MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA KELAS VIII.E DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SMP NEGERI I SUKOHARJO TAHUN 2012 / 2013

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA KELAS VIII.E DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

SMP NEGERI I SUKOHARJO TAHUN 2012 / 2013

P T K

Oleh SRI PIAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA KELAS VIII.E DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

SMP NEGERI I SUKOHARJO TAHUN 2012 / 2013

Oleh SRI PIAH

Hasil observasi pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sukoharjo memiliki karakteristik aktivitas dan penguasaan konsep yang relatif rendah. Selama proses pembelajaran, keterlibatan siswa masih kurang, siswa masih pasif serta guru kurang variasi dalam menggunakan model pembelajaran, sehingga perlu dilakukan pembelajaran yang efektif melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penilaianan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan penguasaan konsep Biologi kelas VIII E SMP Negeri 1 Sukoharjo.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi untuk menyusun tindakan selanjutnya. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tehnik pengambilan data aktivitas dilakukan pada saat proses belajar dan dianalisis dengan observasi penguasaan konsep dilakukan dengan tes setiap akhir siklus menggunakan soal pilihan jamak dan dianalisis dengan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan pada siklus I rerata aktivitas siswa sebesar 3,74, siklus II meningkat menjadi 7,33 dan siklus III meningkat menjadi 8,00. Sedangkan penguasaan konsep oleh siswa pada siklus I sebesar 53,33% dengan nilai rata-rata kelas 56,33. Pada siklus II meningkat menjadi 66,67% dengan nilai rata-rata kelas 65,00 dan pada siklus III meningkat menjadi 83,33% dengan nilai rata-rata kelas 84,33. Sehingga dapat disimpulkan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep Biologi oleh siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sukoharjo.

Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, STAD, aktivitas belajar siswa, dan penguasaan konsep Biologi


(3)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA KELAS VIII.E DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

SMP NEGERI I SUKOHARJO TAHUN 2012 / 2013

Oleh SRI PIAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

Judul : MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN

PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA KELAS VIII E DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SMP NEGERI I SUKOHARJO TAHUN 2012 / 2013

Nama Mahasiswa : SRI PIAH

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013112011

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd.

NIP 19570803 198603 1 004 NIP 1970715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita,M.Si.


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M.Si ………

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang., M. Biomed ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003


(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : SRI PIAH

NPM : 1013112011

Jurusan/Program Studi : Biologi/Pendidikan MIPA

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam PTK ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 2013

SRI PIAH


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di desa Panggungrejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu pada tangal 07 Agustus 1964.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 1 Panggungrejo pada tahun 1976, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Budi Luhur Sukoharjo lulus pada tahun 1980, Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA) Muhammadiyah Pringsewu lulus pada tahun 1983, pendidikan guru Sekolah Menengah Atas (PGSMTP) di Bandar Lampung lulus pada tahun 1987, dan pada tahun 2008 ikut pendidikan di Universitas Terbuka Bandar Lampung, pada tahun 2010 penulis mengikuti program penyetaraan S1 dalam jabatan Universitas Lampung jurusan pendidikan MIPA program studi pendidikan Biologi.


(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan

karunianya. Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan lembaran-

lembaran penuh suka dan duka kepada:

Ibu dan Bapak tersayang yang telah memberikan semua yang mereka punya

untuk membesarkan, mendidik, mendo’akan, memotivasi, dan mengerti pada

setiap waktu, agar penulis bisa mewujudkan cita- citanya. Amiin.

Suamiku Teguh Jatmiko yang selalu menjadi inspirasi serta semangat, untuk

meraih cita-cita kedepan dan telah memberi semangat kasih sayang, doa dan

kesabarannya semoga Allah selalu memberi kemuliaan

di dunia dan di akhirat

Buah hatiku Rendi Surya Prastyo dan Rizki Inayah semoga yang dicita-citakan

tidak hanya bunga tidur saja tetapi harus yang menelorkan pundi-pundi emas di

masa depan.

Bapak, Ibu Guru dan Staff karyawan SMP N 1 Sukoharjo yang telah

membantu dalam penelitian terhadap karya tulis ini.

Semua pihak yang telah membantu perjuangan, teman- teman S1 dalam Jabatan

Pendidikan Biologi Universitas Lampung atas kritik dan saran yang


(9)

MOTTO

Jangan menunggu jadi orang yang bahagia jika hanya untuk tersenyum.

Tersenyumlah agar kamu menjadi orang yang bahagia.

(Dr. Aidh AlQatri)

Memperlancar sesuatu yang menjadi hak orang lain lebih baik, daripada

menunda-nunda sesuatu demi kepentingan pribadi.

(Sutrisno)

Kita menilai diri dari apa yang kita dikir bisa kita lakukan, padahal

orang lain menilai kita dari apa yang sudah lakukan untuk itu apabila

anda berfikir bisa segeralah lakukan.


(10)

SANWACANA

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tindak kelas yang berjudul "

Meningkatkan Aktivitas Dan Penguasaan Konsep Oleh Siswa Kelas VIII E Dalam Pembelajaran Biologi Melalui Model Pembelajaran Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) Smp Negeri I Sukoharjo Tahun 2012 / 2013" yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Universitas Lampung.

Penelitian tindakan kelas ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada:

1. Dr.Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Larnpung.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Pramudiyanti, S.Si, M.Si., selaku Ketua Program Pendidikan Biologi. 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., yang telah memberikan banyak masukan, saran


(11)

5. Rini Rita T Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penysunan skripsi ini.

6. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembahas yang selalu memberikan bimbingan dan saran atas perbaikan skripsi ini.

7. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

8. Reman, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Sukoharjo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Sri Puspa Nataria, S.Pd., selaku guru mitra yang telah bersedia membantu memberikan saran-saran keberhasilan penelitian ini.

10.Suami dan anak-anakku yang selalu menjadi inspirasi serta semangat, untuk meraih cita-cita kedepan dan tetah memberikan segenap kaih sayang, do,a dan kesabarannya.

11.Teman-teman seangkatan semua yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah memberikan berkah, rahmat dan hidayah-Nya serta kemilikan-Nya atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita semua. Sehingga penelitian tindakan kelas ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Bandar Lampung, 2013 Penulis

SRI PIAH


(12)

(13)

(14)

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan yang memiliki peran

penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, didalamnya berlangsung proses pembelajaran yang merupakan kegiatan paling mendasar dalam

pendidikan. Proses pembelajaran dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan pembelajaran dalam bentuk belajar. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang antara lain kemampuan mengajar guru, materi pembelajaran dan sarana (Sardiman,2009:143).

Guru sebagai bagian dari sistem pendidikan disekolah memiliki tanggung jawab besar sehingga dapat tercapainya tujuan pendidikan. Guru dituntut tidak hanya sekedar sebagai penyaji atau penyampaian pengetahuan kepada para siswa dalam mengembangkan keterampilan belajar. Kualitas keberhasilan hasil belajar siswa ditentukan oleh kualitas pengajaran yang diberikan oleh guru yakni bagaimana cara menyajikan dan memberikan informasi siswa merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran, semua sangat bergantungpada keterampilan yang dimiliki oleh guru. Oleh karena itru penggunaan berbagai strategi, metode serta model pembelajaran sangat diperlukan agar dapat membantu berlangsungnya proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam hal ini guru hendaknya menggunakan metode ataupun


(16)

2

model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan materi yang akan disampaikan di kelas dalam proses pembelajaran.

Tercapainya tujuan pembelajaran yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran, memerlukan usaha tercapinya interaksi yang baik pula antara guru yang mengajar dan peserta didik (murid) yang belajara. Kemampuan guru dalam mengajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam menyajikan materi pembelajaran, guru hendaknya menggunakan metode ataupun model pembelajaran melibatkan yang tepat supaya memudahkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.

Kenyataanya dilapangan, khususnya dalam mata pelajaran Biologi kegiatan pembelajaran masih dilakukan secara klasikal. Pembelajaran lebih ditekankan pada model yang banyak diwarnai dengan ceramah dan bersifat guru sentries. Hal ini mengakibatkan siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan siswa hanya duduk, diam, dengar, catat, dan hafal. Kegiatan ini mengakibatkan siswa kurang ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang cenderung menjadikan mereka cepat bosan dan males belajar.

Ketersediann sarana belajar juga mendukung siswa untuk belajar (Amiria 2011:11). Sarana belajar yang lengkap disekolah seperti fasilitas internet

Sebenarnya sudah sangat mendukung siswa untuk bias mendapatkan informasi sebagai sumber belajar selain guru. Namun karena terbiasa dengan model pembelajaran konvensional yang cenderung monoton tersebut, siswa menjadi cenderung hanya mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber belajar


(17)

3

mereka dan yang lebih buruk lagi kurang memotivasi siswa mencari sumber - sumber diluar sekolah secara mandiri.

Dukungan orang tua sangat diperlukan untuk siswa dalam mencapai hasil belajar, dukungan orang tua yang baik hendaknya mampu memenuhi

kebutuhan belajar anak, misaknya mampu menyediakan sarana yang baik juga member dukungan moril yang cukup. Hendaknya orang tua member dukungan tidak berlebihan, karena dukungan orang tua yang berlebihan akan membuat anak tidak mandiri, manja serta menjadi pemalas.

Dalam proses pembelajaran disekolah sebagai suatu sistem mempunyai komponen-komponen yang merupakan suatu kesatuan yang saling

berhubungan guna mencapai tujuan yang diinginkan (Muhaimin 1991:11). Salah satu komponen pembelajaran yang mutlak adalah model yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran yang penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan pengalaman pembelajaran yang dilakukan dikelas VIII E SMP Negeri 1 Sukoharjo diketahui bahwa : 1. Proses pembelajaran lebih sering dilakukan dengan metode ceramah. 2. Guru belum banyak menggunakan atau menerapka model pembelajaran dalam pengolahan kelas. Sebagai akibat dari kedua hal tersebut suasana pembelajaran berjalan monoton, informasi satu arah (teachar centered), siswa tidak aktif, atau cepat bosan, tidak terbangun suasana belajar yang kondusif. Akibatnya terdampak kepada hasil belajar siswa yang 60% masih dibawah KKM (>65).


(18)

4

Berdasarkan data yang ada di atas, terlihat bahwa hasil belajar biologi yang diperoleh siswa masih kurang optimal. Ini terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas 65 baru sebanyak 12 siswa dengan persentase 40,00%, diSMP Negeri 1 Sukoharjo menetapkan criteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 65. Berkenaan hal tersebut diatas dirasa perlu upaya mencari cara alternarif model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep biologi oleh siswa. Salah satu model pembelajaran yang disuga cocok untuk menjawab permasalahan ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Keunggulan Tipe STAD

Mempunyai beberapa keunggulan (Slavin,1995:17) :1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma – norma kelompok, 2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama, 3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, 4. Interaksi antar siswa sering dengan meningkatkan kemampuan mereka dalam berpendapat

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa diperlukan metode atau model yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas. Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang hendak diangkat adalah “Meningkatkan Aktivitas Dan Penguasaan Konsep Biologi Melalui Model Pembelajaran Tipe STAD (Student Teams Achiment Division) Oleh siswa kelas VIII E. SMP Negeri 1 Sukoharjo.


(19)

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran bersifat Teacher Centered yang model pembelajarannya tidak memacu aktivitas belajar pada siswa.

2. Penguasaan konsep biologi oleh siswa 60% masih dibawah KKM .

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang duraikan diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII.E SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012 ? 2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

penguasaan konsep biologi oleh siswa kelas VIII.E SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun 2012 ?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui peningkatan aktivitas siswa kelas VIII.E SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam proses pembelajaran biologi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

2. Mengetahui peningkatan penguasaan konsep biologi oleh siswa kelas VIII.E SMP Negeri 1 Sukoharjo dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD


(20)

6

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis atau mahasiswa yang memerlukan dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang nantinya dapat diterapkan pada saat terjun langsung disekolah

2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternative pemebalajaran disekolah guna meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi siswa, dapat memotivasi siswa dalam berkreatifitas atau berfikir secara optimal dalam metode kooperatif agar siswa tidak jenuh dan bosan

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.E semester ganjil SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2012 / 2013 sebanyak 30 siswa 2. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran dalam kelompok

dengan siswa bekerja sama dalam satu kelompok kecil (4 sampai 5 orang) yang heterogen, untuk menyelesaikan tugas – tugas pembelajaran dikelas. Tipe STAD ini terdiri dari 5 komponen utama, yaitu prestasi kelas, kegiatan kelompok, evaluasi, pemebrian skor individu, dan penghargaan kelompok.

3. Aktivitas belajar siswa merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan individu untuk mencapai perubahan perilaku. Aktivitas dalam penelitian ini adalah aktivitas yang terjadi selama pembelajaran kooperatif tipe STAD.


(21)

7

4. Penguasaan konsep biologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil tes yang diberikan selama proses pembelajaran untuk setiap siklus.

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pembelajaran biologi dengan menggunakan pembelajaran tipe STAD akan meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas VIII.E SMP Negeri 1 Sukoharjotahun 2012 / 2013.

2. Pembelajaran biologi dengan menggunakan tipe STAD dapat

meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa kelas VIII.E SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2012 / 2013.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aktivitas Belajar

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan belajar sendsiri atau aktivitas sendiri. Aktivitas belajar tidak hanya mencatat dan mendengar seperti lazimnya terdapat pada pengajaran tradisional. Pengajian modern tidak menolak seluruhnya pendapat tersebut namun menitik beratkan pada aktivitas atau keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran akan

menumbuhkan kegiatan belajar sendiri.aktivitas belajar diartikan sebagai pengembangan diri melalui pengalaman bertumpu pada kemampuan diri pelajar dibawah bimbingan tenaga pengajar. Menurut (Sardiman, 2006:99)

“tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas” . belajar tidak terjadi secara

kebetulan tetapi belajar merupakan suatu proses atau aktivitas pemikiran maupun aktivitas fisik, sebagai proses dalam belajar dituntut adanya suatu aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa sebagai usaha meningkatkan belajar.

Menurut Diedrich dalam Sardiman (2009:101) membuat suatu daftar yang berisi 7 macam kegiatan belajar siswa antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:


(23)

10

1. Visual activities, kegiatan – kegiatan visual yaitu : membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain

2. Oral activities, kegiatan lisan seperti : menyetakan, merumuskan, bertanya, member saran mengeluarkan pendapat, wawancara, diskusi, interupsi

3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi, music, dan pidato

4. Writing activities, misalnya : menggambar, membuat grafik, peta, diagram

5. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain, melakukan percobaan, membuat, konstruksi, model merepasi, bermain, berkebun, beternak

6. Mentral activities, sebagai contoh misalnya : menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan mengambil keputusan 7. Emotional activities, seperti misalnya : menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Menurut Bruner dalam Trianto (2009:38) belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Selain dari usaha yang dilakukan oleh siswa,peran serta guru sangat dibutuhkan agar selama proses pembelajaran


(24)

11

Aktivitas siswa meningkat, yaitu dengan memberikan arahan – arahan dan selanjutnya secara bertahap siswa melakukan kegiatan secara mandiri dengan penuh kesadaran akan pentingnya belajar. Menurut Memes (2001 : 36), terdapat indikator terdapat aktivitas yang relevan dalam pembelajaran meliputi :

1. Interakksi anak dalam mengikuti proses belajar mengajar (PBM) dalam kelompok meliputi kegiatan berdiskusi dan bekerjasama dalam

menyelesaikan masalah.

2. Keberanian anak dalam bertanya/mengemukakan pendapat

3. Partisipasi anak dalam PBM (melihat dan ikut aktif dalam diskusi) 4. Motivasi dan kegairahan anak dalam mengikuti PBM (menyelesaikan

tugas dan aktif memecahkan masalah). 5. Hubungan anak dengan anak selama PBM 6. Hubungan anak dengan guru selama PBM.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuatuntuk mengubah tingkah laku dan tindakan yang dialami oleh siswa itu sendiri. Dimyati dan Mujiono ( 2002 : 7) menyatakan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar dialami oleh siswa sendiri.

B. Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep menyatakan apa yang akan dapat dilakukan atau dikuasai oleh siswa sebagai hasil dari pelajaran itu (Nasution, 2006:61). Penilaian penguasaan konsep merupakan kegiatan yang tak terpisahkan dari kegiatan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Guru hendaknya


(25)

12

dapat menyelesaikan masalah pembelajaran melalui kegiatan nyata di kelasnya. Kegiatan nyata ditunjukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya yang dilakukan professional (Suharjo, dalam Arikunto dkk:2006:55).

Penguasaan konsep merupakanhasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, penguasaan konsep merupakan berakhirnya proses belajar.

Penguasaan konsep juga merupakan suatu hasil belajar. Oleh karena itu hasil belajar yang berkualitas bukan sekedar ketercapaian menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan target kurikulum, tetapi dapat diukur dari perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang terjadi pada siswa. Tercapainya suatu tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar diperoleh siswa. Pembelajaran dikatan berhasil apabila hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan. Penilaian hasil belajar merupakan suatu kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Bagi siswa hasil belajar dapat memberikan informasi tentang sejauh mana mereka menguasai bahan pelajaran yang telah disampaikan guru (Dimyati dan Mujiono, 2006:3)


(26)

13

Bagi guru, hasil belajar dapat digunakan sebagai petunjuk efektif tidaknya model pembelajaran yang digunakan dengan demikian dapat dijadikan Umpan balik pembelajaran, sehingga proses pembelajaran semakin baik dan optimal.

Dari upaya diatas, peneliti menyimpulkan bahwa penguasaan konsep oleh siswa atau hasil belajar adalah hasil atau perubahan yang positif yang dicapai dari proses belajar baik secara kognitif, efektif, dan psikomotorik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Namun, pada penelitian ini peneliti menekankan hasil belajar dari segi kognitif yaitu hasil dari tes

formatif yang diberikan selama proses pembelajaran untuk setiap akhir siklus.

C. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.

1. LandasanTeoritik

Apabila and abaca modul yang berjudul: “Landasan Teori dalam

pengembangan Model-model Pengajaran,” maka model pembelajaran

kooperatif ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif- kontruk. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky, yaitu tentang penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran.


(27)

14

Dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Implikasi dari teori Vygotsky ini dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif. (Slavin, Etin dan Raharjo, 2007:4)

Penerapan model pembelajaran kooperatif ini juga sesuai dengan yang

dikehendaki oleh prinsip-prinsip CTL (contextual teacing and lerning), yaitu tentang learning cimminity. Untuk lebih jelasnya, anda dapat membacanya pada subjudul Teori Konstruktivis serta subjudul Pengajaran dan

Pembelajaran Kontekstual (Lie, 2003:12).

2. Tujuan Hasil Belajar Siswa

Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Disamping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah meningkatkan penelitian siswa pada belajar akademik dan perubahannorma yang berhubungan dengan tidak menyukai siswa-siwa yang ingin menonjol secara akademis.

Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar,

pembelajaran kooperaif dapat member keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa


(28)

15

kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama (Lia, 2007:12)

Tujuan penting lain dari pembelajarankooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi keterampilan ini amat penting untuk dimiliki didalam masyarakat di mana banyak orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam.

D. Keterampilan Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun sswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk

melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok. Sedangkan peranan tugas dilakukan dengan berbagai tugas antara anggota kelompok selama kegiatan. Ketrampilan-keterampilan kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut (Lundgren, 1994:11) :

1. Keterampilan kooperatif tingkat awal, meliputi : a. Menggunakan kesepakatan

b. Berada dalam tugas c. Mendorong partisipasi

d. Menyelesaikan tugas pada waktunya e. Menghormati perbedaan individu


(29)

16

2. Keterampilan kooperatif tingkat menengah, meliputi : a. Menunjukan penghargaan dan simpati

b. Mendengarkan dengan aktif c. Bertanya

d. Membuat ringkasan e. Menerima tanggung jawab

3. Keterampilan kooperatif tingkat mahir, meliputi : a. Memeriksa dengan cermat

b. Menanyakan kebenaran c. Menetapkan tujuan d. Berkompromi

4. Lingkungan belajar dan sistem Pengelolaan

Lingkungan belajar untuk pembelajaran kooperatif dicirikan oleh proses demokrasi dan peran aktif siswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Guru menerapkan suatu struktur tingkat tinggi dan membentuk kelompok dan mengidentifikasi semua prosedur, namun siswa diberi kebebasan dalam mengendalikan dari waktu ke waktu didalam kelompoknya. Jika pelajaran pembelajaran kooperatif ingin sukses, materi pembelajaran yang lengkap harus dirungan perpustakaan atau dipusat media.

Keberhasilan juga menghendaki syarat dari menjauhkan kesalahan tradisional, yaitu secara ketat mengelola tingkah laku siswa dalam kerja kelompok. Selain unggul membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, model ini sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan


(30)

17

kemampuan kerjasama, berfikir kritis, dan kemampuan membantu teman (Nur, 2000:21).

Beberapa persiapan-persiapan yang perlu dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran tipe STAD antara lain :

1. Perangkat pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran perlu dipersiapkan perangkat pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya.

2. Membentuk kelompok diusahan agar kemampuan siswa dalam kelompok heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainya relative heterogen

3. Menentukan skor awal

Skor awal dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal dapat berubah setelah adanya kuis. 4. Pengaturan tempat duduk

Mengatur tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menjunjung kebrhasilan pelaksanaan kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas koopertaif

5. Kerja kelompok untuk mencegah adanya hambatan pada


(31)

18

kerja kelompok. Hal ini bertujuan umtuk lebih jauh mengenal masing-masing individu dalam kelompok.

E. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Robert E.Slavin dan teman-temannya di Universitas Jhon Hopki, merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD mengacu kepada belajar kelompok siswa yang menyajikan informasi akademik kepada siswa menggunakan persentasi verbal atau teks.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD membagi siswa dalam kelompok – kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang yang bersifat heterogen. Komponen utama tipe STAD adalah presentasi kelas, kegiatan kelompok, kuis/test,pemberian skor individu dan penghargaan kelompok.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini memang cocok untuk diterapkan bagi sekolah-sekolah yang masih menggunakan model

pembelajaran secara langsung karena sangat mudah diterapkan dan paling sederhana dalam penerapannya. Siswa akan lebih mudah dalam menemukan dan menangani konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Siswa yang berkemampuan rendah mendapat kesempatan untuk dibimbing oleh temanya yang memiliki

wawasan yang lebih tinggi, sedangkan siswa yang lebih tinggi kemampuanya mempunyai kesempatan untuk menjadi tutor sehingga pemahamanya menjadi lebih baik lagi. Kerja kelompok diharapkan dapat membuat siswa lebih mendiskusikan konsep dan prinsip tentang pelajaran mereka. Kegiatan saling


(32)

19

membantu yang menguntungkan semua pihak tentu akan meningkatkan hasil belajar siswa sehingga aktivitasnyapun akan meningkat.

Dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ada beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu :

a. Pembelajaran (Intruction)

Materi yang disampaikan pada saat pembelajaran biasa menggunakan pengajaran langsung atau diskusi yang dipimpin oleh guru. Pembelajaran ini dipakai untuk menetapkan tujuan, penjelasan, dan pemodelan

kemampuan atau penerapan konsep, prinsip, penyamarataan, peraturan-peraturan dan penyediaan buku pabrik. Pada pendahuluan ditekankan pada apa yang akan dipelajari siswa dalam Tugas kelompok. Siswa harus memperhatikan dengan baik selama pembelajaran karena akan membantu siswa dalam tes.

b. Membentuk kelompok (Transition to teams)

Guru umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 hingga 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.

c. Belajar kelom[pok dan pengawasan (Teams Study and Monitoring)

Semua murid dalam kelompok, guru harus mengawasi murid untuk memastikan bahwa mereka bekerja dengan baik. Salah satu tujuan pembelajaran kooperatif adalah mengajar murid untuk bekerja bersama. Model kooperatif tipe STAD satu kelompok terdiri 4 sampai 5 orang anggota kelompok setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab atas keberhasilan anggota kelompok mereka. Setiap anggota kelompok


(33)

20

harus membantu satu sama lain dan bertanggungjawab agar setiap anggota kelompoknya benar-benar memahami materi yang dipelajari karena keberhasilan individu mempengaruhi keberhasilan kelompoknya.

d. Kuis/tes

Kuis/tes diberikan setelah melaksanakan 1 atau 2 kali pertemuan. Saat kuis/tes siswa tidak boleh saling membantu satu sama lain dan harus mengerjakan soal secara individu. Kuis/tes dikerjakan setiap individu.

e. Poin peningkatan individu

Poin peningkatan adalah memberikan kepada siswa sasaran yang tepat dicapai jika mereka bekerja lebih giat dan memperhatikan prestasi yang lebih baik jika disbanding dengan yang dicapai sebelumnya. Hasil tes setiap siswa diberi poin peningkatan yang ditentukan berdasarkan selisih skor tes terdahulu (skor tes awal dan skor tes akhir)

f. Penghargaan kelompok

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok. Skor kelompok adalah rata-rata dari peningkatan individu dalam kelompok


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukoharjo kels yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah kelas VIII.E dengan jumlah siswa 30 orang

2. Mata pelajaran

Mata pelajaran yang digunakan sebagai materi penelitian adalah ilmu pengetahuan alam Biologi semester ganjil

3. Waktu penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai November 2012. Penelitian terdiri dari 3 siklus, setiap siklus

direncanakan dari 2 kali pertemuan.

B. Faktor yang diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Aktivitas belajar siswa diteliti melalui observasi pada saat pembelajaran berlangsung

2. Penguasaan konsep siswa adalah hasil yang dilihat dari tes pada akhir dari setiap siklus


(35)

22

C. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan terdiri atas empat tahapan yang dilakukan dalam tiap siklus yaitu (a) perencanaan (b) pelaksanaan (c) observasi dan (d) refleksi. Tahapan rencana penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS III Pelaksanaan

Pengamatan

?


(36)

23

D. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus , dan setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan (1 kali pertemuan 2 jam pelajaran atau 2 X 40 menit)

Siklus 1

1. Perencanaan

a. Penetapan konsep yang akan diajarkan b. Membuat silabus

c. Membuat RPP d. Membuat LKS

e. Membuat perangkat tes 2. Pelaksanaan

a. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang untuk tiap kelompok

b. Guru menjelaskan tentang konsep yang telah ditetapkan c. Guru membagi lembar kerja dan siswa melaksanakan diskusi

kelompok

d. Siswa berdiskusi menggunakan LKS yang diberikan oleh guru e. Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi, guru

mengobservasi dan memberikan penelitian serta menyimpulkan materi

f. Diakhir siklus diadakan refleksi dari guru mitra dan penelitian untuk mengkaji strategi pembelajaran dan aktivitas siswa selama

pembeljaran dengan tindakan dalam siklus 1 untuk acuan rencana siklus berikutnya.


(37)

24

3. Pengamatan (observasi)

Pengamatan dilakukan oleh 2 orang guru sebagai observer. Satu orang sebagai observer proses pembelajaran dan satu guru sebagai observer aktivitas siswa.

4. Refleksi

Refleksi meliputi kegiatan analiasis, memahami dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dengan menganaliasis hasil tes dapat ditarik kesimpulan tentang perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi dan selanjutnya dijadikan dasar perbaikan pada siklus berikutnya. Setiap akhir siklus diadakan tes untuk mengambil hasil belajar.

Siklus II dan III

Pada siklus II dan III pelaksanaannya sama dengan siklus I. pada siklus Ii memperhatikan hasil dari siklus I dan pda siklus II memperhatikan hasil siklus II

E. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Aktivitas siswa, yaitu data yang diperoleh dari observasi terhadap

aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, yang dihimpun dari siklus I sampai dengan III

b. Data penguasaan konsep oleh siswa yitu data yang diperoleh dari hasil belajar berupa tes diberikan setiap siklus.


(38)

25

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui lembar observasi aktivitas siswa dan tes penguasaan konsep.

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran selama pelatihan sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelksnaan tindakan.

Aktivitas on task siswa

A. Berdiskusi memecahkan masalah Indikator :

1) Memberi pendapat

2) Menghargai pendapat teman B. Bekerjasama mengerjakan LKS

Indikator :

1) Ikut terlibat dalam mengerjakan LKS

2) Mengerjakan LKS bersama dengan satu kelompok C. Keberanian dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat

Indikator :

1) Bahasa yang digunakan logis


(39)

26

D. Partisipasi siswa dalam pembelajaran Indikator :

1) Mengikuti petunjuk guru dan LKS 2) Memahami petunjuk guru dan LKS

Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Data aktivitas siswa pada proses pembelajaran

No Nama Siswa

Aspek Aktivitas yang diamati

Jumlah Kriteria

A B C D

1 2 1 2 1 2 1 2

Keterangan : A : Berdiskusi

B : Bekerjasama mengerjaklan LKS

C : Keberanian dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat D : Partisipasi siswa dalam pembelajaran

2. Instrument penguasaan konsep

Tes dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa. Setelah diberikan pelajaran melalui model pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Nilai diambil dari hasil tes yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Bentuk tes yang digunakan yaitu tes tertulisberupa


(40)

27

soal pilihan jamak. Hasil tes penguasaan konsep seluruh siswa direrata, kemudian tes penguasaan konsep siklus berikutnya

3. Indikator Penelitian

Penelitian akan dihentikan dan dinyatakan berhasil bila :

a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat dari siklus ke siklus b. Penguasaan konsep biologi oleh siswa mencapai 60% dari KKM yang

diterapkan yaitu 65.

G. Teknik Analisa Data

1. Analisa data aktivitas yang dilakukan secara klasikal dalam setiap pertemuan dengan member tanda () pada lembar observasi yang telah disediakan sesuai indicator yang telah ditentuka. Setelah observasi lalu dihitung jumlah aktivitas yang telah dilakukan, kemudian dipresentasikan. Data pada setiap siklus diolah menjadi presentasi aktivitas siswa. Seorang siswa dikategorikan aktif minimal 61% dari jenis kegiatan yang telah dilakukan, kemudian dipresentasikan. Hal ini sesuai dengan kriterian Arikunto ( 1992 : 17) yaitu :

a. Antara 81%-100% adalah aktivitas siswa sangat baik b. Antara 61%-80% adalah aktivitas siswa yang baik c. Antara 41%-60% adalah aktivitas siswa cukup d. Antara 21%-40% adalah aktivitas siswa yang kurang e. Antara 0%-20% adalah aktivitas siswa yang kurang sekali


(41)

28

Jika lebih dari 61%-80% aktivitas yang dilakuka, maka siswa tersebut sudah termasuk siswa yang aktif. Dapat dilakukan perhitungan presentasi aktivitas off task siswa dapat dihitung dengan rumus :

%An = ∑Na x 100% N

Keterangan :

% An = presentasi setiap jenis aktivitas

∑An = jumlah siswa yang melakukan setiap jenis aktivitas N = jumlah siswa keseluruhan (Sudjana,2002 : 69)

Presentasi setiap jenis aktivitas on task siswa dapat dihitung dengan rumus :

%Bn = 100%-%An

Keterangan :

%Bn = presentasi setiap jenis aktivitas on task

%An = presentasi setiap jenis aktivitas off task (Hopkins, 1993 : 54)

2. Analisa data penguasaan konsep

Untuk mengetahui penguasaan konsep siswa setelah diterapkan

pembelajaran dengan model pembelajaran tipe STAD diambil rata-rata tes formatif yang diberikan pada setiap akhir siklus. Analisa nilai rata-rata siswa dilakukan dengan rumus :

X = ∑Nn N

Keterangan : N = nilai

Nn = jumlah nilai tes pada siklus ke-n

N = jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar N = 1,2,3 … (Sudjana, 1996 : 67)


(42)

29

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini secara umum yaitu:

a. Persentase jumlah siswa yang aktif mencapai sekurangnya mencapai 75% dari 30 siswa.

b. Persentase jumlah siswa yang tuntas mencapai sekurangnya 75% dari


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sukoharjo dengan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 43,33 meningkat ke siklus II menjadi 66,67, siklus III menjadi 83,33 2. Penggunaan model pembelajaran kognitif tipe STAD dapat

meningkatkan penguasaan konsep biologi pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sukoharjo. Persentase ketuntasan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 53,33%, siklus II menjadi 65,00 % dan pada siklus III menjadi 83,33% .


(44)

54

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penilaian ini adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan metode Student Teams Achievement Division (STAD) dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa dan penguasaan konsep pada materi pembelajaran sistem gerak pada manusia

2. Dalam pembelajaran diskusi kelompok dengan menggunakan LKS hendaknya kalimat dan kegiatan yang ada pada LKS harus lebih rinci dan jelas sehingga dapat lebih mudah dimengerti oleh siswa.


(45)

55

DAFTAR PUSTAKA

Amiria. 2011. Media Pembelajaran. Surabaya Unipres.

Arikunto, S.2006. Dasar-dasar Evsluasi Pendidikan. Jakarta. Bina Aksara.

Asmilia 2005. Pengaruh Peruropan Metode Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divission) Terhadap Hasil Belajar Blologi Siswa (studi pada kelas 2 semester genap tahun pelajaran 2004/2005 SMP Negeri 1 Gadingrejo

Pringsewu. Skripsi. FKIP Universitas Lampung.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta. ________________2006. Hasil Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta. Lie, A. 2003. Pengajaran dan Pembelaiman Kontektual. Jakarta. Gramedia.

________ 2007. Cooperative Learning. Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta. Gramedia.

Memes. 2001 Cooperative Learning. Memperaktekan Cooperative Learning Cooperative Learning di ruang kelas. Gramedia. Jakarta.

Muhaimin. 1991. Model-model Pembelajaran. Jakarta. Rajawali Pers.

Nasution, S. 2006. Berbagi Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.Jakarta. PT Bumi Aksara.

Nur. 2000. Pembelajaran Kooperatif.Surabaya. Universitas Pres UNESA. Sardiman, AM.2006. Media Pendidikan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Sardiman. 2009. Pengajaran dan Pembelajaran Kontektual. Surabaya. Universitas

Press.


(46)

56

Slavin, RE. 1995. Cooperative Learning. Second Edition, Massachusetts: Allyn and Bacon Publishers.

Triyanto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya. Kencana. Winata, F.R. 2008. Model Pembelajaran Tipe STAD (Student Team Achievement

Divission) dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar. Surabaya; Universitas Press.

Triyanto. 2009. Model Pembelajaran Inovatif Progesif. Surabaya: Kencana. Winata, F. R. 2008. Model Pembelajaran Tipe STAD (Student Team Achievement

Division) dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar. Surabaya: Universitas Press.


(1)

Jika lebih dari 61%-80% aktivitas yang dilakuka, maka siswa tersebut sudah termasuk siswa yang aktif. Dapat dilakukan perhitungan presentasi aktivitas off task siswa dapat dihitung dengan rumus :

%An = ∑Na x 100% N

Keterangan :

% An = presentasi setiap jenis aktivitas

∑An = jumlah siswa yang melakukan setiap jenis aktivitas N = jumlah siswa keseluruhan (Sudjana,2002 : 69)

Presentasi setiap jenis aktivitas on task siswa dapat dihitung dengan rumus :

%Bn = 100%-%An

Keterangan :

%Bn = presentasi setiap jenis aktivitas on task

%An = presentasi setiap jenis aktivitas off task (Hopkins, 1993 : 54)

2. Analisa data penguasaan konsep

Untuk mengetahui penguasaan konsep siswa setelah diterapkan

pembelajaran dengan model pembelajaran tipe STAD diambil rata-rata tes formatif yang diberikan pada setiap akhir siklus. Analisa nilai rata-rata siswa dilakukan dengan rumus :

X = ∑Nn N Keterangan : N = nilai

Nn = jumlah nilai tes pada siklus ke-n

N = jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar N = 1,2,3 … (Sudjana, 1996 : 67)


(2)

29

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini secara umum yaitu:

a. Persentase jumlah siswa yang aktif mencapai sekurangnya mencapai 75% dari 30 siswa.

b. Persentase jumlah siswa yang tuntas mencapai sekurangnya 75% dari KKM (≥65).


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sukoharjo dengan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 43,33 meningkat ke siklus II menjadi 66,67, siklus III menjadi 83,33 2. Penggunaan model pembelajaran kognitif tipe STAD dapat

meningkatkan penguasaan konsep biologi pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Sukoharjo. Persentase ketuntasan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 53,33%, siklus II menjadi 65,00 % dan pada siklus III menjadi 83,33% .


(4)

54

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penilaian ini adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan metode Student Teams Achievement Division (STAD) dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa dan penguasaan konsep pada materi pembelajaran sistem gerak pada manusia

2. Dalam pembelajaran diskusi kelompok dengan menggunakan LKS hendaknya kalimat dan kegiatan yang ada pada LKS harus lebih rinci dan jelas sehingga dapat lebih mudah dimengerti oleh siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amiria. 2011. Media Pembelajaran. Surabaya Unipres.

Arikunto, S.2006. Dasar-dasar Evsluasi Pendidikan. Jakarta. Bina Aksara.

Asmilia 2005. Pengaruh Peruropan Metode Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Divission) Terhadap Hasil Belajar Blologi Siswa (studi pada kelas 2 semester genap tahun pelajaran 2004/2005 SMP Negeri 1 Gadingrejo

Pringsewu. Skripsi. FKIP Universitas Lampung.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.

________________2006. Hasil Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.

Lie, A. 2003. Pengajaran dan Pembelaiman Kontektual. Jakarta. Gramedia.

________ 2007. Cooperative Learning. Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta. Gramedia.

Memes. 2001 Cooperative Learning. Memperaktekan Cooperative Learning Cooperative Learning di ruang kelas. Gramedia. Jakarta.

Muhaimin. 1991. Model-model Pembelajaran. Jakarta. Rajawali Pers.

Nasution, S. 2006. Berbagi Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.Jakarta. PT Bumi Aksara.

Nur. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Universitas Pres UNESA.

Sardiman, AM.2006. Media Pendidikan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Sardiman. 2009. Pengajaran dan Pembelajaran Kontektual. Surabaya. Universitas

Press.


(6)

56

Slavin, RE. 1995. Cooperative Learning. Second Edition, Massachusetts: Allyn and Bacon Publishers.

Triyanto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya. Kencana. Winata, F.R. 2008. Model Pembelajaran Tipe STAD (Student Team Achievement

Divission) dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar. Surabaya; Universitas Press.

Triyanto. 2009. Model Pembelajaran Inovatif Progesif. Surabaya: Kencana. Winata, F. R. 2008. Model Pembelajaran Tipe STAD (Student Team Achievement

Division) dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar. Surabaya: Universitas Press.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN MEDIA CHARTA PADA PELAJARAN BIOLOGI (PTK di Kelas VII.6 SMP Negeri 1 Gading Rejo 2011/2012)

0 8 55

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 BULUREJO PRINGSEWU

0 4 45

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 2 MATARAM KABUPATEN PRINGSEWU

0 6 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 2 MATARAM KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 40

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VA SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 11 79

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) KELAS IV SISWA SD NEGERI TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 17 67

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA KELAS VIII.E DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SMP NEGERI I SUKOHARJO TAHUN 2012 / 2013

0 4 46

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA KELAS VIII.E DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SMP NEGERI I SUKOHARJO TAHUN 2012 / 2013

0 4 29

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP GEOGRAFI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 METRO TAHUN AJARAN 2012-2013

0 15 65

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SISWA KELAS V SDN 2 NEGERI BESAR KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 13 58