DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PENDERITA KUSTA

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PENDERITA
KUSTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun Oleh:
Katarina Peni

NIM : 099114002
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRIPSI

DUKT]NGAN SOSIAL KELUARGA PADA PENI}ERITA KUSTA

Drs. H. Wahyudi, M.Si.

ranggat


d.5..AU0...illt

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRIPSI
DUKUNGAIT SOSIAL KELUARGA PAI}A PENDERITA KUSTA

Dipersiepkan dan Ditulis Oleh

'

:

Katsrine Peni


{ffiq
Penguji

I

Penguji

tr

Penguji

III

P;rrrr,yoal

M.sil

16 Juni 2014 dan


angan

J,;

*O

L,'

Yoeyakarta, ... t.5.. A[I.q...

.2.011

Sanata Dharma

Dr. Tarsisius Priyo lYidiyanto M.Si.

ilt

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Letakan Tanganmu dalam tangan-Nya, dan berjalanlah
sendirian bersama-Nya. Berjalanlah ke depan, karena bila
engkau melihat ke belakang engkau akan
kembali” (Mother Teresa).
Semua usaha ini

saya persembahkan untuk

TUHAN YESUS dan BUNDA MARIA yang senantiasa
memberkati
Kongregasiku

dan


melindungi

tercinta,

tempat

berkembang dan berkarya,

hidup
saya

saya,

tumbuh,

yang telah membiayai

hidup dan perkuliahan saya,


Para suster yang

terkasih yang mendukung dan mendoakan saya
dengan semangat cinta dan persaudaraan,

kedua

orang tua, kakak dan adik-adik saya yang dengan
penuh cinta meneguhkan dan mendoakan saya.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PPRI\TYATAAFI KEASLIAI{ I(ARYA


Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwq skripsi yang say& tulis

ini

tidak msmuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut
dalan kutipan dan daftar pustaka" sebagaiman layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, I Juni, 2014
Penilis.

4t
Katariira Peni-

'{

\.\i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA PENDERITA KUSTA
( STUDI KUALITATIF DESKRIPTIF)
Katarina peni

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dinamika
psikologis penderita kusta dan sejauh mana dukungan keluarga dialami
dan diterima oleh penderita kusta. Penelitian ini mempunyai tiga
pertanyaan pokok. Pertanyaan pertama, bagaimana dinamika psikologis
dari seorang yang menderita sakit kusta? Pertanyaan yang kedua Sejauh
mana keluarga terlibat dalam memberika dukungan kepada subjek?
Pertanyaan ketiga adalah bentuk-bentuk dukungan seperti apa yang
diterima selama sakit. Pendekatan kualitatif deskriptif dipilih untuk
menjawab pertanyan penelitian tersebut. Penelitian ini melibatkan 3 subjek
penderita kusta yang sedang menjalani proses pengobatan dan rehabilitasi

kusta di rumah rehabilitasi kusta Sani-kabupaten Pati. Data penelitian
diambil dengan cara wawancara semi-terstruktur. Kredibilitas diperoleh
dengan cara member checking, yaitu dengan mencocokkan kembali data
hasil analisis pada subjek untuk mencapai kesesuaian data hasil analisis
dengan pengalaman nyata dari subjek. Mengacu pada fokus penelitian
maka hasil penelitian menunjukan bahwa penyakit kusta menyebabkan
ketiga subjek menjadi cacat dan kehilangan pekerjaan serta merasa minder
dan mengisolasi diri dari lingungan sekitarnya. Ada dua tipe yang
ditemukan dari pengalaman subjek terkait dengan dukungan yang diterima
dari keluarga. Tipe pertama ditemukan pada subjek 1 dan subjek 2. Kedua
subjek mendapatkan dukungan sosial yang kuat dari keluarga yakni
dukungan
emosional, dukungan informasional serta dukungan
instrumental dan dukungan penilaian. Dukungan yang diterima dari
keluarga membuat subjek menjadi lebih optimis serta memiliki harapan
untuk sembuh dari sakit. Persepsi subjek terhadap penyakit, keluarga dan
diri sendiri menjadi lebih positif dibanding dengan kondisi subjek
sebelumnya. Hal lain yang dirasakan adalah subjek mampu menerima
kondisi diri yang sesungguhnya dan berani mengambil keputusan untuk
keluar dari rumah rehabilitasi. Tipe yang kedua ditemukan pada subjek 3

adalah subjek yang kurang mendapatkan dukungan dari keluarga. Subjek
menjadi pribadi yang minder dan kurang mampu bersosialisasi dengan
orang lain. Subjek merasa takut untuk kembali kepada keluarga dan
memilih untuk tetap tinggal di rumah rehabilitasi
Kata kunci : Dukungan Sosial Keluarga Pada Penderita Kusta.

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

FAMILY SOCIAL SUPPORT ON LEPER
Qualitative Descriptive Study
Katarina peni

Abstract

This study aims to see how is psychological process of Leper and in what
extent their family support is experienced and received by Leper. There is
three main research questions in this study. First, how is the psychological
process of Leper? Second, in what extent family involved in giving
support to the subject? Third, the type of support they received so far.
Qualitative descriptive approach chosen to answer these research question.
The research involving three subjects who had Leprosy and on the process
of recovery and rehabilitation in Leprosy Rehabilitation house Sani – Pati
Regency Data was collected by semi-structured interview. Credibility
achieved by member checking, by re - matching the analyzed data to
subject to get suitability of research analysis with the real subject
experience. Concern on the research focuses, so the research result
showed that Leprosy caused the three subject disabled and lose their job,
also feel lack of self-esteem and isolated themselves from their
surroundings. There are two type of family support they received based
on their experiences. First type was found in subject 1 and 2 Both subject
received stron social support from their family such as emotional,
informational and instrumental, also evaluation. Family support they
received form make them become more optimistic and have hope to
recover from the illness. Subject perception, family and their own self
become more positive compare to their previous condition. Other things
they feel is that subject able to accept their actual condition and brave to
make decision to get out from the rehabilitation house. the second type
found in the 3rd subject, who are received lack of family support. Subject
become a low self-esteem person, and unable to socialize with other
people. Subject become frightened to come back to the family, and chose
to stay in the rehabilitation house.
keywords : family social support on Leper

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawa ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama

: Katarina Peni.

Nim : 099114002
Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan

kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

Dukungan Sosial Keluarga Pada Penderita Kusta
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya

memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta

ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.

Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal:

I Juni, 2014.

Yang menyatakan,

vilt

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGHANTAR.

Limpah syukur dan terima kasih atas Rahmat dan penyertaan Tuhan
dalam seluruh perjalanan hidup penliti hingga saat ini, secara khusus saat memulai
menulis dan menyelesaikan skripsi dengan judul “ Dukungan Sosial Keluarga
Pada Penderita Kusta ,

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tugas
akhir dalam bentuk Skripsi ini ditulis berdasarkan keprihatinan dalam diri peneliti
terhadap

kehidupan penderita kusta.

Peneliti ingin melihat sejauh mana

keterlibatan keluarga dalam memberi dukungan kepada penderita kusta.
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak dengan caranya tersendiri, memberikan dukungan dan bantuan kepada
peneliti sehingga karya ini bisa terselesaikan. Untuk itu peneliti menghaturkan
limpah syukur dan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, beserta seluruh staff dosen, dan
karyawan yang telah banyak memberikan ilmu, arahan, perhatian, dan
dukungan kepada peneliti dalam proses belajar untuk meningkatkan Ilmu
pengetahuan dan kualitas hidup yang akan menjadi bekal untuk hidup dan
karya pelayanan peneliti.
2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Bapak

Drs. H. Wahyudi. M.Si.

Terima kasih atas waktu,

selaku dosem pembimbing skripsi.

kesabaran, pemikiran serta arahan dan

bimbingan yang diberikan dari awal penulisan hingga

terselesainya

skripsi ini. Trima kasih bapa, peneliti belajar kesederhanaan hidup dari
bapa.
4. Ibu. Dr. Tjipto Susana, M.Si., selaku dosen pendamping akademik. Sosok
perempuan berhati tangguh, cerdas dan berjiwa sederhana. Ibu, trima
kasih, peneliti belajar banyak hal tentang ketegasan, kesederhanaan dan
ketangguhan dalam berjuang.
5. Ketiga subjek yang telah membagikan pengalamannya untuk penelitian
ini.
6. Br. Yunus. MTB. Kepala Rumah Rehabilitasi Kusta Sani- Kabupaten Pati.
7. Para suster Kongregasi Suster Santo Fransiskus Charitas, secara khusus
komunitas Serafim –Yogyakarta, atas doa dan kasih, kepercayaan dan
segala bentuk bantuan, baik bantuan secara material maupun spiritual.
8.

Kedua orang tua kakak dan adik-adiku terkasih. Terima kasih atas doa
dan

cinta dari bapa dan mama, kakak dan adik-adik yang menjadi

kekuatan tersendiri untuk peneliti.
9. Keluarga besar Rumah rehabilitasi kusta Sani, Bu Sri, Bu Warni, mbak
Tursinah, Pak Gun, mbak Karsih, Rumain, Mas

Rio, Pak Min, Mas

Narno. Lia, Damar dan Ria. Terima kasih atas kebersamaan kita selama 1
minggu di Sani.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10. Jeanet Maurein Wola. S. Psi. Semua kisah menjadi berkat karena selalu
ada keceriaan dan semangat.

Itulah sosok Jeje. Teman seperjuangan

penelili untuk saling mendukung dan berbagi. Terima kasih Jeje. Peneliti
bangga dan tetap mengingat semua perhatian dan kasih dari Jeje untuk
peneliti. Jeje adalah Teman sekaligus adik yang baik hati.
11. I Made Adi Mahardika. S. Psi. Sosok yang tekun , tegas dan murah hati.
Terima kasih Adi, atas kesetian dan ketulusan dalam membantu peneliti
dari awal hingga selesainya penulisan.
12. Teman-teman angkatan 2009 . Terimakasih atas canda tawa, suka duka,
dan kebersamaan kita selama ini. Kenangan bersama kalian tidak akan
terlupakan.
13. Semua pihak yang membantu hingga terelesainya skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyelesaian skripsi ini, sehingga segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kelayakan karya tulis ini. Terima Kasih.
Yogyakarta, 30 April 2014

Katarina Peni.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN HASIL KARYA.................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT..........................................................................................................vii
LEMBARAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH................viii
KATA PENGANTAR..........................................................................................ix
DAFTAR ISI.........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv

BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................7
C. Tujuan Penelitian...................................................................................7
D. Manfaat Penelitian.................................................................................8
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................9
A. Dukungan Sosial Keluarga...................................................................9
1. Definisi tentang Dukungan Sosial Keluarga...................................9
2. Jenis-Jenis Dukungan Sosial Keluarga............................................8

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3.

Manfaat Dukungan Sosial Keluarga.............................................10

B. Keluarga..............................................................................................13
1. Definisi Tentang Keluarga............................................................13
2.

Fungsi Keluarga..........................................................................14

C. Penyakit Kusta...................................................................................151
1.

Definisi Tentang Penyakit Kusta............................................... ..15

2. Faktor-faktor Yang Menentukan Terjadinya Sakit Kusta.............16
3. Kondisi Psikologis Pada Penderita Kusta.....................................18
4.

Dukungan Sosial Keluarga Dan Kesehatan..................................21

5. Dukungan Sosisal Keluarga Pada Penderita Kusta.......................22
D. Refiew Penelitian Terdahulu..............................................................22
E. Kerangka Penelitian...........................................................................26
F.

Pertanyaan Penelitian........................................................................27
1.

Sentral Question...........................................................................27

2.

Sub Question...............................................................................27

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................28
A. Jenis Penelitian.....................................................................................28
B. Fokus Penelitian .................................................................................29
C. Subjek Penelitia...................................................................................29
D. Metode Pengambilan Data.......... ..................................................... ..31
E. Metode Analisis Data.......................................................................... 34
1.

Organisasi Data.............................................................................34

2. Pengkodean Hasil Verbatim...........................................................35
3. Analisis Tematik............................................................................35
4. Rangkuman Tema-Tema Temuan Penelitian.................................36
F. Kredibilitas Penelitian..........................................................................36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................38
A. Pelaksanaan penelitian.........................................................................38
1. Persiapan Penelian.........................................................................38
2. Pelaksanaan Penelitian..................................................................39
B. Hasil Penelitian....................................................................................41

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.

Subjek ..........................................................................................41
a.

Identitas Subjek......................................................................41

b. Deskripsi Subjek......................................................................42
c. Riwayat Penyakit Kusta Pada Subjek......................................43
d. Deskripsi Tekstutal...................................................................44
e.

Aspek Psikologis Pada Subjek................................................51

f.

Dinamika Psikologis Pada Subjek..........................................52

g.

Gambaran Tema-Tema Umum Subjek...................................56

h.

Deskripsi Tematik Subjek.......................................................56

2. Subjek 2. .......................................................................................58
a. Identitas Subjek.......................................................................58
b. Deskripsi Subjek......................................................................58
c. Riwayat Penyakit Kusta Pada Subjek.....................................59
d. Deskripsi Tekstural..................................................................60
e. Aspek Psikologis Pada Subjek.................................................66
f. Dinamika Psikologis Subjek....................................................68
g. Gambaran Tema-Tema Umum Subjek ...................................71
h.
3.

Deskripsi tematik Subjek ......................................................72

Subjek 3........................................................................................73
a. Identitas Subjek.......................................................................73
b. Deskripsi Subjek......................................................................73
c. Riwayat Penyakit Kusta Pada Subjek.....................................74
d. Deskripsi Tekstural..................................................................75
e.

Aspek Psikologis Pada Subjek...............................................80

f. Dinamika Psikologis Subjek....................................................82
g. Gambaran Tema-Tema Umum Subjek ...................................83
h. Deskripsi tematik Subjek .......................................................83
4.

Rangkuman Tema-Tema Temuan Dari Ketiga Subjek.................85
a. Dinamika Psikologis Subjek....................................................85
b. Dukungan Keluarga pada .......................................................88
c. Pembahasan.............................................................................99

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................112
A. Kesimpulan....................................................................................... 112
B. Keterbatasan Penelitian......................................................................114

A. Saran........................................................................................................114
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................115

LAMPIRAN.......................................................................................................117

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.

Subjek Penelitian...............................................................................30

Tabel 3.2.

Panduan Pertanyaan Wawancara......................................................32

Tabel 4.1.

Jadwal Wawancara............................................................................40

Tabel 4.2.

Identitas Subjek 1..............................................................................41

Tabel 4.3.

Aspek Psikologi Subjek 1.................................................................51

Tabel 4.4. Tema-Tema Umum Subjek 1.............................................................56
Tabel 4.5. Identitas Subjek 2...............................................................................58
Tabel 4.6. Aspek-Aspek Psikologis Subjek 2.....................................................66
Tabel 4.7. Tema-Tema Umum Subjek 2..............................................................71
Tabel 4.8. Identitas Subjek 3...............................................................................73
Tabel 4.9. Aspek Psikologis Subjek 3.................................................................80
Tabel 4.10. Tema-Tema Umum Subjek 3.............................................................83

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Keterangan Verbatim Untuk Semua Subjek Penelitian..................118
Lampiran 2. Protokol Wawancar.........................................................................119
Lampiran 3.Tema-tema Subjek 1.........................................................................121
Lampiran 4. Verbatim Subjek 1...........................................................................124
Lampiran 5 Tema-Tema Temuan Pada Subejk 2.................................................140
Lampiran 6 Verbatim Subjek 2............................................................................142

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Lampiran 7. Tema-tema Temuan Pada Subejk 3.................................................153
Lampiran 8. Verbatim Subjek 3.........................................................................155
Lampiran 9. Surat pernyataan wawancara...........................................................163

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Penyakit kusta atau lepra adalah sebuah penyakit infeksi menular
kronis yang disebabkan oleh mycobakterium leprae. Kusta menular dari
penderita yang tidak diobati ke orang lainnya melalui pernapasan dan kontak
kulit. Hal ini yang memunculkan ketakutan pada manusia, bahkan dikatakan
bahwa sampai dengan ditemukannya AIDS, kusta adalah penyakit yang paling
menakutkan dari penyakit menular lainnya. (Ditjend PPM & PL, 2002).
Dalam Departemen Kesehatan RI (2006) dikatakan bahwa penyakit
ini menimbulkan kompleksitas persoalan dalam kehidupan manusia karena
penyakit kusta bukan hanya masalah medis, tetapi meluas sampai masalah
sosial, ekonomi, keamanan dan ketahanan nasional. Zulkifli, (2003)
mengatakan bahwa masalah yang dihadapi penderita kusta bukan hanya dari
medis saja, tetapi juga adanya masalah psikososial.
Lauhenapessy, (1980) dalam hasil seminarnya mengatakan bahwa
penderita kusta dengan kulit yang menebal kemerahan dan dengan anggota
badan yang cacat biasanya berusaha menjauhkan diri dari masyarakat
sekitarnya, karena penderita kusta merasa malu dan rendah diri. Hal senada
dikatakan oleh Afical (2005) dimana penderita kusta cenderung mengisolasi
diri dari masyarakat. Mereka mulai mengembangakan rasa benci terhadap diri,
karena merasa bahwa kehadiran mereka hanya menjadi momok bagi
masyarakat dan keluarga.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Ada beberapa faktor yang menyebabkan penderita kusta tetap merasa
rendah diri antara lain, adanya stigma yang berkembang di masyarakat yang
menganggap bahwa penyakit kusta sebagai kutukan Tuhan, (Afical, 2005).
Ada ketakutan yang berlebihan terhadap penyakit kusta dan orang yang
menderita kusta

(leprophobia) dari masyarakat, keluarga dan sebagian

petugas kesehatan. (Depkes, RI, 2006). Ketakutan ini muncul karena adanya
resiko penularan yang disebabkan oleh penyakit tersebut. (Zukifly, 2003)
Afical (2005) mengatakan bahwa meskipun penderita kusta telah
sembuh secara medis,

predikat kusta tetap melekat pada dirinya seumur

hidup. Predikat inilah yang menjadi dasar permasalahan psikologis

pada

penderita yakni merasa takut, kecewa, tidak percaya diri, malu, merasa diri
tidak berharga. Masih pada hal yang sama dalam WHO (2004) dikatakan
bahwa, stigma dan diskriminasi sosial yang berkembang di masyarakat
menyebabkan penderita kusta akan menyembunyikan kondisi mereka serta
menarik diri dari kontak sosial yang normal.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tinuk I, S & W,
Laksono. (2009), terhadap 8 orang penderita kusta, untuk melihat persepsi
subjek sebagai penderita terhadap penyakit kusta dan sikap subjek sebagai
penderita terhadap masyarakat, melalui wawancara mendalam yang dilakukan
terhadap ke 8 subjek tersebut, terungkap bahwa ke 8 subjek menarik diri atau
membatasi diri dalam pergaulan dengan masyarakat. Hal ini dilakukan oleh
subjek untuk mengurangi cap buruk atau stigma terhadap mereka. Selain itu, ke

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

8 subjek memiliki persepsi bahwa penyakit kusta adalah penyakit yang
berbahaya dan menakutkan serta dapat menimbulkan kecacatan dan kematian.
Hal senada juga terungkap dalam wawancara dengan subjek dibawah
ini. Dari hasil wawancara dengan subjek terungkap bahwa, subjek menolak
dan merasa sedih setelah terdiagnosa sebagai penderita kusta. Subjek mulai
mengembangkan pikiran-pikiran negatif terhadap diri serta ketakutan akan
resiko yang akan dihadapi sebagai penderita kusta.
“ Pertama kali ya takut, takut, ya sedih begitu, ya percaya nda
percaya, waktu itu, rasanya itu nda yakin, bingung, nangis
malahan, pergulatanlah waktu mendengar itu, percaya nda percaya
waktu itu. Pikiran saya itu ada bagian dari tubuh saya itu pasti
hilang, pikiran saya itu, jari- jari saya itu pasti hilang, cemas,
cemas ya gimna, Macem-macem pikiran saya, ya kehilanagn
teman, keluarga ya pekerjaan.” (RO, wawancara, 26 September,
2013).

Dalam Departemen Kesehatan RI, dikatakan bahwa dukungan sosial
berupa pendampingan psikologis, merupakan bagian penting yang harus
diberikan kepada penderita kusta (Dep Kes RI 2005 ). Penderita membutuhkan
dukungan atau perhatian dari orang-orang dekat, secara khusus keluarga,
karena keluarga merupakan unit paling kecil dan paling dekat dengan penderita
yang mampu menjadi caregiver bagi penderita. Pendekatan dan dukungan yang
diberikan kepada penderita kusta, mampu mengurangi rasa minder dan rasa
rendah diri bagi penderita.

Dengan demikian maka keluarga dapat

memberikan ruang bagi mereka untuk diterima ditengah-tengah masyarakat.
Friedman (2010) mengatakan
sebagai

tempat singgahnya kehangatan

bahwa, keluarga harus berfungsi
dukungan, cinta dan penerimaan.

Keluarga menjalankan perannya untuk memberi perlindungan psikososial dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

dukungan terhadap anggotanya. Keluarga menyelesaikan tugas-tugas yang
mendukung pertumbuhan dan perkembangan anggotanya dengan memenuhi
kebutuhan sosioemosional anggotanya. Keluarga merupakan bagian terdekat
dari penderita yang berperan sebagai pembimbing sekaligus perantara untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh penderita. Keluarga juga
mampu memberikan informasi-informasi penting tentang apa yang dibutuhkan
oleh penderita.
Terdapat sejumlah penelitian yang ditujukan untuk melihat dukungan
sosial pada penderita kusta, diataranya adalah dukungan sosial keluarga dan
persepsi penderita kusta terhadap penyakit kusta,

yang dilakukan oleh

Angelina. (2011). Penelitian ini merupakan penelitian kuatitatif deskriptif
dengan desain cross sectional. Sampel yang diambil dalam penelitian ini
berjumlah 42 orang dengan kriteria penderita kusta yang sedang menjalani
pengobatan. Instrumen penelitian adalah quisioner dengan pengukuran
menggunakan skala nominal.
Hasil penelitian terhadap 42 responden penderita kusta tentang
persepsi penderita tentang penyakit kusta dan dukungan keluarga terhadap
penderita disimpulkan bahwa 78,6% memiliki persepsi baik tentang beratnya
penyakit kusta, Sebagian besar penderita kusta memiliki persepsi yang baik
tentang resiko dari penyakit kusta yakni sebesar 73.8%. 3. Hampir semua
penderita kusta memiliki persepsi yang baik tentang konsekuensi tidak teratur
berobat yakni sebesar 95.2%. 4. Sebagian besar penderita kusta memiliki
persepsi yang baik tentang tindakan pencegahan kecacatan yakni sebesar

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

83.3%. 5. Sebagian besar penderita kusta memiliki persepsi yang baik tentang
dukungan emosional yang diberikan oleh keluarga yakni sebesar 76.2%. 6.
Sebagian besar penderita kusta memiliki persepsi yang baik tentang dukungan
instrumental yang diberikan keluarga yakni sebesar 81%. 7. Sebagian besar
penderita kusta memiliki persepsi yang baik tentang dukungan informasi dari
keluarga yakni sebesar 83.3%. menerima dukungan dari keluarga yakni
dukungan informasional, dukungan emosional dan dukungan instrumental.
Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Rahayu, (2011) dengan topik
serupa, dimana sampel dari penelitian ini adalah keluarga dari penderita kusta
yang sedang menjalani pengobatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa
mayororitas pemberi dukungan kepada penderita adalah keluarga inti dan
hampir sebagian besar adalah perempuan. Dukungan psikososial caregiver
penderita kusta, mencakup dukungan psikologis baik (73,8%), cukup (23,8%),
dan kurang (2,4%), sedangkan dukungan sosial meliputi dukungan baik
(73,8%) dan cukup (26,2%). Dengan demikian menunjukan bahwa keluarga
memiliki kepedulian yang cukup baik, dalam memberikan dukungan kepada
penderita.
Hasil riset yang lain, yang dilakukan oleh Nurbaini, (2010) terhadap
ODH, ditemukan bahwa dukungan sosial yang diberikan kepada penderita,
akan meningkatkan mutu hidup bagi pasien dan mengurangi tingkat kesepian
pada pasien. Saeed, T.,Mansur A, NN., Nas, F & Fatima, K. (2012), melihat
tentang dampak antara dukungan sosial dan kualitas hidup bagi penderita
diabetes. Keluarga dan significant others yang lain, mempunyai peran yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

cukup tinggi dalam memberikan dukungan kepada penderita. Dukungan sosial
yang diberikan mampu mengurangi tingkat depresi pada penderita,
peningkatan kualitas hidup, serta patuh terhadap pengobatan.
Beberapa penelitian diatas memiliki fokus penelitian berbeda-beda.
Penelitian yang dilakukan oleh Angelina, (201l), lebih difokuskan pada
pemberian dukungan untuk mengubah persepsi penderita terhadap penyakit
kusta. Peneliti lainnya yakni, Rahayu (2011),

memfokuskan penelitiannya

pada keterlibatan keluarga dalam memberikan dukungan kepada penderita
dilihat dari sisi demografis keluarga. Penelitian lain dilakukan oleh Saeed, dkk
(2012), memfokuskan penelitiannya pada dukungan sosial dan kualitas hidup
pada

penderita

diabetes

melitus.

Ketiga

penelitian

tersebut

diatas,

menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya terkait
dengan dukungan sosial terhadap penderita kusta, diketahui bahwa terdapat
hubungan antara dukungan sosial dan perubahan persepsi pada penderita
terhadap penyakit kusta, serta peningkatan kesehatan dan mutu hidup pada
penderita. Hal ini memberikan peluang untuk dilakukannya penelitianpenelitian yang ditujukan untuk mengungkapkan secara lebih spesifik tentang
bagaimana sebenarnya dukungan sosial keluarga mampu memberikan manfaat
bagi penderita kusta. Sejauh mana dukungan tersebut memberikan perubahan
pada penderita,

baik itu persepsi, penerimaan diri maupun perubahan-

perubahan psikologis lainnya pada penderita kusta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

Pada penelitian ini, peneliti menekankan pada pengalaman dari
penderita kusta sebagai penerima suport dari keluarga. Peneliti juga melihat
bagaimana dinamika psikologis dari penderita, sejauh mana keluarga berperan
dalam memberikan dukungan kepada penderita kusta serta dampak dari
dukungan keluarga dialami dan diterima oleh penderita kusta selama menjalani
sakitnya.
Penelitian yang dilakukan tentang pengalaman akan dukungan sosial
keluarga pada penderita kusta akan menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Peneliti merasa bahwa pendekatan kualitatif akan membantu dan
memfasilitasi peneliti untuk memperoleh gambaran

pengalaman penderita

kusta akan peran dan dukungan keluarga didalam kehidupan penderita kusta.
B. Perumusan Masalah.
Permasalahan yang diteliti adalah. Bagaimana dinamika psikologis
dari orang yang menderita sakit kusta? Bagaimana pengalaman subjek
terhadap keterlibatan keluarga dalam memberikan perhatian dan dukungan
kepada subjek. Bentuk-bentuk perhatian dan dukungan seperti apa yang
diterima selama sakit. Sejauh mana dukungan keluarga berdampak pada
penderita kusta.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk memberikan sebuah gambaran
tentang bagaimana dinamika psikologis dari orang

yang menderita sakit

kusta serta dukungan keluarga yang diterima dan dirasakan oleh penderita
terkait dengan kondisinya sebagai penderita kusta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

D. Manfaat Penelitian.
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat atau kontribusi
dalam bidang psikologi khususnya psikologi

kesehatan dan psikologi

sosial. Dengan adanya penelitian ini orang akan mengetahui bahwa
dukungan sosial keluarga untuk seorang yang menderita sakit, khususnya
penderita penyakit kronis seperti kusta, dapat mengurangi tingkat stres
pada penderita. Dukungan sosial keluarga juga mampu mengurangi rasa
minder

bagi

penderita

dan

memampukan

penderita

untuk

bisa

bersosialisasi dengan lingkungan sosial.
2. Manfaat praktis.
Secara praktis penelitian ini memberikan sumbangan informasi
bagi keluarga, masyarakat atau yayasan-yayasan yang bergerak dalam
penanganan orang-orang kusta, akan pentingnya peran keluarga dalam
memberi dukungan kepada penderita.
3. Bagi keluarga penderita, menjadi sebuah sumbangan pembelajaran,

sehingga keluarga mampu mengembangkan pola pendekatan yang
membuat penderita sendiri merasa diterima dan diperhatikan sebagai
bagian dari keluarga.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Dukungan Sosial Keluarga.
1. Definisi Tentang Dukungan Sosial Keluarga.
Smet (1994) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah pemberian
rasa aman, perawatan ataupun penghargaan pada orang lain. Masih dalam
lingkup yang sama, Gottlieb (Smet, 1994) mengatakan bahwa dukungan
sosial terdiri dari informasi atau nasehat ferbal dan non verbal, bantuan
nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat
karena kehadiran mereka dan mampu mempunyai manfaat emosiaonal
bagi penerima.
Cohen dan Wills (1985) mengatakan bahwa, dukungan sosial
merupakan pertolongan dan dukungan yang diperoleh seseorang dari
interaksinya dengan orang lain. Menurut Sarafino (2006), dukungan sosial
didefinisikan sebagai perhatian, penghargaan atau bantuan yang diterima
dari orang atau kelompok lain. Bantuan tersebut, mampu memberikan
sebuah kenyamanan orang yang menerimanya.
Dukungan sosial keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan
keluarga terhadap anggotanya. anggota keluarga memandang bahwa
orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan bantuan dan
pertolongan jika dibutuhkan (Friedman 1998). Masih dalam hal yang
sama Kane dalam Friedman (1998) mendefinisikan dukungan sosial

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

keluarga sebagai sebuah proses hubungan antara keluarga dengan
lingkungan sosial dengan melibatkan emosi dan kepercayaan dalam
hubungan sosial tersebut.
Menurut Gottlieb (1998) dalam Kuncoro (2002) dikatakan bahwa
dukungan keluarga adalah komunikasi verbal dan non verbal, saran,
bantuan yang nyata diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek
didalam lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang
dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah
laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh
dukungan,

secara

emosional

merasa

legah

karena

diperhatikan,

mendapatkan saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.
Dari beberapa defini diatas maka dapat disimpulkan bahwa
dukungan sosial keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap anggotanya. Dukungan tersebut berupa komunikasi verbal dan
non verbal, saran, bantuan yang nyata, yang dapat memberikan
keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.
Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan, secara
emosional merasa legah karena diperhatikan, mendapatkan saran atau
kesan yang menyenangkan pada dirinya.
2. Jenis – Jenis Dukungan Sosial Keluarga.
Keluarga sebagai unit terdekat, mempunyai peran dan tanggung
jawab untuk memberikan dukungan kepada penderita. Dukungan yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

diberikan kepada seorang yang menderita penyakit kronis,

seringkali

membutuhkan sumber ekonomi, sosial dan psikologis yang kuat.
Smet (1994) dan Caplan, (Friedman 2010) menjelaskan beberapa jenis
dukungan keluarga, antara lain :
1. Dukungan informasional.
Keluaraga

berfungsi

sebagai

pencari

dan

penyebar

informasi tentang dunia. Dalam hal ini keluarga berperan sebagai
pemberi sugesti, saran, petunjuk, informasi serta umpan balik
yang digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah.
2. Dukungan penilaian.
Keluarga bertindak sebagai sistem pembimbing umpan
balik, membimbing serta sebagai perantara dalam pemecahan
masalah. Dukungan ini terjadi melalui ekspresi penghargaan yang
positif, dorongan yang semangat, atau persetujuan dengan ide
atau perasaan yang dikemukakan individu serta perbandingan
yang positif antara individu dengan orang lain
3. Dukungan Instrumental
Keluarga merupakan sumber bantuan langsung dan praktis.
Dalam hal ini keluarga berperan untuk memberikan bantuan
langsung

dalam hal ini, memperhatikan kesehatan penderita

dalam hal kebutuhan dan minum, istirahat, serta membantu
penderita dalam pemulihan kesehatannya.
4. Dukungan emosional

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian
terhadap orang yang bersangkutan. Keluarga sebagai tempat yang
aman dan damai untuk pemulihan dan istirahat dan membantu
penguasaan emosi bagi penderita, serta mendorong penderita
untuk mengkomunikasikan

secara bebas mengenai kesulitan

peribadi yang mereka alami.
3. Manfaat dukungan sosial keluarga.
Wills dalam Friedman (2010) menyimpulkan bahwa dukungan
sosial melindungi individu terhadap efek negatif dari stres dan secara
langsung mempengaruhi akibat-akibat dari kesehatan. Masih dalam hal
yang sama, Roth dalam Friedman( 2010) mengatakan bahwa dukungan
sosial mampu mengurangi atau menyangga efek stres serta meningkatkan
kesehatan mental individu atau keluarga.
Kuncoro (2002), mengatakan bahwa dukungan keluarga mencakup
jumlah sumber dukungan yang tersedia, mencakup persepsi individu
terhadap sejumlah orang yang dapat berperan dan diandalkan saat
individu membutuhkan bantuan. Cakupan lain dari dukungan keluarga
adalah tingkat kepuasan akan dukungan yang diterima berkaitan dengan
persepsi individu bahwa hal-hal yang dibutuhkan oleh individu tersebut
akan terpenuhi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

B. Keluarga.
1. Definisi Tentang Keluarga.
Smith (1995) mengatakan bahwa keluarga terdiri dari individu
yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah atau adopsi dan
tinggal dalam satu rumah tangga yang sama. Bronfenbrenner, (dalam
Friedman, 2010) mendefinisikan keluarga sebagai lembaga sosial yang
memiliki pengaruh paling besar terhadap anggotanya dan mempengaruhi
perkembangan individu, sehingga dapat menjadi penentu keberhasilan
atau kegagalan hidup seseorang.
Masih dalam hal yang sama, Friedman, (2010) mengatakan bahwa
keluarga merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih, yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta
yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga.
Keluarga sebagai tempat terwujudnya rasa cinta dan kasih sayang
antara anggota keluarga, antar kerabat, serta antar generasi yang
merupakan dasar keluarga yang harmonis. Hubungan kasih sayang dalam
keluarga merupakan suatu rumah tangga yang bahagia. Dalam kehidupan
yang diwarnai oleh rasa kasih sayang maka semua pihak dituntut agar
memiliki tanggung jawab, pengorbanan, saling tolong menolong,
kejujuran, saling mempercayai, saling membina pengertian dan damai
dalam rumah tangga. (Soetjiningsih 1995).
Friedman (2010) membagi keluarga menjadi dua kategori yakni
keluarga inti (Nuclear Family) dan extended family. Nuclear family

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

adalah keluarga yang terkait dengan pernikahan. Keluarga ini terbentuk
karena adanya pernikahan, peran sebagai orang tua atau kelahiran.
Keluarga ini terdiri atas suami, istri dan anak-anak, baik itu anak-anak
biologis maupun anak-anak adopsi. Extended Fmily terdiri dari keluaga
inti dan individu terkait lainnya oleh hubungan darah. Keluarga ini terdiri
atas sanak saudara dapat mencakup nenek, kakek, bibi keponakan dan
lain sebaginya.
2. Fungsi Kelurga.
Singers, dkk ( dalam Friedman, 2010 ) menjelaskan ada 4 fungsi keluarga
antara lain,
1. Fungsi afektif
Keluarga sebagai sumber cinta, pengakuan dan dukungan
primer, yang mampu memberikan perlindungan psikososial dan
dukungan terhadap anggotanya, mengembangkan hubungan sosial
yang positif, memberikan otonomi dan menjadi responsif terhadap
kepentingan khusus dan kebutuhan anggota keluarga individu.
Mampu menerima dan menghargai individualitas dan keunikan dari
masing-masing anggota.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai tempat belajar, dimana individu memulai
proses pembelajaran sosial, disiplin, norma budaya dan prilaku sosial
dalam fungsi sosialisasi, orang tua mengajarkan anak untuk
mengemban peran orang dewasa dalam masyarakat.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

3. Fungsi kesehatan
Keluarga memberikan perawatan kesehatan, memberi
promosi kesehatan, dan perawatan kesehatan preventif, serta berbagai
perawatan bagi anggotanya yang sakit. Dalam hal ini keluarga
memiliki tanggung jawab primer untuk memulai dan mengkoordinasi
layanan yang diberikan oleh profesional kesehatan.
4. Fungsi Ekonomi
Keluarga menyediakan kebutuhan fisik, seperti makanan,
pakaian, hunian (sandang , pangan, papan). Keluarga memberikan
jaminan kepada anggota keluarga untuk hidup sehat.
Berdasarkan sejumlah definisi yang diutarakan oleh para ahli
tentang keluarga, secara garis besar dapat diketahui bahwa keluarga adalah
sekelompok individu yang terbentuk baik karena ikatan darah maupun
perkawinan atau karena kedekatan emosional satu dengan yang lainnya, di
mana masing-masing anggota memiliki peran untuk saling mengembangkan
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
C. Penyakit kusta
1. Definisi Penyakit Kusta.
Kata kusta berasal dari bahasa sansekerta, yakni kushtha yang
berarti kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. Penyakit kusta adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae
(M.leprae). Kuman golongan myco ini berbentuk batang yang tahan
terhadap asam terutama asam alkohol dan oleh sebab itu disebut juga Basil

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

Tahan Asam (BTA). Penyakit ini bersifat kronis pada manusia, yang bisa
menyerang saraf-saraf dan kulit. Bila dibiarkan begitu saja tanpa diobati,
maka akan menyebabkan cacat-cacat jasmani yang berat. Namun,
penularan penyakit kusta ke orang lain memerlukan waktu yang cukup
lama tidak seperti penyakit menular lainnya. Masa inkubasinya adalah 2-5
tahun. Penyakit ini sering menyebabkan tekanan batin pada penderita dan
keluarganya, bahkan sampai menggangu kehidupan sosial mereka.
(Depkes RI, 2006, Health Kelly, Noel Bennet, 2009)

Berdasarkan beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun (kronis)
disebabkan oleh kuman kusta (microbacterium leprae ) yang menyerang
syaraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya, yang bisa menyebabkan
kelumpuhan atau kececatan pada manusia,serta memiliki dampak sosial
yang sangat luas bagi masyarakat.
2. Faktor-faktor Yang Menentukan Terjadinya Sakit Kusta.
Menurut Departemen Kesehatan RI (2006), penyakit kusta dapat
ditularkan dari penderita tipe multy bacillary ( MB ) ke orang lain dengan
cara penularan langsung dan membutuhkan jangka waktu yang cukup
lama, tergantung dari beberapa faktor antara lain
a. Faktor penyebab.
Penyebab penyakit kusta yaitu Mycobacterium leprae dimana
untuk pertama kali ditemukan oleh G.H. Amuer Hansen pada tahun
1873. M. Leprae hidup intraseluler dan mempunyai

afinitas yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

besar pada sel saraf ( schwan cell ). Dan sel dari sistem retikulo
endotelial. Sumber penularan utama adalah Penderita kusta tipe MB,
tetapi juga ditemukan bahwa kuman kusta dapat hidup pada hewan
armadillo, simpanse, dan telapak kaki tikus putih.
b. Sumber penularan.
Hanya manusia satu-satunya sampai saat ini yang dianggap
sebagai sumber penularan, walaupun kuman kusta armilado, simpanse
dan pada telapak kaki tikus yang tidak mempunyai kelenjar thymus.
c. Cara penularan.
Kuman kusta mempunyai masa inkubasi selama 2- 3 tahun.
Akan tetapi dapat juga bertahun-tahun. Penularan terjadi apabila
M. Leparae yang utuh (hidup) keluar dari tubuh penderita dan masuk
kedalam tubuh orang lain. Belum diketahui secara pasti bagaimana
cara penularan penyakit kusta. Secara teoritis, penularan ini dapat
terjadi dengan cara kontak yang lama dengan penderita. akan tetapi,
penderita yang sudah minum obat sesuai regimen WHO, tidak menjadi
sumber penularan kepada orang lain. Hanya sedikit orang yang akan
terjangkit kusta setelah kontak dengan penderita, hal ini disebabkan
karena adanya imunitas. Sebagian besar (95 %) manusia, kebal
terhadap kusta. Hanya sebagian kecil dapat ditulari (5 %). Dari 5%
yang tertular, sekitar 70% dapat sembuh sendiri dan hanya 30% yang
menjadi sakit.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

3. Kondisi Psikologis Pada Penderita Kusta.
Carole,W & Carol, T., (2008) mengatakan bahwa kondisi
psikologis adalah sebuah keadaan psikologis yang terjadi dalam diri
seseorang yang berhubungan dengan prilaku dan berbagai proses mental
serta bagaimana prilaku dan proses mental tersebut dipengaruhi oleh
kondisi mental organisme

dan lingkungan eksternal. Ketika subjek

mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit kusta, subjek tersebut
merasa shock, malu, takut dan bingung. Secara perlahan subjek mulai
mengasingkan diri dari keluarga dan orang-orang yang ada disekitarnya,
sebaliknya subjek juga mulai dijauhi oleh kerabat, bahkan oleh keluarga
sendiri. Semua ini dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan subjek dan keluarga
akan gejala penyakit sebelumnya serta stigma yang berkembang di
masyarakat terhadap orang-orang yang menderita penyakit kusta.
(wawancara personal, 29 April, 2013). Ada ketakutan akan resiko
penularan, menyebabkan keluarga penderita merasa enggan dan bahkan
merasa takut sehingga tidak berperan aktif dalam perawatan penderita
kusta dan bahkan penderita diisolasikan atau dikucilkan dari tengah-tengah
keluarga. (Depkes RI, 1996)
Menderita penyakit kronis seperti kusta, merupakan salah satu
pengalaman yang bersifat stressful bagi hampir semua penderita. Orang
yang menderita penyakit kronis cenderung memiliki tingkat kecemasan
yang tinggi dan cenderung mengembangkan perasaan hopelessness dan
helplessness

karena

berbagai

macam

pengobatan

tidak

dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

membantunya sembuh dari penyakit kronis. (Sarafino, 2006). Masalah lain
yang dihadapi oleh penderita kronis adalah kehilangan pekerjaan dengan
alasan emosional atau fisik yang menyebabkan pendapatannya berkurang
Taylor (2003), menjelaskan tentang reaksi-reaksi yang muncul dari
seseorang setelah terdiagnosa sebagai penderita penyakit kronis seperti
kusta diawali dengan Shock, Denia, Anxiety/ kecemasan, Depresi. Shock
adalah sebuah Perasaan bingung, terkejut dan takut. Reaksi ini biasanya
muncul secara spontan dalm diri individu. Denia

adalah sebuah

mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh individu untutk
menghindari apa yang dialaminya. Individu akan menolak kenyataan
bahwa, ia menderita suatu penyakit Anxiety/ kecemasan, individu merasa
cemas ketika didiagnosa menderita penyaki kusta. Depresi akan muncul
ketika terjadi proses denial dan anxiety. Hal ini terjadi karena banyaknya
waktu yang habis untuk memahami kenyataan kondisi penderita.
Radley (1994), menambahkan, bahwa penderita penyakit kronis
seperti kusta, dapat mengalami tiga akibat dari penyakit yang dideritanya
atau pengobatan yang dijalaninya, yang dapat mempengaruhi kehidupan
penderita, yaitu : impairment, disability dan handicap. Impairment
merupakan kondisi sementara atau permanen dari abnormalitas struktur
tubuh atau fungsi, baik fungsi fisiolo