DOCRPIJM 1508989574BAB 2 RPI2JM Bone Konsep Perencanaan Bidang CK
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 1
Bab
Konsep Perencanaan
Bidang Cipta Karya
2.1. KONSEP PERENCANAAN & PELAKSANAAN PROGRAM DITJEN CIPTA KARYA
Sesuai arahan Dirjen Cipta Karya, Rencana Tata Ruang Wilayah menjadi panglima bagi
pemerintah di semua tingkat dalam membangun infrastruktur permukiman pada nasional, regional,
kabupaten/kota, kawasan, hingga yang paling kecil, lingkungan/komunitas. Sudah saatnya
pembangunan infrastruktur permukiman melalui keterpaduan dengan pendekatan berbasis kawasan
dan entitas yang mengacu pada tata ruang.
Kedepan, Cipta Karya akan memprioritaskan program/kegiatannya pada kabupaten/kota
strategis nasional. Kabupaten/kota tersebut yang tercakup dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN),
Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam
kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK, MP3EI). Kabupaten/kota tersebut juga
telah memiliki Perda RTRW dan tergabung dalam Program Kota Hijau, Kota Pusaka, dan Perdesaan
Lestari dan telah memiliki pedoman rencana dan program yang berkualitas di bidang Cipta Karya
berupa Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangkah Menengah (RPI2JM)
Kabupaten/Kota. Direktorat Jenderal Cipta Karya juga mendukung kabupaten/kota dalam pemenuhan
Standart Pelayanan Minimal (SPM) bagi kabupaten kota yang telah memiliki pedoman rencana dan
program yang berkualitas, memiliki komitmen tinggi dan responsif program serta usulan-usulan
daerah yang bersifat inovasi baru (creative program) bagi kab/kota yang berprestasi.
RPI2JM Kab/Kota merupakan dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur
bidang Cipta Karya dalam periode 5 (lima) tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota maupun oleh masyarakat/swasta.
RPI2JM Kab/Kota disusun mengacu pada rencana spasial dan sektoral dalam rangka mewujudkan
pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 2
Program/kegiatan Cipta Karya yang berjalan saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan arahan
strategis dari penataan ruang dan strategis sektoral. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan
yang konsisten dan terus menerus oleh pemerintah dan pemerintah daerah (Provinsi dan Kab/Kota)
untuk menghasilkan dokumen RPI2JM Kab/Kota yang berkualitas sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan.
Konsep perencanaan dan pelaksanaan program Ditjen Cipta Karya kedepan secara terpadu
disusun mengacu pada rencana spasial dan sektoral dalam rangka mewujudkan pembangunan
infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan serta untuk menyamakan dan memantapkan
pemahaman tentang keterpaduan dokumen perencanaan bidang Cipta Karya; serta meningkatkan
kualitas perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya yang mengedepankan keterpaduan
program berbasis penataan ruang. Dengan demikian Rencana Program Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM), secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi yang ada agar dapat
mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas
pelayanan infrastruktur permukiman yang sesuai dengan kebutuhan nyata agar dapat dicapai,
gambar 2.1.
Gambar 2.1. Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 3
2.2. AMANAT PEMBANGUNAN NASIONAL
2.2.1. RPJP Nasional 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 2007)
Tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya Undang-Undang tentang RPJP Nasional
Tahun 2005–2025 adalah untuk : (a) mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan
dalam pencapaian tujuan nasional, (b) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan
sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara
Pusat dan Daerah, (c) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, (d) menjamin tercapainya penggunaan
sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan, dan (e) mengoptimalkan
partisipasi masyarakat.
Sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) 2005–2025, Visi pembangunan nasional tahun 2005–2025 adalah: INDONESIA
YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR. Dalam mewujudkan visi pembangunan
nasional tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) Misi yang dijabarkan ke dalam
sasaran pokok berdasarkan tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2005–2025 yaitu
mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan adil sebagai landasan bagi tahap
pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila
dan Undang-Undang
Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun1945. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian
PUPR, maka tugas Kementerian PUPR yang secara eksplisit dinyatakan di dalam
sasaran-sasaran pokok dan arahan pembangunan nasional secara lengkap dapat dilihat
pada Tabel 2.1. Adapun tahapan dan skala prioritas utama dalam RPJPN untuk RPJM
tahap ke-2 (2010 – 2014) untuk bidang pekerjaan umum dan permukiman adalah :
a.
Kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan, dan akuntabel
makin meningkat yang ditandai dengan terpenuhinya standar pelayanan minimum
di semua tingkatan pemerintahan.
b.
Kesejahteraan rakyat terus meningkat yang ditunjukkan dari menurunnya angka
kemiskinan dan tingkat pengangguran, menurunnya kesenjangan kesejahteraan
antarindividu, antarkelompok masyarakat, dan antardaerah, dan dipercepatnya
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan potensial di luar Jawa.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 4
c.
Daya saing perekonomian meningkat antara lain melalui percepatan pembangunan
infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia
usaha yang antara lain didukung oleh pengembangan jaringan infrastruktur
transportasi, pengembangan
sumber
daya air dan pengembangan infrastruktur
perumahan dan permukiman.
d.
Dalam kerangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, pengelolaan sumber
daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang ditandai dengan
berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan
hidup, menguatnya partisipasi aktif masyarakat; mantapnya kelembagaan dan
kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahan;
dan yang didukung dengan meningkatnya kualitas perencanaan tata ruang serta
konsistensi pemanfaatan ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen
perencanaan pembangunan terkait dan penegakan peraturan dalam rangka
pengendalian pemanfaatan ruang.
Tabel 2.1. Arahan Jangka Panjang Infrastruktur Bidang PUPR dan Permukiman
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 5
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 6
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 7
2.2.2. RPJM Nasional 2010-2014 (Perpres No. 5 Tahun 2010)
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 20052025 yang dituangkan dalam Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang RPJPN,
Visi Pembangunan Nasional jangka panjang adalah terwujudnya Indonesia yang Mandiri,
Maju, Adil, dan Makmur.
Kerangka visi Indonesia 2014 dalam RPJM Nasional 2010-2014 adalah: TERWUJUDNYA
INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN. Kerangka visi
Indonesia 2014 ditekankan pada :
1.
Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui
pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing,
kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan
penting ini dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.
Demokrasi. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis,
berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab
serta hak asasi manusia.
3.
Keadilan. Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh
seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa
Indonesia.
2.2.2.1. Misi Pemerintah Tahun 2010-2014
Misi pembangunan 2010-2014 merupakan rumusan dari usaha-usaha yang diperlukan
untuk mencapai visi Indonesia 2014
dan tidak dapat terlepas dari kondisi serta
tantangan lingkungan global dan domestik pada kurun waktu 2010-2014 yang
mempengaruhinya. Misi pemerintah dalam periode 2010-2014 diarahkan untuk
mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, aman dan damai dan meletakkan fondasi
yang lebih kuat bagi Indonesia yang adil dan demokratis. Usaha-usaha perwujudan visi
Indonesia 2014 akan dijabarkan dalam misi pemerintah tahun 2010-2014 sebagai berikut.
1.
Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera.
2.
Memperkuat pilar-pilar demokrasi.
3.
Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 8
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010-2014, ditetapkan lima
agenda utama pembangunan nasional tahun 2010-2014, yaitu :
1. Agenda pertama, pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
2. Agenda kedua, perbaikan tata kelola pemerintahan.
3. Agenda ketiga, penegakan pilar demokrasi.
4. Agenda keempat, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
5. Agenda kelima, pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.
2.2.2.2. Arah Kebijakan Umum Pembangunan Nasional
Mengacu pada permasalahan yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia baik dewasa ini
maupun dalam 5 (lima) tahun mendatang, maka arah kebijakan umum pemerintah dalam
mewujudkan visi dan misi pembangunan bangsa dan negara yang telah dirumuskan
sebelumnya, secara garis besar adalah sebagai berikut :
1.
Arah kebijakan umum untuk melanjutkan pembangunan mencapai Indonesia yang
sejahtera tercermin dari peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan dalam bentuk percepatan pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh
penguasaan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi,
pengurangan kemiskinan,
pengurangan tingkat pengangguran yang diwujudkan dengan bertumpu pada
program perbaikan kualitas sumber daya manusia, perbaikan infrastruktur dasar, serta
menjaga dan memelihara lingkungan hidup secara berkelanjutan.
2.
Arah kebijakan umum untuk memperkuat pilar-pilar demokrasi dengan penguatan
yang bersifat kelembagaan dan mengarah pada tegaknya ketertiban umum,
penghapusan segala macam diskriminasi, pengakuan dan penerapan hak asasi
manusia serta kebebasan yang bertanggung jawab.
3.
Arah kebijakan umum untuk memperkuat dimensi keadilan di semua bidang
termasuk pengurangan kesenjangan
pembangunan antardaerah
pendapatan, pengurangan
kesenjangan
(termasuk desa-kota), dan kesenjangan
jender.
Keadilan juga hanya dapat diwujudkan bila sistem hukum berfungsi secara
kredibel, bersih, adil dan tidak pandang bulu. Demikian pula kebijakan
pemberantasan korupsi secara konsisten diperlukan agar tercapai rasa keadilan
dan pemerintahan yang bersih.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 9
Adapun prioritas dan Program Aksi Pembangunan Nasional 2010-2014 (11 prioritas)
yang terkait erat dengan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman
adalah sebagai berikut :
1. Prioritas pembangunan infrastruktur
2. Prioritas Bidang Kesehatan
3. Prioritas Penanggulangan Kemiskinan
4. Prioritas Ketahanan Pangan.
5. Prioritas Pembangunan Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca Konflik
6. Prioritas Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
7. Prioritas di Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
8. Prioritas Iklim Investasi dan Iklim Usaha.
Sebagai upaya percepatan pembangunan infrastruktur, maka fokus prioritas rencana
pembangunan bidang sarana dan prasarana ditetapkan dengan :
1.
Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana sesuai dengan SPM.
2.
Mendukung peningkatan daya saing sektor riil.
3.
Meningkatkan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS).
Sedangkan prioritas bidang dalam rencana pembangunan bidang sarana dan
prasarana mencakup :
1.
Menjamin
ketersediaan
infrastruktur
dasar
untuk
mendukung
peningkatan
kesejahteraan.
2.
Menjamin kelancaran distribusi barang, jasa, dan informasi untuk meningkatkan daya
saing produk nasional.
2.2.3. MP3EI (Perpres No. 32 Tahun 2011)
Dalam rangka mewujudkan visi sebagai negara maju dan sejahtera pada tahun 2025,
Indonesia bertekad mempercepat transformasi ekonomi. Untuk itu disusun Masterplan
Percepatan
dan
Perluasan
Pembangunan
Ekonomi
Indonesia
(MP3EI)
yang
mengedepankan pendekatan not business as usual, melibatkan seluruh pemangku
kepentingan dan terfokus pada prioritas yang konkrit dan terukur. Namun demikian, MP3EI
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 10
tetap merupakan bagian yang integral dalam sistem perencanaan pembangunan nasional
yang telah ada.
Sebagai dokumen kerja, MP3EI berisikan arahan pengembangan kegiatan ekonomi utama
yang sudah lebih spesifik, lengkap dengan kebutuhan infrastruktur dan rekomendasi
perubahan/revisi terhadap peraturan perundang-undangan yang perlu dilakukan maupun
pemberlakuan peraturan-perundangan baru yang diperlukan untuk mendorong percepatan
dan perluasan investasi. Selanjutnya MP3EI menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. MP3EI bukan dimaksudkan untuk mengganti
dokumen perencanaan pembangunan yang telah ada seperti Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional, namun menjadi dokumen yang terintegrasi dan
komplementer yang penting serta khusus untuk melakukan percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi. MP3EI juga dirumuskan dengan memperhatikan Rencana Aksi
Nasional Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) karena merupakan komitmen nasional yang
berkenaan dengan perubahan iklim global.
Gambar 2.2. MP3EI merupakan bagian Integral Perencanaan Pembangunan Nasional
Berdasarkan berbagai faktor di atas, maka kerangka desain dari MP3EI 2011 – 2025
dirumuskan sebagaimana pada Gambar 2.3 berikut ini.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 11
Gambar 2.3. Kerangka Desain MP3EI
Berdasarkan ketiga strategi yang telah ditetapkan, disusun rencana pembangunan 6 koridor
ekonomi yang multiplier-nya meliputi seluruh wilayah tanah air. Pada masing-masing koridor
ekonomi akan difokuskan pada pengembangan sejumlah kegiatan ekonomi utama sesuai
engan keunggulan masing-masing wilayahnya. Sejumlah indikasi investasi sampai dengan
2014, termasuk infrastruktur utama, diidentifikasi berdasarkan proses interaksi dengan
seluruh pemangku kepentingan.
Dari rencana pembangunan 6 koridor ekonomi di Indonesia dimana Koridor Ekonomi
Sulawesi sebagai salah satunya mempunyai tema Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil
Pertanian, Perkebunan, Perikanan, dan Pertambangan Nikel Nasional. Koridor ini
diharapkan menjadi garis depan ekonomi nasional terhadap pasar Asia Timur, Australia, dan
Amerika. Koridor Ekonomi Sulawesi memiliki potensi tinggi di bidang ekonomi dan sosial
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 12
dengan kegiatan-kegiatan unggulannya. Meskipun demikian, secara umum terdapat
beberapa hal yang harus dibenahi di Koridor Ekonomi Sulawesi :
• Rendahnya nilai PDRB per kapita di Sulawesi dibandingkan dengan pulau lain di
Indonesia;
• Kegiatan ekonomi utama pertanian, sebagai kontributor PDRB terbesar (30 persen),
tumbuh dengan lambat padahal kegiatan ekonomi utama ini menyerap sekitar 50 persen
tenaga kerja;
• Investasi di Sulawesi berasal dari dalam dan luar negeri relatif tertinggal dibandingkan
daerah lain;
• Infrastruktur perekonomian dan sosial seperti jalan, listrik, air, dan kesehatan kurang
tersedia dan belum memadai.
Pembangunan Koridor Ekonomi Sulawesi berfokus pada kegiatan-kegiatan ekonomi utama
pertanian pangan, kakao, perikanan dan nikel. Selain itu, kegiatan ekonomi utama minyak
dan gas bumi dapat dikembangkan yang potensial untuk menjadi mesin pertumbuhan
ekonomi di koridor ini.
1.
Konektivitas (infrastruktur) Pengembangan kegiatan ekonomi utama pertanian pangan
memerlukan dukungan peningkatan konektivitas (infrastruktur) berupa :
• Perbaikan akses jalan untuk mengurangi ketergantungan kepada pihak perantara
dagang;
• Peningkatan fasilitas irigasi, dimana kemampuan produksi sangat rentan terhadap
perubahan cuaca jika terus bergantung pada irigasi sederhana yang bergantung
pada hujan;
• Revitalisasi dan peningkatan kapasitas gudang dan penyimpanan yang ada (saat ini
BULOG membeli 5 persen produksi beras nasional, tetapi fasilitas penyimpanan
yang dimiliki sudah tua dan memerlukan perbaikan) dapat meningkatkan umur
pangan dalam penyimpanan dan mengurangi kerugian yang disebabkan oleh
penyimpanan yang tidak baik (jumlah gudang BULOG di Sulawesi berada pada
posisi kedua paling banyak di Indonesia);
• Peningkatan akses jalan antara lahan pertanian dan pusat perdagangan, untuk
dapat memfasilitasi petani dalam melakukan penjualan dan mengurangi
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 13
ketergantungan pada perantara yang menaikkan harga jual hingga 30 persen dari
harga final (diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani);
• Pembangunan/perbaikan jaringan irigasi teknis usaha tani (JITUT), jaringan irigasi
desa (JIDES), dan tata air mikro (TAM), pembangunan/perbaikan pompa, sumur,
embung.
2.
Konektivitas (infrastruktur) Pengembangan kegiatan ekonomi utama kakao memerlukan
dukungan peningkatan konektivitas (infrastruktur) berupa :
• Peningkatan kapasitas pelabuhan di Makassar, Mamuju dan Manado;
• Penambahan dan peningkatan kapasitas fasilitas penyimpanan di pusat-pusat
perdagangan dan pelabuhan;
• Peningkatan akses jalan yang lebih baik dari lokasi perkebunan menuju industri
pengolahan, pelabuhan dan pusat perdagangan regional maupun ekspor;
• Peningkatan kapasitas infrastruktur (listrik, air, telekomunikasi) pada seluruh
kawasan produksi dan industri pengolahan kakao.
3.
Konektivitas (infrastruktur) Pengembangan kegiatan ekonomi utama perikanan
memerlukan dukungan peningkatan konektivitas (infrastruktur) berupa :
• Pembangunan balai benih ikan/hatchery untuk menghasilkan bibit unggul;
• Pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan;
• Pengembangan Unit Pengolahan Ikan (UPI);
• Peningkatan kapasitas pelabuhan di Makassar dan Manado;
• Akses jalan yang lebih baik dari lokasi perikanan menuju pelabuhan dan pusat
perdagangan regional;
• Pembangunan fasilitas penyimpanan hasil laut , di tempat-tempat pelelangan
maupun di pusat-pusat perdagangan;
• Peningkatan kapasitas infrastruktur (listrik, air, telekomunikasi).
4.
Konektivitas (infrastruktur) Pengembangan kegiatan ekonomi utama nikel memerlukan
dukungan peningkatan konektivitas (infrastruktur) berupa :
• Pembangkit listrik (ketersediaan energi) untuk memenuhi kebutuhan pemrosesan;
• Akses jalan antara areal tambang dan fasilitas pemrosesan;
• Infrastruktur pelabuhan laut yang dapat melayani pengiriman peralatan dan bahan
baku dari daerah lain, misalnya dari Papua – Kepulauan Maluku.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 14
5.
Konektivitas (infrastruktur) Pengembangan kegiatan ekonomi utama Migas memerlukan
dukungan peningkatan konektivitas (infrastruktur) berupa :
• Peningkatan dan pengembangan infrastruktur minyak dan gas bumi untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap bahan bakar gas;
• Peningkatan dan pengembangan akses ke daerah-daerah eksplorasi dan
eksploitasi baru, baik di daratan maupun di lepas pantai;
• Pembangunan infrastruktur pengilangan migas;
• Pembangunan fasilitas penimbunan bahan bakar.
Dalam program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia) untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu negara kekuatan ekonomi
utama dunia di masa depan, maka Ditjen Cipta Karya melalui program pengembangan
Infrastruktur permukiman dengan fokus pada kegiatan-kegiatan yang bersifat quick wins dan
sekaligus mulai membuat landasan bagi tahapan implementasinya dalam jangka menengah
dan panjang. Implementasi MP3EI akan menciptakan pusat pertumbuhan baik ekonomi
maupun sosial dimana manusia memerlukan permukiman sebagai tempat tinggal. Bahkan
dimungkinkan permukiman tersebut juga sekaligus tempat usaha jika kemudian industri yang
dikembangkan dalam MP3EI ini dapat menumbukan industri kecil atau rumahan.
Bidang Cipta Karya akan fokus pada penyiapan permukiman baik di kawasan perkotaan
maupun kawasan perdesaan yang merupakan kawasan terkait dengan investasi dan
kegiatan lainnya dalam MP3EI, melalui program atau kebijakan dalam bidang permukiman
kota maupun desa. Untuk perkotaan, Ditjen Cipta Karya telah mempunyai strategi
pengembangan permukiman di kawasan di kawasan prioritas yang dikenal dengan SPPIP
(Strategi Pembangunan Permukiman Infrastruktur Perkotaan). Untuk kawasan perdesaan,
sesuai dengan UU 17/2005, penanganan permukiman perdesaan diarahkan untuk
penyediaan pelayanan dasar di perdesaan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum
(SPM) khususnya perdesaan transmigrasi, tertinggal, perbatasan, pesisir, pulau kecil terluar,
serta untuk mendukung perdesaan yang menjadi pusat pertumbuhan melalui program PPIP
yang difokuskan bagi perdesaan, serta program agropolitan dan PISEW untuk mendukung
perdesaan yang berpotensi menjadi pusat pertumbuhan pengembangan pertanian dan
perikanan. Selain itu juga, Ditjen Cipta Karya melalui program Infrastruktur penyediaan air
mengembangkan kegiatan SPAM, dilakukan guna mendukung kegiatan di pusat kegiatan
ekonomi dan juga pemukiman di sekitarnya.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 15
2.2.4. MP3KI
MP3KI merupakan kebijakan afirmatif untuk mempercepat dan memperluas upaya
pengurangan kemiskinan di Indonesia.
MP3KI akan berperan di dalam mendorong
terwujudnya pembangunan yang lebih inklusif dan berkeadilan, khususnya dalam
mengakomodir keterlibatan masyarakat miskin dan marjinal untuk dapat terlibat
langsung dan menerima manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan
demikian, MP3KI dan MP3EI saling memperkuat dan melengkapi untuk mewujudkan
pembangunan ekonomi yang pro-growth, pro-poor, pro-job, dan pro-environment.
MP3KI menjabarkan secara khusus konsep dan desain, arah kebijakan, dan strategi
penanggulangan
kemiskinan
dalam
jangka
panjang
(2012-2025),
termasuk
menggambarkan transformasi dari program-program penanggulangan kemiskinan yang
telah ada saat ini menuju terwujudnya sistem Jaminan Sosial yang menyeluruh. MP3KI
juga menguraikan konsep dan desain pengembangan
pencaharian
yang
mapan)
bagi
masyarakat
sustainable
livelihood
(mata
untuk peningkatan taraf hidup dan
kesejahteraan secara berkelanjutan. Dengan MP3KI program-program penanggulangan
kemiskinan pada klaster I-IV akan dilaksanakan secara sinergi dengan target yang jelas.
Seluruh program penanggulangan kemiskinan akan bertransformasi ke dalam bentuk
program yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar dari seluruh masyarakat
secara merata termasuk menjamin terciptanya pemenuhan pendapatan masyarakat
(income generating) secara berkelanjutan, sinergi dari seluruh kelompok program
(klaster) penanggulangan kemiskinan dan menjembatani transisi antar waktu, serta
mewujudkan sistem jaminan sosial yang menyeluruh.
MP3KI juga menggambarkan pola kerjasama yang optimal dari
para pihak
(kementerian/lembaga, daerah, swasta, dan masyarakat) dalam mendayagunakan berbagai
sumber dayanya untuk mendukung penanggulangan kemiskinan.
Keberadaan program-program penanggulangan kemiskinan yang ada saat ini, mulai
dari klaster I (bantuan dan perlindungan sosial), klaster II (pemberdayaan masyarakat),
klaster III (pengembangan usaha kecil dan mikro), dan klaster IV (program pro-rakyat)
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 16
selama rentang waktu menengah dan panjang akan dikelola sedemikian rupa sehingga
efektifitasnya dalam menurunkan angka kemiskinan di masing-masing wilayah menjadi
semakin tinggi.
Wilayah/kawasan yang secara khusus memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi dan
tingkat sosial ekonomi masyarakat yang rendah akan menjadi konsentrasi utama dari
kebijakan afirmatif yang dilakukan dalam waktu dekat, seperti: kawasan-kawasan
tertinggal, pesisir, dan perbatasan. Keunggulan wilayah/kawasan akan dikelola melalui
kerjasama para pihak sehingga dapat mengangkat dan mengembangkan potensipotensi wilayah/kawasan tersebut dan selanjutnya dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk
kesejahteraan masyarakat.
Pengembangan ekonomi wilayah yang bertujuan untuk pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan baru sebagai hasil sinergi dengan konsep dan desain MP3EI akan
dikembangkan dalam MP3KI dengan klaster wilayah: Sumatera-Jawa, Bali, NTT-NTB,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku-Papua-Papua Barat. Pengembangan wilayah ini dengan
menitikberatkan keterlibatan masyarakat miskin dan marjinal dalam proses pembangunan
wilayah maupun dalam pemanfaatan hasil pembangunannya.
Dalam waktu yang bersamaan, pendekatan pembangunan kewilayahan juga diarahkan
pada berbagai kebijakan dan program afirmatif untuk penanggulangan kemiskinan yang
dikhususkan pada wilayah-wilayah perdesaan, perkotaan, perbatasan, terpencil dan
tertinggal, pesisir dan pulau-pulau kecil.
Keberadaan program-program penanggulangan kemiskinan tesebut secara rinci akan
dijelaskan tentang klaster-klaster yang ada dalam program MP3KI (Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia).
Klaster 1 : Bantuan dan Perlindungan Sosial
Klaster 1 diibaratkan sebagai ikan. Melalui program ini Pemerintah memberikan bantuan
pada masyarakat miskin atau rumah tangga sasaran (RTS) berupa :
1. Bantuan Opersional Sekolah (BOS). Anggaran BOS tahun 2012 sebesar Rp 27,67
triliun. BOS per siswa untuk pelajar SD Rp 580 ribu per tahun dan siswa SMP Tp
710ribu per tahun;
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 17
2. Beras bersubsidi atau beras untuk rumah tangga miskin (raskin) 15 kg/RTS/bulan
dengan harga Rp 1.600/kg;
3. Program Keluarga Harapan (PKH) yang diberikan kepada rumah tangga sangat miskin
(RTSM), setiap RTSM mendapat Rp 600.000 – Rp 2,2 juta per tahun;
4. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk berobat gratis di Puskesmas dan
rumah sakit kelas III milik pemeintah. Tahun 2011 peserta Jamkesmas diperluas kepada
gelandangan dan napi. Selain Jamkesmas diberikan Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) Rp 100 juta/Puskesmas/tahun. Anggaran Jamkesmas tahun 2011 sebesar Rp 6,3
triliun;
5. Bantuan sosial untuk pengungsi/ korban bencana;
6. Bantuan untuk penyandang cacat Rp 300ribu/bulan;
7. Bantuan untuk lanjut usia (lansia) terlantar Rp 300ribu/bulan.
Klaster 2 : pemberdayaan masyarakat
Klaster 2 diibaratkan sebagai kail. Melalui program ini Pemerintah melaksanakan Program
Nasional :
1. Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri;
2. Dilaksanakan oleh 13 Kementrian dan 1 lembaga;
3. Anggaran PNPM Mandiri sebesar Rp 9,94 triliun;
4. Setiap Kecamatan memperoleh dana hingga Rp 3 miliar;
5. Untuk 2012 sasaran yang akan dicapai 6680 Kecamatan, 495 Kabupaten/Kota di 33
Provinsi.
Klaster 3 : Kredit Usaha Rakyat
Klaster ini diibaratkan sebagai perahu. Melalui program ini usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) mendapat Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 19 bank, yakni BRI, BNI, Bnak Mandiri,
Bank Syariah Mandiri, Bank Bukopin, Bank BTN, Bank DKI, Bank Nagari, Bank JabarBanten, Bank Jateng, BPD DIY, Bank Jatim, Bank NTB, Bank Kalbar, BPD Kalsel, Bank
Kalteng, Bank Sulut, Bank Maluku dan Bank Papua. Maka pemberian bantuan berupa :
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 18
1. Pemerintah memberikan jaminan melalui PT Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo)
sebesar Rp 2 triliun/tahun. KUR tahun 2010 telah dikucurkan Rp 17,23 triliun dan tahun
2011 Rp 29 triliun Alokasi KUR tahun 2012 sebesar Rp 30 triliun
2. KUR Rp 20 juta diberikan tanpa agunan
3. Persyaratan memiliki usaha tetap, KTP, KK, dan Keterangan Usaha dari desa/
kelurahan
4. KUR untuk TKI dengan kredit maksimal Rp. 60 juta. KUR untuk perkebunan diberikan
waktu hingga 13 tahun
Klaster 4 : Program Pro Rakyat
1. Program Rumah Sangat Murah dan Murah dilaksanakan pada tahun 2012 oleh
Kemenpera dengan anggaran sebesar Rp 514,58 miliar mambangun 6.162 unit.
Sedangkan tahun 2011 melalui PNPM Mandiri Perumahan dan Permukiman, telah
dibangun 20.600 unit dan peningkatan kualitas 39.500 unit di 33 provinsi dengan
anggaran sebesar Rp 812,88 miliar;
2. Program Kendaraan Umum Angkutan Murah pada tahun 2012 dengan anggaran APBN
sebesar Rp 10 miliar;
3. Program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsismas) tahun 2012
direncanakan di 15 provinsi, di 694 kabupaten dengan anggaran sebesar Rp 144,3
miliar dan tahun 2011 di 15 provinsi , 560 kawasan dengan anggaran sebesar Rp 240,8
miliar;
4. Program Listrik Murah dan Hemat dilaksanakan tahun 2012 dengan anggaran sebesar
288 miliar;
5. Peningkatan Kehidupan Nelayan akan dilaksanakan tahun 2012 dengan anggaran Rp
1,2 triliun;
6. Program Peningkatan Kehidupan Masyarakat Pinggir Kota dilaksanakan di tahun 2012
di DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang dan Makassar yang
sebelumnya di tahun 2011 hanya tiga kota dengan anggaran Rp 112 miliar.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kerangka desain dari MP3KI 2013 – 2025 dirumuskan
sebagaimana pada Gambar 2.4 berikut ini.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 19
Gambar 2.4. Kerangka Desain MP3KI
Dalam pelaksanaannya MP3KI dilaksanakan secara bertahap, dimana pentahapan
pelaksanaan diuraikan sebagai berikut :
1.
Periode 2013-2014 :
• Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% - 10% pada tahun
2014;
• Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan program
penanggulangan kemiskinan yang berjalan selama ini, melalui cara “KEROYOKAN”
• DI KANTONG2 KEMISKINAN, SINERGI LOKASI DAN WAKTU , SERTA
PERBAIKAN SASARAN (seperti : Program Gerbang Kampung di Menko Kesra);
• Sustainable livelihood penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin, termasuk
membangun keterkaitan dengan MP3EI;
• Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 .
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 20
2.
Periode 2015 –2019 :
• Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;
• Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal
coverage;
• Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja;
• Penguatan sustainable livelihood.
3.
Periode 2020-2025 :
• Pemantapan sistem penanggulangan kemiskinan secara terpadu;
• Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage.
Berdasarkan periode pentahapan pelaksanaan MP3KI di Indonesia, maka implementasi
pelaksanaannya bersinergi dengan konsep dan desain MP3EI dan akan dikembangkan
dalam MP3KI dengan klaster wilayah: Sumatera-Jawa, Bali, NTT-NTB, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku-Papua-Papua
Barat.
Pengembangan
wilayah
ini
dengan
menitikberatkan keterlibatan masyarakat miskin dan marjinal dalam proses pembangunan
wilayah maupun dalam pemanfaatan hasil pembangunannya.
Adapun tujuan strategi kawasan khusus dalam implementasi pelaksanaan MP3KI
berdasarkan klaster wilayah adalah “Masyarakat di beberapa kawasan perlu mendapat
perhatian khusus karena kompleksitas permasalahan yang dihadapi menyebabkan
tingginya tingkat kemiskinan, dan mempunyai permasalahan yang bersifat spesifik. Oleh
karenanya, P3KI secara khusus mencanangkan strategi dan kebijakan untuk percepatan
dan perluasan pengurangan kemiskinan untuk masyarakat di kawasan kumuh dan di
permukiman illegal, di perbatasan, di dalam hutan, di pesisir dan pulau-pulau
terpencil, dan di masyarakat adat terpencil.”
Berdasarkan tujuan pelaksanaan strategi kawasan khusus tersebut sehingga dirumuskanlah
program percepatan yang menjadi lokasi percontohan di Indonesia dalam pelaksanaan
MP3KI melalui Quick Wins MP3KI.
Lokasi Quick Wins adalah wilayah/kawasan di Indonesia yang dipilih menjadi lokasi
percontohan untuk menerapkan berbagai pendekatan MP3KI dalam rangka percepatan dan
perluasan pengurangan kemiskinan. Lokasi Quick Wins merupakan simpul-simpul
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 21
kemiskinan yang penanganannya dapat berpengaruh besar pada penurunan kemiskinan.
Lokasi Quick Wins TA 2013 meliputi :
1. Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat
2. Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah
3. Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan
Adapun strategi Penanganan Lokasi Quick Wins :
1. Identifikasi kebutuhan program-program penanggulangan kemiskinan akseleratif;
2. Pembahasan rencana dan anggaran kegiatan (pengarusutamaan PK);
3. Tindak lanjut pelaksanaan.
Pemilihan lokasi-lokasi yang menjadi prioritas penanganan–setidaknya-didasarkan pada dua
variabel utama :
1. Jumlah penduduk miskin (absolut); dan
2. Tingkat/persentase penduduk miskin.
Selanjutnya ditentukan prioritas lokasi yang ditangani berdasarkan kedua variabel tersebut :
1. Prioritas I: bagi lokasi dengan Jumlah Penduduk dan Tingkat Kemiskinan yang tinggi;
2. Prioritas II: bagi lokasi dengan Jumlah Penduduk yang tinggi (upaya percepatan
pengurangan kemiskinan); dan
3. Prioritas III: bagi lokasi dengan Tingkat Kemiskinan yang tinggi (upaya perluasan
pengurangan kemiskinan).
2.2.5. KEK (UU No. 39 Tahun 2009)
Pada hakekatnya, Kawasan Ekonomi Khusus hampir sama dengan Kawasan Strategis.
Perbedaannya, Kawasan Strategis pada umumnya tercipta dengan sendirinya sedangkan
Kawasan Ekonomi Khusus harus ditetapkan oleh pemerintah untuk dapat dijadikan Kawasan
Ekonomi Khusus, suatu Provinsi setidaknya harus memiliki infrastruktur yang baik dan
memadai untuk menopang lajunya aktivitas perekonomian
Didirikannya Kawasan Ekonomi Khusus antara lain bertujuan untuk:
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 22
1. Meningkatkan investasi,
2. Menyerap tenaga kerja,
3. Menerima devisa sebagai hasil peningkatan ekspor,
4. Meningkatkan kualitas produk ekspor sehingga dapat berkompetisi dengan produk
asing,
5. Meningkatkan sumber daya lokal, pelayanan, serta modal guna meningkatkan ekspor,
dan
6. Meningkatkan kualitas SDM Indonesia melalui alih teknologi.
2.2.6. Direktif Presiden (Inpres No. 3 Tahun 2010)
Direktif presiden merupakan respon terhadap permasalahan yang muncul. Adapun 10
direktif presiden yang dimaksud adalah :
1. Ekonomi harus tumbuh lebih tinggi;
2. Pengangguran harus menurun dengan menciptakan lapangan kerja yang lebih baik;
3. Kemiskinan harus makin menurun;
4. Pendapatan per kapita harus makin meningkat;
5. Stabilitas ekonomi terjaga;
6. Pembiayaan (financing) dalam negeri makin kuat & meningkat
7. Ketahanan pangan dan air meningkat;
8. Ketahanan energi meningkat;
9. Daya saing ekonomi nasional menguat dan meningkat;
10. Kita perkuat “green economy” (ekonomi ramah lingkungan).
Arah dan Konsentrasi Pembahasan Terhadap 10 Direktif Presiden :
1. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi (Growth)
a. Sasaran : 7 % tahun 2014
b. Pertumbuhan yang merata (inklusif), termasuk pertumbuhan di provinsi –provinsi
c. Investasi dan ekspor harus terus tumbuh (Y = C + G + I + NX)
d. Sumberdaya manusia & inovasi teknologi harus meningkat (Y = f(K,L,T))
2. Pengurangan pengangguran & peningkatan lapangan kerja
a. Sasaran : 5 – 6 % (pada akhir 2014)
b. Revitalisasi industri manufaktur
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 23
c. Pembangunan infrastruktur (termasuk PNPM)
d. Pengembangan UKM
e. Peningkatan tenaga kerja trampil diluar negeri
3. Pengurangan Kemiskinan
a. Sasaran : 8 – 10 % (pada akhir tahun 2014)
b. Bantuan pemerintah dan pemberdayaan (program-program pro rakyat)
c. Bantuan pendidikan & kesehatan untuk kelompok tidak mampu
d. Pengembangan UMKM (peningkatan pendapatan, termasuk pemberian KUR)
e. Program CSR swasta untuk pemberdayaan
4. Peningkatan Pendapatan per Kapita
a. Sasaran : lebih dari $4500 tahun 2014
b. Tingkat kesenjangan yang “acceptable”
c. Perhatian kepada kaum marginal (nelayan, buruh kecil, daerah tertinggal
5. Stabilitas ekonomi
a. Inflasi tidak tinggi
b. Harga bahan pokok “stabil” dan “terjangkau”
c. Sisi hulu : keseimbangan “Supply – Demand”
d. Nilai tukar tidak sangat berfluktuasi
e. Tidak terjadi “Capital Flight” yang tidak normal
6. Pembiayaan (Financing) dalam negeri
a. Ratio hutang terhadap GDP makin baik
b. Komponen hutang LN makin kecil
c. Penerimaan pajak meningkat
d. Penerimaan migas tetap baik
e. Penerimaan sektor pariwisata meningkat
f.
Tabungan masyarakat (saving) meningkat, dan dapat diinvestasikan
7. Ketahanan Pangan dan Air
a. Swasembada beras dipertahankan
b. Komoditas pangan strategis makin cukup
c. Penyediaan dan distribusi air minum makin baik
d. Daerah rawan pangan teratasi
8. Ketahanan Energi
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 24
a. Listrik dapat memenuhi kebutuhan jangka menengah (jangka pendek pemadaman
listrik dapat diatasi)
b. BBM cukup, distribusi baik
c. Mencapai sasaran “energy mix 2015”
d. Pengembangan Panas Bumi
9. Daya Saing Ekonomi
a. Peningkatan infrastruktur ekonomi diseluruh tanah air
b. Pembangunan “connectivity” (Fisik dan ICT)
c. Inovasi Teknologi besar-besaran
d. Iklim investasi yang makin baik
e. Produktivitas nasional
10. Pembangunan Ramah Lingkungan (Green Economy)
a. Pengelolaan hutan yang baik
b. Kerjasama, kemitraan & bantuan internasional
c. “Energy efficiency”
d. Kampanye gaya hidup hemat & ramah lingkungan
e. Kampanye nasional tanam & pelihara pohon
f.
Pengawasan pada usaha pertambangan, kehutanan dan pertanian
Sejalan dengan kondisi tersebut dalam Rencana Kerja Pemerintah 2014, direktif presiden
berupa hal-hal yang sudah disampaikan pada tahun anggaran 2012 tetapi diperkirakan
belum selesai tahun 2013, dan juga dapat berupa arahan baru. Arahan tersebut selanjutnya
dikelompokkan atas tiga bagian yaitu arahan dalam rangka: (1) pemantapan perekonomian
nasional; (2) peningkatan kesejahteraan rakyat; dan (3) pemeliharaan stabilitas politik.
1. Pemantapan Perekonomian nasional
a. Pencapaian surplus beras 10 juta ton dan peningkatan produksi jagung, kedelai
dan gula, yang akan dicapai antara lain melalui: (b) peningkatan dan rehabilitasi
jaringan irigasi primer, sekunder, tersier dan di tingkat usaha tani; (d) peningkatan
kesesuaian lokasi sawah dan perbaikan jaringan irigasi; (p) penyelesaian Perda
RTRW Daerah dan penetapan LP2B yang merupakan bagian dari RTRW; dan (q)
penyelesaian draft Peraturan tentang tentang pengendalian alih fungsi lahan sawah.
b. Konektivitas yang menjamin tumbuhnya pusat-pusat perdagangan dan
industri dengan melaksanakan : (a) peningkatan kapasitas jalan tol melalui
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 25
pengembangan sumber pendanaan baru, revisi PP No. 15 tahun 2005 tentang Jalan
Tol untuk memberikan peluang bagi pemerintah menugaskan BUMN/konsorsium
untuk membangun jalan tol serta mendorong keterlibatan pemerintah daerah
(pembebasan lahan dan sebagian konstruksi); (b) pembentukan unit khusus
pengadaan lahan untuk kepentingan publik; (c) peningkatan dan pembangunan
Jalan non tol pada lintas-lintas utama; (d) peningkatan dan pengektifan alokasi DAK
prasarana Jalan; (e) mendorong terobosan baru sumber pembiayaan dari pusat
untuk membiayai jalan provinsi/kabupaten; (f) penanganan dan intervensi
pemerintah pada ruas-ruas jalan strategis Daerah (Inpres Penanganan Jalan
Strategis Daerah).
c. Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Provinsi Papua dan Papua Barat
melalui : (e) strategi pembangunan jalan strategis papua sepanjang 3.488 km (80
ruas jalan) untuk membuka keterisolasian.
2. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
a. Peningkatan akses air minum dan sanitasi layak melalui: (a) peningkatan
pengawasan sarana air minum; (b) mendorong Pemerintah Daerah untuk
menyediakan akses air minum di perkotaan; (c) pembangunan sarana Teknologi
Tepat Guna Air Minum di DTPK (Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan); (d)
merehabilitasi sarana air bersih bukan jaringan perpipaan; (e) akselerasi STBM
(Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di desa/ kelurahan; (f) peningkatan akses air
minum dan sanitasi di Sekolah; (g) penyediaan air minum dan sanitasi berbasis
masyarakat di desa; (h) peningkatan kapasitas Sanitarian di Puskesmas; serta (i)
penguatan kerjasama lintas sektor dalam penyediaan akses air bersih dan sanitasi
yang berkualitas, a.l. dengan pemanfaatan PNPM Mandiri Perdesaan & Perkotaan.
b. Kesiapan infrastruktur dan kelembagaan penanganan bencana-mitigasi
bencana melalui : (a) pembangunan shelter bencana alam (tempat evakuasi
sementara); (d) peningkatan koordinasi oleh BNPB dengan kementerian/lembaga
terkait; (e) pengendalian banjir di DKI Jakarta, pengamanan pantai dan pengendali
lahar; (f) pengelolaan DAS secara terpadu pada DAS Prioritas; (g) percepatan
proses alih status kawasan; dan (h) penyelesaian RTRW Provinsi.
2.3. PERATURAN PERUNDANGAN PEMBANGUNAN BIDANG PU/CK
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 26
2.3.1. UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman
Perumahan dan Kawasan Permukiman merupakan perwujudan keberpihakan Pemerintah
dalam pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat terutama bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR). Oleh karena itu, Kementerian Perumahan Rakyat yang
diberi amanat untuk bertanggung jawab sebagai bagian yang menangani bidang perumahan
dan kawasan permukiman mengadakan sosialisasi dalam rangka mengintegrasikan
kebijakan dari pusat sampai dengan daerah serta menjawab permasalahan-permasalahan
yang terjadi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman, adalah salah
satu bentuk penyebarluasan kebijakan sektor perumahan dan kawasan permukiman.
Undang-Undang ini menjadi pengganti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang perumahan dan Kawasan
Permukiman yang terdiri dari 18 BAB dan 167 Pasal merupakan bukti keberpihakan
pemerintah
terhadap
pemenuhan
hak
akan
rumah
bagi
masyarakat.
Terutama, bagi masyarakat berpenghasilan rendah sebagaimana dalam Pasal 50 (1) yang
berbunyi “(1) Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal atau menghuni rumah”.
Berdasarkan UU ini, rumah berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga yang mendukung perikehidupan dan penghidupan juga mempunyai
fungsi sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan penyiapan generasi
muda.
Pada dasarnya, pemenuhan kebutuhan rumah merupakan tanggung jawab masyarakat
secara mandiri, namun dukungan pencapaiannya membutuhkan keterlibatan pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota serta para pemangku
kepentingan bidang perumahan dalam merealisasikannya. Permasalahan yang muncul
selama 18 tahun berlakunya UU No. 4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman,
diantaranya, yaitu semakin meningkatnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh di
daerah perkotaan yang tidak diikuti dengan kebijakan dan pengaturan untuk memperbaiki
kawasan kumuh; belum jelasnya tugas dan wewenang Pemda baik di tingkat propinsi,
maupun kabupaten/kota dalam penyelenggaraan perumahan dan kawsan permukiman yang
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 27
berakibat pada lemahnya komitmen pemda dalam penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman; ketidakseimbangan pembangunan desa-kota serta meningkatnya
urbanisasi.
Selain itu, pembangunan perumahan dan kawasan permukiman saat ini juga dinilai belum
mampu memberdayakan peran masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan rumahnya
sendiri yang sehat, aman, serasi, dan produktifitas; dan dalam hal penyediaan/pasokan
perumahan baru, yang secara resminya ditujukan terutama bagi masyarakat berpenghasilan
rendah, pada kenyataannya seringkali tidak tepat sasaran. Bahwa idealnya rumah memang
harus dimiliki oleh setiap keluarga, terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah
dan bagi
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 1
Bab
Konsep Perencanaan
Bidang Cipta Karya
2.1. KONSEP PERENCANAAN & PELAKSANAAN PROGRAM DITJEN CIPTA KARYA
Sesuai arahan Dirjen Cipta Karya, Rencana Tata Ruang Wilayah menjadi panglima bagi
pemerintah di semua tingkat dalam membangun infrastruktur permukiman pada nasional, regional,
kabupaten/kota, kawasan, hingga yang paling kecil, lingkungan/komunitas. Sudah saatnya
pembangunan infrastruktur permukiman melalui keterpaduan dengan pendekatan berbasis kawasan
dan entitas yang mengacu pada tata ruang.
Kedepan, Cipta Karya akan memprioritaskan program/kegiatannya pada kabupaten/kota
strategis nasional. Kabupaten/kota tersebut yang tercakup dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN),
Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam
kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK, MP3EI). Kabupaten/kota tersebut juga
telah memiliki Perda RTRW dan tergabung dalam Program Kota Hijau, Kota Pusaka, dan Perdesaan
Lestari dan telah memiliki pedoman rencana dan program yang berkualitas di bidang Cipta Karya
berupa Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangkah Menengah (RPI2JM)
Kabupaten/Kota. Direktorat Jenderal Cipta Karya juga mendukung kabupaten/kota dalam pemenuhan
Standart Pelayanan Minimal (SPM) bagi kabupaten kota yang telah memiliki pedoman rencana dan
program yang berkualitas, memiliki komitmen tinggi dan responsif program serta usulan-usulan
daerah yang bersifat inovasi baru (creative program) bagi kab/kota yang berprestasi.
RPI2JM Kab/Kota merupakan dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur
bidang Cipta Karya dalam periode 5 (lima) tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh Pemerintah
Pusat, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota maupun oleh masyarakat/swasta.
RPI2JM Kab/Kota disusun mengacu pada rencana spasial dan sektoral dalam rangka mewujudkan
pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 2
Program/kegiatan Cipta Karya yang berjalan saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan arahan
strategis dari penataan ruang dan strategis sektoral. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan
yang konsisten dan terus menerus oleh pemerintah dan pemerintah daerah (Provinsi dan Kab/Kota)
untuk menghasilkan dokumen RPI2JM Kab/Kota yang berkualitas sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan.
Konsep perencanaan dan pelaksanaan program Ditjen Cipta Karya kedepan secara terpadu
disusun mengacu pada rencana spasial dan sektoral dalam rangka mewujudkan pembangunan
infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan serta untuk menyamakan dan memantapkan
pemahaman tentang keterpaduan dokumen perencanaan bidang Cipta Karya; serta meningkatkan
kualitas perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya yang mengedepankan keterpaduan
program berbasis penataan ruang. Dengan demikian Rencana Program Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM), secara spesifik sesuai dengan karakteristik dan potensi yang ada agar dapat
mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas
pelayanan infrastruktur permukiman yang sesuai dengan kebutuhan nyata agar dapat dicapai,
gambar 2.1.
Gambar 2.1. Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 3
2.2. AMANAT PEMBANGUNAN NASIONAL
2.2.1. RPJP Nasional 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 2007)
Tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya Undang-Undang tentang RPJP Nasional
Tahun 2005–2025 adalah untuk : (a) mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan
dalam pencapaian tujuan nasional, (b) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan
sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara
Pusat dan Daerah, (c) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, (d) menjamin tercapainya penggunaan
sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan, dan (e) mengoptimalkan
partisipasi masyarakat.
Sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) 2005–2025, Visi pembangunan nasional tahun 2005–2025 adalah: INDONESIA
YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR. Dalam mewujudkan visi pembangunan
nasional tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) Misi yang dijabarkan ke dalam
sasaran pokok berdasarkan tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2005–2025 yaitu
mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan adil sebagai landasan bagi tahap
pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila
dan Undang-Undang
Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun1945. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian
PUPR, maka tugas Kementerian PUPR yang secara eksplisit dinyatakan di dalam
sasaran-sasaran pokok dan arahan pembangunan nasional secara lengkap dapat dilihat
pada Tabel 2.1. Adapun tahapan dan skala prioritas utama dalam RPJPN untuk RPJM
tahap ke-2 (2010 – 2014) untuk bidang pekerjaan umum dan permukiman adalah :
a.
Kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan, dan akuntabel
makin meningkat yang ditandai dengan terpenuhinya standar pelayanan minimum
di semua tingkatan pemerintahan.
b.
Kesejahteraan rakyat terus meningkat yang ditunjukkan dari menurunnya angka
kemiskinan dan tingkat pengangguran, menurunnya kesenjangan kesejahteraan
antarindividu, antarkelompok masyarakat, dan antardaerah, dan dipercepatnya
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan potensial di luar Jawa.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 4
c.
Daya saing perekonomian meningkat antara lain melalui percepatan pembangunan
infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia
usaha yang antara lain didukung oleh pengembangan jaringan infrastruktur
transportasi, pengembangan
sumber
daya air dan pengembangan infrastruktur
perumahan dan permukiman.
d.
Dalam kerangka pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, pengelolaan sumber
daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang ditandai dengan
berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan
hidup, menguatnya partisipasi aktif masyarakat; mantapnya kelembagaan dan
kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintahan;
dan yang didukung dengan meningkatnya kualitas perencanaan tata ruang serta
konsistensi pemanfaatan ruang dengan mengintegrasikannya ke dalam dokumen
perencanaan pembangunan terkait dan penegakan peraturan dalam rangka
pengendalian pemanfaatan ruang.
Tabel 2.1. Arahan Jangka Panjang Infrastruktur Bidang PUPR dan Permukiman
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 5
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 6
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 7
2.2.2. RPJM Nasional 2010-2014 (Perpres No. 5 Tahun 2010)
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 20052025 yang dituangkan dalam Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang RPJPN,
Visi Pembangunan Nasional jangka panjang adalah terwujudnya Indonesia yang Mandiri,
Maju, Adil, dan Makmur.
Kerangka visi Indonesia 2014 dalam RPJM Nasional 2010-2014 adalah: TERWUJUDNYA
INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN. Kerangka visi
Indonesia 2014 ditekankan pada :
1.
Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui
pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing,
kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan
penting ini dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.
Demokrasi. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis,
berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab
serta hak asasi manusia.
3.
Keadilan. Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh
seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa
Indonesia.
2.2.2.1. Misi Pemerintah Tahun 2010-2014
Misi pembangunan 2010-2014 merupakan rumusan dari usaha-usaha yang diperlukan
untuk mencapai visi Indonesia 2014
dan tidak dapat terlepas dari kondisi serta
tantangan lingkungan global dan domestik pada kurun waktu 2010-2014 yang
mempengaruhinya. Misi pemerintah dalam periode 2010-2014 diarahkan untuk
mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, aman dan damai dan meletakkan fondasi
yang lebih kuat bagi Indonesia yang adil dan demokratis. Usaha-usaha perwujudan visi
Indonesia 2014 akan dijabarkan dalam misi pemerintah tahun 2010-2014 sebagai berikut.
1.
Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera.
2.
Memperkuat pilar-pilar demokrasi.
3.
Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 8
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010-2014, ditetapkan lima
agenda utama pembangunan nasional tahun 2010-2014, yaitu :
1. Agenda pertama, pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
2. Agenda kedua, perbaikan tata kelola pemerintahan.
3. Agenda ketiga, penegakan pilar demokrasi.
4. Agenda keempat, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
5. Agenda kelima, pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.
2.2.2.2. Arah Kebijakan Umum Pembangunan Nasional
Mengacu pada permasalahan yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia baik dewasa ini
maupun dalam 5 (lima) tahun mendatang, maka arah kebijakan umum pemerintah dalam
mewujudkan visi dan misi pembangunan bangsa dan negara yang telah dirumuskan
sebelumnya, secara garis besar adalah sebagai berikut :
1.
Arah kebijakan umum untuk melanjutkan pembangunan mencapai Indonesia yang
sejahtera tercermin dari peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan dalam bentuk percepatan pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh
penguasaan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi,
pengurangan kemiskinan,
pengurangan tingkat pengangguran yang diwujudkan dengan bertumpu pada
program perbaikan kualitas sumber daya manusia, perbaikan infrastruktur dasar, serta
menjaga dan memelihara lingkungan hidup secara berkelanjutan.
2.
Arah kebijakan umum untuk memperkuat pilar-pilar demokrasi dengan penguatan
yang bersifat kelembagaan dan mengarah pada tegaknya ketertiban umum,
penghapusan segala macam diskriminasi, pengakuan dan penerapan hak asasi
manusia serta kebebasan yang bertanggung jawab.
3.
Arah kebijakan umum untuk memperkuat dimensi keadilan di semua bidang
termasuk pengurangan kesenjangan
pembangunan antardaerah
pendapatan, pengurangan
kesenjangan
(termasuk desa-kota), dan kesenjangan
jender.
Keadilan juga hanya dapat diwujudkan bila sistem hukum berfungsi secara
kredibel, bersih, adil dan tidak pandang bulu. Demikian pula kebijakan
pemberantasan korupsi secara konsisten diperlukan agar tercapai rasa keadilan
dan pemerintahan yang bersih.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 9
Adapun prioritas dan Program Aksi Pembangunan Nasional 2010-2014 (11 prioritas)
yang terkait erat dengan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman
adalah sebagai berikut :
1. Prioritas pembangunan infrastruktur
2. Prioritas Bidang Kesehatan
3. Prioritas Penanggulangan Kemiskinan
4. Prioritas Ketahanan Pangan.
5. Prioritas Pembangunan Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca Konflik
6. Prioritas Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan
7. Prioritas di Bidang Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
8. Prioritas Iklim Investasi dan Iklim Usaha.
Sebagai upaya percepatan pembangunan infrastruktur, maka fokus prioritas rencana
pembangunan bidang sarana dan prasarana ditetapkan dengan :
1.
Meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana sesuai dengan SPM.
2.
Mendukung peningkatan daya saing sektor riil.
3.
Meningkatkan Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS).
Sedangkan prioritas bidang dalam rencana pembangunan bidang sarana dan
prasarana mencakup :
1.
Menjamin
ketersediaan
infrastruktur
dasar
untuk
mendukung
peningkatan
kesejahteraan.
2.
Menjamin kelancaran distribusi barang, jasa, dan informasi untuk meningkatkan daya
saing produk nasional.
2.2.3. MP3EI (Perpres No. 32 Tahun 2011)
Dalam rangka mewujudkan visi sebagai negara maju dan sejahtera pada tahun 2025,
Indonesia bertekad mempercepat transformasi ekonomi. Untuk itu disusun Masterplan
Percepatan
dan
Perluasan
Pembangunan
Ekonomi
Indonesia
(MP3EI)
yang
mengedepankan pendekatan not business as usual, melibatkan seluruh pemangku
kepentingan dan terfokus pada prioritas yang konkrit dan terukur. Namun demikian, MP3EI
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 10
tetap merupakan bagian yang integral dalam sistem perencanaan pembangunan nasional
yang telah ada.
Sebagai dokumen kerja, MP3EI berisikan arahan pengembangan kegiatan ekonomi utama
yang sudah lebih spesifik, lengkap dengan kebutuhan infrastruktur dan rekomendasi
perubahan/revisi terhadap peraturan perundang-undangan yang perlu dilakukan maupun
pemberlakuan peraturan-perundangan baru yang diperlukan untuk mendorong percepatan
dan perluasan investasi. Selanjutnya MP3EI menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. MP3EI bukan dimaksudkan untuk mengganti
dokumen perencanaan pembangunan yang telah ada seperti Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional, namun menjadi dokumen yang terintegrasi dan
komplementer yang penting serta khusus untuk melakukan percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi. MP3EI juga dirumuskan dengan memperhatikan Rencana Aksi
Nasional Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) karena merupakan komitmen nasional yang
berkenaan dengan perubahan iklim global.
Gambar 2.2. MP3EI merupakan bagian Integral Perencanaan Pembangunan Nasional
Berdasarkan berbagai faktor di atas, maka kerangka desain dari MP3EI 2011 – 2025
dirumuskan sebagaimana pada Gambar 2.3 berikut ini.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 11
Gambar 2.3. Kerangka Desain MP3EI
Berdasarkan ketiga strategi yang telah ditetapkan, disusun rencana pembangunan 6 koridor
ekonomi yang multiplier-nya meliputi seluruh wilayah tanah air. Pada masing-masing koridor
ekonomi akan difokuskan pada pengembangan sejumlah kegiatan ekonomi utama sesuai
engan keunggulan masing-masing wilayahnya. Sejumlah indikasi investasi sampai dengan
2014, termasuk infrastruktur utama, diidentifikasi berdasarkan proses interaksi dengan
seluruh pemangku kepentingan.
Dari rencana pembangunan 6 koridor ekonomi di Indonesia dimana Koridor Ekonomi
Sulawesi sebagai salah satunya mempunyai tema Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil
Pertanian, Perkebunan, Perikanan, dan Pertambangan Nikel Nasional. Koridor ini
diharapkan menjadi garis depan ekonomi nasional terhadap pasar Asia Timur, Australia, dan
Amerika. Koridor Ekonomi Sulawesi memiliki potensi tinggi di bidang ekonomi dan sosial
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 12
dengan kegiatan-kegiatan unggulannya. Meskipun demikian, secara umum terdapat
beberapa hal yang harus dibenahi di Koridor Ekonomi Sulawesi :
• Rendahnya nilai PDRB per kapita di Sulawesi dibandingkan dengan pulau lain di
Indonesia;
• Kegiatan ekonomi utama pertanian, sebagai kontributor PDRB terbesar (30 persen),
tumbuh dengan lambat padahal kegiatan ekonomi utama ini menyerap sekitar 50 persen
tenaga kerja;
• Investasi di Sulawesi berasal dari dalam dan luar negeri relatif tertinggal dibandingkan
daerah lain;
• Infrastruktur perekonomian dan sosial seperti jalan, listrik, air, dan kesehatan kurang
tersedia dan belum memadai.
Pembangunan Koridor Ekonomi Sulawesi berfokus pada kegiatan-kegiatan ekonomi utama
pertanian pangan, kakao, perikanan dan nikel. Selain itu, kegiatan ekonomi utama minyak
dan gas bumi dapat dikembangkan yang potensial untuk menjadi mesin pertumbuhan
ekonomi di koridor ini.
1.
Konektivitas (infrastruktur) Pengembangan kegiatan ekonomi utama pertanian pangan
memerlukan dukungan peningkatan konektivitas (infrastruktur) berupa :
• Perbaikan akses jalan untuk mengurangi ketergantungan kepada pihak perantara
dagang;
• Peningkatan fasilitas irigasi, dimana kemampuan produksi sangat rentan terhadap
perubahan cuaca jika terus bergantung pada irigasi sederhana yang bergantung
pada hujan;
• Revitalisasi dan peningkatan kapasitas gudang dan penyimpanan yang ada (saat ini
BULOG membeli 5 persen produksi beras nasional, tetapi fasilitas penyimpanan
yang dimiliki sudah tua dan memerlukan perbaikan) dapat meningkatkan umur
pangan dalam penyimpanan dan mengurangi kerugian yang disebabkan oleh
penyimpanan yang tidak baik (jumlah gudang BULOG di Sulawesi berada pada
posisi kedua paling banyak di Indonesia);
• Peningkatan akses jalan antara lahan pertanian dan pusat perdagangan, untuk
dapat memfasilitasi petani dalam melakukan penjualan dan mengurangi
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 13
ketergantungan pada perantara yang menaikkan harga jual hingga 30 persen dari
harga final (diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani);
• Pembangunan/perbaikan jaringan irigasi teknis usaha tani (JITUT), jaringan irigasi
desa (JIDES), dan tata air mikro (TAM), pembangunan/perbaikan pompa, sumur,
embung.
2.
Konektivitas (infrastruktur) Pengembangan kegiatan ekonomi utama kakao memerlukan
dukungan peningkatan konektivitas (infrastruktur) berupa :
• Peningkatan kapasitas pelabuhan di Makassar, Mamuju dan Manado;
• Penambahan dan peningkatan kapasitas fasilitas penyimpanan di pusat-pusat
perdagangan dan pelabuhan;
• Peningkatan akses jalan yang lebih baik dari lokasi perkebunan menuju industri
pengolahan, pelabuhan dan pusat perdagangan regional maupun ekspor;
• Peningkatan kapasitas infrastruktur (listrik, air, telekomunikasi) pada seluruh
kawasan produksi dan industri pengolahan kakao.
3.
Konektivitas (infrastruktur) Pengembangan kegiatan ekonomi utama perikanan
memerlukan dukungan peningkatan konektivitas (infrastruktur) berupa :
• Pembangunan balai benih ikan/hatchery untuk menghasilkan bibit unggul;
• Pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan;
• Pengembangan Unit Pengolahan Ikan (UPI);
• Peningkatan kapasitas pelabuhan di Makassar dan Manado;
• Akses jalan yang lebih baik dari lokasi perikanan menuju pelabuhan dan pusat
perdagangan regional;
• Pembangunan fasilitas penyimpanan hasil laut , di tempat-tempat pelelangan
maupun di pusat-pusat perdagangan;
• Peningkatan kapasitas infrastruktur (listrik, air, telekomunikasi).
4.
Konektivitas (infrastruktur) Pengembangan kegiatan ekonomi utama nikel memerlukan
dukungan peningkatan konektivitas (infrastruktur) berupa :
• Pembangkit listrik (ketersediaan energi) untuk memenuhi kebutuhan pemrosesan;
• Akses jalan antara areal tambang dan fasilitas pemrosesan;
• Infrastruktur pelabuhan laut yang dapat melayani pengiriman peralatan dan bahan
baku dari daerah lain, misalnya dari Papua – Kepulauan Maluku.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 14
5.
Konektivitas (infrastruktur) Pengembangan kegiatan ekonomi utama Migas memerlukan
dukungan peningkatan konektivitas (infrastruktur) berupa :
• Peningkatan dan pengembangan infrastruktur minyak dan gas bumi untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap bahan bakar gas;
• Peningkatan dan pengembangan akses ke daerah-daerah eksplorasi dan
eksploitasi baru, baik di daratan maupun di lepas pantai;
• Pembangunan infrastruktur pengilangan migas;
• Pembangunan fasilitas penimbunan bahan bakar.
Dalam program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia) untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu negara kekuatan ekonomi
utama dunia di masa depan, maka Ditjen Cipta Karya melalui program pengembangan
Infrastruktur permukiman dengan fokus pada kegiatan-kegiatan yang bersifat quick wins dan
sekaligus mulai membuat landasan bagi tahapan implementasinya dalam jangka menengah
dan panjang. Implementasi MP3EI akan menciptakan pusat pertumbuhan baik ekonomi
maupun sosial dimana manusia memerlukan permukiman sebagai tempat tinggal. Bahkan
dimungkinkan permukiman tersebut juga sekaligus tempat usaha jika kemudian industri yang
dikembangkan dalam MP3EI ini dapat menumbukan industri kecil atau rumahan.
Bidang Cipta Karya akan fokus pada penyiapan permukiman baik di kawasan perkotaan
maupun kawasan perdesaan yang merupakan kawasan terkait dengan investasi dan
kegiatan lainnya dalam MP3EI, melalui program atau kebijakan dalam bidang permukiman
kota maupun desa. Untuk perkotaan, Ditjen Cipta Karya telah mempunyai strategi
pengembangan permukiman di kawasan di kawasan prioritas yang dikenal dengan SPPIP
(Strategi Pembangunan Permukiman Infrastruktur Perkotaan). Untuk kawasan perdesaan,
sesuai dengan UU 17/2005, penanganan permukiman perdesaan diarahkan untuk
penyediaan pelayanan dasar di perdesaan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum
(SPM) khususnya perdesaan transmigrasi, tertinggal, perbatasan, pesisir, pulau kecil terluar,
serta untuk mendukung perdesaan yang menjadi pusat pertumbuhan melalui program PPIP
yang difokuskan bagi perdesaan, serta program agropolitan dan PISEW untuk mendukung
perdesaan yang berpotensi menjadi pusat pertumbuhan pengembangan pertanian dan
perikanan. Selain itu juga, Ditjen Cipta Karya melalui program Infrastruktur penyediaan air
mengembangkan kegiatan SPAM, dilakukan guna mendukung kegiatan di pusat kegiatan
ekonomi dan juga pemukiman di sekitarnya.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 15
2.2.4. MP3KI
MP3KI merupakan kebijakan afirmatif untuk mempercepat dan memperluas upaya
pengurangan kemiskinan di Indonesia.
MP3KI akan berperan di dalam mendorong
terwujudnya pembangunan yang lebih inklusif dan berkeadilan, khususnya dalam
mengakomodir keterlibatan masyarakat miskin dan marjinal untuk dapat terlibat
langsung dan menerima manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan
demikian, MP3KI dan MP3EI saling memperkuat dan melengkapi untuk mewujudkan
pembangunan ekonomi yang pro-growth, pro-poor, pro-job, dan pro-environment.
MP3KI menjabarkan secara khusus konsep dan desain, arah kebijakan, dan strategi
penanggulangan
kemiskinan
dalam
jangka
panjang
(2012-2025),
termasuk
menggambarkan transformasi dari program-program penanggulangan kemiskinan yang
telah ada saat ini menuju terwujudnya sistem Jaminan Sosial yang menyeluruh. MP3KI
juga menguraikan konsep dan desain pengembangan
pencaharian
yang
mapan)
bagi
masyarakat
sustainable
livelihood
(mata
untuk peningkatan taraf hidup dan
kesejahteraan secara berkelanjutan. Dengan MP3KI program-program penanggulangan
kemiskinan pada klaster I-IV akan dilaksanakan secara sinergi dengan target yang jelas.
Seluruh program penanggulangan kemiskinan akan bertransformasi ke dalam bentuk
program yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar dari seluruh masyarakat
secara merata termasuk menjamin terciptanya pemenuhan pendapatan masyarakat
(income generating) secara berkelanjutan, sinergi dari seluruh kelompok program
(klaster) penanggulangan kemiskinan dan menjembatani transisi antar waktu, serta
mewujudkan sistem jaminan sosial yang menyeluruh.
MP3KI juga menggambarkan pola kerjasama yang optimal dari
para pihak
(kementerian/lembaga, daerah, swasta, dan masyarakat) dalam mendayagunakan berbagai
sumber dayanya untuk mendukung penanggulangan kemiskinan.
Keberadaan program-program penanggulangan kemiskinan yang ada saat ini, mulai
dari klaster I (bantuan dan perlindungan sosial), klaster II (pemberdayaan masyarakat),
klaster III (pengembangan usaha kecil dan mikro), dan klaster IV (program pro-rakyat)
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 16
selama rentang waktu menengah dan panjang akan dikelola sedemikian rupa sehingga
efektifitasnya dalam menurunkan angka kemiskinan di masing-masing wilayah menjadi
semakin tinggi.
Wilayah/kawasan yang secara khusus memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi dan
tingkat sosial ekonomi masyarakat yang rendah akan menjadi konsentrasi utama dari
kebijakan afirmatif yang dilakukan dalam waktu dekat, seperti: kawasan-kawasan
tertinggal, pesisir, dan perbatasan. Keunggulan wilayah/kawasan akan dikelola melalui
kerjasama para pihak sehingga dapat mengangkat dan mengembangkan potensipotensi wilayah/kawasan tersebut dan selanjutnya dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk
kesejahteraan masyarakat.
Pengembangan ekonomi wilayah yang bertujuan untuk pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan baru sebagai hasil sinergi dengan konsep dan desain MP3EI akan
dikembangkan dalam MP3KI dengan klaster wilayah: Sumatera-Jawa, Bali, NTT-NTB,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku-Papua-Papua Barat. Pengembangan wilayah ini dengan
menitikberatkan keterlibatan masyarakat miskin dan marjinal dalam proses pembangunan
wilayah maupun dalam pemanfaatan hasil pembangunannya.
Dalam waktu yang bersamaan, pendekatan pembangunan kewilayahan juga diarahkan
pada berbagai kebijakan dan program afirmatif untuk penanggulangan kemiskinan yang
dikhususkan pada wilayah-wilayah perdesaan, perkotaan, perbatasan, terpencil dan
tertinggal, pesisir dan pulau-pulau kecil.
Keberadaan program-program penanggulangan kemiskinan tesebut secara rinci akan
dijelaskan tentang klaster-klaster yang ada dalam program MP3KI (Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia).
Klaster 1 : Bantuan dan Perlindungan Sosial
Klaster 1 diibaratkan sebagai ikan. Melalui program ini Pemerintah memberikan bantuan
pada masyarakat miskin atau rumah tangga sasaran (RTS) berupa :
1. Bantuan Opersional Sekolah (BOS). Anggaran BOS tahun 2012 sebesar Rp 27,67
triliun. BOS per siswa untuk pelajar SD Rp 580 ribu per tahun dan siswa SMP Tp
710ribu per tahun;
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 17
2. Beras bersubsidi atau beras untuk rumah tangga miskin (raskin) 15 kg/RTS/bulan
dengan harga Rp 1.600/kg;
3. Program Keluarga Harapan (PKH) yang diberikan kepada rumah tangga sangat miskin
(RTSM), setiap RTSM mendapat Rp 600.000 – Rp 2,2 juta per tahun;
4. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) untuk berobat gratis di Puskesmas dan
rumah sakit kelas III milik pemeintah. Tahun 2011 peserta Jamkesmas diperluas kepada
gelandangan dan napi. Selain Jamkesmas diberikan Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) Rp 100 juta/Puskesmas/tahun. Anggaran Jamkesmas tahun 2011 sebesar Rp 6,3
triliun;
5. Bantuan sosial untuk pengungsi/ korban bencana;
6. Bantuan untuk penyandang cacat Rp 300ribu/bulan;
7. Bantuan untuk lanjut usia (lansia) terlantar Rp 300ribu/bulan.
Klaster 2 : pemberdayaan masyarakat
Klaster 2 diibaratkan sebagai kail. Melalui program ini Pemerintah melaksanakan Program
Nasional :
1. Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri;
2. Dilaksanakan oleh 13 Kementrian dan 1 lembaga;
3. Anggaran PNPM Mandiri sebesar Rp 9,94 triliun;
4. Setiap Kecamatan memperoleh dana hingga Rp 3 miliar;
5. Untuk 2012 sasaran yang akan dicapai 6680 Kecamatan, 495 Kabupaten/Kota di 33
Provinsi.
Klaster 3 : Kredit Usaha Rakyat
Klaster ini diibaratkan sebagai perahu. Melalui program ini usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) mendapat Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 19 bank, yakni BRI, BNI, Bnak Mandiri,
Bank Syariah Mandiri, Bank Bukopin, Bank BTN, Bank DKI, Bank Nagari, Bank JabarBanten, Bank Jateng, BPD DIY, Bank Jatim, Bank NTB, Bank Kalbar, BPD Kalsel, Bank
Kalteng, Bank Sulut, Bank Maluku dan Bank Papua. Maka pemberian bantuan berupa :
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 18
1. Pemerintah memberikan jaminan melalui PT Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo)
sebesar Rp 2 triliun/tahun. KUR tahun 2010 telah dikucurkan Rp 17,23 triliun dan tahun
2011 Rp 29 triliun Alokasi KUR tahun 2012 sebesar Rp 30 triliun
2. KUR Rp 20 juta diberikan tanpa agunan
3. Persyaratan memiliki usaha tetap, KTP, KK, dan Keterangan Usaha dari desa/
kelurahan
4. KUR untuk TKI dengan kredit maksimal Rp. 60 juta. KUR untuk perkebunan diberikan
waktu hingga 13 tahun
Klaster 4 : Program Pro Rakyat
1. Program Rumah Sangat Murah dan Murah dilaksanakan pada tahun 2012 oleh
Kemenpera dengan anggaran sebesar Rp 514,58 miliar mambangun 6.162 unit.
Sedangkan tahun 2011 melalui PNPM Mandiri Perumahan dan Permukiman, telah
dibangun 20.600 unit dan peningkatan kualitas 39.500 unit di 33 provinsi dengan
anggaran sebesar Rp 812,88 miliar;
2. Program Kendaraan Umum Angkutan Murah pada tahun 2012 dengan anggaran APBN
sebesar Rp 10 miliar;
3. Program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsismas) tahun 2012
direncanakan di 15 provinsi, di 694 kabupaten dengan anggaran sebesar Rp 144,3
miliar dan tahun 2011 di 15 provinsi , 560 kawasan dengan anggaran sebesar Rp 240,8
miliar;
4. Program Listrik Murah dan Hemat dilaksanakan tahun 2012 dengan anggaran sebesar
288 miliar;
5. Peningkatan Kehidupan Nelayan akan dilaksanakan tahun 2012 dengan anggaran Rp
1,2 triliun;
6. Program Peningkatan Kehidupan Masyarakat Pinggir Kota dilaksanakan di tahun 2012
di DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Palembang dan Makassar yang
sebelumnya di tahun 2011 hanya tiga kota dengan anggaran Rp 112 miliar.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kerangka desain dari MP3KI 2013 – 2025 dirumuskan
sebagaimana pada Gambar 2.4 berikut ini.
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 19
Gambar 2.4. Kerangka Desain MP3KI
Dalam pelaksanaannya MP3KI dilaksanakan secara bertahap, dimana pentahapan
pelaksanaan diuraikan sebagai berikut :
1.
Periode 2013-2014 :
• Percepatan pengurangan kemiskinan untuk mencapai target 8% - 10% pada tahun
2014;
• Tidak ada program baru kemiskinan. Perbaikan pelaksanaan program
penanggulangan kemiskinan yang berjalan selama ini, melalui cara “KEROYOKAN”
• DI KANTONG2 KEMISKINAN, SINERGI LOKASI DAN WAKTU , SERTA
PERBAIKAN SASARAN (seperti : Program Gerbang Kampung di Menko Kesra);
• Sustainable livelihood penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin, termasuk
membangun keterkaitan dengan MP3EI;
• Terbentuknya BPJS kesehatan pada tahun 2014 .
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 20
2.
Periode 2015 –2019 :
• Transformasi program-program pengurangan kemiskinan;
• Peningkatan cakupan, terutama untuk Sistem Jaminan Sosial menuju universal
coverage;
• Terbentuknya BPJS Tenaga Kerja;
• Penguatan sustainable livelihood.
3.
Periode 2020-2025 :
• Pemantapan sistem penanggulangan kemiskinan secara terpadu;
• Sistem jaminan sosial mencapai universal coverage.
Berdasarkan periode pentahapan pelaksanaan MP3KI di Indonesia, maka implementasi
pelaksanaannya bersinergi dengan konsep dan desain MP3EI dan akan dikembangkan
dalam MP3KI dengan klaster wilayah: Sumatera-Jawa, Bali, NTT-NTB, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku-Papua-Papua
Barat.
Pengembangan
wilayah
ini
dengan
menitikberatkan keterlibatan masyarakat miskin dan marjinal dalam proses pembangunan
wilayah maupun dalam pemanfaatan hasil pembangunannya.
Adapun tujuan strategi kawasan khusus dalam implementasi pelaksanaan MP3KI
berdasarkan klaster wilayah adalah “Masyarakat di beberapa kawasan perlu mendapat
perhatian khusus karena kompleksitas permasalahan yang dihadapi menyebabkan
tingginya tingkat kemiskinan, dan mempunyai permasalahan yang bersifat spesifik. Oleh
karenanya, P3KI secara khusus mencanangkan strategi dan kebijakan untuk percepatan
dan perluasan pengurangan kemiskinan untuk masyarakat di kawasan kumuh dan di
permukiman illegal, di perbatasan, di dalam hutan, di pesisir dan pulau-pulau
terpencil, dan di masyarakat adat terpencil.”
Berdasarkan tujuan pelaksanaan strategi kawasan khusus tersebut sehingga dirumuskanlah
program percepatan yang menjadi lokasi percontohan di Indonesia dalam pelaksanaan
MP3KI melalui Quick Wins MP3KI.
Lokasi Quick Wins adalah wilayah/kawasan di Indonesia yang dipilih menjadi lokasi
percontohan untuk menerapkan berbagai pendekatan MP3KI dalam rangka percepatan dan
perluasan pengurangan kemiskinan. Lokasi Quick Wins merupakan simpul-simpul
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 21
kemiskinan yang penanganannya dapat berpengaruh besar pada penurunan kemiskinan.
Lokasi Quick Wins TA 2013 meliputi :
1. Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat
2. Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah
3. Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan
Adapun strategi Penanganan Lokasi Quick Wins :
1. Identifikasi kebutuhan program-program penanggulangan kemiskinan akseleratif;
2. Pembahasan rencana dan anggaran kegiatan (pengarusutamaan PK);
3. Tindak lanjut pelaksanaan.
Pemilihan lokasi-lokasi yang menjadi prioritas penanganan–setidaknya-didasarkan pada dua
variabel utama :
1. Jumlah penduduk miskin (absolut); dan
2. Tingkat/persentase penduduk miskin.
Selanjutnya ditentukan prioritas lokasi yang ditangani berdasarkan kedua variabel tersebut :
1. Prioritas I: bagi lokasi dengan Jumlah Penduduk dan Tingkat Kemiskinan yang tinggi;
2. Prioritas II: bagi lokasi dengan Jumlah Penduduk yang tinggi (upaya percepatan
pengurangan kemiskinan); dan
3. Prioritas III: bagi lokasi dengan Tingkat Kemiskinan yang tinggi (upaya perluasan
pengurangan kemiskinan).
2.2.5. KEK (UU No. 39 Tahun 2009)
Pada hakekatnya, Kawasan Ekonomi Khusus hampir sama dengan Kawasan Strategis.
Perbedaannya, Kawasan Strategis pada umumnya tercipta dengan sendirinya sedangkan
Kawasan Ekonomi Khusus harus ditetapkan oleh pemerintah untuk dapat dijadikan Kawasan
Ekonomi Khusus, suatu Provinsi setidaknya harus memiliki infrastruktur yang baik dan
memadai untuk menopang lajunya aktivitas perekonomian
Didirikannya Kawasan Ekonomi Khusus antara lain bertujuan untuk:
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 22
1. Meningkatkan investasi,
2. Menyerap tenaga kerja,
3. Menerima devisa sebagai hasil peningkatan ekspor,
4. Meningkatkan kualitas produk ekspor sehingga dapat berkompetisi dengan produk
asing,
5. Meningkatkan sumber daya lokal, pelayanan, serta modal guna meningkatkan ekspor,
dan
6. Meningkatkan kualitas SDM Indonesia melalui alih teknologi.
2.2.6. Direktif Presiden (Inpres No. 3 Tahun 2010)
Direktif presiden merupakan respon terhadap permasalahan yang muncul. Adapun 10
direktif presiden yang dimaksud adalah :
1. Ekonomi harus tumbuh lebih tinggi;
2. Pengangguran harus menurun dengan menciptakan lapangan kerja yang lebih baik;
3. Kemiskinan harus makin menurun;
4. Pendapatan per kapita harus makin meningkat;
5. Stabilitas ekonomi terjaga;
6. Pembiayaan (financing) dalam negeri makin kuat & meningkat
7. Ketahanan pangan dan air meningkat;
8. Ketahanan energi meningkat;
9. Daya saing ekonomi nasional menguat dan meningkat;
10. Kita perkuat “green economy” (ekonomi ramah lingkungan).
Arah dan Konsentrasi Pembahasan Terhadap 10 Direktif Presiden :
1. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi (Growth)
a. Sasaran : 7 % tahun 2014
b. Pertumbuhan yang merata (inklusif), termasuk pertumbuhan di provinsi –provinsi
c. Investasi dan ekspor harus terus tumbuh (Y = C + G + I + NX)
d. Sumberdaya manusia & inovasi teknologi harus meningkat (Y = f(K,L,T))
2. Pengurangan pengangguran & peningkatan lapangan kerja
a. Sasaran : 5 – 6 % (pada akhir 2014)
b. Revitalisasi industri manufaktur
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 23
c. Pembangunan infrastruktur (termasuk PNPM)
d. Pengembangan UKM
e. Peningkatan tenaga kerja trampil diluar negeri
3. Pengurangan Kemiskinan
a. Sasaran : 8 – 10 % (pada akhir tahun 2014)
b. Bantuan pemerintah dan pemberdayaan (program-program pro rakyat)
c. Bantuan pendidikan & kesehatan untuk kelompok tidak mampu
d. Pengembangan UMKM (peningkatan pendapatan, termasuk pemberian KUR)
e. Program CSR swasta untuk pemberdayaan
4. Peningkatan Pendapatan per Kapita
a. Sasaran : lebih dari $4500 tahun 2014
b. Tingkat kesenjangan yang “acceptable”
c. Perhatian kepada kaum marginal (nelayan, buruh kecil, daerah tertinggal
5. Stabilitas ekonomi
a. Inflasi tidak tinggi
b. Harga bahan pokok “stabil” dan “terjangkau”
c. Sisi hulu : keseimbangan “Supply – Demand”
d. Nilai tukar tidak sangat berfluktuasi
e. Tidak terjadi “Capital Flight” yang tidak normal
6. Pembiayaan (Financing) dalam negeri
a. Ratio hutang terhadap GDP makin baik
b. Komponen hutang LN makin kecil
c. Penerimaan pajak meningkat
d. Penerimaan migas tetap baik
e. Penerimaan sektor pariwisata meningkat
f.
Tabungan masyarakat (saving) meningkat, dan dapat diinvestasikan
7. Ketahanan Pangan dan Air
a. Swasembada beras dipertahankan
b. Komoditas pangan strategis makin cukup
c. Penyediaan dan distribusi air minum makin baik
d. Daerah rawan pangan teratasi
8. Ketahanan Energi
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 24
a. Listrik dapat memenuhi kebutuhan jangka menengah (jangka pendek pemadaman
listrik dapat diatasi)
b. BBM cukup, distribusi baik
c. Mencapai sasaran “energy mix 2015”
d. Pengembangan Panas Bumi
9. Daya Saing Ekonomi
a. Peningkatan infrastruktur ekonomi diseluruh tanah air
b. Pembangunan “connectivity” (Fisik dan ICT)
c. Inovasi Teknologi besar-besaran
d. Iklim investasi yang makin baik
e. Produktivitas nasional
10. Pembangunan Ramah Lingkungan (Green Economy)
a. Pengelolaan hutan yang baik
b. Kerjasama, kemitraan & bantuan internasional
c. “Energy efficiency”
d. Kampanye gaya hidup hemat & ramah lingkungan
e. Kampanye nasional tanam & pelihara pohon
f.
Pengawasan pada usaha pertambangan, kehutanan dan pertanian
Sejalan dengan kondisi tersebut dalam Rencana Kerja Pemerintah 2014, direktif presiden
berupa hal-hal yang sudah disampaikan pada tahun anggaran 2012 tetapi diperkirakan
belum selesai tahun 2013, dan juga dapat berupa arahan baru. Arahan tersebut selanjutnya
dikelompokkan atas tiga bagian yaitu arahan dalam rangka: (1) pemantapan perekonomian
nasional; (2) peningkatan kesejahteraan rakyat; dan (3) pemeliharaan stabilitas politik.
1. Pemantapan Perekonomian nasional
a. Pencapaian surplus beras 10 juta ton dan peningkatan produksi jagung, kedelai
dan gula, yang akan dicapai antara lain melalui: (b) peningkatan dan rehabilitasi
jaringan irigasi primer, sekunder, tersier dan di tingkat usaha tani; (d) peningkatan
kesesuaian lokasi sawah dan perbaikan jaringan irigasi; (p) penyelesaian Perda
RTRW Daerah dan penetapan LP2B yang merupakan bagian dari RTRW; dan (q)
penyelesaian draft Peraturan tentang tentang pengendalian alih fungsi lahan sawah.
b. Konektivitas yang menjamin tumbuhnya pusat-pusat perdagangan dan
industri dengan melaksanakan : (a) peningkatan kapasitas jalan tol melalui
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 25
pengembangan sumber pendanaan baru, revisi PP No. 15 tahun 2005 tentang Jalan
Tol untuk memberikan peluang bagi pemerintah menugaskan BUMN/konsorsium
untuk membangun jalan tol serta mendorong keterlibatan pemerintah daerah
(pembebasan lahan dan sebagian konstruksi); (b) pembentukan unit khusus
pengadaan lahan untuk kepentingan publik; (c) peningkatan dan pembangunan
Jalan non tol pada lintas-lintas utama; (d) peningkatan dan pengektifan alokasi DAK
prasarana Jalan; (e) mendorong terobosan baru sumber pembiayaan dari pusat
untuk membiayai jalan provinsi/kabupaten; (f) penanganan dan intervensi
pemerintah pada ruas-ruas jalan strategis Daerah (Inpres Penanganan Jalan
Strategis Daerah).
c. Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Provinsi Papua dan Papua Barat
melalui : (e) strategi pembangunan jalan strategis papua sepanjang 3.488 km (80
ruas jalan) untuk membuka keterisolasian.
2. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
a. Peningkatan akses air minum dan sanitasi layak melalui: (a) peningkatan
pengawasan sarana air minum; (b) mendorong Pemerintah Daerah untuk
menyediakan akses air minum di perkotaan; (c) pembangunan sarana Teknologi
Tepat Guna Air Minum di DTPK (Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan); (d)
merehabilitasi sarana air bersih bukan jaringan perpipaan; (e) akselerasi STBM
(Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) di desa/ kelurahan; (f) peningkatan akses air
minum dan sanitasi di Sekolah; (g) penyediaan air minum dan sanitasi berbasis
masyarakat di desa; (h) peningkatan kapasitas Sanitarian di Puskesmas; serta (i)
penguatan kerjasama lintas sektor dalam penyediaan akses air bersih dan sanitasi
yang berkualitas, a.l. dengan pemanfaatan PNPM Mandiri Perdesaan & Perkotaan.
b. Kesiapan infrastruktur dan kelembagaan penanganan bencana-mitigasi
bencana melalui : (a) pembangunan shelter bencana alam (tempat evakuasi
sementara); (d) peningkatan koordinasi oleh BNPB dengan kementerian/lembaga
terkait; (e) pengendalian banjir di DKI Jakarta, pengamanan pantai dan pengendali
lahar; (f) pengelolaan DAS secara terpadu pada DAS Prioritas; (g) percepatan
proses alih status kawasan; dan (h) penyelesaian RTRW Provinsi.
2.3. PERATURAN PERUNDANGAN PEMBANGUNAN BIDANG PU/CK
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 26
2.3.1. UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman
Perumahan dan Kawasan Permukiman merupakan perwujudan keberpihakan Pemerintah
dalam pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat terutama bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR). Oleh karena itu, Kementerian Perumahan Rakyat yang
diberi amanat untuk bertanggung jawab sebagai bagian yang menangani bidang perumahan
dan kawasan permukiman mengadakan sosialisasi dalam rangka mengintegrasikan
kebijakan dari pusat sampai dengan daerah serta menjawab permasalahan-permasalahan
yang terjadi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman, adalah salah
satu bentuk penyebarluasan kebijakan sektor perumahan dan kawasan permukiman.
Undang-Undang ini menjadi pengganti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang perumahan dan Kawasan
Permukiman yang terdiri dari 18 BAB dan 167 Pasal merupakan bukti keberpihakan
pemerintah
terhadap
pemenuhan
hak
akan
rumah
bagi
masyarakat.
Terutama, bagi masyarakat berpenghasilan rendah sebagaimana dalam Pasal 50 (1) yang
berbunyi “(1) Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal atau menghuni rumah”.
Berdasarkan UU ini, rumah berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga yang mendukung perikehidupan dan penghidupan juga mempunyai
fungsi sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan penyiapan generasi
muda.
Pada dasarnya, pemenuhan kebutuhan rumah merupakan tanggung jawab masyarakat
secara mandiri, namun dukungan pencapaiannya membutuhkan keterlibatan pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota serta para pemangku
kepentingan bidang perumahan dalam merealisasikannya. Permasalahan yang muncul
selama 18 tahun berlakunya UU No. 4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman,
diantaranya, yaitu semakin meningkatnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh di
daerah perkotaan yang tidak diikuti dengan kebijakan dan pengaturan untuk memperbaiki
kawasan kumuh; belum jelasnya tugas dan wewenang Pemda baik di tingkat propinsi,
maupun kabupaten/kota dalam penyelenggaraan perumahan dan kawsan permukiman yang
KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN
Review Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang
Keciptakaryaan Kab. Bone Tahun 2015
Bab 2 - 27
berakibat pada lemahnya komitmen pemda dalam penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman; ketidakseimbangan pembangunan desa-kota serta meningkatnya
urbanisasi.
Selain itu, pembangunan perumahan dan kawasan permukiman saat ini juga dinilai belum
mampu memberdayakan peran masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan rumahnya
sendiri yang sehat, aman, serasi, dan produktifitas; dan dalam hal penyediaan/pasokan
perumahan baru, yang secara resminya ditujukan terutama bagi masyarakat berpenghasilan
rendah, pada kenyataannya seringkali tidak tepat sasaran. Bahwa idealnya rumah memang
harus dimiliki oleh setiap keluarga, terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah
dan bagi