BAB 3 STRATEGI KOMUNIKASI - PERANCANGAN VISUAL PROGRAM TELEVISI CERITA ALUN – ALUN DI INDONESIA: Studi Kasus Kawasan Simpang Lima Sebagai Pusat Kegiatan Perekonomian Di Kota Semarang - Unika Repository
Jalan Jajan Koper dan Ransel Mister Tukul
BAB 3 Santai (TransTV) Jalan Jalan STRATEGI KOMUNIKASI (ProTV) (Trans7) Menceritakan suatu
3.1 Analisis Masalah
wilayah baik dari sisi keindahan maupun
3.1.1 Penilaian Masyarakat Terhadap Simpang Lima
sejarah Simpang Lima merupakan alun
- – alun Kota Semarang yang terletak di pusat kota, selain itu merupakan area central business distrct. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis,
Manusia sebagai kebanyakan masyarakat Semarang mengenal Simpang Lima hanya sekedar sebagai alun pembawa acara/host
- – alun dan pusat keramaian, sedangkan masyarakat tidak mengetahui cerita sejarah dibalik alun
Durasi acara 30 menit
- – alun Simpang Lima.
Menceritakan suatu yang Di kawasan Simpang Lima terjadi banyak kegiatan diantaranya sebagai tempat berolahraga, mistis di suatu wilayah di
sebagai tempat nongkrong. Pada saat
- – saat tertentu lapangan Simpang Lima digunakan untuk beberapa Indonesia event besar seperti upacara 17 Agustus, konser, dan lain - lain.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, kawasan Simpang Lima merupakan
Santai
suatu kawasan strategis yang dimilki oleh Kota Semarang. Kawasan ini juga merupakan tempat pusat kegiatan perekonomian bagi kota Semarang. Jika diamati dari cerita sejarah yang ada, perpindahan alun
- – alun yang mulanya berada di daerah Kanjengan menuju ke arah Simpang Lima, itu membentuk suatu pola.
Daerah Kanjengan (sekarang Psr. Johar) Tugumuda Kawasasan Simpang Lima
Gambar 3.1 Tempat penting Kota SemarangSumber : http://wikimapia.org/#lang=en&lat=-6.982914&lon=110.406804&z=15&m=b&search=semarang
Pada saat itu Ir. Soekarno mengusulkan agar Kota Semarang mencari sebuah tempat baru untuk alun
- – alun. Karena pada saat itu fungsi dari daerah Kanjengan menjadi berubah. Dengan adanya Pasar Johar sebagai pengganti Pasar Pendamaran, hal itu menyebabkan alun
- – alun di daerah tersebut menjadi
Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan, ada beberapa faktor yang membuat Simpang Lima menjadi alun
- – alun Kota Semarang, diantaranya :
Merupakan tempat yang strategis selain daerah Kanjengan dan Tugumuda. Pada saat itu
Gambar 3.4 Perkembangan Simpang Lima dari tahun 70 hingga sekarangSumber http://loenpia.net/blog/semarangan/alun-alun-semarang-tinggal-nama.html
kawasan Tugumuda tidak memungkinkan untuk dijadikan sebagai alun
- – alun karena Tugumuda merupakan perkantoran orang – orang Belanda.
Satu – satunya kawasan yang merupakan lahan kosong, kanan kiri masih sawah. Pada
3.1.2 Program Televisi Wisata bagi Masyarakat
gambar 3.2 merupakan jalan Pahlawan dimana jalan ini merupakan kawasan SimpangDi era globalisasi ini teknologi merupakan sebuah alat komunikasi yang sangat penting. Televisi Lima. merupakan salah satu media massa yang memiliki peranan penting bagi masyarakat. Selain itu televisi juga merupakan media massa yang paling efektif dan efesien karena televisi menggunakan perpaduan antara visual dan audio.
Jika dianalisis hampir sebagaian masyarakat Indonesia suka menonton televisi. Selain itu dengan adanya televisi masyarakat dapat mengetahui informasi yang tidak dapat mereka jangkau. Responden yang diambil sebagai sample adalah remaja dengan usia 17-25 tahun yang suka berpergian dengan menggunakan ala backpacker. Pada usia 17-25 tahun merupakan usia dimana target suka untuk berpergian kesuatu tempat yang baru, selain itu berpergian dengan ala backpacker
Gambar 3.2 Jalan Oie Tiong Ham sekarang jalan pahlawan merupakan pendekatan yang sangat dekat dengan target utama.Sumber http://loenpia.net/blog/semarangan/alun-alun-semarang-tinggal-nama.html
Berdasarkan hasil riset dengan mewawancara ke beberapa responden, banyak responden dengan usia 17-25 suka berpergian dengan menggunakan metode backpacker, karena beberapa alasan, diantaranya mereka dapat merasakan pengalaman yang mengesankan, waktu yang tak terbatas, seru dan menantang. Responden mendapat informasi mengenai tempat
- – tempat wisata yang bagus dari media sosial dan televisi. Maka dari itu responden juga merasa bahwa mereka membutuhkan program televisi yang berisi tentang wisata Indonesia yang belum bisa dijangkau sebagai informasi. Karena program televisi yang paling efesien dan efektif. Rata – rata kebanyakan respoden membutuhkan program televisi yang tayang pada pagi atau siang hari ketika dihari weekend, sedangkan sore atau malam pada hari
Sumber http://loenpia.net/blog/semarangan/alun-alun-semarang-tinggal-nama.html
kerja. Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada 100 responden diperoleh data sebagai berikut:
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Dalam perkembangannya, Simpang Lima mengalami perubahan yang cukup besar. Dari awal
1 Laki
52 52%
- – laki pembangunan Simpang Lima pada tahun 1960 hingga sekarang. Alun – alun Simpang Lima pada masa
2 Perempuan
48 48% kini sudah menjadi pusat perekonomian bagi kota Semarang, serta menjadi landmark kota Semarang. 100 100%
Jumlah
Tabel 3.1 Jumlah responden laki laki dan perempuanSumber Perhitungan frekuensi, 2014
- – 2 jam 50 50%
- – lain ( Freelance,Wiraswasta) 3 3%
- – 2 jam.
Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
3 3%
4 Acara Musik
1 jam 23 23%
17 17%
3 Program TV Wisata
2 2%
2 Reality Show
3 3%
Tabel 3.2 Usia respondenTabel 3.3 Pekerjaan responden5 Gossip
Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
1 Sinetron
Jumlah 100 100% No Program televisi yang sering ditonton Jumlah Presentase
Tabel 3.6 Lamanya responden menonton sebuah program televisiSumber Perhitungan frekuensi, 2014
27 27%
3 >dari 3 jam
1
2
7 7%
- – Rp 2jt 21 21%
6 Edukasi
23 23%
12 12%
8 Comedy
16 16%
9 Lain
Jumlah 100 100%
Tabel 3.4 Penghasilan dalam satu bulan- – lain 16 16%
Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.7 Program televisi yang sering ditonton oleh respondenSumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.5 Faktor7 News
Jumlah 100 100% No Lamanya Jumlah Presentase
1
7 7%
3 Lain
11 11%
2 Karyawan
86 86%
1 Pelajar / Mahasiswa
3 > 45 tahun Jumlah 100 100% No Pekerjaan Jumlah Presentase
2 26-45 tahun
4 4%
93 93%
No Usia Jumlah Presentase 1 15-25 tahun
Dari data yang didapat dari hasil survei menunjukan bahwa kebanyakan remaja masa kini lebih suka menonton program tv dengan genre edukasi dan program tv wisata. Dengan adanya hasil dari survei, maka perancangan program televisi ini dapat memenuhi kebutuhan responden. Program televisi ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya, terdapat nilai sejarah yang berguna untuk menambah pengetahuan, terdapat rekomendasi wisata alun
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa responden, yakni remaja masih memiliki minat untuk menonton televisi, dapat dibuktikan dengan bahwa remaja dalam sehari menonton televisi berkisar 1
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden membutuhkan program televisi untuk hiburan/ refreshing. Selain itu isi dari program televisi juga merupakan faktor minat menonton televisi.
Dari data diatas, responden yang ingin dituju adalah remaja dengan usia 17-25 tahun dengan pekerjaan yang dimiliki adalah pelajar / mahasiswa.
Jumlah 100 100% No Penghasilan dalam 1 bulan Jumlah Presentase
1 Belum berpenghasilan
53 53%
2 Rp 1jt
4 Lain lain
32 32%
3 Isi Program televisi
55 55%
2 Butuh hiburan / refreshing
9 9%
1 Genre program televisi
No Faktor faktor Jumlah Presentase
100 100%
Jumlah
12 12%
4 >Rp 2jt
3 Rp 1jt
14 14%
- – faktor yang mempengaruhi minat remaja untuk menonton TV
- – alun, cerita sejarah yang diangkat adalah berkaitan dari masa lalu dan masa kini.
Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
67 67%
Jumlah 100 100% No Hari Jumlah Presentase
Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.10 Responden yang suka berpergian dengan backpackerSumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.11 Penting tidaknya program televisi wisataSumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.8 Channel TV yang sering ditonton oleh responden1 1%
Stasiun TV Rating pada tahun 2012 Rating pada tahun 2013 Trans TV
2 Tidak penting
99 99%
1 Penting
Jumlah 100 100% No Program TV Wisata Jumlah Presentase
33 33%
No Channel Jumlah Presentase
2 Tidak Suka
2
Dari hasil survei langsung ke responden didapat hasil bahwa responden merasa bahwa program televisi wisata penting untuk ditayangkan karena dengan adanya program televisi wisata responden mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang baru, selain itu responden juga mendapat refrensi tempat
1 Suka
28 28%
1 Pro TV - -
2 Kompas TV
11 11%
3 Trans TV
35 35%
4 Trans 7
5 SCTV
Dengan adanya data rating televisi Indonesia Trans TV merupakan stasiun televisi Indonesia yang paling baik pada tahun 2013.
4 4%
6 MNC
2 2%
7 Lain lain
(RCTI, U channel, TV One, Metro TV, Tvku, CNN) 20 20%
Jumlah 100 100%
Dari tabel 3.8 kebanyakan responden lebih suka menonton pada chanel TransTV yang mana merupakan chanel televisi nasional, sedangkan dari hasil survei remaja menonton televisi pada tv lokal yang diminati adalah Kompas TV.
- – tempat yang bagus dan indah di Indonesia
1 MNC TV
10 No Berpergian dengan backpacker Jumlah Presentase
36 36%
Sumber http://www.topix.com/forum/world/malaysia/T804V9R3KBQS5PI41
Tabel 3.9 Rating Televisi Indonesia pada 2012 - 20133
2 ANTV
Sumber Perhitungan frekuensi, 2014
Tabel 3.12 Hari yang cocok untuk penayangan Program TV wisata4
3 Trans 7
1
4 SCTV
Jumlah 100 100%
7 7%
4 Lain - lain
3 Minggu
10
46 46%
2 Sabtu
11 11%
1 Jumat
8
5 TV One
5
6 RCTI
6
7 Global TV
9
7
9 Metro TV
8 Indosiar
Target sekunder yang dituju adalah semua masyarakat Indonesia. Dimana masyarakat Indonesia
No Jam Jumlah Presentase
1 Pk 10.00
31 31%
perlu mengetahui mendapat pengetahuan tentang alun – alun sebagai warisan budaya.
2 Pk 13.00
11 11%
3 Pk 15.00
29 29% Pk 18.00 29 29%
4 Jumlah 100 100%
Tabel 3.13 Jam penayang program TV wisataSumber penghitungan frekuensi 2014
Gambar 3.5 Target utama, pelajar dan mahasiswaSumber http://www.gemari.or.id/artikel/2168.shtml
Dari hasil survei, secara keseluruhan didapat data bahwa responden yakni remaja masih suka menonton televisi, hal ini dibuktikan dengan hasil survei yang menyatakan bahwa dalam sehari remaja
3.2.3 Psikologis
dapat menonton televisi selama 1
- – 2 jam atau bahkan lebih dari 2 jam. Responden lebih menyukai Kebanyakan masyarakat Indonesia suka berpergian keliling dengan berbagai macam tujuan menonton program televisi dengan bergenre edukasi dan program wisata. Berdasarkan dari data survei diantaranya, untuk liburan, untuk kepentingan pekerjaan, pendidikan dan lain sebagainya. Ada beberapa didapat juga bahwa responden membutuhkan sebuah program televisi wisata yang tidak hanya faktor yang akan membuat masyarakat mengunjungi alun
- – alun kota suatu daerah. Sebagai contoh menyajikan sebuah keindahan saja, tetapi juga menyajikan pengetahuan serta wawasan yang dapat untuk berolahraga atau hanya sekedar untuk nongkrong.
menambah pengetahuan responden. Jam dan hari penayangan sebuah program televisi wisata yang tepat bagi responden adalah hari Sabtu pada pukul 10.00. hal ini dikarenakan sabtu merupakan hari weekend dimana hampir 90% merupakan hari bebas dari pekerjaan.
3.2 Khalayak Sasaran
Cakupan khalayak yang akan dituju adalah seluruh masyarakat Indonesia. Alun
- – alun merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Maka dari itu masyarakat Indonesia perlu mengetahui alun
- – alun
Sumber http://bridgetamoris.blogspot.com/2013/06/menikmati-malam-di-simpang-lima-semarang.html
3.2.1 Geografis
: 32 Provinsi di Indonesia Regional
3.2.4 Perilaku
Kepadatan : Padat Hampir sebagaian besar target primer berusia 17-25, dimana pada saat berada pada umur tersebut,
: Tropis Iklim kebanyakan dari mereka memiliki rasa penasaran dan jiwa petualang untuk berpergian.
3.2.2 Demografis
: 17 Usia – 25 tahun
: Laki Jenis kelamin – laki dan perempuan Pendapatan per bulan : Menegah ke bawah ( SES B-C )
: Pelajar dan Mahasiswa yang gemar backpacker Pekerjaan Konsep backpacker yang diangkat lebih dikaitkan dengan mencari suatu pengetahuan baru dari
Gambar 3.7 Target yang mempunyai jiwa berpetualangSumber http://www.travelerbali.com/?act=katb&idk=9&cur=19 masa lalu yang dihubungkan ke masa sekarang.
3.3 Strategi Komunikasi
3.3.1 Creative Brief
Judul Program : Jejak Ransel Alun - Alun Skala : Nasional Stasiun TV : TransTV
Sumber analisa penulis
Gambar 3.8 Pendekatan permasalahanProvinsi Banda Aceh, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Jambi, Bengkulu, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang , Surabaya, Banten, Denpasar, Kupang, Mataram, Pontianak, Palangkaraya, Samarinda, Tanjung Selor, Manado, Palu, Makassar, Kendari, Mamuju, Gorontalo, Ambon, Jayapura, Manokwari
32 Provinsi di Indonesia 52 episode program televisi dengan genre feature Provinsi + Daerah Istimewa* Semarang Alun – Alun Simpang Lima Daerah Istimewa
Ekonomi
Jam dan Hari Tayang : Pk. 10.00 / Weekend- Hari Sabtu Genre : Feature Target yang dituju adalah seluruh ibukota provinsi Indonesia. Dengan pembatasan masalah, membahas tentang alun – alun di Indonesia.
Durasi : 30 menit @ episode 24 menit body : 3 segmen 6 menit commercial
Perancangan yang akan dilakukan adalah : Program Televisi
3.3.2 Pendekatan Media sebagai Pemecahan Masalah Tone and manner dari program televisi adalah fun, friendly, dan santai.
- – alun merupakan warisan budaya Indonesia yang memiliki latar belakang sejarah yang berpengaruh terhadap suatu kota. Alun – alun juga merupakan tempat yang penting dan memiliki nilai fungsi.
What the executional consideration are there? Adanya perancangan program televisi dengan genre feature yang berisi tentang perkembangan alun
What is the tone and manner of the manner of the advertising? Mengubah persepsi dari masyarakat bahwa Simpang Lima bukan hanya sekedar alun
What do we want them to think / do? Alun
Who are we talking to? Joel Iwan (21 tahun) merupakan seorang mahasiswa semester elektro Universitas Maranatha Bandung. Ia merupakan seorang yang cerdas dan pandai. Kakak dari 2 bersaudara ini sangat suka berpergian untuk liburan. Ia biasanya berpergian dengan ala backpacker. Selain itu ia biasa mendapat refrensi tempat wisata dari teman dan media sosial. Nana (21 tahun) seorang mahasiswa semester akhir. Ia merupakan seorang yang sangat ceria. Ia suka berpergian untuk berlibur. Biasanya dia berlibur dengan ala backpacker karena hal itu menyenangkan baginya. Nana biasanya mendapat informasi tempat wisata dari televisi dan media sosial.
Why are we advertising? Untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa alun – alun merupakan sebuah warisan budaya. Selain itu ingin mempersuasi masyarakat bahwa alun
Creative brief yang digunakan sebagai pedoman adalah creative brief dari LOWE
- – alun mempunyai peranan penting bagi suatu kota.
- DKI Jakarta, DIY Jogjakarta, DI Aceh
- – alun dan pusat keramaian, melainkan merupakan warisan budaya yang memiliki nilai sejarah yang penting bagi Kota Semarang. Hal ini dikaitkan dengan masa lalu dan masa kini.
- – alun Indonesia dikaitkan dengan masa lalu dan masa kini. Kriteria program televisi bersifat santai, friendly serta happy.
- – alun / Landmark
- – alun Blang Padang Landmark Masjid Raya Baiturrahman Aceh Pantai Ulee Lheeue Medan Alun – alun Lapangan Merdeka Medan Tugu Guru Patimus Padang Alun – alun Padang Landmark Kota Bukittinggi : Jam Gadang Bengkulu Alun – alun Argamakmur Lampung Alun – alun Bandarlampung Batam Alun – alun Engkuputri Jakarta
- – alun Monas Landmark Bundaran HI Landmark Kota Tua Jakarta Jogjakarta
- – alun Lor Alun – alun Kidul Landmark Tugu Jogja Landmark Titik Nol Kilometer Bandung
- Alun – alun Bandung / Landmark Masjid Raya Bandung - Lapangan Gasibu - Alun – alun Tegallega Surabaya
Denpasar Alun – alun Denpasar Garuda Wisnu Kupang Alun – alun Rijab Gubernur Pontianak Alun – alun Kapuas Tugu Khatulistiwa Palangkaraya Alun – alun Palangkaraya (Bunderan Besar) Banjarmasin Alun – alun Zalecha Manado Alun – alun Lapangan Sparta Tikala Palu Alun – alun Kota Palu Makassar Alun –alun Karebosi Landmark Pantai Losari Kendari Alun – alun Tugu Persatuan Kediri Landmark Simpang Lima Gumul Gorontalo Lapangan Taruna Ambon Lapangan Merdeka Ambon Jayapura Taman Imbi Malang Alun – alun Bundar Alun – alun Tugu Palembang Alun – alun Palembang Landmark Kota Palembang : Jembatan Ampera Samarinda Alun – alun Samarinda Pangkal Pinang Alun – alun Taman Merdeka (ATM)
Alun
Merupakan rencana kota metropolitan Pertama di Indonesia Alun – alun Simpang Lima
Alun
Merupakan pintu Timur Indonesia
Merupakan kota yang perpindahan alun alunnya kreatif
Alun
Merupakan daerah istimewa
Alun
Merupakan ibukota Indonesia dan daerah istimewa
Alun
Merupakan daerah istimewa
Banda Aceh
dan 19 Landmark di Indonesia berikut adalah lokasi yang akan menjadi objek dalam program televisi: Provinsi / Kota Alun
Berdasarkan bagan diatas, ada 52 episode yang akan direncanakan, 33 alun - alun di Indonesia
Sumber analisis penulis
- – alun Straat Tugu Pahlawan Patung Surabaya Jember Alun – alun Ambulu Banten Alun – alun Rangkasbitung Alun – alun Pandeglang Semarang
- – alun Johar ( Tempo Dulu) Landmark Lawang Sewu Landmark Kota Lama
3.3.3.2 Dalam proses pemilihan judul program televisi “Jejak Ransel Alun - Alun” terdapat beberapa Pendekatan Media
pertimbangan, diantaranya didalam kata jejak terdapat makna tersembunyi, yang lebih menekankan
1. Media Utama : Program Televisi kepada nilai sejarah yang ada. Jejak juga identik dengan masa lalu dan sekarang. Sedangkan ransel
2. Media Pendukung : above the line, talkshow menggambarkan target, suka backpacker. Alun - Alun mengartikan bahwa yang akan dibahas adalah Pada media above the line akan difokuskan pada : alun alun di Indonesia.
: TransTV Dalam program “Jejak Ransel Alun - Alun” dengan durasi waktu 30 menit
Stasiun televisi terdapat beberapa segmen yaitu : : Kompas, Suara Merdeka
Surat Kabar a. Segmen 1 ( Opening )
Landscape Kota Semarang Lapangan Simpang Lima Host membuka acara Memperkenalkan Kawasan Simpang Lima masa kini b. Segmen 2
Simpang Lima masa lalu Kembali ke masa sekarang Ulasan tentang cerita sejarah Simpang Lima dari sejarahwan Sedikit ulasan tentang alun alun c. Segmen 3
Kuliner disekitar Simpang Lima Menikmati alun alun Simpang Lima Penutup Pemilihan urutan kuliner secara singkat ini dengan beberapa faktor, diantaranya karena kuliner merupakan hal yang paling dekat dan murah dengan target utama. Selain itu kuliner juga merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan backpacker dan kuliner merupakan kebutuhan biologis dari manusia.
3.3.3 Strategi Media
3.3.3.1 Obejktif Media
Untuk membangun kesadaran umum bagi masyarakat Indonesia bahwa Simpang Lima bukan hanya sekedar alun
- – alun dan pusat keramaian saja melainkan merupakan warisan budaya Indonesia yang cukup penting untuk dijaga serta memiliki nilai sejarah yang penting bagi perkembangan Kota Semarang.
Media yang digunakan adalah media yang sehari – hari dekat dengan khalayak sasaran primer.
Tahapan Building awareness Program TV “Jejak Ransel” pada awal hingga pertengahan bulan Tahapan pendekatan promosi menggunakan AISAS:
3.3.3.3 1. Tahapan Pendekatan Promosi
Desember 2014 a.
Pada tahapan ini akan dilaksanakan awareness melalui promosi dengan memanfaatkan Pada tahap ini, melakukan awareness dengan adanya iklan media audio visual dan media cetak yang akan dirancang cukup bombastis untuk Jejak Ransel dan launching program televisi “Jejak Ransel” mengangkat citra dari Simpang Lima yang akan dimulai dari pelajar dan mahasiswa.
Awareness Waktu :
Pada tahap ini juga akan diadakan launching program televisi “Jejak Ransel”. Awal hingga pertengahan bulan Desember 2014
- Iklan TV, berupa trailer akan tayang di stasiun TV nasional, Trans TV selama satu minggu.
Pada tahap interest, program televisi Jejak Ransel mulai ditayangkan dan diharapkan target akan tertarik.
- Iklan Web, yang akan tayang pada web Trans TV selama program berlangsung.
Interest
- Surat kabar ¼ halaman Koran berwarna posisi pada kiri bawah. Dipasang di
Waktu : koran Nasional, yang akan tampil satu kali seminggu selama sebulan.
Pertengahan bulan Januari 2015
- – April 2015
Setelah adanya pengenalan melalui iklan, maka program televisi Jejak Ransel mulai ditayangkan setiap hari Sabtu pukul10.00 Jejak Ransel mengadakan roadshow to school and campus 2. (adanya talkshow mengenai alun alun Indonesia) dengan Penyelenggaraan acara roadshow to school & campus akan dimulai pada bulan Mei 2015 –
Oktober 2015. Pada acara ini akan mengadakan talkshow mengenai alun tujuan untuk mengenalkan alun alun Indonesia sebagai
- – alun Indonesia. Acara yang akan diadakan akan diiklankan menggunakan media cetak dan media sosial
Search warisan budaya serta untuk mempromosikan program Jejak
- Brosur akan dimasukkan ke di Koran regional di tiap daerah. Muncul selama 3 kali Ransel.
seminggu sebelum hari H.
Waktu :
Mei 2015
- Media sosial : facebook, twiter
- – Oktober 2015
- Poster Setelah mereka menonton program “Jejak Ransel” dan mengikuti talkhsow mereka akan menjaga alun alun sebagai
3.3.3.4
warisan budaya Indonesa, selain itu merekan mendapat
Strategi Anggaran
3.3.3.4.1
pengetahuan umum tentang alun
Pre Production
- – alun sebagai budaya
Action
No Jobdes Orang Honor Total Indonesia
Waktu :
1 Script Writter
1 Rp 3.000.000-, Rp 3.000.000-, Setelah tahapan awareness
2 Storyboard Artist
1 Rp 2.500.000-, Rp 2.500.000-,
- – interst dan search
3 Concept Artist
2 Rp 2.500.000-, Rp 5.000.000-, Target akan men-sharekan kepada orang lain. Total Rp 10.500.000-,
Share
Tabel 3.16 Tabel Anggaran Pra ProduksiTabel 3.15 Tabel AISAS dan Timeline3.3.3.4.2 Production Crew
No Aktivitas Total
10 Rp 150.000-, Rp 1.500.000-,
2 Akomodasi
10 Rp 3.000.000-, Rp 30.000.000-,
3 Transportasi
10 Rp 2.000.000-, Rp 20.000.000-,
4 Narasumber
2 Rp 1.000.000-, Rp 2.000.000-, Total Rp 53.500.000-,
3.3.3.4.3 Post Production Total
Dalam 1x produksi 1 episode : Rp 128.000.000-,
52 ep x Rp 128.000.000-, : Rp 665.600.000-,
1 Biaya Listrik (editing) Rp 2.000.000-,
2 Biaya air dan snack Rp 3.000.000-, Total Rp 5.000.000-,
No Tahapan Total
1 Pra Produksi Rp 10.500.000-,
2 Produksi Rp 115.500.000-,
3 Pasca Produksi Rp 5.000.000-,
Total Rp 131.000.000-,
Tabel 3.17 Tabel Anggaran Produksi - CrewTabel 3.18 Tabel Anggaran Produksi- – Sewa Peralatan
1 Makan
Lain - lain
No Lain
2 Rp 5.000.000-, Rp 10.000.000-,
No Jobdes Orang Honor Total
1 Produser
1 Rp 10.000.000-, Rp 10.000.000-,
2 Director
1 Rp 8.000.000-, Rp 8.000.000-,
3 Wardrobe
1 Rp 3.000.000-, Rp 3.000.000-,
4 Cameramen
3 Rp 3.000.000-, Rp 9.000.000-,
5 Talent
6 Video Editor
2 Rp 1.000.000-, Rp 2.000.000-, Total Rp 8.000.000-,
1 Rp 5.000.000-, Rp 5.000.000-,
7 Sound Editor
2 Rp 3.000.000-, Rp 6.000.000-, Total Rp 51.000.000-,
Material Peralatan
No Material Qty Harga Satuan Total
1 Kamera video S-VHS
2 Rp 2.500.000-, Rp 5.000.000-,
2 Mikrophone clip-on
wireless
2 Rp 500.000-, Rp 1.000.000-,
3 Tripod Kamera
- – Lain Orang Harga Total
- – Lain - lain