Implementasi Metode Peer Teaching dan Br

236

Implementasi Metode Peer Teaching dan Brainstorming untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Fisika Dasar Universitas Papua
1

Sri Wahyu Widyaningsih, 2Irfan Yusuf

1,2

Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Papua
s.widyaningsih@unipa.ac.id

Abstrak – Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Fisika
Dasar akibat dari perbedaan tingkat pemahaman antar mahasiswa yang terlalu jauh terutama di kelas besar. Tujuan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan persepsi mahasiswa pada mata
kuliah Fisika Dasar setelah diterapkan metode peer teaching pada diskusi kelompok dan metode brainstorming pada diskusi
kelas. Hal pertama yang dilakukan dosen adalah menyampaikan materi, kemudian memberikan bahan untuk didiskusikan
secara berkelompok menggunakan metode peer teaching. Setelah itu, dilakukan diskusi kelas menggunakan metode
brainstorming dimana beberapa kelompok menampilkan hasil pekerjaan mereka dan kelompok lain memberikan tanggapan
terhadap hasil diskusi kelompok presenter. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

semester II tahun ajaran 2015/2016 yang mengontrak mata kuliah Fisika Dasar berjumlah 61 orang. Instrumen yang
digunakan yaitu lembar tes hasil belajar dan angket persepsi terhadap perkuliahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode peer teaching dapat meningkatkan hasil belajar mata kuliah Fisika Dasar pada mahasiswa Program Studi
Pendidikan Biologi UNIPA. Ketuntasan belajar dapat diperoleh pada siklus II dari dua siklus yang direncananakan. Hasil
PTK menunjukkan bahwa pada siklus 1 terdapat 38,8 % mahasiswa yang tuntas sedangkan 61,2% tidak tuntas, dan pada
siklus 2 terdapat 63,3 % mahasiswa yang tuntas sedangkan 36,7% tidak tuntas. Persentase persepsi mahasiswa adalah
80,83% ± SD 6,98, yang menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa sangat baik terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Kata kunci: peer teaching, brainstorming, hasil belajar
Abstract – The background of this study is the lack of student learning outcomes in subjects Physics result of differences in the
level of understanding among students too much, especially in large classes. Objectives Classroom Action Research (PTK) is
to find out the increase learning outcomes and student perceptions on subjects Physics as peer teaching method applied in
group discussions and brainstorming method in a class discussion. The first thing the professor is presenting the material, and
then provide material for discussion in groups using peer teaching. After that, class discussions using the method of
brainstorming where some groups display the results of their work and other groups to respond to the results of group
discussions presenter. The subjects were students of Biology Education second semester of the school year 2015/2016
contracting Physics courses totaling 61 people. The instruments used are sheets of achievement test and questionnaire
perceptions of the lecture. The results showed that the application of the method of peer teaching can improve learning
outcomes of the course Physics in Biology Education Studies Program students UNIPA. Mastery learning can be obtained on
the second cycle of the two cycle direncananakan. PTK results showed that in cycle 1 are 38.8% of students who completed
while 61.2% did not complete, and the second cycle are 63.3% of students who completed while 36.7% did not complete. The

percentage of students perception is 80.83% ± SD 6.98, which suggests that the perception of students very well to lessons.
Key words: peer teaching, brainstorming, learning outcome

I. PENDAHULUAN
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNIPA
merupakan salah satu program studi yang sangat diminati,
hal ini terlihat dari jumlah mahasiswa setiap angkatan yang
berjumlah lebih dari 60 mahasiswa. Besarnya jumlah
mahasiswa tersebut menyebabkan dosen cenderung lebih
memilih metode ceramah agar materi dalam mata kuliah
tersebut dapat disampaikan sepenuhnya. Ditambah lagi
perbedaan tingkat pemahaman antar mahasiswa yang terlalu
jauh membuat dosen kekurangan waktu jika harus
membimbing mahasiswa satu per satu.
Salah satu mata kuliah yang terkena dampak dari masalah
tersebut adalah mata kuliah Fisika Dasar. Mata kuliah ini
merupakan mata kuliah wajib pada semester II dengan bobot

3 SKS yang terdiri dari 2 SKS teori dan 1 SKS praktikum.
Pada mata kuliah ini, banyak materi-materi hitungan dan

bersifat abstrak. Hal ini menyebabkan banyak mahasiswa
yang mengalami kesulitan memahami materi tersebut
sehingga nilai menjadi rendah. Terlihat dari hasil kuis yang
telah diberikan hanya 36,7% yang memperoleh nilai di atas
60 sedangkan 63,3% di bawah 60.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan suatu
metode yang dapat membantu dosen. Metode yang dapat
digunakan yaitu metode peer teaching dan brainstorming.
Peer teaching atau sering disebut tutor sebaya ialah sebuah
metode pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan
peserta didik yang mempunyai keistimewaan, kepandaian
dan kecakapan di dalam kelas untuk menjelaskan,

Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017
MIPA Open & Exposition 2017

237
membimbing, dan mengarahkan serta memberikan
pandangan peserta didik yang kepandaiannya agak kurang
atau lambat dalam menerima pelajaran yang usianya hampir

sama atau sekelas [1].
Pada metode peer teaching, mahasiswa dibagi menjadi
kelompok kecil yang terdiri dari 2-3 orang. Kelompok
disusun berdasarkan tingkat pemahaman. Satu orang
anggota kelompok yang memiliki kemampuan tinggi dan
anggota lainnya memiliki kemampuan rendah. Mahasiswa
yang memiliki kemampuan tinggi memiliki kewajiban untuk
membantu teman kelompoknya.
Tujuan dari penerapan model peer teaching adalah agar
anak yang lambat dapat dibantu, sedangkan anak yang
pandai kemampuannya bisa berkembang terus, maka anak
yang pandai dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya
yang lambat dalam belajar [2]. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan tingkat pemahaman peserta didik tersebut,
sehingga hasil belajar mahasiswa dapat meningkat.
Metode brainstorming atau curah pendapat merupakan
perpaduan dari metode tanya jawab dan diskusi. Metode ini
sesuai sebagai upaya untuk mengumpulkan pendapat yang
dikemukan oleh seluruh anggota kelompok, baik secara
individual maupun kelompok [3].

Selain peningkatan hasil belajar, penelitian ini juga
melihat persepsi mahasiswa. Persepsi mahasiswa terhadap
pembelajaran adalah cara pandang, tanggapan atau penilaian
mahasiswa terhadap cara penyampaian materi Fisika Dasar
yang diajar menggunakan metode peer teaching dan
brainstorming. Persepsi merupakan proses psikologis dan
hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran,
sehingga membentuk proses berpikir [4]. Ref. [5]
menyatakan bahwa persepsi merupakan bagian dari sikap
dalam bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, sikap seseorang
terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung
(unfavorable) pada suatu objek, sehingga membentuk proses
berpikir. Mahasiswa yang memiliki persepsi yang baik
terhadap pembelajaran, akan melaksanakan pembelajaran
dengan maksimal sehingga hasilnya juga akan menjadi lebih
baik. Begitupula sebaliknya, mahasiswa yang memiliki
persepsi yang tidak baik terhadap pembelajaran, akan
cenderung mengabaikan pembelajaran, sehingga hasil
belajarnya kurang baik.

II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang
mengacu pada model Kemmis dan MC Taggart. Penelitian
ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4
tahap yaitu: (1) perencanaan (planning ), (2) pelaksanaan
tindakan (action), (3) observasi (observation), (4) refleksi
(reflection). Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Program Studi Pendidikan Biologi semester II tahun ajaran
2015/2016 yang mengontrak mata kuliah Fisika Dasar
berjumlah 61 orang. Data yang akan digunakan adalah data
yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
diperoleh dari tes hasil belajar yang diberikan kepada
mahasiswa di akhir setiap siklus, sedangkan data kualitatif
diperoleh melaui angket persepsi mahasiswa yang di berikan

di akhir siklus 2. Instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar tes
dan angket persepsi
Lembar tes dalam penelitian ini digunakan untuk
mengukur hasil belajar mahasiswa. Dalam penelitian ini tes

yang dilakukan berupa tes siklus. Adapun bentuk tes yang
digunakan adalah tes essay. Hasil belajar mahasiswa yang
diperoleh dari setiap siklus digunakan untuk mengetahui
nilai rata-rata kelas yaitu menggunakan Persamaan (1),

X

X
N

(1)

Dimana X adalah nilai rata-rata, ƩX adalah jumlah nilai
mahasiswa, dan N adalah jumlah mahasiswa.
Selajutnya persentase Kriteria Ketuntasan Belajar (KBK)
dihitung menggunakan Persamaan (2),
N'
KBK 
 100%
(2)

N
Dimana KBK adalah ketuntasan belajar, N’ adalah jumlah
mahasiswa yang nilainya ≥ 60,00, N adalah Jumlah seluruh
mahasiswa. Ketuntasan belajar menggunakan kriteria
individu yaitu jika mahasiswa mendapat nilai ≥ 60,00 dan
kelompok yaitu jika ≥ 60% mahasiswa mendapat > 60,00.
Penilaian persepsi dilakukan menggunakan klasifikasi
persepsi berdasarkan kriteria pada Tabel 1 [6].
Tabel 1. Kriteria Interpretasi Skor Persepsi
No
1
2
3
4

Persentase (%)
0-25
26-50
51-75
76-100


Kriteria
Sangat Kurang
Kurang
Baik
Sangat Baik

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan slide
power point yang berisi materi yang akan disampaikan pada
siklus I dan siklus II, kemudian menyiapkan bahan untuk
didiskusikan setiap kelompok dengan metode peer teaching,
dan yang terakhir mempersiapkan tes siklus I dan II. Pada
tahap pelaksanaan, dilakukan pembelajaran sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat. Pada siklus 1 materi yang
dibahas yaitu arus bolak balik dan pada siklus kedua
membahas materi gelombang dan optik. Selama tahap
pelaksanaan,
juga
dilakukan

observasi
terhadap
pembelajaran yang dilakukan. Hasil observasi dijadikan
sebagai bahan refleksi terhadap proses pembelajaran yang
telah dilakukan.
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus dimana
setiap siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan. Pada
pertemuan pertama, dosen menyampaikan materi
menggunakan slide power point, kemudian memberikan
bahan untuk didiskusikan secara berkelompok menggunakan
metode peer teaching. Pada pertemuan kedua, dilakukan
diskusi kelas menggunakan metode brainstorming dimana
beberapa kelompok menampilkan hasil pekerjaan mereka
dan kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil
diskusi kelompok presenter. Pada pertemuan ketiga,

Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017
MIPA Open & Exposition 2017

238

diberikan sejumlah tes yang berkaitan dengan materi yang
dipelajari sebelumnya.
Hasil analisis terhadap tes hasil belajar (Tabel 2)
menunjukkan bahwa pada siklus 1, mahasiwa yang tuntas
hanya 38,8% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 61,2%.
Perolehan nilai ini masih di bawah dari target yaitu 60%
mahasiswa mendapatkan nilai di atas 60. Hal ini
menujukkan bahwa mahasiswa belum sepenuhnya terbiasa
dengan metode perkuliahan yang diterapkan, mereka
senantiasa hanya mengandalkan informasi dari dosen tanpa
mereka mengkaji dan belajar lebih lanjut. Sehingga pada
saat diberikan beban untuk belajar dan mengemukakan
sendiri suatu konsep melalui metode peer teaching dan
brainstorming, mereka kesulitan. Oleh karena itu, perlu
diberikan latihan dan membiasakan mereka untuk belajar
mandiri atau melalui tutor sebaya agar mereka terbiasa
dengan metode perkuliahan yang diterapkan. Ref. [7]
merekomendasikan bahwa metode brainstorming perlu
dibiasakan oleh peserta didik agar kompetensi pembelajaran
dapat tercapai.
Pada siklus 2 terjadi peningkatan yaitu tuntas 63,3% dan
belum tuntas 36,7%. Pada siklus 2 ini, target sudah tercapai.
Sehingga penerapan metode peer teaching dapat membantu
mahasiswa dalam memahami konsep fisika. Hal ini sesuai
dengan penelitian [8] yang menunjukkan bahwa metode
pembelajaran tutor teman sebaya meningkatkan tingkat
pemahaman mahasiswa terhadap tugas belajar yang
diberikan. Hasil dari penelitian ini juga sesuai dengan
penelitian [9] yang menyatakan bahwa metode peer
teaching dapat meningkatkan hasil belajar.
Penerapan metode peer teaching dapat menguntungkan
bagi seluruh mahasiswa. Bagi mahasiswa yang sulit
menerima materi dari dosen, dapat memberikan keleluasaan
untuk bertanya tanpa rasa sungkan karena pada metode peer
teaching yang berperan untuk membimbing adalah rekannya
sendiri sehingga pemahaman mereka terhadap materi
perkuliahan yang disampaikan akan meningkat. Selain itu,
pembelajaran bukan hanya dapat berlangsung dalam kelas
namun juga diskusi teman sejawat dapat berlangsung di luar
kelas, sehingga mereka akan lebih akrab dan hubungan
sosial mereka terjalin. Ref. [10] berdasarkan hasil
penelitiannya dari 200 guru sebagai responden menyatakan
bahwa metode peer teaching dapat meningkatkan kerjasama
peserta didik dan menghindarkan pada perilaku anti sosial.
Hal ini karena hubungan antar teman pada umumnya lebih
dekat dibandingkan dengan hubungan guru dan peserta didik
[11]. Selain itu, mahasiswa yang berperan sebagai tutor juga
memperoleh keuntungan yaitu dapat menjadi lebih percaya
diri dan semakin mengasah kemampuan dalam menjelaskan.
Dengan penerapan metode peer teaching metode peer
teaching peserta didik dapat mengembangkan diri sesuai
dengan kemampuannya [12]. Selain metode peer teaching,
metode brainstorming juga dapat membantu mahasiswa
dalam proses pembelajaran. Ref. [13] dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa dengan metode Brainstorming dan
peer teaching dapat meningkatkan hasil belajar.

Tabel 2. Distribusi Nilai Hasil Belajar Mahasiswa
No
1
2
3
4
5

Rentang Nilai
80-100
70-79
60-69
40-59
0-39

Huruf
A
B
C
D
E

Siklus 1 (%)
8,2
10,2
20,4
30,6
30,6

Siklus 2 (%)
38,8
12,2
12,2
20,4
16,3

Selain hasil belajar, penelitian ini juga bertujuan untuk
melihat persepsi mahasiswa. Hasil analisis persepsi
mahasiswa terhadap penerapan metode peer teaching dan
brainstorming dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Persepsi Mahasiswa

Berdasarkan hasil analisis persepsi mahasiswa terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan, diperoleh persentase
80,83% ± SD 6,98 yang menunjukkan bahwa mahasiswa
sangat setuju terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Persepsi peserta didik untuk setiap indikator adalah sangat
baik pada aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran, dan baik pada aspek pemerolehan kompetensi
dalam pembelajaran. Pada aspek pemerolehan kompetensi
dalam pembelajaran, terdapat beberapa mahasiswa yang
masih mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Hal ini
disebabkan karena tingkat pemahaman mahasiswa antara
satu dengan yang lainnya jauh berbeda, sehingga diharapkan
melalui penerapan metode peer teaching dan brainstorming
lebih lanjut dapat mengatasi hal tersebut. Namun, penilaian
persepsi mahasiswa secara keseluruhan berada dalam
kategori sangat baik. Sehingga pembelarajaran dengan
metode peer teaching dengan melibatkan tutor sebaya dari
temannya sendiri baik di kelas maupun di luar kelas dapat
lebih diintensifkan lagi sehingga mahasiswa secara
keseluruhan dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
Secara klasikal, kompetensi mahasiswa telah mencapai
ketuntasan. Hal ini terlihat pada siklus 2 yaitu hanya
terdapat 16,3% yang memperoleh nilai 0-39 sedangkan
63,3% lainnya memperoleh nilai 60-100.
Persepsi mahasiswa terhadap proses pembelajaran
mempengaruhi hasil belajar. Hal ini sesuai dengan
penelitian [4] yang menyatakan bahwa persepsi dalam
belajar berpengaruh terhadap daya ingat. Bila peserta didik
memiliki persepsi yang baik terhadap pembelajaran, maka
dalam dirinya akan timbul keinginan untuk berprestasi.

Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017
MIPA Open & Exposition 2017

239
Tumbuhnya keinginan berprestasi pada mata pelajaran yang
dipelajarinya akan meningkatkan hasil belajar peserta didik
[14].
IV. KESIMPULAN
Penerapan metode peer teaching dan brainstorming mata
kuliah fisika dasar pada mahasiswa Program Studi
Pendidikan Biologi semester II tahun ajaran 2015/2016
dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Peningkatan
ini diperoleh pada siklus 2 dari dua siklus yang dilakukan.
Berdasarkan hasil analisis persepsi mahasiswa terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan, diperoleh persentase
80,83% ± SD 6,98 yang menunjukkan bahwa mahasiswa
sangat setuju terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Persepsi mahasiswa pada setiap indikator penilaian
pembelajaran adalah sangat baik pada aspek perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran, dan baik pada aspek
pemerolehan kompetensi dalam pembelajaran.

[11] S. San, P. Ristiati, & W. Manik, Pengaruh Model
Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Tutor Sebaya
Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau dari Motivasi
Belajar, e-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, vol. 3, 2013.
[12] S. Juliana, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta
didik pada Materi Lari Sprint di Kelas V SD 056854 Tanjung
Gusta, Jurnal Saintech, vol. 05, no. 04, 2014, pp. 72-82.
[13] S.D. Fatmaryanti, Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Fisika Matematika 1 dengan Metode Brainstorming dan
Tutor Teman Sebaya, JRKPF UAD, vol. 1, no. 1, 2014, pp.
19-21.
[14] A. Mulyana, S. Hidayat, & Sholih. Hubungan Antara
Persepsi, Minat, dan Sikap Peserta didik dengan Hasil
Belajar Peserta didik dalam Pembelajaran PKn, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan , vol. 19, no. 2, 2013, pp. 315330.

PUSTAKA
[1]

E. E. Sinambela, Meningkatkan Hasil Belajar Aljabar Peserta
didik dengan Menggunakan Metode Tutor Sebaya di SMP
Negeri 175 Jakarta, Jurnal Vormatif, vol. 4, no. 1, 2014, pp.
31-45.
[2] D. Cahyono & Suwarni, Kolaborasi Model Pembelajaran
STAD dengan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Mata Pelajaran Strategi Pemasaran,
Jurnal
Pendidikan Bisnis dan Manajemen , vol. 1, no. 2, 2015, pp.
125-136.
[3] A. A. Wulandari, Efektifitas Penggunaan Metode Group
Investigation dan Brainstorming Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Peserta didik Kelas V Sekolah Dasar Negeri SeKecamatan Laweyan pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat
Bangun Datar Ditinjau dari Aktivitas Belajar Peserta Didik,
M.Pd. Thesis, Universitas Sebelas Mater, Surakarta, 2010.
[4] A. Aziz & I. Yusuf, Aktivitas dan Persepsi Peserta Didik
dalam Implementasi Laboratorium Virtual pada Materi
Fisika Modern di SMA, Jurnal Berkala Fisika Indonesia ,
vol. 5, no. 2, 2013, pp. 37-42.
[5] S. Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya , Pustaka
Belajar, Yogyakarta, 1995.
[6] Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian,
Alfabeta, Bandung, 2011.
[7] T. Zarif & A. Mateen, Role of Using Brainstorming on
Student Learning Outcomes During Teaching of Studies at
Middle Level, Interdisciplinary Journal of Contemporary
Research In Business, vol. 4, no. 9, 2013, pp. 1089- 1097.
[8] R. Arjanggi & T. Suprihatin, Metode Pembelajaran Tutor
Teman Sebaya Meningkatkan Hasil Belajar Berdasar
Regulasi-Diri, Jurnal Makara Sosial Humaniora , vol. 4, no.
2, 2010, pp. 91-97.
[9] Sujatmiani, Penggunaan Metode Peer Tutoring dengan
Kassitu untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA
Fisika, JRKPF UAD, vol. 2, no. 2, 2015, pp. 46-49.
[10] M. Eskay, V. C. Onu, & M. Obidoa, Use of Peer Tutoring,
Cooperative Learning, and Collaborative Learning:
Implications for Reducing Anti-social Behavior of Schooling
Adolescents, US-China Education Review, vol. A, no. 11,
2012, pp. 932-945.

Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017
MIPA Open & Exposition 2017