HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIAPER RASH PADA BAYI (Di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository
SKRIPSI
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
DIAPER RASH PADA BAYI
(Di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)
DINI ROYDA
16212021
PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
DIAPER RASH PADA BAYI
(Di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma 4 Kebidanan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang
DINI ROYDA
16212021
PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul : HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIAPER RASH PADA BAYI (Di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)
Nama Mahasiswa : Dini Royda NIM : 162120021
TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING
Hidayatun Nufus, SSiT., M.Kes Irma Nurmayanti, SST., M.Kes
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Mengetahui,
Ketua STIKES ICME Jombang Kaprodi D4 Kebidanan
H.Bambang Tutuko, SH, S.Kep,.Ns, M Hidayatun Nufus, SSiT., M.Kes NIK: 01.06.054 NIK: 02.03.014
PENGESAHAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Dini Royda NIM : 162120021 Program Studi : D4 Kebidanan Judul : HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN
KEJADIAN DIAPER RASH PADA BAYI (Di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)
Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan Dewan penguji dan diterima sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma 4 Kebidanan
Komisi Dewan Penguji, Ketua Dewan Penguji : Sri Sayekti, SSi., M.Ked ( ) Penguji I : Hidayatun Nufus, SSiT., M.Kes ( ) Penguji II : Irma Nurmayanti, SST., M.Kes ( ) Di tetapkan di : Jombang Pada Tanggal : 12 Juni 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Malang pada tanggal 09 Januari 1995 dari Bapak Suyanto dan Ibu Tatik Endang Trisnawati. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari TK PKK Sawahan Turen, tahun 2008 penulis lulus dari SD Negeri Sawahan 1, tahun 2011 penulis lulus dari SMP Negeri 1 Pagelaran, tahun 2013 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Turen dan tahun 2016 lulus Diploma 3 Kebidanan di STIKES Insan Cendekia Medika Jombang.
Pada tahun 2016 peneliti melanjutkan kuliah di STIKES Insan Cendekia Medika Jombang. Dengan program Studi Diploma 4 Kebidanan hingga sekarang.
Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Jombang, Mei 2017 Dini Royda
MOTTO
Jangan Mundur Ketika Melangkah, Setelah Melangkah Jalani dengan Cara Terbaik
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, skripsi ini saya persembahkan untuk : Kedua orang tua saya, adik tersayang, pembimbing skripsi serta saudara dan sahabat-sahabat saya yang telah memberikan semangat, motivasi, dan dengan setulus hati memberikan bimbingan hingga skripsi ini terselesaikan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Diaper Rash Pada Bayi (Di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang) ’’. Dalam penyusunan skripsi ini penyusun banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada : H. Bambang Tutuko, SH., S.Kep. Ns., MH selaku ketua STIKES ICMe Jombang. Hidayatun Nufus, S.SiT,. M.Kes Selaku Ketua Program studi Diploma 4 Kebidanan dan pembimbing I, Irma Nurmayanti SST., M.Kes selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Bapak ibu dosen prodi Diploma 4 Kebidanan STIKES ICME Jombang beserta Stafnya, kedua orang tua saya, serta teman- teman sejawat D4 Kebidanan yang telah memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak kesalahan serta kekurangan yang dimiliki peneliti. Untuk itu peneliti mengaharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini, dan semoga skripsi dapat bermanfaat, amin.
Jombang, Juni 2017 Dini Royda
ABSTRAK
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIAPER RASH PADA BAYI
(Di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)
Oleh:
Dini Royda
Popok dan bayi adalah dua hal yang tak bisa dilepaskan. Langkah praktis biasanya ibu lebih memilih popok sekali pakai, jika ibu kurang menjaga personal hygiene bisa mengakibatkan gangguan kulit. Gangguan kulit pada bayi yang paling sering terjadi yaitu, diaper rash. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti tanggal 2 Maret 2017 dengan metode wawancara terhadap 10 ibu yang mempunyai bayi berumur 0-12 bulan didapatkan 7 bayi (70%) mengalami diaper rash dan 3 bayi (30%) tidak mengalami diaper rash. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diaper Rash Pada Bayi di Desa Ngelele kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan rancangan survei cross sectional Populasi peneletian adalah Semua ibu dan bayinya yang berusia 0-12 bulan, sejumlah 35 orang. Sampel penelitian sejumlah 32 orang, diambil secara simple random sampling. Variabel
independent adalah personal hygiene. Variebel dependent adalah kejadian diaper rash pada bayi.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan observasi. Pengolahan data menggunakan Editing, Scoring, Coding, Tabulating dan uji statistik Chi square.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki personal hygiene yang baik sejumlah 21 responden (65.6%), personal hygiene tidak baik sejumlah 11 responden (34.4%), sedangkan kejadian diaper rash sebagian besar responden tidak terjadi diaper rash sejumlah 21 responden (65.6%), terjadi diaper rash sejumlah 11 responden (33%). Uji statistik
Chi square menunjukkan bahwa nilai signifikasi p = 0,000 diterima.
< α (0,05), sehingga H
1 Kesimpulanya ada hubungan personal hygiene dengan kejadian diaper rash pada bayi
di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
Kata kunci : Personal hygiene pada bayi, Diaper rash
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN PERSONAL HYGIENE WITH DIAPER RASH TO THE
BABIES
(in Ngelele Village Sumobito Sub district Jombang District)
by:
Dini Royda
Diapers and babies are two things cannot be released. Practicaly usually motherschoose disposable diapers, if the mother less to cared personal hygiene can cause skin disorders.
The most common skin disorder is diaper rash. Based on preliminary study conducted by
researcher on March 2, 2017 through interview 10 mothers who had babies aged 0-12 months got
7 babies (70%) had diaper rash and 3 babies (30%) did not experience diaper rash. The purpose
of this study is to know Hygiene Personal relation between Diaper Rash occur in Babies in
Ngelele Village Sumobito Sub district Jombang District.This study used analytic survey with cross sectional survey design. The population are
mothers and babies aged 0-12 months, for about 35 people. The sample of the study were 32
people, taken by simple random sampling. The independent variable is personal hygiene.
Dependent variables are diaper rash. The researched of the instrument used questionnaire and
observation. The process of the data are editing, scoring, coding, tabulating and chi square
statistic test.The result of the study showsed that most respondents had gooden personal hygiene of
21 respondents (65.6%), personal hygiene is not good, 11 respondents (34.4%), while the
incidence of diaper rash most respondents did not happen diaper rash of 21 respondents (65.6%),
There was diaper rash of 11 respondents (33%). Chi square statistic test shows that the
significance value p = 0,000 <α (0,05), so H1 accepted.Conclusion there is a relationship between personal hygiene with diaper rash through the babies in Ngelele Village Sumobito Sub district Jombang District.
Keywords: Personal hygiene to the Babies, Diaper rash
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR .......................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii
PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................................... iv
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. v
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ................................................ xvi
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................1 1.1 Latar Belakang ............................................................................
1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................
3 1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................
3 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
5 2.1 Konsep Personal Hygiene ............................................................
5 2.2 Konsep Diaper Rash ....................................................................
17 2.3 Konsep Bayi .................................................................................
23 2.4 Penelitian-penelitian Yang Relevan .............................................
25 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
28 3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................
28 3.2 Hipotesis Penelitian .....................................................................
29 BAB 4 METODE PENELITIAN .................................................................
30 4.1 Jenis Penelitian ............................................................................
30 4.2 Rancangan Penelitian ...................................................................
30
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................
30 4.4 Populasi, Sampel dan Sampling ...................................................
31 4.5 Kerangka Kerja ............................................................................
33 4.6 Identifikasi Variabel .....................................................................
35 4.7 Definisi Operasional.....................................................................
35 4.8 Pengumpulan Data dan Analisa Data ...........................................
36 4.9 Etika Penelitian ............................................................................
43 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................
45 5.1 Hasil Penelitian ...........................................................................
45 5.2 Pembahasan ..................................................................................
51 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
61 6.1 Kesimpulan .................................................................................
61 6.2 Saran ............................................................................................
61 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
63 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No Judul tabel Hal
4.1 Definisi Operasional hubungan personal hygiene dengan kejadian
diaper rash pada bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang .......................................................................36
5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 .............................................................................
46
5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 .............................................................................
46
5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Ibu di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 .......................................................
47
5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 .............................................................................
47
5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 ................................................................
48
5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pernah atau Tidaknya Mendapat Informasi Tentang Personal Hygiene pada Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 .......................................................
48
5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sunber Informasi Tentang Personal Hygiene pada Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 .....
49
5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Personal Hygiene pada Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 ........................................
49
5.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Diaper
Rash pada Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 ........................................50
5.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Personal
Hygiene dengan Kejadian Diaper Rash pada Bayi di Desa Ngelele
Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 ........................................................................................
50
DAFTAR GAMBAR
No Judul Gambar Hal
3.1 Kerangka konsep hubungan personal hygiene dengan kejadian
diaper rash pada bayi di desa Ngelele Kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang .......................................................................28
4.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Personal Hygiene dengan kejadian Diaper Rash pada bayi di Desa Ngelele kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang .......................................................
34
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2 Surat Pernyataan Perpustakaan Lampiran 3 Surat Pre Survey Data, Studi Pendahuluan dan Penelitian Lembar Lampiran 4 Surat Dinas Kesehatan Jombang Lampiran 5 Surat Balasan Puskesmas Jogoloyo Lampiran 6 Surat Balasan Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Jombang Lampiran 7 Permohonan Calon Responden Lampiran 8 Persetujuan Sebagai Responden Lampiran 9 Kisi-kisi Kuesioner Personal Hygiene Lampiran 10 Kuesioner Personal Hygiene Lampiran 11 Lembar Observasi Diaper Rash pada Bayi Lampiran 12 Tabulasi Data Validitas dan Reliabilitas Personal Hygiene Lampiran 13 Uji Validitas Lampiran 14 Surat Keterangan Selesai Penelitian Dari Desa Ngelele Lampiran 15 Lembar Konsultasi Lampiran 16 Tabulasi Data Umum Lampiran 17 Tabulasi Data Khusus Personal hygiene Lampiran 18 Tabulasi Data Khusus Kejadian Diaper Rash pada bayi Lampiran 19 Hasil Uji Statistik Lampiran 20 Pernyataan bebas plagiasi
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN Daftar Lambang
% : Persentase
± : Kurang Lebih
: Lebih besar sama dengan ≥
: Lebih kecil sama dengan ≤ < : Kurang dari > : Lebih dari α : Tingkat kemaknaan & : Dan
- : Sampai dengan = : Sama dengan ≤ : Kurang dari sama dengan H
1 : Hipotesis kerja Daftar Singkatan
BAB : Buang Air Besar BAK : Buang Air Kecil PNS : Pegawai Negeri Sipil M.Kes : Magister Kesehatan MH : Magister Hukum MM : Magister Manajemen R : Responden S.Kep : Sarjana Keperawatan S.SiT : Sarjana Sains Ilmu Terapan SD : Sekolah Dasar SMA : Sekolah Menengah Atas SMP : Sekolah Menengah Pertama SST : Sarjana Sains Terapan STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan TKTP : Tinggi Kalori Tinggi Protein
ICME : Insan Cendekia Medika
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Popok dan bayi adalah dua hal yang tak bisa dilepaskan. Popok bisa membuat bayi tenang tapi bisa juga justru jadi sumber kerewelan mereka.
Langkah praktis biasanya ibu lebih memilih popok sekali pakai, popok sekali pakai memang dapat menyerap lebih banyak cairan. Bayi bisa berkali-kali buang air di popoknya dan popoknya tetap kering, tapi kulit bayi juga perlu bernafas dengan cara diangin-anginkan, popok sekali pakai biasanya terbuat dari bahan yang tidak menyerap keringat, ini menyebabkan kulit bayi mengalami iritasi, jika ibu kurang menjaga personal hygiene dengan mengganti popok sesering mungkin dan membersihkan daerah yang tertutup popok bisa mengakibatkan gangguan kulit (Indivara, 2009).
Popok sekali pakai bisa terjadi reaksi alergi terhadap bayi karena ada beberapa kandungan zat kimianya sehingga mengakibatkan gangguan kulit (Aditya, 2014). Gangguan kulit pada bayi yang paling sering terjadi yaitu,
diaper rash (ruam popok). Ruam popok pada kulit bayi ditandai dengan
adanya ruam kemerahan pada tubuh bayi yang tertutup popok, sebagian besar ruam popok terjadi di bagian pantat atau pinggang bayi ruam akan semakin parah jika terjadi gesekan antara kulit bayi dengan popok (Sitompul, 2014)
Diaper rash merupakan salah satu masalah kulit pada bayi, penelitian di
libia 2016 dari 618 bayi yang menggunakan diaper sebanyak 70% dan yang mengalami diaper rash 40% dan miliaria 2% (Elfiaturi, 2016). Berdasarkan data dalam penelitian Arifudin pada tahun 2015 di Indonesia lebih dari 30% bayi mengalami diaper rash. Berdasarkan data dalam penelitian Fauziah tahun 2015 pada tahun 2014 di Desa Trawasan Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang didapat jumlah kelahiran bayi 79 yang mengalami
diaper rash sebanyak 12 bayi. Data tahun 2016 di Desa Ngelele Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang dari 85 bayi dan terdapat kejadian diaper rash sebanyak 25 bayi (21,25%) (Data Tahunan Polindes Desa Ngelele, 2016).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 2 Maret 2017 dengan metode wawancara terhadap 10 ibu yang mempunyai bayi berumur 0-12 bulan didapatkan 7 bayi (70%) mengalami
diaper rash dengan pemakaian popok sekali pakai setiap hari, mengganti
popok setiap popok penuh dan setiap bayi BAB, memberikan bedak pada pantat bayi dan 3 bayi (30%) tidak mengalami diaper rash dengan pemakaian popok sekali pakai hanya waktu keluar rumah dan malam hari, ketika dirumah pada pagi sampai sore hari hanya memakai popok kain, mengganti popok setiap bayi BAK dan BAB, tidak memberikan bedak pada pantat bayi.
Ruam popok terjadi dikarenakan kurangnya perawatan personal hygiene yang benar pada bayi seperti terlambat mengganti popok, terutama ketika bayi buang air besar karena tinja bayi bersifat asam daripada air seni bayi. Bakteri dan amonia pada tinja serta air seni bayi dapat menghasilkan zat yang bisa membuat iritasi kulit, ruam popok juga disebabkan karena kualitas popok tidak baik atau terlalu kecil. Ruam popok yang tidak segera diatasi segera bisa menyebabkan kondisi yang semakin parah seperti bintil-bintil kecil yang melepuh dan pecah, jika sudah pecah bayi akan rentan terkena infeksi (Sitompul, 2014).
Upaya untuk mencegah dan menanggulangi ruam popok dengan segera membersihkan dan mengeringkan jika bayi BAB atau BAK, membersihkan kulit secara keseluruhan, dan memelihara kebersihan pakaian dan alat-alatnya (Dwienda, 2014). Ganti popok 6 sampai 9 kali dalam kurun waktu 24 jam, jangan gunakan tisu basah atau pembersih apapun yang mengandung alkohol dan parfum ketika membersihkan daerah popok, sebaiknya gunakan saja air hangat dan kapas atau handuk untuk membersihkannya (Sitompul, 2014).
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut tentang Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diaper
Rash Pada Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diaper
Rash Pada Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diaper
Rash Pada Bayi di Desa Ngelele kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
1.3.2 Tujuan Khusus 1.
Mengidentifikasi Personal Hygiene pada bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
2. Mengidentifikasi kejadian diaper rash pada bayi di Desa
Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang 3. Menganalisis Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian pada bayi di Desa Ngelele kecamatan Sumobito
Diaper Rash
kabupaten Jombang
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis Menambah informasi untuk perkembangan ilmu kebidanan tentang diaper rash, sebagai sumber bacaan, dan referensi dibidang pendidikan serta dapat dijadikan bahan masukan yang berguna bagi penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis 1.
Bagi Bidan Dapat menambah informasi tentang kejadian diaper rash pada bayi dan untuk meningkatkan pelayanan kebidanan
2. Bagi STIKES ICME Jombang Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan untuk menambah referensi di perpustakaan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau sumber referensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Personal Hygiene
2.1.1 Pengertian personal hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal
yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal
hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kebutuhannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan (Muhith, 2016).
2.1.2 Tujuan perawatan Personal Hygiene 1.
Untuk mempertahankan perawatan diri baik secara sendiri maupun dengan bantuan
2. Dapat melatih hidup sehat dan bersih 3.
Menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan
4. Membuat rasa nyaman dan relaksasi (Ardhiyanti, 2014).
2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
Pemenuhan perawatan diri di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Budaya Budaya mempengaruhi kebersihan diri seseorang, sebagai contoh orang Eropa, umumnya mandi sekali seminggu, karena cuaca di Eropa yang memang dingin, dan perempuan di desa yang biasa mandi disungai sehingga tergolong yang memiliki
personal hygiene yang buruk.
2. Pengetahuan Tingkat pengetahuan mempengaruhi bagaimana personal
hygiene seseorang. Bagi individu yang memiliki tingkat
pengetahuan personal hygiene yang baik, akan melakukan kebersihan diri yang optimal (Saryono, 2010).
Menurut Mubarak (2012), Pengetahuan dipengaruhi beberapa faktor yaitu: a.
Usia Dengan bertambahnya usia seseorang maka tingkat perkembangan akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapatkan dan juga dari pengalaman sendiri. Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya.
Sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Dilain sisi, pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah salah satu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman merupakan suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
b.
Intelegensia Pengetahuan yang dipengaruhi oleh intelegensia adalah pengetahuan intelegen dimana seseorang dapat bertindak secara tepat, cepat, dan mudah dalam mengambil keputusan. Seseorang yang memiliki intelegensi yang rendah akan bertingkah laku lambat dalam mengambil keputusan.
c.
Minat Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam d.
Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetauan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan e. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung f. Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi yang dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga mengahasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
g.
Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Orang cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya, jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang
3. Lingkungan pekerjaan, lingkungan keluarga Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, ketersediaan air panas dan lain-lain merupakan faktor yang mempengaruhi
personal hygiene keluarga. Suatu pekerjaan menuntut individu
lebih dalam melakukan personal hygiene. Perilaku anak termasuk dalam hal kesehatan, sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial serta nilai-nilai yang ada pada lingkungan mereka. Apabila anak berada pada lingkungan yang positif, maka perilaku yang terbentuk adalah perilaku yang positif pula, begitupun sebaliknya
4. Ekonomi Status ekonomi mempengaruhi tingkat personal hygiene yang digunakan. Sebagai contoh, dalam membeli alat-alat mandi dan fasilitas toilet yang lengkap 5. Body image/ citra tubuh
Penilaian tentang penampilan orang berbeda-beda, apakah individu tersebut ingin potong rambut atau tidak
6. Pilihan pribadi
Tiap individu memiliki pilihan tersendiri kapan dia ingin memotong rambut, menggunting kuku atau bahkan keinginan untuk mandi 2 kali sehari atau tidak mandi 7. Kondisi fisik
Orang sakit lebih banyak membutuhkan kebersihan diri dan
personal hygiene perlu lebih hati-hati pada orang dengan luka terbuka (Saryono, 2010).
2.1.4 Jenis perawatan diri berdasarkan tempat 1.
Perawatan diri pada kulit a. kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat (cukup) dalam mempertahankan fungsinya. Sebagai bagian dari organ pelindung, kulit secara anatomis terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan epidermis (kutikula) dan lapisan dermis (korium).
Kulit secara umum mempunyai berbagai fungsi, diantaranya: 1)
Melindungi tubuh dari masuknya berbagai kuman atau trauma jaringan bagian dalam yang juga dapat menjaga keutuhan kulit. 2)
Mengatur keseimbangan suhu tubuh dan membantu produksi keringat serta penguapan.
3) Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh menerima rangsangan dari luar melalui rasa sakit, sentuhan, tekanan, atau suhu.
4) Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan nitrogen.
5) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.
6) Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau pemberi vitamin D dari sinar ultraviolet matahari b.
Faktor yang mempengaruhi kulit Perubahan dan keutuhan pada kulit dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1) Usia. Perubahan kulit dapat ditentukan oleh usia seseorang. Hal ini terlihat pada bayi yang usia relatif muda dengan konsisi kulit yang sangat rawan terhadap berbagai trauma atau masuknya kuman. Sebaiknya pada orang dewasa, keutuhan kulit sudah memiliki kematangan sehingga fungsinya sebagai pelindung sudah baik
2) Jaringan kulit. Perubahan dan keutuhan kulit dapat dipengarui oleh struktur jaringan kulit. Apabila jaringan kulit rusak, maka terjadi perubahan pada struktur kulit
3) Kondisi atau keadaan lingkungan. Beberapa kondisi atau keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi keadaan kulit secara utuh, antara lain keadaan panas, adanya nyeri akibat sentuhan serta tekanan, dan lain-lain (Ardhiyanti, 2014).
c.
Tipe kulit seiring Usia 1)
Bayi Bayi memiliki kulit yang lebih tipis, dalam cahaya yang terang warna kulit bayi akan terlihat merah, dan menjadi kemerahan saat menangis. Kelenjar keringat bayi mulai berfungsi pada usia 1 tahun
2) Anak
Pertumbuhan kulit pada anak lebih resisten terhadap cidera dan infeksi. Karena kulit mulai menebal 3)
Remaja Kelenjar sebasea meningkat pada masa ini sebagai hasil dari peningkatan kadar hormon androgen. Sehingga pada masa ini banyak yang memiliki permasalahan pada kulitnya seperti mudah timbulnya jerawat.
4) Lansia
Kulit lansia menjadi lebih tipis, kering, tidak elastis, dan keriput Kulit normal memiliki karakteristik berupa kulit halus dan kering, kulit utuh tidak abrasi, terasa hangat saat dipalpasi, perbahan yang terlokasasi dalam tekstur dapat dipalpasi pada permukaan kulit, kulit lembut dan fleksibel. Ada turgor yang baik. Warna kulit beragam dari bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain dengan rentang coklat tua ke merah muda ke merah muda yang terang.
d.
Masalah pada kulit
a) Kulit kering : disebabkan kurang cairan. Lebih terlihat pada kulit tangan, lengan, kaki dan wajah
b) Jerawat : inflamatori,erupsi kulit papulopostular. Terlihat pada wajah, punggung, leher dan bahu. Skar permanen dapat terjadi jika ditusuk atau ditekan.
c) Hirsutisme : pertumbuhan rambut badan dan muka yang berlebih terutama pada wanita
d) Ruam kulit : terjadi karena paparan matahari
(erithema) berlebih, pelembab atau reaksi alergi
e) Dermatitis : inflamasi kulit ditandai dengan letusan kontak eritema, pruritus, nyeri dan lesi bersisik
f) Abrasi : lapisan epidermis yang hancur atau terpotong sehingga terjadi perdarahan lokal dan mengeluarkan cairan serosa
(Saryono, 2010).
2. Perawatan diri pada kuku dan kaki Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Dengan demikian kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Secara anatomis kuku terdiri atas dasar kuku, badan kuku, dinding kuku, kantong kuku, akar kuku, dan lunula.
Kondisi normal kuku ini dapat terlihat halus, tebal ±0,5 mm, transparan, dan dasar kuku berwarna merah muda. Tujuan perawatan kuku dan kaki adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku
3. Perawatan diri pada rambut Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi proteksi dan mengatur suhu. Indikasi perubahan status kesehatan diri juga dapat dilihat dari rambut mudah rontok, sebagai akibat gizi kurang. Secara anatomis, rambut terdiri atas bagian batang, akar rambut, folikel rambut, serta kelenjar sebasea. Masalah atau gangguan pada perawatan rambut.
Berbagai masalah yang terjadi pada rambut diantaranya: 1)
Kutu 2)
Ketombe 3)
Alopecia (botak) 4)
Saborrheic dermatitis (radang pada kulit di rambut)
4. Perawatan diri pada mulut dan gigi Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya, sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk melalui organ ini. Masalah yang sering terjadi pada kebersihan gigi dan mulut antara lain: a.
Halitosis, bau nafas tidak sedap yang dapat disebabkan adanya kuman atau lainnya b.
Ginggivitis, radang pada daerah gusi c. Caries, radang pada gigi d.
Stomatitis, radang daerah mukosa atau rongga mulut e. Peridontal disease, gusi yang mudah berdarah dan bengkak f. Glostitis, radang pada lidah g.
Chilosis, bibir yang pecah-pecah Perawatan gigi dan mulut dengan membersihkan serta menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuannya untuk mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan, serta menjaga kebersihan gigi dan mulut.
5. Perawatan diri pada alat kelamin Merupakan perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri atas mons veneris, terletak didepan simfisis pubis, labia mayora, dua lipatan besar yang membentuk vulva, labia minora, dua lipatan kecil diantara atas labia mayora, klitoris, sebuah jaringan erektil yang sempurna dengan penis laki-laki, kemudian juga bagian yang terkait uretra, vagina, perinium, dan anus.
Perawatan diri pada alat kelamin perempuan dengan cara vulva hygiene. Vulva hygiene merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu membersihkan vulva tujuannya mencegah terjadinya infeksi pada vulva dan menjaga kebersihan vulva (Ardhiyanti, 2014).
2.1.5 Langkah-langkah personal hygiene pada bayi
Menurut Pitriani (2014) yaitu: 1.
Memandikan bayi setelah 6 jam untuk mencegah hipotermi 2. Memandikan bayi 2 kali setiap pagi dan sore 3. Mengganti pakaian bayi tiap habis mandi dan tiap kali basah atau kotor karena BAK/BAB
4. Menjaga pantat dan daerah kelamin bayi agar selalu bersih dan kering
5. Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat 6.
Menjaga peralatan yang dipakai agar selalu bersih Sedangkan menurut Rini (2016) yaitu: 1.
Memandikan bayi Tujuan dari memandikan bayi adalah untuk menjaga kebersihan, memberikan rasa segar, dan memberikan rangsangan pada kulit. Yang harus diperhatikan pada saat memandikan bayi adalah: a.
Mencegah kedinginan b.
Mencegah masuknya air kedalam mulut, hidung dan telinga c. Memperhatikan adanya lecet pada pantat, lipatan-lipatan kulit (keyiak bayi, lipatan paha, dan punggung bayi)
2. Memberikan pakaian pada bayi Bahan pakaian yang akan dikenakan oleh bayi hendaknya yang lembut dan mudah menyerap keringat
3. Personal hygiene pada bayi Setiap kali buang air kecil dan besar, bersihkan pada perinealnya dengan air dan sabun, serta keringkan dengan baik.
Karena kotoran bayi dapat menyebabkan infeksi sehingga harus dibersihkan.
2.1.6 Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
Menurut Rendy (2010) dampak yang bisa timbul adalah: 1.
Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan mukosa mulut, gangguan pada mata dan telinga, gangguan pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubunagan dengan personal
hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
2.2 Konsep Diaper Rash
2.2.1 Pengertian Diaper Rash
Diaper rash adalah ruam popok yaitu akibat dari kontak
yang terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik (Dwienda, 2014).
Diaper rash (Ruam popok) adalah ruam kemerahan, radang
atau infeksi kulit di sekitar area popok seperti paha dan pantat pada bayi, yang umumnya disebabkan terpaparnya kulit bayi pada zat amonia yang terkandung dalam urin atau fases bayi dalam jangka waktu lama (Sitompul, 2014).
Diaper rash (Ruam popok) adalah iritasi yang terjadi pada
kulit bayi, ditandai dengan warna kemerahan didaerah yang tertutup popok dan biasanya terasa gatal. Ruam ini juga bisa terinfeksi. Tempat yang paling sering terjadi ruam adalah daerah pantat bayi, sekitar kemaluan dan paha (Susanti, 2013).
2.2.2 Penyebab Terjadinya Diaper Rash Menurut Susanti (2013) penyebab ruam bisa muncul karena bayi terlalu lama memakai popok yang sudah basah, sehingga bagian pantatnya menjadi lembab dan memudahkan jamur tumbuh. Bisa juga disebabkan karena bahan yang tidak cocok untuk kulit bayi.
Menurut Sitompul (2014) Penyebab ruam popok atau
diaper rash pada bayi adalah terlambat mengganti popok
terutama ketika bayi buang air besar karena tinja bayi bersifat lebih asam daripada air seni bayi. Bakteri dan amonia pada tinja serta air seni bayi dapat menghasilkan zat yang bisa melukai dan membuat iritasi kulit bayi. Dan ruam popok bisa karena kualitas popok yang tidak baik atau terlalu kecil karena kemungkinan popok atau diaper bayi yang selama ini digunakan kualitasnya tidak baik atau ukurannya terlalu kecil, ruam popok yang tidak diatasi segera menyebabkan kondisi semakin parah seperti bintil- bintil kecil yang melepuh dan pecah, jika sudah pecah bayi akan rentan terkena infeksi. Sedangkan menurut Dwienda (2014) penyebab terjadinya diaper
rash: 1.
Kebersihan kulit yang tidak terjaga 2. Jarang ganti popok setelah bayi kencing 3. Udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas 4. Akibat mencret
2.2.3 Tanda dan Gejala
Menurut Sitompul (2014) tanda dan gejala diaper rash dengan ciri-ciri klit diarea popok terlihat merah, bengkak dan meradang pada bagian bokong, paha, dan alat kelamin, pada kasus tertentu timbul jerawat. Ruam popok membuat iritasi pada bayi dan jika tidak ditangani akan berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius, termasuk infeksi-infeksi tertentu. Beberapa gejala ruam popok lainnya adalah bayi merasa tidak nyaman, menangis lebih sering dan keras, serta memperlihatkan ketidak senangan secara umum.