Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang

To’bungan, Yuresti. “Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang 666
Berdasarkan Wahyu 13:11-18 Dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang
Percaya Masa Kini.” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
Makassar, 2016.

KAJIAN BIBLIKA TENTANG BILANGAN BINATANG 666
BERDASARKAN WAHYU 13:11-18 DAN RELEVANSINYA
DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA MASA KINI

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Dalam Menyelesaikan
Stratum Satu (S1) Program Studi Teologi Kristen Pada
Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Makassar

Oleh
YURESTI TO’BUNGAN
NPM: 11012065

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA JAFFRAY
MAKASSAR
2016


To’bungan, Yuresti. “Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang 666
Berdasarkan Wahyu 13:11-18 Dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang
Percaya Masa Kini.” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
Makassar, 2016.

Abstrak
Yuresti To’bungan. “Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang 666
Berdasarkan Wahyu 13:11-18 Dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang
Percaya Masa Kini.” (Dibimbing oleh Pdt. Dr. Daniel Ronda)
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengungkapkan makna bilangan
binatang 666 berdasarkan Wahyu 13:11-18 serta untuk mengetahui relevansi
bilangan binatang 666 dalam kehidupan orang percaya masa kini. Adapun hasil
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, bilangan binatang
666 adalah tanda pengikut Antikristus yang disimbolkan melalui pemberian
tanda pada tangan kanan atau dahi. Tanda ini bukanlah chip atau barcode
melainkan suatu kesediaan untuk menyembah Antikristus. Kedua, bilangan
binatang 666 adalah syarat dalam transaksi jual beli. Setiap orang yang tidak
memiliki tanda 666, yang bukan pengikut Antikristus, dan yang tidak
menyembah Antikristus tidak akan diperbolehkan, ditolak, atau diasingkan dari

dunia perdagangan. Ketiga, bilangan binatang 666 adalah bilangan seorang
manusia yaitu Antikristus. Antikristus adalah seorang manusia yang “seolaholah” hampir sempurna dan akan berkuasa atas seluruh bangsa. Ia akan
memberi pengaruhnya melalui tiga bidang kekusaan yaitu bidang ekonomi,
politik dan agama.
Kata Kunci: Bilangan Binatang, 666, Wahyu 13:11-18, Orang Percaya

To’bungan, Yuresti. “Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang 666
Berdasarkan Wahyu 13:11-18 Dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang
Percaya Masa Kini.” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
Makassar, 2016.

BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Rasa ingin tahu yang dimiliki oleh manusia mendorongnya untuk
menyelidiki dan mengetahui berbagai hal yang terjadi di sekitarnya. Rasa ingin
tahu itu, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban
agar hasrat seseorang untuk mengetahui sesuatu dapat terpenuhi. Seperti yang
dikatakan oleh John F. Walvoord: “umat manusia yang diciptakan menurut
gambar dan rupa Allah, meskipun telah cacat oleh dosa, memiliki

kecenderungan alami untuk berusaha mendapatkan penjelasan tentang dunia di
sekitar mereka.”1 Pertanyaan itu bukan hanya seputar hal yang telah atau
sedang terjadi, melainkan juga seputar hal yang akan terjadi di masa depan,
termasuk di dalamnya adalah nubuatan-nubuatan yang tertulis dalam Alkitab.
Nubuatan-nubuatan tentang akhir zaman yang tercatat dalam Alkitab
merupakan hal yang banyak menimbulkan pertanyaan dan keingintahuan dari
kalangan orang percaya, mengenai waktu penggenapan dari nubuatan-nubuatan
John F.Walvoord, Penggenapan Nubuat-Nubuat Masa Kini – Zaman Akhir,
(Malang: Gandum
Mas, 1996), 7.
1

To’bungan, Yuresti. “Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang 666
Berdasarkan Wahyu 13:11-18 Dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang
Percaya Masa Kini.” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
Makassar, 2016.

tersebut. Kejadian-kejadian yang terjadi di dunia saat ini seperti penderitaan
orang percaya, munculnya nabi-nabi palsu dan ajaran-ajaran sesat, peperangan
(bangsa bangkit melawan bangsa), kelaparan dan bencana-bencana alam,

meningkatnya tindakan-tindakan kejahatan seperti yang tercatat dalam Matius
pasal 24, menimbulkan pemikiran bahwa tanda-tanda akhir zaman sudah
semakin nyata dan penggenapan nubuatan akhir zaman sementara berlangsung.
Akan tetapi banyak orang percaya kecewa, seperti dikatakan oleh Yopie
Rattu, “Umat Tuhan sering merasa kecewa dengan tafsiran-tafsiran akhir
zaman yang bermunculan karena banyak yang tidak terwujud.”2
Salah satu pokok yang banyak menarik perhatian, yaitu penafsiran
Kitab Wahyu mengenai bilangan 666 yang sering disebut sebagai angka
keramat, atau angka Antikristus, sehingga setiap hal yang menunjuk kepada
bilangan 666 dianggap sebagai Antikristus. Yopie Rattu mengatakan dalam
bukunya bahwa :
Deretan angka atau bilangan 666 itu dikenal oleh manusia pada umumnya
dan merupakan nama inisial atau jati diri dari sang Antikristus yang
sekaligus akan menjadi tanda atau cap yang akan diterima oleh banyak
orang, khususnya mereka yang namanya tidak tertulis dalam Kitab
Kehidupan.3

2

Yopie Rattu, Sridadi Atiyanto, dan Yunus Ciptawilangga, Benarkah Chip sebagai

Penggenapan 666?, (Bandung: Terang Hidup, 2013), 1.
3
Ibid, 3.

To’bungan, Yuresti. “Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang 666
Berdasarkan Wahyu 13:11-18 Dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang
Percaya Masa Kini.” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
Makassar, 2016.

Penafsiran lainnya menyatakan bahwa angka 666 adalah barcode.
Seperti yang diyakini oleh Yopie Rattu, dkk menyatakan bahwa mereka
“Merasa sangat yakin dan menyatakan bahwa angka 666 itu adalah barcode.
Barcode adalah sebuah mesin optis yang bisa dibaca mesin yang
merepresentasikan

data

yang

berhubungan


dengan

objek

tempatnya

ditempelkan. Pada dasarnya barcode adalah sekumpulan angka-angka atau
nomor, dan nomor tersebut merepresentasikan suatu barang atau objek
tertentu.”4 Selain itu, Marry Stewart Refle mengatakan “Saat sebuah scanner
mencatat harga dari UPC (Universal Product Code) yang ada pada barang di
mana petugas kasir tidak memasukkan nilai harga barang itu, berarti Anda
sedang berada dalam sistem tanda barcode atas pembelian barang-barang yang
sedang Anda lakukan, dan jelas ini merupakan suatu isyarat bahwa tanda dari
“si jahat” sudah bergerak semakin dekat.”5
Penafsiran umum lainnya mengaitkan bilangan 666 itu adalah namanama tokoh yang pernah berkuasa di dunia dengan cara menghitung jumlah
bilangan namanya. “Orang-orang berusaha menerapkan metode ini terhadap
semua orang dalam sejarah yang kelihatannya merupakan si Antikristus dan

4

5

1999),
79.

Ibid, 4.
Marry Stewart Refle, 666 dan Sistem Mata Uang Baru (Solo: PT Dabara Bengawan,

To’bungan, Yuresti. “Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang 666
Berdasarkan Wahyu 13:11-18 Dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang
Percaya Masa Kini.” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
Makassar, 2016.

mereka memperoleh bilangan 666 untuk nama Nero, Paus, Napoleon, dan
Hitler.”6
Berbagai pendekatan telah digunakan untuk menafsirkan makna
terselubung dari bilangan 666. Pendekatan lain yang dapat digunakan adalah
dengan memaknai bilangan 666 sebagai kiasan atau simbol. Angka tujuh
berarti genap dan angka enam berarti tidak genap. Artinya bahwa angka 7
merupakan angka sempurna dan angka 6 hampir sempurna. Seperti yang

dikatakan oleh R.E. Harlow bahwa kita tidak dapat mengetahui nama dari
binatang pertama itu, tetapi kita tahu angkanya yaitu 666, dan ia menjelaskan
demikian:
In Scripture every word is important because the Holy Spirit inspired the
whole Bible. For example, the number seven often has the idea of
“perfection”, the number of God. Six is the number of man, who always
comes short of God’s perfection. The First beast is not God, only a man,
the greatest man in his time, ruler of the world, still only man. God will
punish this man (Wahyu 19:20), and all those who worship him or receive
his mark (Wahyu 16:2).7
Dalam Alkitab setiap kata penting karena Roh Kudus mengilhami seluruh
Alkitab. Misalnya, angka tujuh sering memiliki gagasan "kesempurnaan",
angka bagi Tuhan. Enam adalah angka manusia, yang tidak memiliki
kesempurnaan sama seperti Allah. Binatang Pertama bukan Tuhan, hanya
manusia, manusia terbesar di zamannya, penguasa dunia, tetap seorang
manusia. Allah akan menghukum orang ini (Wahyu 19:20), dan semua
orang yang menyembah dia atau menerima tandanya (Wahyu 16:2).8

6


H. L. Willmington, Eskatologi (Malang: Gandum Mas, 1997), 136.
R. E. Harlow, Relevation The Coming King (Hong Kong: n.p., 1984), 75-76.
8
Diterjemahkan oleh Jenevy Binti Netty.
7

To’bungan, Yuresti. “Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang 666
Berdasarkan Wahyu 13:11-18 Dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang
Percaya Masa Kini.” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
Makassar, 2016.

Kitab Wahyu merupakan kitab PB yang paling sulit untuk ditafsirkan.
Sekalipun para pembaca yang mula-mula barangkali memahami makna
beritanya tanpa terlalu banyak mengalami kebingungan, namun pada abadabad berikutnya pandangan yang beraneka ragam mengenai makna kitab ini
telah mengakibatkan lahirnya empat aliran penafsiran yang besar, yaitu:
Pertama, penafsiran preterist (dengan pandangan masa lampau)
memandang kitab ini dari nubuat-nubuatannya sebagai hal yang telah
digenapi pada masa gelaran sejarah asli dari kekaisaran Romawi , kecuali
untuk pasal 19-22, yang masih menunggu penggenapannya pada masa yang
akan datang. Kedua, penafsiran historistic (yang menekankan unsur sejarah)

memandang kitab Wahyu sebagai suatu prakiraan nubuat dari seluruh
perjalanan sejarah gereja sejak zaman Yohanes sampai pada zaman akhir.
Ketiga, penafsiran idealist (yang menekankan pemikiran ideal) menganggap
lambang-lambang dalam kitab ini sebagai hal yang mengungkapkan prinsipprinsip rohani tertentu tentang kebaikan dan kejahatan dalam sejarah pada
umumnya, tanpa menghubungkannya dengan peristiwa-peristiwa nyata
dalam sejarah. Keempat, penafsiran futurist (dengan pandangan masa yang
akan datang) mendekati pasal 4-22 sebagai nubuat tentang peristiwaperistiwa dalam sejarah yang hanya akan terjadi pada akhir zaman ini.9
Oleh karena banyaknya pendekatan yang digunakan untuk menafsirkan
kitab Wahyu, maka tentu banyak pula hasil penafsiran yang dikemukakan
mengenai kedatangan Kristus kedua kali termasuk penafsiran makna dari
angka 666, di mana hal ini menimbulkan kebingungan bagi sebagian orang
percaya. Itulah sebabnya penulis terdorong untuk menulis masalah ini dalam
skripsi yang berjudul: “Kajian Biblika tentang Bilangan Binatang 666

9

Donald C. Stamps (ed.), Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Cetakan Kelima
Belas (Malang: Gandum Mas, 2010), 2150.

To’bungan, Yuresti. “Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang 666

Berdasarkan Wahyu 13:11-18 Dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang
Percaya Masa Kini.” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
Makassar, 2016.

Berdasarkan Wahyu 13:11-18 dan Relevansinya dalam Kehidupan Orang
Percaya Masa Kini.”
Masalah Pokok
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penulisan skripsi ini,
penulis mengangkat beberapa masalah pokok sebagai berikut:
Pertama, apakah sebenarnya makna bilangan binatang 666 berdasarkan
kitab
Wahyu 13:11-18?
Kedua, bagaimana relevansi makna bilangan binatang 666 dalam
kehidupan
orang percaya masa kini?

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:
Pertama, untuk mengungkapkan makna bilangan binatang 666
berdasarkan
Wahyu 13:11-18.

To’bungan, Yuresti. “Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang 666
Berdasarkan Wahyu 13:11-18 Dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang
Percaya Masa Kini.” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
Makassar, 2016.

Kedua, untuk mengatahui relevansi bilangan binatang 666 dalam
kehidupan
orang percaya masa kini.
Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, metode yang digunakan oleh penulis
adalah:
Pertama, metode penelitian kualitatif atau Library Reserch di mana
penulis
meneliti dan mengumpulkan data dari buku-buku yang relevan dengan pokok
bahasan di atas.
Kedua, metode hermeneutik dengan mengeksegesis Wahyu 13:11-18,
dengan menggunakan pendekatan penafsiran futurist, yaitu penafsiran yang
memandang Kitab Wahyu berkenaan dengan kejadian-kejadian yang akan
terjadi di akhir zaman, kecuali pasal 1-3. “Penafsiran futuris menunjukkan
unsur-unsur nubuat dan apokaliptik dalam Kitab Suci terutama terhadap “akhir
zaman” di mana semua peristiwa akan terjadi, dan kebanyakan dari hal ini
masih merupakan sesuatu yang akan datang.”10
Batasan Penulisan

10

Millard J. Erickson, Pandangan Kontemporer dalam Eskatologi (Malang: Literatur
SAAT, 2009), 30.

To’bungan, Yuresti. “Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang 666
Berdasarkan Wahyu 13:11-18 Dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang
Percaya Masa Kini.” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
Makassar, 2016.

Ruang lingkup pembahasan skripsi ini terbatas pada Wahyu 13:11-18
dan ayat-ayat dari Alkitab yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi ini
sebagai ayat referensi.

Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan tentang bilangan binatang 666 ini
adalah:
Pertama, untuk mengembangkan pengetahuan penulis mengenai
nubuatan akhir
zaman, khususnya yang berkaitan dengan bilangan 666.
Kedua, agar tulisan ini dapat menjadi bahan pelajaran bagi setiap orang
percaya,
dan memberikan pemahaman yang Alkitabiah tentang bilangan 666.
Ketiga, memenuhi syarat untuk menyelesaikan Strata Satu (S1),
Program Studi
Teologi Kristen pada Sekolah Tingggi Theologia Jaffray Makassar.
Sistematika Uraian
Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

To’bungan, Yuresti. “Kajian Biblika Tentang Bilangan Binatang 666
Berdasarkan Wahyu 13:11-18 Dan Relevansinya Dalam Kehidupan Orang
Percaya Masa Kini.” Skripsi, S.Th, Sekolah Tinggi Theologia Jaffray
Makassar, 2016.

Bab pertama, merupakan pendahuluan, yang membahas latar belakang
masalah, pokok masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, batasan
penulisan, manfaat penulisan, dan diakhiri dengan sistematika penulisan.
Bab kedua, merupakan tinjauan pustaka yang berisi latar belakang
Kitab Wahyu, yang terdiri dari latar belakang penulisan, penulis dan waktu
penulisan, tujuan penulisan, penerima Kitab Wahyu, keunikan Kitab Wahyu,
dan garis besar Kitab Wahyu.
Bab ketiga, merupakan penjelasan eksegesis tentang bilangan binatang
666 berdasarkan “Wahyu 13:11-18”.
Bab keempat, merupakan pembahasan tentang relevansi atau hubungan
makna bilangan binatang 666 dalam kehidupan orang percaya masa kini.
Bab kelima, merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saransaran.