PENGEMBANGAN PRODUK SALE PISANG DENGAN METODE THREE-PHASE MODEL OF QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) - Unika Repository

  LAMPIRAN Lampiran 1. Pertanyaan Kunci 1. Identitas Responden : tempat & tanggal pelakanaan, nama, jenis kelamin, usia, fakultas.

  2. Minat terhadap Produk yang Sudah Tersedia di Pasaran : kesukaan terhadap produk buah kering (dried fruit)

  3. Minat terhadap Produk sale pisang : kesukaan terhadap produk sale pisang

  4. Karakteristik Produk sale pisang : tekstur, bentuk, ukuran, warna, rasa, aroma, umur simpan, alami, dan nilai gizi.

  Lampiran 2. Kuisioner Survei Utama KUISIONER Tempat dan Tanggal Pelaksanaan : Identitas Responden

  Nama : Usia :

  Jenis kelamin : L / P Fakultas :

  Minat terhadap Produk

  Apakah Anda mengetahui / mengenal buah kering ?

  a. Ya

  b. Tidak Apakah Anda menyukai produk buah kering?

  a. Ya

  b. Tidak Apakah Anda mengetahui produk sale pisang ?

  a. Ya

  b. Tidak

  Variasi Produk

  Produk sale pisang yang Anda inginkan :

  a. Sale pisang alami

  b. Manisan kering pisang

  Karakteristik Produk

1. TEKSTUR

  Seberapa kering produk sale pisang yang Anda sukai ?

  a. Kering

  b. Agak basah

  c. Basah d.................. Bagaimana permukaan produk sale pisang yang Anda harapkan ?

  a. Tidak lengket

  b. Lengket Seberapa empuk produk sale pisang yang Anda sukai ?

  a. Keras

  b. Agak keras

  c. Empuk Seberapa kenyal produk sale pisang yang Anda sukai ?

  a. Sangat Kenyal

  b. Kenyal

  c. Agak Kenyal

  d. Tidak kenyal

  2. BENTUK

  Bentuk produk sale pisang seperti apa yang Anda sukai?

  a. Utuh

  b. Potong

  3. UKURAN

  Seberapa besar ukuran produk sale pisang yang Anda harapkan ?

  a. Besar (± 10 cm)

  b. Sedang (± 7,5 cm)

  c. Kecil (± 5 cm)

  4. WARNA

  Bagaimana warna produk sale pisang yang Anda sukai ?

  a. Sangat coklat

  c. Kuning kecoklatan

  e. Sangat kuning

  b. Coklat

  d. Kuning

  5. RASA

  Apakah Anda menghendaki rasa asli dari buah pisang tetap ada ?

  a. Ya

  b. Tidak Bagaimana rasa produk sale pisang yang Anda sukai ?

  a. Manis

  b. Manis-Asam

  c. Asam d. .................

  6. AROMA

  Apakah Anda mnghendaki aroma asli dari buah pisang tetap dipertahankan ?

  a. Ya b.Tidak

  7. TAHAN LAMA

  Seberapa lama katahanan produk sale pisang yang Anda harapkan ? 0-3 bulan b. 3-6 bulan c. 6-9 bulan d. 9-12 bulan e. .................

  8. ALAMI

  Apakah Anda menghendaki adanya penambahan senyawa pemanis buatan, pewarna, essence (penguat aroma) maupun senyawa sejenis lainnya sehingga dihasilkan penampilan yang lebih a. Ya

  b. Tidak

9. NILAI GIZI

  a. Sangat penting

  c. Bentuk [ ]

  ‐TERIMA KASIH ‐  G  B U 

  h. Alami [ ] i. Nilai Gizi [ ] j. ............... [ ]

  g. Tahan lama [ ]

  f. Aroma [ ]

  e. Rasa [ ]

  d. Ukuran [ ]

  b. Warna [ ]

  b. Penting

  Seberapa penting kandungan gizi dalam produk sale pisang yang dihasilkan ?

  Pilihlah 4 karakteristik produk sale pisang yang Anda anggap penting, kemudian berilah peringkat 1 – 4, dengan asumsi 1 = kurang penting dan 4 = terpenting.

  c. Mineral d. .................

  b. Protein

  a. Karbohidrat

  c. Tidak penting Kandungan gizi apa yang ingin Anda pertahankan pada produk sale pisang ?

  a. Tekstur [ ]

  Lampiran 3. Hasil Survei Utama

  Tabel 1. Pengenalan dan Minat Responden Terhadap Produk Pengenalan dan Minat

  Total Nilai Presentase (%) Responden

  Mengenal buah kering Ya 50 100 Tidak 0 0

  Menyukai buah kering Ya

  40

  80 Tidak

  10

  20 Mengetahui sale pisang Ya 50 100 Tidak 0 0

  Tabel 2. Variasi Produk Variasi Produk Total Persentase (%)

  Nilai Sale pisang

  38

  76 Manisan kering pisang

  12

  24 Tabel 3. Hasil Analisa Parameter dan Karakteristik Sale Pisang Parameter

  Persentase Karakteristik Produk Total Nilai

  Produk (%)

  Tekstur Kekeringan Kering

  16

  32 Agak basah

  34

  68 Basah Kelengketan Kering 4

  8 Lengket

  64

  92 Kekerasan Keras 4

  8 Agak keras

  20

  40 Empuk

  26

  52 Kekenyalan Sangat kenyal Kenyal

  37

  74 Agak kenyal

  13

  26 Tidak kenyal Bentuk Utuh 42 84

  8 Potong

  16 Ukuran Kecil 5 10

  10 Sedang

  20

  35 Besar

  70 Warna Sangat coklat 0 0

  29 Coklat

  58

  19 Kuning kecoklatan

  38 Kuning 2 4 Sangat kuning

  Rasa Ya 47 94

  3 Tidak

  6

  39 Manis

  78

  10 Manis-asam

  20

  1 Asam

  2 Aroma Ya 45 90

  5 Tidak

  10 Umur Simpan 0-3 bulan 30 60 11 3-6 bulan 22 4 6-9 bulan

  8 5 9-12 bulan

  10 Alami Ya 10 20

  40 Tidak

  80 Gizi Sangat penting 14 28

  31 Penting

  62

  5 Tidak penting

  10

  28 Karbohidrat

  62

  10 Protein

  22

  6 Mineral

  14

  1 Vitamin

  2 Tabel 4. Parameter Produk Sale Pisang Persentase

  Parameter Produk Total Nilai (%)

  Rasa 177

  35 Tekstur 66

  13 Gizi 63

  12 Warna 50

  10 Alami 45

  9 Aroma 44 9 Bentuk 24 5

  Tahan lama

  18

  4 Ukuran 13 3

  Lampiran 4. Peta QFD Fase I RELATIONSHIP 1. RASA ASLI PISANG

  a. Rasa asli pisang >< Evaluasi rasa secara sensori ‐ Untuk mengetahui karakteristik suatu bahan pangan (manis, asam, pahit, asin) dapat dilakukan analisa sensori kepada beberapa panelis.

  b. Rasa asli pisang >< Kadar air ‐ Semakin banyak air yang hilang pada bahan pangan menyebabkan rasa asli pisang menurun

2. RASA MANIS

  a. Rasa manis >< Kadar sakarosa ‐ Kadar sakarosa yang tinggi dalam bahan pangan menunjukkan rasa yang semakin menis pada bahanpangan b. Rasa manis >< Evaluasi rasa secara sensori ‐ Untuk mengetahui karakteristik suatu bahan pangan (manis, asam, pahit, asin) dapat dilakukan analisa sensori kepada beberapa panelis.

  c. Rasa manis >< Evaluasi warna secara sensori ‐ Pisang yang matang memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga jika dikeringkan cepat mengalami browning d. Rasa manis >< Evaluasi warna dengan kromameter ‐ Pisang yang matang memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga jika dikeringkan cepat mengalami browning e. Rasa manis >< Analisa tekstur kekenyalan dengan TA ‐ Semakin manis sale pisang maka semakin kenyal. Karena semakin banyak karbohidrat maka gula dan pati semakin banyak.

  f. Rasa manis >< Kadar air ‐ Semakin rendah kadar air dalam bahan pangan maka rasa manis semakin pekat karena terkonsentrasi g. Rasa manis >< Analisa karbohidrat

  ‐ Semakin banyak gula maka karbohidrat semakin tinggi karena gula merupakan karbohidrat.

  3. WARNA COKLAT

  a. Warna coklat >< Kadar sakarosa

  • Banyaknya kadar sakarosa dalam sale pisang dapat menimbulkan terjadinya reaksi browning yang menyebabkan warna coklat.

  b. Warna coklat >< Evaluasi warna secara sensoris - Dapat digunakan untuk mengukur karakteristik warna secara subyektif.

  c. Warna coklat >< Evaluasi warna dengan kromameter - Dapat digunakan untuk mengukur karakteristik warna secara objektif.

  d. Warna coklat >< Kadar air

  • Selama proses pengeringan terjadi penurunan kadar air dan perubahan warna

  4. TEKSTUR AGAK BASAH

  a. Tekstur agak basah >< Kadar sakarosa ‐ Kadar sakarosa yang tinggi menunjukkan banyaknya air yang terikat dalam bahan pangan sehingga tekstur yang dihasilkan lebih basah b. Tekstur agak basah >< Evaluasi rasa secara sensori ‐ Semakin kering bahan pangan, maka rasa manis semakin terasa karena konsentrasinya semakin tinggi c. Tekstur agak basah >< Evaluasi warna secara sensori ‐ Semakin gelap warna sale pisang menunjukkan tesktur yang semakin kering karena proses pemanasan (pengeringan) yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi

  

browning maupun reaksi karamelisasi, dimana dapat dilihat berdasarkan analisa

warna secara sensori.

  d. Tekstur agak basah >< Evaluasi warna dengan kromameter ‐ Semakin gelap warna sale pisang menunjukkan tesktur yang semakin kering karena proses pemanasan (pengeringan) yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi

  

browning maupun reaksi karamelisasi, dimana dapat dilihat berdasarkan analisa

warna dengan kromameter.

  e. Tekstur agak basah >< ukuran sale pisang ‐ Semakin tebal pisang membutuhkan waktu pengeringan yang cukup lama sehingga tekstur cenderung agak basah f. Tekstur agak basah >< Analisa tekstur kekerasan dengan TA ‐ Semakin kering sale pisamg yang dihasilkan maka tingkat kekerasan semakin tinggi

  g. Tekstur agak basah >< Analisa tekstur kelengketan dengan TA ‐ Semakin kering sale pisang menyebabkan tingkat kelengketan yang semakin rendah karena semakin sedikitnya kadar air dalam sale pisang.

  h. Tekstur agak basah >< Analisa tekstur kekenyalan dengan TA ‐ Semakin kering sale pisang menyebabkan tingkat kekenyalan yang semakin rendah

  (tidak kenyal) i. Tekstur agak basah >< Analisa tekstur secara sensori : ‐ Kering atau tidaknya suatu bahan dapat diketahui melalui analisa sensoris kepada beberapa panelis dengan menggunakan indera peraba. j. Tekstur agak basah >< Kadar air : ‐ Semakin rendah kadar air sale pisang, maka tekstur sale pisang semakin kering k. Tekstur agak basah >< Analisa Karbohidrat : ‐ Semakin kering produk sale pisang maka karbohidrat semakin terkonsentrasi.

  5. TEKSTUR LENGKET

  a. Tekstur lengket >< Kadar sakarosa ‐ Semakin tinggi kadar sakarosa pada sale pisang maka permukaan sale pisang semakin lengket karena adanya reaksi karamelisasi.

  b. Tekstur lengket >< Analisa tekstur kelengketan dengan TA ‐ Untuk mengetahui tingkat kelengketan sale pisang dapat dilakukan dengan analisa tekstur yang bersifat objektif dengan menggunakan texture analyzer.

  c. Tekstur lengket >< Analisa tekstur secara sensori ‐ Uji sensori oleh panelis dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kelengketan sale pisang dengan menggunakan indera peraba d. Tekstur lengket >< Kadar air ‐ Semakin tinggi kadar air menyebabkan sale pisang masih nampak basah sehingga tingkat kelengketannya pun semakin besar.

  6. TEKSTUR EMPUK

  a. Tekstur empuk >< Kadar sakarosa

  ‐ Semakin tinggi kadar sakarosa menyebabkan terikatnya air pada bahan semakin tinggi sehingga tekstur yang dihasilkan semakin empuk b. Tekstur empuk >< Ukuran sale pisang ‐ Semakin tebal ukuran pisang maka sale pisang semakin empuk

  c. Tekstur empuk >< Analisa tekstur kekerasan dengan TA ‐ Untuk mengetahui tingkat kekerasan sale pisang dapat dilakukan dengan analisa tekstur yang bersifat objektif dengan menggunakan texture analyzer.

  d. Tekstur empuk >< Analisa tekstur secara sensori : ‐ Uji sensori oleh panelis dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekerasan sale pisang dengan menggunakan indera peraba e. Tekstur empuk >< Kadar air : ‐ Semakin rendah kadar air sale pisang maka tingkat kekerasan semakin tinggi

  f. Tekstur empuk >< Analisa karbohidrat : ‐ Semakin empuk sale pisang menunjukkan kandungan gula yang semakin tinggi. Gula merupakan karbohidrat.

  7. TEKSTUR KENYAL

  a. Tekstur kenyal >< Ukuran sale pisang : ‐ Semakin tebal ukuran pisang yang digunakan maka semakin terasa kenyal

  b. Tekstur kenyal >< Analisa tekstur kekenyalan dengan TA : ‐ Texture analyzer merupakan suatu metode pengukuran texture yang bersifat obyektif, dan tepat untuk mengukur tingkat kekenyalan sale pisang.

  c. Tekstur kenyal >< Analisa tekstur secara sensori : ‐ Analisa tekstur secara sensori merupakan metode pengukuran tekstur suatu bahan yang bersifat subyektif d. Tekstur kenyal >< Kadar air : ‐ Semakin rendah kadar air sale pisang makan tingkat kekenyalan semakin rendah

  e. Tekstur kenyal >< Analisa karbohidrat : ‐ Pisang mempunyai kandungan karbohidrat dalam bentuk pati sehingga sale menjadi kenyal.

  8. GIZI - KARBOHIDRAT a. Karbohidrat >< Kadar sakarosa : ‐ Sakarosa merupakan rasa manis pada buah-buahan yang juga merupakan disakarida.

  b. Karbohidrat >< Evaluasi rasa secara sensori : ‐ Evaluasi rasa secara sensori dapat menentukan karbohidrat dalam sale pisang karena adanya sakarosa pada pisang.

  c. Karbohidrat >< Evaluasi warna secara sensori : ‐ Karbohidrat dalam bentuk sakarosa (oligosakarida) jika terkena panas akan bereaksi dengan asam amino menyebabkan reaksi pencoklatan.

  d. Karbohidrat >< Evaluasi warna dengan kromameter : ‐ Karbohidrat dalam bentuk sakarosa (oligosakarida) jika terkena panas akan bereaksi dengan asam amino menyebabkan reaksi pencoklatan.

  e. Karbohidrat >< Ukuran sale pisang : ‐ Semakin besar ukuran pisang yang digunakan maka kandungan karbohidrat semakin tinggi f. Karbohidrat >< Analisa tekstur kekerasan dengan TA : ‐ Karbohidrat dalam bentuk sakarosa (oligosakarida) yang semakin tinggi maka tingkat kekerasan semakin tinggi.

  g. Karbohidrat >< Analisa tekstur kelengketan dengan TA : ‐ Karbohidrat dalam bentuk sakarosa yang jika dikeringkan akan terjadi karamelisasi sehingga sale menjadi lengket.

  h. Karbohidrat >< Analisa tekstur kekenyalan dengan TA : ‐ Karbohidrat terdiri dari pati yang memiliki sifat kenyal.

i. Karbohidrat >< Kadar air : ‐ Semakin rendah kadar air maka karbohidrat semakin tinggi karena terkonsentrasi.

  j. Karbohidrat &gt;&lt; Analisa karbohidrat : ‐ Untuk mengetahui kandungan karbohidrat dapat dilakukan analisa karbohidrat by difference.

  KORELASI

  1. Kadar sakarosa dan evaluasi rasa secara sensori (+) Semakin tinggi kadar sukrosa, maka semakin manis sale pisang

  2. Kadar sakarosa dan evaluasi warna secara sensori (+)

  Semakin tinggi kadar sakarosa menyebabkan warna sale pisang semakin gelap karena reaksi browning

  3. Kadar sakarosa dan evaluasi warna dengan kromameter (+) Semakin tinggi kadar sukrosa menyebabkan semakin gelapnya warna sale pisang karena reaksi browning.

  4. Kadar sakarosa dan analisa tekstur kekerasan dengan texture analyzer (+) Semakin tinggi kadar sakarosa menyebabkan semakin empuk sale pisang karena pengikatan air dalam produk.

  5. Kadar sakarosa dan analisa tekstur kelengketan dengan texture analyzer (+) Semakin tinggi kadar sakarosa menyebabkan semakin lengketnya permukaan sale karena terjadinya proses karamelisasi selama pengeringan.

  6. Kadar sakarosa dan analisa tekstur secara sensori (+) Semakin tinggi kadar sakarosa, maka tekstur menjadi lebih empuk (tidak keras) sehingga lebih disukai responden.

  7. Kadar sakarosa dan kadar air (-) Semakin tinggi kadar sakarosa menunjukkan semakin rendah kadar air sale pisang.

  8. Kadar sakarosa dan analisa karbohidrat (+) Sakarosa merupakan rasa manis pada buah-buahan yang juga merupakan oligosakarida.

  Semakin tinggi kadar sakarosa maka kandungan karbohidrat semakin tinggi.

  9. Evaluasi rasa secara sensori dan kadar air (+) Semakin rendah kadar air menyebabkan komponen volatil menguap akibat proses pengeringan yang terlalu lama sehingga rasa asli buah pisang pada sale menjadi berkurang.

  10. Evaluasi rasa secara sensori dan analisa karbohidrat (-) Semakin tinggi kandungan karbohidrat dalam bentuk sakarosa maka rasanya semakin manis.

  11. Evaluasi warna secara sensori dan evaluasi warna dengan kromameter (+) Keduanya sama-sama merupakan metode untuk mengetahui karakteristik warna suatu bahan, namun dibedakan secara subyektif dan obyektif.

  12. Evaluasi warna secara sensori dan analisa karbohidrat (+) Karbohidrat dalam bentuk sakarosa (oligosakarida) jika terkena panas akan bereaksi dengan asam amino menyebabkan reaksi pencoklatan.

  Kadar air yang semakin rendah disebabkan oleh proses pengeringan yang terlalu lama, dimana proses penegringan yang telalu lama pada suhu tinggi menyebabkan terjadinya rekasi browning sehingga warna yang dihasilkan semakin coklat.

  14. Evaluasi warna dengan kromameter dan kadar air (-) Kadar air yang semakin rendah disebabkan oleh proses pengeringan yang terlalu lama, dimana proses pengringan yang telalu lama pada suhu tinggi menyebabkan terjadinya rekasi browning sehingga warna yang dihasilkan semakin coklat.

  15. Evaluasi warna dengan kromameter dan analisa karbohidrat (+) Karbohidrat dalam bentuk sakarosa (oligosakarida) jika terkena panas akan bereaksi dengan asam amino menyebabkan reaksi pencoklatan.

  16. Ukuran sale pisang dan analisa tekstur kekerasan dengan texture analyzer (-) Semakin besar dan tebal ukuran pisang, maka tingkat kekerasannya semakin kecil (empuk)

  17. Ukuran sale pisang dan analisa tekstur kekenyalan dengan texture analyzer (-) Semakin besar dan tebal ukuran pisang, maka tingkat kekenyalannya makin besar (makin kenyal)

  18. Ukuran sale pisang dan analisa tekstur secara sensori (+) Semakin besar ukuran pisang, maka tekstur sale menjadi lebih empuk, kenyal (tidak alot).

  19. Analisa tekstur kekerasan dengan texture analyzer dan analisa tekstur secara sensori (+) Keduanya sama-sama mendeskripsikan karakteristik tekstur sale (kekerasan), perbedaannya adalah metode pengukuran secara obyektif dan subyektif.

  20. Analisa tekstur kekerasan dengan texture analyzer dan kadar air (-) Semakin keras sale pisang maka kadar air semakin rendah.

  21. Analisa tekstur kekerasan dengan texture analyzer dan analisa karbohidrat (+) Karbohidrat dalam bentuk sakarosa (oligosakarida) yang semakin tinggi maka tekstur semakin empuk.

  22. Analisa tekstur kelengketan dengan texture analyzer dan analisa tekstur secara sensori (+) Keduanya sama-sama mendeskripsikan karakteristik tekstur sale (kelengketan), perbedaannya adalah metode pengukuran secara obyektif dan subyektif.

  23. Analisa tekstur kelengketan dengan texture analyzer dan kadar air (+) Semakin tinggi kadar air maka tekstur sale semakin lengket

  24. Analisa tekstur kelengketan dengan texture analyzer dan analisa karbohidrat (+)

  25. Analisa kekenyalan dengan texture analyzer dan analisa tekstur secara sensori (+) Keduanya sama-sama mendeskripsikan karakteristik tekstur sale (kekenyalan), perbedaannya adalah metode pengukuran secara obyektif dan subyektif.

  26. Analisa kekenyalan dengan texture analyzer dan kadar air (+) Semakin tinggi kadar air, maka tingkat kekenyalan makin tinggi

  27. Analisa kekenyalan dengan texture analyzer dan analisa karbohidrat (+) Semakin tinggi kandungan karbohidrat maka tingkat kekenyalan semakin tinggi. Contoh polisakarida adalah pati.

  28. Analisa tekstur secara sensori dan kadar air (-) Semakin tinggi kadar air, tekstur sale akan semakin empuk (tidak alot).

  29. Kadar air dan analisa karbohidrat (-) Semakin rendah kadar air, maka konsentrasi karbohidrat semakin besar.

  Lampiran 5. Peta QFD Fase II RELATIONSHIP

  • KADAR AIR

  a. Kadar air &gt;&lt; Pemilihan bahan baku ‐ Semakin matang bahan baku yang digunakan maka semakin tinggi kadar airnya

  b. Kadar air &gt;&lt; Steam blanching ‐ Proses steam blanching ini dapat menambah kadar air pisang sehingga proses pengeringan menjadi lebih cepat c. Kadar air &gt;&lt; Pengeringan ‐ Proses pengeringan menurunkan kadar air hingga tingkat tertentu

  d. Kadar air &gt;&lt; Pemipihan ‐ Pemipihan dapat mempercepat waktu pengeringan karena luas permukaan bahan pangan semakin besar. Sehingga kadar air yang diharapkan lebih cepat dicapai.

  • EVALUASI RASA SECARA SENSORI

  a. Evaluasi rasa secara sensori &gt;&lt; Pemilihan bahan baku ‐ Semakin matang pisang yang digunakan maka kadar sakarosa juga semakin tinggi sehingga rasa lebih manis b. Evaluasi rasa secara sensori &gt;&lt; Pengeringan ‐ Selama proses pengeringan, kadar air menurun sehingga konsentrasi gula meningkat

  • KADAR SAKAROSA

  a. Kadar sakarosa &gt;&lt; Pemilihan bahan baku ‐ Semakin matang pisang yang digunakan, kadar sakarosa semakin tinggi

  b. Kadar sakarosa &gt;&lt; Pengeringan ‐ Semakin lama waktu pengeringan maka kadar sakarosa meningkat karena terkonsentrasi

  • ANALISA TEKSTUR SECARA SENSORI
a. Analisa tekstur secara sensori &gt;&lt; Pemilihan bahan baku ‐ Semakin matang pisang yang digunakan tingkat kekerasan semakin menurun karena kadar gula tinggi b. Analisa tekstur secara sensori &gt;&lt; Pengerokan ‐ Pengerokan dilakukan pada bagian permukaan pisang untuk membuang lapisan putih yang banyak mengandung protein sehingga teksturnya tidak keras.

  c. Analisa tekstur secara sensori &gt;&lt; Steam blanching ‐ Semakin lama waktu blanching, maka tekstur semakin empuk karena tujuan

  blanching adalah untuk melunakkan jaringan

  d. Analisa tekstur secara sensori &gt;&lt; Pengeringan ‐ Semakin lama waktu pengeringan maka tekstur semakin keras

  e. Analisa tekstur secara sensori &gt;&lt; Pemipihan ‐ Pemipihan dapat mempercepat waktu pengeringan sehingga tekstur menjadi lebih kering.

  KORELASI

  1. Pemilihan bahan baku dan pengeringan (-) Semakin matang pisang yang digunakan maka suhu pengeringan tidak boleh terlalu tinggi karena dapat menyebabkan terjadinya reaksi browning. Waktu pengeringan semakin lama.

  2. Steam blanching dan pengeringan (-) Semakin lama steam blanching menyebabkan semakin cepatnya proses pengeringan akibat pelunakan tekstur jaringan pada pisang.

  3. Pengeringan dan pemipihan (+) Pemipihan akan memperluas permukaan sale pisang sehingga mempercepat pengeringan.

  Lampiran 6. Peta QFD Fase III RELATIONSHIP

  • KADAR AIR

  a. Kadar air &gt;&lt; Varietas pisang ‐ Tiap varietas pisang memiliki kadar air yang berbeda-beda

  b. Kadar air &gt;&lt; Tingkat kematangan pisang ‐ Pisang yang matang memiliki kadar air yang lebih tinggi daripada pisng yang masih muda c. Kadar air &gt;&lt; Suhu pengeringan ‐ Suhu yang tinggi dapat mempercepat penurunan kadar air

  d. Kadar air &gt;&lt; Aliran udara pengeringan ‐ Semakin lancar dan konstan aliran udara, maka kadar air bahan pangan yang diinginkan lebih cepat tercapai e. Kadar air &gt;&lt; Kelembaban ‐ Semakin tinggi kelembaban maka kadar air cenderung lebih tinggi karena perbedaan tekanan uap air di sekitarnya f. Kadar air &gt;&lt; Efisiensi ‐ Untuk mencapai kadar air bahan pangan dengan cepat tanpa banyak merubah sifat sensori biasanya membutuhkan alat khusus dengan efisiensi pemindahan panas yang baik.

g. Kadar air >< Waktu pengeringan ‐ Semakin lama pengeringan menyebabkan kadar air sale pisang akan semakin rendah.

  • EVALUASI RASA SECARA SENSORI

  a. Evaluasi rasa secara sensori &gt;&lt; Varietas pisang ‐ Rasa pisang berbeda-beda tergantung dari varietasnya

  b. Evaluasi rasa secara sensori &gt;&lt; Tingkat kematangan pisang ‐ Semakin matang pisang maka rasanya semakin manis c. Evaluasi rasa secara sensori &gt;&lt; Efisiensi ‐ Efisiensi pemindahan panas besar maka rasa sale pisang dapat dijaga

  d. Evaluasi rasa secara sensori &gt;&lt; Waktu pengeringan ‐ Semakin lama waktu pengeringan, rasa semakin kuat dan manis

  • KADAR SAKAROSA

  a. Kadar sakarosa &gt;&lt; Varietas pisang ‐ Kadar sakarosa pada pisang berbeda-beda tergantung varietasnya

  b. Kadar sakarosa &gt;&lt; Tingkat kematangan pisang ‐ Semakin matang pisang yang digunakan maka kadar sakarosanya semakin tinggi

  c. Kadar sakarosa &gt;&lt; Waktu pengeringan ‐ Semakin lama waktu pengeringan, maka kadar sakarosa semakin rendah karena terhidrolisa oleh panas sehingga terbentuk gula reduksi

  • ANALISA TEKSTUR SECARA SENSORI

  a. Analisa tekstur secara sensori &gt;&lt; Tingkat kematangan pisang ‐ Pisang yang matang memiliki tekstur yang lebih empuk daripada pisang mentah

  b. Analisa tekstur secara sensori &gt;&lt; Ukuran pisang ‐ Ukuran pisang yang kecil berpengaruh pada tekstur selama pengeringan

  c. Analisa tekstur secara sensori &gt;&lt; Suhu pengeringan ‐ Semakin tingi suhu yang digunakan untuk pengeringan akan menyebabkan case

  hardening

  d. Analisa tekstur secara sensori &gt;&lt; Waktu pengeringan ‐ Semakin lama waktu pengeringan maka tekstur makin keras dan alot

  KORELASI

  1. Tingkat kematangan pisang dan ukuran pisang (+) Pisang matang memiliki ukuran yang lebih besar dari pisang muda.

  2. Tingkat kematangan pisang dan suhu pengeringan (-) Semakin tua pisang, suhu pengeringan tidak boleh terlalu tinggi karena dapat menyebabkan terjadinya reaksi browning.

  3. Tingkat kematangan pisang dan waktu pengeringan (+) Semakin matang pisang maka waktu pengeringan semakin lama

  Pisang yang berukuran besar membutuhkan waktu pengeringan yang lama.

  5. Suhu pengeringan dan kelembaban (-) Semakin tinggi suhu pengeringan menyebabkan kelembaban makin rendah akibat pengurangan uap air disekitar bahan pangan.

  6. Suhu pengeringan dan waktu pengeringan (-) Semakin tinggi suhu alat pengering menyebabkan proses pengeringan berjalan lebih cepat.

  7. Aliran udara dan efisiensi (+) Semakin tinggi efisiensi suatu alat pengering memiliki tingkat kekonstanan dan kelancaran aliran udara yang makin besar, dimana proses pengeluaran uap air dari bahan berlangsung dengan cepat dan lancar.

  8. Aliran udara dan waktu pengeringan (+) Semakin konstan aliran udara dalam alat pengering menyebabkan makin banyaknya uap air yang dikeluarkan dari bahan sehingga proses pengeringan berjalan lebih cepat.

  9. Kelembaban dan efisiensi (-) Semakin tinggi efisiensi suatu alat pengering memiliki kelembaban udara disekitar alat pengering yang semakin rendah karena penyerapan uap air dari udara sekitar yang makin rendah.

  10. Kelembaban dan waktu pengeringan (+) Semakin tinggi kelembaban udara di sekitar bahan yang akan dikeringkan menyebabkan pengeringan berjalan semakin lambat akibat peningkatan kadar air oleh penyerapan uap air dari udara.

  11. Efisiensi dan waktu pengeringan (+) Semakin tinggi efisiensi suatu alat pengering memiliki tingkat kekonstanan dan kelancaran aliran udara yang makin besar, serta kelembaban yang makin rendah, proses pengeringan dapat berjalan dengan cepat dan lancar hingga mencapai kadar air produk yang diinginkan.

  Lampiran 7. Worksheet Evaluasi Sensoris Worksheet Uji Ranking Hedonik

  Tgl uji : 31 Maret 2009 Jenis sampel : Sale pisang Tujuan : Untuk mengetahui rasa dan tekstur yang paling disukai dari sale pisang dengan menggunakan pisang Ambon dan tingkat kematangan yang berbeda-beda

  Identifikasi sampel Kode Sale pisang dengan penampakan kulit ujung hijau A Sale pisang dengan penampakan kulit kuning penuh B Sale pisang dengan penampakan kulit kuning penuh C dengan bercak coklat Kode kombinasi urutan penyajian:

  ABC = 1 ACB = 2 BAC = 3 BCA = 4 CAB = 5 CBA = 6

  Penyajian: Urutan penyajian Booth

  Panelis Kode sampel 1 I # 1, 7, 13, 19, 25, 31, 37, 43, 49 899 511 693 2 II # 2, 8, 14, 20, 26, 32, 38, 44, 50 241 662 797 3 III # 3, 9, 15, 21, 27, 33, 39, 45 374 723 257 4 I # 4, 10, 16, 22, 28, 34, 40, 46 222 912 332 5 II # 5, 11, 17, 23, 29, 35, 41,47 993 855 199 6 III # 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48 317 274 824 Rekap kode sampel: Sampel A 899 241 723 332 855 824 Sampel B 511 797 374 222 199 274 Sampel C 693 662 257 912 993 317

  Lampiran 8. Kuesioner Evaluasi Sensoris UJI RANKING HEDONIK

  Nama : Tanggal : Umur : Produk : Sale Pisang Penilaian untuk : Overall rasa Intruksi : Berkumur-kumurlah dulu sebelum menguji sampel.

  Di hadapan Anda terdapat 3 sampel sale pisang. Cicipi sampel secara berurutan dari kiri ke kanan. Setelah mencicipi satu sampel, lakukan pembilasan lidah dengan meminum air tawar yang telah disediakan, rasakan masing-masing. Setelah mencicipi semua sampel, Anda boleh mengulang sesering yang Anda perlukan. Urutkan sampel dari yang paling Anda sukai (=3) hingga sampel yang paling tidak Anda sukai (=1).

  Kode Sampel Ranking (jangan ada yang dobel) Terima kasih - GBU -

UJI RANKING HEDONIK

  Nama : Tanggal : Umur : Produk : Sale Pisang Penilaian untuk : Overall Tekstur Intruksi : Berkumur-kumurlah dulu sebelum menguji sampel.

  Di hadapan Anda terdapat 3 sampel sale pisang. Lakukan pengujian terhadap tekstur dengan menggigit sampel mulai dari kiri ke kanan. Setelah mencicipi satu sampel, lakukan pembilasan lidah dengan meminum air tawar yang telah disediakan. Setelah menggigit semua sampel, Anda boleh mengulang sesering yang Anda perlukan. Urutkan sampel dari yang paling Anda sukai (=3) hingga sampel yang paling tidak Anda sukai (=1).

  Kode Sampel Ranking (jangan ada yang dobel) Terima kasih - GBU -

UJI RANKING HEDONIK

  Nama : Tanggal : Umur : Produk : Sale Pisang Penilaian untuk : Overall Intruksi : Berkumur-kumurlah dulu sebelum menguji sampel.

  Di hadapan Anda terdapat 3 sampel sale pisang. Cicipi sampel secara berurutan dari kiri ke kanan. Setelah mencicipi satu sampel, lakukan pembilasan lidah dengan meminum air tawar yang telah disediakan. Setelah mencicipi semua sampel, Anda boleh mengulang sesering yang Anda perlukan. Urutkan sampel dari yang paling Anda sukai (=3) hingga sampel yang paling tidak Anda sukai (=1).

  Kode Sampel Ranking (jangan ada yang dobel) Terima kasih - GBU -

  Lampiran 9. Hasil Analisa SPSS Normalitas Descriptives tngkt_kmt

  Statistic Std. Error kdr_sakarosa ujung muda Mean 39.140000 1.2717232

95% Confidence Lower Bound

35.870931 Interval for Mean

  Upper Bound 42.409069 5% Trimmed Mean 39.182222 Median 39.330000 Variance 9.704 Std. Deviation 3.1150730 Minimum 34.2000 Maximum 43.3200 Range 9.1200 Interquartile Range 4.8450 Skewness

  • .435 .845 Kurtosis .586 1.741 kuning penuh Mean 68.107067 2.3168624

    95% Confidence Lower Bound

    62.151382 Interval for Mean Upper Bound 74.062751 5% Trimmed Mean 68.018224 Median

  68.400000 Variance 32.207 Std. Deviation

  5.6751308 Minimum 61.4333 Maximum 76.3800 Range 14.9467 Interquartile Range 10.6836 Skewness

  .210 .845 Kurtosis

  • .917 1.741 kuning penuh dgn Mean 93.400817 1.9202097 bercak coklat

    95% Confidence Lower Bound

    88.464760 Interval for Mean Upper Bound 98.336873 5% Trimmed Mean 93.518685 Median 93.614550 Variance

  22.123 Std. Deviation 4.7035340 Minimum

  85.5000 Maximum 99.1800 Range 13.6800 Interquartile Range 7.2794 Skewness

  • .765 .845 Kurtosis 1.127 1.741 kdr_air ujung muda Mean 24.347650 .3406074 95% Confidence Lower Bound 23.472091 Interval for Mean Upper Bound 25.223209 5% Trimmed Mean

  24.337833 Median 24.244850 Variance

  .696 Std. Deviation .8343143 Minimum

  23.3519 Maximum 25.5201 Range

  2.1682 Interquartile Range 1.5886 Skewness

  .324 .845 Kurtosis

  • 1.392 1.741 kuning penuh Mean 24.492133 .3762019 95% Confidence Lower Bound 23.525076 Interval for Mean Upper Bound 25.459191 5% Trimmed Mean 24.502276 Median 24.403050 Variance

  .849 Std. Deviation .9215026 Minimum

  23.0330 Maximum 25.7687 Range

  2.7357 Interquartile Range 1.3598 Skewness

  • .305 .845 Kurtosis .888 1.741 kuning penuh dgn Mean 25.227917 .2116412 bercak coklat 95% Confidence Lower Bound 24.683876 Interval for Mean Upper Bound 25.771958 5% Trimmed Mean 25.244863 Median

  25.344250 Variance .269 Std. Deviation

  .5184130 Minimum 24.3772 Maximum 25.7736 Range

  1.3964 Interquartile Range .9169 Skewness

  • .897 .845 Kurtosis .114 1.741

  Tests of Normality

a

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk tngkt_kmt Statistic df Sig. Statistic df Sig. kdr_sakarosa ujung muda .146

  6 .200* .988 6 .985 kuning penuh .177 6 .200* .957 6 .793 kuning penuh .190 6 .200* .952 6 .756 dgn bercak coklat kdr_air ujung muda .161 6 .200* .961 6 .828 kuning penuh

  .218 6 .200* .955 6 .778 kuning penuh .214 6 .200* .934 6 .608 dgn bercak coklat

  • .

  This is a lower bound of the true significance.

  a.

  Lilliefors Significance Correction Test of Homogeneity of Variances

  Levene Statistic df1 df2 Sig. kdr_air .686

  2

15 .519

kdr_sakarosa .935

  2

15 .414

ANOVA

  Sum of Squares df Mean Square F Sig. kdr_air Between Groups 2.674

  2 1.337 2.211 .144 Within Groups 9.070 15 .605 Total

  11.744

  17 kdr_sakarosa Between Groups 8846.202 2 4423.101 207.223 .000 Within Groups 320.170

  15 21.345 Total 9166.372

  17

  Post Hoc Tests Homogeneous Subsets a kdr_air Duncan Subset for alpha = .05

  Tgk_kmtngan N

  1 ujung hijau 6 24.347650 kuning penuh 6 24.492133 kuning penuh dengan 6 25.227917 bercak coklat

  Sig.

  .082 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

  a.

  Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000. a kdr_sakarosa Duncan

Subset for alpha = .05

Tgk_kmtngan N

  1

  

2

  3 ujung hijau 6 39.140000 kuning penuh 6 68.107067 kuning penuh dengan 6 93.400817 bercak coklat

  Sig.

  1.000 1.000 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

  a.

  Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.000. Grouping Variable: Batch b.

  a.

  6

  5.00

  15.00

  6

  3

  2.67

  8.00

  3

  4.33

  13.00

  3

  6.00

  4.00

  12.00

  3

  3.00

  9.00

  6 Batch batch_1 batch_2 Total batch_1 batch_2 Total batch_1 batch_2 Total batch_1 batch_2 Total batch_1 batch_2 Total batch_1 batch_2 Total air_A air_B air_C Sakarosa_A Sakarosa_B Sakarosa_C N Mean Rank Sum of Ranks

  Test Statistics b 1.000 .000 .000 .000 2.000 3.000 7.000 6.000 6.000 6.000 8.000 9.000

  .100 a .100 a .100 a .400 a .700 a Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] air_A air_B air_C Sakarosa_A Sakarosa_B Sakarosa_C

  Not corrected for ties.

  3

  2.00

  Beda nyata batch 1 dan 2 Ranks

  6.00

  3

  2.33

  7.00

  3

  4.67

  14.00

  6

  3

  2.00

  3

  3

  5.00

  15.00

  6

  3

  5.00

  15.00

  3

  2.00

  6.00

  6

  • 1.528 -1.964 -1.964 -1.964 -1.091 -.655 .127 .050 .050 .050 .275 .513 .200 a

  Sensoris Ranks Tingkat_kemtng N Mean Rank Rasa ujung hijau

  50

  66.50 kuning penuh

  50

  67.50 kuning penuh dengan

  50

  92.50 bercak coklat Total 150 Tekstur ujung hijau

  50

  69.18 kuning penuh

  50

  74.15 kuning penuh dengan

  50

  83.17 bercak coklat Total 150

  Overall ujung hijau

  50

  64.50 kuning penuh

  50

  76.50 kuning penuh dengan

  50

  85.50 bercak coklat Total a,b 150

  Test Statistics Rasa Tekstur Overall Chi-Square 12.933 2.998 6.616 df

  2

  2

2 Asymp. Sig.

  .002 .223 .037 a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Tingkat_kemtng

  Rasa : didapatkan nilai sigifikansi sebesar 0,002 (di bawah 0,05) artinya di antara ketiga tingkat kematangan tersebut ada beda nyata.

  Tekstur : didapatkan nilai sigifikansi sebesar 0,223 (di atas 0,05) artinya di antara ketiga tingkat kematangan tersebut tidak beda nyata.

  Overall : didapatkan nilai sigifikansi sebesar 0,037 (di bawah 0,05) artinya di antara ketiga tingkat kematangan tersebut ada beda nyata.

  ¾ Ujung hijau vs kuning penuh

  Ranks Tgk_kematangan N Mean Rank Sum of Ranks Rasa Ujung hijau

  50 49.78 2489.00 Kuning penuh 50 51.22 2561.00 Total

  100 Tekstur Ujung hijau 50 48.72 2436.00 Kuning penuh 50 52.28 2614.00 Total

  100 Overall Ujung hijau 50 46.17 2308.50 Kuning penuh 50 54.83 2741.50 Total a 100

  Test Statistics Rasa Tekstur Overall Mann-Whitney U

  1214.000 1161.000 1033.500 Wilcoxon W 2489.000 2436.000 2308.500 Z -.265 -.655 -1.588

  Asymp. Sig. (2-tailed) .791 .513 .112 a.

  Grouping Variable: Tingkat_kemtng

  Rasa: didapatkan nilai sigifikansi sebesar 0,791 (di atas 0,05) artinya antara tingkat kematangan pisang ujung hijau dengan pisang kuning penuh tidak beda nyata.

  Tekstur : didapatkan nilai sigifikansi sebesar 0,513 (di atas 0,05) artinya antara tingkat kematangan pisang ujung hijau dengan pisang kuning penuh tidak beda nyata.

  Overall : didapatkan nilai sigifikansi sebesar 0,112 (di atas 0,05) artinya antara tingkat kematangan pisang ujung hijau dengan pisang kuning penuh tidak beda nyata.

  ¾ Ujung hijau vs kuning penuh dengan bercak coklat

  Ranks Tgk_kematangan N Mean Rank Sum of Ranks Rasa Ujung hijau

  50 42.22 2111.00 Kuning penuh dengan 50 58.78 2939.00 bercak coklat

  Total 100 Tekstur Ujung hijau

  50 45.96 2298.00 Kuning penuh dengan 50 55.04 2752.00 bercak coklat

  Total 100 Overall Ujung hijau 50 43.83 2191.50 Kuning penuh dengan 50 57.17 2858.50 bercak coklat

  Total a 100 Test Statistics

  Rasa Tekstur Overall Mann-Whitney U 836.000 1023.000 916.500 Wilcoxon W

  2111.000 2298.000 2191.500 Z -3.040 -1.664 -2.447 Asymp. Sig. (2-tailed) .002 .096 .014 a.

  Grouping Variable: Tingkat_kemtng

  Rasa: didapatkan nilai sigifikansi sebesar 0,002 (di bawah 0,05) artinya antara tingkat kematangan pisang ujung hijau dengan pisang kuning penuh dengan bercak coklat ada beda nyata. Tekstur : didapatkan nilai sigifikansi sebesar 0,096 (di atas 0,05) artinya antara tingkat kematangan pisang ujung hijau dengan pisang kuning penuh dengan bercak coklat tidak beda nyata.

  Overall : didapatkan nilai sigifikansi sebesar 0,014 (di atas 0,05) artinya antara tingkat

  kematangan pisang ujung hijau dengan pisang kuning penuh dengan bercak coklat ada beda nyata.

  ¾ Kuning penuh vs kuning penuh dengan bercak coklat

  Ranks Tgk_kematangan N Mean Rank Sum of Ranks Rasa Kuning penuh

  50 41.78 2089.00 Kuning penuh dengan 50 59.22 2961.00 bercak coklat

  Total 100 Tekstur Kuning penuh

  50 47.37 2368.50 Kuning penuh dengan 50 53.63 2681.50 bercak coklat

  Total 100 Overall Kuning penuh 50 47.17 2358.50 Kuning penuh dengan 50 53.83 2691.50 bercak coklat

  Total a 100 Test Statistics

  Rasa Tekstur Overall Mann-Whitney U 814.000 1093.500 1083.500 Wilcoxon W 2089.000 2368.500 2358.500

  Z

  • 3.198 -1.148 -1.223 Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .251 .221 a.

  Grouping Variable: Tingkat_kemtng

  Rasa: didapatkan nilai sigifikansi sebesar 0,001 (di bawah 0,05) artinya antara tingkat kematangan pisang kuning penuh dengan pisang kuning penuh dengan bercak coklat ada beda nyata. Tekstur : didapatkan nilai sigifikansi sebesar 0,251 (di atas 0,05) artinya antara tingkat kematangan pisang kuning penuh dengan pisang kuning penuh dengan bercak coklat tidak beda nyata.

  Overall : didapatkan nilai sigifikansi sebesar 0,221 (di atas 0,05) artinya antara tingkat

  kematangan pisang ujung hijau dengan pisang kuning penuh dengan bercak coklat tidak beda nyata.

  Lampiran 10. SNI Sale Pisang

Dokumen yang terkait

PERENCANAAN PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

2 11 2

PERENCANAAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

0 6 1

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MIE JAGUNG

0 9 10

ANALISIS PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (STUDI KASUS PADA PRODUK SUSU PT MSA)

0 0 20

ANALISIS PERENCANAAN STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KONSUMEN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) STRATEGIC PLANNING ANALYSIS OF SERVICE QUALITY IMPROVEMENT WITH QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

1 1 12

PERANCANGAN PERBAIKAN PROGRAM AFTERNOON LITE K-LITE RADIO DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DESIGN IMPROVEMENT OF AFTERNOON LITE PROGRAM OF K-LITE RADIO WITH QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) METHOD

0 0 6

USULAN PEMBUATAN KEMASAN PRODUK SEPATU LEVEEBURG FOOTWEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PROPOSAL OF PACKAGING PRODUCTS LEVEEBURG FOOTWEAR SHOES USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) METHOD

0 0 8

USULAN PERANCANGAN DESAIN TOOLHOLDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGEMBANGAN PRODUK QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

0 0 11

PERBAIKAN PELAYANAN E-WARONG BANDUNG MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) IMPROVEMENT OF E-WARONG SERVICES BANDUNG QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)METHOD

0 0 9

PERANCANGAN PERBAIKAN KUALITAS PROGRAM DIGITAL MARKETING BRO.DO DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DESIGN OF QUALITY IMPROVEMENT FOR DIGITAL MARKETING PROGRAM ON BRO.DO USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) METHOD

0 1 8