PERTANIAN ANORGANIK BUDIDAYA PERTANIAN ORGANIK DENGAN PERBEDAAN HASIL DAN BIAYA PRODUKSI PADA

  

2010

YOGYAKARTA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

  

NIM: 042214038

Fersony Ernanda

Oleh :

Program Studi Manajemen

  

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat

SKRIPSI

  

Kabupaten Bantul

STUDI KASUS : Kelompok Tani Harapan di Desa Palbapa ng, Kecamatan Bantul,

PERTANIAN ANORGANIK

BUDIDAYA PERTANIAN ORGANIK DENGAN

PERBEDAAN HASIL DAN BIAYA PRODUKSI PADA

  

2010

YOGYAKARTA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

  

NIM: 042214038

Fersony Ernanda

Oleh :

Program Studi Manajemen

  

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat

SKRIPSI

  

Kabupaten Bantul

STUDI KASUS : Kelompok Tani Harapan di Desa Palbapa ng, Kecamatan Bantul,

PERTANIAN ANORGANIK

BUDIDAYA PERTANIAN ORGANIK DENGAN

PERBEDAAN HASIL DAN BIAYA PRODUKSI PADA

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Fersony Ernanda Yogyakarta, 9 Maret 2010 daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. kan dalam kutipan dan dalam memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebut

  Saya menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi yang sa ya tulis ini tidak

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Bapa di su rga atas segala limpahan anugerah, berkat, rahmat, dan kasih-Nya ya ng begitu besar sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi sa lah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ekonomi, Jurusan Manajemen , Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa ba ntuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang dalam dan tulus kepada:

  1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan berkat, kesehatan dan kekuatan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

  2. Romo Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. selaku Rektor Univ ersitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., Q.I.A. sel aku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak Drs. Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku Kepala Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sana ta Dharma Yogyakarta.

  5. Ibu Dra. BR. Diah Utari. M, Si. selaku Dosen Pembim bing I yang penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

  6. Bapak Antonius Budi Susila, SE., M.Sos., Sc. selaku dosen Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran membimbing dan mengarah kan penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

  7. Perpustakan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ya ng telah menyediakan fasilitas buku-buku sehingga penulis da pat menyelesaikan skripsi ini.

  8. Untuk Kelompok Tani Harapan, terima kasih atas kerj a samanya dan bantuannya dalam penulisan skripsi.

  9. Untuk Kedua Orang Tuaku, terima kasih atas cinta, k asih sayang, doa, dan dorongan yang telah diberikan kepada penulis selama masa studi sehingga terselesaikan skripsi ini.

  10. Untuk seseorang yang memanggilku “Cappuccino”, teri ma kasih atas dorongan semangat dan bantuannya selama kuliah hing ga penulisan skripsi ini.

  11. Untuk temen-temen kontrakanku dulu, Fauzan, Dega, T aufik, dan Niko, terima kasih atas dukungan dan 1 tahun yang penuh s uka cita.

  12. Untuk temen kos Garborucci dulu, Fauzan, Tonga, Yud ha, Dody, Viko, Erick, Tiak, terima kasih atas dukungan dan 1 tahun yang penuh suka cita.

  13. Teman-temanku MPT bu Diah terima kasih atas dukunga n yang kalian berikan.

  14. Buat teman-temanku anak Manajemen 2004 dan 2005 sem ua rekan penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima ka sih atas dukungan dan persahabatan yang diberikan selama ini.

  15. Temen –temanku futsal, Niko, Fauzan, Mara, Dimas, Y or, Hari, Restu, Hendra, Wisnu, Enggar, Billy dan yang belum saya se butkan ayo maju terus teman teman dan jaga kekompakan selalu.

  16. Buat The Coffee Family, jaga selalu kekompakkan kit a.

  17. Buat mbak Marni dan mbak Lusi (Kopma USD) makasi te lah menyadiakan makanan buatku waktu ku lapar.

  18. Buat temen-temen kumpul, ko Dimas, ci Monik, Mara, Jelly, Niko, Iblis, Angga, Dian, Mala, Fauzan, Enggar, Marley, Ristu, B illy, Manohara, dan Didut.. I love U All..

  19. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terimakasih karena mau menemani saat aku mau gila m engerjakan skripsi ini..

  20. Untuk “monyet” ku.. Je t’aime

  Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena i tu, penulis sangat berterima kasih atas segala masukan baik yang berup a saran maupun kritik yang bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semo ga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.

  Yogyakarta, 9 Maret 2010 Penulis

  Fersony Ernanda

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN KAMPUS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa U niversitas Sanata Dharma Yogyakarta : Nama : Fersony Ernanda NIM : 042214038 Demi kepentingan Ilmu Pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang be rjudul “PERBEDAAN HASIL DAN BIAYA PRODUKSI PADA BUDIDAYA PERTANIAN ORGANIK DENGAN PERTANIAN ANORGANIK” Studi kasus pad a kelompok tani Harapan di Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, K abupaten Bantul. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Univer sitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lai n, mengelolanya dalam bentuk pengkodean data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya ke Internet untuk kepentingan ak ademis, tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalti selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan seben arnya. Dibuat di Yogyakarta. Pada tanggal, 28 Maret 2010 Yang menyatakan, Fersony Ernanda

  ......................................20 Sistem Produksi ................................... J. ....................................... .19 Produktivitas .....................................

  E.

  ................................................... i HALAMAN JUDUL .....................................

  ................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................. HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………iii ......................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................

  ................................... v HALAMAN KATA PENGANTAR ............................

  ................................... xiv HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................. ...................................... xii HALAMAN DAFTAR TABEL .............................. ............................................. ix HALAMAN DAFTAR ISI ................................

  ........................................... xvi HALAMAN ABSTRACT .................................. ............................................. xv HALAMAN ABSTRAK ...................................

  .............................................. 1 BAB I PENDAHULUAN ..............................

  A.

  ................................ 1 Latar Belakang Masalah ............................

  B.

  .................................. .3 Rumusan Masalah ...................................

  C.

  .................................... .3 Batasan Masalah....................................

  D.

  ..................................... .4 Tujuan Penelitian .................................

  .................................... .4 Manfaat Penelitian ................................

  I.

  .................................... .11 Pupuk Organik .....................................

  ......................................... .19 Produksi ..........................................

  H.

  ......................................... .18 Produk ............................................

  G.

  ................................. .15 Beras…………………………………… F. .......................................... .12 Pestisida .........................................

  E.

  D.

  .......................................... .6 BAB II LANDASAN TEORI .............................

  ............................................ .10 Petani ............................................

  C.

  ........................................... .7 Pertanian ........................................

  B.

  .................................... .6 Pertanian Organik..................................

  A.

  Halaman DAFTAR ISI

  Pembahasan………………………………………………... .... 73 C.

  C.

  .....29 Biaya Dalam Hubungan Dengan Pengambilan Keputusan . Q. ............28 Biaya Dalam Hubungan Dengan Periode Waktu ......... P.

  ....................................31 Struktur Organisasi ............................... S. ....................................30 Definisi Organisasi ............................... R.

  .....................................32 Pengorganisasian .................................. T.

  ........................................33 Pengarahan ........................................ U.

  V.

  .................................34 Kerangka Konseptual ............................... W. .......................................34 Pengawasan ........................................

  X.

  ....................................... .36 BAB III METODE PENELITIAN.......................... ...........................................35 Hipotesis .........................................

  A.

  ....................................... .36 Jenis Penelitian ..................................

  B.

  ............................ .36 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................

  ........................... .37 Subyek dan Obyek Penelitian .......................

  . 65 ………………… Analisis Pengujian Satu Jalur (Anova)…… B. ....................................... 56 Deskripsi Data ....................................

  D.

  .................................... .37 Variabel Penelitian ...............................

  E.

  ................................. .39 Populasi dan Sampel ...............................

  F.

  .…….42 ...…… Teknik Pengumpulan Data……………………… G. ................................... .40 Definisi operasional ..............................

  H.

  ....................... .45 BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI ................... .................................. .42 Teknik Analisis Data ..............................

  A.

  .....…50 ……… Proses Produksi .............................……………… B. ......................... .45 Sejarah Kelompok Tani Harapan .....................

  BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……………………. ... 56 ......................54 Visi dan Misi Kelompok Tani Harapan ............... C.

  A.

  ...........27 Biaya Dalam Hubungan Dengan Volume Produksi ....... O. ......................................25 Biaya Produksi .................................... N. ......................................23 Konsep Biaya ...................................... M. .......................................22 Hasil Produksi .................................... L.

  LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. ... 81

  Keterbatasan Penelitian…………………………………….. ... 79 C. Saran………………………………………………………... ... 78 B. Kesimpulan…………………………………………………. .. 76 A.

  ... 76

  BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………

  DAFTAR TABEL Halaman

  Tabel II.1 Perbandingan Padi Organik dan Anorganik ............................ 14 Tabel III.1 Definisi Operasional .................. .............................................. 4 Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .... ....... 57 Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................... 57 Tabel V.3 Karakteristik Responden BerdasarkanTingka t Pendidikan ..... 58 Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Peke rjaanUtama Selain Menjadi Petani .................. ................................................... ... 58 Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Peng hasilan ................ 59 Tabel V.6 Karakteristik Berdasarkan Penggunaan Beni h ........................ 60 Tabel V.7 Karakteristik Berdasarkan Penggunaan Pupu k ....................... 60 Tabel V.8 Karakteristik Berdasarkan Penggunaan Pest isida .................. 61 Tabel V.9 Karakteristik Berdasarkan Perbandingan La han .................... 62 Tabel V.10Karakteristik Berdasarkan Total Luas Laha n ......................... 62 Tabel V.11 Karakteristik Berdasarkan Luas Lahan yan g Ditanami Padi . 63 Tabel V.12 Karakteristik Berdasarkan Luas Lahan yan g Ditanami Padi Secara Organik ................. ................................................... ... 64 Tabel V.13 Karakteristik Berdasarkan Luas Lahan yan g Ditanami Padi Secara Anorganik ............... ................................................... . 64 Tabel V.14 Pengujian Satu Jalur (ANOVA) Untuk Produ ktivitas Gabah Kering ( Descriptive ) ................................................. .. 68 Tabel V.15 Pengujian Satu Jalur (ANOVA) Untuk Produ ktivitas Gabah Kering ................... ................................................... .... 66 Tabel V.16 Pengujian Satu Jalur (ANOVA) Untuk Produ ktivitas Beras

  ( Descriptive ) ................................................. .......................... 66 Tabel V.17 Pengujian Satu Jalur (ANOVA) Untuk Produ ktivitas Beras . . 67 Tabel V.18 Pengujian Satu Jalur (ANOVA) Untuk Total Biaya ( Descriptive ) ................................................. ........................... 68

  Panen ............. 73 Tabel V.25 Pengujian Satu Jalur (ANOVA) Untuk Biaya Tanam ........... 72 Tabel V.24 Pengujian Satu Jalur (ANOVA) Untuk Biaya ........................................... 71 Lahan ........................................... Perawatan Tabel V.23 Pengujian Satu Jalur (ANOVA) Untuk Biaya Pestisida ........ 71 Tabel V.22 Pengujian Satu Jalur (ANOVA) Untuk Biaya Pupuk ........... 70 Tabel V.21 Pengujian Satu Jalur (ANOVA) Untuk Biaya Benih ............ 69 Tabel V.20 Pengujian Satu Jalur (ANOVA) Untuk Biaya

  DAFTAR GAMBAR Halaman

  Tabel II.1 Kerangka Konseptual .................... ........................................... 35 Tabel IV.2 Struktur Oraganisasi Kelompok Tani Harap an ....................... 50

  

ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL DAN BIAYA PRODUKSI PADA BUDIDAYA PE RTANIAN

ORGANIK DAN PERTANIAN ANORGANIK

Studi Kasus Kelompok Tani Harapan di Desa Palbapang , Kecamatan Bantul, Kabupaten

Bantul

  

Fersony Ernanda

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2010

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produksi pada budidaya pertanian

organik dan pertanian anorganik dan mengetahui perb edaan biaya produksi pada budidaya

pertanian organik dan anorganik.

  Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesion er kepada 50 petani kelompok tani

Harapan, Desa Palbapang, Kabupaten Bantul. Teknik a nalisis yang digunakan adalah analisis

deskriptif untuk mengetahui karakteristik konsumen, dan analisis pengujian satu arah

(ANOVA), untuk mengetahui perbedaan produksi dan pe rbedaan biaya produksi pada

budidaya pertanian organik dan pertanian anorganik.

  Dari Analisis deskriptif diperoleh hasil yaitu mayo ritas petani yang diteliti adalah laki-

laki (92,00%) , berusia 55 - 65 tahun (48%), berlatar belakang pe ndidikan SD ( 48% ) , tingkat

penghasilan dibawah Rp. 700.000 (52%). Dari analisis pengujian satu arah (ANOVA) bahwa ada

perbedaan dalam produktivitas, produktivitas pada p ertanian organik lebih tinggi daripada

pertanian anorganik. Hasil yang diperoleh mengenai biaya produksi, bahwa ada perbedaan

dalam biaya produksi. Biaya produksi pada pertanian organik lebih rendah daripada biaya

produksi pada pertanian anorganik.

  ABSTRACT PRODUCTION DIFFERENCE AND COST PRODUCTION OF ORGANI C AND

  INORGANIC AGRICULTURE CULTIVATION Case Study: Farmer Group “Harapan” Palbapang, Bantu l, Bantul District Fersony Ernanda Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2010 The goal of the research were to find out the diffe rence of production of cultivation

between organic agriculture and inorganic agricultu re, and to determine the difference of

production cost at organic and inorganic agricultur e cultivation.

  The data were collected by distributing questionnai res to 50 farmers member of Farmer

Group Harapan, Palbapang Village, Bantul District. The analysis technique which applied

were descriptive analysis to find out customer char acteristics, and one way analysis of

variance (ANOVA), to determine difference of produc tivity and difference of production cost

of organic and inorganic agriculture cultivation.

  As a result of descriptive analysis, the majority c orrespondent were male (92,00%), the

age between 55 - 65 years old (48%), elementary sch ool education level (48%), the income

lower than Rp. 700.000 (52%). It can be found out t hat the productivity on organic farming

was higher than inorganic farming, and production c osts in organic farming are lower than

inorganic farming. By using ANOVA test, it can be c oncluded that there were differences on

productivity and production cost of organic and ino rganic farming.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian saat ini merupakan sektor yang dianggap t idak menarik lagi untuk

  dilirik di Indonesia, dan hampir identik dengan kem iskinan. Dimulai dari terjadinya penyempitan lahan pertanian yang amat lu ar biasa, ledakan jumlah penduduk yang membutuhkan pangan, angkatan kerja ya ng membengkak, produktivitas lahan menurun drastis, terjadinya deg radasi lahan, kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada sektor pertania n, melambungnya harga pupuk dan pestisida, dan munculnya kompetitor-kompe titor baru dari luar negeri yang siap melahap sektor pertanian Indonesia, maka inovasi dalam bidang pertanian mutlak diperlukan agar pertanian tidak la gi hanya dipandang sebagai alat pemenuhan kebutuhan pangan, namun juga dapat d ikembangkan menjadi sesuatu yang dapat mengangkat kesejahteraan petani.

  Mengikuti logika yang digunakan oleh Boeke (1982), yang menyatakan desa sebagai pusat produsen pertanian (pangan), mas ih sangat gagap berhadapan dengan dunia industri. Karakteristik yang masih tra disional baik pada kultur, kehidupan sosial ekonomi, dan penggunaan teknologi sederhana dalam kehidupan sehari-hari berimplikasi pada tidak berkembangnya d unia pertanian dan tidak meningkatnya kemandirian petani.

  Petani saat ini hanya melakukan kegiatan pertanian sebagai kebiasaan ( culture ) sehingga masih gagap dengan adanya suatu perencan aan maupun strategi untuk mengembangkan kegiatan pertanian mereka. Begi tu pula yang terjadi pada kelompok-kelompok tani yang mengembangkan pertanian organik. Meskipun permintaan masyarakat akan produk pertanian organik menunjukan peningkatan yang sangat pesat seiring dengan meningkatnya kesad aran masyarakat akan bahaya mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan-b ahan sintetik/kimia, serta masyarakat menginginkan makanan yang aman dar i sisi kesehatan, hal itu tidak membuat kelompok-kelompok tani organik menga lami peningkatan pendapatan maupun produktivitas dari penjualan gaba h.

  Masalah yang dihadapi kelompok-kelompok tani organi k ini adalah belum memperoleh manfaat dari peningkatan konsumsi terhad ap beras organik karena mereka belum menerapkan strategi operasional yang t erintegrasi di dalam kelompok-kelompok tani organik. Hal tersebut menyeb abkan penjualan beras organik tidak mengalami perkembangan yang signifika n dan tidak memberi keuntungan optimal bagi petani meskipun permintaan pasar sangat besar terhadap produk beras organik. Selain itu, kelompok tani ter sebut belum memiliki pedoman maupun strategi untuk pengembangan usaha dalam jang ka pendek meupun jangka panjang.

  Dengan perumusan strategi operasional yang tepat da n perencanaan strategis pengolahan beras organik dari hulu sampai hilir, maka seluruh rantai produksi beras organik akan merasakan manfaat yang besar dari budidaya beras memperoleh keuntungan yang lebih besar daripada keu ntungan yang diperoleh dari model pertanian anorganik yang telah dilakukan selama bertahun tahun namun tidak banyak mengubah nasib petani.

  Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ing in tahu perbedaan biaya produksi yang ada pada budidaya pertanian organik d engan pertanian anorganik.

  Untuk itu penulis mengambil judul “Perbedaan hasil dan biaya produksi pada

  budidaya pertanian organik dan pertanian anorganik. “

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah, yang telah diur aikan diatas, maka ada dua pokok masalah yang akan di bahas:

  1. Apakah ada perbedaan biaya produksi pada budidaya p ertanian organik dan pertanian anorganik?

  2. Apakah ada perbedaan produktivitas pada budidaya p ertanian organik dan pertanian anorganik?

  C. Batasan Masalah

  Dalam penilitian ini penulis membatasi masalah hany a pada kelompok petani yang menjadi anggota kelompok tani Harapan. Sedangkan untuk petani dan anorganik. ertanian organik mengetahui perbedaan biaya produksi pada budidaya p an agar petani lebih kelompok tani Harapan untuk mengelola hasil pertani

  Memberikan pengetahuan yang telah diterima dikampus kepada Bagi kelompok tani organik.

  1. Manfaat Penelitian.

  E.

  organik dan anorganik.

  Untuk mengetahui perbedaan produktivitas pada budid aya pertanian 2. organik dan anorganik.

  Untuk mengetahui perbedaan biaya produksi pada budi daya pertanian 1. sebagai berikut:

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dar i penelitian ini

  Tujuan Penelitian D.

  peneliti tidak meneliti. dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, eskipun ada hubungannya yang tidak menjadi anggota kelompok tani Harapan, m

  2. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah refe rensi dan menambah koleksi perpustakaan,serta untuk bisa dija dikan acuan bagi mahasiswa-mahasiswa lain untuk membuat karya tulis.

  3. Bagi Penulis Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman untuk menyus un sebuah model pertanian organik dan mengasah kemampuan mene jerial yang telah diterima di kampus.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pertanian Organik Kemampuan pupuk kimia untuk meningkatkan produktivi tas tanah dalam

  waktu relatif pendek menyebabkan pupuk kimia diangg ap sebagai senjata ampuh untuk meningkatkan produksi dan mengakhiri kerawana n pangan (Sutanto, 2000).

  Dalam 30 tahun terakhir negara-negara industri mula i berpendapat bahwa paket pertanian modern yang memberikan hasil panen yang t inggi ternyata menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

  Pertanian organik bertujuan menghindarkan bahan kim ia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan agar mempunyai kondisi lingkungan yang sehat.

  Pertanian organik berusaha menghasilkan produksi ta naman berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah menggunakan sumber daya alami seperti mendaur ulang limbah pertanian (Sutanto, 2000).

  Pertanian organik akan banyak memberikan keuntungan ditinjau dari gatra peningkatan kesuburan tanah dan peningkatan produks i tanam atau ternak, serta dari gatra lingkungan dalam mempertahankan keseimba ngan ekosistem. Di samping itu, dari gatra ekonomi akan menghemat devi sa negara untuk mengimpor pupuk dan bahan kimia, memberi banyak lapangan memb eri banyak lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan petani (Sutanto, 2000).

  Strategi pertanian organik adalah memindahkan hara secepatnya dari sisa tanam, kompos, pupuk kandang, menjadi biomassa tana h yang selanjutnya setelah mengalami proses mineralisasi baru menjadi unsur da lam larutan tanah. Hal ini berbeda dengan pertanian konvensional yang memberi unsur hara cepat dan langsung dalam bentuk larutan sehingga cepat disera p tanaman dengan dosis dan waktu pemberian sesuai kebutuhan (Sudiyono, 2001).

  Menurut Isniani (2006) ada dua pemahaman tentang pe rtanian organik, yaitu pertanian organik dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pertanian organik dalam artian sempit yaitu pertanian yang bebas dari bahan-bahan kimia, mulai dari perlakuan untuk mendapatkan benih, penggunaan pupuk, pengendalian hama dan penyakit sampai perlakuan pasca panen tidak sed ikitpun melibatkan zat kimia, semua harus bahan hayatti, alami. Sedangkan pengertian pertanian organik dalam arti luas adalah pertanian yang masih membari toleransi penggunaan bahan kimia dalam batas-batas tertentu

B. Pertanian

  Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk- produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris:

  

cultivation , atau untuk ternak: raising ). Namun demikian, pada sejumlah kasus —

  yang sering dianggap bagian dari pertanian — dapat berarti ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan (bu kan agroforestri).

  Usaha pertanian memiliki dua ciri penting: (1) sel alu melibatkan barang Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatka n makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk k egiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bent uk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat m engurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih t etap demikian.

  Terkait dengan pertanian, usaha tani ( farming ) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hew an). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tan i, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Khusus untuk pembudid aya hewan ternak ( livestock ) disebut sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pih ak lain yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya ju ga dianggap terlibat dalam pertanian (www.wikipedia.com).

  Ciri-Ciri Pertanian Indonesia :

  1. Modal Kecil Pada umumnya masyarakat pedesaan yang menjadi petan i hidup dalam keadaan miskin. Dengan demikian modal yang di miliki pun sedikit yang mengakibatkan teknik, peralatan dan perlengkap an yang digunakan masih tergolong sederhana. Dengan berbagai barang m odal yang berteknologi rendah itu tentu saja tidak akan mengh asilkan hasil pertanian yang besar.

  2. Sistem dan Cara Pengolahan Lahan yang Sederhana Akibat keterbatasan dana, maka sistem yang digunaka n untuk bercocoktanam pun juga menjadi sederhana. Dengan mo dal yang besar pada umumnya akan dapat menerapkan teknologi tinggi untu k mengikatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.

  3. Tanaman yang Ditanam Adalah Tanaman Pangan Rakyat petani Indonesia pada umumnya menanam tumbuh an yang dapat dijadikan bahan makanan. Hal ini disebabkan o leh kondisi ekonomi para petani yang secara umum di bawah garis kemiski nan. Tanaman yang ditanam pun merupakan tanaman pangan sehari-hari ag ar jika tidak laku terjual dapat dikonsumsi atau dimakan sendiri. Sela in itu tanaman pangan memiliki sifar pasar yang inelastis, sehingga produ k pangan itu akan selalu laku di pasaran tanpa dapat banyak dipengaruhi oleh harga.

  4. Tidak Memiliki Sistem Administrasi yang Baik Para petani Indonesia pada mulanya bekerja sendiri- sendiri tanpa membuat perkumpulan petani. Dengan diperkenalkannya sistem koperasi, maka pertanian di Indonesia dapat melangkah ke arah yang lebih baik. Koperasi merupakan organisasi badan hukum yang didi rikan dengan tujuan untuk mensejahterakan anggota-anggotanya. Dengan si stem administrasi koperasi yang baik maka para petani ini akan lebih memiliki posisi daya sendiri (http://organisasi.org/pertanian_rakyat_arti_penger tian_definisi_ciri_cirinya _agrikultur_pertanian_dan_peternakan_indonesia_ilmu _geografi).

C. Petani

  Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bi snis pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tuju an untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah d an lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat men yediakan bahan mentah bagi industri, seperti serealia untuk minuman beral kohol, buah untuk jus, dan wol atau flax untuk penenunan dan pembuatan pakaian (ww w.wikipedia.com).

  Petani adalah warga Indonesia beserta keluarganya yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropastur e, penangkaran satwa dan tumbuhan di dalam dan di sekitar hutan yang meliput i usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang (Peratur an Menteri Pertanian No: 273/Kpts/OT.160/4/2007).

  Petani adalah perorangan warga Indonesia beserta k eluarganya atau korporasi yangmengelola usaha dibidang pertanian, w anatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dal am dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 20 06 tentang Penyuluhan

D. Pupuk Organik

  Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa t anaman, hewan, atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan ko mpos baik yang berbentuk cair atau padat (Diah Setyorini, 2005).

  Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari spesies ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Manure yang terdiri dari feses dan urine merupakan limbah ternak yang terbanyak dihasi lkan dan sebagian besar dihasilkan oleh ternak seperti sapi, kerbau, kambin g, dan domba. Umumnya setiap kilogram susu yang dihasilkan ternak perah menghasi lkan 2 kg limbah padat

  (feses), dan setiap kilogram daging sapi menghasilk an 25 kg limbah padat (Sihombing, 2000). Populasi sapi perah di Indonesia terus meningkat dari 334.371 ekor pada tahun 1997 menjadi 368.490 ekor pada tahu n 2001 dan limbah yang dihasilkan pun akan semakin banyak (BPS, 2001). Sat u ekor sapi dengan bobot 400-500 kg dapat menghasilkan limbah padat dan cair sebesar 27,5-30 kg/ekor/hari.

  Pupuk organik bersifat memperbaiki, dengan kandunga n hara makro dan mikro rendah sehingga bermanfaat untuk dapat memper baiki kesuburan kimia, fisik, dan biologis tanah, selain sebagai sumber ha ra bagi tanaman (Setyorini, 2005).

  Bahan organik berfungsi sebagai “pengikat” butiran primer tanah menjadi butiran sekunder dalam pembentukan agregat yang man tap. Keadaan ini berpengaruh besar pada porositas, penyimpanan, dan penyediaan air serta aerasi dan temperatur tanah. Bahan organik dengan C/N ting gi seperti jerami dan sekam memberikan pengaruh yang lebih besar pada perubahan sifat-sifat fisik tanah dibanding bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos (Setyorini, 2005).

  Kendala pupuk organik antara lain: 1. Perlu dosis tinggi, masalah transportasi, dan cara pemakaiannya.

  2. Komposisi fisika, kimia, dan biologi bervariasi, ma nfaatnya tidak konsisten.

  3. Pupuk organik dapat membawa pathogen, telur serangg

  a, benih gulma, dan bau tidak enak.

E. Pestisida

  Menurut Sudarmo (1990), pestisida dapat dikelompokk an menjadi 3 bagian penting. Pertama, pestisida organik alamiah atau se ring juga disebut pestisida botanik yang berasal dari tanaman. Misalnya nikotin dari tembakau sebagai insektisida pertama kali tahun 1763. Kedua, pestisi da organik biologi yang merupakan hasil formulasi dari jamur, bakteri, yang terdiri dari pelarut, pembawa, dan bahan aktifnya yang berupa mikrobia. Misalnya u ntuk mengendalikan ulat

  

Lipedotera sp . menggunakan pestisida biologi yang berbahan aktif Bacillus

thuringensis . Ketiga, pestisida organik sintetis yang merupakan senyawa kimia

  sintetik yang sangat beracun. Pestisida ini banyak macamnya sesuai dengan tujuan penggunaan dan sasaran yang akan dikendalikan atau diberantas.

  Dampak buruk yang dimungkinkan karena penggunaan pe stisida sintetis pada hama dan penyakit antara lain: Pertama, hama m enjadi resisten. Resistensi ini bisa terjadi karena dalam tubuh hama atau penya kit sudah ada gen yang bisa membuat tubuhnya resisten. Bahkan pestisida yang me mpunyai lebih dari satu bahan aktif dan mampu membunuh belum menjamin akan lebih baik, malah akan menimbulkan resistensi silang. Kasus resistensi ham a di Indonesia dilaporkan pernah terjadi di daerah Lembang Bandung terhadap h ama ulat grayak ( Spodoptera sp.) pada tahun 1950. DDT tidak lagi efektif membunuh u lat grayak yang menyerang tanaman daerah tersebut (Sudarmo, 19 90).

  Hampir semua jenis pestisida mempunyai potensi seba gai karsinogen, suatu zat yang dapat menyebabkan kanker, selain bahwa sem ua pestisida beracun.

  Kasus penyakit kanker 70%-90% disebabkan oleh karsi nogen, baik itu sebagai karsinogen primer yang langsung menyebabkan kanker, karsinogen sekunder ( prokarsinogen ) yang memerlukan metabolism sehingga senyawa ini d iubah menjadi lebih aktif dan merinteraksi dengan makromo lekul (DNA dan RNA) menjadi sel kanker, atau kokarsinogen yang hanya ak an menjadi karsinogen jika ada senyawa lain yang memicu (Mulyadi, 1996).

  Pada awalnya penerapan usahatani padi organik di In donesia, khususnya pulau Jawa, dimaksudkan untuk mengatasi kerusakan l ahan pertanian akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia terus menerus dan adanya permintaan konsumen terhadap beras yang aman dan berkualitas. Namun demikian dalam perkembangannya, penerapan usahatani padi organik j uga dimaksudkan untuk menurunkan biaya usahatani yang semakin meningkat. Usahatani organik bukan sekedar pengurangan penggunan pupuk dan pestisida k imia, tetapi lebih dari itu, yakni berusaha untuk tidak menggunakannya sama seka li. Dengan tidak digunakannya pupuk dan pestisida kimia dalam usahat ani maka ada beberapa No Tabe12. Perbandingan padi Organik dan non-Organik d i daerah Bantul, DIY menerapkan usahatani padi organik (Jamhari, 2001). iaan petani akan ini menjadi pertimbangan dan berpengaruh pada kesed

  Konsekuensi ap,atau menurun. terhadap pendapatan usahatani, yaitu meningkat, tet a konsekuensi lebih lanjut output. Kedua konsekuensi tersebut akan memberi tig uasi harga input dan harga dan penerimaan akan berkurang tergantung pada flukt dap produksi, maka produksi pestisida kimia secara signifikan berpengaruh terha n, dan apabila pupuk dan tersebut antara lain biaya usahatani semakin menuru ut. Konsekuensi-konsekuensi konsekuensi yang akan terjadi pada usahatani terseb

  Parameter Padi Organik Padi non-Organik organik Lebih tinggi daripada padi organik

  1 Resiko Lebih rendah daripada padi non- enggunakan traktor

  2 Pengolahan tanah Menggunakan kerbau atau sapi M beberapa benih unggul lainnya

  IR-64, Membramo, dan mentik wangi) gi.

  3 Varietas yang ditanam Benih aromatik (pandangwan ko/kios

  4 Asal benih Dari Balai Benih Padi Bantul Dari to

  5 Pupuk Kompos (buatan sendiri) Urea, TSP, ZA Diazinon dan Gandasil dan bahan organik lain

  6 Pestisida KJL (Ramuan Kencur, Jahe, Laos) tertentu setelah tanaman berumur Dilakukan sebelum tanam dan tanah tanah atau bersamaan pengolahan

  7 Cara pemupukan Dilakukan sebelum pengolahan informasi dari petani lain arga musim lalu dan

  8 Penentuan harga Harga musim lalu dan kelompok H panen. atau saat pengangkutan hasil Dibayar dengan uang muka pengangkutan hasil panen

  9 Cara pembayaran Dibayar langsung saat

F. Beras

  Kata “beras” mengacu pada bagian bulir padi ( gabah ) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa: merang ) secara anatomi disebut “ palea ” (bagian yang ditutupi) dan “ lemma ” (bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pem rosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut be ras (www.wikipedia.com).

  Sebagaimana serealia lain, bagian terbesar beras di dominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vi tamin, mineral, dan air (www.wikipedia.com).

  Pati beras dapat digolongkan menjadi dua kelompok ( www.wikipedia.com): a. Amilosa adalah pati dengan struktur tidak bercabang .

  b. Amilopektin adalah pati dengan struktur bercabang. Komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras , atau pera).

  Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik , akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia. Di bawah ini merupakan jenis beras ber dasarkan warna (www.wikipedia.com):

  a. Beras “biasa” yang berwarna putih agak transparan k arena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umu mnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras.

  (www.ipb.ac.id). nanganan pasta panen produksi benih dan produksi padi konsumsi hingga pe organik) meliputi menghindarkan sebesar mungkin penggunaan bahan non-

  Produksi beras organik (suatu Sistem budidaya padi sawah dengan (www.beras.info.com). isida alami alami dan untuk mengendalikan hama menggunakan pest makai pupuk seperti kompos tanpa pestisida atau pupuk kimia. Sistem organik me

  Beras organik merupakan beras yang dihasilkan dari padi yang diproduksi pedia.com). dan menjadi objek rekayasa genetika beras (www.wiki ini diatur secara genetik senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat

  Cianjur, Pandanwangi, atau `Rajalele'). Bau ini dis ebabkan beras melepaskan Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya

  . Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam e. hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.

  Ketan (atau beras ketan), berwara putih, tidak tran sparan, sebagian atau d. pekat mendekati hitam. berwarna ungu memproduksi antosianin dengan dosis tinggi sehingga

  Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia c. ungu. merah atau memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna

  Beras merah adalah beras yang aleuronnya mengandung gen yang b. Terdapat 2 tipe beras organik, yaitu (www.hariansib .com) ;

  a. Beras semi organik Beras semi organik adalah beras yang dikembangkan d alam sistem pertanian semi organik, yaitu lahan sawah yang meng gunakan pupuk organik tetapi pengairan dan lahan sawah disekitarnya masih menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia, sehingga beras yang dihasilkan tetap mengandung residu dari pestisida kimia, pupuk kimia dan residu bahan kimia berbahaya lainnya.

  b. Beras organik Beras organik adalah beras yang produksinya dilakuk an melalui sistem pertanian organik dengan menerapkan praktek-praktek manajemen yang ramah lingkungan untuk memelihara lingkungan dan produtiv itas yang berkelanjutan. Pengendalian gulam, hama, dan penyakit dilakukan de ngan berbagai cara seperti daur ulang residu tumbuhan dan ternak, seleksi, dan pergiliran tanaman, manajemen pengairan, pengolahan lahan, penanaman, d an penggunaan bahan hayati. Sebagai dasar pertanian organik adalah peng gunaan masukan eksternal yang minimum, serta menghindari penggunaan pupuk da n pestisida sintetis.

  Menurut Nugroho (2004), dalam penelitiannya mengena i analisis komparasi usahatani padi organik dan non-organik di daerah Ma gelang, biaya total usahatani yang dikeluarkan pada usahatani organik tidak jauh beda dengan usahatani padi non-organik. Seharusnya sistem pertanian organik bi sa memiliki biaya total lebih rendah karena sistem budidayanya memanfaatkan alam (sampah disekitar lingkungan, kompos, kotoran ternak, maupun pestisid a organik yang lebih murah). Masih dari hasil penelitian yang sama, biay a usahatani padi organik di Magelang terbilang tidak jauh berbeda dengan usahat ani padi non-organik karena biaya tenaga kerja yang tinggi.

  Harga jual yang diterima petani sangat bergantung p ada varietas serta jenis padi, tingkat kemurnian produk organik, dan tempat penjualan. Harga varietas local bisa bernilai lebih tinggi daripada varietas unggul. Kualitas atau tingkat kemurnian produk organik ditentukan oleh tingkat pe nggunaan pupuk kimia.

  Menurut hasil penelitian Wirawan (2003), pedagang d i daerah Bantul biasanya membedakan tiga tingkatan kualitas, antara lain:

  1. Kualitas pertama, merupakan hasil budidaya padi tan pa bahan kimia sama sekali dengan masa konversi 2 tahun atau lebih seme njak pemakaian pupuk kimia yang terakhir pada lahan yang bersangku tan.

  2. Kualitas kedua, merupakan hasil budidaya padi yang selama satu periode pertumbuhan tanaman tidak menggunakan bahan kimia s ama sekali.

  3. Kualitas ketiga, merupakan hasil budidaya padi yang menggunakan pupuk kimia dalam jumlah kecil dan mengutamakan penggunaa n pupuk organik atau yang biasa disebut semi organik