BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep - UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan

  konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran, mengerti secara mentalmakn dan filosofinya, maksud dan implikasinya serta aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Konsep menurut Wardhani (2008) adalah ide abstrak yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan /menggolongkan sesuatu objek.

  Menurut Sanjaya (2009), pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti, memberikan interpretasi data dan mampu mengaplikasikan konsep yan sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

2. Indikator pemahaman konsep

  Ada beberapa ciri khusus yang membedakan antara soal pemahaman konsep dengan soal untuk aspek penilaian lain. Indikator-indikator yang menunjukkan pemahaman konsep menurut Shadiq (2009) antara lain: a. Menyatakan ulang sebuah konsep. b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu.

  c. Memberikan contoh dan non contoh dari konsep.

  d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika.

  e. Mengembangkan syarat perlu atau cukup suatu konsep.

  f. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

  Indikator siswa memahami konsep matematika menurut Wardhani (2008) adalah: a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

  b. Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya.

  c. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.

  d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

  e. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep.

  f. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu.

  g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.

  Berdasarkan penjabaran di atas peneliti menggunakan indikator pemahaman konsep antara lain : a. Menyatakan ulang sebuah konsep.

  b. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.

  c. Menerapkan konsep secara logis.

  d. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu.

  e. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

  Peneliti memilih indikator tersebut karena disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

B. Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

  Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan cara menghadapkan siswa tersebut dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Pembelajaran berbasis masalah adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya kepada siswa (Nata, 2009).

  Menurut Sanjaya (Trianto, 2014) menyatakan bahwa Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah secara alamiah.

2. Tahap-tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah

  Menurut Trianto (2014) mengemukakan bahwa tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagi berikut :

Tabel 2.1 Tahap-tahap Pembelajaran Berbasis Masalah Tahap Indikator Aktifitas Guru ke-

  1 Orientasi siswa pada Guru menjelaskan tujuan masalah pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

  2 Mengorganisir siswa Guru membantu siswa untuk untuk belajar mendefinisi dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

  3 Membimbing Guru mendorong siswa untuk penyelidikan mengumpulkan informasi yang individual dan sesuai, melaksanakan eksperimen, kelompok untuk mendapatkan penjelsan dan pemecahan masalah.

  4 Mengembangkan Guru membantu siswa dalam dan menyajikan hasil merencanakan dan menyiapkan karya karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

  5 Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk mengevaluasi proses melakukan refleksi atau evaluasi pemecahan masalah terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembalajaran Berbasis Masalah

  Menurut Nata (2009) pembelajaran berbasis masalah memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: a. Kelebihan pembelajaran berbasis masalah:

  1) Dapat memebuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.

  2) Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, yang selanjutnya dapat mereka gunakan pada saat menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat.

  3) Dapat merangsang pengembangan kemampuan berfikir secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses pembelajarannya para siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai aspek.

  b. Kekurangan pembelajaran berbasis masalah: 1) Sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang sesuai dengan tingkat berfikir siswa.

  2) Memerlukan waktu lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan model konvensional.

  C.

   Strategi Student Teams Achievement Division (STAD) 1.

   Pengertian Strategi Student Teams Achievement Division (STAD)

  Pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ini dikembangkan oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (Trianto, 2014) menyatakan bahwa pada Student Teams

  Achievement Division (STAD) siswa ditempatkan dalam tim belajar

  beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak boleh saling membantu.

  Menurut Suyatno (2009) secara ringkas sintak pembelajaran tipe

  

Student Teams Achievement Division (STAD), yaitu a) mengajar, b)

belajar dalam tim, c) tes, d) penghargaan tim.

  Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti mengembangkan

  

Student Teams Achievement Division (STAD) ke dalam strategi dengan

  langkah sebagai berikut:

  a. Presentasi kelas Disini guru perlu menekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok, dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Dengan cara ini siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberikan perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan kuis.

  b. Belajar dalam kelompok Dalam kelas siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4-5 siswa yang heterogen, dimana mereka mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang diberikan. Aturan heterogen dapat berdasarkan pada: 1) Kemampuan akademik (pandai, sedang, rendah)yang diperoleh dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Pembagian tersebut harus diseimbangkan, sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan tingkat presentasi seimbang.

  2) Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dan lain-lain.

  Jika dalam pengerjaan Lembar Kerja Kelompok (LKK) ada kesulitan, siswa yang merasa mampu harus membantu siswa yang kesulitan. Kelompok adalah ciri yang paling penting dalam STAD. Fungsi utama dari kelompok ini adalah untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok benar- benar belajar dan lebih khusus lagi untuk mempersiapkan anggotanya agar bisa mengerjakan kuis dengan baik. Pada tiap hal, yang ditekankan adalah membuat anggota kelompok melakukan yang terbaik untuk kelompok, dan kelompok pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. 3) Tes individu

  Setiap siswa menerima satu lembar kuis, dan pada saat menyelesaikan kuis tersebut siswa dilarang bekerja sama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa selama bekerja dalam kelompok. Hasil kuis ini digunakan sebagai nilai perkembangan siswa serta digunakan sebagai nilai perkembangan kelompok

  4) Penghargaan Kelompok Penghargaan kelompok dilakukan dalam dua tahap perhitungan, yaitu :

  (a) Menghitung skor individu dan skor kelompok Skor perkembangan individu dan skor perkembangan kelompok dihitung berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor yang didapatkan dari hasil tes dicatat oleh guru untuk dibandingkan dengan hasil prestasi sebelumnya. (b) Menghargai Prestasi Kelompok

  Ada tiga tingkat penghargaan yang dapat diberikan dalam penghargaan prestasi kelompok yaitu kelompok baik, hebat, dan super.

2. Kelebihan dan Kekurangan Student Teams Achievement Division

  (STAD)

  Menurut Majid (2013) kelebihan dan kekurangan dari Student Teams

  Achievement Divisions adalah sebagai berikut:

  a. Kelebihan Student Teams Achievement Divisions : 1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain.

  2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan. 3) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif. 4) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.

  b. Kekurangan Student Teams Achievement Divisions : 1) Membutuhkan waktu yang lama.

  2) Siswa yang pandai cenderung enggan apabila disatukan dengan temannya yang kurang pandai, dan yang kurang pandaipun merasa minder apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama-kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya. 3) Skor kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor individu.

  D.

  

Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Student Teams

Achievement Division (STAD)

  Pembelajaran berbasis masalah dengan strategi Student Teams

  Achievement Division (STAD) merupakan salah satu model pembelajaran

  yang merupakan penggabungan pembelajaran berbasis masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD). Dalam proses pembelajaran menggunakan sintaks pembelajaran berbasis masalah dan dalam proses diskusi meggunakan strategi Student Teams Achievement

  Division (STAD). Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD) sebagai berikut :

Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi

  

Student Teams Achievement Division (STAD)

Deskripsi Kegiatan Pendahuluan :

  a. Guru memberikan salam, memerintah siswa untuk berdoa sebelum memulai pelajaran dan mengecek kehadiran siswa.

  Orientasi siswa pada masalah b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  c. Guru menyampaikan rencana pembelajaran yang akan dilakukan.

  d. Guru memberikan motivasi kemanfaatan materi yang diajarkan.

  Kegiatan Inti :

  a. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan mengajukan permasalahan.

  b. Guru membimbing siswa untuk mengamati masalah yang diberikan.

  Mengorganisir siswa untuk belajar

  c. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok beranggotakan 4-5 siswa setiap kelompoknya dengan kemampuan siswa yang heterogen.

  d. Guru memberikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) kepada setiap kelompok yang berkaitan dengan masalah yang telah diberikan sebelumnya pada lembar materi untuk dikerjakan secara berkelompok.

  e. Siswa mengerjakan LKK yang telah diterima secara berkelompok dan setiap anggota harus benar-benar memahami karena nantinya akan diadakan kuis yang harus diselesaikannya secara individu.

  Membimbing pengalaman individu atau kelompok

  f. Guru membimbing siswa dan berperan sebagai fasilitator apabila siswa membutuhkan informasi untuk menyelesaikan masalah.

  Mengembangkan dan meyajikan hasil karya

  g. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk meyampaikan hasil diskusi.

  h. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi dari kelompok yang sedang menyampaikan hasil diskusinya.

  Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

  i. Guru meminta siswa untuk bersama-sama mengoreksi hasil diskusi mereka secara jujur. j. Guru meminta setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi. k. Guru memberikan soal kuis yang dikerjakan secara individual untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan l. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok baik, hebat, dan super.

  Penutup :

  m. Guru melakukan refleksi dengan menanyakan tentang pengalaman belajar yang diperoleh dan kesulitan apa yang dialami selama pembelajaran. n. Guru mengingatkan kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. o. Guru memberikan salam penutup.

  E.

  

Perbedaan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran

Berbasis Masalah strategi Student Teams Achievement Division (STAD)

  Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Berbasis Masalah strategi Student Teams Achievement Division (STAD) memiliki perbedaan. Berikut perbedaannya:

Tabel 2.3 Perbedaan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Berbasis Masalah strategi Student Teams

  Achievement Division (STAD) Pembelajaran Berbasis Masalah No Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi Student Teams

  Achievement Division (STAD)

  

1. Orientasi siswa pada masalah Orientasi siswa pada masalah

  Guru Guru menjelaskan tujuan menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan pembelajaran, menyampaikan logistik yang dibutuhkan, rencana pembelajaran yang akan mengajukan fenomena atau dilakukan dengan menggunakan demonstrasi atau cerita untuk strategi STAD, dan memberikan memunculkan masalah, motivasi kemanfaatan materi memotivasi siswa untuk yang diajarkan. terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

  2. Mengorganisir siswa untuk Mengorganisir siswa untuk belajar belajar Guru

  menjelaskan materi Guru membantu siswa untuk pembelajaran dengan mendefinisi dan mengajukan permasalahan. mengorganisasikan tugas

  Guru memberikan kesempatan belajar yang berhubungan kepada siswa untuk bertanya dengan masalah tersebut tentang hal-hal yang belum dipahami.

  Guru membagi siswa untuk berkelompok tiap kelompok beranggoatakan 4-5 siswa dengan kemampuan yang heterogen

  Guru membagikan LKK kepada setiap kelompok untuk dikerjakan.

  3. Membimbing pengalaman individu atau kelompok

  Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelsan dan pemecahan masalah.

  Membimbing pengalaman individu atau kelompok

  Guru berkeliling untuk membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam penyelesaian LKK. Seluruh kelompok berdiskusi untuk memecahkan masalah dan mencari jawaban yang benar serta memastikan setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya. Siswa yang telah paham membantu teman sekelompoknya yang belum paham.

  4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

  Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

  Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

  Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru meminta kelompok lain menanggapi hasil diskusi yang sedang dipresentasikan.

  5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

  Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

  Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

  Guru meminta siswa untuk mengoreksi hasil diskusi secara bersama-sama

  Guru meminta setiap kelompok mengumpulkan hasil diskusi yang telah dikoreksi

  Guru memberikan kuis yang dikerjakan secra individu Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik.

F. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

  Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Dasar (KTSP 2006), SPLDV merupakan salah satu pokok bahasan matematika di SMP. Pokok bahasan ini diajarkan pada kelas VIII semester 2. Berdasarkan kompetensi dasar yang ada, maka indikator pada mata pelajaran matematika SMP kelas

  VIII semester 2 pada pokok bahasan SPLDV yang digunakan peneliti pada penelitian sebagai berikut:

Tabel 2.4 Indikator Pembelajaran Siklus Pertemuan Indikator

  2.1.1 Membuat persamaan linear dua variabel dari suatu masalah.

  1

  2.1.2 Menyelesaikan masalah yang terkait dengan PLDV.

  2.2.1 Mengidentifikasi sistem persamaan linear

  I dua variabel dalam berbagai bentuk dan variabel.

  2

  2.3.1 Menyelesaikan masalah yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel melalui metode grafik.

  2.3.2 Menyelesaikan masalah yang terkait 1 dengan sistem persamaan linear dua variabel melalui metode substitusi.

  II

  2.3.3 Menyelesaikan masalah yang terkait 2 dengan sistem persamaan linear dua variabel melalui metode eliminasi.

  2.3.4 Menyelesaikan masalah yang terkait 1 dengan sistem persamaan linear dua variabel melalui metode gabungan.

  III

  2.3.5 Menggunakan SPLDV dengan koefisien 2 berbentuk pecahan dalam pemecahan masalah.

G. Penelitian Relevan

  Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Rahmat (2013), Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMK Bina Teknologi Purwokerto Pokok Bahasan Program Linier Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Adapun hasil yang penelitiannya adalah dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika.

  Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Sulastiono (2008), Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika kelas VII B SMP N 2 Purwanegara melalui Pembelajaran Kooperatife Tipe STAD. Adapun hasil penelitiannya adalah dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika.

  Penelitian-penelitian yang disebutkan di atas adalah beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti.

  Perbedaan antara penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penelitian adalah menggabungkan beberapa variabel dari beberapa penelitian di atas, yaitu peneliti ingin meneliti tentang peningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division (STAD).

H. Kerangka Pikir

  Setelah melakukan wawancara dan observasi awal, keadaan siswa kelas VIII E sebelum adanya penelitian terdapat beberapa masalah diantaranya adalah siswa kurang memiliki kemampuan untuk memahami serta mengenali konsep-konsep dasar matematika. Siswa terbiasa mendengar dan mencatat penjelasan yang diberikan guru. Siswa juga terbiasa belajar dengan menghafal rumus bukan memahami konsep sehingga merasa kesulitan ketika menemui soal yang berbeda dengan contoh. Oleh karena itu, pembelajaran memerlukan model atau metode yang bervariasi agar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika. Model yang bervariasi agar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika yaitu menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams Achievement Division.

  Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student Teams

Achievement Division , pada langkah 1 mengorientasikan siswa pada masalah.

  Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan aktivitas- aktivitas yang akan dilakukan. Pada kesempatan ini guru memotivasi siswa dengan memberikan pentingnya materi pelajaran yang akan diajarkan. Selain itu guru memberikan masalah konstektual dalam dan meminta siswa mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru mengemukakan ide dan teori yang digunakan dalam pemecahan masalah. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat menyatakan ulang sebuah konsep dengan bahasanya sendiri,

  Pada langkah 2 mengorganisir siswa untuk belajar. Pada tahap ini guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 orang dengan kemampuan siswa yang heterogen. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk segera berbagi tugas belajar dan mendorong siswa untuk berdiskusi. Tujuannya agar siswa yang pintar mau berbagi ilmunya dengan siswa yang kurang pintar. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat menyatakan ulang sebuah konsep, dan menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis.

  Pada langkah 3 guru membimbing penyelidikan individual atau kelompok. Disini guru berkeliling memberikan bimbingan kepada kelompok jika mengalami kesulitan dengan cara memberikan arahan dan mendorong siswa untuk menyampaikan ide-idenya. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat menerapkan konsep secara logis, memilih,menggunakan dan memanfaatkan prosedur tertentu, mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah, dan pada tahap ini guru mengawasi jalannya diskusi agar keadaan di kelas tetap kondusif.

  Pada langkah 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan menggunakan strategi presentasi. Disini guru meminta salah satu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan meminta kelompok lain untuk menanggapi dengan memberikan pertanyaan. Siswa dilatih untuk memberikan pertanyaan agar dapat melatih keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya.

  Pada langkah 5 guru menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yang pertama yaitu dengan mengecek hasil diskusi siswa dan membahas secara bersama-sama, membantu siswa untuk merefleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

  Dalam mengevaluasi, guru memeberikan soal kuis dengan tujuan untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Selain itu guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan secara bersama-sama. Diakhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok- kelompok yang dianggap memiliki kemampuan baik, hebat, dan super.

I. Hipotesis Tindakan

  Dari kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan strategi Student

  Teams Achievement Division (STAD) , kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto meningkat.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI BINATANG PADA SISWA KELAS II SDN MEJOYO KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

2 19 24

Pengaruh Metode Accelerated Learning terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

3 26 0

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU

0 4 45

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA KELAS VIII.E DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SMP NEGERI I SUKOHARJO TAHUN 2012 / 2013

0 4 46

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA KELAS VIII.E DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SMP NEGERI I SUKOHARJO TAHUN 2012 / 2013

0 4 29

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS VII A SMP N 2 KALIBAWANG

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman Konsep 1. Pengertian Pemahaman Konsep - Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika ditinjau dari Kecerdasan Emosional - Repository Universitas Islam Majapahit

0 1 17

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 PAMANUKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) - repo unpas

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI MELALUI BELAJAR KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS VIII.G SMP NEGERI 1 BANYUASIN III -

0 0 23

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI MELALUI BELAJAR KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS VIII.G SMP NEGERI 1 BANYUASIN III -

0 0 75