PROFIL MADRASAH ALIYAH BERBASIS MANAJEMEN PESANTREN (STUDI KASUS PADA MA PONDOK PABELAN MAGELANG)

  

PROFIL MADRASAH ALIYAH

BERBASIS MANAJEMEN PESANTREN

(STUDI KASUS PADA MA PONDOK PABELAN

MAGELANG)

  SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  Oleh WAHYU INDAH PANGESTI NIM. 11109002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

  MOTTO ِهَمَسِل َنْىُقُلْخَم ْمُهَّو ِاَف ْمُك َدَلْوَا اْىُمِّلَع ْمُكِو اَمَزَرْيَغ

  

“didiklah anak didikmu (dengan

pendidikan yang berbeda dengan

yang diajarkan kepadamu), karena

mereka diciptakan untuk zaman yang

berbeda dengan zaman kalian.” (M. Athiyah al-Abrasyi)

  PERSEMBAHAN Bismillahirrohmanirrohim,,,

  

Dengan rahmat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang

Ku persembahkan tulisan ini untuk:

Ayahanda Zainuri (alm), meskipun tak dapat

menemaniku dan melihat langsung perkembanganku,

tetap ku ucapkan terimakasih telah menjadikanku ada...

  

Kedua orang tuaku Bpk Much Nur dan Ibu Rokhimah,

terimakasih atas semua dukungan, doa, dan kasih

sayang yang tak terbatas untukku...

Mz Ari W, terimakasih untuk nasihat yang tak pernah

hentinya diberikan dan kesetiannya menemaniku

selama ini. Semoga niat baik kita berdua dilancarkan

Allah..

  

Semoga Allah membalas budi baik kalian

semua.Aamiin....

KATA PENGANTAR

  Terucap syukur ada Allah SWT Yang Maha Sempurna beserta Asmaul KhusnaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan wajib untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Tak lupa baginya

sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW.

  Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemui hambatan, tetapi dengan rahmat-Nya dan perjuangan penulis serta bantuan berbagai pihak sehingga skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak terimakasih atas segala nasehat bimbingan, dukungan, dan bantuannya kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  

2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Salatiga.

  

3. Ibu Muna Erawati, S. Psi., M. Si yang telah membimbing, memberikan pengarahan

dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

  4. Ibu Siti Ruchayati, M. Ag selaku Kajur PAI IAIN Salatiga 5. Para dosen IAIN Salatiga yang telah membagikan ilmunya kepada penulis.

  

6. Bapak Mudzakir selaku Kepala Madrasah dan Bu Ida serta dewan guru MA

Pondok Pabelan Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian ini dari awal hingga akhir.

  

7. Bapak Nursodiq, S.Pd.I selaku Kepala MI Yakti Tampingan yang telah

memberikan motivasi dan pengarahan kepada penulis.

  8. Orang tuaku tercinta bapak Much Nur dan ibu Rokhimah

  

9. Adik penulis Wahyu Hidayat, kau adalah semangatku, kita adalah harapan bapak

dan ibu, untuk itu tetaplah semangat meraih cita-cita.

  10. Mas Ari, terimakasih sudah memberikan motifasi dan setia mendampingi penulis untuk menyelesaikan penilitian ini.

  11. Untuk sahabat-sahabat penulis mba Lia, mba Achan yang selalu menemani penulis jadi penunggu perpus untuk menambah kata-kata skripsi, nuhun buat Catur yang wira wiri nemenin dan Afdiq yang dah bantu aku bikin prosposal skripsi sampai nama kita terpampang karena telat ngumpulin proposal dan teman-teman yang tergabung dalam komunitas Fata Smart terimakasih atas persahabatannya selama ini.

  Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu, yang turut membantu dan memberikan dorongan untuk penyelesaian skripsi ini, semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kalian.

  Akhirnya penulis hanya dapat berdo'a semoga skripsi ini dapat dan mampu memberikan manfaat kepada penulis dan para pembaca. Aamiin.

  Salatiga, 5 November 2014 Penulis ABSTRAK

Pangesti, Wahyu Indah. 2015. Profil Madrasah Aliyah Berbasis Manajemen

Pesantren (Studi Kasus Pada Ma Pondok Pabelan Magelang). Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. 2015.

  

Kata Kunci: MA Pondok Pabelan, Pendidikan, Manajemen Berbasis Pesantren

Untuk mengetahui bagaimana sejarah Pondok Pesantren Pabelan

Magelang dan bagaiman pengelolaan sistem pendidikannya sehingga banyak

mendapatkan prestasi dengan baik. Karena peningkatan mutu pendidikan

merupakan pilar pokok pembangunan pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang

bermutu akan menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas dan kompetitif.

Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu diperlukan adanya upaya

peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan oleh semua pihak yang

berkompeten.

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil

dikumpulkan, dan dari makna itulah kemudian dapat ditarik menjadi kesimpulan.

Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan mengadakan triangulasi dengan

mencocokkan hasil wawancara kepala sekolah dengan hasil wawancara siswa dan

guru yang menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pelaksanaan pendidikan di

MA Pondok Pabelan Magelang sudah berjalan dengan baik dan itu dapat terlihat

dari outputnya, selain itu juga strategi yang digunakan oleh MA Pondok Pabelan

dalam peningkatan pendidikan adalah melalui beberapa strategi. Strategi yang

pertama dengan menerapkan dua kurikulumya yaitu kurikulum KMI (Kulliyatul

Mu‟allimien Al-Islamiyah) dan sekaligus menjadi kurikulum khas madrasah

Pabelan yang ber-basic dengan kurikulum Pondok Gontor Jawa Timur yang

dipadukan dengan kurikulum nasional (Kementerian Agama) yang berlaku di

Indonesia, strategi yang kedua dengan diadakannya beberapa kegiatan/program

intrakurikuler dan ekstrakurikuler seperti halnya program IAYP (Internatinal

Awards for Young People) dan dengan diadakannya program pertukaran pelajar

bagi siswa yang berprestasi. Itulah yang menjadi ciri khas MA Pondok Pabelan

Magelang. Faktor penghambatnya adalah kurangnya pengaturan manajemen

waktu, sedangkan faktor pendukungnya adalah adanya hubungan kerjasama yang

terjalin dengan baik antara MA Pondok Pabelan dengan stakeholders.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

  i PENGESAHAN KELULUSAN ii

NOTA PEMBIMBING

  iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iv

MOTTO v

  PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR

  vii ABSTRAKSI ix

DAFTAR ISI

  x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  1 B. Rumusan Masalah

  6 C. Tujuan Penelitian

  6 D. Manfaat Penelitian

  6 E. Penegasan Istilah

  7 F. Metode Penelitian

  8

  1. Jenis Penelitian

  8

  2. Lokasi Penelitian

  8

  3. Sumber Data

  8

  4. Metode Pengumpulan Data

  9

  5. Pengecekan Keabsahan Data

  11

6. Metode Analisis Data

  12 G. Sistematika Penulisan

  14 BAB II PENEGASAN ISTILAH

A. Pesantren

  15

  1. Pengertian Pesantren

  15

  2. Peran Pesantren

  15 B. Strategi

  17

  1. Pengertian Strategi

  17

  2. Macam-macam Strategi

  17 C. Manajemen Berbasis Pesantren

  21

  1. Pengertian Manajemen Berbasis Pesantren

  21

  2. Fungsi Manajemen

  24

  3. Tujuan Manajemen Berbasis Pesantren

  25

  4. Paradigma Baru Manajemen Baru Pendidikan

  26

  5. Karakteristik

  27

  6. Fungsi-fungsi Yang Didesentralisasikan

  31

  7. Komponen Manajemen

  33 BAB III HASIL TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

  43

  1. Sejarah Berdirinya MA Pondok Pabelan

  43

  2. Visi, Misi, dan Tujuan MA Pondok Pabelan

  47

  3. Letak Geografis MA Pondok Pabelan

  48

  4. Struktur Organisasi MA Pondok Pabelan

  49

  5. Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan MA Pondok Pabelan

  51

  6. Kondisi Sarana dan Prasarana MA Pondok Pabelan

  53

  7. Kegiatan di MA Pondok Pabelan

  54 B. Temuan Penelitian

  57 BAB IV ANALISIS PENELITIAN

  A. Profil Madrasah Aliyah Pondok Pabelan Magelang

  66 B. Sistem Pendidikan Pesantren Di MA Pondok Pabelan Magelang

  66 C. Strategi Yang Diterapkan di MA Pondok Pabelan Magelang

  72 D. Faktor Pendukung dan Penghambat

  77 BAB V PENUTUP

  A. Kesimpulan

  80 B. Saran

  81 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran dan

  perjuangan pesantren.Sejak awal masa kedatangan Islam, terutama pada masa Walisongo hingga masa penjajahan dan bahkan hingga saat ini pesantren telah ikut andil dalam pengembangan pendidikan agama Islam.

  Karena pendidikan sebagai salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia yang bertujuan untuk mengubah perilaku dan meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan.

  Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan karena pendidikan menyangkut kepentingan semua orang. Pendidikan tidak hanya menyangkut investasi dan kondisi kehidupan di masa yang akan datang, melainkan juga menyangkut kondisi dan suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat.

  Pendidikan merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju kedewasaan baik secaraakal, mental maupun moral untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai hamba di hadapan Khaliq nyadan sebagai pemelihara (khalifah) pada semesta(Tafsir, 1994:15). Karenanya, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik dengan kemampuan dan keahlian yang diperlukan melalui berbagai program pendidikan yang diselenggarakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan (Imtaq), sehingga dengan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya seseorang mampu dan siap untuk terjun di tengah-tengah masyarakat.

  Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang sekarang ini sudah modern, di dalamnya terdapat fasilitas-fasilitas tertentu untuk menunjang keberhasilan santrinya dalam hal pendidikan salah satunya yaitu madrasah atau tempat pendidikan formal (SD, SMP, SMA, dan juga universitas), tempat dimana para santrinya melakukan kegiatan belajar secara formal yang dibimbing oleh seorang guru (ustadz).

  Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa (Haedari, 2007:3), oleh karena itu pesantren harus dilestarikan dan dikembangkan bersama. Perubahan dan perkembangan pada pondok pesantren menunjukkan bahwa pondok pesantren tidak bisa dikatakan lagi sebagai tempat jadul atau ketinggalan zaman.Melainkan sebagai tempat atau lembaga pendidikan yang unggul.Pondok Pesantren juga terkenal dengan ciri khas baik dalam pola hidup ataupun tradisi yang harus dijaga dengan baik.Dan telah terbukti bahwa pondok pesantren ikut terlibat berpartisipasi secara aktif terhadap pelayanan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan. Dan terlepas dari keberhasilan pondok selama ini, pondok pesantren telah mampu mendidik para santrinya menjadi manusia yang shalih, mubaligh, serta para cendekiawan yang menjadi pemimpin di tengah-tengah masyarakat baik formal maupun informal yang kini tersebar di seluruh pelosok nusantara ini (Mahpuddin, 2006:112).

  Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat atas kebutuhan pendidikan umum, kini banyak pesantren yang menyediakan pendidikan umum dalam pesantren. Kemudian muncullah istilah pesantren modern. Pesantren modern merupakan pesantren yang menggunakan sistem pengajaran pendidikan umum (kurikulum). Jika sebelumnya kyai yang mengatur sendiri semua kegiatan santrinya, sekarang kyai dapat menunjuk seorang santri senior untuk mengatur kegiatan santri di pesantren yang tentunya dengan bimbingan kyai.

  Pesantren dengan sistem dan karakter tersendiri telah menjadi bagian integral dari intuisi sosial masyarakat, khususnya pedesaan. Meski mengalami pasang-surut dalam mempertahankan misi dan eksistensinya, namun sampai kini pesantren tetap survive. Bahkan beberapa diantaranya muncul sebagai model gerakan alternatif bagi pemecahan masalah-masalah sosial masyarakat desa. Seperti yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Pabelan Magelang Jawa Tengah.

  Model pendidikan sekarang ini juga memberikan kebebasan kepada lembaga pendidikan untuk membuat kebijakan sekolah sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-masingatau yang disebut dengan otonomi sekolah yang mengikuti model MBS/M (Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah).

  Menurut Umiarso dan Gojali dalam bukunya yang berjudul Manajemen Mutu sekolah di Era Otonomi pendidikan (2010:70) mengatakan bahwa MBM/S merupakan pemberian otonomi penuh kepada sekolah/madrasah untuk melakukan pengelolaan perbaikan kualitas. Otonomi yang demikian, akan membuat sekolah mempunyai kewenangan yang lebih besar sehingga sekolah lebih mandiri dan berpotensi.

  Menilik pelaksanaan pendidikan yang berbasis dengan sistem manajemen pesantren, Madrasah Aliyah (MA) Pabelan Magelang merupakan lembaga pendidikan yang berbasis pesantren yang secara konsisten terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. MA Pondok Pabelan sendiri berdiri pada tanggal 28 Agustus 1965 dan berada dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Pabelan di Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

  Visi MA P abelan adalah “Terdidiknya santri menjadi mukmin,

  

muslim, dan muhsin yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas

  dan berpikiran bebas ”.

  Balai pendidikan di Pabelan Magelang ini didukung oleh sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan terkini dan masa datang.

  Tenaga pendidik berasal dari para alumni, non-alumni dan bantuan dari Pemerintah Republik Indonesia (RI) yang sebagian besar telah bersertifikat pendidik. Lembaga ini juga bekerjasama dengan berbagai negara, misalnya dengan Pemerintah Mesir melalui program bantuan tenaga pendidik, dan dengan Pemerintah Amerika Serikatmelalui program AMINEF (American

  Indonesia Exchange Foundation)

  Kegiatan di Pondok Pesantren dimasukkan dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM), yang diterapkan sebagai kurikulum khas atau ciri pesantren yaitu KMI (

  Kulliyatul Mu‟allimien Al-Islamiyah) yang dipadukan dengan kurikulum Kementrian Agama RI.

  Di samping itu juga terdapat program ekstrakurikuler yang terbagi menjadi dua bagian, utama dan pilihan. Yang utama antara lain tahfidzul

  

qur‟an, pidato dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab, Inggris), micro teaching,

  keputrian, kajian kitab dan bedah buku. Dan program pilihannya antara lain , keterampilan (Tata Busana,

  IAYP(Internasional Award for Young People)

  Desain Grafis, Sablonase, Cetak Sublim), Kesenian, Olahraga. Sedangkan program intrakurikulernya adalah pertukaran pelajar, meliputi

  

AFSIntercultural Program , YES(Youth Exchang and Study), Jenesys (Japan-

East Asia Network of Exchang for Student and Youths). Beberapa tahun

  terakhir telah disebutkan di atas dalam rangka kegiatan pertukaran pelajar yang belum pernah ada di lembaga pendidikan unggul di wilayah Magelang.

  MA Pondok Pabelan Magelang juga telah menghasilkan alumni- alumni yang berkiprah dalam berbagai ragam instansi pemerintah, swasta maupun berwirausaha, tersebar di seluruh wilayah nusantara.

  Dari pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti pelaksanaan manajemen yang dilaksanakan di MA Pabelan Magelang dengan judul “Profil Madrasah Aliyah BerbasisManajemen Pesantren (Studi Kasus MA Pondok Pabelan Magelang )”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkanlatar belakang di atas, maka permasalahan pokok yang akan diteliti adalah:

  1. Bagaimana sejarah MA Pondok Pabelan Magelang?

  

2. Bagaimana pelaksanaanpendidikan di MA Pondok Pabelan Magelang?

3.

  Apakah yang menjadi ciri khas MA Pondok Pabelan Magelang?

  4. Faktor apa yang menghambat dan mendukung manajemen pesantren di

  MA Pondok Pabelan Magelang? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui bagaimana sejarah MA Pondok Pabelan Magelang.

  2. Untuk mengetahui apa itu manajemen, dan bagaimana pelaksanaan pendidikan diMA PondokPabelan Magelang.

  3. Untuk mengetahui ciri khas MA Pondok Pabelan Magelang.

  4. Untuk mengetahui faktor yang menghambat dan mendukung manajemen pesantren di MA Pondok Pabelan Magelang.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini setidaknya memiliki dua kontribusi, yaitu: 1.

  Manfaat Teoritis

  a). Manfaat teoritisnya adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk perkembangan dunia pendidikan dalam kajianmanajemen pendidikan berbasis pesantren.

  b). Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengelola pendidikan Islam seperti pondok pesantren.

  2. Manfaat Praktis a).Diharapkan bisa menjadi salah satu sumber untuk penerapan pendidikan berbasis pesantren bagi lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia khususnya lembaga pendidikan Islam atau pesantren.

  b). Memberikan wawasan dan informasi kepada penulis dan pihak lain khususnya dalam hal yang berkaitan dengan pendidikan berbasis pesantren E.

   Penegasan Istilah 1.

  Pesantren.

  Pondok pesantren merupakan dua pengertian yang mengandung satu arti yaitu tempat atau asrama belajar santri. Pondok pesantren atau yang biasa disebut dengan pondok merupakan sebuah asrama pendidikan yang bersifat tradisional, dimana semua santrinya tinggal dan belajar bersama dibawah bimbingan seorang kyai untuk mengatur kegiatan di pesantren.

  Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, dimana seorang kyai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama (Prasodjo, 1982:6).Sedangkan menurut M. Arifin (dalam Dahri, 1997:8) Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitarnya, dengan sistem asrama (pemondokan di dalam komplek) dimana santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya di bawah kedaulatan kepemimpinan seseorang atau beberapa orang kyai.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa pesantren adalah lembaga atau tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung dengan fasilitas asrama sebagai tempat tinggal santri.

2. Sistem Manajemen Berbasis Pesantren Sistem adalah cara, sedangkan manajemen adalah pengelolaan.

  Manajemen Berbasis Pesantren adalah pengelolaan lembaga pendidikan yang merupakan institusi pendidikan yang melekat dalam kehidupan yang patut untuk dipertahankan dan dikembangkan.

  Menurut Qomar (dalam Dahri, 2007:10) sistem pendidikan dalam pesantren mencakup kurikulum dan metodologi. Pembaruan (modernisasi) kurikulum dilakukan sengan cara tetap memberikan pengajaran agama islam, sekaligus memasukkan pelajaran umum sebagai substansi pendidikan. Pembaruan metodologi dilakukan dengan menerapkan sistem klasikal atau penjenjangan.Dari segi metode pengajaran tidak lagi menerapkan sorogan atau bandongan, mulai menggunakan berbagai metode pengajaran yang diterapkan pada sekolah umum.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Manajemen Pendidikan Pesantren diartikan sebagai cara atau pengelolaanyang berkenaan dengan proses pendidikanyang mempunyai kekhasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research).

  Yaitu penelitian yang dilakukan langsung di lokasi. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskriptifkan dan menganalisa fenomena, aktivitas sosial, sikap, dan pemikiran secara individual ataupun kelompok.

  2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Pabelan Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

  3. Sumber Data Menurut sumbernya data penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a.

  Data Primer, yakni data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti.

  b.

  Data Sekunder, yakni data yang diperoleh secara tidak langsung.

  Adapun sumber yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, siswa, dokumen atau arsip-arsip sekolah dan pihak- pihak lain yang dapat memberikan informasi.

  4. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka metode dan langkah-langkah yang akan digunakan untuk memperoleh data yang sesuai dengan penelitian adalah: a.

  Wawancara Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan maksud tertentu. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa pihak antara lain dengan kepala sekolah, guru, dan siswa sedangkan pertanyaannya meliputi sejarah Pondok Pabelan Magelang dan pengelolaan pendidikannya.

  Tujuan dari wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada obyek sebagai acuan pokok untuk mendapatkan informasi tentangMA Pondok Pabelan Magelang.

  Dan dalam penelitian ini jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur, karena dalam penelitian ini penelitimenetapkan masalah dan pertanyaannya sendiri terhadap pihak yang terwawancara. Wawancara dalam penelitian ini juga menggunakan pedoman, artinya peneliti berpegang pada pedoman yang telah disiapkan sebelumnya. Dalam pedoman tersebut telah disusun secara sistematis hal-hal yang akan ditanyakan.

  b.

  Observasi Observasi atau pengamatan ini dilakukan dengan mengamati secara langsung di lokasi penelitian terhadap perkataan, segala macam tingkah laku dan hal-hal lain yang dapat dijadikan sumber data dari penelitian yang akan diteliti.Observasi dibagi menjadi menjadi 2 jenis, yaitu :

  1) Observasi Partisipati

  Observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti terjun ke lapangan, sehingga peneiliti merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya. 2)

  Observasi Non-Partisipasi Observasi non-partisipasi adalah observasi yang tidak melibatkan peneliti terjun langsung ke lapangan, peneliti hanya berpartisipasi saja.

  Jenis observasi penelitian ini adalah observasi non-partisipatif, karena peneliti hanya melakukan pengamatan langsung dalam kegiatan tetapi tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan.Observasi dalam peneilitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang MA Pondok Pabelan Magelang.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik (Sukmadianata, 2007:221). Metode ini di digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan, sebagai pendukung dan pelengkap data primer.

  Dokumentasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1)

  Dokumentasi primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek.

  2) Dokumentasi sekunder, yaitu data yang diperoleh bukan dari ungkapan secara langsung olehpihak yang bersangkutan.

  Adapun sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari kepala sekolah, guru, siswa, dokumen atau arsip sekolah dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian.

5. Pengecekan Keabsahan Data (Validitas/Kesahihan Data)

  Agar data dalam suatu penelitian dapat dikatakan valid, maka diperlukan adanya uji keabsahan data. Keabsahan data merupakan konsep penting yang harus diperbarui dari konsep kesahihan data

  (validitas) dan keandalan (realibilitas). Untuk menetapkan keabsahan

  data diperlukan teknik pemeriksaan, salah satunya adalah derajat kepercayaan (credibility).

  Dalam penelitian ini dilakukan uji keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik yang paling banyak digunakan untuk pemeriksaan melalui sumber lainnya untuk keperluan pembanding dengan tujuan meningkatkan kualitas penilaian. Triangulasi merupakan salah satu teknik pemeriksaan dari kriteria kredibilitas atau cara untuk meningkatkan keabsahan data dalam penelitian kualitatif.

  Terdapat enam macam teknik triangulasi, yaitu sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan teori, data, sumber, metode, instrumen, dan analitik. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Sedangkan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

6. Metode Analisis Data Tahap setelah mengumpulkan data adalah menganalisis data.

  Analisis data adalah upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil wawancara, observasi dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti.Teknik atau metode analisis data yang digunakanadalah dengan teknik diskriptif analisis karena berupa kata-kata lisan atau atau tulisan tentang tingkah laku yang diamati.Langkah-langkah melaksanakan analisis yaitu:

  1. Perencanaan yaitu meliputi perumusan dan pembatasan masalah.

  2. Memulai pengumpulan data yaitu peneliti mulai mewawancara beberapa informan yang telah ditentukan.

  3. Pengumpulan data dasar yaitu disini peneliti benar-benar melihat, mendengarkan, dan merasakan apa yang ada dengan penuh perhatian.

  4. Pengumpulan data penutup yaitu peneliti mengakhiri pengumpulan data setelah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan.

  5. yaitu kegiatan untuk melengkapi atau Melengkapi menyempurnakan hasil analisis data dan menyusun cara menyajikannya.

  Analisis data dilakukan sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Analisis kualitatif lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

1. Analisis sebelum di lapangan.

  Fokus penelitian bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan. Misalnya, orang ingin mencari pohon jati di hutan. Fokus penelitian adalah ingin menemukan pohon jati. Tetapi setelah masuk ke hutan ternyata tidak ada pohon jatinya. Kalau peneliti kuantitatif pasti akan membatalkan penelitiannya, berbeda dengan penelitian kualitatif yang fokus penelitiannya bersifat sementara sehingga peneliti tidak akan membatalkan penelitiannya tetapi dengan mengubah fokus penelitian.

2. Analisis selama di lapangan.

  Jika pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai dan jawabannya belum memuaskan, maka peneliti akan meneruskan pertanyaannya sampai tahap tertentu.

G. Sistematika Penulisan

  Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan Istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II : Penegasan Istilah adalah teori yang digunakan untuk landasan kerja penelitian tentang topik yang diambil untuk diteliti. Bab III : Gambaran umum MA Pabelan Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, yang berisikan letak geografis, sejarah berdirinya, visi dan misi, program pendidikan, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, kondisi sarana dan prasarana sekolah dan kegiatan di MA Pondok Pabelan.

  Bab IV : Analisis hasil penelitianyang berisikan tentang profil MA Pondok Pabelan Magelang yang Berbasis Manajemen Pesantren, pelaksanaan pendidikan, keunikan dan kekhasan yang menjadi ciri MA Pondok Pabelan serta faktor penghambat dan pendukung Manajemen Berbasis Madrasah di MA Pondok Pabelan Magelang.

  Bab V: Penutup yang terdiri dari beberapa kesimpulan yang menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, dan beberapa saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pesantren 1. Pengertian Pondok pesantren merupakan dua pengertian yang mengandung

  satu arti yaitu tempat atau asrama belajar santri. Pondok pesantren atau yang biasa disebut dengan pondok merupakan sebuah asrama pendidikan yang bersifat tradisional, di mana semua santrinya tinggal dan belajar bersama dibawah bimbingan seorang kyai untuk mengatur kegiatan di pesantren.

  Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kyai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama (Prasodjo, 1982:6).Sedangkan menurut Nurcholish Madjid (1997:9) dalam bukunya yang berjudul Bilik-Bilik Pesntren menyebutkan bahwa Pesantren adalah bentuk pendidikan Islam di Indonesia yang telah berakar sejak berabad- abad silam.Beliau menilai bahwa pesantren mengandung makna ke-Islam- an sekaligus keaslian (indigenous ) Indonesia.Kata

  “Pesantren” mengandung pengertian sebagai tempat para santri atau murid pesantren.

  Sedangkan kata “santri” diduga berasal dari istilah sansekerta “sastri” yang berarti

  “melek huruf”, atau dari bahasa jawa “cantrik” yang berarti seseorang yang mengikuti gurunya kemanapun dia pergi.

2. Peran Pesantren Dalam Pendidikan

  Pesantren merupakan insitusi pendidikan yang melekat dalam kehidupan yang patut dikembangkan. Menjalankan fungsi pendidikan memang menjadi tugas pokok sebuah pesantren. Identitas pesantren adalah lembaga pendidikan, walaupun dalam perjalanannya berbagai fungsi juga dijalankan. Pesantren melakukan perubahan secara bertahap. Para kyai mengadakan modernisasi lembaga di tengah perubahan masyarakat Jawa, tanpa meninggalkan sisi positif sistem pendidikan Islam tradisional. Selain itu juga perubahan yang memang perlu dilakukan dan dijaga agar tidak merusak segi positif yang dimiliki oleh kehidupan pedesaan.

  Pondok pesantren dalam menjalankan pendidikannya cukup mandiri.Ini ditentukan melalui sistem pengajaran yang digunakan pengajar, di samping itu juga sistem pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren yang dikenal dengan sistem pondok.Yang dengan sistem ini, proses pendidikan berlangsung terus menerus baik di lingkungan madrasah (kelas) maupun di luar kelas.

  Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa (Haedari, 2007:3), oleh karena itu pesantren harus dilestarikan dan dikembangkan bersama. Perubahan dan perkembangan pada pondok pesantren menunjukkan bahwa pondok pesantren tidak bisa dikatakan lagi sebagai tempat jadul atau ketinggalan zaman.Melainkan sebagai tempat atau lembaga pendidikan yang unggul.Pondok Pesantren juga terkenal dengan ciri khas baik dalam pola hidup ataupun tradisi yang harus dijaga dengan baik.Dan telah terbukti bahwa pondok pesantren ikut terlibat berpartisipasi secara aktif terhadap pelayanan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan.Terlepas dari keberhasilannya selama ini, pondok pesantren telah mampu mendidik para santrinya menjadi manusia yang shalih, mubaligh, serta para cendekiawan yang menjadi pemimpin di tengah-tengah masyarakat baik formal maupun informal yang kini tersebar di seluruh pelosok nusantara ini (Mahpuddin, 2006:112).

B. Strategi 1.

  Pengertian Strategi menurut Kemp (1995:43) dalam Rusman (2009:556) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.Sementara itu, strategi pembelajaran menurut Seels dan Rickey (1994:31) dalam Rusmono adalah perincian untuk memilih dan mengurutkan kejadian ataupun kegiatan dalam pembelajaran (Rusmono, 2012:7).

  Strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2007:2).Pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Usmar, 2005:4).

  Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang keseluruhan metode dan prosedur yang menitik beratkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Macam-macam Strategi Pembelajaran

  Strategi pembelajaranadalah salah satu aspek yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu kegiatan pembelajaran. Tetapi bukan hanya strategi pembelajaran saja yang penting, faktor karakteristik siswa juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik.

  Oleh karena itu strategi pembelajaran yang akan dilakukan oleh seorang pendidik adalah juga dengan memperhatikan kecenderungan cara berpikir peserta didik.

  Strategi pembelajaran yang banyak memberikan celah peserta didik untuk berpendapat adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sendiri, seperti strategi pembelajaran quantum learning and

  teaching dan strategi pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) (Umiarso dan Gojali, 2010:261).

  a.

   Strategi Pembelajaran Quantum Learning and Teaching

  Quantum didefinisikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya, learning sendiri artinya belajar. Jadi quantum learning adalah cara pengubahan bermacam-macam interaksi dan hubungan yang ada dalam proses pembelajaran. b.

  Strategi Pembelajaran Kooperatif Strategi ini merupakan strategi yang menekankan adanya kerja sama antara siswa dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran di mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda dalam menyelesaikan tugas kelompok. Sedangkan menurut Hamruni dalam bukunya yang berjudul Strategi dan model-model pembelajaran aktif-menyenangkan (2012: 8) strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 5, yaitu: strategi pembelajaran langsung, strategi pembelajaran tak langsung, strategi interaktif, strategi mandiri, dan strategi melalui pengalaman.

  a.

  Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan.

  b.

  Strategi pembelajaran tak langsung bisa juga disebut dengan inkuiri yang artinya berlawanan dengan pembelajaran langsung. Jika dalam pembelajaran langsung guru berperan sebagai seorang penceramah, akan tetapi dalam pembelajaran tak langsung guru berperan sebagai fasilitator.

  c.

  Strategi pembelajaran interaktif menekankan peserta didik untuk berdiskusi.

  d.

  Strategi pembelajaran mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri peserta didik.

  Dalam proses pembelajaran hendaknya seorang pendidik memberikan suasana yang menyenangkan dan memudahkan peserta didik agar mudah menerima dan menyerap ilmu/pelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitab Adab bab Qoulun Nabiyy 20/28 yang berbunyi:

  اْوُرِّسَي َلَق ْمّلَسَو ًِْيَلَع ُالله يَّلَص يِبَّىلا ْهَع ِكِلاَم ْهِب ْسَوَا ْهَع

) يراخبلا ي اور ( ِّ

اْوُرِّفَىُ َ َو اْوُر َ َو اْوُرِّسَ ُ َ َو

  “Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW, permudahlah mereka, janganlah mempersulit, dan gembirakanlah serta janganlah membuat mereka lari (menjauhi kamu)” (HR. Bukhori) (Shahih Bukhori, 20/288).

  Hadits yang dikeluarkan oleh Al-Bukhori dalam kitab

  „alim ini juga

  sesuai dengan firman Allah yang menjelaskan strategi pembelajaran yaitu tentang memberikan kemudahan (saat proses pembelajaran) dalam penggalan surat Al-Baqoroh ayat 185, yang berbunyi:

  ) ١٨٥ : ةرقبلا ( َرْسُ لْا ُمُكِبُدْيِرُي َ َوَرْسُيلْا ُمُكِب ُاللهُدْيِرُي

  Artinya:...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu....(QS, 2:185).

  Prinsip memberikan kemudahan ini tergambar juga dalam pengajaran Rosulullah kepada para sahabatnyaMuslim dalam kitab shahihnya (pada bab yang menerangkan tentang sikap cerdas Rosul dalam memberikan nasihat)meriwayatkan dari Al-

  A’masy, dari Syaqiq Abu Wail, dia berkata: “pada suatu saat kami tengah duduk menunggu di samping pintu rumah Abdullah bin Mas’ud, Yazid ibn Mu’awiyah Al-Nakha’i lewat di dekat kami, maka kami berkata: Tolong berita hu Abdullah bin Mas’ud bahwa kami menunggunya. Maka diapun menyampaikannya sehingga tak berapa lama kemudian Abdullah ibn Mas

  ’ud keluar menemui kami, lalu dia berkata: Aku telah diberitahu bahwa kalian menunggu. Sebenarnya aku telah mengetahui kedatangan kalian, namun aku khawatir saat ini kalian akan merasa bosan belajar kepadaku. Karena sesungguhnya Rasulullah sendiri selalu memilih waktu dan memperhatikan keadaan kami (sebelum beliau menyampaikan pelajaran), sehingga tiak setiap hari beliau menasehati/mengajar kami lantaran khawatir kami akan bosan (Hamruni, 2012:72-73).

  Tugas pendidik adalah memberikan model perilaku yang baik karena peserta didik dapat memperoleh contoh melalui peniruan yang tepat dalam proses belajar mengajar, seperti dalam firman Allah surat al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi:

  َ ْىَيلْاَو َاللهاىُ ْرَي نَاَك ْهَمِل ةٌتَىَسَ ةٌةَىْسُا ِالله ِ ْىُسَر ْيِف ْمُكَل َناَك ْدَقَل ) ۲١ : اس ا ( َﺬ َرْيِثَك َالله َرَك َو َرِ َ ْا

  Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS, 33:21).

C. Manajemen Berbasis Pesantren 1.

  Pengertian Manajemen Manajemen adalah pengelolaan. Manajemen juga dapat diartikan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Istilah manajemen mempunyai banyak arti, namun secara umum manajemen diartikan sebagai proses mengelola sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Jika ditinjau dari aspek pendidikan, maka arti dari manjemen adalah sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan melakukan sejumlah fungsi tertentu.

  Manajemen menurut Hamalik (1991:29) adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dengan cara menggerakkan orang lain. Sedangkan menurut Made Pidarta (1988:17) manajemen adalah pusat administrasi, administrasi berawal dan berakhir pada manajemen. Maksudnya manajemen adalah suatu aktivitas yang menjadi pusat administrasi, pusat atau inti kerjasama antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

  Dalam perspektif pendidikan, manajemen adalah sebuah alat yang digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang sangat penting karena sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola dengan baik. Jika manajemennya baik maka akan memudahkan terwujudnya suatu tujuan (pendidikan).

  Berbasis dari kata basis atau bisa diartikan dengan dasar.Madrasah atau pondokpesantren merupakan suatu lembaga pendidikan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan (KBM).

  Pendidikan Berbasis Pesantren adalah sarana yang bertugas sebagai perangkat organisasi yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung di dalam pondok pesantren (Halim, 2005:115).

  Kemajuan dan keberhasilan pondok pesantren atau madarasahtergantung bagaimana kyai atau kepala madrasah itu sendiri mengatur dan mengelola pendidikan.Kyai atau kepala madrasah di sini bertugas sebagai manajer yaitu penggerak aktivitas operasional dan memainkan peran sebagai pembuat strategi, pemimpin, administrator, dan penyelesai masalah.

  a.

  Sebagai pembuat strategi, seorang manajer harus bisa mempertimbangkan misi dan tujuan organisasi, memikirkan kemungkinan hal-hal yang akan terjadi dan menentukan arah atau tujuan yang akan diambil.

  b.

  Sebagai pemimpin, seorang manajer harus mampu memberi dorongan (motivasi) dan membantu personil lainnya.

  c.

  Sebagai administrator, seorang manajer harus bisa membuat dan mengimplementasikan sistem untuk membantu pelaksanaan tugas organisasi dan menyusun pedoman proses kerja sesuai kebutuhan. d.