Etika Kode Etik dan Tanggung Jawab Profe

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Hakim adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai jabatan fungsional.
Tugas hakim adalah mengkonstatir, mengkwalifisir dan kemudian mengkonstituir.
Apa yang harus dikonstatirnya adalah peristiwa dan kemudian peristiwa ini harus
dikwalifisir, pasal 5 ayat 1 UU. 14/1970 mewajibkan hakim mengadili menurut
hukum. Maka oleh karena itu hakim harus mengenal hukum di samping
peristiwanya.
Seorang hakim haruslah independen, tidak memihak kepada siapapun juga
walaupun itu keluarganya, kalau sudah dalam sidang semuanya diperlakukan
sama.Hakim harus berpegang kepada Tri Parasetya Hakim Indonesia. Hakim harus
dapat membedakan antar sikap kedinasan sebagai jabatannya sebagai pejabat
negara yang bertugas menegakkan keadilan dengan sikap hidup sehari-hari sebagai
bagian dari keluarga dan masyarakat.Untuk membedakan itu hakim mempunyai
kode etik sendiri bagaimana supaya dia dapat mengambil sikap. Zaman sekarang
kadang-kadang hakim salah menempatkan sikapnya, yang seharusnya sikap itu
harus dilingkungan keluarga, ia bawa waktu persidangan. Ini tentunya akan

mempengaruhi putusan.Masalah kode etik inilah yang menjadi latar belakang
penulisan makalah ini. Supaya hakim-hakim agar lebih memperhatikan lagi
tugasnya sebagai penegak keadilan di dalam masyarakat. Pada makalah ini akan di
jelaskan pengertian etika, macam-macam etika, pengertian profesi, penjelasan
hakim, tanggung jawab seorang hakim, kemudian syarat menjadi hakim dan
lainnya.
1

1.1. Rumusan Masalah
A. Apa definisi dari Profesi dan Etika?
B. Apa definisi dari Hakim?
C. Apa saja Tanggung Jawab dari seorang Hakim?
D. Apa saja Kode Etik bagi Hakim?
E. Apa saja Etika Profesi Hakim?

1.2. Tujuan Penulisan
A. Untuk mengetahui definisi dari Profesi dan Etika.
B. Untuk Mengetahui definisi dari Hakim
C. Untuk Mengetahui Tanggung Jawab Hakim.
D. Untuk Mengetahui Kode Etik dan Etika dari Profesi Hakim..


2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

.1.

Etika
Kata Etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter,

watak kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh
individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Berdasarkan pengertian diatas Etika terbagi menjadi dua yaitu Etika
Deskriptif dan Normatif
a) Etika Deskriptif yaitu etika yang menelaah secara kritis dan rasional
tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh
setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya
Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya,

yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang
terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat
disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau
tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi
tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
b) Etika Normatif yaitu etika yang menetapkan berbagai sikap dan
perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa
yang seharusnya dijalankan maka Etika Normatif merupakan normanorma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan
menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau
norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
3

2.2.

Profesi
Profesi berasal dari kata serapan , dalam bahasa Inggris "Profess", yang

dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi
kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".Profesi juga
sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu

pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik,
serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
Contoh profesi yaitu pada bidang hukum, kesehatan, keuangan, militer,
teknik desainer, tenaga pendidik.

2.3.

Hakim
Istilah "hakim" berasal dari kata Arab ‫( حكم‬hakima) yang berarti "aturan,

peraturan, kekuasaan, pemerintah". Hakim harus dihormati di ruang pengadilan
dan pelanggaran akan hal ini dapat menyebabkan hukuman. Hakim biasanya
mengenakan baju berwarna hitam. Kekuasaannya berbeda-beda di berbagai
negara.
Hakim dapat dikatakan pejabat peradilan negara yang diberi wewenang
oleh undang-undang untuk mengadili. Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan
negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila.

4


BAB III
PEMBAHASAN

.1.

Pengertian Hakim
Hakim adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai jabatan fungsional.

kode etik hakim disebut juga kode kehormatan hakim. Hakim juga adalah pejabat
yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman yang syarat dan tata cara
pengangkatan, pemberhetian dan pelaksanaan tugasnya ditentukan oleh undangundang.1
3.2.

Kewajiban dan Tugas dari Hakim
Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan mempunyai kewajiban yaitu :
a. Menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang
hidup di masyarakat. Dalam masyarakat yang masih mengenal
hukum tidak tertulis, serta berada dalam masa pergolakan dan
peralihan. Hakim merupakan perumus dan penggali dari nilainilai hukum yang hidup dikalangan rakyat. Untuk itu ia harus

terjun ke tangah-tengah masyarakat untuk mengenal, merasakan,
dan mampu menyelami perasaan hukum dan rasa keadilan yang
hidup

dalam

masyarakat.Dengan

demikian

hakim

dapat

memberikan keputusan yang sesuai dengan hukum dan rasa
keadilan masyarakat.
b. Hakim wajib memperhatikan sifat-sifat baik dan buruk dari
tertuduh dalam menentukan dan mempertimbangkan berat
1


C.S.T Kansil, Kitab Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman (KUKK), PT. Bina Aksara, Jakarta,
1986, hlm.20.

5

ringannya pidana.Sifat-sifat yang jahat maupun yang baik dari
tertuduh wajib diperhatikan Hakim dalam mempertimbangkan
pidana yang akan dijatuhkan.Keadaan-keadaan pribadi seseorang
perlu diperhitungkan untuk memberikan pidana yang setimpal
dan seadil-adilnya. Keadaan pribadi tersebut dapat diperoleh dari
keterangan orang-orang dari lingkungannya, rukun tetangganya,
dokter ahli jiwa dan sebagainya.
3.3.

Tanggung Jawab Hakim
Tanggung jawab hakim kepada penguasa (negara) artinya telah

melaksanakan peradilan dengan baik, menghasilkan keputusan bermutu, dan
berdampak positif bagi bangsa dan negara.
a. Melaksanakan peradilan dengan baik. Peradilan dilaksanakan

sesuai dengan undang-undang, nilai-nilai hukum yang hidup
dalam masayarakat, dan kepatutan (equity);
b. Keputusan bermutu. Keadilan yang ditetapkan oleh hakim
merupakan

perwujudan

nilai-nilai

undang-undang,

hasil

penghayatan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, etika
moral masyarakat, dan tidak melanggar hak orang lain;
c. Berdampak positif bagi masyarakat dan negara. Keputusan
hakim memberi manfaat kepada masyarakat sebagai keputusan
yang dapat dijadikan panutan dan yurisprudensi serta masukan
bagi pengembangan hukum nasional.
d. Tanggung jawab kepada Tuhan, Tanggung jawab hakim kepada

Tuhan Yang Maha Esa artinya telah melaksanakan peradilan
sesuai dengan amanat Tuhan yang diberikan kepada manusia,

6

menurut hukum kodrat manusia yang telah ditetapkan oleh
Tuhan melalui suara hati nuraninya.2
3.4.

Kode Etik Hakim
Untuk jabatan hakim, Kode Etik Hakim disebut Kode Kehormatan Hakim

berbeda dengan notaris dan advokat.
Hakim adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai jabatan fungsional.
Oleh karena itu Kode Kehormatan Hakim memuat 3 jenis etika, yaitu :
a. Etika kedinasan pegawai negeri sipil
b. Etika kedinasan hakim sebagai pejabat fungsional penegak
hukum.
c. Etika hakim sebagai manusia pribadi manusia pribadi anggota
masyarakat.

Uraian Kode Etik Hakim meliputi :
a.

Etika keperibadian hakim

b. Etika melakukan tugas jabatan
c.

Etika pelayanan terhadap pencari keadilan

d. Etika hubungan sesama rekan hakim
e.

Etika pengawasan terhadap hakim.

Dari kelima macam uraian kode etik ini akan kita lihat apakah Kode Etik
Hakim memiliki upaya paksaan yang berasal dari undang-undang.
Etika keperibadian hakim Sebagai pejabat penegak hukum, hakim :
a.
2


Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Ibid.

7

b.

Menjunjung tinggi, citra, wibawa dan martabat hakim

c.

Berkelakuan baik dan tidak tercela

d.

Menjadi teladan bagi masyarakat

e.

Menjauhkan diri dari eprbuatan dursila dan kelakuan yang
dicela oleh masyarakat

f.

Tidak melakukan perbuatan yang merendahkan martabat hakim

g.

Bersikap jujur, adil, penuh rasa tanggung jawab

h.

Berkepribadian, sabar, bijaksana, berilmu

i.

Bersemangat ingin maju (meningkatkan nilai peradilan)

j.

Dapat dipercaya

Etika melakukan tugas jabatan, sebagai pejabat penegak hukum, hakim :
a.

Bersikap tegas, disiplin

b.

Penuh pengabdian pada pekerjaan

c.

Bebas dari pengaruh siapa pun juga

d.

Tidak

menyalahgunakan

kepercayaan,

kedudukan

dan

wewenang untuk kepentingan pribadai atau golongan
e.

Tidak berjiwa mumpung

f.

Tidak menonjolkan kedudukan

g.

Menjaga wibawa dan martabat hakim dalam hubungan
kedinasan

h.

Berpegang teguh pada Kode Kehormatan Hakim

Etika pelayanan terhadap pencari keadilan, sebagai pejabat penegak hukum,
hakim :
a.

Bersikap dan bertindak menurut garis-garis yang ditentukan di
dalam hukum acara yang berlaku

8

b.

Tidak memihak, tidak bersimpati, tidak antipati pada pihak
yang berperkara

c.

Berdiri di atas semua pihak yang kepentingannya bertentangan,
tidak membeda-bedakan orang

d.

Sopan, tegas, dan bijaksana dalam memimpin sidang, baik
dalam ucapan maupun perbuatan

e.

Menjaga kewibawaan dan kenikmatan persidangan

f.

Bersungguh-sungguh mencari kebenaran dan keadilan

g.

Memutus berdasarkan hati nurani

Sanggup mempertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Etika hubungan sesama rekan hakim. sebagai sesama rekan pejabat
penegak hukum, hakim :
a.

Memlihara dan memupuk hubungan kerja sama yang baik
antara sesam rekan

b.

Memiliki rasa setia kawan , tenggang rasa, dan saling
menghargai antara sesama rekan

c.

Memiliki kesadaran, kesetiaan, penghargaan terhadap korp
hakim

d.

Menjaga nama baik dan martabat rekan-rekan , baik di dalam
maupun di luar kedinasan

e.

Bersikap tegas. Adil dan tidak memihak.

f.

Memelihara hubungan baik dengan hakim bawahannya dan
hakim atasannya.

g.

Memberi contoh yang baik di dalam dan di luar kedinasan.3

3

Prof. Muhammad Abdul Kadir, Etika Profesi Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001,
hlm.42.

9

3.5.

Etika Profesi Hakim
Etika seorang hakim telah dituangkan dalam keputusan bersama Mahkamah

Agung Republik Indonesia dan Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia Nomor
047/KMA/SKB/IV/2009 dan Nomor 02/SKB/P-KY/ IV/2009, tentang Kode Etik
dan Pedoman Perilaku Hakim, yang mengatur perilaku hakim sebagai berikut :
1) Berperilaku Adil
Pengertian adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya dan
memberikan yang menjadi haknya, yang didasarkan pada suatu prinsip bahwa
semua orang sama kedudukannya di depan hukum. Dengan demikian, tuntutan
yang paling mendasar dari keadilan adalah memberikan perlakuan dan memberi
kesempatan yang sama (equality and fairness) terhadap setiap orang. Oleh
karenanya, seseorang yang melaksanakan tugas atau profesi di bidang peradilan
yang memikul tanggung jawab penegakan hukum yang adil dan benar harus selalu
berlaku adil dengan tidak membeda-bedakan orang.
2) Berperilaku Jujur
Pengertian kejujuran adalah berani menyatakan bahwa yang benar adalah
banar dan salah adalah salah. Kejujuran mendorong terbentuknya pribadi yang ikut
dan mengakibatkan kesadaran akan hakikat yang hak dan yang batil. Dengan
demikian, akan terwujud sikap pribadi yang tidak berpihak terhadap setiap orang
baik dalam persidangan maupun di luar persidangan.
3) Berlaku Arif dan Bijaksana
Pengertian Arif dan bijaksana adalah mampu bertindak sesuai dengan
norma-norma yang hidup dalam masyarakat baik norma-norma hukum, norma10

norma keagamaan, kebiasaan-kebiasaan maupun kesusilaan dengan memerhatikan
situasi dan kondisi pada saat itu, serta mampu memperhitungkan akibat dari
tindakannya. Perilaku yang arif dan bijaksana mendorong terbentuknya pribadi
yang berwawasan luas, mempunyai tenggang rasa yang tinggi, bersikap hati-hati,
ssabar, dan santun.
4) Bersikap Mandiri
Pengertian Mandiri adalah mampu bertindak sendiri tanpa bantuan pihak
lain, bebas dari campur tangan siapa pun dan bebas dari pengaruh apa pun. Sikap
mandiri mendorong terbentuknya perilaku hakim yang tangguh, berpegang teguh
pada prinsip dan keyakinan atas kebenaran sesuai tuntutan moral dan ketentuan
hukum yang berlaku.
5) Berintegritas Tinggi
Pengertian Integritas adalah sikap dan kepribadian yang utuh, berwibawa,
jujur dan tidak tergoyahkan. Integritas tinggi pada hakikatnya terwujud pada sikap
setia dan tangguh berpegang pada nilai-nilai atau norma-nor- ma yang berlaku
dalam melaksanakan tugas. Integritas tinggi akan mendorong terbentuknya pribadi
yang

berani

menolak

godaan

dan

segala

bentuk

intervensi,

dengan

mengedepankan tuntutan hati nurani untuk menegakkan kebenaran dan keadilan
serta selalu berusaha melakukan tugas dengan cara-cara terbaik untuk mencapai
tujuan terbaik.
6) Bertanggung Jawab
Pengertian Bertanggung jawab adalah kesediaan untuk melaksanakan
sebaik-baiknya segala sesuatu yang menjadi wewenang dan tugasnya, serta
memiliki keberanian untuk menanggung segala akibat atas pelaksanaan wewenang
dan tugasnya tersebut. Rasa tanggung jawab akan mendorong terbentuknya pribadi
11

yang mampu menegakkan kebenaran dan keadilan, penuh pengabdian, serta tidak
menyalahgunakan profesi yang diamanatkan.
7) Menjunjung Tinggi Harga Diri
Pengertian Harga diri adalah pada diri manusia melekat martabat dan
kehormatan yang harus dipertahankan dan dijunjung tinggi oleh setiap orang.
Prinsip menjunjung tinggi harga diri, khususnya hakim, akan mendorong dan
membentuk pribadi yang kuat dan tangguh, sehingga terbentuk pribadi yang
senantiasa menjaga kehormatan dan martabat sebagai aparatur peradilan.
8) Berdisiplin Tinggi
Pengertian Disiplin adalah ketaatan pada norma-norma atau kaidah-kaidah
yang diyakini sebagai panggilan luhur untuk mengemban amanah serta
kepercayaan masyarakat pencari keadilan. Disiplin tinggi akan mendorong
terbentuknya pribadi yang tertib di dalam melaksanakan tugas, ikhlas dalam
pengabdian dan berusaha untuk menjadi teladan dalam lingkungannya, serta tidak
menyalahgunakan amanah yang dipercayakan kepadanya.
9) Berperilaku Rendah Hati
Pengertian Rendah hati adalah kesadaran dan keterbatasan kemampuan diri,
jauh dari kesempurnaan dan terhindar dari setiap bentuk keangkuhan. Rendah hati
mendorong terbentuknya sikap realistis, mau membuka diri untuk terus belajar,
menghargai pendapat orang lain, menumbuhkembangkan sikap tenggang rasa,
serta mewujudkan kesederhanaan, penuh rasa syukur, dan ikhlas di dalam
mengemban tugas.4

4

http://lawriflaksana.blogspot.co.id/2010/06/etika-profesi-hakim.html di akses hari Rabu, 29
November 2017.

12

BAB IV
PENUTUP

.1.

Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang sudah di paparkan kita dapat mengambil

poin penting yang bermanfaat, kesimpulan tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Hakim adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai jabatan fungsional.
Tugas hakim adalah mengkonstatir, mengkwalifisir dan kemudian
mengkonstituir
2. Tanggung jawab hakim kepada penguasa (negara) artinya telah
melaksanakan peradilan dengan baik, menghasilkan keputusan bermutu,
dan berdampak positif bagi bangsa dan negara.

.2.

Saran
Penulis menyadari bahwa, dalam tulisan ini terdapat banyak kekurangan.

Dengan demikian, kiranya ke depan ada studi lanjut yang dapat memaparkan
kembali pengetahuan mengenai mengenai Etika, Kode Etik, dan Tanggung Jawab
Profesi Hukum sebagai Hakim.

13

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Kansil, C.S.T. Drs, S.H., 1986, Kitab Undang-Undang Kekuasaan
Kehakiman (KUKK), Jakarat: PT. Bina Aksara.
Muhammad, Abdul Kadir, Prof S.H., 2001, Etika Profesi Hukum,
Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
B. Website
http://lawriflaksana.blogspot.co.id/2010/06/etika-profesi-hakim.html

14