Ketulusan Cinta Ketulusan Cinta Ketulusan Cinta
Ketulusan Cinta
Salsa adalah seorang siswi SMAN 2 Bandung, ia adalah seorang siswi yang sangat
berprestasi. Salsa memiliki sifat yang baik, sopan, ramah, periang dan lucu sehingga banyak
orang yang senang berteman dengannya. Salsa sangat senang bisa bersekolah di SMAN 2
Bandung, karena baginya sekolah itu adalah sekolah yang sangat terfavorit di Bandung, sehingga
banyak orang yang bersaing untuk bisa bersekolah disana.
Hingga pada suatu hari, Salsa mendapatkan kabar yang sangat buruk, yaitu Salsa harus
pindah sekolah ke SMAN 5 Surabaya karena orang tua Salsa mendapatkan tugas untuk bekerja
disana. Salsa sangat kecewa dengan keputusan orang tuanya untuk memindahannya ke sekolah
baru. “Pah…Mah…Salsa tidak mau bersekolah disana, Kenapa tidak mama dan papa saja yang
pindah kesana!? Biarkan aku disini, aku sudah nyaman bersama teman-temanku disini.” sahut
Salsa dengan kesal. “Tidak bisa nak, kau harus ikut bersama kami, karena kami memutuskan
untuk menetap disana, bagaimana bisa kami meninggalkan kamu sendiri disini.” ujar ayahnya
dengan nada lembut. “Tapi aku tidak ingin bersekolah disana, aku tidak ingin kehidupan baru
dan aku tidak ingin beradaptasi dilingkungan baru!” sahut Salsa. “Kamu harus bisa belajar
dewasa nak, kamu tidak boleh mementingkan kesenangan mu sendiri, pokoknya kamu harus ikut
bersama papa dan mama!” ujar ayahnya. Salsa terdiam dan kembali menuju kamarnya dengan
perasaan yang sangat kesal. Kemudian Salsa bergumam dalam hati “Kenapa sih harus pindah?
Kenapa mama dan papa tidak pernah memikirkan perasaan ku, aku tidak suka beradaptasi lagi!
Tapi aku juga tidak yakin dengan keputusan ku untuk tinggal disini sendiri.” Sambil memukul
mukul meja belajarnya. Tak lama kemudian Salsa keluar dari kamarnya dan menghampiri
ayahnya dengan memasang raut wajah yang sangat kesal, “Baik, kalau begitu aku terima
keputusan kalian, aku akan ikut bersama kalian.”ujar Salsa. “Akhirnya, papa senang dengan
keputusan mu nak. Baiklah, kalau begitu 3 hari lagi kami berangkat kesana dan untuk surat-surat
pindahmu biar papa yang uruskan secepatnya”ujar ayahnya. Tanpa mengeluarkan sepatah kata
pun Salsa langsung menuju kamarnya.
Keesokan harinya,dengan wajah yang sangat lesu Salsa bergegas untuk pergi ke sekolah.
Sesampainya disekolah, Salsa langsung menghampiri temannya yang bernama Chika dan Bella.
“Chik…Bell…Kayaknya aku bakalan enggak ketemu kalian lagi deh..”ujar Salsa. “Widihhh…
kayak apa aja kamu sal, emangnya kamu mau kemana sih?” sahut Chika. “Ayahku ingin
memindahkan ku ke Surabaya.”jawab Salsa. “Apaa!!! Kok mendadak pindah sih sal?? Ada
apa?”tanya Bela dengan wajah yang sangat kecewa. “Iya orang tua ku mendapat tugas untuk
bekerja disana, jadi ya mau tidak mau aku haus ikut denganya.” ujar Salsa pasrah. “Ihh, jangan
pindah sal, nanti kalau kamu pindah kita kesepian dong, nanti kita enggak punya teman yang
lucu kayak kamu lagi dong.”sahut Chika membujuk Salsa. “Tenang aja Chik, kan kita masih bisa
komunikasi, aku janji deh aku bakal sering-sering main kesini.”jawab Salsa. “Janji ya sal,
pokoknya kamu harus janji!”ujar Bella. “Iya bell aku janji kok, iya udah kalau begitu kita ke
kelas yuk.”jawab Salsa. “Yuk..yuk..yuk…”
Tidak terasa bel sekolah pun berbunyi yang menandakan kegiatan belajar telah berakhir.
Kemudian Salsa langsung beranjak dari tempat duduknya dan segera bergegas menemui
temannya yang berada dikelas yang berbeda dengannya. “Bara!!” teriak Salsa dengan nada yang
cukup keras. “Ada apa sal? Kangen ya!” ujar Bara mengguyoni Salsa. “Ihhh….apaan sih GR
banget, aku mau ngasi tau kamu sesuatu nih.”ujar Salsa dengan tegas. “Iya deh iya, mau kasi tau
apa sal? Mau kasi tau kalau kamu kangen sama aku ya ?” ujar Bara kembali mengguyoni Salsa.
“Ihh Bara kamu ini dari tadi bercanda aja, aku serius ni, aku mau pindah!!”sahut Salsa.”Apa??
Kamu pasti bercanda ya?”Tanya Bara dengan wajah tidak yakin. “Aku tidak bercanda barr, aku
beneran mau pindah, orang tuaku mendapat tugas untuk bekerja di luar kota, dan mereka
memutuskan untuk menetap disana, jadi yaa mau tidak mau aku harus menerima keputusan
mereka.”Jawab Salsa dengan pasrah. “Tapi kok mendadak sal? Apa kamu yakin? Ayolah sal
kamu jangan pindah,nanti aku bakalan kangen terus dong sama kamu.”ujar Bara membujuk
Salsa. “Maaf ya bara, aku sudah yakin dengan keputusan ku, aku harus pindah bar, lagi pula kita
masih bisa komunikasi kok jadi kamu enggak usah khawatir.”sahut Salsa dengan lembut. “Tapi
kamu janji ya sal, jangan pernah kamu lupain aku, kamu harus sering sering main kesini ya, aku
janji kalau aku ada waktu bakal nyari kamu kesana sal.”ujar Bara. “Iya Bar aku janji, kamu juga
harus janji ya bakal nemuin aku kesana.” “Iya aku janji sal.”jawab bara sambil mengelus-elus
rambut Salsa. “Iya udah deh kalau gitu aku pulang duluan ya bar.”jawab Salsa. “Iya sal hati-hati
ya.”jawab Bara.
Hari dimana saatnya Salsa mengucapkan salam perpisahan kepada teman-temannya pun
tiba. Dengan wajah termenung Salsa pun pergi untuk menemui teman temannya. Salsa
bergumam dalam hati, “Ini adalah hari terahirku untuk bisa menemui mereka, jadi tak kan
kusiasiakan hari ini”. Sesampainya disuatu tempat, Salsa pun bergegas keluar dari kendaraan
yang iya naiki dan segera menghampiri teman temannya. “Hai teman teman”sapa Salsa dengan
wajah lesu. “Hai sal sini duduk”ucap Bella sambil mendorongkan kursi untuk Salsa. “Apa kamu
sudah yakin dengan keputusan mu sal?”tanya Chika. “Sudah lah chik, aku sudah sangat yakin
dengan keputusan ku, kau tak perlu khawatir, aku janji bakal selalu ingat dengan kalian semua,
dan aku janji aku bakal sering main kesini untuk menemui kalian, sudahlah jangan terlalu
dipikirkan ayo kita nikmati hari ini sebagai hari tekrakhir ku disini, aku ingin menghabiskan
hariku ini bersama kalian.”sahut salsa untuk mengembalikan suasana. Kemudian datanglah Bara
menghampiri Salsa dengan membawa seikat bunga dan sebuah kado, “Hai sal maaf aku
terlambat”ujar Bara, “iya tidak apa apa bar, sini duduk”jawab Salsa, “oh iya nih aku bawain
bunga dan aku juga punya kenang-kenangan nih buat kamu, jaga ya.”sahut Bara dengan nada
lembut, “apa ini?” tanya Salsa sambil memegang sebuah kado, “iya nanti kamu juga bakal tau,
nanti aja bukanya, sekarang gimana kalau kita foto bersama?”ajak Bara sambil menyodorkan
handphonenya, “Ayo..ayo”sahut Salsa.
Tak terasa hari pun sudah mulai gelap, “Teman-teman terimakasih ya hari ini kalian
sudah mau menyempatkan datang kesini untuk menemuiku,aku juga mau minta maaf atas semua
kesalahan yang udah pernah aku lakuin ke kalian, ini adalah hari terakhir ku bisa bertemu dengan
kalian disini, aku harap kalian semua jangan pernah lupain aku ya.”ujar Salsa. Bara pun berdiri,
“Sal, kamu jaga diri baik-baik ya disana, aku enggak bakal lupain kamu, aku janji ku bakal nyari
kamu kesana, ingat kamu belajar yang serius ya disana, jangan macem-macem, ingat kamu
punya cita-cita yang harus kamu wujudkan, semangat terus ya sal.”ujar Bara sambil mengelus
rambut Salsa. “iyaiya bar aku bakal inget terus sama kata-kata kamu ini, inget cari aku ya
bar.”jawab Salsa. “Iya aku janji sal, sana pulang gih kamu kan besok pagi harus segera berangkat
kesana, jaga diri baik baik ya sal.”ujar Bara sambil mencubit pipi Salsa “Oke deh bar, kalau gitu
aku pulang ya, daa teman-teman, daa Bara” sahut salsa. “Daa,Salsa”jawab teman-temannya
serentak.
SMAN 5 Surabaya itu lah sekolah baru Salsa dimana salsa harus kembali
mengadaptasikan dirinya dengan teman barunya, dengan suasana barunya, dan dengan
kehidupan barunya. Hari ini merupakan hari pertama Salsa berada disekolah ini, Salsa berpikir
ini benar-benar bukan hal yang dia inginkan. Salsa sangat sedih karena saat itu dia benar-benar
sendiri tanpa adanya seorang teman yang menemaninya. Kelas XI MIA 4 itulah kelas baru Salsa.
Saat pertama kali Salsa memasuki kelas tersebut Salsa merasa bahwa ini adalah kelas yang
sangat ribut, tetapi Salsa tetap tidak mempedulikan hal tersebut. Ia tetap melakukan aktivitasnya
sendiri. Tiba-tiba ada seorang perempuan yang menghampirinya, rupanya perempuan tersebut
ingin berkenalan dengannya. “Hai” sapa perempuan tersebut sambil menepuk pundak Salsa,
“Hai juga” jawab Salsa. “Bolehkah saya duduk disampingmu?” tanya perempuan tersebut.
“Boleh….boleh silahkan” jawab Salsa sambil menyodorkan kursi untuknya. “Perkenalkan
namaku Echa, siapa namamu dan kamu pindahan dari mana? tanya perempuan tersebut.
“Namaku Salsa dan aku pindahan dari SMAN 2 Bandung, dari mana asalmu?” tanya Salsa. “Aku
tinggal di Jln. Kaca Piring, kapan-kapan mampir ya, ibuku pasti senang jika aku memiliki teman
sepertimu.”ujar Echa. “Oh.. iya iya cha, terimakasih ya atas tawaran mu, aku tinggal di Jln.
Soedirman kamu juga bisa main ke rumah ku, rumahku akan selalu terbuka untukmu.”ujar Salsa
sambil tersenyum. “Terimakasih sal aku sangat senang bisa berkenalan dengan mu, dan aku
harap kita bisa berteman.”ujar Echa. “Iya cha, aku juga senang bisa berkenalan dengan mu,
sungguh amat senang jika aku bisa menjadi teman mu cha, bagaimana kalau kita duduk
bersama?”ujar Salsa. “Ide bagus tuh, nanti kita bisa belajar bersama-sama.”jawab Echa. “Ok..ok
deh cha.”jawab Salsa.
Tak terasa bel pun berbunyi yang menandakan kegiatan belajar akan segera dimulai. Saat
guru datang Salsa baru bisa merasakan yang namanya ketenangan, dimana semua murid-murid
dikelas tersebut duduk dengan rapi dan tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Saat
pelajaran dimulai ada seorang laki-laki yang menoleh kearah Salsa, dan kemudian laki-laki
tersebut menghampiri Salsa. “Hai cewek” sapa laki-laki tersebut, dengan gugup Salsa pun
menjawab “Iya ada apa?”, “Tidak apa apa aku cuma ingin berkenalan denganmu saja,
perkenalkan namaku Ifan, kamu pindahan dari mana?” tanya laki laki tersebut, “Aku pindahan
dari SMAN 2 Bandung.”jawab Salsa, “Oh.. ternyata anak Bandung yaa, pantesan…….”ujar lakilaki tersebut, “Pantesan apa?”sahut Salsa, “Hmm, enggak jadi deh” sahut laki-laki tersebut
sambil mengedipkan mata kearah Salsa, “Iyaudh sana sana kembali ke tempat duduk mu, aku
ingin belajar!”ujar Salsa. “Iyaa.. iya deh,jangan galak-galak dong”sahut laki-laki tersebut sambil
memakukan dagu Salsa. Bel istirahat pun berbunyi dan Echa mengajak Salsa untuk menemui
teman- temannya. Saat dikantin Salsa bertemu dengan teman-teman Echa yang sangat ramah.
“Hai teman-teman” sapa Echa dengan riang, “Hai cha, widihhhhh ngajak temen baru ni, kenalin
dong”ujar salah satu teman Echa, “Oh.. iya hampir aja lupa, kenalin ni teman ku namanya Salsa,
dia pindahan dari SMAN 2 Bandung.” Ujar Echa, “Ohh hai Salsa, kenalin namaku Angga, ini
teman ku Milla, Sinta, Kevin, dan Vina.” ujar Angga sambil tersenyum kearah Salsa. “Hai
teman-teman senang ya bisa berkenalan dengan kalian.”ujar Salsa, “Iya sal, aku juga senang bisa
berkenalan dengan mu.”jawab Vina sambil melihat memandangi Salsa. Tak terasa waktu
istirahat pun telah usai, dan akhirnya mereka pun kembali ke kelas mereka masing-masing.
Kemudian Salsa bergumam dalam hati “Ternyata ini tidak seburuk yang kuduga, orang-orang
disini cukup ramah aku senang bisa memiliki teman seperti mereka.”gumam Salsa sambil
tersenyum memandangi plafon kelas.
Saat sepulang sekolah, ada seorang laki-laki yang berdiri didepan pintu kelas Salsa, yang
ingin berkenalan dengan Salsa, rupanya laki-laki tersebut adalah teman sekelas Milla yaitu anak
kelas XI MIA 6. “Hai, kamu ya yang namanya Salsa?”sapa laki-laki tersebut mengejutkan Salsa.
Dengan gugup Salsa menjawab “I-ii-ya, ada apa ya?”. “Tidak ada apa apa, aku cuma ingin
berkenalan denganmu, perkenalkan nama ku Hendra, kamu pindahan dari SMAN 2 Bandung
ya?” ujar laki-laki tersebut. “Iya ndra, kamu kok tau?” tanya Salsa dengan wajah penasaran. “Iya,
Milla yang memberi tahu ku” jawab laki-laki tersebut. “Oh.. gitu ya, iya udah deh ndra aku mau
pulang dulu ya, senang bisa berkenalan dengan mu ndra.” ujar Salsa, “Iya sal, senang juga bisa
berkenalan dengan mu, hati-hati ya salsa.”ujar laki-laki tersebut. “Iya ndra,aku tinggal ya ndra,
daa”ujar Salsa. Sesampainya dirumah Salsa mendapatkan telpon dari Bara, “Hai sal, bagaimana
keadaan mu disana sal?”tanya Bara. “Baik kok bar, tau tidak ternyata orang-orang disini tidak
seburuk yang kukira, orang-orang disini ramah-ramah dan baik-baik.” Jawab Salsa. “Syukur lah
sal, jadi kamu sudah banyak punya teman belum?” tanya Bara, “Yaaa, tidak banyak sih bar, tapi
aku sangat senang punya teman seperti mereka.”ujar Salsa, “Oo.. iya sudah kalau begitu kamu
istirahat dulu sana, capek kan baru pulang sekolah.”ujar Bara, “Iya nih bar capek banget, iya
sudah kalau begitu nanti aku kabarin lagi ya bar, daaa.”sahut Salsa, “ iya sal, daaa”jawab bara.
Tak terasa sore hari pun tiba, akhirnya ayah dan ibu Salsa pun pulang dari kerjanya, kemudian
Salsa langsung berlari menemui mereka dan menceritakan semua kejadian yang terjadi padanya.
Ayah dan ibu Salsa pun sangat senang mendengar cerita Salsa, sampai akhirnya malam pun tiba
dan ayah Salsa pun mengajak salsa untuk makan malam bersama. Usai makan malam, Salsa pun
langsung pergi menuju ke kamarnya untuk belajar dan kemudian beristirahat.
Pagi hari pun tiba, dengan bersemangat Salsa langsung bergegas pergi ke sekolah. Saat
disekolah Salsa langsung menuju ke kelasnya dan menemui Echa. “Hai cha, aku mau cerita
sesuatu nih sama kamu.”sapa Salsa mengejutkan Echa, “Iya sal, mau cerita apa?”ujar Echa
penasaran,”Begini kemarin aku diajak berkenalan sama temanya Milla, namanya Hendra,
menurut kamu dia itu anaknya gimana sih?” tanya Salsa. “Ciee salsa kamu naksir ya sama
dia?”ujar Echa sambil mengedipkan mata ke arah Salsa, “Ihh.. apaan sih kamu cha, aku kan
cuma nanya aja.”ujar Salsa dengan wajah yang sangat merah, “Iya sudah, iyaa..iya deh sal, kalau
begitu kamu taruh dulu sana tas mu, setelah itu baru ku ceritakan semua tentang dia.”ujar Echa.
Salsa pun kemudian berlali ke mejanya dan segera meletakan tasnya dan kembali menghampiri
Echa. “Ayoo cepat ceritakan cha!” ujar Salsa dengan nafas tersenga-senga, “Udah enggak sabar
ya sal?” ujar Echa mengguyoni Salsa, “kamu ini cha! Ayoo cepat ceritakan”ujar salsa, “Iya..iya
deh sal, begini Hendra itu anaknya baik, polos, sedikit bicara, ramah, dan dia juga merupakan
salah satu siswa yang berprestasi, dia sangat pintar dalam pelajaran biologi,sudah banyak
olimpiade yang telah dia ikuti” ujar Echa, “Oh…. jadi begitu ya sal.” Jawab Salsa, “Iya sal, dan
ada satu lagi sal yang perlu kamu ketahui” ujar Echa, “Apa cha?”tanya Salsa dengan wajah yang
sangat penasaran, Kemudian Echa mendekat kearah telinga Salsa dan membisiki Salsa, “Dia ituu
anaknya ganteng hahahaha’ ujar Echa yang kemudian berlari meningkalkan Salsa, “ Dasarrrr
Echa!!!” teriak Salsa. Bel pelajaran pun berbunyi, dan akhirnya mereka pun kembali ke
bangkunya masing- masing untuk mengikuti pelajaran.
Tak terasa sudah 6 bulan Salsa bersekolah di SMAN 5 Surabaya. Liburan semester
pertama pun tiba, Salsa sangat senang sekali karena rencananya Bara akan pergi ke Surabaya
untuk menemui Salsa. Beberapa hari kemudia Bara datang ke Surabaya untuk menemui Salsa,
dengan antusias Salsa menjemput Bara ke Bandara Juanda. Selama liburan semester Salsa dan
Bara berjalan-jalan mengelilingi indahnya Kota Surabaya. Sampai akhirnya penghujung liburan
tiba, dan saatnya Bara kembali ke Bandung. Salsa sangat berterimakasih atas kunjungan Bara ke
Surabaya, dan berharap bisa bertemu lagi di liburan berikutnya.
Hari sekolah pun tiba, dimana Salsa harus kembali melakukan aktivitas rutinnya sebagai
seorang siswa. Hari pertama Salsa bersekolah setelah libur panjang pun tiba, Salsa merasa sangat
senang karena ia bisa kembali bertemu dan berkumpul bersama teman-temannya. Hari demi hari
telah berjalan, Salsa dan Hendra sudah dekat selama 2 bulan, saat itu Salsa merasa sangat
nyaman dengan Hendra, karena baginya Hendra sangat baik dan sangat peduli dengannya.
Hingga pada suatu hari kabar buruk datang, yaitu salah satu teman lamanya yang bernama Chika
memberitahu bahwa disana Bara sedang dekat dengan salah satu adik kelasnya. Salsa sangat
kecewa mendengar kabar tersebut dan Salsa memutuskan untuk meninggalkan Bara tanpa
mendengarkan penjelasan dari Bara tentang kebenaran dari berita tersebut. Lalu Hendra datang
untuk kembali menenangkan dan mendekati Salsa. Selama 1 bulan Hendra dan Salsa sudah
bersama, tiba-tiba datanglah kabar dari Bara yang kemudian menceritakan kebenaran berita
tersebut, bahwa sebenarnya adik kelas yang diceritakan Chika pada waktu itu adalah adik
sepupunya. Salsa merasa sangat kaget mendengar penjelasan dari Bara, dan Salsa sangat
menyesal. Akan tetapi Salsa tetap memutuskan untuk bersama dengan Hendra. Bara sangat
kecewa dengan keputusan Salsa dan Bara pun memutuskan untuk melupakan Salsa.
Pada suatu hari Salsa terkena musibah, yaitu Salsa mengalami kecelakaan parah hingga
membuat Salsa dirawat di Rumah Sakit selama 3 minggu. Saat itu kaki salsa mengalami cidera
yang amat sangat parah hingga membuat Salsa menggunakan tongkat untuk berjalan. Mendengar
kabar tersebut Bara sangat khawatir dengan keadaan Salsa, akan tetapi Hendra tidak peduli
dengan keadaan Salsa. Hendra tidak peduli dengan hal yang terjadi terhadap Salsa, dan
meninggalkan Salsa tanpa kabar. Tak disangka Bara yang diabaikan oleh Salsa datang untuk
memberi perhatiannya, karena rasa kecemasan dan kekhawatiran yang tulus dalam hati Bara,tak
peduli Salsa itu masih menjadi kekasihnya atau tidak. Salsa sangat kaget dengan kehadiran Bara
disana. Selama 3 minggu Bara menjaga Salsa di Rumah Sakit tempat Salsa dirawat, bahkan rela
ijin dari sekolahnya. Saat itu lah Salsa menyadari betapa tulusnya cinta dan perhatian Bara
kepadanya. Hingga akhirnya Salsa sembuh perlahan-lahan sampai tidak lagi menggunakan
tongkat dan mereka pun menjadi sepasang kekasih yang tak akan terpisahkan. Dan hal yang
terpenting disadari Salsa jangan pernah takut untuk beradaptasi di tempat yang baru dengan
suasana baru, orang-orang baru dan lingkungan baru. Karena itu membuat Salsa menjadi lebih
kuat, lebih dewasa dan menemukan banyak sekali sahabat.
Salsa adalah seorang siswi SMAN 2 Bandung, ia adalah seorang siswi yang sangat
berprestasi. Salsa memiliki sifat yang baik, sopan, ramah, periang dan lucu sehingga banyak
orang yang senang berteman dengannya. Salsa sangat senang bisa bersekolah di SMAN 2
Bandung, karena baginya sekolah itu adalah sekolah yang sangat terfavorit di Bandung, sehingga
banyak orang yang bersaing untuk bisa bersekolah disana.
Hingga pada suatu hari, Salsa mendapatkan kabar yang sangat buruk, yaitu Salsa harus
pindah sekolah ke SMAN 5 Surabaya karena orang tua Salsa mendapatkan tugas untuk bekerja
disana. Salsa sangat kecewa dengan keputusan orang tuanya untuk memindahannya ke sekolah
baru. “Pah…Mah…Salsa tidak mau bersekolah disana, Kenapa tidak mama dan papa saja yang
pindah kesana!? Biarkan aku disini, aku sudah nyaman bersama teman-temanku disini.” sahut
Salsa dengan kesal. “Tidak bisa nak, kau harus ikut bersama kami, karena kami memutuskan
untuk menetap disana, bagaimana bisa kami meninggalkan kamu sendiri disini.” ujar ayahnya
dengan nada lembut. “Tapi aku tidak ingin bersekolah disana, aku tidak ingin kehidupan baru
dan aku tidak ingin beradaptasi dilingkungan baru!” sahut Salsa. “Kamu harus bisa belajar
dewasa nak, kamu tidak boleh mementingkan kesenangan mu sendiri, pokoknya kamu harus ikut
bersama papa dan mama!” ujar ayahnya. Salsa terdiam dan kembali menuju kamarnya dengan
perasaan yang sangat kesal. Kemudian Salsa bergumam dalam hati “Kenapa sih harus pindah?
Kenapa mama dan papa tidak pernah memikirkan perasaan ku, aku tidak suka beradaptasi lagi!
Tapi aku juga tidak yakin dengan keputusan ku untuk tinggal disini sendiri.” Sambil memukul
mukul meja belajarnya. Tak lama kemudian Salsa keluar dari kamarnya dan menghampiri
ayahnya dengan memasang raut wajah yang sangat kesal, “Baik, kalau begitu aku terima
keputusan kalian, aku akan ikut bersama kalian.”ujar Salsa. “Akhirnya, papa senang dengan
keputusan mu nak. Baiklah, kalau begitu 3 hari lagi kami berangkat kesana dan untuk surat-surat
pindahmu biar papa yang uruskan secepatnya”ujar ayahnya. Tanpa mengeluarkan sepatah kata
pun Salsa langsung menuju kamarnya.
Keesokan harinya,dengan wajah yang sangat lesu Salsa bergegas untuk pergi ke sekolah.
Sesampainya disekolah, Salsa langsung menghampiri temannya yang bernama Chika dan Bella.
“Chik…Bell…Kayaknya aku bakalan enggak ketemu kalian lagi deh..”ujar Salsa. “Widihhh…
kayak apa aja kamu sal, emangnya kamu mau kemana sih?” sahut Chika. “Ayahku ingin
memindahkan ku ke Surabaya.”jawab Salsa. “Apaa!!! Kok mendadak pindah sih sal?? Ada
apa?”tanya Bela dengan wajah yang sangat kecewa. “Iya orang tua ku mendapat tugas untuk
bekerja disana, jadi ya mau tidak mau aku haus ikut denganya.” ujar Salsa pasrah. “Ihh, jangan
pindah sal, nanti kalau kamu pindah kita kesepian dong, nanti kita enggak punya teman yang
lucu kayak kamu lagi dong.”sahut Chika membujuk Salsa. “Tenang aja Chik, kan kita masih bisa
komunikasi, aku janji deh aku bakal sering-sering main kesini.”jawab Salsa. “Janji ya sal,
pokoknya kamu harus janji!”ujar Bella. “Iya bell aku janji kok, iya udah kalau begitu kita ke
kelas yuk.”jawab Salsa. “Yuk..yuk..yuk…”
Tidak terasa bel sekolah pun berbunyi yang menandakan kegiatan belajar telah berakhir.
Kemudian Salsa langsung beranjak dari tempat duduknya dan segera bergegas menemui
temannya yang berada dikelas yang berbeda dengannya. “Bara!!” teriak Salsa dengan nada yang
cukup keras. “Ada apa sal? Kangen ya!” ujar Bara mengguyoni Salsa. “Ihhh….apaan sih GR
banget, aku mau ngasi tau kamu sesuatu nih.”ujar Salsa dengan tegas. “Iya deh iya, mau kasi tau
apa sal? Mau kasi tau kalau kamu kangen sama aku ya ?” ujar Bara kembali mengguyoni Salsa.
“Ihh Bara kamu ini dari tadi bercanda aja, aku serius ni, aku mau pindah!!”sahut Salsa.”Apa??
Kamu pasti bercanda ya?”Tanya Bara dengan wajah tidak yakin. “Aku tidak bercanda barr, aku
beneran mau pindah, orang tuaku mendapat tugas untuk bekerja di luar kota, dan mereka
memutuskan untuk menetap disana, jadi yaa mau tidak mau aku harus menerima keputusan
mereka.”Jawab Salsa dengan pasrah. “Tapi kok mendadak sal? Apa kamu yakin? Ayolah sal
kamu jangan pindah,nanti aku bakalan kangen terus dong sama kamu.”ujar Bara membujuk
Salsa. “Maaf ya bara, aku sudah yakin dengan keputusan ku, aku harus pindah bar, lagi pula kita
masih bisa komunikasi kok jadi kamu enggak usah khawatir.”sahut Salsa dengan lembut. “Tapi
kamu janji ya sal, jangan pernah kamu lupain aku, kamu harus sering sering main kesini ya, aku
janji kalau aku ada waktu bakal nyari kamu kesana sal.”ujar Bara. “Iya Bar aku janji, kamu juga
harus janji ya bakal nemuin aku kesana.” “Iya aku janji sal.”jawab bara sambil mengelus-elus
rambut Salsa. “Iya udah deh kalau gitu aku pulang duluan ya bar.”jawab Salsa. “Iya sal hati-hati
ya.”jawab Bara.
Hari dimana saatnya Salsa mengucapkan salam perpisahan kepada teman-temannya pun
tiba. Dengan wajah termenung Salsa pun pergi untuk menemui teman temannya. Salsa
bergumam dalam hati, “Ini adalah hari terahirku untuk bisa menemui mereka, jadi tak kan
kusiasiakan hari ini”. Sesampainya disuatu tempat, Salsa pun bergegas keluar dari kendaraan
yang iya naiki dan segera menghampiri teman temannya. “Hai teman teman”sapa Salsa dengan
wajah lesu. “Hai sal sini duduk”ucap Bella sambil mendorongkan kursi untuk Salsa. “Apa kamu
sudah yakin dengan keputusan mu sal?”tanya Chika. “Sudah lah chik, aku sudah sangat yakin
dengan keputusan ku, kau tak perlu khawatir, aku janji bakal selalu ingat dengan kalian semua,
dan aku janji aku bakal sering main kesini untuk menemui kalian, sudahlah jangan terlalu
dipikirkan ayo kita nikmati hari ini sebagai hari tekrakhir ku disini, aku ingin menghabiskan
hariku ini bersama kalian.”sahut salsa untuk mengembalikan suasana. Kemudian datanglah Bara
menghampiri Salsa dengan membawa seikat bunga dan sebuah kado, “Hai sal maaf aku
terlambat”ujar Bara, “iya tidak apa apa bar, sini duduk”jawab Salsa, “oh iya nih aku bawain
bunga dan aku juga punya kenang-kenangan nih buat kamu, jaga ya.”sahut Bara dengan nada
lembut, “apa ini?” tanya Salsa sambil memegang sebuah kado, “iya nanti kamu juga bakal tau,
nanti aja bukanya, sekarang gimana kalau kita foto bersama?”ajak Bara sambil menyodorkan
handphonenya, “Ayo..ayo”sahut Salsa.
Tak terasa hari pun sudah mulai gelap, “Teman-teman terimakasih ya hari ini kalian
sudah mau menyempatkan datang kesini untuk menemuiku,aku juga mau minta maaf atas semua
kesalahan yang udah pernah aku lakuin ke kalian, ini adalah hari terakhir ku bisa bertemu dengan
kalian disini, aku harap kalian semua jangan pernah lupain aku ya.”ujar Salsa. Bara pun berdiri,
“Sal, kamu jaga diri baik-baik ya disana, aku enggak bakal lupain kamu, aku janji ku bakal nyari
kamu kesana, ingat kamu belajar yang serius ya disana, jangan macem-macem, ingat kamu
punya cita-cita yang harus kamu wujudkan, semangat terus ya sal.”ujar Bara sambil mengelus
rambut Salsa. “iyaiya bar aku bakal inget terus sama kata-kata kamu ini, inget cari aku ya
bar.”jawab Salsa. “Iya aku janji sal, sana pulang gih kamu kan besok pagi harus segera berangkat
kesana, jaga diri baik baik ya sal.”ujar Bara sambil mencubit pipi Salsa “Oke deh bar, kalau gitu
aku pulang ya, daa teman-teman, daa Bara” sahut salsa. “Daa,Salsa”jawab teman-temannya
serentak.
SMAN 5 Surabaya itu lah sekolah baru Salsa dimana salsa harus kembali
mengadaptasikan dirinya dengan teman barunya, dengan suasana barunya, dan dengan
kehidupan barunya. Hari ini merupakan hari pertama Salsa berada disekolah ini, Salsa berpikir
ini benar-benar bukan hal yang dia inginkan. Salsa sangat sedih karena saat itu dia benar-benar
sendiri tanpa adanya seorang teman yang menemaninya. Kelas XI MIA 4 itulah kelas baru Salsa.
Saat pertama kali Salsa memasuki kelas tersebut Salsa merasa bahwa ini adalah kelas yang
sangat ribut, tetapi Salsa tetap tidak mempedulikan hal tersebut. Ia tetap melakukan aktivitasnya
sendiri. Tiba-tiba ada seorang perempuan yang menghampirinya, rupanya perempuan tersebut
ingin berkenalan dengannya. “Hai” sapa perempuan tersebut sambil menepuk pundak Salsa,
“Hai juga” jawab Salsa. “Bolehkah saya duduk disampingmu?” tanya perempuan tersebut.
“Boleh….boleh silahkan” jawab Salsa sambil menyodorkan kursi untuknya. “Perkenalkan
namaku Echa, siapa namamu dan kamu pindahan dari mana? tanya perempuan tersebut.
“Namaku Salsa dan aku pindahan dari SMAN 2 Bandung, dari mana asalmu?” tanya Salsa. “Aku
tinggal di Jln. Kaca Piring, kapan-kapan mampir ya, ibuku pasti senang jika aku memiliki teman
sepertimu.”ujar Echa. “Oh.. iya iya cha, terimakasih ya atas tawaran mu, aku tinggal di Jln.
Soedirman kamu juga bisa main ke rumah ku, rumahku akan selalu terbuka untukmu.”ujar Salsa
sambil tersenyum. “Terimakasih sal aku sangat senang bisa berkenalan dengan mu, dan aku
harap kita bisa berteman.”ujar Echa. “Iya cha, aku juga senang bisa berkenalan dengan mu,
sungguh amat senang jika aku bisa menjadi teman mu cha, bagaimana kalau kita duduk
bersama?”ujar Salsa. “Ide bagus tuh, nanti kita bisa belajar bersama-sama.”jawab Echa. “Ok..ok
deh cha.”jawab Salsa.
Tak terasa bel pun berbunyi yang menandakan kegiatan belajar akan segera dimulai. Saat
guru datang Salsa baru bisa merasakan yang namanya ketenangan, dimana semua murid-murid
dikelas tersebut duduk dengan rapi dan tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Saat
pelajaran dimulai ada seorang laki-laki yang menoleh kearah Salsa, dan kemudian laki-laki
tersebut menghampiri Salsa. “Hai cewek” sapa laki-laki tersebut, dengan gugup Salsa pun
menjawab “Iya ada apa?”, “Tidak apa apa aku cuma ingin berkenalan denganmu saja,
perkenalkan namaku Ifan, kamu pindahan dari mana?” tanya laki laki tersebut, “Aku pindahan
dari SMAN 2 Bandung.”jawab Salsa, “Oh.. ternyata anak Bandung yaa, pantesan…….”ujar lakilaki tersebut, “Pantesan apa?”sahut Salsa, “Hmm, enggak jadi deh” sahut laki-laki tersebut
sambil mengedipkan mata kearah Salsa, “Iyaudh sana sana kembali ke tempat duduk mu, aku
ingin belajar!”ujar Salsa. “Iyaa.. iya deh,jangan galak-galak dong”sahut laki-laki tersebut sambil
memakukan dagu Salsa. Bel istirahat pun berbunyi dan Echa mengajak Salsa untuk menemui
teman- temannya. Saat dikantin Salsa bertemu dengan teman-teman Echa yang sangat ramah.
“Hai teman-teman” sapa Echa dengan riang, “Hai cha, widihhhhh ngajak temen baru ni, kenalin
dong”ujar salah satu teman Echa, “Oh.. iya hampir aja lupa, kenalin ni teman ku namanya Salsa,
dia pindahan dari SMAN 2 Bandung.” Ujar Echa, “Ohh hai Salsa, kenalin namaku Angga, ini
teman ku Milla, Sinta, Kevin, dan Vina.” ujar Angga sambil tersenyum kearah Salsa. “Hai
teman-teman senang ya bisa berkenalan dengan kalian.”ujar Salsa, “Iya sal, aku juga senang bisa
berkenalan dengan mu.”jawab Vina sambil melihat memandangi Salsa. Tak terasa waktu
istirahat pun telah usai, dan akhirnya mereka pun kembali ke kelas mereka masing-masing.
Kemudian Salsa bergumam dalam hati “Ternyata ini tidak seburuk yang kuduga, orang-orang
disini cukup ramah aku senang bisa memiliki teman seperti mereka.”gumam Salsa sambil
tersenyum memandangi plafon kelas.
Saat sepulang sekolah, ada seorang laki-laki yang berdiri didepan pintu kelas Salsa, yang
ingin berkenalan dengan Salsa, rupanya laki-laki tersebut adalah teman sekelas Milla yaitu anak
kelas XI MIA 6. “Hai, kamu ya yang namanya Salsa?”sapa laki-laki tersebut mengejutkan Salsa.
Dengan gugup Salsa menjawab “I-ii-ya, ada apa ya?”. “Tidak ada apa apa, aku cuma ingin
berkenalan denganmu, perkenalkan nama ku Hendra, kamu pindahan dari SMAN 2 Bandung
ya?” ujar laki-laki tersebut. “Iya ndra, kamu kok tau?” tanya Salsa dengan wajah penasaran. “Iya,
Milla yang memberi tahu ku” jawab laki-laki tersebut. “Oh.. gitu ya, iya udah deh ndra aku mau
pulang dulu ya, senang bisa berkenalan dengan mu ndra.” ujar Salsa, “Iya sal, senang juga bisa
berkenalan dengan mu, hati-hati ya salsa.”ujar laki-laki tersebut. “Iya ndra,aku tinggal ya ndra,
daa”ujar Salsa. Sesampainya dirumah Salsa mendapatkan telpon dari Bara, “Hai sal, bagaimana
keadaan mu disana sal?”tanya Bara. “Baik kok bar, tau tidak ternyata orang-orang disini tidak
seburuk yang kukira, orang-orang disini ramah-ramah dan baik-baik.” Jawab Salsa. “Syukur lah
sal, jadi kamu sudah banyak punya teman belum?” tanya Bara, “Yaaa, tidak banyak sih bar, tapi
aku sangat senang punya teman seperti mereka.”ujar Salsa, “Oo.. iya sudah kalau begitu kamu
istirahat dulu sana, capek kan baru pulang sekolah.”ujar Bara, “Iya nih bar capek banget, iya
sudah kalau begitu nanti aku kabarin lagi ya bar, daaa.”sahut Salsa, “ iya sal, daaa”jawab bara.
Tak terasa sore hari pun tiba, akhirnya ayah dan ibu Salsa pun pulang dari kerjanya, kemudian
Salsa langsung berlari menemui mereka dan menceritakan semua kejadian yang terjadi padanya.
Ayah dan ibu Salsa pun sangat senang mendengar cerita Salsa, sampai akhirnya malam pun tiba
dan ayah Salsa pun mengajak salsa untuk makan malam bersama. Usai makan malam, Salsa pun
langsung pergi menuju ke kamarnya untuk belajar dan kemudian beristirahat.
Pagi hari pun tiba, dengan bersemangat Salsa langsung bergegas pergi ke sekolah. Saat
disekolah Salsa langsung menuju ke kelasnya dan menemui Echa. “Hai cha, aku mau cerita
sesuatu nih sama kamu.”sapa Salsa mengejutkan Echa, “Iya sal, mau cerita apa?”ujar Echa
penasaran,”Begini kemarin aku diajak berkenalan sama temanya Milla, namanya Hendra,
menurut kamu dia itu anaknya gimana sih?” tanya Salsa. “Ciee salsa kamu naksir ya sama
dia?”ujar Echa sambil mengedipkan mata ke arah Salsa, “Ihh.. apaan sih kamu cha, aku kan
cuma nanya aja.”ujar Salsa dengan wajah yang sangat merah, “Iya sudah, iyaa..iya deh sal, kalau
begitu kamu taruh dulu sana tas mu, setelah itu baru ku ceritakan semua tentang dia.”ujar Echa.
Salsa pun kemudian berlali ke mejanya dan segera meletakan tasnya dan kembali menghampiri
Echa. “Ayoo cepat ceritakan cha!” ujar Salsa dengan nafas tersenga-senga, “Udah enggak sabar
ya sal?” ujar Echa mengguyoni Salsa, “kamu ini cha! Ayoo cepat ceritakan”ujar salsa, “Iya..iya
deh sal, begini Hendra itu anaknya baik, polos, sedikit bicara, ramah, dan dia juga merupakan
salah satu siswa yang berprestasi, dia sangat pintar dalam pelajaran biologi,sudah banyak
olimpiade yang telah dia ikuti” ujar Echa, “Oh…. jadi begitu ya sal.” Jawab Salsa, “Iya sal, dan
ada satu lagi sal yang perlu kamu ketahui” ujar Echa, “Apa cha?”tanya Salsa dengan wajah yang
sangat penasaran, Kemudian Echa mendekat kearah telinga Salsa dan membisiki Salsa, “Dia ituu
anaknya ganteng hahahaha’ ujar Echa yang kemudian berlari meningkalkan Salsa, “ Dasarrrr
Echa!!!” teriak Salsa. Bel pelajaran pun berbunyi, dan akhirnya mereka pun kembali ke
bangkunya masing- masing untuk mengikuti pelajaran.
Tak terasa sudah 6 bulan Salsa bersekolah di SMAN 5 Surabaya. Liburan semester
pertama pun tiba, Salsa sangat senang sekali karena rencananya Bara akan pergi ke Surabaya
untuk menemui Salsa. Beberapa hari kemudia Bara datang ke Surabaya untuk menemui Salsa,
dengan antusias Salsa menjemput Bara ke Bandara Juanda. Selama liburan semester Salsa dan
Bara berjalan-jalan mengelilingi indahnya Kota Surabaya. Sampai akhirnya penghujung liburan
tiba, dan saatnya Bara kembali ke Bandung. Salsa sangat berterimakasih atas kunjungan Bara ke
Surabaya, dan berharap bisa bertemu lagi di liburan berikutnya.
Hari sekolah pun tiba, dimana Salsa harus kembali melakukan aktivitas rutinnya sebagai
seorang siswa. Hari pertama Salsa bersekolah setelah libur panjang pun tiba, Salsa merasa sangat
senang karena ia bisa kembali bertemu dan berkumpul bersama teman-temannya. Hari demi hari
telah berjalan, Salsa dan Hendra sudah dekat selama 2 bulan, saat itu Salsa merasa sangat
nyaman dengan Hendra, karena baginya Hendra sangat baik dan sangat peduli dengannya.
Hingga pada suatu hari kabar buruk datang, yaitu salah satu teman lamanya yang bernama Chika
memberitahu bahwa disana Bara sedang dekat dengan salah satu adik kelasnya. Salsa sangat
kecewa mendengar kabar tersebut dan Salsa memutuskan untuk meninggalkan Bara tanpa
mendengarkan penjelasan dari Bara tentang kebenaran dari berita tersebut. Lalu Hendra datang
untuk kembali menenangkan dan mendekati Salsa. Selama 1 bulan Hendra dan Salsa sudah
bersama, tiba-tiba datanglah kabar dari Bara yang kemudian menceritakan kebenaran berita
tersebut, bahwa sebenarnya adik kelas yang diceritakan Chika pada waktu itu adalah adik
sepupunya. Salsa merasa sangat kaget mendengar penjelasan dari Bara, dan Salsa sangat
menyesal. Akan tetapi Salsa tetap memutuskan untuk bersama dengan Hendra. Bara sangat
kecewa dengan keputusan Salsa dan Bara pun memutuskan untuk melupakan Salsa.
Pada suatu hari Salsa terkena musibah, yaitu Salsa mengalami kecelakaan parah hingga
membuat Salsa dirawat di Rumah Sakit selama 3 minggu. Saat itu kaki salsa mengalami cidera
yang amat sangat parah hingga membuat Salsa menggunakan tongkat untuk berjalan. Mendengar
kabar tersebut Bara sangat khawatir dengan keadaan Salsa, akan tetapi Hendra tidak peduli
dengan keadaan Salsa. Hendra tidak peduli dengan hal yang terjadi terhadap Salsa, dan
meninggalkan Salsa tanpa kabar. Tak disangka Bara yang diabaikan oleh Salsa datang untuk
memberi perhatiannya, karena rasa kecemasan dan kekhawatiran yang tulus dalam hati Bara,tak
peduli Salsa itu masih menjadi kekasihnya atau tidak. Salsa sangat kaget dengan kehadiran Bara
disana. Selama 3 minggu Bara menjaga Salsa di Rumah Sakit tempat Salsa dirawat, bahkan rela
ijin dari sekolahnya. Saat itu lah Salsa menyadari betapa tulusnya cinta dan perhatian Bara
kepadanya. Hingga akhirnya Salsa sembuh perlahan-lahan sampai tidak lagi menggunakan
tongkat dan mereka pun menjadi sepasang kekasih yang tak akan terpisahkan. Dan hal yang
terpenting disadari Salsa jangan pernah takut untuk beradaptasi di tempat yang baru dengan
suasana baru, orang-orang baru dan lingkungan baru. Karena itu membuat Salsa menjadi lebih
kuat, lebih dewasa dan menemukan banyak sekali sahabat.