Perancangan Media Promosi Museum Benteng Heritage

(1)

(2)

(3)

(4)

37

Riwayat Hidup Penulis

Nama : Asep Maulana

Alamat : Pondok gede

jl.kampungmelayu barat kec.teluknaga kab.tangerang Banten

Tempat/Tanggal lahir : Tangerang, 30 Desember 1994 Jenis Kelamin : Laki - Laki

Agama : ISLAM

No Telepon : 083877888852

Fakultas : Desain

Jurusan : Desain Komunikasi Visual

NIM : 51912080

Kelas : DKV-3

E-Mail : asmaulana31@gmail.com

Riwayat Pendidikan Dan Pelatihan

Periode Sekolah/Instansi/Universita

s

Jurusan Jenjang

2000 -2006 SDN kp.Melayu 6 2006 - 2009 SMP PGRI 242

2009 - 2012 SMK Labschool Multimeia


(5)

(6)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA PROMOSI MUSEUM BENTENG HERITAGE

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

Oleh:

Asep Maulana NIM. 51912080

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(7)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga atas karunia-Nya laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Laporan ini berisi uraian perancangan media promosi mengenai Museum Benteng Heritage, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.

Dalam pengerjaan laporan ini penulis sadar bahwasanya isi dari laporan ini masih cukup banyak kesalahan juga kekurangan baik dari penyusunan kata ataupun kalimat yang kurang tepat penempatannya, sehingga penulis menyampaikan maaf sebesar-besarnya atas kesalahan tersebut.

Juga tidak lupa penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang turut serta membantu terhadap penyusunan laporan pengantar tugas akhir ini, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah penulis terima dari semua pihak yang telah membantu penulis terhadap laporan tugas akhir ini.

Bandung, Agustus 2016


(8)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………..………....i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS………...………...ii

KATA PENGANTAR……….…...iii ABSTRAK……….…….iv ABSTRACT……….…………..v DAFTAR ISI……….….…….vi DAFTAR GAMBAR……….…..….viii DAFTAR TABEL………...…….………..ix

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan masalah ... 3

I.5 Tujuan perancangan ... 3

BAB II PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM BENTENG HERITAGE ... 5

II.1 Promosi ... 5

II.1 Etnis Tionghoa Tangerang ... 5

II.3 Museum ... 7

II.3.1 Macam-Macam Museum ... 7

II. 3.2 Museum Benteng Haritage ... 8

II.3.3 Profil museum ... 10

II.3.4 Data Pengunjung Museum Benteng Heritage ... 10

II.4 S.W.O.T ...12

II.5 5W+1H ...12

II.6 Khalayak ...13

II.7 Khalayak Sasaran ...13

II.8 Analisa ...15


(9)

vii

Bab III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ...16

III.1 Strategi Perancangan ... 16

III.1.1 Pendekatan komunikasi ... 16

II.1.1.1 Pendekatan Visual ... 16

III.1.1.2 Pendekatan Verbal ...16

III.1.2 Strategi Kreatif ...16

III.1.3 Tujuan Perancangan ... 17

III.1.4. Pendekatan kreatif ...17

III.1.5 Strategi Media ...17

III.1.6 Pemilihan Media ... 17

III.1.6.1 Media Utama ... 18

III.1.6.2 Media Pendukung... 18

III.1.7 Strategi Distribusi... 19

III.2 Konsep Visual ... 19

III.2.1 Format Desain Brosur Sebagai Media Utama ... 20

III.2.2 Tata Letak...22

III.2.3 Tipografi ...22

III.2.4 Warna ...24

III.2.5 Ilustrasi ...24

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ...26

IV.1 Teknis Media ... 26

IV.1.1Hardware (Perangkat Keras) ... 26

IV.1.2 Software (Perangkat Lunak) ... 26

IV.2 Media Utama ………..…..…..27

IV.4.2Media Pendukung ... 26

DAFTAR PUSTAKA………37

LAMPIRAN………..38


(10)

37 DAFTAR PUSAKA

Buku :

Coppel. (1994). Tionghoa Indonesia Dalam Kerisis. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Nurhidayat.Deni. (2004). Pendidikan Seni Rupa Smp Kelas 1. Jakarta : Grasindo Sukiman.Djoko. (1993). Pengelolah Koleksi Museum. Pendidikan Kebudayaan

dan Dirjen kebudayaan (1993).

Kasali.Rheinald. (1998). Membidik Pasar Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wahyuni .Putri. (2007). 36 Jam Belajar Komputer. Jakarta : Gramedia.

Sihombing.Danton. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Shimp.Terence, A. (2000). Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga.

Halim.Udaya. (2011), Benteng Heritage museum peranakan Tionghoa Tangerang.

Halim. Wahidin. (2005). Ziarah Budaya Kota Tangerang. Jakarta : Auracitra

Website

Halim. Udaya. (2011) . BRNTENG HERITAGE. Diambil dari: www.museum bentengheritage.com. (diakses pada : 26 januari 2016).


(11)

1 BAB I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia memiliki berbagai budaya dan etnis pribumi yang merupakan penduduk asli di Nusantara Indonesia, juga memiliki beragam etnis campur yang awalnya datang ke Indonesia untuk menjajah atau sekedar berdagang. Etnis Cina merupakan etnis pendatang terbesar yang menetap di Nusantara dan menikah dengan etnis pribumi. Sebagai akibat dari menetapnya di Nusantara pada masa itu, etnis Cina di Indonesia tersebar luas di beberapa pulau, seperti di Bangka (Sumatra), Singkawang (Kalimantan), dan juga beberapa kota besar lain di pulau Jawa, seperti Tangerang.

Tangerang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Banten, Indonesia, tepat di sebelah barat kota Jakarta, serta dikelilingi oleh Kabupaten Tangerang di sebelah Utara dan Barat. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga terbesar di kawasan perkotaan Jabotabek setelah Jakarta. Kota Tangerang memiliki daerah dimana daerah tersebut ramai dengan penduduk keturunan Tionghoa Tangerang yang biasa disebut Cina Benteng. Istilah Cina Benteng tidak terlepas dari berdirinya benteng Makasar yang terletak di sungai Cisadane di pusat kota Tangerang, di bangun pada zaman kolonia Belanda itu sekarang sudah rata dengan tanah. Pada saat itu banyak etnis Tionghoa yang kurang mampu tinggal di luar Benteng Makasar dan terkonsentrasi di daerah sebelah utara, yaitu Sewan dan Kampung Melayu sampai saat ini telah membaur dengan warga lokal sehingga memberi warna baru dalam kehidupan bermasyarakat di daerah ini. Permukiman-permukiman kecil orang Tionghoa sudah ada di Tangerang jauh sebelum kedatangan orang Eropa, terutama di bandar-bandar perdagangan disepanjang pantai utara Pulau Jawa. Menurut Coppel (1994 hal.21), ketika Belanda menetap di pulau Jawa, Penduduk Tionghoa lalu bertambah banyak dan tersebar luas. Dalam pasal 26 Undang-Unadang Dasar 1945 ayat (1) dan (2) dijelaskan bahwa warga negara dan penduduk adalah orang Indonesia asli dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia yang disahkan


(12)

2 oleh undang-undang. Jadi, etnis Cina Benteng pun termasuk warga negara Indonesia.

Pasar Lama merupakan daerah yang sering dikunjungi penduduk sekitar, orang yang berjualan maupun pembeli merupakan keturunan Tionghoa Tangerang. Maka dari itu pasar lama dikenal dengan tempat yang sangat strategis dan sangat lengkap. Disinipun terdapat klenteng Boen Tek Bio, Viara Padum, Lithan Bio, sungai Ciasadane, stasiun Tangerang, masjid Jami Kalipasir dan Museum Benteng Heritage. Museum Benteng Heritage merupakan hasil restorasi sebuah bangunan tua berarsitektur tradisional Tionghoa yang di dalamnya memiliki sejarah peninggalan etnis Tionghoa Tangerang. Fenomena ini menarik untuk diangkat karna di meseum tersebut memiliki nilai-nilai sejarah, dan menjadi bagian kehidupan sejarah sosial kebudayaan untuk masyarakat Cina Benteng dan memberikan kekayan kepada budaya Tangerang secara umum.

Di museum ini akan menemukan banyak hal-hal unik di balik sejarah kehidupan etnis Tionghoa serta berbagai artefak dan bangunan museum yang menjadi saksi bisu kehidupan masa lalu, mulai dari kedatangan armada Cheng Ho dengan rombongan yang terdiri dari sekitar 300 kapal besar dan kecil membawa hampir 30.000 pengikutnya. Sebagian dari rombongan ini yang dipimpin oleh Chen Ci Lung diyakini sebagai nenek moyang penduduk Tionghoa Tangerang (Cina Benteng) yang mendarat di Teluk Naga pada tahun 1407.

Museum ini berguna sebagai tempat penyimpanan benda-benda cagar budaya yaitu warisan budaya peranakan Tionghoa. Selain untuk menyimpan museum ini juga sebagai tempat wisata dan untuk mencari ilmu. Namun keberadaan museum ini masih belum diketahui dan jarang dikunjungi oleh masyarakat Tangerang pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Karena letak dari museum Benteng Heritage berada dalam tengah kerumunan pasar. Situasi yang mengakibatkan kurangnya daya tarik terhadap Museum Benteng Heritag, tidak bisa semuanya disalahkan kepada masyarakat sekitar yang tidak mau mengunjungi dan memanfaatkan keberadaan Museum Benteng Heritage. Namun hal ini lebih disebabkan karena kurangnya promosi akan keberadaan museum tersebut. Dari pengamatan yang dilakukan di lapangan, ternyata penyebab dari


(13)

3 sepinya pengunjung ke museum lebih disebabkan oleh kurangnya promosi tentang museum ini. Hal ini berdampak kepada nilai sejarah yang di miliki oleh Museum Benteng Heritage, dan memiliki nilai sejarah yang tinggi karena sejara yang ada di museum tersebut mewakili masuknya etnis Tionghoa ke Tangerang.

I.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas dapat di identifikasikan menjadi beberapa masalah, antara lain : • Masih banyak masyarakat Kota Tangerang yang belum mengetahui

Museum Benteng Heritage

• Masih banyaknya masyarakat Kota Tangerang yang belum mengetahui bahwa di Museum Benteng Heritage memiliki nilai – nilai sejara etnis Tionghoa yang sudah menjadi bagian dari budaya Kota Tangerang

• Belum adanya media promosi dari pihak museum

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

• Bagaimana merancang media promosi mengenai Museum Benteng Heritage terkait nilai sejarah dan budayanya untuk masyarakat Indonesia dan khususnya masyarakat Kota Tangerang.

1.4 Batasan masalah

Dalam perancangan ini, permasalahnya dibatasi pada :

• Promosi Museum yang memiliki nilai sejarah masuknya etnis Tionghoa ke Museum Benteng Heritage.

I.5 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan media promosi ini adalah untuk memperkenalkan dan menambah pengetahuan mengenai kebudayaan lokal peninggalan etnis Tionghoa Tangerang yang memiliki nilai-nilai sejarah dari peninggalan etnis Tionghoa Tangerang, agar masyarakat mengetahui tentang nilai-nilai sejarah dari etnis Tionghoa Tangerang. Adanya promosi maka akan sangat berpengaruh juga


(14)

4 terhadap masyarakat mengetahui betapa tingginya nilai sejarah yang ada disekitar mereka.


(15)

5 BAB 2. PERANCANGAN PROMOSI MUSEUM BENTENG HERITAGE

II.1. Promosi

Promosi adalah kegiatan perusahaan yang menyebar luaskan arus informasi agar target audience terus mengingatnya sehingga timbul keinginan konsumen untuk mencoba dan mengunjungi perusahaan. Walaupun promosi sering dihubungkan dengan penjualan tetapi kenyataanya promosi mempunyai arti yang lebih luas dari pada penjualan, sedangkan promosi adalah tujuan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk berkunjung ke suatu tempat tersebut.

Adapun definisi pengertian promosi adalah sebagai berikut :

• Promosi adalah semua yang dilakukan untuk membantu memberitahukan suatu perusahaan ditiap jaringan, mulai dari bahan-bahan media yang digunakan sampai mengetahui hingga media sosial agar memporoleh pesan yang meluas.

• Promosi adalah bersangkutan dengan metode komunikasi yang ditujukan kepada target audience tentang perusahaan.

Promosi meliputi semua alat dalam kombinasi pemasaran yang peran utamanya adalah untuk mengadakan komunikasi yang sifatnya memujuk promosi merupakan suatu proses komunikasi dari penyampaian, amanat atau berita tentang produk atau perusahaan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah usah-usaha yang dilakukan oleh perusahaan yang dihasilkan untuk menyampaikan berita yang dihasilkan yang sifatnya membujuk.

II.2 Etnis Tionghoa Tangerang

Menurut Wahidin Halim (2005 hal.21). Pemukiman etnis Tionghoa di kawasan Tangerang sudah ada sejak beberapa abad lalu. Menurut penulis Portugis, Tome Pires, etnis China di Tangerang ada sejak tahun 1513. Kehadiran etnis Cina di Tangerang sudah ada jauh sebelum Belanda datang ke Indonesia. Pada tahun 1407, sebuah perahu dari Cina memuat sekitar 100 orang terdampar di muara Sungai Cisadane. Rombongan itu dipimpin Tjen Tjie Lung atau Halung. Pada saat itu, wilayah tersebut dikuasai Sanghyang Anggalarang dari Kerajaan Pajajaran.


(16)

6 Dalam parahu itu ada gadis cantik. Sanghyang Anggalarang mempersuntingnya dengan kompensasi sembilan bidang tanah, sejak saat itu muncul peranakan China dikawasan Tangerang semakin meluas. Namun di tahun 1740, keturunan etnis Tionghoa ini mulai menyebar ke beberapa daerah seperti Pondok Cabe, Pondok Pinang, Pondok Aren dan Telaga Pasir.

Etnis Tionghoa di Tangerang disebut China Benteng karena wilayah etnis Tionghoa berada di pemukiman dekat benteng Belanda. Kedatangan etnis Cina Benteng di Tangerang sudah memberi warna pada masyarakat lokal, dan memiliki budaya percampuran dengan masyarakat lokal. Masyarakat Cina Benteng masih membaur di kawasan Pasar Lama Tangerang, etnis Cina Benteng bahkan sudah menjadi icon dari Pasar Lama kota Tangerang yang menjadi pemungkiman tempat tinggal maupun berjualan di kawasan Pasar Lama Tangerang.

Sejarah Tionghoa Tangerang sulit dipisahkan dengan kawasan Pasar Lama, merupakan permukiman pertama masyarakat Tionghoa di sana. Pasar Lama merupakan sebuah kawasan pencinan yang terletak di Kota Tangerang, letaknya bersebelahan dengan sungai Cisadane dan jalan yang identik dengan Pasar Lama adalah jalan Kisamaun. Jalan ini adalah pintu masuk jika mulai menjelajah Pasar Lama itu sendiri. Dijalan Kisamaun ada jalan langsung masuk menuju Pasar Tradisional yang membuat kawasan ini memiliki nama Pasar Lama. Di Pasar Lama ini dapat ditemukan banyak hal. Tidak hanya kebutuhan pokok dan berbagai makanan saja tapi ada juga kelenteng tertua dan bangun bersejarah. Di kawasan Pasar Lama ini banyak rumah penduduk etis Tionghoa dan memiliki bangunan arsitek Cina pada zaman dulu.


(17)

7 Gambar II.1 Pasar Lama Tangerang

(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi 1 April 2016)

II.3 Museum

Menurut Departemen Pendidikan Kebudayaan dan Dirjen kebudayaan (1993 hal.15), Pengertian museum seperti yang telah dirumuskan oleh ICOM (International Council of Museums) yaitu, suatu badan kerjasama professional di bidang permuseuman yang didirikan oleh kalangan profesi permuseuman dari seluruh dunia, ialah :

Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, dan terbuka untuk umum, yang mengumpulkan, merawat dan memamerkan, untuk tujuan penelitian, pendidikan, dan lingkungan.

Dengan berbagai definisi diatas dapat disimpulkan museum merupakan sebuah wadah yang menyediakan, menyimpan, merawat dan mengumpulkan koleksi benda yang menjadi bukti bagi manusia dan lingkungannya. Museum pun memiliki sifat yang tetap dan dalam keberadaanya, museum bersifat tidak mencari keuntungan (non profit) semata-mata hanya untuk menjadi wadah dalam melanjutkan informasi kepada masyarakat agar tidak punah.

II.3.1 Macam-Macam Museum

Menurut Departemen Pendidikan Kebudayaan Dirjen Kebudayaan (1993 hal.36). Kategori museum berdasarkan jenis benda koleksi :


(18)

8 • Museum Umum

Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan lingkunganya, yang berkaitan dengan berbagai cabang seni, disiplin ilmu dan teknologi.

• Museum Khusus

Museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material manusia dan lingkungannya, yang berkaitan dengan satu cabang seni, satu cabang ilmu atau satu cabang teknologi.

Museum merupakan salah satu tempat penyimpanan benda-benda yang mempunyai nilai sejarah yang dijaga keberadaanya, karena museum ini merupakan tempat yang harus diperhatikan dan dijaga. Salah satu museum yang berada di Tangerang yaitu Museum Benteng Heritage yang termasuk dalam kategori museum khusus dimana museum ini menyimpan bukti-bukti masuknya etnis Tionghoa ke Indonesia tepatnya di Tangerang.

II. 3.2 Museum Benteng Haritage

Museum dengan bangunan berarsitektur Tiongkok yang memiliki nilai sejarah warisan budaya peranakan Tionghoa Tangerang. Museum Tionghoa ini belum pernah dibuat sebelumnya di Indonesia, bisa dibilang bahwa Museum Benteng Haritage adalah pelopor museum yang mengambil tema tentang warisan sejarah peranakan etnis Tionghoa di Indonesia. Museum ini akan mengingatkan pengunjungnya bahwa peranakan Tionghoa telah ikut memperkaya budaya nasional Indonesia sejak ratusan tahun.

Museum Benteng Heritage merupakan hasil restorasi sebuah bangunan tua beraksitektur tradisional Tionghoa yang dibangun pada sekitar abad ke 17 dan merupakan bamgunan tertua di Kota Tangerang. Bangunan ini diresmikan menjadi Museum Benteng Heritage pada pukul 20 : 11 wib, tanggal 11 bulan 11 tahun 2011. Bangunan yang berada di tengah Pasar Lama ini, memiliki dua tingkat. Lantai satu museum dijadikan sebagai restoran, penjualan suvenir, dan sebagainya. Sedangkan di lantai dualah berbagai artefak-artefak koleksi museum. Museum ini menyimpan berbagai barang yang berkaitan dengan sejarah etnis Tionghoa di Indonesia serta berbagai artefak yang menjadi saksi bisu masa lalu.


(19)

9 Museum Benteng Heritage dikelolah secara swadana oleh pemilik tunggal dan koleksinya berasal dari koleksi pribadi serta sumbangan dari warga sekitar Tangerang.

Gambar II.2 Tampak Depan Museum Benteng Heritage (Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi 1 April 2016)

Gambar II.3 Tampak Pintu Masuk Museum Benteng Heritage (Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi 1 April 2016)


(20)

10 Gambar II.4 Tampak Dalam Museum Benteng Heritage

(Sumber Gambar : http://www.bentengheritage.com/site/galeri-foto/nggallery/galeri-foto/interior 1 April 2016)

II.3.3 Profil Museum

Nama Perusahaan : Museum Benteng Heritage

Pendiri : Hudaya Halim

Jam Buka dan Tutup : Selasa - Minggu 09.00 sampai 18.00 WIB

Tiket Masuk : 25 ribu / orang

Alamat Perushaan : Jl. Cilema No. 18/20, Pasar Lama – Kota Tangerang 15111, Banten. Telepon / Fax : +62 21 55791139

Email : info@bentengheritage.com

II.3.4 Data Pengunjung Museum Benteng Heritage

Terlihat dari jumlah pengunjung yang cenderung mengalami penurunan jumlah pengunjung setiap tahunnya, adanya indikasi penurunan jumlah pengunjung dapat dilihat darin table data jumlah pengunjung berikut :


(21)

11 Tabel II.1 Jumlah Pengunjung Museum tahun 2012-2015

(Sumber : Buku Data Pengunjung Museum Benteng Heritage 1 April 2016) Dari data yang didapat dari Museum Benteng Heritage memiliki penurunan dari jumlah pengunjung, hal ini disebabkan oleh responden atau masyarakat umum yang berpotensi menjadi wisatawan atau pengunjung disebabkan karena kurangnya pemberitahuan atau promosi tentang Museum Benteng Heritage. Dari pihak Museum Benteng Heritage sendiri tidak mengadakan sebuah kegiatan pemasaran secara maksimal dan kurangnya promosi terhadap Museum Benteng Heritage kepada masyarakat kota Tangerang, yang memnyebabkan turunya data pengunjung yang datang ke Museum Benteng Haritage hal ini berdampak kepada nilai-nilai sejarah yang ada di Museum Benteng Heritage yang sudah menjadi bagian dari budaya Kota Tangerang.


(22)

12 II.4 S.W.O.T

Analisa SWOT dimaksudkan untuk memperjelas semua kekuatan dan kelemahan.

Tabel II.2 SWOT

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 5 juli 2016)

II.5 5W+1H

Analisis ini digunakan untuk mengetahui kemana arah perancangan media promosi ini. Analisis yang dilakukan yaitu :

• Apa (What)

Museum Benteng Heritage yang berada di tengah pasar tradisional di Pasar Lama Kota Tangerang.

• Siapa (Who)

Target sasaran dari promosi ini ditujukan kepada mahasiswa dan pelajar.

• Mengapa (Why )

Media promosi pada museum Benteng Heritage ini penting karena suatu informasi yang mempromosikan tempat museum membantu para pengunjung semakin mengenal bahwa di Museum Benteng Heritage memiliki nilai sejarah kebudayaan yang penting untuk di pelajari.

• Dimana (Where)

Media promosi disebarkan di sekolah, kampus, dan dipusat keramaian Kota Tangerang.


(23)

13

• Kapan (When)

Penyebaran media promosi akan di mulai dari bulan september.

• Bagaimana (How)

Media promosi ini akan di sebarkan disekolah, kampus-kampus, dan dipusat keramaian Kota Tangerang.

II.6 Khalayak

Kelompok sasaran dipilih berdasarkan uraian secara spesifik dari sumber data yang telah diperoleh berupa:

1. Demografis

Pengelompokan target pasar berdasarkan usia rata-rata, jenis kelamin dan tingkat sosial ekonomi:

• Pria dan Wanita • Remaja dan Dewasa • Pelajar dan mahasiswa

• Status ekonomi : menengah dan menengah keatas. 2. Geografis

Segmentasi perancangan brosur adalah masyarakat yang berada di Tangerang dan sekitarnya. Alasannya karena ingin menunjukan kepada masyarakat khususnya di Tangerang bahwa di Museum Benteng Heritage memiliki sejarah penting yang telah menjadi bagian sejarah Kota Tangerang

3. Psikografis

Dilihat dari segmentasi yang terurai diatas maka dapat disimpulkan bahwa target sasaran dari perancangan media promosi ini adalah pelajar, mahasiswa dan lanjut usia dengan kisaran usia 15 – 45 tahun yang mempunya kegiatan, setiap harinya belajar dan peduli akan kelestarian budaya bangsa.

II.7 Khalayak Sasaran

1. Consumer Insight

Ipan Pranashakti. (2012). Consumer Insight adalah upaya menangkap kebutuhan konsumen. Dalam perkembangannya consumer insight jadi tempat berpijak untuk


(24)

14 mambangun inovasi dalam dunia usaha, terutama bisnis yang fokus mempromosikan. Audience utama media ini adalah pelajar dan mahasiswa diwilayah Banten, Jakarta, dan Jawa Barat dan khususnya di Kota Tangerang. Namun tidak menutup kemungkinan perancangan ini akan mempengaruhi masyarakat selain target audiens.

Berikut insight dari audiens: • Rasa ingin mengetahui • Rasa ingin mencoba

• Terbuka serta mengikuti perkembangan terhadap keragaman budaya, sejarah, dan teknologi baru

• Eksistensi menjadi prioritas • Fokus terhadap pelajaran

2. Cunsumer Jurney

Waktu Aktivitas Pengunjung Tempat

Point Of Contact 07.00-14.00 Mandi pagi, sarapan,

belajar, Perjalanan Sekolah

Kamar,kamar mandi, ruang kelas Handphone, Brosur, flyer, poster 14.0016.00 Makan siang, pulang

sekolah, tidur siang

kantin, jalan, kamar

Handphone, poster, media

sosial 16.00-19.00 Mandi sore, belajar Kamar mandi,

tempat eles,

Brosur, Handphone,

poster 20.00- Makan malam, istirahat,

tidur

Rumah, kamar Brosur, Flayer Handphone

Tabel II.3 Cunsumer Jurney


(25)

15 II.8 Analisis

Setelah data primer dan sekunder dianalisis, maka masalah yang didapati terhadap Museum Benteng Heritage adalah kurangnya promosi tentang Museum Benteng Heritage. Jika masalah ini tidak diatasi, maka masyarakat Kota Tangerang tidak akan mengenal dan mengetahui nilai-nilai sejarah yang ada di Museum Benteng Heritage karena sejarah Tionghoa Tangerang sudah menjadi bagian kebudayaan Kota Tangerang.

II.9 Resume Dan Solusi

Dari permasalahan yang telah dijabarkan pada analisa, maka solusi untuk mengatasinya adalah dengan cara mempromosikan kepada target audience agar dapat mengetahui sejarah masuknya etnis Tionghoa ke Tangerang yang ada di Muaeum Benteng Heritage. Media untuk menyampaikan akan mengunakan media brosur. Media tersebut sangat baik untuk mempromosikan serta membantu pengunjung dan masyarakat untuk mengetahui nilai sejarah yang ada di museum karena sejarah tersebut adalah bagian dari budaya masyarakat Tangerang. Dengan adanya promosi tersebut masyarakat akan mudah mengetahui tentang nilai sejarah etnis Tionghoa yang sudah menjadi bagian budaya Kota Tangerang.


(26)

16 BAB III . STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Berdasarkan beberapa masalah yang telah dituliskan, maka ditetapkan media promosi cetak sebagai media yang cocok sebagai alternatif solusi penyelesaian masalah yang ada. Dengan memunculkan karya visul yang mengandung unsur kebudayaan Tionghoa yang kuat berguna untuk membangun citra bagi Museum Benteng Heritage sebagai salah satu museum Tionghoa pertama di Indonesia yang ikut serta menjaga dan melestarikan kebudayaan dari generasi ke generasi

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi dalam perancangan media promosi Museum Benteng Heritage akan mempromosikan Museum Benteng Heritage dengan memanfaatkan foto dan penjelasan tentang sejarah dari museum dan hal – hal yang ada di museum untuk menyampaikan promosi kepada audiene dan dibuat semenarik mungkin. Berdasarkan masalah tersebut maka budaya China akan digunakan sebagai pendekatan dalam perancangan promosi ini.

II.1.1.1 Pendekatan Visual

Pendekatan visual dalam pembuatan media promosi ini mengunakan gambar dan foto sebagai bahan penyampaian promosi, memanfaatkan gambar yang unik dari bagunan museum dan foto dalam museum.

III.1.1.2 Pendekatan Verbal

Dalam perancangan media promosi pendekatan verbal menggunakan kalimat yang formal dan menggunakan bahasa Indonesia yang baku yang menginformasikan dengan detail bagian bagian dari Museum Benteng Heritage sehingga promosi yang disampaikan dapat diterima dengan jelas oleh masyarakat.

III.1.2 Strategi Kreatif

Strategi kreatif lebih ditekankan pada proses pengolahan media visual yang di kemas secara maksimal yaitu dengan memadukan elemen-elemen estetis seperti beberapa tekstur yang di ambil dari bangunan pintu museum dan pilihan warna merah sebagai identik budaya Tionghoa. Semuanya berguna untuk membangun


(27)

17 kesan seni, tradisional yang kuat dan mampu memunculkan citra khas kebudayaan dan tunjang dengan pemilihan jenis huruf yang telah di sesuaikan

III.1.3 Tujuan Perancangan

Media promosi yang di buat mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

• Agar masyarakat luas mengetahui akan keberadaan Museum Benteng Heritage.

• Agar masyarakat luas mengetahui adanya sejarah etnis Tionghoa Tangerang di Museum Benteng Heritage.

• Meningkatkan jumlah kunjungan museum.

III.1.4. Pendekatan kreatif

Pendekatan kreatif dimulai visual yang memunculkan ilustrasi dari bangunan museum sebagai icon Museum Benteng Heritage yang merupakan termasuk bangunan yang memiliki tekstur kebudayaan Tionghoa. Oleh karena itu musuem Benteng Heritage mengajak seluruh masyarakat luar maupun lokal untuk mengetahui adanya sejarah etnis Tionghoa di Museum Benteng Heritage dan mencantumkan berupa tagline yang berbunyi “Warisan Budaya Tionghoa Tangerang” hampir dikeseluruhan media visual dibuat.

III.1.5 Strategi Media

Media yang digunakan dalam mempromosikan Museum Benteng Heritage adalah media promosi cetak, sebab media ini mudah disampaikan ke setiap orang atau masyarakat luas. Media promosi cetak ini sangat cocok dan efektif untung mengatasi masalah yang ada serta mudah di akses terutama di tempat-tempat pusat kota Tangerang terutama di tempat mading sekolah, mading kampus, dan di jalan protokol dipusat keramaian.

III.1.6 Pemilihan Media

Pemilihan media akan di optimalkan sesuai dengan kebutuhan, baik waktu pembuatan maupun visual yang di tampilkan agar dapat mudah di mengerti oleh masyarakat :


(28)

18 III.1.6.1 Media Utama

Media utama yang di gunakan dalm perancangan promosi ini adalah : Brosur merupakan media utama yang digunakan oleh penulis untuk memperkenalkan museum Benteng Heritage yang berisi tagline, tentang museum dan sejarah singkat museum. Tujuan memakai media brosur adalah dapat mencakup informasi lebih banyak dan mudah diakses oleh masyarakat luas.

III.1.6.2 Media Pendukung Poster

selembaran yang mudah diakses dan mudah disebarluaskan karena memiliki ukuran yang kecil dan mengajak. Ditempatkan disekolah, perguruan tinggi, dan pusat tempat keramaian di Kota Tangerang.

Tiket

Media pendukung yang diaplikasikan ditempat wisatanya bertujuan memberikan kesan yang berbeda dengan mengunakan media seperti tiket gelang.

X-banner

Merupakan media pendukung yang berguna untuk memperkuat akan keberadan museum.

Pin

Merupakan salah satu cindramata yang mudah di akses walaupun kecil. Stiker

Merupakan gambar pada kertas pelekat yang dapat diletakan dibenda lain. Kaos

Merupakan salah satu cinderamata yang diberikan atas ketentua tertentu sebagai alat promosi untuk menarik minat masyarakat.

Sosial Media

Merupakan akses untuk mempromosikan dalam jangkauan luas kapan saja dan dimanapun seperti facebook dan twitter.


(29)

19 Map

Merupakan media kemas kertas serta berbagai media cetak lainnya. Paper bag

Merupakan alat untuk menyimpan cindramata dalam acara atau untuk para tamu. III.1.7 Strategi Distribusi

Strategi distribusi media promosi Museum Benteng Heritage ini akan disebarkan di sekolah, kampus dan dijalan protokolol dipusat keramaian di Kota Tangerang. Pelaksanaan penyebaran promosi ini akan di mulai awal bulan September 2016, tempatnya pada tanggal 1 September sampai akhir bulan Desember.

Media September Oktober November Desember Media Utama

Stiker Poster Tiket Gelang x-banner Kaos

Table III.1 Strategi distribusi

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 1 April 2016)

III.2 Konsep Visual

Konsep visual yang dimaksud adalah memadukan ilustrasi berupa bangunan museum Benteng Heritage, dan bentuk visual berupa pintu museum serta jenis huruf yang disesuaikan. Semua berguna untuk membangun kesan dari budaya Tionghoa.


(30)

20 Gambar III.1 Museum Benteng Heritage

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 1 April 2016)

Gambar III.2 sketsa

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 1 April 2016)

III.2.1 Format Desain Brosur Sebagai Media Utama

Format desain yang digunakan pada media utama brosur adalah berukuran 42x30 dengan 9 kotak halaman atau empat kali lipatan.


(31)

21 Gambar III.3 Format lipatan kotak brosur

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

Brosur Museum Benteng Heritage ini memiliki bukaan seperti pintu yang memiliki empat bukaan, bukaan brosur diambil dari salah satu bagian pintu yang ada di Museum yang memiliki arsitektur dari bangunan budaya Tionghoa.


(32)

22 III.2.2 Tata Letak

Gambar III.4 Tata Letak

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

Komposisi dan tata letak dalam sebuah desain sangat berpengaruh terhadap baik dan tidaknya sebuah desain. Desain yang baik kemungkinan besar akan menarik perhatin target audiance, menetapkan komposisi dan tata letak sehingga komposisi yang ditampilkan bisa terlihat menonjol sehingga dapat menyebabkan target audiance untuk berkunjung ke meseum .

III.2.3 Tipografi

Tipografi adalah huruf dalam suatu keluarga huruf yang digunakan alternatif huruf untuk berbagai media, sehingga lebih cepat untuk dipahami isi dan pesan yang disampaikan. Pemilihan huruf yang baik harus mengarah pada karakter dari pesan yang ingin disampaikan. Pada perancangan media promosi ini mengunakan jenis huruf “Trajan Pro” untuk Tagline, “Cambrian” untuk headline, untuk konten isi mengunakan jenis huruf “Calibri”.


(33)

23 Jenis huruf yang dipilih untuk media perancangan sebagai berikut :

Gambar III.5 Tipografi

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

Calibri

Calibri adalah jenis huruf sans serif, jenis huruf ini digunakan di body text agar lebih mudah untuk di baca.

Calibria

Calibria adalah jenis huruf serif yang di gunakan untuk headline agar lebih mudah di baca.

Trajan Pro

Adalah jenis huruf serif yang digunakan untuk tageline karna jenis huruf ini memliki ujung lengkung dan lancip yang mewakili dari atap Museum Benteng Heritage


(34)

24 III.2.4 Warna

Karakter warna yang digunakan sebagai media utama adalah warna yang diambil dari museum sendiri. Warna adalah komponen utama yang tidak bisa dilepas oleh proses desain grafis yang anda lakukan (Yoga, 2004). Warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud simbol tersebut.

Gambar III.6 Warna

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

• Warna merah adalah melambangkan antusiasme, semangat dan keberuntungan. Masyarakat cina meyakini bahwa warna merah membawa keberuntungan.

• Warna putih adalah menujukan perdamaian, pempercayai diri dan kesucian.

• Warna kuning adalah mencerminkan rasa berani dan melambangkan kehidupan dengan gaya menarik tersendiri dan memiliki arti ke indahan III.2.5 Ilustrasi

Ilustrasi berasal dari kata ilustrate (Latin) yang artinya menerangkan atau menjelaskan. Oleh karna itu, gambar yang berfungsi untuk memberikan penjelasan atau memperindah penampilan suatu tulisan disebut fotografi.


(35)

25 Gambar III.7 Tampak Depan Museum Benteng Heritage

(Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi 1 April 2016)

Museum Benteng Heritage yang sudah ada kemudian diseleksi kembari sesuai kebutuhan dirancang secara sederhana sehingga seperti yang ada di bawah ini.

Gambar III.8 Illustrasi

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

Museum Benteng Heritage ini memberikan pesan dalam bangunan bersejarah yang memiliki arsitektur budaya Tionghoa sebagai unsur pendukung dalam perancangan media.


(36)

26 BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Teknis Media

Dalam memasuki teknis media, harus lebih dahulu menyiapkan beberapa rencana yang terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama yang harus dilakukan pada pembuatan brosur dan poster adalah mempersiapkan segala peralatan, data dan sarana penunjangan yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah media utama dan media pendukung ini adalah Hardware dan Software. Tahap ini sangat penting dalam proses pembuatan media utama dan media pendukung, untuk pelaksanaan berjalan dengan baik dan lancar. Tahap berikutnya adalah tahap perancangan, tahap ini terdiri dari penentuan ide atau gagasan, tata letak dan penempatan elemen-elemen serta desain produksinya.

IV.1.1 Hardware (Perangkat Keras)

Melalui kecangihan teknologi komputer pada saat ini para desainer dapat membuat pekerjaan menjadi lebih mudah dan menghasilkan suatu karya digital yang lebih baik dan bagus. Hardware yang mendukung dalam proses pembuatan media utama dan media pendukung ini adalah sebagai berikut :

• Laptop

Mouse

• Kamera • Lensa

IV.1.2 Software (Perangkat Lunak)

Dalam perancangan pembuatam media utama dan media pendukung Museum Benteng Heritage, menggunakan beberapa software desain untuk pembuatan media utama dan media pendukung ini diantaranya :

CorelDraw

Software CorelDraw ini digunakan untuk membuat sebuah layout, dan tampilan dari media utama dan pendukung Museum Benteng Heritage.


(37)

27

Adobe Photoshop

Pada perancangan ini software Adobe Photoshop digunakan untuk pengolahan gambar fotografi (edite foto)

IV.2 Media Utama

IV.2.1 Brosur Museum Benteng Heritage

Media brosur ini digunakan pada tahap pertama dari pelaksanaan promosi, yaitu tahap pengenalan. Media brosur ini diberikan kepada target audiance yang bertuliskan “Warisan Budaya Tionghoa Tangerang” tagline tersebut bertujuan untuk mempromosikan Museum Benteng Heritage karena di museum terdapat sejarah dan budaya etnis Tionghoa Tangerang.

Material Pada Brosur : Bahan : Art Paper

Ukuran : A3 (29,7 cm x 42 cm) Teknik : Cetak Offset

Gambar IV.1 Brosur


(38)

28 Gambar IV.2 Brosur Tampak Dalam

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

Gambar IV.3 Brosur Tampak Luar (Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

IV.3 Media Pendukung

Media pendukung adalah kumpulan dari beberapa media yang dirancang untuk membantu media utama dalam mempromosikan.


(39)

29 IV.3.1 Poster

Gambar IV.4 Poster 1


(40)

30 Gambar IV.5 Poster 2

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016) Material Pada Poster :

Bahan : Art Paper Ukuran : A3 Teknik : offset


(41)

31 IV.3.2 Tiket

Gambar IV.6 Tiket

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

Material Pada Tiket : Bahan : Art Paper Ukuran : (18 cm x 7 cm) Teknik : Offset

IV.3.3 Papper Bag

Gambar IV.7 Papper Bag


(42)

32 Material Pada Tiket :

Bahan : Art Paper Ukuran : A3 Teknik : Offset

IV.3.4 Stiker

Gambar IV.8 Stiker

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

Material Pada stiker :

Ukuran : 5cm x 10cm Teknik : Offset sparasi Bahan : Sticker Glossy


(43)

33 IV.3.5 X-banner

Gambar IV.9 x-banner

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

Material Pada X-banner : Ukuran : 60cm x 160cm Teknik : Digital printing Bahan : Flexy


(44)

34 IV.3.6 Pin

Gambar IV. 10 Pin

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

Material Pada Pin :

Bahan : Plastik, peniti hollan Ukuran : diameter 5x5cm Teknik Produksi : Digital printing

IV.3.7 Kaos

Gambar IV.11 Kaos


(45)

35 Material Pada Kaos :

Ukuran : All size Teknik : cetak sablon Bahan : Cotton

IV.3.8 Flyer

Gambar IV.12 Flyer

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016) Material Pada Flyer :

Bahan : Art Paper Ukuran : A4


(46)

36 IV.3.9 Facebook

Gambar IV.13 Facebook

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

IV.3.10 Twitter

Gambar IV.14 Twitter


(1)

31 IV.3.2 Tiket

Gambar IV.6 Tiket

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

Material Pada Tiket : Bahan : Art Paper Ukuran : (18 cm x 7 cm) Teknik : Offset

IV.3.3 Papper Bag

Gambar IV.7 Papper Bag (Sumber : Dokumentasi Pribadi)


(2)

32 Material Pada Tiket :

Bahan : Art Paper Ukuran : A3 Teknik : Offset

IV.3.4 Stiker

Gambar IV.8 Stiker

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

Material Pada stiker :

Ukuran : 5cm x 10cm Teknik : Offset sparasi Bahan : Sticker Glossy


(3)

33 IV.3.5 X-banner

Gambar IV.9 x-banner

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

Material Pada X-banner : Ukuran : 60cm x 160cm Teknik : Digital printing Bahan : Flexy


(4)

34 IV.3.6 Pin

Gambar IV. 10 Pin

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

Material Pada Pin :

Bahan : Plastik, peniti hollan Ukuran : diameter 5x5cm Teknik Produksi : Digital printing

IV.3.7 Kaos

Gambar IV.11 Kaos


(5)

35 Material Pada Kaos :

Ukuran : All size Teknik : cetak sablon Bahan : Cotton

IV.3.8 Flyer

Gambar IV.12 Flyer

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016) Material Pada Flyer :

Bahan : Art Paper Ukuran : A4


(6)

36 IV.3.9 Facebook

Gambar IV.13 Facebook

(Sumber : Dokumentasi Pribadi 25 juli 2016)

IV.3.10 Twitter

Gambar IV.14 Twitter