HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI NASABAH TERHADAP FATWA MUI DENGAN ANIMO NASABAH PENGGUNA JASA BANK SYARIAH Studi Kasus pada Bank Syariah “X” Cabang Yogyakarta SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pen

  HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI NASABAH TERHADAP FATWA MUI DENGAN ANIMO NASABAH PENGGUNA JASA BANK SYARIAH Studi Kasus pada Bank Syariah “X” Cabang Yogyakarta SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh: BUDI HARTATI NIM: 001324079 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI NASABAH TERHADAP FATWA MUI DENGAN ANIMO NASABAH PENGGUNA JASA BANK SYARIAH Studi Kasus pada Bank Syariah “X” Cabang Yogyakarta SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh: BUDI HARTATI NIM: 001324079 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

HALAMAN MOTTO

  

Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya

menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.

  

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.

  

(Khalifah 'Umar)

Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya. Niat tidaklah cukup, kita

harus melakukannya.

(Johann Wolfgang von Goethe)

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan unt uk: Allah SWT yang selalu melindungiku N abi M uhamad SAW yang menjadi cont oh unt ukku Bapak, I bu dan adik-adik (Tri, sulis dan Rian) t ercint a t erimakasih unt uk doa dan motivasinya I bu Yulasmi Sunaryo t erimakasih unt uk mot ivasi, doa dan dukungannya

  Ayah (suamiku) t ercint a t erimakasih at as kepercayaan, keset iaan dan mot ivasinya. Rara t ersayang yang selalu menjadi penyemangat hidup bunda. I love u so much… .

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : BUDI HARTATI

  Nomor Mahasiswa : 001324079

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : HUBUNGAN

ANTARA PERSEPSI NASABAH TERHADAP FATWA MUI

DENGAN ANIMO NASABAH PENGGUNA JASA BANK

  Studi Kasus pada Bank Syariah “X” Cabang Yogyakarta) beserta SYARIAH (

perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 21 Desember 2007 Yang menyatakan (Budi Hartati)

  

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI NASABAH TERHADAP FATWA MUI

DENGAN ANIMO NASABAH PENGGUNA JASA BANK SYARIAH

Studi Kasus pada Bank Syariah “X” Cabang Yogyakarta

Budi Hartati

  

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2007

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis hubungan antara

persepsi nasabah terhadap fatwa MUI dengan animo nasabah dalam menggunakan

jasa bank syariah. Tempat penelitian di salah satu kantor cabang bank syariah di

Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2007.

  Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Sampel yang diambil sebanyak

100 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara nonprobability sampling dengan

teknik aksidental.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket

(kuesioner). Angket ini untuk mengungkap persepsi nasabah terhadap fatwa MUI dan

animo nasabah pengguna jasa bank syariah. Teknik analisis data yang digunakan

untuk menguji hipotesis adalah analisis product moment.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi nasabah terhadap fatwa MUI

memiliki hubungan yang kuat dan positif dengan animo nasabah dalam menggunakan

jasa bank syariah. (r = 0,683, sig = 0,01). Jadi semakin baik persepsi nasabah

terhadap fatwa MUI, semakin baik pula animo nasabah dalam menggunakan jasa

bank syariah.

  

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN CUSTOMERS’ PERCEPTION TOWARDS

  

INDONESIAN MOSLEM SCHOLAR’S INSTRUCTION AND THE

  

INTEREST OF SYARIAH BANK’S CUSTOMERS

A Case Study on “X” syariah Bank, Yogyakarta Branch

Budi Hartati

Sanata Dharma University

  

Yogyakarta

2007

This research is aimed to evaluate and analyse the correlation between

customers’ perception towards Indonesian Moslem Scholar’s Instruction and the

interest of Syariah Bank’s customers. This research was carried out in Branch office

of Syariah Bank in Yogyakarta, from June till July 2007.

  The research was an associative research. The samples of this research was 100

people. Accidental non-probability sampling technique was applied to gather the

samples. The technique for gathering the data was questionnaire. This technique was

used to reveal the customers’ perception towards Indonesian Moslem Scholar’s

Instruction and the interest of Syariah Bank’s customers. The technique of analysing

the data was product moment analysis.

  The result of the research show that the customers’ perception towards

Indonesian Moslem Scholar’s Instruction has strong and positive correlation with the

interest of the Syariah Bank’s customers (r = 0.683; sig = 0.01). It can be concluded

that the better perception of customers towards Indonesian Moslem Scholar’s

Instruction, the better interest of customers to enjoy Syariah Bank’s service.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan berkat dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “ Hubungan Antara Persepsi Nasabah Terhadap Fatwa MUI Dengan

Animo Nasabah Pengguna Jasa Bank Syariah, Studi Kasus Bank syariah “X” Cabang

Yogyakarta”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universiatas

Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan,

dukungan dan pengarahan dari berbagai pihak, baik yang terlibat langsung maupun

tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Kuasa atas bimbingan dan perlindunganNya kepada saya.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, sekaligus Kaprodi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh kesabaran membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini

  6. Bapak Indra Darmawan, SE. M.Si. yang dengan penuh kesabaran membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  

7. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  8. Pimpinan Bank Syariah “X” Cabang Yogyakarta yang telah mengijinkan pelaksanaan penelitian kepada penulis.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

maka segala saran dan kritik dari semua pihak akan saya terima demi penyempurnaan

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dijadikan

sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.

  Yogyakarta, Desember 2007 Penulis, (Budi Hartati)

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

  

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................................ vii

ABSTRACT.............................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Batasan Masalah ..................................................................................... 6 C. Rumusan Masalah .................................................................................. 6 D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6 E. Manfaat Pene litian .................................................................................. 7

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Perbankan Umum ....................................................................... 8 B. Sistem Perbankan Syariah ...................................................................... 15 C. Perilaku Konsumen Perbankan .............................................................. 23 D. Persepsi dan Animo ................................................................................ 27 E. Fatwa Majelis Ulama Indonesia ............................................................. 33 F. Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................................... 36 G. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian .......................................... 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 39 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 39 C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................................. 39 D. Populasi dan Sampel .............................................................................. 40 E. Teknik Pengambilan Sampel .................................................................. 40 F. Variabel Penelitian, Indikator dan Definisi Operasional Variabel ......... 40 G. Jenis Data ............................................................................................... 41 H. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 42 I. Instrumen Penelitian ............................................................................... 43 J. Teknik Analisis Data .............................................................................. 47 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ........................................................................................ 53 B. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 56

  C. Pembahasan ............................................................................................ 57

  BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................. 61 B. Keterbatasan ........................................................................................... 61 C. Saran ....................................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 Proses Pembentukan Persepsi ............................................................. 29

  

Gambar II.2 Proses Pembentukan Minat ................................................................. 32

Gambar IV.1 Pengelompokan Skor Persepsi Nasabah terhadap Fatwa MUI.......... 53

Gambar IV.2 Pengelompokan Skor Animo Nasabah terhadap Fatwa MUI ............ 55

  

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel III. 1 Kisi-kisi Kuesioner....................................................................... 42

  Tabel III. 2 Kategori Skala Likert ................................................................... 43 Tabel III. 3 Hasil Perhitungan Validitas Instrumen ........................................ 45 Tabel III. 4 Hasil Perhitungan reliabilitas Instrumen...................................... 46 Tabel III. 5 Pedoman Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi.............. 50 Tabel IV. 1 Pengelompokan Skor Persepsi Nasabah terhadap Fatwa MUI.... 53

Tabel IV. 2 Pengelompokan Skor Animo Nasabah terhadap Fatwa MUI...... 54

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Kuesioner ..................................................................................... 63

  Lampiran 2. Data Hasil Uji Coba Instrumen.................................................... 69 Lampiran 3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen............................................ 72 Lampiran 4. Data Hasil Penelitian .................................................................. 87 Lampiran 5. Hasil Tes Normalitas dan Linieritas Data Penelitian .................. 94

Lampiran 6. Analisis Deskriptif ...................................................................... 100

Lampiran 7. Hasil Analisis Korelasi ............................................................... 107

Lampiran 8. Tabel Nilai- Nilai r Product Moment .......................................... 109

Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian .................................................................... 111

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang

  berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Salah satu upaya pembangunan adalah pembangunan di bidang ekonomi. Dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang senantiasa bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks serta sistem keuangan yang semakin maju, diperlukan penyesuaia n kebijakan di bidang ekonomi, termasuk perbankan.

  Penyesuaian terhadap peraturan perundang- undangan di bidang perekonomian khususnya perbankan juga diperlukan untuk menghadapi era globalisasi dan dengan telah diratifikasinya beberapa perjanjian internasio nal di bidang perdagangan barang dan jasa. Karena disadari atau tidak, kita kini hidup dan menikmati sistem kapitalisme global. Sistem kapitalisme global ditopang oleh tangan-tangan perusahaan multinasional, dengan alokasi sumberdaya yang didasarkan atas mekanisme pasar, dan diakuinya hak-hak milik individu. Boleh dikata jaringan perbankan global merupakan jantungnya. Sayangnya sistem kapitalisme berbasis bunga ini ternyata rentan terhadap krisis. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan Asia pada khususnya serta resesi dan ketidakseimbangan ekonomi global pada umumnya, telah memporak- porandakan sistem perbankan dan seluruh sendi-sendi perekonomian.

  Meletusnya krisis moneter pada akhir Juli 1997 menyebabkan

guncangan hebat terhadap seluruh sendi perekonomian. Jatuhnya nilai rupiah

langsung merevaluasi seluruh posisi valuta asing perbankan baik aset maupun

kewajibannya. Ketika terjadi penarikan tiba-tiba akibat capital flight atau

pencairan simpanan valuta asing, perbankan tidak memiliki cadangan likuiditas

yang cukup untuk memenuhinya. Keadaan ini memaksa Bank Indonesia turun

tangan dengan dana talangan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang

sangat besar ke sektor perbankan. Namun, injeksi likuiditas ini justru

merepotkan otoritas moneter sendiri karena harus segera menempuh kebijakan

tingkat bunga tinggi untuk mencegah berkobarnya inflasi.

  Berlarut- larutnya krisis ekonomi, bahkan telah menjelma menjadi

krisis politik, semakin memperbesar ketidakpastian pemulihan ekonomi.

  

Kebijakan tingkat bunga tinggi yang ditujukan untuk mengendalikan laju uang

beredar dan stabilitas nilai tukar semakin berdampak luas dan turut melindas

perusahaan yang tidak memilki utang dolar sehingga menambah jumlah kredit

macet. Tingkat bunga tinggi menimbulkan negative spread yang mengeruk

permodalan sehingga mempercepat runtuhnya perbankan, akibatnya pada bulan

Maret 1999 sebanyak 38 bank dibekukan operasinya, 9 bank diambil alih, dan

73 bank lainnya bebas atau lolos melakukan operasi.

  Kenyataan-kenyataan yang telah dipaparkan di atas, membuat para

Bankir maupun para ekonom tidak dapat berpangku tangan saja tanpa

memikirkan dan melakukan sesuatu untuk mencegah keadaan perekonomian

bertambah parah karena tidak diragukan lagi bahwa peranan sektor perbankan

sangat diperlukan untuk me mbangkitkan kembali kegiatan perekonomian.

  Sistem perbankan Islam atau sistem perbankan syariah telah dijadikan

sebagai suatu alternatif pilihan upaya pemerintah dalam menyelesaikan

persoalan ekonomi yang cukup berat pada masa ini. Kelahiran bank syariah di

Indonesia didorong oleh keinginan masyarakat Indonesia (terutama masyarakat

Islam) yang berpandangan bunga merupakan riba, sehingga dilarang oleh

agama. Dari aspek hukum, yang mendasari perkembangan bank syariah di

Indonesia adalah UU No.7 Tahun 1992. Dalam UU tersebut prinsip syariah

masih samar, yang dinyatakan sebagai prinsip bagi hasil. Prinsip perbankan

syariah secara tegas dinyatakan dalam UU No.10 Tahun 1998, yang kemudian

diperbaharui dengan UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan UU

No.3 Tahun 2004 yang memberikan ijin perubahan kegiatan usaha

konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan syariah. Dengan demikian,

perkembangan lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah dimulai

pada tahun 1992, yang diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia

(BMI) sebagai bank yang menggunakan prinsip syariah pertama di Indonesia.

Setelah itu barulah muncul bank-bank syariah yang berdiri di bawah naungan

bank konvensional.

  Berdirinya bank dengan sistem bagi hasil, didasarkan pada dua alasan

utama yaitu (1) adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

konvensional hukumnya haram karena termasuk dalam kategori riba yang

dilarang dalam agama, bukan saja pada agama Islam tetapi juga oleh agama

samawi lainnya, dan (2) dari aspek ekonomi, penye rahan risiko usaha terhadap

salah satu pihak dinilai melanggar norma keadilan. Dalam jangka panjang

  

sistem perbankan konvensional akan menyebabkan pemupukan kekayaan pada

segelintir orang yang memiliki kapital besar (Sjahdeini, 1999: 23).

  Faktor utama yang membedakan bank konvensional dengan bank

syariah adalah suku bunga (interest) sebagai balas jasa atas penyertaan modal

yang diterapkan pada bank konvensional, sementara pada bank syariah balas

jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau kerugian yang

diperoleh, yang didasarkan pada ”akad”. Prinsip utama dari ”akad” ini adalah

keadilan antara pemberi modal dan pemakai modal. Prinsip ini berlaku, baik

bagi debitur maupun kreditur.

  Salah satu bank syariah yang kian berkembang adalah Bank Syariah.

Sebagai bank yang hingga kini memimpin pangsa pasar bank syariah, aset

Bank Syariah kian meningkat. Hingga Mei 2005, aset Bank Syariah mencapai

Rp7.660 triliun atau naik Rp700 miliar dari posisi akhir tahun 2004 dengan

total aset Rp6.869 triliun. Angka pembiayaan mencapai Rp6.258 triliun atau

naik Rp553 miliar, yang pada Desember 2004 berada pada posisi Rp5.725

triliun. Merujuk data Bank Indonesia triwulan I 2005, aset Bank Syariah

dibandingkan dengan total pangsa pasar bank syariah mencapai 46,21%,

pembiayaan 48,29 % dan pendanaan 49,62 %

(http://www.syariahmandiri.co.id/berita/details.php?cid=1&id=102, (Selasa, 12

Juli 2005: Pergantian Direksi BSM Sesuai AD/ART): 17 Sepetember 2005)

  Di Yogyakarta pertumbuhan Bank Syariah pun cukup baik. Hingga

triwulan I 2005 Cabang Yogyakarta menghimpun dana Rp80.083 miliar dan

aset Rp81.282 miliar atau menduduki posisi pertama di antara seluruh bank

  

syariah di Yogyakarta. Angka ini terus meningkat karena posisi pada

pertengahan Juni dana terhimpun di Yogyakarta mencapai Rp86.142 miliar dan

total aset Rp87.631 miliar

(http://www.syariahmandiri.co.id/berita/details.php?cid=1&id=88(BSM Perluas jaringan di Yogyakarta) :17 September 2005).

  Selama ini dunia perbankan di Indonesia didominasi oleh bank

konvensional yang menganut sistem bunga, namun setelah munculnya

beberapa bank syariah beberapa tahun terakhir ini, kiranya telah dianggap

sebagai moment yang tepat bagi Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun

1990 dalam workshop tentang bunga bank untuk mengeluarkan fatwa bahwa

bunga bank haram. Dilihat dari segi perkembangannya, berdasarkan

pemeringkatan yang dilakukan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo),

peringkat perusahaan dan obligasi PT Bank Syariah dari semula BBB (triple B)

menjadi BBB+ (triple B plus), Pada periode rating 8 September 2005-1

Agustus 2006. Hingga Agustus 2005, dana pihak ketiga (tabungan, deposito,

giro, dan obligasi) yang dihimpun mencapai Rp6.24 triliun dan pembiayaan

(gadai emas BSM, mudharabah, musyarakah, murabahah dan dana talangan

haji) mencapai Rp6.21 triliun. Apakah setelah adanya fatwa MUI ini,

kemudian mendorong nasabah bank konvensional untuk memindahkan simpanannya ke bank syariah? Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang animo nasabah pengguna jasa bank syariah dengan adanya

fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. Oleh karena itu penelitian ini berjudul ”HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI NASABAH TERHADAP FATWA MUI DENGAN ANIMO NASABAH PENGGUNA JASA BANK SYARIAH ”X” CABANG YOGYAKARTA”.

  B. Batasan Masalah Berdasarkan permasalahan tersebut dan mengingat berbagai keterbatasan yang ada maka perlu ada pembatasan-pembatasan dalam penelitian ini agar tidak terlalu luas dan menyimpang dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Penulis membatasi masalah yang diteliti pada bank syariah hanyalah masalah persepsi dan animo nasabah. Sedangkan bank syariah yang dijadikan tempat penelitian adalah Bank Syariah “X” Cabang Yogyakarta dengan pertimbangan bank tersebut sebagai pemegang aset terbesar di antara bank syariah lainnya.

  C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah- masalah yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah hubungan antara persepsi nasabah terhadap fatwa MUI dengan animo nasabah pengguna jasa Bank Syariah ”X” Cabang Yogyakarta?

  D. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut: untuk menguji dan menganalisis hubungan antara persepsi nasabah terhadap fatwa MUI dengan animo nasabah dalam

E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi beberapa pihak, khususnya untuk:

  1. Penulis Dengan penelitian ini penulis memperoleh tambahan wawasan, pengalaman dan pengetahuan dalam mempraktekkan ilmu dan teori tentang perbankan yang diperoleh di bangku kuliah.

  2. Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah bacaan dan pengetahuan bidang perbankan syariah bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma serta pembaca lainnya.

  3. Bank Syariah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan pertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan mengenai kebijakan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Perbankan Umum Menurut Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998, bank adalah

  badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

  Sedangkan menurut Iswardono (1981:33) bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang. Pada dasarnya bank merupakan tempat penitipan/penyimpanan uang, pemberi atau penyalur kredit dan juga perantara di dalam lalulintas pembayaran.

  Selanjutnya Iswardono (1981: 40) mendefinisikan bank umum (Commercial Bank) adalah lembaga keuangan yang menerima deposito/simpanan dari masyarakat yang dibayarkan atas permintaan dan memberikan kredit serta jasa-jasa dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang. Dikatakan sebagai Commercial Bank karena bank semacam ini mendapatkan keuntungan, yang didapat dari selisih bunga yang diterima dari peminjam dengan bunga yang dibayarkan bank kepada depositor.

  Lebih lanjut Nopirin (1986: 23) mengemukakan bahwa bank umum adalah suatu lembaga keuangan yang tujuan utamanya adalah mencari keuntungan. Keuntungan adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Pendapatan diperoleh dari hasil kegiatan yang berupa pemberian pinjaman dan pembelian surat-surat berharga, sedangkan biayanya berupa pembayaran

bunga dan biaya-biaya lain dalam upaya menarik sumber dana masyarakat.

  Dengan demikian kegiatan bank umum dalam usahanya mencari keuntungan ini berupa pengumpulan dana yang bermacam- macam sifatnya

(volume dan jangka waktunya) untuk selanjutnya ditanamkan dalam surat-

surat berharga serta pemberian kredit untuk memperolah pendapatan.

  Selanjutnya Nopirin (1986: 23) menjelaskan bahwa dalam kaitannya dengan sifat pokok kegiatan bank tersebut maka bank umum mempunyai beberapa fungsi, yaitu: pengumpulan dana, pembiayaan, peningkatan faedah dari dana masyarakat (dengan memindahkan dari pihak yang kelebihan dana, yang mungkin kurang berfaedah, kepada pihak yang membutuhkan), serta penanggungan risiko.

  Berarti dapat disimpulkan fungsi bank umum(Iswardono, 1981: 51) sebagai berikut: 1. mengumpulkan dana yang sementara menganggur untuk dipinjamkan kepada pihak lain/ membeli surat-surat berharga.

  2. mempermudah di dalam lalulintas pembayaran. 3. menjamin keamanan uang masyarakat yang sementara tak digunakan.

  4. menciptakan kredit (created money deposit), yaitu dengan cara menciptakan demand deposit(deposito yang sewaktu-waktu dapat/boleh diuangkan) dari kelebihan cadangannya (excess ). reserves

  Setelah dipaparkan tentang fungsi bank umum, maka dalam sistem perbankan perlu juga dipaparkan tentang dana bank. Dana bank di sini menyangkut neraca suatu bank, yaitu darimana dana bersumber dan

bagaimana penggunaannya. Seperti halnya pada neraca perusahaan-

perusahaan manufaktur, neraca suatu bank terdiri dari : Kekayaan/assets = hutang/liabilities + modal sendiri/net worth.

  Sebelah kanan tanda sama dengan merupakan sumber dana bank serta sebelah kiri merupakan penggunaannya. Pada dasarnya sumber dana bank (liabilities) berasal dari giro (demand deposit), tabungan, deposito berjangka (time deposit), pinjaman dari bank lain, pinjaman dari bank sentral dan perubahan daripada modal sendiri.

  Sedangkan penggunaannya (assets), secara garis besar dapat

dikelompokkan dalam: uang kas, pinjaman yang diberikan, pembelian surat-

surat berharga, dan bentuk kekayaan yang lain, misalnya tanah, gedung, peralatan dan sebagainya.

  Selanjutnya akan dipaparkan konsep dasar pengelolaan bank umum, prinsip-prinsip pengelolaan bank umum, dan manajemen likuiditas bank untuk lebih memperluas pemahaman tentang bank umum.

1. Konsep Dasar Pengelolaan Bank Umum

  Tujuan jangka panjang suatu bank umum adalah mencari laba. Namun demikian, suatu bank tidaklah seharusnya hanya memperhatikan tujuan jangka panjang ini; tetapi juga kegiatannya dalam jangka pendek (kegiatan sehari- hari). Dalam jangka pendek pihak bank harus selalu menjaga agar tidak terjadi kehabisan dana, artinya setiap saat nasabah hendak mengambil depositonya, bank dapat memenuhi kewajibannya meskipun bank ada kemungkinan menderita kerugian pada saat itu. Usaha untuk mengatasi masalah likuiditas ini, bank perlu membedakan adanya dua kelompok pos-pos (rekening) dalam neracanya. Satu kelompok rekening yang memang bank tidak (kurang) bisa menguasainya dan kelompok lain adalah rekening-rekening yang bisa dikuasainya.

  Contoh rekening ya ng tidak bisa dikuasai adalah deposito para nasabah serta pinjaman yang diberikan kepada nasabah. Bank biasanya mau menerima deposito yang ditawarkan oleh nasabah dan pula harus bisa memberikan (membayarkan) kepada nasabah manakala nasabah mengambilnya. Dalam hal ini bank tidak dapat mengontrol berapa besarnya deposito yang ditawarkan serta siapa saja nasabah yang akan mendepositokan uangnya. Demikian juga siapa, serta dalam jumlah berapa deposito ini diambil sangatlah sulit dikontrol. Yang bisa dilakukan oleh bank hanyalah mengadakan peramalan berdasarkan pengalaman yang lalu.

  Pinjaman yang diberikan juga sukar untuk dikontrol, seperti besarnya pinjaman serta jumlah peminjam yang sering bervariasi di luar kekuasaan bank. Semuanya tergantung pada para calon nasabah, bank hanya bisa mempengaruhi secara tidak langsung. Di samping dua jenis rekening ini, masih ada yang lain, seperti sejumlah cek yang akan diuangkan, besarnya cadangan minimum serta perubahan (dalam jangka pendek) dari modal bank.

  Kelompok kedua dari rekening dalam neraca bank adalah rekening- rekening yang dalam hal-hal tertentu bank dapat menguasainya, misalnya sertifikat deposito serta surat berharga jangka pendek. Sertifikat deposito dapat dikeluarkan oleh bank sesuai dengan yang diinginkan, seperti halnya berapa besarnya surat berharga yang dipegang bank dapat diinginkan sesuai dengan yang dinginkan.

  Kegiatan pengelolaan bank dalam jangka pendek dapat dipahami dengan menggunakan pengelompokkan rekening ini. Setiap hari terjadi aliran dana yang sukar terkontrol, seperti tambahan/kenaikan deposito, pembayaran kembali kredit yang diberikan, investasi dalam surat berharga yang jatuh tempo. Itu semua merupakan sumber dana bank. Disamping aliran dana masuk ini, terjadi pula aliran dana keluar yang juga sukar terkontrol, seperti pengambilan deposito oleh nasabah serta pemberian kredit baru.

  Pengelolaan bank dalam jangka pendek terdiri dari pengaturan pos- pos/rekening yang bisa dikontrol guna mengkompensasi adanya perbedaan antara aliran dana masuk dan aliran dana keluar dari pos-pos yang tidak bisa dikontrol. Contohnya apabila terjadi kelebihan dana keluar dibanding dana masuk maka tindakan kompensasi yang diambil misalnya berupa penjuala n surat berharga atau mengeluarkan sertifikatt deposito. Pemilihan alternatif tindakan inilah yang merupakan masalah pokok dalam pengelolaan bank dalam jangka pendek.

2. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Bank Umum dalam Jangka Pendek

  Dua hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola bank dalam jangka pendek, yakni penentuan tujuan jangka pendek dan cara mencapai tujuan tersebut. Hal pertama adalah tujuan jangka pendek. Waktu yang relevan bagi bank dalam jangka pendek adalah mingguan atau paling lama bulanan. Dalam jangka waktu itu tujuan yang utama meliputi memenuhi cadangan minimum, pelayanan yang baik kepada langganan dan strategi dalam melakukan investasi.

  Suatu bank yang terlalu banyak cadangan di atas cadangan minimum akan kehilangan kesempatan memperoleh bunga (seandainya kelebihan cadangan tersebut diinvestasikan). Sebaliknya apabila kekurangan kemungkinan akan mengalami kesulitan likuiditas atau bahkan akan mendapatkan denda dari bank sentral.

  Dalam pelayanan kepada nasabah, bank harus dapat membayar pada nasabah yang mengambil depositonya dan juga menyediakan kredit manakala nasabah tersebut layak untuk diberi kredit. Strategi investasi meliputi penentuan jenis serta jumlah berbagai surat berharga yang akan dibelinya. Komposisi portofolio itu biasanya berubah dalam jangka yang relatif lama, hanya secara periodik sering terjadi perubahan kecil-kecilan.

  Hal yang kedua adalah cara mencapai tujuan. Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan di atas mungkin berbeda untuk setiap bank, tergantung beberapa faktor diantaranya: falsafah yang dianut, minimum biaya atau faktor lain.

  Falsafah disini adalah petunjuk baik secara explisit maupun implisit yang ditentukan oleh pimpinan sebagai panduan dan atau batasan bagi bawahan untuk bertindak, misalnya sampai seberapa jauh bank tersebut mencari langganan serta mau menanggung resiko.

  Suatu bank yang menghendaki dana tambahan dapat memperolehnya melalui beberapa cara, antara lain dengan meminjam dana antar bank, mengeluarkan sertifikat deposito atau menjual surat berharga jangka pendek. Pemilihan cara (kombinasi beberapa cara) yang akan diambil tentu berdasarkan prinsip biaya terendah (least cost). Artinya, bank akan selalu berusaha mencari biaya minimum dalam memilih kombinasi portfolionya dengan mengingat batasan-batasan tertentu (misalnya mengingat falsafah manajemen tertentu). Yang perlu dilakukan dalam usaha adalah melakukan perkiraan tentang tingginya tingkat suku bunga di masa mendatang serta lamanya jangka waktu dana itu dibutuhkan. Kedua hal tersebut perlu diperkirakan karena unsur ketidakpastian dimasa mendatang. Selanjutnya faktor lain yang mempengaruhi pengelolaan bank

diantaranya kebutuhan nasabah, likuiditas bank, dan perubahan pasar.

3. Manajemen Likuiditas bank

  Pengolahan likuiditas bank mencakup penentuan berapa besar alat-alat likuid yang harus disediakan guna menghadapi penagihan daripada nasabah yang sewaktu-waktu menagihnya. Masalahnya adalah bank selalu menghadapi dilema antara likuiditas/dan keamanan disatu pihak, dan pendapatan/ keuntungan di lain pihak. Alasannya, makin tinggi tingkat likuiditas, makin rendah/kecil kemungkinan untuk memperoleh pendapatan/ keuntungan. Oleh karena itu perlulan dicari jalan pemecahannya, supaya keuntungan bisa semaksimal mungkin tanpa mengorbankan likuiditas. Dalam hal ini ada dua pendekatan untuk menanganinya, yakni yang disebut pengelolaan kekayaan (assets ) dan pengelolaan hutang (liability management). management

B. Sistem Perbankan Syariah

  Bank syariah adalah bank yang menjalankan bisnis perbankan dengan menganut sistem syariah yang berbasis hukum Islam. Dalam hukum Islam dinyatakan bahwa riba itu haram, sehingga bisnis bank konvensional yang menerapkan sistem rente atau riba dengan perhitungan bunga berbunga, baik untuk produk simpanan maupun pinjamannya, tidak sesuai dengan hukum Islam (http://www.perencanakeuangan.com/files/BankSyariah.html).

  Bank syariah tidak menerapkan sistem bunga tetapi menerapkan sistem bagi hasil, yaitu sistem pengelolaan dana dalam perekonomian Islam.

  Perhitungan bagi hasil didasarkan pada mufakat pihak bank bersama nasabah yang menginvestasikan dananya di bank syariah. Besarnya hak nasabah terhadap banknya dalam perhitungan bagi hasil tersebut, ditetapkan dengan sebuah angka ratio atau besaran bagian yang disebut nisbah. Dimisalkan seseorang nasabah memiliki deposito di bank syariah sebesar Rp10.000.000 dengan nisbah bagi hasil nasabah : bank = 71:29, dan jangka waktu deposito 1 bulan. Maka besaran bagian yang menjadi hak nasabah, dibandingkan bank pada proses distribusi bagi hasil adalah angka di depan (misalnya 70 pada 70:30) merupakan porsi nasabah, sedangkan angka di belakangnya merupakan porsi bank.

  Dengan demikian bisa dilihat sistem bagi hasil ini lebih adil karena 70:30 ini merupakan prosentase dari keuntungan dana kelolaan bank, maka ketika keuntungan bank kecil, maka kecil pula bagi hasil untuk nasabah, dan ketika keuntungan bank naik maka naik pula bagi hasil untuk nasabah.

  Selanjutnya, akan dipaparkan berbagai hal yang berhubungan dengan bank syariah agar pemahaman tentang bank syariah menjadi lebih jelas.

  1. Prinsip Bank Syariah Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai denga syariah. Dalam beroperasi bank syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: a) prinsip keadilan: tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara bank dan nasabah; b) prinsip kemitraan: menempatkan nasabah penyimpana dana, nasabah pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha, hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun bank. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai intermediary institution lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya; c) prinsip keterbukaan: melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank, dan d) universalitas: bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil'alamiin.

  2. Budaya Bank Syariah Bank Syariah sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada sikap akhlaqul karimah (budi pekerti mulia), yang terangkum dalam lima pilar yang disingkat SIFAT, yaitu: a) siddiq (integritas): awali dengan niat dan hati tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan perilaku teladan; b) istiqomah (konsistensi): pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang menyerah, kesabaran dan percaya diri; c) fathanah

  (profesionalisme): semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif , terampil dan adil; d) amanah (tanggung-jawab): menjadi terpercaya, cepat tanggap, obyektif, akurat dan disiplin; dan e) tabligh (kepemimpinan): kepemimpinan berlandaskan kasih sayang, selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatif dan memberdayakan.

3. Kegiatan Usaha Bank Syariah

  a. Tabungan Bank Syariah Tabungan Bank Syariah adalah simpanan yang penarikannya berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati. Adapun manfaatnya adalah sebagai sarana investasi jangka pendek, aman dan terjamin, bagi hasil kompetitif, setor dan tarik tunai on-line diseluruh cabang Bank Syariah. Sedangkan fasilitas yang diperoleh adalah kartu ATM, sehingga bisa ditarik kapan saja, SMS Banking, sehingga bisa bertransaksi dimana saja, Autosave, Layanan standing order, dan penyaluran zakat, infaq dan shadaqah. Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah. Mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah. Tabungan ini diperuntukkan bagi nasabah perorangan dan badan hukum dengan syarat memiliki tanda pengenal, khusus badan hukum: NPWP, Akta pendirian, Ijin usaha, dan lain- lain denga n ketentuan setoran awal Rp25.000, setoran berikutnya Rp10.000. sedangkan saldo minimum adalah Rp20.000 (bagi yang tidak menggunakan ATM), Rp50.000 (fasilitas ATM), dan Rp100.000 (fasilitas SMS Banking). Sedangkan Biaya-biaya yang dikenakan adalah administrasi bulanan Rp 2.500, penutupan rekening Rp20.000, ganti buku Rp10.000.

  b. Deposito Bank Syariah Deposito Bank Syariah adalah produk investasi berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan. Adapun manfaatnya adalah sebagai sarana investasi terarah sesuai syariah dengan pilihan jangka waktu : 1, 3, 6, dan 12 bulan, aman dan terjamin, dapat dijadikan jaminan pembiayaan, serta bagi hasil kompetitif. Fasilitas yang diperoleh adalah Automatic Roll (ARO), bagi hasil dapat ditambahkan ke nilai pokok deposito, Over transfer atau pemindahbukuan. Sedangkan akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah. Mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi. Deposito ini diperuntukkan bagi nasabah perorangan dan badan hukum dengan syarat memiliki tanda pengenal, khusus Badan hukum: NPWP, Akta pendirian, Ijin usaha, dan lain- lain dengan nilai nominal minimum Rp500.000. adapun biaya-biaya yang dikenakan adalah materai Rp6.000 (untuk nominal diatas Rp1.000.000), break deposito Rp30.000, ganti bilyet hilang/rusak : Rp10.000 per bilyet.

  c. Giro Bank Syariah Giro Bank Syariah adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perintah bayar lainnya dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah.