Perkembangan Industri Media Massa Secara
Nama: Erlane Rahayu
NPM: 210210130106
Kelas: C
Semester : 4
Dosen : Dra.Hj Neneng Komariah, M.Lib
Mata Kuliah: Ekonomi Informasi
Perkembangan Industri Media Massa yang Komersial
Di Indonesia istilah media massa sudah tidak asing lagi bahkan sekitar masih penjajahan,
Sejak jaman abad 17 sudah terbit surat kabar yang bernama Kort Bericht Eropa (berita singkat
dari Eropa). Walaupun tampilan dan pemberitaanya masih sederhana isinya berupa surat kabar
periklanan tidak ada unsur politis sama sekali. Namun industri media massa saat itu sudah cukup
menguntungkan dari sisi ekonomi. Dengan menyajikan berita yang sederhana namun pengusaha
media massa pada jaman itu menyadari betapa pentingnya informasi pada jaman itu perlu
diketahui orang Belanda juga selalu mendokumentasikan surat-surat kabar yang pernah terbit di
Indonesia, Mereka sudah sangat paham tentang informasi dan dokumentasi pada saat itu.
Seiring berjalannya waktu surat kabar pun menjadi wadah untuk menyalurkan aspirasiaspirasi rakyat Kedudukan pers pada masa itu sangatlah tinggi mereka yang menulis dijamin
oleh hak onschenbaarheid (tidak bisa dituntut), berani mengkritik dan mengoreksi kebijakan
atasannya.
Pada awalnya itu
terjadi ketika para penulis mengkritik tentang kinerja pejabat
pemerintah Belanda pada saat itu. Namun dibalik semua itu tidak ada unsur menjatuhkan sama
sekali, dengan pemberitaan mengenai pejabat-pejabat tersebut namun didramatisasi sehingga
berita tersebut menjadi laku di pasaran dan bisa menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat.
Sejak itu dan sampai sekarang media-media di Indonesia mulai membumbui informasi
dengan berita-berita yang bisa menarik perhatian masyarakat hingga saat ini. Mulai dengan dan
penulisan judul / judul yang cukup unik yang akan membuat masyarakat ingin membacanya.
Selain pemilihan judul pun. Surat kabar tidak lagi hanya menyediakan 1 konten saja
misalnya surat kabar periklanan saja atau surat kabar mengenai berita. Surat kabar sekarang
menyajikan konten yang bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat. Misalnya setiap hari
Minggu memuat konten rubrik tentang wanita dan hari Selasa memuat tema remaja. Surat kabar
mencoba untuk menyajikan konten yang serba ada supaya bisa mendapatkan segmentasi yang
dituju dan menghasilkan keuntungan yang berlipat. Ini tidak berlaku saja untuk industri surat
kabar. Melainkan semua industri media massa seperti majalah, radio, televisi dan internet.
Semuanya sama agar mudah diterima oleh masyarakat melalui informasi dan juga yang tak kalah
pentingnya ialah menjual hasil tersebut menjadi pundi-pundi uang yang melimpah.
Perkembangan dunia Media massa menjadi suatu yang komersil ternyata sudah ada dari
zaman penjajahan Belanda. Lalu apa arti dari kata komersil tersebut? Komersial menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia Komersial adalah kata sifat yang berhubungan dengan niaga atau
perdagangkan, dimaksudkan untuk diperdagangkan, atau bernilai niaga tinggi, dan kadangkadang mengorbankan nilai-nilai lain (sosial, budaya, dan sebagainya). Dari arti kata komersial
tersebut terkadang apa yang dijual baik berbentuk barang atau produk meninggalkan nilai-nilai
sosial, budaya dan sebagai, dengan berarti kata komersial tidak ada pandang bulu sehingga
meninggalkan nilai-nilai yang diatas tadi. Terkadang, komersial bisa diartikan salah guna untuk
menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Untuk di bidang informasi, terkadang mungkin kita bisa saja memberikan informasi yang
sedetail-detailnya terhadap seseorang/ perusahaan saingan mungkin saja itu melanggar nilai-nilai
yang ada diatas tetapi jika dilihat dari nilai ekonomi itu akan sangat menguntungkan karena
informasi tersebut nilainya tergantung dari si penggunanya tersebut.
Untuk bagian media massa yang akan dipaparkan ialah televisi dan internet mengapa
kedua itu? Karena pengaruh televisi dan internet sangatlah besar di jaman sekarang.
Sedangkan untuk di media massa sendiri sekarang bersifat “menyimpang” dari fungsi
media massa itu sendiri. Begitu banyak terutama stasiun televisi yang sekarang yang dampaknya
paling bisa dilihat secara langsung hanya untuk demi kepentingan ekonomi semata. Mungkin
dari segi sosial akan berpengaruh besar pada pergeseran-pergeseran nilai yang ada, namun untuk
sisi ekonomi. Contohnya acara televisi jaman sekarang yang lebih ingin menguntungkan
produser dan acaranya tanpa melihat isi konten dan maksud tujuan acara yang akan
mengakibatkan feedback yang jelek terhadap masyarakat misalnya seperti acara yang melibatkan
pernikahan artis, acara melibatkan keseharian artis. Mungkin bagi produser melihat acara
tersebut bisa menghasilkan keuntungan yang besar jika melihat dari artisnya terkenal dan
menghasilkan rating yang tinggi dan akan menguntungkan bagi produser dan artisnya itu sendiri.
Feedback yang muncul akan berbeda beda pastinya mulai dari yang pro terhadap acara tersebut,
maupun yang kontra terhadap acara tersebut. Selama masih banyak yang pro terhadap acara
tersebut tidak akan bermasalah secara ekonomi.
Namun,jika acara tersebut banyak negatifnya sehingga banyak menuai protes dan
berujung pada regulatornya yaitu Komisi Penyiaran Umum. Regulator dalam fungsi komunikasi
massa ialah bisa menghentikan aliran berita dan menghapus semua informasi tetapi tidak dapat
menambah atau memulai informasi dan bentuknya seperti sensor. Dengan ini Gatekeeper yaitu
beberapa pihak Antara lainnya penerbit majalah, editor surat kabar, manajer stasiun, radio siaran,
produser berita televisi yang tugasnya mengevaluasi isi media agar sesuai dengan kebutuhan
khalayak. Maka Gatekeeper ini yang akan bertanggung jawab juga atas kesalahan acara tersebut.
Namun, jika dilihat dari budaya massa itu sendiri menurut Dennis Mcquail ( 1994: 31)
dalam Burhan Bungin, kata Massa berdasarkan sejarah mempunyai dua makna yaitu positif dan
negatif. Makna negatif adalah berkaitan dengan kerumunan (mob), atau orang yang tidak teratur,
bebal, tidak memiliki budaya, kecakapan dan rasionalitas. Makna positif massa memiliki arti
kekuatan dan solidaritas di kalangan kelas pekerja biasa saat menjadi tujuan kolektif.. Mengapa
perbedaan pendapat pro dan kontra acara tersebut bisa terjadi? Faktor pendidikan, perbedaan
kepentingan (interest), Prasangka (prejudice), Stereotip (stereotype), Motivasi (motivation)
mempengaruhi dalam proses penyampaian informasi dan akan memunculkan feedback yang
berbeda-beda setiap orangnya. Kembali lagi jika acara itu terbukti bersalah maka penayangannya
pun akan dihentikan dan tidak akan menghasilkan komersil lagi acara tersebut. Banyak sekali
contoh tayangan-tayangan televisi yang akhirnya harus dihentikan oleh regulator.
Selain contoh yang diatas ada 1 lagi contoh kasus media massa yang terkait dengan
televisi yang berbau dengan uang. Contoh fenomena ini terjadi ketika pemilihan presiden 2014
kemarin. Salah satu stasiun televisi mendukung presiden nomor 1 dan stasiun televisi lainnya
mendukung presiden nomor 2. Dibalik itu semua uang berbicara mengapa? Karena pemilik
usaha televisi tersebut ternyata berkoalisi dengan mereka yang terpilih sebagai calon presiden.
KPU sebagai regulator menilai indikasi penyimpangan dan kecenderungan memanfaatkan berita
untuk
kepentingan
kelompok
tertentu.
Di
web
yang
ditelusuri
dari
http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/06/02/n6jfmp-dewan-perskpipemberitaan-pilpres-menyimpang (diakses 25/3/2015 10.37 PM) menunjukkan ada 3 indikasi
disebutkan tiga indikasi penyimpangan itu. Pertama, dalam frekuensi pemberitaan, MetroTV
memberikan porsi yang lebih banyak kepada pasangan calon Jokowi-JK dibandingkan pasangan
calon Prabowo-Hatta. MetroTV juga memberikan porsi durasi yang lebih panjang kepada
pasangan calon Jokowi-JK dibanding pasangan calon Prabowo-Hatta.
Kedua, dalam frekuensi pemberitaan, TVOne memberikan porsi pemberitaan yang lebih
banyak kepada pasangan calon Prabowo-Hatta dibandingkan pasangan calon Jokowi-JK. TVOne
juga memberikan porsi durasi yang lebih panjang kepada pasangan calon Prabowo-Hatta
dibandingkan pasangan calon Jokowi-JK.
Ketiga, dalam frekuensi pemberitaan, RCTI, MNC TV dan Global TV memberikan porsi
pemberitaan yang lebih banyak kepada pasangan calon Prabowo-Hatta dibandingkan pasangan
calon Jokowi-JK. RCTI, MNC TV dan Global TV juga memberikan porsi durasi yang lebih
panjang kepada pasangan calon Prabowo-Hatta dibanding pasangan calon Jokowi-JK.
Dari hal yang diatas bisa disimpulkan permainan politik dan uang ada terdapat di 2
stasiun televisi tersebut, Kasus tersebut bahkan dibilang sangat memalukan untuk media pers di
Indonesia mengapa? Karena Independensi media terkesan tidak ada. Padahal 2 image televisi
tersebut adalah notabenenya televisi yang memuat berita-berita secara faktual namun tidak lagi
hanya sebagai media yang “bermuka dua”
Imbasnya mungkin wartawan-wartawan yang bekerja disana harus mematuhi petinggipetinggi stasiun televisi karena ada indikasi petinggi televisi bekerjasama dengan parpol
menyediakan informasi yang baik-baik terkait calon-calon tersebut. Kode etik jurnalistik seakan
tidak ada lagi. Begitu sulit untuk menegakkan kebenaran di negeri ini, hanya karena permainan
uang.
Kebanyakkan tayangan televisi di Indonesia lebih mementingkan kelompok-kelompok
tertentu atas konten acara tersebut. Hanya sebagian kecil saja acara televisi yang lebih
memerhatikan fungsi dari media massa itu sendiri. Seharusnya media massa terutama televisi
bisa mencontoh teori tanggung jawab yang di kembangkan di Amerika, dasar pemikiran teori ini
adalah kebebasan pers yang disertai tanggung jawab kepada masyarakat ( Ardianto Elvinaro,
2007 : 161)
Dari teori yang diatas kebebasan pers dipertahankan dan harus menyiarkan berita yang bersifat
objektif, tidak dapat menyiarkan berita yang menimbulkan keresahan pada masyarakat. Tidak
hanya mengejar keuntungan semata.
Setelah mengenai perkembangan era media massa televisi, sekarang industri media massa
yang berbasis informasi ialah internet. Sejak mulai era teknologi informasi menurut Burhan
Bungin pemakaian computer semakin marak didukung oleh situasi kompetisi saat itu yang telah
mengubah dari monopoli menjadi pasar bebas.
Era sistem informasi dimana pada era tahun ini penciptaan dan penguasaan informasi
secara cepat dan akurat. Informasi di dalam perusahaan dianalogikan sebagai darah yang
mengalir ke tempat yang membutuhkannya. Perusahaan wajib menekankan bahwa yang
menguasai informasilah yang kompetitif di dalam lingkungan makro.
Menurut Carl Sudhoz informasi sangatlah beperan penting dalam mengambil sebuah
keputusan, oleh karena itu media di internet untuk zaman sekarang sangatlah mudah untuk dicari
namun fakta informasi itu belum tentu menjadikan patokan kita untuk mengambil sebuah
keputusan.
.Dengan era sistem informasi, informasi menjadi suatu hal yang komersil yang mudah
didapatkan tetapi untuk sebagai pengambil sebuah keputusan tergantung pengguna sendiri yang
akan menentukan.
Memasuki globalisasi informasi semakin pesat.informasi semakin cepat mengalir
menghilangkan batas antarnegara, demikian juga transaksi tidak harus bertatap muka melainkan
melalui electronic payment sudah bisa dirasakan pada jaman ini. dengan kemajuan teknologi
yang semakin canggih.
Dengan kemajuan teknologi yang canggih sebenarnya bisa memajukan bidang ekonomi
itu sendiri. Mengapa? Karena dengan kita teknologi yang canggih bisa memudahkan orang untuk
bertranksaksi selama 24 jam tanpa mengenal batas.
Namun yang menjadi permasalahannya ialah apakah semua orang paham akan tentang
itu? Kembali lagi dengan fungsi pendidikan dan media massa yang seharusnya bisa menjadikan
pembelajaran tentang semua hal yang ada di muka bumi ini. terkadang kita selalu mencari apa
penyebab dari ketidaktahuan orang atas informasi tersebut. padahal informasi sangatlah mudah
untuk didapatkan tidak perlu membutuhkan biaya besar untuk mencari informasi. Padahal naluri
manusia hidup tidak pernah puas, seharusnya dengan banjirnya informasi kita bisa manfaatkan
namun asal dengan tersaring, karena informasi ialah salah satu sebagai alat pengambil keputusan
yang bisa kita ambil atau tidak.
Media Massa menurut Cangara diambil dari http://komunikasi.uinsgd.ac.id/pengertianmedia-massa/ (25/3/2015 11.49.PM)
adalah alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa
sendiri alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan
menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, film, radio dan televisi.
Media massa walau dibebaskan tetapi harus mempunyai tanggung jawab, etika dan
batasan, maupun dapat sebagai pembelajaran. walaupun bersifat komersial sekalipun. Namun
kenyataan masih saja media massa sebagai komersil saja karena orang-orang terlalu
mementingkan keperluanya sendiri tanpa melihat itu sebagai kebutuhan bersama. Boleh saja
mengambil keuntungan tapi masih banyak keuntungan lainnya yang bisa diperoleh selain
masalah uang. Melainkan kemajuan suatu Negara jika media massanya pandai untuk membuat
orang-orang terpacu untuk menggali informasi dengan tersaring dengan baik.
Sumber Essay
Daftar Pustaka
Bungin Burhan, 2006, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Prenada Media Group
Ardianto. Elvinaro, Lukiati dan Siti, 2007, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar
Edisi Revisi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Sumber Lainnya
http://ezraedmundzr.blogspot.com/2013/10/perkembangan-media-massa-diindonesia.html
http://kamus.cektkp.com/komersial/
http://www.perpustakaan.depkeu.go.id/DefaultPrg.asp?
in=Detailresensi&IdResensi=454
http://bratadharma.blogspot.com/2011/10/media-massa-komersial-yangmenyimpang.html
http://komunikasi.uinsgd.ac.id/pengertian-media-massa/
http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/06/02/n6jfmp-dewanperskpi-pemberitaan-pilpres-menyimpang
NPM: 210210130106
Kelas: C
Semester : 4
Dosen : Dra.Hj Neneng Komariah, M.Lib
Mata Kuliah: Ekonomi Informasi
Perkembangan Industri Media Massa yang Komersial
Di Indonesia istilah media massa sudah tidak asing lagi bahkan sekitar masih penjajahan,
Sejak jaman abad 17 sudah terbit surat kabar yang bernama Kort Bericht Eropa (berita singkat
dari Eropa). Walaupun tampilan dan pemberitaanya masih sederhana isinya berupa surat kabar
periklanan tidak ada unsur politis sama sekali. Namun industri media massa saat itu sudah cukup
menguntungkan dari sisi ekonomi. Dengan menyajikan berita yang sederhana namun pengusaha
media massa pada jaman itu menyadari betapa pentingnya informasi pada jaman itu perlu
diketahui orang Belanda juga selalu mendokumentasikan surat-surat kabar yang pernah terbit di
Indonesia, Mereka sudah sangat paham tentang informasi dan dokumentasi pada saat itu.
Seiring berjalannya waktu surat kabar pun menjadi wadah untuk menyalurkan aspirasiaspirasi rakyat Kedudukan pers pada masa itu sangatlah tinggi mereka yang menulis dijamin
oleh hak onschenbaarheid (tidak bisa dituntut), berani mengkritik dan mengoreksi kebijakan
atasannya.
Pada awalnya itu
terjadi ketika para penulis mengkritik tentang kinerja pejabat
pemerintah Belanda pada saat itu. Namun dibalik semua itu tidak ada unsur menjatuhkan sama
sekali, dengan pemberitaan mengenai pejabat-pejabat tersebut namun didramatisasi sehingga
berita tersebut menjadi laku di pasaran dan bisa menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat.
Sejak itu dan sampai sekarang media-media di Indonesia mulai membumbui informasi
dengan berita-berita yang bisa menarik perhatian masyarakat hingga saat ini. Mulai dengan dan
penulisan judul / judul yang cukup unik yang akan membuat masyarakat ingin membacanya.
Selain pemilihan judul pun. Surat kabar tidak lagi hanya menyediakan 1 konten saja
misalnya surat kabar periklanan saja atau surat kabar mengenai berita. Surat kabar sekarang
menyajikan konten yang bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat. Misalnya setiap hari
Minggu memuat konten rubrik tentang wanita dan hari Selasa memuat tema remaja. Surat kabar
mencoba untuk menyajikan konten yang serba ada supaya bisa mendapatkan segmentasi yang
dituju dan menghasilkan keuntungan yang berlipat. Ini tidak berlaku saja untuk industri surat
kabar. Melainkan semua industri media massa seperti majalah, radio, televisi dan internet.
Semuanya sama agar mudah diterima oleh masyarakat melalui informasi dan juga yang tak kalah
pentingnya ialah menjual hasil tersebut menjadi pundi-pundi uang yang melimpah.
Perkembangan dunia Media massa menjadi suatu yang komersil ternyata sudah ada dari
zaman penjajahan Belanda. Lalu apa arti dari kata komersil tersebut? Komersial menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia Komersial adalah kata sifat yang berhubungan dengan niaga atau
perdagangkan, dimaksudkan untuk diperdagangkan, atau bernilai niaga tinggi, dan kadangkadang mengorbankan nilai-nilai lain (sosial, budaya, dan sebagainya). Dari arti kata komersial
tersebut terkadang apa yang dijual baik berbentuk barang atau produk meninggalkan nilai-nilai
sosial, budaya dan sebagai, dengan berarti kata komersial tidak ada pandang bulu sehingga
meninggalkan nilai-nilai yang diatas tadi. Terkadang, komersial bisa diartikan salah guna untuk
menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Untuk di bidang informasi, terkadang mungkin kita bisa saja memberikan informasi yang
sedetail-detailnya terhadap seseorang/ perusahaan saingan mungkin saja itu melanggar nilai-nilai
yang ada diatas tetapi jika dilihat dari nilai ekonomi itu akan sangat menguntungkan karena
informasi tersebut nilainya tergantung dari si penggunanya tersebut.
Untuk bagian media massa yang akan dipaparkan ialah televisi dan internet mengapa
kedua itu? Karena pengaruh televisi dan internet sangatlah besar di jaman sekarang.
Sedangkan untuk di media massa sendiri sekarang bersifat “menyimpang” dari fungsi
media massa itu sendiri. Begitu banyak terutama stasiun televisi yang sekarang yang dampaknya
paling bisa dilihat secara langsung hanya untuk demi kepentingan ekonomi semata. Mungkin
dari segi sosial akan berpengaruh besar pada pergeseran-pergeseran nilai yang ada, namun untuk
sisi ekonomi. Contohnya acara televisi jaman sekarang yang lebih ingin menguntungkan
produser dan acaranya tanpa melihat isi konten dan maksud tujuan acara yang akan
mengakibatkan feedback yang jelek terhadap masyarakat misalnya seperti acara yang melibatkan
pernikahan artis, acara melibatkan keseharian artis. Mungkin bagi produser melihat acara
tersebut bisa menghasilkan keuntungan yang besar jika melihat dari artisnya terkenal dan
menghasilkan rating yang tinggi dan akan menguntungkan bagi produser dan artisnya itu sendiri.
Feedback yang muncul akan berbeda beda pastinya mulai dari yang pro terhadap acara tersebut,
maupun yang kontra terhadap acara tersebut. Selama masih banyak yang pro terhadap acara
tersebut tidak akan bermasalah secara ekonomi.
Namun,jika acara tersebut banyak negatifnya sehingga banyak menuai protes dan
berujung pada regulatornya yaitu Komisi Penyiaran Umum. Regulator dalam fungsi komunikasi
massa ialah bisa menghentikan aliran berita dan menghapus semua informasi tetapi tidak dapat
menambah atau memulai informasi dan bentuknya seperti sensor. Dengan ini Gatekeeper yaitu
beberapa pihak Antara lainnya penerbit majalah, editor surat kabar, manajer stasiun, radio siaran,
produser berita televisi yang tugasnya mengevaluasi isi media agar sesuai dengan kebutuhan
khalayak. Maka Gatekeeper ini yang akan bertanggung jawab juga atas kesalahan acara tersebut.
Namun, jika dilihat dari budaya massa itu sendiri menurut Dennis Mcquail ( 1994: 31)
dalam Burhan Bungin, kata Massa berdasarkan sejarah mempunyai dua makna yaitu positif dan
negatif. Makna negatif adalah berkaitan dengan kerumunan (mob), atau orang yang tidak teratur,
bebal, tidak memiliki budaya, kecakapan dan rasionalitas. Makna positif massa memiliki arti
kekuatan dan solidaritas di kalangan kelas pekerja biasa saat menjadi tujuan kolektif.. Mengapa
perbedaan pendapat pro dan kontra acara tersebut bisa terjadi? Faktor pendidikan, perbedaan
kepentingan (interest), Prasangka (prejudice), Stereotip (stereotype), Motivasi (motivation)
mempengaruhi dalam proses penyampaian informasi dan akan memunculkan feedback yang
berbeda-beda setiap orangnya. Kembali lagi jika acara itu terbukti bersalah maka penayangannya
pun akan dihentikan dan tidak akan menghasilkan komersil lagi acara tersebut. Banyak sekali
contoh tayangan-tayangan televisi yang akhirnya harus dihentikan oleh regulator.
Selain contoh yang diatas ada 1 lagi contoh kasus media massa yang terkait dengan
televisi yang berbau dengan uang. Contoh fenomena ini terjadi ketika pemilihan presiden 2014
kemarin. Salah satu stasiun televisi mendukung presiden nomor 1 dan stasiun televisi lainnya
mendukung presiden nomor 2. Dibalik itu semua uang berbicara mengapa? Karena pemilik
usaha televisi tersebut ternyata berkoalisi dengan mereka yang terpilih sebagai calon presiden.
KPU sebagai regulator menilai indikasi penyimpangan dan kecenderungan memanfaatkan berita
untuk
kepentingan
kelompok
tertentu.
Di
web
yang
ditelusuri
dari
http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/06/02/n6jfmp-dewan-perskpipemberitaan-pilpres-menyimpang (diakses 25/3/2015 10.37 PM) menunjukkan ada 3 indikasi
disebutkan tiga indikasi penyimpangan itu. Pertama, dalam frekuensi pemberitaan, MetroTV
memberikan porsi yang lebih banyak kepada pasangan calon Jokowi-JK dibandingkan pasangan
calon Prabowo-Hatta. MetroTV juga memberikan porsi durasi yang lebih panjang kepada
pasangan calon Jokowi-JK dibanding pasangan calon Prabowo-Hatta.
Kedua, dalam frekuensi pemberitaan, TVOne memberikan porsi pemberitaan yang lebih
banyak kepada pasangan calon Prabowo-Hatta dibandingkan pasangan calon Jokowi-JK. TVOne
juga memberikan porsi durasi yang lebih panjang kepada pasangan calon Prabowo-Hatta
dibandingkan pasangan calon Jokowi-JK.
Ketiga, dalam frekuensi pemberitaan, RCTI, MNC TV dan Global TV memberikan porsi
pemberitaan yang lebih banyak kepada pasangan calon Prabowo-Hatta dibandingkan pasangan
calon Jokowi-JK. RCTI, MNC TV dan Global TV juga memberikan porsi durasi yang lebih
panjang kepada pasangan calon Prabowo-Hatta dibanding pasangan calon Jokowi-JK.
Dari hal yang diatas bisa disimpulkan permainan politik dan uang ada terdapat di 2
stasiun televisi tersebut, Kasus tersebut bahkan dibilang sangat memalukan untuk media pers di
Indonesia mengapa? Karena Independensi media terkesan tidak ada. Padahal 2 image televisi
tersebut adalah notabenenya televisi yang memuat berita-berita secara faktual namun tidak lagi
hanya sebagai media yang “bermuka dua”
Imbasnya mungkin wartawan-wartawan yang bekerja disana harus mematuhi petinggipetinggi stasiun televisi karena ada indikasi petinggi televisi bekerjasama dengan parpol
menyediakan informasi yang baik-baik terkait calon-calon tersebut. Kode etik jurnalistik seakan
tidak ada lagi. Begitu sulit untuk menegakkan kebenaran di negeri ini, hanya karena permainan
uang.
Kebanyakkan tayangan televisi di Indonesia lebih mementingkan kelompok-kelompok
tertentu atas konten acara tersebut. Hanya sebagian kecil saja acara televisi yang lebih
memerhatikan fungsi dari media massa itu sendiri. Seharusnya media massa terutama televisi
bisa mencontoh teori tanggung jawab yang di kembangkan di Amerika, dasar pemikiran teori ini
adalah kebebasan pers yang disertai tanggung jawab kepada masyarakat ( Ardianto Elvinaro,
2007 : 161)
Dari teori yang diatas kebebasan pers dipertahankan dan harus menyiarkan berita yang bersifat
objektif, tidak dapat menyiarkan berita yang menimbulkan keresahan pada masyarakat. Tidak
hanya mengejar keuntungan semata.
Setelah mengenai perkembangan era media massa televisi, sekarang industri media massa
yang berbasis informasi ialah internet. Sejak mulai era teknologi informasi menurut Burhan
Bungin pemakaian computer semakin marak didukung oleh situasi kompetisi saat itu yang telah
mengubah dari monopoli menjadi pasar bebas.
Era sistem informasi dimana pada era tahun ini penciptaan dan penguasaan informasi
secara cepat dan akurat. Informasi di dalam perusahaan dianalogikan sebagai darah yang
mengalir ke tempat yang membutuhkannya. Perusahaan wajib menekankan bahwa yang
menguasai informasilah yang kompetitif di dalam lingkungan makro.
Menurut Carl Sudhoz informasi sangatlah beperan penting dalam mengambil sebuah
keputusan, oleh karena itu media di internet untuk zaman sekarang sangatlah mudah untuk dicari
namun fakta informasi itu belum tentu menjadikan patokan kita untuk mengambil sebuah
keputusan.
.Dengan era sistem informasi, informasi menjadi suatu hal yang komersil yang mudah
didapatkan tetapi untuk sebagai pengambil sebuah keputusan tergantung pengguna sendiri yang
akan menentukan.
Memasuki globalisasi informasi semakin pesat.informasi semakin cepat mengalir
menghilangkan batas antarnegara, demikian juga transaksi tidak harus bertatap muka melainkan
melalui electronic payment sudah bisa dirasakan pada jaman ini. dengan kemajuan teknologi
yang semakin canggih.
Dengan kemajuan teknologi yang canggih sebenarnya bisa memajukan bidang ekonomi
itu sendiri. Mengapa? Karena dengan kita teknologi yang canggih bisa memudahkan orang untuk
bertranksaksi selama 24 jam tanpa mengenal batas.
Namun yang menjadi permasalahannya ialah apakah semua orang paham akan tentang
itu? Kembali lagi dengan fungsi pendidikan dan media massa yang seharusnya bisa menjadikan
pembelajaran tentang semua hal yang ada di muka bumi ini. terkadang kita selalu mencari apa
penyebab dari ketidaktahuan orang atas informasi tersebut. padahal informasi sangatlah mudah
untuk didapatkan tidak perlu membutuhkan biaya besar untuk mencari informasi. Padahal naluri
manusia hidup tidak pernah puas, seharusnya dengan banjirnya informasi kita bisa manfaatkan
namun asal dengan tersaring, karena informasi ialah salah satu sebagai alat pengambil keputusan
yang bisa kita ambil atau tidak.
Media Massa menurut Cangara diambil dari http://komunikasi.uinsgd.ac.id/pengertianmedia-massa/ (25/3/2015 11.49.PM)
adalah alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa
sendiri alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan
menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, film, radio dan televisi.
Media massa walau dibebaskan tetapi harus mempunyai tanggung jawab, etika dan
batasan, maupun dapat sebagai pembelajaran. walaupun bersifat komersial sekalipun. Namun
kenyataan masih saja media massa sebagai komersil saja karena orang-orang terlalu
mementingkan keperluanya sendiri tanpa melihat itu sebagai kebutuhan bersama. Boleh saja
mengambil keuntungan tapi masih banyak keuntungan lainnya yang bisa diperoleh selain
masalah uang. Melainkan kemajuan suatu Negara jika media massanya pandai untuk membuat
orang-orang terpacu untuk menggali informasi dengan tersaring dengan baik.
Sumber Essay
Daftar Pustaka
Bungin Burhan, 2006, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Prenada Media Group
Ardianto. Elvinaro, Lukiati dan Siti, 2007, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar
Edisi Revisi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Sumber Lainnya
http://ezraedmundzr.blogspot.com/2013/10/perkembangan-media-massa-diindonesia.html
http://kamus.cektkp.com/komersial/
http://www.perpustakaan.depkeu.go.id/DefaultPrg.asp?
in=Detailresensi&IdResensi=454
http://bratadharma.blogspot.com/2011/10/media-massa-komersial-yangmenyimpang.html
http://komunikasi.uinsgd.ac.id/pengertian-media-massa/
http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/06/02/n6jfmp-dewanperskpi-pemberitaan-pilpres-menyimpang