Konstruktivisme
1. Pengertian Pendekatan Mengajar
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu.9
Ditinjau dari pendekatannya, terdapat dua jenis pendekatan pembelajaran,
yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang beriorentasi atau berpusat pada
siswa(student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang beriorentasi
atau berpusat pada guru ( teacher centered approach).
Menurut Suparman yang dimaksud dengan pendekatan mengajar adalah:10
“Suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan oleh guru.
Selain itu, pendekatan mengajar dapat pula diartikan sebagai instruktur atau
strategi yang dikuasai guru untuk mengajar dan menyajikan bahan pelajaran
kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran tersebut dapat ditangkap,
dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik”
Pendekatan mengajar akan lebih efektif digunakan bila memperhitungkan
kemampuan dan kesiapan mental siswa sehingga tujuan pengajaran akan tercapai
secara optimal. Kemampuan, keterampilan, dan sikap yang dipilih guru harus relevan

9

Rusman, Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT
Raja Gravindo Persada, 2014), h. 380.
10
Suparman, A, Desain Intriksional ( Jakarta: Dapertemen Pendidikan dan
Kebudayaan,1991), h.18

8

9

dengan tujuan belajar dan disesuaikan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa.
Hal ini dimaksudkan agar terjadi interaksi antara guru dan siswa.11
Lebih lanjut Engkoswara mengemukakan bahwa persoalan bagaimana
memilih pendekatan mengajar tergantung kepada tujuan mengajar, bahan apa yang
diajarkan, siapa siswa yang diajar, dan fasilitas atau perlengkapan mengajar yang
digunakan. 12
Pendekatan mengajar yang diterapkan dalam proses pembelajaran dikatakan
efektif bila menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Semakin
besar pengaruhnya untuk menghasilkan sesuatu yang diharapkan, maka dapat
dikatakan semakin efektif pendekatan mengajar

tersebut. Selanjutnya, suatu

pendekatan mengajar dikatakan efisien jika penerapan dalam menghasilkan sesuatu
yang diharapkan itu relatif menggunakan tenaga, usaha, pengeluaran biaya, dan
waktu minimum. Dengan kata lain semakin kecil tenaga, usaha, biaya dan waktu
yang dikeluarkan, maka semakin efisien pendekatan mengajar tersebut.
2. Pembelajaran Konstruktivisme
Konstruktivisme yang merupakan landasan filosofis pendekatan contextual
teaching and learning (CTL) adalah pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dalam
struktur kognitifnya dan memberinya makna melalui pengalaman nyata. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan
diingat. Siswa dibiasakan dalam pembelajaran dibiasakan agar mampu membangun
sendiri pengetahuannya melalui keterlibatannya secara aktif dalam proses belajar
mengajar.

11

Suparman, A, Desain Intriksional ( Jakarta: Dapertemen Pendidikan dan
Kebudayaan,1991), h.18
12
Engkoswara, Dasar-dasar Metodologi Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 1988), h. 415.

10

Pendekatan konstuktivis di dalam tujuan pembelajaran berorientasi melatih
siswa untuk dapat berpikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar
dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan
orang lain. Dengan bekal berpikir kritis dan memproses pengetahuan yang diperoleh,
juga siswa diharapkan dapat memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan nyata
dengan cara menemukan berbagai alternatif solusi masalah.
Menurut Nurhayati13 dalam pelaksanaannya,

pendekatan konstruktif

memiliki lima prinsip pembelajaran, yaitu: (i) menghindarkan siswa dari faktorfaktor

potensial

yang

memberikan

efek negatif dalam pembelajaran; (ii)

menyediakan situasi dan kondisi belajar yang mendorong

timbulnya sikap

mandiri dan bekerja sama di antara siswa; (iii) menanamkan motivasi belajar pada
aktivitas belajar pada aktivitas belajar itu sendiri.
Menurut teori kontruktivis, satu prinsip paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada
siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan yang ada di alam benaknya.
Guru dapat memberikan kemudahan dalam proses ini, dengan memberikan
kesempatan pada siswa untuk menemukan ide mereka sendiri.
Praktek

pembelajaran konstruktivitik oleh guru menghasilkan siswa yang

mencapai lebih banyak tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran termasuk adalah
penguasaan konsep-konsep dasar (yang bukan berarti hanya menghafalkan saja atau
mengenal kembali definisi), penggunaan keterampilan proses dasar (dasar situasi
baru), kemampuan untuk menggunakan, menginterpretasi, dan mensintesis informasi;

13

Asriani, Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Konstruktivisme
Dengan Metode Siklus Belajar Karplus Pada Siswa Kelas XI IPA2 SMA Negeri 9 Makassar , Skripsi
(Makassar: Universitas Negeri Makassar, 2009), h.17

11

peningkatan

keterampilan

kreativitas

(bertanya,

menyarankan

penyebab,

memprediksi konsekuensi) dan pengembangan sikap positif terhadap sains, sekolah,
kelas, guru dan karier.
Dari segi strategi pembelajaran, bahwa penyajian materi ditekankan pada
penggunaan pengetahuan secara bermakna yang mengikuti urutan dari keseluruhan ke
bagian-bagian. Pembelajaran lebih banyak diorientasikan untuk meladeni pertanyaanpertanyaan atau pandangan siswa, aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada data
primer dan bahan menipulatif dengan penekanan pada keterampilan berpikir kritis
dalam hal: menganalisis, membandingkan, memprediksi, dan menghipotesis.
Konstruktivis beranggapan bahwa dalam hal belajar adalah ”strategi
memperoleh” lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa yang
memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu tugas guru adalah memfasilitasi
proses pembelajaran dengan:
a. Menjadikan pengetahuan bermakna bagi siswa
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkannya
sendiri.
c. Menyadarkan siswa agar menerapkan cara mereka sendiri dalam belajar
Menurut Piaget juga bicara soal pengaruh lingkungan sosial terhadap
pergembangan pemikiran anak, tetapi tidak secara jelas memberikan model
bagaimana hal itu terjadi. Bagi Piaget, dalam taraf-taraf pergembangan kognitif yang
lebih rendah, pengaruh lingkungan sosial lebih dipahami oleh anak sama dengan
objek-objek yang diamati oleh anak. Pengaruh lingkungan sosial menjadi lebih jelas.

12

Dalam taraf ini, bertukar gagasan dengan teman-teman dan mendiskusikan bersama
pendirian masing-masing.14
Menurut Piaget, setiap manusia mempunyai struktur kognitif dalam otaknya
seperti kotak–kotak yang masing-masing berisi informasi bermakna yang berbedabeda. Pengalaman sama bagi beberapa orang akan dimaknai berbeda oleh masingmasing individu. Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan struktur kognitif
yang telah ada dalam otak.15
Kesimpulan dari uraian diatas Pendekatan mengajar dan konstruktivisme akan
lebih efektif digunakan bila kemampuan dan kesiapan mental siswa lebih mantap
sehingga pencapaian pengajaran akan tercapai secara maximal. Kemampuan,
keterampilan, dan sikap yang dipilih guru harus relevan dengan tujuan belajar dan
disesuaikan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Hal ini dimaksudkan agar
terjadi interaksi antara guru dan siswa.
B. Siklus belajar Karplus
1. Pengertian Siklus belajar Karplus
Siklus belajar merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan
kontruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu:
a. Eksplorasi (exploration),
b. Pengenalan konsep (concept introduction), dan
c. Penerapan konsep (konsep application).

14

Suparno, Paul, Teori Pengembangan Kognitif Jean Piaget (Jakarta: Konisius, 2004), h. 41.
Natsir, Muhammad., Strategi Pembelajaran Fisika (Makassar: Universitas Negri Makassar,
2004),h. 59.
15

13

2. Tahap- tahap Siklus Belajar Karplus
Menurut Sri Astutik16 Robert Karplus pertama kali memberi istilah fase-fase
dalam siklus belajar adalah:
a. Exploration (Eksplorasi)
Pada fase awal, eksplorasi, siswa belajar sendiri dengan melakukan kegiatankegiatan dan reaksi-reaksi dalam situasi baru. Mereka menemukan bahan-bahan dan
ide-ide baru dengan bimbingan minimal. Pengalaman-pengalaman baru dapat
menumbuhkan pertanyaan-pertanyaan atau masaah-masalah yang tidak dapat mereka
pecahkan dengan cara berfikir yang biasa mereka gunakan. Dalam cara ini eksplorasi
memberi kesempatan pada para siswa untuk menyampaikan perbedaan-perbedaan
mendasar, atau paling tidak menyampaikan ketidakpuasan yang berhubungan dengan
ide mereka.
Pada tahap eksplorasi dibentuk kelompok-kelompok kecil antara 2-4 siswa,
kemudian diberi kesempatan untuk bekerja samadalam kelompok kecil tanpa
pembelajaran langsung dari guru. Dalam kelompok ini siswa didorong untuk menguji
hipotesis dan atau membuat hipotesis baru, mencoba alternatif pemecahannya dengan
teman sekelompok, melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide atau pendapat
yang berkembang dalam diskusi. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan
motivator. Pada dasarnya tujuan tahap ini adalah mengecek pengetahuan yang
dimiliki siswa apakah sudah benar, masih salah, atau mungkin sebagian salah,
sebagian benar.

Astutik, Sri,” Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model siklus Belajar (Learning
cyle 5e) Berbasis Eksperimen Pada Pembelajaran sains di SDN Patrangi Jember”, Jurnal (FKIP
Universitas Jember, 2012), h. 4
16

14

b. Term Introduction (Pengenalan istilah)
Fase kedua, pengenalan istilah mulai dengan pengenalan suatu istilah baru,
istilah-istilah tersebut menjadi acuan/rujukan bagi pola-pola yang ditemukan selama
eksplorasi.
Pengajar

mengumpulkan

informasi

dari

siswa

tentang

pengalaman

eksplorasinya dan menggunakan informasi tersebut untuk mengenalkan konsep utama
dari pelajaran serta setiap kosa kata yang berhubungan dengan konsep. Selama fase
ini, pengajar menggunakan buku acuan, bantuan audio-visual, bahan tertulis lainnya
atau ceramah singkat.
c. Concept Application (Aplikasi konsep)
Fase terakhir siklus belajar, aplikasi konsep, siswa mempergunakan istilah
baru atau pola piker untuk memperkaya contoh-contoh. Aplikasi konsep diperlukan
bagi beberapa siswa untuk memperluas batas berlakunya konsep-konsep baru. Tanpa
keanekaragaman penerapan, arti suatu konsep bisa tetap tidak berguna bagi contoh
yang digunakan pada saat mula-mula didefinisikan dan didiskusikan. Fase aplikasi
konsep berhubungan dengan fase sebelumnya, pengenalan istilah. Suatu konsep di
definisikan sebagai suatu pola mental yang berkenaan dengan simbol verbal.
Eksplorasi memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan pola.
Pengenalan istilah memberi guru kesempatan untuk memperkenalkan istilah dan
memberi kesempatan siswa untuk memadukan pola dan istilah yang kemudian
dipakai untuk membentuk konsep. Akhirnya aplikasi konsep membawa siswa untuk
menemukan penerapan-penerapan suatu konsep dalam konteks yang baru.
Pembahasan eksplorasi secara berkala memerlukan aplikasi konsep-konsep
awal yang menumbuhkan kemauan untuk pengenalan istilah-istilah baru. Pembahasan

15

pengenalan istilah kadang kala menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang jawaban
terbaiknya adalah dengan memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan sendiri
penemuan aplikasi konsep baru. Aktivitas-aktivitas aplikasi konsep dapat memberi
kesempatan menggunakan istilah-istilah yang dikenalkan sebelumnya, dan beberapa
aktivitas tersebut dapat memberi kesempatan siswa untuk menemukan pola baru.
Kesimpulan dari uraian diatas yakni siklus belajar karplus adalah metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran fisika yang memiliki 3 tahap yang dimana
eksplorasi yaitu pehamaman awal siswa, pengenalan istilah yaitu peserta didik
mendengarkan penjelaskan tentang materi yang dieksplorasikan dan aplikasi konsep
yaitu memberian soal kepeserta didik.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan17 Sedangkan menurut Bloom, hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif adalah
knowledge (pengetahuan), comprehension (pemahaman), application (menerapkan),
analysis (menguraikan), synthesis (mengorganisasikan), dan evaluation (menilai).
Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),
valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain
psikomotor meliputi initiatory pre-routine, dan rountinized18
Belajar

merupakan

suatu

proses

aktif

dalam

memperoleh

pengalaman/pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku.

17

Suprijono, agus Cooperatif Learning ( Yokyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 6.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar(Jakarta: Raja Gravindo Persada, 2012),

18

h. 23-24.

16

Perubahan tingkah laku tersebut misalnya, setelah belajar Fisika siswa mampu
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan fisikanya di mana ia sebelumnya
tidak dapat melakukannya.19
Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan
lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap
dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman.20
Slameto21 berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya, perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek
tingkah laku.
Menurut Sardiman22 belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksud
belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu
perubahan pada individu-individu yang belajar. Selanjutnya, menurut Hamzah B.
Uno23 belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan
respons.
19

Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematik, (Jakarta: Depdikbud, 1988), h. 83.
Winkel,(Jakarta:,1999), h. 53.
21
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya ( Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003), h. 2.
22
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar ( Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006), h.21.
23
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h. 7.
20

17

Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan perubahan
dalam kebiasaan (habit), kecakapan-kecakapan (skills) atau dalam ketiga aspek yakni
pengetahuan (kognitif), sikap (affektif) dan ketrampilan (psikomotor).24
Proses belajar dapat melibatkan aspek kognitif, prosesnya mengakibatkan
perubahan dalam aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif
mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan (afective), sedang
belajar psikomotorik memberikan hasil belajar berupa keterampilan (psychomotoric).
Hasil

belajar

dapat

dijelaskan

dengan

memahami

dua

kata

yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk
pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan
yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi
barang jadi (finished goods). Hal yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi
istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil pembangunan, termasuk hasil belajar. Dalam
siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat
perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegatan belajar mengajar, setelah
mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Soedijarto
mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh mahasiswa
dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang
ditetapkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku mahasiswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena
dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar

24

Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h.4

18

mengajar. Pencapaian itu didasrkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan
dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil
belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku
yang baru dari siswa yang bersifat menetap, funsional, positif, dan disadari. Bentuk
perubahan tingkah laku seperti contoh diatas. Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan
pembelajaran menurut Benyamin Bloom yang dapat menunjukkan gambaran hasil
belajar, mencakup gambaran hasil belajar, mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik25
Pemilihan

pengetahuan

sebagai

tujuan

pendidikan

biasanya

mengamsumsikkkan beberapa stabilitas didunia, dalam budata atau bidan subjek jika
pengetahuan yang dipelajari pada satu wakktu tidak dianggap berguna atau akurat
maka dilain waktu, akan ada gunanya siswa belajar itu. Sangat bahwa stabilitas
pengetahuan yang bervariasi dengan bidang atau masalah sudah dipertimbangkan.
Beberapa bidang atau topik yang melalui transisi cepat pada satu waktu tidak
diterimah atau ubah tak lama kkemudian. Dalam kondisi seperti pengetahuan tidak
dapat dibenarkan untuk kepentingan diri sendiri tetapi dibenarkan dalam kaitannya
dengan tujuan pendidikan lainnya.26
Romzzoswil

menyebutkan

dalam

skema

kemampuan

yang

dapat

menunjukkan hasil belajar yaitu:27

25

Maryati, Materi Ajayr Strategi (Makassar: Universitas Negri Makassar, 2013), h. 13-14
Benjamin S. Bloom, taxonomi Of Education Objektives(Kanada: University Exminer,
1956) h. 33
26

27

Suprijono Agus, Cooperative Learniig (Yokyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 7.

19

a. Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat kepuusan
memecahkan masalah dan berfikir logis.
b. Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan
kegiatan perceptual.
c. Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self
control.
d. Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan social dan kepemimpinan.
Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja, pada umumnya
penilaian hasil belajar, baik dalam bentuk formatif maupun sumatif, penilaian hasil
belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan
materi pembelajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.28
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Syah29 dalam pelaksanaanya, faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni: 1) Faktor internal. Faktor
dari dalam diri siswa meliputi dua aspek yakni aspek fisiologis (bersifat jasmani) dan
aspek psikologis (bersifat rohani).

28

Yasin Salehuddin dan Borahima, Pengelolaan Pembelajaran ( Makassar: Alauddin pers,
2010), h. 165.
29

Wiwit, Sutiani, Penerapan Model Siklus Belajar 5e (Learning Cycle) Melalui
Puzzle Gelkon (Gelas Konsep) Sebagai Media Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas Xb Sman 6 Kota Bengkulu, Skripsi (Bengkulu: Unuversitas Bengkulu, 2014), h. 26-27.

20

a. Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmanai dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat
kebugaran organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengiikuti pelajaran.
b. Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, diantara faktorfaktor
rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial.
Barbara fuller menyataklkkan bahwa siswa yang menyarankan bahwa siswa
yang menetapkan berbagai makna dan sikap untuk kegiatn pembelajaran, makna dan
sikapini yang membangkitkan dan mengarahkkan energi mereka dengan cara
berbeda. Hal ini disebut motivasi. Seperti yang dapat kita lihat, perbedaan motivasi
merupakan sumber penting keanegaraman dalam kelas, sebanding dengan pentingnya
perbedaan pengetahuan, kemanpuan, atau kesiapan pergembangan. Kehadiran siswa(
khususnya dikelas) tidak menjamin benar-benar ingin belajar.30
Kesimpulan dari uaraian diatas bahwa hasil belajar adalah hasil dari proses
yang telah dilakukan dalam suatu pembelajaran yang mendaptkan hasil yang baik
sehingga dapat meningkatkan mutu siswa dan hasil dapat dogologkan terdapat tiga
uraian yakni kognitif, afektif dan psikomotorik.

30

Kevin Seifer dan Rozemary Sutto, Educutional Phychology (Switzerland: The Saylor
Fundation, 2009).h. 110

21

D. Kerangka Pikir
Proses belajar mengajar merupakan suatu rangkaian yang sangat kompleks
dan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya guru, siswa, struktur mata pelajaran
dan fasilitas belajar. Aktivitas siswa dalam pembelajaran merapakan salah satu unsur
yang paling penting dalam menentukan efektif tidaknya suatu pembelajaran.Selain itu
guru harus mempertimbangkan pendekatan belajar yang sesuai untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Salah satu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan konstruktivisme
yang dapat menggali pengetahuan awal siswa sehingga dapat berpikir logis.
Adapun metode pembelajaran yang digunakan adalah siklus belajar karplus
dalam beberapa

tahap yaitu Eksplorasi yang memberi kesempatan kepada siswa

untuk menemukan pola baru, siswa belajar sendiri (melakukan beberapa kegiatan dan
reaksi) dalam situasi baru.
Tahap pengenalan istilah,siswa mengenal istilah-istilah baru yang menjadi
acuan bagi pola yang ditemukannya dalam eksplorasi. Dan tahap terakhir aplikasi
konsep, siswa menggunakan istilah atau pola pikirnya untuk memperkaya contohcontoh

22

Kerangka pikir dapat digambar sebagai berikut:

SEBELUM PERLAKUAN

ASPEK GURU
1. Kurang memahami penggunaan
pendekatan keterampilan proses
2. Kurang
mengaktifkan
siswa
dalam proses pembelajaran

ASPEK SISWA
1. Pemahaman tentang materi
rendah
2. Kurang dilibatkan dalam proses
pembelajaran

1. Exploration (Eksplorasi)
2. Term Introduction (Pengenalan istilah)
3. Concept Aplication (Aplikasi konsep)
PENDEKATAN
KONSTRUKTIVISME DENGAN
METODE SIKLUS BELAJAR
KARPLUS
HASIL BELAJAR YANG
DIHARAPKAN MENINGKAT
Gambar 2.1 Bagan kerangka pikir pendekatan konstruktivisme dengan metode
siklus belajar Karplus

23

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian tindakan yang berbasis kelas (Classroom
Action Research) yang yang meliputi tahapan-tahapan pelaksanaan: perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa yang meningkat.31 Sementara itu pakar
pendidikan A. Suhaenah Suparno (1998) mendefinisikan penelitian tindakan kelas
sebagai salah satu cara pengembanagan profesionalisme

guru dengan jalan

memberdayakan mereka untuk memahami kinerjanya sendiri dan menyusun rencana
untuk melakukan perbaikan secara terus menerus.32
2. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan pada semester ganjil tahun
pelajaran 2015/2016 yang terbagi atas dua siklus, dimana antara siklus I dan siklus II
merupakan rangkaian yang saling berkaitan. Dalam arti pelaksanaan tindakan siklus
II merupakan kelanjutan dan perbaikan dari pelaksanaan tindakan siklus I.Adapun
prosedur atau langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) seperti

digambarkan dibawah ini:
31

Igak Wardani dan Kuswaya Wihardi, Penelitian Tindakan Kelas ( J

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Perencanaan Pembelajaran Model Van Gelder pada Siswa Kelas VII 1 SMP Negeri 3 Sinjai Utara - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 70

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategy Program for Effective Learning Teaching (SPELT) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Bontotiro Kabupaten Bulukumba - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 113

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Asesmen Kinerja pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Bulukumba - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 74

Peningkatan Hasil Belajar Opersai Bilangan Bulat melalui Media Domino Matematika (DOMIKA) pada Siswa Kelas VIIA SMPs Babussalam Kalukuang Kabupaten Takalar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 134

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Problem Solving pada Siswa MIN Maros Baru Kab. Maros - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 1 53

Efektivitas Penerapan Metode Hypnoteaching terhadap Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Alla Kabupaten Enrekang - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 125

Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pokok Bahasan Teori Kinetik Gas di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 118

Pengaruh Penerapan Brain Gym Terhadap Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pasarwajo Kab. Buton - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 129

Hubungan Kecemasan dan Kesulitan Belajar Fisika dengan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA Negeri 1 Duapitue Kabupaten Sidrap - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 14

Pengaruh Bimbingan Belajar Fisika Terhadap Kecakapan Vokasional dan Kecakapan Sosial Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 21 Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 158