EFEKTIVITAS BALAI LATIHAN KERJA DALAM PENEMPATAN TENAGA KERJA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  EFEKTIVITAS BALAI LATIHAN KERJA DALAM PENEMPATAN TENAGA KERJA

  Studi kasus: Siswa BLK Yogyakarta Jl. Kyai Mojo No.5 Tahun 2003-2005

  SKRIPSI Disusun oleh :

  Asti Vitaningrum 031324012

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

  Nama : Asti Vitaningrum Nomor Mahasiswa : 031324012

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  EFEKTIVITAS BALAI LATIHAN KERJA DALAM PENEMPATAN TENAGA KERJA Studi kasus: Siswa BLK Yogyakarta Jl. Kyai Mojo No.5

  Tahun 2003-2005 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 22 September 2008 Yang menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRAK EFEKTIVITAS BALAI LATIHAN KERJA DALAM PENEMPATAN TENAGA KERJA Studi kasus: Siswa BLK Yogyakarta Jl. Kyai Mojo No.5

  Tahun 2003-2005 Asti Vitaningrum

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2008 Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui waktu bagi lulusan untuk mendapatkan pekerjaan pertama, (2) untuk mengetahui kesesuaian program pelatihan dengan bidang kerja lulusan, (3) untuk mengetahui kelayakan gaji yang didapatkan oleh para lulusan, (4) untuk mengetahui pandangan atau penilaian para pengusaha terhadap kompetensi yang dimiliki para lulusan BLK.

  Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif dan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, surat menyurat dan wawancara kepada 157 alumni BLK dan 7 pengusaha yang menjalin kerjasama dengan BLK. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.

  Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1. Dari 157 responden, persentase mendapat pekerjaan pada 3 bulan pertama 28

  (17,8%), jangka waktu 4-6 bulan 34 (21,7%), jangka waktu 7-12 bulan 46 (29,3%), dan lebih dari 1 tahun 49 (31,2%).

  2. Dari 157 responden, persentase mendapat pekerjaan sesuai dengan bidang yang diambil selama pelatihan 112 (71,3%), mendapat pekerjaan tidak sesuai dengan bidang yang diambil selama pelatihan 45 (28,7%).

  3. Kelayakan gaji di sini diasumsikan sebesar UMP. Dari 157 responden persentase mendapat gaji di bawah UMP 67 (42,7%), mendapat gaji UMP 62 (39,5%), gaji di atas UMP 28 (17,8%).

4. Dari 7 responden, persentase merasa puas dengan lulusan BLK 6 (85,7%), kurang puas dengan lulusan BLK 1 (14,3%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRACT THE EFFECTIVENESS OF JOB TRAINING CENTRE IN STAFFING A case study: The student of Yogyakarta Job Training Centre,

  Kyai Mojo Street, No. 5 2003-2005

  Asti Vitaningrum Sanata Dharma University

  Yogyakarta 2008

  The aims of this research are to know: (1) the time for the graduate to get the first job, (2) the compatibility of training program with graduate’s job, (3) the elegibility of the sallary earned by the graduates, (4) the entepreneur’s view or assesment towards the competence of the graduates of Job Training Centre.

  The kind of this research is a descriptive analysis. The techniques collecting the data are documentation, correspondence and interview. There were 157 graduates and 7 entrepreneurs who become a partner of Job Training Centre interviewed. The technique of data analysis was a qualitative descriptive analysis. The results of data analysis are: 1.

  From 157 of respondents, the percentage of getting the job in the first three months is 28 (17,8%), the duration of 4-6 months is 34 (21,7%), the duration of 7-12 months is 46 (29,3%), and more than 1 year is 49 (31,2%).

  2. From 157 of respondents, the percentage of getting the job which is compatibility with the field that taken during the training is 112 (71,3%), getting the job that did not conform with the field have been taken during the training is 45 (28,7%).

  3. This elegibility of the sallary was asumed as big as the Province Minimum Wage. From 157 of responders, the percentage to get the sallary under the Province Minimum Wage is 67 (42,7%), getting the Province Minimum Wage’s sallary is 62 (39,5%), the sallary above the Province Minimum Wage is 28 (17,8%).

  4. From 7 of respondents, the percentage of satisfaction with the Job Training Centre’s graduates is 6 (85,7%), dissatisfaction with the Job Training Centre’s graduate is 1 (14,3%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat, hidayah dan petunjuk sehingga atas karunia-

  Nya pula penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini.

  Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan tenaga yang diberikan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  4. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku pembimbing I yang telah dengan sabar membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku pembimbing II yang telah dengan sabar membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  6. Bapak Y.M. Vianey Mudayen, S.Pd., yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam penulisan skripsi.

  7. Bapak Drs. Haryoto, selaku Kepala Balai Latihan Kerja Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

  8. Segenap dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  9. Masyarakat Yogyakarta yang telah bersedia membantu dalam pengumpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  11. Teman-teman penulis, Meyta Diah Sukmawati, Widyaningsih, Eka Yulianti, C. Yuyun K. dan Alexius Indro Bawono atas bantuan dan dorongannya.

  12. Teman-teman Pendidikan Ekonomi Angkatan 2003.

  Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berupaya semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan ada saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

  Yogyakarta, September 2008 Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT..................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI.................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR DAN TABEL................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah............................................................

  B.

  5 Batasan Masalah........................................................................

  C.

  5 Rumusan Masalah .....................................................................

  D.

  6 Tujuan Penelitian.......................................................................

  E.

  6 Manfaat Penelitian.....................................................................

  BAB II. LANDASAN TEORI .....................................................................

  7 A.

  7 Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia....................................

  B.

  Masalah Ketenagakerjaan di DIY ............................................ 11 C. Teori Human Capital................................................................ 13 D.

  Peran Balai Latihan Kerja Dalam Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan .......................................................................

  19 E. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 21

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  B.

  Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 26 C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel............... 27 D. Subjek, dan Objek Penelitian ................................................... 29 E. Variabel Penelitian................................................................... 30 F. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data .......................... 30 G.

  Teknik Analisis Data................................................................ 32 BAB IV. TEMUAN LAPANGAN................................................................

  34 A. Gambaran Umum Balai Latihan Kerja Yogyakarta................. 34 B.

  Visi, Misi, dan Tujuan Balai Latihan Kerja Yogyakarta ......... 36 C. Tugas, dan Fungsi Balai Latihan Kerja Yogyakarta ................ 37 D. Struktur Organisasi Balai Latihan Kerja Yogyakarta .............. 40 E. Sumber Daya Manusia Balai Latihan Kerja Yogyakarta......... 41 F. Program Pelatihan .................................................................... 41 G.

  Sistem Pelatihan dan Syarat Peserta Pelatihan......................... 43 H. Jenis-Jenis Kejuruan ................................................................ 44 I. Fasilitas Umum dan Pendukung .............................................. 47 J.

  Kegiatan Kerjasama ................................................................. 47 K.

  Diskripsi Responden ................................................................ 48 BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................

  51 A. Analisis Data ............................................................................ 51 B.

  Pembahasan.............................................................................. 55 BAB. VI. KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................

  72 A. Kesimpulan .............................................................................. 72 B.

  Saran......................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

  75 LAMPIRAN.....................................................................................................

  77

  DAFTAR GAMBAR DAN TABEL Daftar Gambar Gambar II.1. Alur Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Balai Latihan Kerja .................................................................

  23 Gambar IV.1. Bagan Struktur Organisasi BLK Yogyakarta ..........................

  40 Daftar Tabel Tabel II.1. Angkatan Kerja dan Pengangguran Terbuka ...........................

  7 Tabel II.2. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tinggi Tahun 2007 .........................................................................................

  8 Tabel II.3. Status Pekerja Formal dan Informal ........................................

  10 Tabel II.4. Jumlah Penduduk dan Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY ..........................................................................................

  11 Tabel II.5. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkannya di Propinsi DIY Tahun 2004

  12 Tabel IV.1. Jumlah Pegawai BLK Yogyakarta ..........................................

  41 Tabel IV.2. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................

  48 Tabel IV.3. Jumlah Responden Berdasarkan Usia .....................................

  49 Tabel IV.4. Jumlah Responden Berdasarkan Kejuruan Yang Mereka Ambil Selama Pelatihan ..........................................................

  50 Tabel V.1. Waktu Yang Dibutuhkan Lulusan Untuk Mendapatkan Pekerjaan .................................................................................

  51 Tabel V.2. Kesesuaian Pelatihan Dengan Bidang Kerja Yang Didapatkan ............................................................................... 52

  Tabel V.3. Gaji Yang Didapatkan Lulusan BLK....................................... 53 Tabel V.4. Pandangan Pengusaha Terhadap Lulusan BLK ....................... 54

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. PedomanWawancara ..................................................................

  77 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian ....................................................................

  78 Lampiran 3. Daftar Responden .......................................................................

  80 Lampiran 4. Hasil Wawancara ........................................................................

  88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang tinggi pada dasarnya didukung oleh adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Untuk bisa membangun suatu negara

  dibutuhkan manusia-manusia yang berkualitas yang mampu mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga dapat lebih memajukan

keadaan negara tersebut. Dalam rangka memerangi kemiskinan dengan upaya-

upaya seperti meningkatkan kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan dan mengurangi ketimpangan pendapatan dan kesejahteraan serta meningkatkan produktivitas kelompok miskin, pada dasarnya pengembangan sumber daya manusia merupakan cara utama untuk mencapai tujuan-tujuan di atas (World Bank, 1980:46). Dalam hal itu maka pendidikan harus menjadi komponen yang penting, dengan kata lain peningkatan dalam bidang pendidikan dapat mengentaskan penduduk dari kemiskinan langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui perbaikan pendapatan, kesejahteraan, nutrisi dan pengurangan

rata-rata jumlah anggota keluarga, yang kesemuanya sebagai buah keuntungan

dari investasi di bidang pendidikan (Psacharopoulos 1985:228)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2

pendidikan, lembaga-lembaga pelatihan dan ketrampilan, dan mengeluarkan

berbagai macam kebijakan. Salah satunya ialah kebijakan untuk mengatasi

masalah kelompok tenaga terdidik yang belum/sulit mendapatkan lapangan

kerja karena kurang serasinya ketrampilan yang dimiliki dan kebutuhan pasar

kerja pada waktu tertentu (Repelita III, 1979:286), dengan usaha tersebut

diharapkan dapat menciptakan manusia-manusia yang tangguh, berbudi luhur,

cakap, dan terampil. Dengan adanya pendidikan dan berbagai latihan kerja,

adalah salah satu cara untuk meningkatkan ketrampilan seseorang yang pada

akhirnya akan mengarah pada peningkatan produktivitas kerja. Jadi tujuan dari

peningkatan sumber daya manusia ini adalah merubah sumber daya manusia

yang potensial yang banyak terdapat di Indonesia menjadi tenaga kerja yang

produktif.

  Di DIY angka pengangguran terbuka pada tahun 2004 mencapai angka

113. 560 jiwa atau sebesar 4,49%. Dari angkatan kerja sebanyak 1, 815 juta

jiwa tersebut sebanyak 50,82% merupakan angkatan kerja dengan tingkat

pendidikan sekolah dasar ke bawah. yang memiliki tingkat keterampilan yang

rendah. Sebagian besar dari angkatan kerja tersebut merupakan pekerja anak

yang mengalami putus sekolah sebagai akibat dari kurangnya kemampuan

orang tua mereka untuk membayar biaya sekolah. Anak-anak putus sekolah di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3 Banyaknya anak lulus sekolah umum juga turut ambil bagian dalam menciptakan pengangguran-pengangguran baru. Dari lulusan sekolah

menengah tingkat atas sebanyak 20% berasal dari lulusan sekolah umum dan

hanya 8% saja yang berasal dari sekolah kejuruan. Para lulusan sekolah umum

ini tentu tidak memiliki bekal keterampilan untuk memasuki pasar kerja,

karena kita tahu bahwa sekolah umum tidak mempersiapkan para lulusannya

untuk bekerja, melainkan untuk masuk ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi

lagi. Akan tetapi dari banyaknya lulusan sekolah umum hanya sebagian saja

yang kemudian melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi lagi, sedangkan

sisanya tidak melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi karena terbentur pada

biaya pendidikan yang relatif mahal.

  Sebagai bentuk dari realisasi kebijakan untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia di Indonesia yaitu dengan menyelenggarakan suatu

lembaga, seperti BLK (Balai Latihan Kerja), yang berfungsi untuk

memperbaiki kemampuan dan mutu tenaga kerja, yang dilakukan dengan cara

peningkatan keterampilan. Dengan adanya BLK, diharapkan para tenaga kerja

yang dihasilkan nantinya dapat mempunyai bekal yang cukup untuk

memasuki pasar kerja dan tepat sasaran, dalam artian memperoleh pekerjaan

sesuai tingkat pendidikan dan bidang yang mereka kuasai, yang pada akhirnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4 diharapkan masyarakat pencari kerja akan lebih kompetitif yaitu memiliki keterampilan yang tinggi yang dibutuhkan oleh para penerima pekerja

  Pada kenyataannya BLK di Indonesia baik yang dikelola oleh pemerintah

pusat maupun pemerintah daerah sebagian besar berada dalam kondisi yang

memprihatinkan, dari 152 BLK hanya 11 BLK yang memadai sedang sisanya

141 BLK berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Selain itu terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan BLK tidak berjalan secara optimal

terutama terkait dengan sumber daya manusia dan pengawasan program BLK.

  Hal ini berakibat pada kemampuan BLK untuk melaksanakan pelatihan berbasis kompetensi menjadi terbatas, padahal kualitas dan produktivitas tenaga kerja sangat ditentukan oleh kompetensi tenaga kerja. Selain itu

pengelolaan untuk pelatihan dan produktivitas melalui kebijakan Otoda yang

diharapkan dapat mendayagunakan dan mengoptimalkan BLK sehingga

berfungsi sebagai pelatihan kerja dan peningkatan produktivitas yang cukup

memadai di daerah, hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Karena pada kenyataannya banyak lembaga-lembaga pelatihan tersebut tidak berfungsi

sebagaimana mestinya, dan hanya sebatas melihat jumlah aset yang dimiliki

saja tanpa melihat kepentingan yang mendasar.

  Belum adanya standar kompetensi kerja nasional di berbagai bidang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5 penyusunan standar kompetensi kerja nasional di berbagai sektor. Sebagai akibat dari belum adanya standar kompetensi kerja nasional di berbagai bidang profesi untuk mendukung penyelenggaraaan pendidikan dan pelatihan kerja berbasis kompetensi mengakibatkan kemampuan lulusan BLK masih belum diakui oleh banyak pihak, bahkan di luar negeri lulusan BLK kalah bersaing dengan tenaga kerja luar negeri. Hal ini berakibat pada rendahnya minat tenaga kerja muda untuk menjadi peserta pelatihan di BLK, karena mereka beranggapan bahwa lulus dari BLK belum tentu akan menjamin mereka untuk memperoleh pekerjaan. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik dan ingin meneliti seberapa besar efektivitas BLK dalam penempatan tenaga kerja.

  B. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis hanya akan membahas dan menganalisis seberapa efektif BLK dalam penempatan tenaga kerja.

  C. Rumusan Masalah

  1. Apakah para lulusan BLK langsung mendapatkan pekerjaan pada 3(tiga) bulan pertama?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6

  4. Bagaimana pandangan atau penilaian para pengusaha terhadap kompetensi yang dimiliki para tenaga kerja lulusan BLK?

D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui para lulusan BLK langsung mendapatkan pekerjaan pada 3 (tiga) bulan pertama atau tidak.

  2. Untuk mengetahui pekerjaan yang didapatkan para lulusan BLK sesuai dengan bidang yang mereka ambil selama mengikuti pelatihan atau tidak.

  3. Untuk mengetahui para lulusan BLK mendapatkan gaji yang layak sesuai dengan tingkat pendidikan yang mereka miliki atau tidak.

  4. Untuk mengetahui pandangan atau penilaian para pengusaha terhadap kompetensi yang dimiliki para lulusan BLK.

E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi BLK Tempat Penelitian Agar BLK dapat mengetahui efektivitas program pelatihan yang ada dalam penempatan tenaga kerja.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia Data menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja di Indonesia berkembang sangat pesat. Mulai tahun 2002 angkatan kerja di Indonesia telah mencapai lebih dari 100 juta jiwa, dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 jumlah angkatan kerja mencapai 108,13 juta jiwa, dari jumlah tersebut penduduk yang bekerja hanya berjumlah 96,66 juta jiwa. Ini berarti terdapat pengangguran sebanyak 11,47 juta jiwa.

  Tabel II.1 Angkatan Kerja dan Pengangguran Terbuka

  Tahun Jumlah Angkatan Kerja

  (juta) Jumlah

  Orang Yang Bekerja

  (juta) Pengangguran

  Terbuka (juta)

  2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

  95,65 98,81 100,78 100,32 103,97 105,80 106,28 108,13

  89,84 90,81 91,65 90,78 93,72 94,95 95,18 96,66

  5,81 8,00 9,13 9,53 10,25

  10,85 11,10 11,47

  Sumber: Sakernas. BPS, 2007

  Pengangguran terjadi karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Selain itu juga karena kompetensi/kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat investasi serta adanya hambatan dalam proses ekspor impor.

  Dari tabel II.2 dapat kita lihat bahwa berdasarkan tingkat pendidikan, angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 108,3 juta jiwa, dan sebagian dari jumlah tersebut sebanyak 101,48 hanya lulusan SMU ke bawah, bahkan 52,4% diantaranya atau sebanyak 56,70 juta jiwa hanya merupakan lulusan SD ke bawah.

  Tabel II.2 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tinggi Tahun 2007

  No Tingkat Struktur Struktur Pengangguran Pendidikan Angkatan Kerja Pekerja Terbuka

  Juta % Juta % Juta % 1. >SD 56,70 52,4% 53,28 54,6% 3,42 32,4%

  2. SLTP 22,43 20,7% 19,79 20,3% 2,64 25%

  3. SMU 22,35 20,7% 18,60 19,1% 3,75 35,5%

  4. Diploma/ 2,76 2,6% 2,43 2,5% 0,33 3,1% Akademi

  5. Universitas 3,89 3,6% 3,48 3,6% 0,41 3,9% Jumlah 108,13 100% 97,58 100% 10,55 100%

  Sumber: Sakernas. BPS, 2007

  Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1998, cukup banyak berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat memperoleh penghasilan di masa sekarang maupun di masa depan, terutama kaum miskin karena hambatan dalam pendidikan. Dampak dari krisis ekonomi tersebut adalah banyak keluarga miskin yang cenderung menarik anak-anaknya dari sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dan menghasilkan uang. Sehingga banyak anak-anak yang berhenti sekolah bahkan sebelum mereka menyelesaikan pendidikan sesuai dengan program wajib belajar 9 tahun.

  Rata-rata jumlah anak putus sekolah dasar pada kelas 1-3 sekitar 200.000 sampai 300.000 orang setiap tahun. Jumlah anak putus sekolah ini termasuk pada kelompok penduduk buta aksara yang banyaknya sekitar 17,7 juta jiwa (Fasli Jalal, 2001). Dengan tingkat pendidikan yang rendah ini sudah dapat dipastikan bahwa mereka tidak memiliki keterampilan dan kemampuan yang memadai untuk memasuki pasar kerja, kalaupun mereka bekerja mereka hanya akan bekerja seadanya saja sehingga tingkat produktivitas merekapun rendah Hal ini berarti bahwa angkatan kerja di Indonesia kualitasnya masih rendah.

  Pengangguran tidak hanya terjadi pada tenaga kerja dengan tingkat pendidikan rendah tetapi juga pada tenaga kerja dengan tingkat pendidikan tinggi. Dapat kita lihat bahwa pengangguran dengan tingkat pendidikan tinggi mencapai 7% atau sebanyak 0,74 juta jiwa. Implikasi dari pengangguran terdidik tidak sesederhana dibandingkan dengan dampak dari pengangguran yang tidak terdidik. Pengangguran terdidik memiliki ekspektasi, aspirasi yang relatif lebih tinggi. Implikasinya pengangguran terdidik ini selain dapat menimbulkan dampak ekonomi seperti tidak digunakannya sumber daya secara optimal, juga memiliki dampak politik dan keamanan. Sebagai akibat dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 banyak tenaga kerja yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  karena tidak mempunyai keterampilan yang memadai untuk memasuki sektor informal.

  Masalah lain yang juga dihadapi adalah sedikitnya kesempatan kerja formal, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Dapat kita lihat pada tabel II.3 jumlah pekerja formal hanya mengalami kenaikan sebesar 0,5 juta jiwa dari tahun 2002 yang sebesar 29,2 juta jiwa menjadi 29,7 juta jiwa pada tahun 2007. Sementara jumlah pekerja di sektor informal terus meningkat dari 62,4 juta jiwa pada tahun 2002 menjadi 67,9 juta jiwa pada tahun 2007. Ini berarti bahwa lebih dari separuh angkatan kerja di Indonesia bekerja di sektor informal, padahal sektor ini umumnya tidak cukup menjanjikan kesejahteraan yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa kita telah mengalami penurunan kualitas lapangan pekerjaan dari tahun ke tahun.

  Tabel II.3 Status Pekerja Formal dan Informal

  No. Status Pekerjaan Tahun 2002 (juta, orang)

  Tahun 2007 (juta, orang) 1.

  2. Pekerja Formal a.

  Buruh/karyawan b. Berusaha dibantu buruh tetap

  Pekerja Informal a.

  Berusaha sendiri b. Berusaha dibantu anggota keluarga

  / buruh tidak tetap c. Pekerja bebas pertanian d.

  Pekerja bebas non pertanian e. Pekerja tak dibayar

  29,2 26,2 3,0 62,4 19,1 18,0 4,2 3,3 17,9

  29,7 26,9 2,8 67,9 18,7 20,8 6,3 4,3 17,8

  Total Pekerja 91,6 97,6

  Sumber: Sakernas. BPS, 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  B. Masalah Ketenagakerjaan di DIY Berdasarkan data di BPS, jumlah penduduk di DIY terus bertambah dari tahun ke tahun. Dari tabel II.4 dapat kita lihat pada tahun 2005 jumlah penduduk di DIY mencapai 3.281.800 juta jiwa, dengan angkatan kerja mencapai 1.851.209 juta jiwa. Dari angkatan kerja tersebut sebanyak 1.757.702 juta jiwa merupakan penduduk yang bekerja sedangkan sisanya atau sebesar 93.507 merupakan penganggur terbuka. Tingkat pengangguran terbuka di DIY tidak mengalami penaikan yang signifikan dari tahun ke tahun, seperti kita lihat pada tahun 2003 jumlah penganggur terbuka mengalami penurunan dari 128.634 juta jiwa menjadi 98.559 juta jiwa, dan kembali mengalami penaikan yang cukup besar menjadi 113.560 juta jiwa di tahun 2004.

  Tabel II.4 Jumlah Penduduk dan Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY

  Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Pengangguran Penduduk Angkatan Orang Yang Terbuka

  Kerja Bekerja 2001 3.327.954 1.699.175 1.645.799 53.376 2002 3.360.345 1.739.164 1.610.530 128.634 2003 3.207.385 1.756.662 1.658.103 98.559 2004 3.220.808 1.815.362 1.701.802 113.560 2005 3.281.800 1.851.209 1.757.702 93.507

  Sumber: Sakernas, BPS Propinsi DIY

  Dari tabel II.5 dapat kita amati bahwa angkatan kerja di DIY sebesar 44,02% didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5. SLTA 274.066 234.290 508.356 20,14

  Selain itu jumlah angkatan kerja di DIY juga banyak didominasi oleh para lulusan sekolah menegah atas yaitu sebanyak 20,14% dari sekolah umum dan 8,44% merupakan lulusan sekolah kejuruan, sedang sisanya hanya sebagian kecil saja yang merupakan lulusan dari tingkat yang lebih tinggi. Para lulusan sekolah ini tentunya menjadi tenaga kerja yang kurang terampil dan tidak memiliki keahlian yang cukup untuk memasuki pasar kerja.

  Sumber : Susenas, BPS Propinsi DIY

  10. S2/S3/Master 6.689 1.723 8.412 0,33 Jumlah 1.235.391 1.288.425 2.523.816 100,00

  9. DIV/SI/DiplomaIV 66.816 56.011 122.827 4,87

  8. Akademi/DIII 28.339 26.080 54.419 2,16

  7. DI-DII 12.504 20.336 32.87 1,30

  6. SMK 126.316 86.64 212.956 8,44

  tersebut lepas dari lingkaran kemiskinan, sebab pendapatan yang mereka peroleh tidak akan cukup untuk mencapai kehidupan yang layak karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan mereka.

  Tabel II.5 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertingi

  3. SD 248.552 260.409 508.961 20,17

  2. Tidak Tamat SD 129.645 134.893 264.532 10,48

  93.165 244.302 337.467 13,37

  1. Tidak/Belum Sekolah

  Jumlah %

  Ditamatkan Laki-Laki Perempuan

  Jenis Kelamin No. Pendidikan Tertinggi yang

  Yang Ditamatkannya di Propinsi DIY Tahun 2004

  4. SLTP 249.299 223.711 473.01 18,74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  C. Teori Human Capital Teori Human Capital dikembangkan pertama kali oleh Theodore W.

  Schultz pada awal tahun 60-an. (Sutrisno R, 1992) Teori ini memandang setiap usaha yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas produktifnya dianggap sebagai usaha investasi dalam diri manusia. Alasannya adalah bahwa usaha tersebut membutuhkan biaya baik langsung maupun tidak langsung, dan setelah selesai akan menghasilkan manfaat yang sifatnya ekonomis maupun nonekonomis di masa mendatang.

  1. Pengertian Human Capital Pembentukan modal manusia adalah proses memperoleh dan meningkatkan jumlah orang yang mempunyai keahlian, pendidikan, dan pengalaman yang menentukan bagi pembangunan ekonomi dan politik suatu negara. Pembentukan modal manusia karenanya dihubungkan pada investasi pada manusia dan pengembangannya sebagai suatu sumber kreatif dan produktif. Menurut Schultz terdapat lima pengembangan sumber daya manusia yakni: (a)Fasilitas dan pelayanan kesehatan, pada umumnya diartikan mencakup semua pengeluaran yang mempengaruhi harapan hidup, kekuatan dan stamina, tenaga serta vitalitas rakyat; (b)Latihan jabatan, termasuk magang model yang diorganisasikan oleh perusahaan; (c)Pendidikan yang diorganisasikan secara formal pada tingkat dasar, menengah dan tinggi; (d)Program studi bagi orang dewasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menyesuaikan diri dengan kesempatan kerja yang selalu berubah. (Jinghan, 2004:414).

  Dalam pengertian luas, investasi human capital berarti pengeluaran di bidang pelayanan kesehatan, pendidikan, dan sosial pada umumnya; dan dalam pengertian sempit; investasi human capital berarti berarti pengeluaran di bidang pendidikan dan latihan (Jinghan, 2004:414).

  Investasi human capital memiliki sejumlah pengaruh antara lain perbaikan kualitas pekerjaan dan perbaikan fungsi institusi-institusi. Karena itu, investasi pendidikan pada umumnya dihubungkan dengan efisiensi pasar (Evenson, 1993:273).

  2. Pentingnya Modal Manusia Dalam proses pertumbuhan ekonomi, orang lebih menekankan pada akumulasi modal fisik, namun sekarang makin disadari bahwa pertumbuhan persediaan modal nyata sampai batas-batas tertentu tergantung pada pembentukan modal manusia, yaitu “proses peningkatan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan seluruh rakyat suatu negara“. Para ekonom berpendapat, langkanya investasi pada modal manusia merupakan penyebab lambannya pertumbuhan negara terbelakang. Tanpa mengembangkan pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dan menaikkan tingkat ketrampilan dan efisiensi fisik rakyat, maka produktivitas modal fisik akan merosot.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dengan tingkat modal fisik merupakan penyebab rendahnya daya serap (absorbsi) modal fisik, oleh karena itu kebutuhan investasi pada modal manusia menjadi amat penting. Prof. Ajit Dasgupta mengatakan “teori investasi optimum berkenaan dengan alokasi sumber daya dari waktu ke waktu: sumber yang dialokasikan pada pendidikan membantu meningkatkan kapasitas produktif sehingga menaikkan output dan konsumsi di masa datang, karena itu pilihan yang berkaitan dengan pendidikan atau jenis prasarana sosial lainnya merupakan bagian dari teori investasi.” (Jinghan, 2004:417).

  3. Pembentukan Modal Manusia Komponen utama dari human capital ialah tubuh pengetahuan

  (body of knowledge) penduduk dan kapasitas penduduk untuk

  menggunakan body of knowledge tersebut secara efektif. Investasi human

  capital termasuk meliputi pengerahan sumber daya untuk pendidikan (baik

  formal maupun nonformal, pelatihan dan perluasan jasa-jasa) dan kesehatan (meningkatkan kekuatan, stamina, vitalitas dan usia panjang) dari angkatan tenaga kerja.

  a. Pendidikan

  Human capital yang dibentuk melalui pendidikan formal (dasar,

  menengah dan tinggi) maupun nonformal (pelatihan dan magang) dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan. Tanpa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menaikkan tingkat ketrampilan dan efisiensi fisik rakyat maka produktivitas modal kapital akan merosot.

  Perluasan kesempatan pendidikan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui: 1) Terciptanya angkatan kerja yang lebih produktif karena bekal pengetahuan dan ketrampilan yang lebih baik.

  2) Tersedianya kesempatan kerja yang lebih luas. 3) Terciptanya suatu kelompok pemimpin yang terdidik untuk mengisi berbagai lowongan.

  4) Tersedianya berbagai program pendidikan dan pelatihan, mulai dari yang bertujuan untuk memberantas buta huruf, memberi ketrampilan dasar, dan membina sikap-sikap modern.

  b. Kesehatan dan Gizi Peningkatan kesehatan dan gizi merupakan bagian dari investasi

  human capital karena kesehatan dan gizi memberikan sumbangan yang

  tinggi bagi produktivitas buruh, juga kualitas hidup buruh dan warga negara umumnya. Oleh karena itu peningkatan kesehatan suatu masyarakat memegang peran penting dalam upaya meningkatkan produktivitas, pendapatan dan pertumbuhan ekonomi.

  4. Problem Pembentukan Modal Manusia

  Problem utama pembentukan modal di negara terbelakang adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Pengangguran yang meningkat di sektor perekonomian modern dan meluasnya pengangguran pada pertanian tradisional c. Langkanya tenaga manusia dengan ketrampilan dan pengetahuan kritis yang diperlukan bagi pembangunan nasional yang efektif d. Organisasi dan lembaga yang tidak memadai dan terbelakang untuk memobilisasi usaha manusia e. Kurangnya rangsangan bagi orang untuk melibatkan diri pada kegiatan tertentu yang amat penting bagi pembangunan nasional

  5. Kriteria Investasi Pada Modal Manusia Salah satu problem yang paling menggelitik adalah masalah perkiraan produktivitas investasi di bidang pembentukan modal manusia, khususnya pendidikan. Para ahli ekonomi menyarankan kriteria berikut:

  a. Kriteria Tingkat Pengembalian Asumsi dasar teori human capital adalah bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah di satu pihak meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan seseorang, akan tetapi di pihak lain menunda penerimaan penghasilan selama satu tahun sekolah. Selain itu seseorang yang melanjutkan sekolah harus membayar biaya secara langsung seperti uang sekolah, pembelian buku-buku dan alat-alat sekolah, tambahan uang transport dan lain-lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sekarang dari arus penghasilan seumur hidup apabila ia melanjutkan sekolah dikurangi biaya selama sekolah lebih besar dari nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup bila ia tidak melanjutkan sekolah. Biaya sekolah yang dikeluarkan secara langsung dinamakan biaya langsung, sedangkan penghasilan yang dikorbankan untuk melanjutkan sekolah dinamakan opportunity cost atau biaya tidak langsung dari melanjutkan sekolah.

  b. Kriteria Sumbangan Pendidikan Pada Pendapatan Nasional Bruto Menurut kriteria ini, investasi di bidang pendidikan ditentukan oleh sumbangannya dalam menaikkan pendapatan nasional bruto atau pembentukan modal fisik dalam satu periode. Investasi di bidang pendidikan menyumbang 3,5 kali lebih banyak pada kenaikan pendapatan nasional bruto daripada investasi di bidang modal fisik. Perkiraan ini mengukur dampak investasi pendidikan pada perekonomian yang didasarkan pada biaya alternatif pendidikan yaitu pendapatan yang hilang selama di sekolah, akademi dan universitas dan biaya yang dikeluarkan pada pendidikan formal setelah memperhitungkan biaya penyusutan

  c. Kriteria Faktor Residual Solow, Kendrick, Denison, Jorgenson, dan Griliches, Kuznets, dan ahli ekonomi lainnya telah mencoba ” mengukur seberapa besar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  seberapa proporsi kenaikan Pendapatan Nasional Bruto dapat dianggap berasal dari faktor lain, yang seringkali dikelompokkan sebagai “residual”. Yang terpenting dari faktor residual ini adalah pendidikan, penelitian, latihan, skala ekonomi dan faktor lain yang mempengaruhi produktivitas manusia.” (Jinghan, 2004:423).

  D. Peran Balai Latihan Kerja Dalam Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini banyak lulusan pendidikan yang tidak tertampung di dalam dunia kerja, dan jumlahnya terus bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena adanya kesenjangan antara jenis pengetahuan akademik maupun keahlian/keterampilan yang dimiliki lulusan pendidikan dengan kemampuan kerja yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Oleh karena itu untuk menciptakan sumber daya manusia yang sesuai dengan permintan pasar maka pemerintah berusaha memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan melalui departemen-departemen, seperti Departemen Tenaga Kerja, Pertanian, Perindustrian dan Perdagangan, dan beberapa Departemen lain.

  BLK berperan dalam menyelenggarakan suatu pendidikan dan pelatihan bagi para calon tenaga kerja sehingga nantinya dapat menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan berkompetensi tinggi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna tenaga kerja baik di dalam maupun luar negeri atau yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  penawaran dan permintaan tenaga kerja sehingga tidak terjadi kesenjangan antara permintaan dan penawaran.

  Berdasarkan Kepmenaker No. Kep. 88/MEN/1997, tanggal 20 Mei 1997 dan Kepmenaker No. Kep. 4546/M/SJ/1997, tanggal 16 Oktober 1997 fungsi dan sasaran yang ingin dicapai dengan adanya BLK adalah sebagai berikut.

  a.

  Menyusun rencana dan program, pendayagunaan fasilitas dan kerja sama pelatihan.

  b.

  Pelaksana pelatihan, penyelenggaraan uji keterampilan dan sertifikasi.

  c.

  Pemasaran program, fasilitas, produksi, jasa dan hasil pelatihan sera pelayanan informasi pelatihan.

  d.

  Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga e. Memberikan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam berbagai kejuruan melalui pelatihan institusional. Pemagangan dan pelatihan produksi baik dengan dukungan dana APBN maupun swadana. Sasaran yang akan dicapai BLK adalah sebagai berikut.

  a.

  Para lulusan lebih mudah mendapatkan pekerjaan baik dalam jabatan hubungan kerja maupun madiri, bukan hanya untuk daerah setempat tetapi juga daerah lain dan luar negeri b. Meningkatkan kegiatan unit swadana

  Selain itu tujuan dari BLK adalah untuk memberikan keterampilan dan keahlian pada peserta pelatihan di berbagai kejuruan supaya dapat mengisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  E. Penelitian yang Relevan

  1. Penelitian oleh Raharjo Penelitian yang relevan denagn karya tulis ini berjudul

  “PENGARUH PELATIHAN KETERAMPILAN DAN SIKAP MANDIRI TERHADAP MINAT BEKERJA LEPAS SISWA BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI SURAKARTA. Karya tulis tersebut ditulis oleh Raharjo dari Universitas Muhamadiyah Surakarta, tahun penelitian 2006.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara pelatihan keterampilan dan sikap mandiri terhadap minat bekerja lepas siswa Balai Latihan Kerja Industri Surakarta.

  Penelitian ini merupakan diskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner. Sampel menggunakan 40 responden atau 5% dari jumlah populasi yang berjumlah 800 orang. Tekniknya menggunakan Quota Proporsional Random Sampling. Analisis datanya menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji regresi linier berganda dan uji t serta uji F.

  Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan keterampilan dan sikap mandiri terhadap minat bekerja lepas siswa Balai Latihan Kerja Industri Surakarta, dan telah terbukti dan dapat diterima secara empiris.

  2. Penelitian oleh Sudirman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  LULUSAN PELATIHAN”. Studi Kasus : Proses dan Pengaruh Pelatihan Teknis Pertamanan di Balai Latihan Kerja Khusus Pertanian Lembang.

  Karya tulis tersebut disusun oleh Sudirman dari Universitas Pendidikan Indonesia, tahun penelitian 2006.

  Penelitian tersebut difokuskan pada dampak dari hasil pelatihan teknis pertamanan terhadap lulusan dilihat dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor serta peningkatan pendapatan. Selain itu juga untuk mengidentifikasi pengetahun dan ketrampilan para lulusan yang dibandingkan dengan sebelum pelatihan, serta penerapan dan pemanfaatan hasil pelatihan dalam kehidupan.