Hubungan ekspresi Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-α) dengan destruksi tulang akibat kolesteatoma
Laporan Penelitian Hubungan ekspresi Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-α) dengan destruksi tulang akibat kolesteatoma
TNF-α Sara Yosephine Aruan, Askaroellah Aboet, Devira Zahara, Aliandri, Abdul Rachman Saragih
Departemen Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/Rumah Sakit H. Adam Malik
TNF-α
Medan
ABSTRAK Latar belakang: Kolesteatoma merupakan penyakit yang menyebabkan destruksi tulang dan komplikasi yang berbahaya.
Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-α) merupakan sitokin utama yang terlibat Organization dalam proses tersebut. Tujuan: Mengetahui hubungan ekpresi
TNF-α dengan destruksi tulang akibat kolesteatoma pada penderita Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) tipe bahaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan cross sectional design. Pemeriksaan imunohistokimia dilakukan untuk menilai ekspresi
TNF-α pada kolesteatoma. Hasil: Ekspresi TNF-α yang positif/over- expression lebih banyak pada kelompok destruksi tulang derajat sedang yaitu sebanyak 57,9%. Terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi
TNF-α dengan derajat destruksi tulang (p=0,001). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara ekspresi
TNF-α dengan destruksi tulang akibat kolesteatoma pada penderita OMSK tipe bahaya.
CT-Scan Kata kunci:
TNF-α, Destruksi tulang, Kolesteatoma, OMSK ABSTRACT Background: Cholesteatoma is a disease which promotes bone destruction resulting in potentially serious complication. The Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-α) is one of the main cytokine involved in this process. Purpose:
To find out the relationship between TNF-α expression and bone destruction in dangerous type of CSOM. Method: This is a cross sectional analytical research. Thirty cholesteatoma samples were observed by immunohistochemical examination for TNF-α expression. Result: We found over-expression of TNF-α in the group with moderate bone destruction (57.9%). There was a significant
Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-α) difference between TNF-α expression with the degree of bone destruction (p=0,001). Conclusion: There was an association between TNF-α expression with bone destruction in dangerous type of CSOM.
Keywords: TNF-α, Bone destruction, Cholesteatoma, CSOM
(mAbs) TNF-α Alamat korespondensi : Sara Yosephine Aruan, Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL Divisi Otologi FK USU/RSUP. H. Adam Malik, Jl. Bunga Lau No. 17 Medan, kode pos: 20136. E-mail: sraruan@gmail.com.
TNF-α TNF-α TNF-α TNF-α
PENDAHULUAN
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan cross
TNF-α. Skor luas dinilai: 0
mengalikan hasil skor luas dengan skor intensitas, sehingga didapatkan skor imunoreaktif
TNF-α dinilai dengan
sitoplasma yang berwarna coklat. Penilaian imunoreaktivitas
mouse antihuman monoclonal antibodies (mAbs) TNF-α dengan menilai pulasan
pada kolesteatoma diperiksa dengan teknik imunohistokimia menggunakan
Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-α)
berobat di Sub Departemen Otologi THT- KL FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan, dan dilakukan timpanomastoidektomi selama bulan Juni-Desember 2013. Sampel penelitian terkumpul sebanyak 30 kolesteatoma yang didapatkan selama operasi timpanomastoidektomi. Ekspresi
CT-Scan mastoid yang
seluruh penderita dengan diagnosis OMSK tipe bahaya yang ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan telinga, foto Rontgen mastoid/
sectional design. Populasi penelitian adalah
METODE
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) merupakan penyakit yang sering terjadi di negara berkembang dan komplikasi yang menyertainya masih merupakan problem utama. 1 Di negara berkembang, masalah kemiskinan, rendahnya pengetahuan, kurangnya tenaga spesialis, dan akses pelayanan kesehatan yang terbatas memperburuk perjalanan penyakit dan komplikasi OMSK.
derajat dekstruksi tulang akibat kolesteatoma sehingga memungkinkan penatalaksanaan yang tepat terhadap kolesteatoma.
TNF-α dengan
tulang akibat kolesteatoma belum pernah dilakukan di Indonesia. Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melihat apakah ada hubungan antara ekspresi
TNF-α terhadap derajat destruksi
menyebabkan destruksi tulang dengan cara bekerja secara langsung dalam diferensiasi dan maturasi osteoklas, serta secara tidak langsung mengekspos matriks tulang. 10 Penelitian yang berhubungan dengan ekspresi
TNF-α
Faktor risiko OMSK adalah lingkungan yang padat, higiene yang buruk, nutrisi yang kurang, tingginya koloni bakteri patogen di nasofaring, dan kurangnya pelayanan kesehatan. 2 OMSK dibagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe benigna dan tipe bahaya. OMSK tipe bahaya adalah OMSK yang mengandung kolesteatoma. 8 Saat ini, pembedahan adalah satu-satunya pengobatan yang efektif pada kolesteatoma. 9 TNF-α merupakan sitokin proinflamasi utama pada proses destruksi tulang.
H. Adam Malik Medan, 26% dari seluruh kunjungan merupakan penderita OMSK. 6 Suryanti dan Rukmini 7 pada penelitiannya di RSUD Dr. Soetomo Surabaya menemukan 331 penderita OMSK yang berobat periode Januari - Desember 2002.
penyakit ini di seluruh dunia berkisar antara 65-330 juta penderita, 60% di antaranya (39-200 juta) mengalami kematian dan 2 juta penderita mengalami kecacatan, 94% terdapat di negara berkembang. 4 Prevalensi OMSK di Indonesia secara umum adalah 3,8% dan pasien OMSK merupakan 25% dari pasien-pasien yang berobat ke poliklinik THT di rumah sakit di Indonesia. 5 Di Departemen THT-KL RSUP
Organization, pada tahun 2004 penderita
Prevalensi OMSK di negara berkembang dilaporkan sebesar 11%, sedangkan di negara maju sebesar 2%. 2,3 Menurut World Health
jika tidak dijumpai sitoplasma terwarna coklat; 1 jika dijumpai sitoplasma terwarna coklat <10% jumlah sel; 2 jika dijumpai sitoplasma terwarna coklat 10-50% jumlah sel; dan 3 jika dijumpai sitoplasma terwarna coklat >50% jumlah sel. Skor intensitas
dihitung: 0=negatif; 1=lemah; 2=moderat; Analisis dilakukan dengan
TNF-α
dan 3=kuat. Untuk skor akhir digunakan skor menggunakan data dalam bentuk tabel dan imunoreaktif. Skor imunoreaktif diperoleh proporsi dihitung dengan persentase. Analisis
TNF-α
dengan mengalikan skor luas dengan skor bivariat digunakan untuk melihat hubungan intensitas, dengan penilaian ekspresi antara variabel dengan menggunakan uji
TNF-α Fisher′s exact
negatif=0–3 dan ekspresi Chi square atau
TNF-α positif/ Fisher′s exact test dan uji TNF-α over-expression =4–9.
Kruskal Wallis.
Destruksi tulang akibat kolesteatoma 10 TNF-α berdasarkan klasifikasi Kuczkowski dkk.
HASIL
yang dibagi menjadi derajat ringan: erosi Dari 30 pasien OMSK, ditemukan 28 skutum dan osikel; derajat sedang: destruksi
(93,3%) penderita dengan ekspresi
TNF-α
tegmen dan seluruh osikel; dan derajat berat: positif/over-expression, sedangkan sebanyak destruksi seluruh osikel, tulang labirin, 2 (6,7%) penderita dengan ekspresi
TNF-α kanalis fasialis, dan liang telinga luar.
TNF-α Fisher′s exact negatif.
Tabel 1. Hubungan ekspresi TWWNF-α dengan kelompok usia Usia (tahun) TNF-α
Ekspresi TNF-α <16 tahun ≥16 tahun Jumlah n (%) n (%) n (%)
Positif/over-expression 6 (21,4) 22 (78,6) 28 (100,0) TNF-α
Negatif 0 (00,0) 2 (100,0) 2 (100,0) TNF-α p = 1,000
Ekspresi 6 (21,4%) penderita. Dari uji
TNF-α yang positif/over- Fisher′s exact expression lebih banyak pada kelompok usia diperoleh nilai p=1,000, hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna ≥16 tahun sebanyak 22 (78,6%) penderita dan pada kelompok usia <16 tahun sebanyak antara ekspresi
TNF-α dengan usia.
MMP-9 TNF-α Tabel 2. Hubungan ekspresi TNF-α dengan lama keluhan
Kruskal Wallis Usia (tahun)
5, ditemukan hubungan yang signifikan TNF-α
Jumlah Ekspresi TNF-α 0-5 tahun 6-10 tahun >10 tahun
TNF-α
IL-1 n (%) n (%) n (%) n (%)
Positif/over-expression 7 (25,0) 11 (39,3) 10 (35,7) 28 (100,0) Negatif 0 (00,0) 1 (50,0) 1 (50,0) 2 (100,0) p = 1,000
TNF-α
Ekspresi uji Chi square diperoleh nilai p=0,720. Hal
TNF-α yang positif/over-
banyak pada kelompok usia ≥16 tahun
expression lebih banyak pada kelompok ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
responden dengan lama keluhan 6-10 tahun, yang bermakna antara ekspresi
TNF-α TNF-α Fisher′s exact
yaitu sebanyak 11 (39,3%) penderita. Dari dengan lama keluhan.
. Kuczkowski dkk.
TNF-α Tabel 3. Hubungan ekspresi TNF-α dengan komplikasi OMSK tipe bahaya
TNF-α Komplikasi
TNF-α Jumlah Ekspresi TNF-α Komplikasi (+) Komplikasi (-)
TNF-α n (%) n (%) n (%)
Positif/over-expression 22 (78,6) 6 (21,4) 28 (100,0) Negatif 0 (00,0) 2 (100,0) 2 (100,0)
tulang dijumpai peningkatan kadar TNF-α.
p = 1,000 TNF-α
Ekspresi nilai p=0,064. Hal ini menunjukkan bahwa
TNF-α yang positif/over- expression lebih banyak pada kelompok tidak ada hubungan yang bermakna antara
penderita OMSK tipe bahaya dengan ekspresi
TNF-α dengan ada tidaknya komplikasi, yaitu sebanyak 22 (78,6%) komplikasi OMSK tipe bahaya.
penderita. Dari uji
Fisher′s exact diperoleh Tabel 4. Hubungan ekspresi
TNF-α dengan derajat destruksi tulang
Derajat destruksi tulang
JumlahEkspresi TNF-α
Ringan Sedang Berat
n (%)n (%) n (%) n (%)
Positif/over-expression 0 (00,0) 16 (57,1) 12 (42,9) 28 (100,0) Negatif 1 (50,0) 1 (50,0) 0 (00,0) 2 (100,0) p = 1,000
Ekspresi penderita. Dari uji
TNF-α yang positif/over- Fisher′s exact diperoleh expression lebih banyak pada kelompok nilai p=0,001, hal ini menunjukkan bahwa
destruksi tulang derajat sedang, yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara sebanyak 16 (57,1%) penderita diikuti ekspresi
TNF-α dengan derajat destruksi derajat berat sebanyak 12 (42,9%) tulang akibat kolesteatoma.
Tabel 5. Hubungan skor imunoreaktivitas TNF-α dengan derajat destruksi tulang Skor imunoreaktifitas TNF-α Derajat destruksi tulang (rerata ± SB) Ringan 3± 0 Sedang 5,12 ± 1,11
Berat 9± 0 p = 1,000
Dari hasil analisis menggunakan uji MMP-9 dan TNF-α pada kolesteatoma.
Yetiser et.al seperti yang dikutip oleh Vitale
Kruskal Wallis yang tercantum dalam tabel 9
dan Ribeiro mendapatkan kadar 5, ditemukan hubungan yang signifikan TNF-α dan antara skor imunoreaktivitas
TNF-α dengan
IL-1 yang lebih tinggi pada pasien OMSK
derajat destruksi tulang (p=0,0001). dengan kolesteatoma dibandingkan dengan OMSK tipe benigna.
Pada penelitian ini, diperoleh ekspresi
DISKUSI TNF-α yang positif/over-expression lebih
Pada penelitian ini, dari 30 pasien banyak pada kelompok usia ≥16 tahun OMSK ditemukan 28 (93,3%) penderita sebanyak 22 (78,6%) penderita (Tabel dengan ekspresi
TNF-α positif/
1). Dari uji 10 Fisher′s exact diperoleh nilai over-expression . Kuczkowski dkk.
p=1,000. Hal ini menunjukkan bahwa
mendapatkan kadar sitokin
TNF-α yang
tidak ada hubungan yang bermakna antara tinggi pada kolesteatoma. Dibandingkan ekspresi TNF-α dengan usia. dengan kulit normal, kadar
TNF-α pada 13 Gupta dkk. menyatakan terdapat
kolesteatoma lebih tinggi 3,8 kali. Vitale dan 9 peningkatan produksi
TNF-α selama
Ribeiro menyimpulkan dalam kolesteatoma 14 proses penuaan pada manusia. Sastry dkk.
congenital dan acquired dengan destruksi
mendapatkan tidak terdapat korelasi antara tulang dijumpai peningkatan kadar TNF-α. 12 umur pasien dengan kadar serum
TNF-α
Li dkk. mendapatkan over-expression serum penderita kolesteatoma, namun kadar
IL-1α, TNF-α, TNF-α TNF-α
TNF-α merupakan faktor utama
TNF-α dengan
ada atau tidaknya komplikasi OMSK tipe bahaya.
Pada OMSK dengan kolesteatoma terjadi ketidak-seimbangan antara pembentukan dan resorpsi tulang. Peningkatan kadar sitokin proinflamasi dalam kolesteatoma menyebabkan eksaserbasi inflamasi kronis dan menyebabkan komplikasi. Perimatriks kolesteatoma mengandung limfosit, monosit, fibroblas, dan sel endotel yang merupakan sumber sitokin proinflamasi (TNF-α,IL-1, dan IL-6), imunoregulator (
IL-2, IL-4,
IL-5, IL-10, TGF-β, dan GM-CSF), dan
mediator lainnya (RANKL). Sitokin yang terdapat dalam kolesteatoma memainkan peranan penting dalam proliferasi sel basal epitel kolesteatoma, mengeluarkan enzim resorptif, dan mengaktivasi osteoklas. Osteoklas teraktivasi memegang peranan utama dalam proses osteolisis pada OMSK. Sitokin proinflamasi yang diproduksi oleh kolesteatoma dapat mengaktivasi osteoklas yang terlibat dalam osteolisis tulang, menstimulasi keratinosit dan sel endotel, dan mengaktivasi selektin dan integrin. Pada kolesteatoma terlihat peningkatan konsentrasi
TNF-α, IL-1, dan
IL-6. Terlibatnya sitokin selama proses otitis
media kronis dengan kolesteatoma telah dibuktikan pada beberapa penelitian. 11 Di antara berbagai sitokin yang terlibat,
yang berperan dalam resorpsi tulang dan menyebabkan komplikasi pada berbagai penyakit. 10 Tidak dijumpainya hubungan yang bermakna antara ekspresi
Fisher′s exact diperoleh nilai p=0,064. Hal
TNF-α dengan
ada-tidaknya komplikasi OMSK tipe bahaya pada penelitian ini kemungkinan disebabkan sampel pada kelompok OMSK tanpa dan dengan komplikasi tidak tersebar merata.
Pada penelitian ini diperoleh ekspresi
TNF-α yang positif/over-expression lebih
banyak pada kelompok responden dengan destruksi tulang derajat sedang, yaitu sebanyak 16 (57,1%) penderita, diikuti derajat berat sebanyak 12 (42,9%) penderita (Tabel 5). Dari uji
Fisher′s exact diperoleh
nilai p=0,001, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi
TNF-α dengan derajat destruksi tulang.
Kuckowski dkk. 10 menemukan tingginya ekspresi
TNF-α, IL-1α, dan
ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara ekspresi
yang positif/over-expression lebih banyak pada kelompok penderita OMSK tipe bahaya dengan komplikasi, yaitu sebanyak 22 (78,6%) penderita (Tabel 4). Dari uji
TNF-α TNF-α adalah sitokin proinflamasi
TNF-α yang positif/over-expression lebih
ada kemungkinan untuk memutus inflamasi
TNF-α
dalam kondisi inflamasi. Inflamasi yang dengan peningkatan ekspresi enzim litik
TNF-α TNF-α TNF-α secara signifikan meningkat sesuai TNF-α
3. Ibekwe TS, Nwaorgu OG. Classification
4. World Health Organization. Chronic
serum
TNF-α berhubungan dengan perluasan destruksi tulang.
Pada penelitian ini, diperoleh ekspresi
banyak pada kelompok responden dengan lama keluhan 6-10 tahun yaitu sebanyak 11 (39,3%) penderita (Tabel 2). Dari uji Chi
TNF-α
square, diperoleh nilai p=0,720. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara ekspresi
TNF-α dengan lama keluhan.
Penelitian Kuczkowski dkk. 10 terhadap pasien OMSK dengan kolesteatoma dan otitis media kronis granulomatosa tidak dijumpai hubungan secara statistik antara durasi penyakit dengan perluasan osteolisis, namun invasi kolesteatoma lebih luas pada pasien dengan penyakit lebih dari 1 tahun.
Vitale dan Ribeiro 9 menyatakan perbedaan kadar
TNF-α kemungkinan berhubungan
dengan berbagai faktor seperti lama penyakit, intensitas infeksi lokal, serta adanya distribusi reseptor
TNF-α pada matriks
kolesteatoma, namun belum terdapat banyak publikasi yang menganalisis hipotesis ini.
Pada penelitian ini ekspresi
IL-6 pada OMSK dengan kolesteatoma menunjukkan sifat destruktif kolesteatoma. Adanya
IL-1α, TNF-α, dan IL-6 pada
akan menstimulasi diferensiasi dan maturasi osteoklas atau dapat bereaksi pada matriks tulang, memaparkannya terhadap osteoklas. Hal ini akan menyebabkan degradasi matriks ekstraselular tulang sehingga terjadi erosi atau destruksi tulang yang menyebabkan komplikasi OMSK tipe bahaya. 16 Pada penelitian ini, didapatkan ekspresi
7. Suryanti DP, Rukmini. Abstrak. Otitis media supuratif kronik di Poli THT RS Soetomo Surabaya tahun 2002. Disampaikan pada Kongres Nasional XIII PERHATI-KL, Bali, 2003.
6. Aboet A. Radang telinga tengah menahun. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Universitas Sumatera Utara. Medan: USU e-Repository, 2008.
Panduan penatalaksanaan baku Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) di Indonesia, Jakarta, 2002.
5. Kelompok Studi Otologi PERHATI-KL.
4. World Health Organization. Chronic suppurative otitis media. Burden of Illness and Management Options. Geneva: WHO; 2004.
3. Ibekwe TS, Nwaorgu OG. Classification and management challenges of otitis media in a resource-poor country. Niger J Clin Pract 2011; 14(3):.262-9.
2. Orji FT. A survey of the burden of management of chronic suppurative otitis media in developing country. Ann Med Health Sci Res. 2013; 3:4.
Neurotologic complications of chronic otitis media with cholesteatoma. J Neurol and Epidemiol. 2013; 1:20-30.
DAFTAR PUSTAKA 1. Viswanatha B, Naseeruddin K.
akibat kolesteatoma, pada penderita OMSK tipe bahaya.
TNF-α dengan derajat destruksi tulang
dengan derajat destruksi tulang, dan terdapat hubungan yang bermakna antara ekspresi
TNF-α secara signifikan meningkat sesuai
TNF-α
kolesteatoma menunjukkan bahwa sitokin tersebut bisa menjadi faktor yang berperan pada peningkatan osteolisis tulang. Asumsi tersebut mendukung adanya korelasi positif kuat antara kadar sitokin dengan derajat destruksi tulang. 11 Vitale dan Ribeiro 9 menyebutkan
diinduksi oleh antigen bakterial termasuk endotoksin seperti lipopolisakarida.
TNF-α yang sebagian
Migrasi sel digantikan oleh hiperplasia dalam kondisi inflamasi. Inflamasi yang mendorong proliferasi epitel berhubungan dengan peningkatan ekspresi enzim litik dan sitokin seperti
yang dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas. 10 Pada OMSK tipe bahaya terjadi akumulasi sel debris dan keratinosit diinvasi oleh sel-sel sistem imun termasuk sel Langerhans, sel-T, dan makrofag. Proses ini distimulasi oleh proliferasi epitel yang tidak seimbang, diferensiasi, maturasi keratinosit, dan pemanjangan apoptosis.
TNF-α
yang merupakan salah satu faktor utama yang berperan terhadap resorpsi tulang, dan menyebabkan komplikasi pada berbagai penyakit. Pada penyakit kronis, ada kemungkinan untuk memutus inflamasi dengan menggunakan inhibitor
TNF-α adalah sitokin proinflamasi
(baik acquired maupun congenital) dengan resorpsi tulang (r=0,76 dan p<0,0001).
TNF-α dalam jaringan kolesteatoma
kadar
TNF-α pada kolesteatoma berhubungan dengan destruksi osikel. Akimoto dkk. 15 menemukan korelasi yang kuat antara
destruksi tulang dengan cara bekerja langsung dalam diferensiasi dan maturasi osteoklas, serta secara tidak langsung mengekspos matriks tulang. Penelitian oleh Li dkk. 12 mendapatkan over-expression
TNF-α menyebabkan
8. Chole DI, Nason R. Chronic otitis media and cholesteatoma. In: Snow JB, Wackyym PA editors. Ballenger’s Otorhinolaryngology Head And Neck Surgery. Connecticut: BC Decker Inc; 2009. p.217-27.
Pengaruh latihan Brandt Daroff dan modifikasi manuver Epley
9. Vitale RF, Ribeiro FA. The role of tumor
13. Gupta S, Chiplunkar S, Kim C, Yel L, Gollapudi, necrosis factor-alpha (TNF-alpha) in S. Effect of age on molecular signaling of bone resorption present in middle ear TNF-alpha-induced apoptosis in human lymphocytes. Mech Ageing Dev. 2003; cholesteatoma. Braz J Otorhinolaryngol. 2007; 73(1): 117-21. 124(4):503-9.
14. Sastry RKVSS, Sharma SC, Mann SBS,
10.Kuczkowski J, Sakowicz-Burkiewicz Ganguly NK, Panda N. Aural cholesteatoma: M, Iżycka-Świeszewska E, Mikaszewski B, Role of Tumor necrosis factor alpha in bone Pawełczyk T. Expression of tumor necrosis destruction. Am J Otol. 1999; 20(2): 158-61. factor-α, interleukin-1α, interleukin-6 and interleukin-10 in chronic otitis media with
- Departemen Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta 15. Akimoto R, Pawankar R, Yagi T, Baba S.
bone osteolysis. ORL J Otorhinolaryngol
- Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Harapan Insan Sendawar Kutai Barat
Acquired and congenital cholesteatoma: Relat Spec. 2011; 73(2):93-9. determination of tumor necrosis factor- ***Departemen Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran
11. Alves AL, Ribeiro FA. The role of alpha, intercellular adhesion molecule-1,
Universitas Indonesia/Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta
cytokines in acquired middle ear interleukin-1 alpha and lymphocyte
- Departemen Kesehatan Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah
Sakit Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta Otorrinolaringol. 2004; 70(6):813-8. process. ORL J Otorhinolaryngol Relat Spec.
cholesteatoma: literature review. Rev Bras functional antigen-1 in the inflammatory
2000; 62(5):257-65.
12. Li N, Qin Z, Dong M. The expression of
16. Frickmann H, Zautner AE. Cholesteatoma–a matrix metalloproteinase-9 and tumor Latihan Brandt Daroff (BD) dan latihan Modifikasi Manuver Epley (MME) necrosis factor–alpha in cholesteatoma. potential consequence of chronic middle ear merupakan rehabilitasi vestibular sebagai terapi latihan mandiri di rumah bagi penderita Vertigo Posisi
National Institutes of Health. 2004; 18(7): Paroksismal Jinak (VPPJ) yang menggunakan sistem sensori terintegrasi. Secara fisiologis, BD berperan inflammation. Otolaryngol. 2012;5 dalam proses adaptasi sistem vestibular dan MME berperan dalam reposisi otolit. Untuk 426-6. mengetahui dan membandingkan efek terapi latihan vestibular mandiri BD dan MME terhadap perbaikan gangguan keseimbangan penderita VPPJ. Studi pendahuluan dengan desain kuasi eksperimen pada 23 subjek VPPJ yang diperoleh secara , laki-laki dan perempuan berusia 20- 60 tahun. Secara dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok BD (n=12) dan kelompok MME (n=11) untuk latihan mandiri di rumah. Nilai ) dianalisis menggunakan uji McNemar dan nilai posturografi dianalisis dengan uji t berpasangan atau uji bila sebaran data tidak normal. Terdapat perbedaan bermakna pada nilai pada latihan BD dan latihan MME ( <0,05). Tidak ditemukan perbedaan bermakna pada nilai posturografi dengan latihan MME.
Ditemukan perbedaan bermakna ( <0,05) pada sepuluh variabel posturografi dengan latihan BD. Tidak ditemukan perbedaan bermakna ( >0,05) dari nilai dan posturografi antara latihan Brandt Daroff dan MME. Kesimpulan: Terdapat perbaikan bermakna nilai yang lebih cepat pada kelompok yang diberi latihan Brandt Daroff dibandingkan dengan kelompok MME.
VPPJ, BD, MME , SSS, Posturografi Brandt Daroff (BD) and modified Epley maneuver (MEM) are independent vestibular rehabilitation therapeutic home program exercises for Benign Poxysmal Positional Vertigo (BPPV) patients using sensory integration. BD is an adaption process in vestibular system and MEM is based on To find out and compare the effects of BD and MEM on improving symptoms of balance disorder in BPPV patients. BPPV subjects, taken by consecutive sampling. Subjects are male and female, aged 20-60 years old. By randomization, subjects were allocated into two groups, group BD (n=12) and group MEM (n=11). The value of symptoms severity was scored using McNemar test. The posturography result was evaluated by Pair t test or Wilcoxon Signed Rank test. There was a significant difference on SSS value (p<0,05) of BD exercise and MEM exercise. No significant difference was found on posturography scores with MEM exercise. There was a significant difference (p<0,05) on ten posturography variables using BD exercise. No significant difference was found between BD and MME from SSS and posturography value (p>0,05). This study found out that there was a significantly faster improvement of SSS in the BD group compared with the MME group.
BPPV, BrandtDaroff, MEP, SSS, posturography Widjajalaksmi K, e-mail: dokterwida@yahoo.com, Departemen Rehabilitasi Medik RSCM Jl Diponegoro No. 71 Jakarta Pusat, 10430