KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA (Studi Komparatif Antara Psikologi Barat Dan Psikologi Islam) - Test Repository

  

K O N SE P PERKEM BANGAN KEAGAMAAN REMAJA

(Studi Komparatif Antara Psikologi Barat Dan Psikologi Islam)

  

S K R I P S I

  Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban Dan Melengkapi Syarat

  )

  Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah

  

NIM. 114 01 086

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AG a MA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

  Ill

  DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

  PENGESAHAN Skripsi saudara: Masrukhan dengan Nomor Induk Mahasiswa: 114 01 ' S6 yang berjudul KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA STUDI KOMPARATIF ANTARA PSIKOLOGI BARAT DENGAN PSIKOLOGI

  ISLAM telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Selasa, 13 Maret 2007 yang bertepatan dengan tanggal 23 Rabi’ul Awal 1428 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  13 Maret 2007 M Salatiga,

  23 Rabi’ul Awal 1428 H Panitia Ujian

  N!P. 150 299 493 NIP. 150 284 602

  P»a. ,_______ ______ _.Si NIP. 150 245 903 u

  Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si

  Dosen STAIN Salatiga

  Jitu Stadion Mo. 03 Salatiga Tip. (0298) 323706, 323444 Kode Pos 50721

NOTA PEMBIMBING

  : 3 Eksemplar : Naskah Skripsi

  Sdr. Masrukhan NIM: 11401086

  Kepada Yth. Ketua

  STAIN Salatiga Di tempat Assalamu'alaikum Wr. Wh.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Masrukhan NIM : 11401086

  Jurusan/Progdi : Tarbiyah/Eks Judul : KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA (Studi

  Komperatif Antara Psikologi Barat Dengan Psikologi Islam) Dengan ini kami mohon agar sekripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan.

  Demikian harap menjadikan perhatian Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Pembimbing

  IV MOTTO

  ' J '

  U

  Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.... 95 (Q. S At Tahrim ayat 6)

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persem bahkan kepada :

  1. B apak d an Ib u ( A lm arhum ah ) tercin ta, yang telah m em berikan bim bingan serta do a restu n y a.

  2. K ak ak - /kakakku terc in ta yang selalu m em beriku sem an g at hidup.

  3. S a h a b a t-sa h a b a tk u senasib dan sep erju an g an , tem an- tem an R acan a K usum a D ilaga - W oro S rikandhi, T em an -tem an Pondok pesantren, dan tem an -tem an

yang lain yang tid ak bisa penulis sebut sa tu persatu .

  M

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan kata alhamdulillah, sebagai rasa syukur atas Rahmat.

  Hidayah dan Taufiq-Nya yang telah dilimpahkan Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini dengan baik.

  Penulisan sknpsi ini dimaksudkan guna memenuhi kewajiban serta sebagai syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

  )

  Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tidak terhingga kepada:

  1. Drs. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua Sekolah Tinggi Agama Isiam Negeri Salatiga.

  2. Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si, selaku dosen pembimbing, >ang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah meluangkan waktunya antuk memberikan pengarahan serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini sejak awal hmgga sknpsi ini dapat terselesaikan.

  3. Bapak dan almarhumah Ibu serta kakak - kakakku tercinta, yang telah memberikan motivasi baik berupa moril maupun materiil serta do’a restunya

  4. Sahabat seperjuangan ( M. lludallah . Tri Susila. Xur K!:., m ulah > dan \ang lainnya, yang tidak penulis sebutkan satu persatu, yang telah membenkan semangat kepada penulis.

  VII

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu terselesainya skripsi ini.

  Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan kesempurnaan serta kesempurnaan skripsi ini.

  Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan positif bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam.

  )

  Salatiga, 01 Pebruari 2007 Penulis

  Masrukhan

  Vlll DAFTAR ISI

  

  i

  

  BABI : PENDAHULUAN

  

  

  

  

   BAB II : PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA MENURUT PSIKOLOG! BARAT

  

  

  

  ix

  

  

  BAB m : PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA MENURUT

  

  

  

  

  j

  

  BAB IV : PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA ANTARA PSIKOLOGI BARAT DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN

  

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Konsep Islam tentang hakekat manusia secara mendasar telah diajarkan oleh Allah SWT dalam kitab Al Qur'an yang dikembangkan lebih

  >

  lanjut oleh nabi Muhammad SAW dalam sunahnya. Manusia diciptakan Allah selain menjadi hamba-Nya juga menjadi penguasa (Kholifah) di atas bumi.

  Selaku hamba dan kholifah manusia telah diberi kelengkapan kemampuan jasmaniah (biologis) dan rohaniah (psikologis) yang dapat ditumbuh kembangkan seoptimal mungkin, sehingga menjadi alat budaya guna dalam ikhtisar kemanusiaannya untuk melaksanakan tugas kehidupan di dunia.1 2

  Diantara komponen yang berbeda pada fase petensialitas itu akan berkembang seiring dengan irama perkembangan yang dilalui manusia. Pada konteks ini berkembang berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi 'y sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Apabila mendapat pengaruh lingkungan yang positif (Pendidikan) fitrah beragama benar-benar teraktualisasikan menjadi keberagamaan yang sebenarnya. Sewaktu anak lahir, ia belum memiliki kesadaran beragama. Melalui adaptasi dengan

1 Prof. H.M. Arifin, M.Ed, Filsafat Pendidikan , Bumi Aksara, Jakarta. 1991, him. 156

  2 Elizabat Hurlock, Development Pshycology, Terjemahan Istiwadayanti, Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta, 1996, him. 2

  2

  lingkungan hidupnya, hubungan dengan orang tuanya, keluarganya serta masyarakatnya, kesadaran beragama sedikit demi sedikit bergerak maju menuju kematangan. Apabila sudah matang akan meraih predikat insan kamil dengan tidak menafikkan adanya tantangan dan gangguan yang cepat merubah warna dan menyimpang dari realisasi fitrah dasar tersebut. ’

  Jika keagamaan yang termasuk aspek rohani (psikis) sangat tergantung pada perkembangan aspek fisik dan begitu pula sebaliknya, oleh karena itu

  i

  sering dikatakan bahwa kesehatan fisik akan berpengaruh pada kesehatan mental. Selain itu perkembangan juga ditentukan oleh tingkat usia.

  Para ahli psikologi, perkembangan manusia dibagi menjadi beberapa tahap atau periode perkembangan, secara garis besar periode perkembangan itu terbagi menjadi, 1) Masa Prenatal, 2) Masa bayi, 3 j Masa kanak-kanak, 4)

  Masa pubertas (remaja), 5) Masa dewasa, 6) Masa usia lanjut/ Secara lebih khusus tahap perkembangan keagamaan ini ditemukan oleh Ronald Goldom yang mengkategorikan kesadaran beragama menjadi tiga tingkatan yakni: Pra-relegious (umur 6-10 tahun), sub-relegious stage (umur

  10-14 tahun) dan personal religious Phase (14-18 tahun)/ Tahap * 4 *

  Imam Bawani, Ilmu Jiwa Perkembangan dalam konteks Pendidikan Islam, Bina Ilmu, Surabaya, 1990, him. 29

4 Djalaluddin,

  Psikologi Agama, Rajawali, Jakarta, 1996, him. 81 ? Ahmad Ludjito, Pendidikan Agama Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, him. 316

  3

  perkembangan keagamaan ini bias dikatakan melewati tiga masa yakni masa kanak-kanak, remaja dan masa dewasa.6 Menurut para ahli anak dilahirkan bukanlah sebagai makhluk religious. Anak yang baru lahir lebih mirip binatang dan bahkan mengatakan

  • anak seekor kera lebih bersifat kemanusiaan dari pada manusia itu sendiri.7 8 Sebaliknya ada yang berpendapat bahwa anak sejak dilahirkan telah membawa fitrah keagamaan. Fitrah ini dimulai berfungsi dikemudian hari melalui proses bimbingan dan latihan setelah pada tahap kematangan.

  Sejarah kehidupan manusia yang tidak lepas dari rasa beragama diakui oleh Robert H. Thoules, menurutnya terdapat dua faktor yang menyebabkan manusia menjadi makhluk religious. Pertama disebabkan manusia memenuhi segala kebutuhannya. Kebutuhan itu diantaranya meliputi kebutuhan keselamatan, ketenangan dan sejenisnya. Kedua, dengan kekuatan rasionalnya, manusia mencoba untuk memahami dan menaklukkan alam semesta namun ia tidak mampu melakukan dengan sempurnai Bila kembali pada ajaran agama Islam dengan sumber dari Al Qur'an, maka naluri beragam bagi setiap orang atau individu itu telah tertanam sejak sebelum lahirnya di dunia ini. Al Qur'an surat Ar Rum ayat 30.

  (' Zakiyah Djarajat, llnsu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Cet. XV, 1975, hint. 109

7 Djalaluddin, Op. Cit. him. 65

  8 Ibid. him. 64 Robert H. Thoules, Rajawali, Jakarta, 1992, him. 27-35 J Pengantar Psikologi Agama,

  4 o j j j j

  .(r* I f j ^ ') . _^JU V ^131 JtS"' $ !

  X AJI dita Artinya:" Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah).

  (tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciplakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah agama yang lurus), tetapi manusia kebanyakan tidak mengetahui.".10

  Ayat tersebut menyatakan bahwa menurut fitrahnya manusia adalah makhluk beragama. Dengan istilah lain disebut homo religious.11 Dikatakan sebagai rriakhluk karena secara naluri pada hakekatnya selalu mengakui adanya Tuhan Yang Maha Besar.

  Berkaitan dengan remaja, remaja adalah generasi yang diciptakan bagi kelangsungan kehidupan mendatang. Ia merupakan amanat dari tuhan yang harus dididik dan diarahkan. Orang yang sangat berpengaruh dalam kehidupannya adalah orang tuanya, oleh karena itu seperti apapun keadaannya orang tua hendaklah selalu memelihara anak dan keluarga dari api neraka.12

  Keluarga merupakan satuan masyarakat terkecil yang sudah dipercaya untuk melaksanakan pendidikan secara mandiri. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan memeberikan keyakinan agama, nilai, budaya, nilai moral dan kemampuan. Di dalam hadist N abi ditegaskan :

10 Depag. RI, Bulan Bintang, Jakarta, 1975

  A l Qur'an dan Terjemahannya,

  11 Djalaluddin, Op. Cit hint HH Zakiyah Darajat, Gunung Agung, Jakarta, 1985, him, 126 Kesehatan Mental,

  • * s j * ^ ^ y *

  i

  j ' f ijU&Jl ^^Lp j J ^ i j j J-* iS" ( a J p

  Artinya : " Setiap anak - anak dilahirkan dengan fitrah, hanya rapak

  ibunyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, dan Majusi. (H.R. Shoheh Bukhari Muslim).1'

  Pada masa anak-anak, mereka belum mampu berfikir logis. maka ide-ide keagamaan anak lebih banyak ditemukan atau diterima berdasarkan otoritas ©rang tua. Amatlah penting bagi orang tua sebagai pembina pribadi pertama bagi anak untuk memberikan pembiasaan dan latihan sejak kecil yang sesuai dengan jiwa perkembangannya. Ibu Jauzi mengatakan bahwa pembentukan yang utama adalah di waktu kecil. Apabila seorang anak dibiarkan melakukan sesuatu yang kurang baik kemudian telah menjadi kebebasan maka akan sulitlah meluruskannya.11 Apabila sejak kecil e.aran agama tidak dibiasakan pada kehidupan anak, maka menurut Zakiyah Darajat*5 pada waktu dewasa nanti ia akan cenderung acuh tak acuh, anti agama atau sekurang-kurangnya anak tidak akan merasa pentingnya bagi dirinya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis merasa terpanggil untuk mengadakan penelitian dengan judul: Konsep Perkembangan Keagamaan Remaja (Studi Komperatif Antara Psikologi Barat dengan Psikologi Islam). *

  5 U Al Qusyari. An Naisabiri, Soheh Muslim. Darul Kutub, Libanon, 621 H. him. 2047 14 Atiyah Al A b ra sy i, Dasar- dasarPokok Pendidikan Islam, terjemahan Bustani, Abd Onani.

  1

  4

  1

  Bulan bintang, jkarta, 1970, him 104

15 Zakiyah Darajat, Op. Cit. him. 80

  6

B. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterprestasikan judul, maka perlu di perjelas istilah-istilah yang penting antara lain:

  1. Perkembangan Keagamaan Perkembangan menurut Elizabeth adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman kerja.16 Keagamaan dalam kamus umum bahasa Indonesia

  )

  adalah sifat-sifat yang terdapat dalam agama, segala sesuatu mengenai agama.17 Jadi perkembangan keagamaan adalah serangkaian perubahan mengenai sifat-sifa^ seseorang yang teijadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman agama.

  2. Remaja Remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa atau masa perpanjangan kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa (umur 13-21 tahun).18

  3. Psikologi Barat Psikologi Barat adalah psikologi yang meneliti dan menelaah tentang jiwa seseorang berdasarkan pendapat para ilmuan negeri barat yang dipengaruhi qleh ajaran Kristiani. Disamping itu psikologi juga

  16 Elizabeth Hurlock. Loc. ci| Drs. Purwo Darminto. Balai Pustaka, Jakarta, 1984, Ktfnius Untum Bahasa Indonesia, him 763

  7

  mempelejari pula pertumbuhan dan perkembangan jiwa pada seseorang dan faktor-faktor yajig mempengaruhinya.

  4. Psikologi Islam Psikologi Islam adalah corak psikologi berlandaskan citra manusia menurut ajaran Islam yang mempelajari keunikan dan pola perilaku manusia sebagai upgkapan pengalaman interaksi dengan diri sendiri, lingkungan sekitar <jan dalam kehormatan dengan tujuan meningkatkan kesehatan mental dan kualitas beragama.19

  C. Pokok Permasalahan Berpijak dari latar belakang masalah yang penulis diskripsikan, maka ditegaskan pokok permasalahan yang menjadi bahasan dalam telaah ini:

  1. Bagaimana konsep perkembangan keagamaan remaja menurut psikologi Barat?

  2. Bagaimana konsep perkembangan keagamaan remaja menurut psikologi Islam?

  3. Adakah persamaan dan perbedaan perkembangan keagamaan remaja menurut psikologi Barat dan Islam?

19 Hanna D. Bastama, Psikologi Islam, What's in a Name Symposium Nasional , Fak.

  Psikologi UMS Surakarta, 1994, him. 85

  8

D. Tujuan dan manfaat penelitian

  Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai ialah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui konsep perkembangan keagamaan remaja menurut psikologi barat.

  2. Untuk mengetahui konsep perkembangan keagamaan remaja menurut psikologi Islam.

  >

  3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan konsep perkembangan keagamaan remaja menurut psikologi barat dan psikologi Islam.

  Adapun manfaat penelitian sebagai berikut.

  1. Untuk memberi masukan dalam dunia pendidikan khususnya berkaitan dengan upaya pengembangan psikologi Islam.

  2. Untuk memberi dorongan bagi kita atau orang tua agar anaknya ketika remaja meneliti kandungan Al-Qufan terutama ayat-ayat yang ada hubungannya dengan sains agar bisa turut membudayakan semangat gemar meneliti dikalangan umat Islam.

E. Metode Penelitian

  Untuk membahas permasalahan-permasalahan yang penulis tuangkan di atas, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

  1. Pengumpulan data

  9

  Untuk mengumpulkan data, penulis memilih research kepustakaan, untuk memperoleh sumber-sumber tertulis, adapun data-data dalam peneltian ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

  a. Sumber data primer Sumber data primer adalah sumber data yang memberikan data langsung.21 2 Dalam penelitian ini sebagai sumber primernya adalah

  2

  ) bukunya Dr. Djalaluddin, "Psikologi Agama" dan bukunya Prof. Dr.

  Zakiyah Darajat, "Ilmu Jiwa Agama", tentunya yang ada kaitannya dengan perkembangan agama disamping Al-Qur’an dan terjemahannya beserta tafsirnya.

  b. Sumber dan data skunder Sumber data sekunder adalah sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber-sumber data primer. ^ Data sekunder penelitian ini ialah buku-buku ilmiah lain yang isinya melengkapi data penelitian yang diteliti. ^

  2. Metode Pembahasan Dalam membahas tahap demi tahap dari rumusan masalah penulis menggunakan metode sebagai berikut:

  21 Winarno Surahman. Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar-Dasar Metode Teknik). Tarsito, Bandung. 1990. him. 134 22 him 10

  Ibid,

  10

  a. Metode Induktif, yaitu berangkat dari faktor-faktor yang khusus, peristiwa-peristiwa yang khusus dan kongkret itu ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum

  b. Metode Deduktif, yaitu berangkat dari pengalaman yang bersifat umum menuju kejadian yang khusus.1' c. Metode Komparasi

  Mengingat penelitian yang dilakukan penulis adalah

  t

  mengkomunikasikan dua konsep, maka penulis menggunakan metode komparasi.2

  24

  3

  d. Metode Diskriptif Yaitu penelitian yang dipakai untuk menemukan suatu bentuk, modul, dan sebagainya.

  Metode ini penulis gunakan untuk menjelaskan konsep perkembangan menurut psikologi Barat dan Islam. Data yang penulis ambil dari pendapat para tokoh, karya dan sumber buku lain yang penulis sajikan dalam bentuk paparan diskriptif.

F. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah penulisan ini maka di bagi dalam beberapa bab yaitu:

23 Ibid ; him. 10 24 Suharsini Arilcunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta.

  him. 25

  11

  BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Penegasan Istilah C. Pokok Permasalahan D. Tujuan dan Manfaat Penelitian E. Sistematika BAB II : KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA

  i

  MENURUT PSIKOLOGI BARAT

  A. Pengertian Perkembangan Keagamaan Remaja

  B. Proses Perkembangan Keagamaan Remaja

  C. Tugas Perkembangan Keagamaan Remaja

  D. Faktor-faktor Perkembangan Keagamaan Remaja

  BAB III : KONSEP PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA MENURUT PSIKOLOGI ISLAM A. Keagamaan Berdasarkan Fitrah

  1. Fitrah dalam Al-Qur'an

  2. Tinjauan Makna Fitrah

  B. Proses Perkembangan Keagamaan Remaja

  C. Tugas Perkembangan Kegamaan Remaja

  D. Faktor-faktor Perkembangan Keagamaan Remaja

  12

  BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA ANTARA KONSEP PSIKOLOGI BARAT DAN PSIKOLOGI ISLAM. A. Persamaan Pandangan Barat dan Islam dalam Perkembangan Keagamaan Remaja B. Perbedaan Pandangan Barat dan Islam dalam Perkembangan Keagamaan Remaja BABY PENUTUP

  • Kesimpulan - Sarap-saran

BAB 11 PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA MENURUT PSIKOLOGI BARAT A. Pengertian Perkembangan Keagamaan Remaja Sebelum menguraikan keagamaan remaja, penulis akan menguraikan

  terlebih dahulu pengertian perkembangan dan keagamaan remaja ;

  1. Pengertian Perkembangan Menurut kamus bahasa Indonesia, "Perkembangan" adalah perihal berkembang.24 Sedangkan dalam dictionary o f psychologi merinci secara luas pengertian perkembangan manusia sebagai berikut.2^ a. The Progresif and continuous m the organism from birth to death.

  b. Growth, Perkembangan itu berarti pertumbuhan.

  c. ( 'hange in the shape and integration o f bodily parts into function parts, perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian- bagian yang bersifat jasmaniah ke dalam bagian fungsional.

  d. Me t or at ion or the appearance o f fundamental pattern orunleerned

  behavior,

  perkembangan adalah kematangan/ kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yangan bukan hasil belajar. Dalam The penguin dictionary o f *

   2 ~4 Drs W J S Poci Avodarm into, Kamus Besar bahasa Indonesia, Bali Pustaka. Jakarta, 199!, him. 475

  2S Drs Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Paru, Remaja Rosdakarya, Bandung, him 41

  14 psychology artinya perkembangan adalah perubahan-perubahan yang

  progresif ini terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat di dalam diri organisme-organisme tersebut.27

  Menurut Elizabeth B. Hurlock, istilah perkembangan berarti serangkaian progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.28

  t

  2. Fitrah dalam pandangan Barat Fitrah dalam pandangan barat berarti bersih seperti yang digambarkan

  teori tabularasa

  yang mengganggap manusia dilahirkan bagaikan kertas putih yang siap menerima warna apa saja yang akan digambarkan di atasnya. Teori

  tabularasa

  cenderung memandang jiwa manusia bersifat netral tidak baik dan juga tidak buruk.

  Pendidikan Barat mengganggap potensi dasar manusia meliputi: bad,

  good,

  dan neutral. Sedangkan sifat potensi itu meliputi: active, passive,dan

  interactive.29 Sebagaian pendidikan Barat meyakini bahwa potensi diri

  manusia adalah baik. Pandangan tersebut anti tesa terhadap pandangan yang meyakini bahwa potensi manusia adalah bad. Pandangan tersebut merupakan pengaruh gereja yang berkuasa pada saat perkembangan pandangan di 27Drs. W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

  1991, him. 475

  2SDrs. Muhibbin Syah, M.Ed, Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosda Karya, Bandung, him 41.

29 DR Baharuddin, Aktualisasi Psikologi Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, him. 204

  15

  gulirkan. Gereja mengajarkan adanya dosa warisan pada setiap manusia. Dosa warisan merupakan lambang kesalahan atau kejahatan yang di lakukan oleh manusia pertama. Pendidikan Barat menyakini manusia sejak lahir telah membawa potensi buruk yang merupakan dosa warisan.

  3. Pengertian Perkembangan Keagamaan Remaja Sebelum penulis sajikan pengertian perkembangan keagamaan remaja, maka akan dibahas satu persatu. Pengertian perkembangan adalah perubahan

  ; yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.30 Sedangkan pengertian keagamaan dalam kamus bahasa Indonesia adalah yang terdapat dalam agama, segala sesuatu mengenai agama. 31 Sedangkan istilah

  adolescence

  atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya,

  adolescent ia

  yang berarti remaja) yang berani tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa". Menurut Piaget secara psikologi masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Sekurang-kurangnya dalam masalah hak integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integritas dalam hubungan sosial orang

  '° Drs. Muhibbin Syah, M.Ed Op.Cit , him. 41

31 Elizabeth Hurlock, Development Pshycology, Terjemahan istiwidayati, Psikologi

  Perkembangan Erlangga, Jakarta, 1995, him. 2

  16

  dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dan periode perkembangan ini. Sedangkan pengertian remaja menurut para ahli adaiah masa peralihan dari anak-anak menjelang dewasa berkisar antara 13-21 tahan. sebagaimana yang hampir disepakati para ahli.31

  4. Ciri-ciri Kesadaran Beragama bagi Remaja Pengertian kesadaran beragama ini meliputi rasa keagamaan. pengalaman ketuhanan, keimanan, sikap dan tingkah laku keagamaan, \ang

  )

  terorganiser mengenai kesadaran beragama bagi remaja, kita tahu bahwa perkembangan remaja sangat erat hubungannya dengan sikap percaya kepada Tuhan yang telah ditanamkan di lingkungan masyarakat sejak masa kecilnya.

  Sikap tersebut senantiasa mendapat dorongan dari orang tua dan teman-ter^an pergaulannya sampai kepada pengalaman ajaran agama serta kegiaian hidupnya dikemudian hari.

  Sejalan dengan jiwa remaja yang berada dalam masa transisi dari rr^sa kanak-kanak menuju dewasa, maka kesadaran agama pada masa remaja berada dalam keadaan peralihan dari kehidupan beragama anak menuju kematangan beragama. Disamping keadaan jiwanya yang labil dan mengalami kegoncangan, daya pemikiran abstrak, logika dan kritik mulai berkembazig. Emosinya semakin berkembang, motivasi mulai otonom dan ticak dikendalikan oleh dorongan biologis semata. Keadaan jiwa remaja >i.ng

31 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama ,Bulan Bintang, Jakarta, 1970, him 70

  17

  demikian itu nampak pula dalam kehidupan beragama yang mudah goyang, timbul kebimbangan, kerisauan, dan konflik batin.

  Adapun ciri-ciri kesadaran beragama yang menonjol pada remaja sebagai berikut:32 a. Pengalaman keTuhanannya makin bersifat individu

  Keadaan labil yang menekan menyebabkan remaja mencari ketentraman dan pegangan hidup. Penghayatan kesepian, perasaan tidak

  )

  berdaya dan penderitaan yang dialaminya menajdikan remaja berpaling dari Tuhan. Sebagai satu-satunya pegangan hidup, pelindung dan penunjuk jalan dalam kegoncangan secara psikologi yang dialaminya. Remaja menemukan semua yang dibutuhkan itu keimanan Tuhan. Bila ia telah beriman kepacja Tuhan berarti ia telah menemukan pegangan hidup dan kesempurnaan yang dicarinya. Remaja yang menemukan Tuhannya atau memiliki kepercayaan yang kuat dan berani berdiri di atas kaki sendiri menghadapi segala macam tantangan dan kesukaran dari dunia luar.

  b. Keimanannya makin menuju realitas yang sebenarnya.

  Dengan terarahnya keberanian remaja kedunia dalam menimbulkan kecenderungan yang besar untuk merenungkan, mengkritik dan menilai diri sendiri. Intropeksi ini dapat menimbulkan kesibukan 32 untuk bertanya-tanya pada orang lain tentang dirinya, tentang keimanan

  Ibid, him. 44

  IX dan kehidupan apamauya S c | h .* i

  I i yung dipimpin n c c iiiu konknl leiapi

  mempunyai makna lebih dalam c Pcnbadalan mulai disertai |)ciighayatuii yang tulus.

  Peribadatan merupakan realisasi dari keimanan dan pelaksanaan agama. Agama bukanlah sekedar kumpulan falsafah tentang dunia lain tetapi agama harus disertai tindakan konkrit. Agama bukanlah berisi kepercayaan saja, tetapi agama adalah keimanan yang mengharuskan tindakan dalam tiap-tiap aspeknya, tindakan di dunia ini dan tindakan menghadapi dunia. Pengalaman ketuhanan merupakan energi pendorong tingkah laku keagamaan. Keimanan merupakan pengarahan dan penuntun tingkah laku itu. pengalaman dan penghayatan itu merangsang dan mendorong individu terhadap hakekat pengalaman kesucian, penghayatan "kehadiran" Tuhan atau sesuatu yang dirasakan supranatural dan di luar jangkauan dan ketentuan manusia. Penghayatan ketuhanan dan disertai dengan niat atas kesengajaan yang ikhlas dan karena Allah semata.

  Pada masa remaja dimulai pembentukan suatu sistem moral pribadi sejalan dengan pertumbuhan dan pengalaman keagamaan yang individu. Melalui kesadaran beragama dan pengalaman ketuhanan akhirnya remaja akan menemukan Tuhannya, yang berarti menemukan kepribadiannya. Ia pun akan menemukan prinsip norma pegangan hidup, hati nurani, serta makna dan tujuan hidupnya.

  19

B. PROSES PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA

  Secara umum proses dapat diartikan sebagai runtutan perubahan yang terjadi dalam perkembangan sesuatu. Sedang menurut Elizabeth Hurlock, proses perkembangan merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan (Developmental Change). Manusia menurutnya tak pernah statis atau mandek. Karena perubahan senantiasa teijadi dalam dirinya dalam berbagai kapasitas (kemampuan) baik yang bersifat biologis maupun

  >

  bersifat psikologis.33 Perkembangan merupakan suatu perubahan dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi materi melainkan pada segi fungsional.34

  Secara global, seluruh proses perkembangan individu sampai menjadi "person" (dirinya sendiri) berlangsung dalam tiga tahapan:35

  1. Tahapan proses konsepsi (perubahan sel ovum ibu oleh sel sperma oleh ayah)

  2. Tahapan kelahiran (saat keluarnya bayi dari rahim ibu kealam dunia bebas).

  3. Tahapan proses perkembangan individu bayi tersebut menjadi seseorang pribadi yang khas (development or selfhood)

  33 Drs. Muhibbin Syah, M. ED, Op. Cit , him. 47

  34 Drs. M Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1887, him. 78

  35 Drs. Muhibbin Syah, M. ED, Op. Cit, him. 47

  20 Hurlock (1980) memberi

  istilah "Stogees in the life span" (tingkatan- tinkatan) dalam rentang waktu kehidupan) bagi seluruh proses perkembangan individu. Life span ini menurutnya berlangsung dalam 10 tingkatan atau fase. Bermula dari perenatal periode (masa sebelum lahir) sampai old age (masa tua)

  Menurut beberapa ahli mengemukakan secara singkat pembagian fase- fase/ periode-periode hidup kejiwaan antara lain.36

  t

  1. Commonius membagi fase-fase tersebut dengan lebih menitik beratkan pada segi paedagogis sebagai berikut: 1) Periode sekolah ibu : umur 0 sampai 6

  2) Periode sekolah bahasa ibu : umur 6 tahun sampai 13 tahun 3 ) Periode sekolah bahasa latin umur 12 sampai 18 tahun 4) Periode sekolah tinggi dan pengembaraan: umur 18 sampai 24 tahun.

  2. Prof. Dr. Kehnstomm juga menitikberatkan pembagian pada segi-segi paedagogis sebagai berikut: 1) Periode vital (penting/ penyusu)

  2) Periode estetis (keindahan/ anak kecil) 3) Periode intelektual (anak sekolah)

  Adapun menurut Sigmund Freud dari Psikoanalisis misalnya membagi perkembangan psikis manusia dalam 4 fase sebagai berikut:’'

36 Drs. Arifm M ED, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Linkungan Sekolah

  21

  1) Fase oral, fase dimana sumber kesenangan atau kenikmatan pokok diperoleh dari kegiatan-kegiatan mulut seperti menghisap, menggigit berbicara dan mengunyah. 2) Fase anal, fase dimana sumber kesenangan dan kenikmatan diperoleh dengan kegiatan berasosiasi pada rangsangan daerah dubur, pada tahap ini berlangsung tahap kedua. 3) Fase phalis, fase dimana pusat dinamika perkembangan pada perasaan

  ; seksual dan agresif berkatitan dengan mulai berfungsinya organ vital. 4) Fase general, fase ini dimana kesenangan atau kegairahan diperoleh pada rangsangap pada organ-organ kelamin. Pada fase ini pribadi mengalami transformasi dari harsintik (cinta diri) menajadi orang dewasa yang memasyarakat dan berorientasi pada kenyataan.

  Dan menurut Prof. Casmir membagi perkembangan anak ditinjau dari segi paedagogis serta psikologis sebagai berikut: 1) Periode bayi lelah ipasa vital yang membutuhkan penjagaan dan jaminan sebaik-baiknya dari orang tua baik jasmaniyah maupun rohaniah periode ini terjadi dari 0 sampai 1 tahun. 2) Periode dalam kandungan lamanya 9 bulan masa ini anak telah dapat dididik dengan jalan mendidik ibunya misalnya meberikan suasana agama 37 serta ketenangan dalam rumah tangga. 3

  7 Ibid him. 46-47

  3) Periode merebut dunia, karena pada masa ini anak mulai memperhatikan keadaan di luar dirinya (mulai berjalan dan lain-lain). Anak pada waktu umur 3 laluin telah mulai insyaf akan "akunya" nada masa ini meruku menampakkan keaktifannya dalam melatih serta menggunakan kemampuan-kemampuan badaniyah sebanyak-banyaknya sehingga dengan demikian penjagaan orang tua sangat dibutuhkan. Periode ini terjadi pada umur I sampai 3 tahun. 4) Periode ahli syair yakni anak telah memiliki dunia dan dunia dibentuk menurut kemampuan psikisnya. Masa ini oleh Ch. Buhtar di sebut masa akil baligh yang pertama. Masa ini adalah masa punek kebahagiaannya. Masa ini pula fantasi anak tumbuh dengan subumya.Pendidikan agama pada masa ini dapat diberikan dalam bentuk pemberian suasana. Contoh tauladan-tauladan yang baik. Periode ini terjadi pada anak umur 3 tahun sampai 7 tahun

  5) Periode masa seko|ah (7 sampai 4 tahun). Pada masa ini anak mulai mengembangakan inteleknya, serta rasa hidup social sebaik-baiknya.

  6) Pada masa ini anajc mengalami krisis kejiwaan (mengalami stromund drang). Periode ini sangat membutuhkan pembimbing yang berkebijaksanaan. Pada umumnya masa ini anak mengalami keragu- raguan tentang kepercayaan pada Tuhan untuk membimbing anak periode ini psikologi agama sangat dibutuhkan.

  23

  7) Masa memasuki persekutuan baru yakni anak mulai manjadi anggota masyarakat luas di mana tanggung jawab dari selfstandigheld dibutuhkan sekali, disamping itu rasa sosial mereka telah betul-betul dipraktekkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak itu mengalami proses sebagai berikut:

  1) Anak sebagai makhluk Tuhan yang tumbuh dan berkembang menuju kearah kesempurnaan hidupnya setingkat demi setingkat sangat ; membutuhkan bimbingan sebaik-baiknya dari orang dewasa agar anak menjadi manusia dewasa lahir batin yang berbahagia dunia dan akhirat.

  2) Partumbuhan tersebut selalu mengalami interaksi antara faktor-faktor dari dalam dan faktor dari luar yang harus diperhatikan dengan cermat dan hati-hati oleh para pendidik-pendidiknya. 3) Pendidikan anak harus diberikan sesuai dengan fase-fase, fase pertumbuhan perkembangan jiwanya.

C. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN KEAGAMAAN REMAJA

  Masa remaja (adelescence) menurut sebagian ahli psikologi terdiri atas sub-sub masa perkembangan sebagai berikut : 1) Sub perkembangan prapuber selama kurang lebih dua setengah tahun sebelum masa puber, 2) Sub perkembangan puber salama dua setengah tahun sampai dua setengah tahun, 3) Sub perkembangan post puber, yakni saat perkembangan biologis sudah lambat

  24

  ta pi masih terus berlangsung pada bagian-bagian tertentu. Saat ini merupakan ' Q masa puber yang mulai menampakkan tanda-tanda kedewasaan/ Masa remaja ditandai dengan 1) Berkembangnya sikap dependen kepada orang tua kearah independen, 2) Minat seksualitas, 3) Kecendrungan ur.rak merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral

  Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja pada umumnya melip-Jti pencapaian dan persiapan segala hal yang berhubungan dengan kehidupan m^sa ; dewasa.*

  39

  1. Mencapai pola hubungan yang baru lebih matang dengan teman sebaya, yang berbeda dengan jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika, moral ysng berlaku dimasyarakat.

  2. Mencapai peranan sosial sebagai seorang pria (jika ia seorang pria) dan kesatuan sosial seorang wanita (jika ia seorang wanita) selaras dengan tuntutan sosial dan kultur masyarakat.

  3. Menemukan kesatuan organ-organ, tubuh sebagai pria (jika ia seorang pria) dan kesatuan organ-organ tubuh sebagai wanita (jika ia seorang wanita) dan menggunakan secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.

  4. Keinginan menerima dan mencapai keinginan tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di tengah-tengah masyarakat.

  Psikologi Pendekatan Baru, ,s Drs. Muhibbin Syah, M. Ed. PT Rosda Karya Bandunu;.

  1995. him 50

  39 Dr. H. Syamsu Yusuf, LN. M Pd , Psikologi Perkem bangan A nak dan Remaja . -T Remaja Rosda Karya Bandung, 2001, him 71

  25

  5. Mencapai kemerdekaan/ kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya dan mulai menjadi seorang "person" (menjadi dirinya sendiri).

  6. Mempersiapkan diri untuk mencapai karier (jabatan dan profesi) tertentu dalam bidang-bidang ekonomi.

  7. Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan (rumah tangga) dan kehidupan berkeluarga yakni sebagai suami (ayah) dan istri (ibu).

  8. Memperoleh seperangkat nilai dan system ideologi untuk keperluan ; kehidupan kewarganegaraan.

  Menurut William Kay mengemukakan bahwa tugas berkembangan utama remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing prilakunya. Kematangan remaja belumlah sempurna, jika tidak memiliki kode moral yang dapat diterima secara universal. Selanjutnya William Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja sebagai berikut:40 a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragamaan kualitasnya.

  b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.

  c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain. Baik secara individual maupun kelompok.

  d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya. 40 Ibid, h im 7 2

  26

  e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki ke percayaan terhadap kemampuannya sendiri.

  f. Memperkuat S elf Control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup (weltanschoiol) g. Mampu meninggalkan raksi dan penyesuaian diri (sikap / perilaku) kekanak- kanakan.

  Secara rinci, Havigl\urs (1961) menjelaskan tugas-tugas perkembangan itu

  /

  sebagai berikut:41 1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.

  Tujuan tugas ini: 1) belajar melihat kenyataan wanita sebagai wanita dan anak pria sebagai pria, 2) berkembang menajdi orang dewasa di antara orang dewasa lainnya, 3) belajar bekerjasama dengan orang lain tanpa mendominasinya.

  2. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.

  Remaja dapat rpenerima dan belajar sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.

  3. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.

  Tugas ini bertujuan agar remaja merasa bangga, atau bersikap toleran terhadap fisiknya, menggunakan dan memelihara fisiknya secara efektif, dan merasa puas dengan fisiknya tersebut.

  4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. 41 h im . 7 5

  Tugas dari perkembangan ini adalah; 1) membebaskan diri dan sikap dan peri i laku yang kekanak-kanakan atau bergantung pada orang tua, 2; membanggakan afeksi (cinta kasih) kepada orang tua, tanpa bergantung padanya, 3) mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa lainnya tanpa bergantung padanya.

  5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi Tugas perkembangan remaja ini adalah agar remaja merasa mampu menciptakan suatu kehidupan (mata pencaharian).

  6. Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan) Memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mempersiapkan diri memiliki pengetahuan dan ketrampilan.

  7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.

  Tugas ini adalah mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga memiliki anak dan memperoleh pengetahuan yang tepa: tentang pengelolaan keluarga dan pemeliharaan anak.

  8. Mengembangkan ketrapipilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan 9. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.

  Berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab sebagai masyarakat dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dan 'ungkah laku dirinya.

  10. Memperoleh seperangkat nilai dan system etika sebagai petunjuk pembimbing dalam bertingkah laku. Tugas ini adalah membentuk seperangkat

  28

  nilai yang mungkin d apat direalisasikan, mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai.

  11. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  Yang dimaksud adalah mencapai kematangan, sikap kebiasaan dan pengembangan wawasan dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kehidupan sehari-hari baik pribadi maupun sosial. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

  i

  Esa merupakan perwujudan dari pengembangan fitrah insani yang hanief (potensi yang cendrung kepada kebenaran) kefitrahan yang hanief ini sebagai isyarat tentang nilai manusia yang paling hakiki, yaitu bahwa menusia merupakan makhluk beragama (homo relegius)

  Remaja sebagai segmen dari slikus kehidupan manusia, menurut agama merupakan masa "Starting Poin” pemberlakuan hukum tasyri bagi seorang insani (mukallaf)- Oleh karena itu, remaja sudah seharusnya melaksanakan nilai-nilai agama dalam kehidupannya. Pemikiran ini didasarkan pada sabda Rasulullah SAW, yang artinya : " Pena (pencatat amal) itu diangkat untuk ketiga kategori menusia, yaitu jabang bayi sampai remaja, orang tidur sampai bangun dan orang gila sampai sembuh kembali.

  Dalam mewujudkan keimanan dan ketekunan kepada Tuhan yang Maha Esa itu, maka remaja seharusnya mengamalkan nilai-nilai akidah, ibadah, dan akhlakul karimah. Secara lebih rinci mengenal nilai-nilai tersebut dapat disimak dalam tabel berikut.

  NILAI-NILAI AGAMA

  A. Keyakinan

  PROFIL SIKAP DAN PERILAKU REMAJA i.

  Ibadah Dan Akhlakul Karimah

  1. Meyakini bahwa Tuhan sebagai pcncipla (kholik)

  ?. Meyakini bahwa Allah maha melihat terhadap semua perbuatan manusia.

  3. Meyakini bahwa Allah Maha Penyayang dan Pengampun

  4. Meyakini bahwa akhirat sebagai hari pembalasan amal manusia di dunia.

  5. Meyakini bahwa agama sebagai pedoman hidup.

  I. Melaksanakan ibadah ritual seperti sholat, pu isa dan bcido'a

  2 Membaca kitab suci dan mendalami isinya.

  v M engendalikan diri (haw a n; Isu) dari sikap perbuatan yang dih aram k an A liah.

  • I. Ilersikap horm at kepada kedua orang lua dan orang lain

  30

  5. Menjalin silaturrahmi dengan saudara' j i orang lain.