PANDANGAN JAMAAH TABLIGH DAN SALAFI TERHADAP KHILAFAH, DEMOKRASI DAN MONARKI (SATU TINJAUAN JAMBI)

PANDANGAN JAMAAH TABLIGH DAN SALAFI TERHADAP KHILAFAH, DEMOKRASI DAN MONARKI (SATU TINJAUAN JAMBI)

Haris Mubarak

Fakultas Syariah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian KM. 16 Simpang Sei Duren

Jambi Luar Kota, 36361, Muaro Jambi E-mail: haris_mubarak@yahoo.co.id

Abdul Razak

Fakultas Syariah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian KM. 16 Simpang Sei Duren

Jambi Luar Kota, 36361, Muaro Jambi E-mail: Tun_razak80@yahoo.com

Naskah diterima tanggal 27 Agustus 2015. Revisi pertama tanggal 18 September 2015, revisi kedua 10 Oktober 2015, dan revisi ketiga 18 November 2015.

Abstract: This article aims to identify Tablighi Jama’at’s and Salafi’s views about politics both khilafah, democracy and monarchy. With using qualitative approach, this research obtains that there is same opinion between Tablighi Jama’at and Salafi about khilafah, but they have different view about democracy and mon- archy. Tablighi Jama’at and Salafi are two Islamic movements claiming themselves as followers of Sunnah of the Prophet, the Companions, tabi’in and tabi’ tabi’in. But in the practice, Tablighi Jama’at and Salafi have different view in various aspects, one of them is about politics. They explain that khilafah is a boon to human from Allah and this is difficult to be done at now. To establish this system, it has to begin from below (from ourselves, family and neighbor and so on). In the democracy and monarchy system, Tablighi Jama’at is able to accept those political systems for the reason that it can break the Moslem unity. However Salafi refuses democ- racy system, because this system is not from Islam and it has a lot of weakness, even though in this system, there are many Islamic political parties. In the monarchy system, Salafi can accept it, because the Companions had ever practiced it.

Keywords: Tablighi Jama’at, Salafi, khilafah, democracy and monarchy.

Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pandangan Jamaah Tabligh dan Salafi terhadap sistem politik baik itu sistem politik Islam (khilafah), demokrasi maupun monarki. Dengan menggunakan pendeka-

tan kualitatif, penelitian ini melihat bahwa ada persamaan pandangan mengenai sistem khilafah antara Jamaah Tabligh dan Salafi, namun berbeda pandangan mengenai sistem politik demokrasi dan monarki. Jamaah Tabligh dan Salafi adalah dua gerakan dakwah yang menyatakan diri mereka adalah pengikut Sun- nah Nabi Muhammad SAW, para sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in. Namun dari segi praktiknya, keduanya

Al-Risalah

Vol. 15, No. 2, Desember 2015

Haris Mubarak dan Abdul Razak

mempunyai pandangan berbeda, salah satunya dari aspek politik. Menurut keduanya, terbentuknya khilafah adalah anugerah dari Allah SWT dan ini sulit untuk terlaksana saat ini, untuk membangunnya harus dimu- lai dari bawah khususnya dari diri sendiri, keluarga dan seterusya. Sedangkan dalam memandang demokrasi dan monarki, Jamaah Tabligh menerima setiap sistem politik, karena Jamaah Tabligh memang menghindari pembicaraan mengenai sistem politik tersebut, karena dianggap dapat menimbulkan perpecahan. Namun ber- beda dengan Salafi yang menolak sistem demokrasi walaupun dalam sistem tersebut ada partai politik Islam, karena demokrasi bukan lahir dari Islam dan memiliki banyak kelemahan, tetapi Salafi tidak menolak sistem monarki karena sistem tersebut pernah dipraktikkan pada masa sahabat.

Kata Kunci: Jamaah Tabligh, Salafi, khilafah, demokrasi dan monarki.

Pendahuluan

alihan kekuasaan dari Soeharto ke era Refor- masi. Walaupun keberadaan dua gerakan ini

Demokrasi telah menjadi salah satu pilihan pada dasarnya telah ada sebelum perubahan

terbaik bagi negara-negara di dunia untuk politik, namun perkembangan mereka tidak-

mencapai cita-cita negara, sehingga banyak lah sepesat saat ini. Ini karena demokrasi yang

negara yang melakukan perubahan politik dari dipraktikkan di Indonesia memberikan ruang

negara yang tidak demokrasi menjadi negara yang lebih besar kepada berbagai kelompok,

yang demokrasi. Indonesia adalah salah satu organisasi dan aliran untuk berkembang,

negara yang melakukan perubahan politik memberikan kebebasan kepada individu un-

tersebut dari negara otoriter menjadi negara tuk menentukan pilihannya, dan memberikan

demokrasi pada tahun 1997/1998. Peruba- kebebasan untuk menganut agama yang di-

han politik tersebut diharapkan memberikan percayai dan adanya jaminan kebebasan un-

dampak positif di berbagai bidang kehidu- tuk melaksanakan ibadah sesuai dengan keya-

pan. kinan pemeluknya (UUD 45 pasal 28 dan 29).

Keberadaan sistem demokrasi yang Namun yang menjadi catatan, Jamaah Tabligh

memberikan kebebasan di berbagai bidang telah memberikan kesempatan kepada indi- dan Salafi bukanlah gerakan Islam yang murni

terlahir dari rahim Indonesia. Keduanya ada- vidu, kelompok dan bahkan aliran dalam kea-

lah gerakan Islam yang berasal dari luar dan gamaan untuk tumbuh dan berkembang. Hal

kemudian tumbuh dan berkembang di Indo- ini tentunya berbeda dengan era sebelumnya,

nesia.

di mana kebebasan individu dibatasi, apalagi kebebasan kelompok atau aliran yang tidak

Salafi dan Jamaah Tabligh bukan saja memiliki persamaan karena berasal dari luar,

sejalan dengan kepentingan kelompok yang tetapi juga pengakuan mereka bahwa mereka

berkuasa dianggap sebagai sebuah ancaman mengikuti ajaran Rasulullah dan kemudian

kepada negara. Pada saat ini, berbagai kelom- dipraktikkan oleh orang-orang setelah nabi

pok atau aliran keagamaan berkembang den- yaitu sahabat, tabi’in dan tabi’ tabiin. 1 Mer-

gan pesat baik itu berasal dari dalam negeri sendiri maupun kelompok-kelompok yang

1 Sahabat merujuk kepada orang-orang yang hidup

datang dari luar.

pada zaman Nabi Muhammad SAW yang kemu-

Salafi dan Jamaah Tabligh adalah dian-

dian membantu Nabi dalam menyebarkan agama

tara gerakan Islam yang saat ini berkembang

Islam. Sedangkan Tabi’ dan Tabi’ tabi’in adalah

di Indonesia khususnya ketika terjadinya per-

orang-orang setelah sahabat. Orang-orang ini adalah orag-orang yang sangat menjaga perilaku

Vol. 15, No. 2, Desember 2015 Al-Risalah

Pandangan Jamaah Tabligh dan Sala i terhadap Khilafah eka juga sama-sama sangat menjaga cara ber- akan ditinjau dari keduanya adalah dalam as-

pakaian mereka, menjaga kehidupan masjid, pek politik, apakah ada perbedaan pandangan berdakwah, mengadakan majlis-majlis keil- antara keduanya ketika memandang sistem muan dan sebagainya. Walaupun dari segi 3 pemerintahan Islam (khilafah), demokrasi aktivitas terlihat ada persamaan, tetapi mer- dan monarki? persoalan ini penting mengin- eka juga memiliki perbedaan sangat kental gat bahwa sistem politik di zaman Rasulullah sekali. Perbedaan tersebut dalam dilihat dari SAW tidaklah sama dengan sistem politik berbagai aspek pemahaman terutama sekali yang dianut saat ini, demokrasi pada masa dalam menyampaikan dakwah. 2 Hal lain yang sekarang menjadi pilihan bagi kebanyakan

negara di dunia termasuklah di negara-negara

dan keimanan mereka sebagaimana yang dicon- yang mayoritasnya adalah muslim dan In- tohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

donesia adalah salah satu yang menjadikan

2 Strategi dakwah Salafi dilakukan dengan cara

sistem demokrasi sebagai sistem politiknya.

pendidikan dan pemurnian ajaran agama. Untuk melakukan kegiatan dakwah ini, Salafi menggu-

Menjawab persoalan di atas, beberapa

nakan metode halaqah (pemberian materi oleh sarjana telah mengkaji persoalan tersebut da- seorang ustadz berdasarkan kepada buku-buku lam ruang lingkup yang tidak jauh berbeda, dan murid menyimak materi yang disampaikan) dari aspek perbedaan, misalnya penelitian Ro- dan daurah (pengajian yang dilakukan pada wak- tu tertentu). Kemudian mendirikan yayasan ter- swati (2015), walaupun tidak meninjau secara masuklah yang bergerak dalam bidang pendidi- pemahaman politik, namun penelitian beliau kan seperti pesantren, melalui siaran radion dan mencoba memahami perbedaan pandangan televise, penerbitan dan sebagainya (Lihat Mu- antara Salafi dan Jamaah tabligh dari aspek hammad Ali C, “Strategi Dakwah Salafi di Indo-

peringatan Maulid Nabi, keduanya sama-sama

nesia”, Jurnal Dakwah, 2013, Vol. XIV(1): 1-25. Sementera itu, Jamaah Tabligh juga melakukan tidak menyetujui adanya acara tersebut, tetapi kegiatan difokuskan pada sistem khuruj, yaitu Salafi dengan tegas menolak karena bid’ah. keluar dalam waktu tertentu seperti selama 3 Sedangkan Jamaah Tabligh tidak secara tegas hari, 40 hari, 4 bulan dan dalam waktu tertentu dilakukan selama satu tahun. Untuk meningkat-

tidak pernah berdiam di satu tempat, tetapi mer- kan dakwah tadi, metode yang dilakukan adalah

eka menyebarkan agama ke tempat-tempat lain- jaulah (mengunjungi masyarakat sekitar ketika

nya dan bahkan mengorbankan harta, jiwa dan khuruj), bayan (memberikan pemahaman kepada

keluarga sekalipun demi tegaknya agama Islam. para jamaah tentang nilai-nilai perjuangan yang

Namun perbedaan pandangan antara keduanya dibawah oleh Nabi dan pengorbanan mereka ter-

mengenai hal lain yang bertentangan tidak di- masuklah para sahabat), ta’lim (membaca kitab

jelaskan dalam tulisan ini

baik itu hadits, pemahaman agama dan seba- 3 Sistem khilafah adalah sistem pemerintahan Is- gainya yang dilakukan setelah sholat fardhu) dan

lam yang pernah dipraktikkan pada masa Nabi penerbitan (Lihat Haris Mahdi,” Interaksi Sosial

Muhammad SAW dan para sahabat setelah be- Jamaah Tabligh di Kota Malang: Studi Tentang

liau wafat. Sistem pemerintahan khilafah ini Interaksi Sosial Jamaah Tabligh di Masjid Pelma

mengatur segala sendi kehidupan manusia baik dan Ponpes Jami’urrahma Malang, El-QUDWAH,

itu sosial, ekonomi, politik maupun hukum. Tu- 2012 atau dapat dilihat di http://www.moraref.

juannya adalah untuk menegakkan syariat Islam or.id/record/view/26594). Perbedaan yang men-

dan menjaga kepentingan umat Islam. Sistem pe- dasar antara keduanya adalah persoalan khuruj, di

merintahan ini bersifat global dan tidak berben- mana khuruj dianggap oleh Salafi sebagai sebuah

tuk seperti negara modern saat ini seperti sistem aktifitas dakwah yang tidak pernah dilaksanakan

Kesatuan, Federal maupun konfedarasi. Namun oleh Nabi dan sahabat, sedangkan Jamaah Tabg-

pemimpin yang disebut sebagai khilafah akan lih berpendapat bahwa para sahabat berdakwah

mengayomi seluruh umat Islam di dunia.

Al-Risalah

Vol. 15, No. 2, Desember 2015

Haris Mubarak dan Abdul Razak

melarang dan cenderung membolehkan den- Metode Penelitian

gan catatan tidak keluar dari nilai-nilai Islam. 4 Penelitian ini menggunakan pendekatan kual- Dari aspek pandangan terhadap demokrasi, itatif dengan bentuk pendekatan studi kasus.

Din Wahid (2014b) menjelaskan bahwa gera- Pendekatan ini tidaklah untuk generalisasi ter- kan Salafi menolak sistem demokrasi, namun hadap semua pandangan Jamaah Tabligh dan

mereka tetap mendukung pemerintahan yang Salafi secara umum, tetapi ini dapat digunakan terlahir dari proses demokrasi tersebut dan untuk kepentingan kajian lainnya yang tidak tidak akan menentang pemerintahan yang jauh berbeda atau dalam penelitian kualitatif ada. 5 Begitu juga dengan Arif (2014) yang

disebut dengan transferability. 7 menyatakan Salafi menentang demokrasi

Sumber data penelitian ini berasal dari dan menurutnya jalan terbaik tersebut adalah wawancara, di mana penentuan wawancara melalui sistem Shalaf as- Shalih. 6 Selain itu,

dilakukan dengan tekhnik purposive sam- Abdul R dan Elis P (2011) melihat dalam as- pling dengan alasan mereka yang diwawan-

pek toleransi. Hasil penelitian mereka menun- carai adalah orang yang terlibat langsung da- jukkan bahwa Salafi tidak memiliki toleransi lam aktivitas tersebut dan memiliki pengaruh

terhadap organisasi lainnya terlebih lagi jika dikomunitasnya seperti peringkat maulana itu dianggap bertentangan dengan nilai-nilai dan ustadz. Islam dalam pandangan mereka.

Data-data yang diperoleh akan dianali- Pandangan para sarjana di atas menun- sis dengan menggunakan pendekatan Miles

jukkan bahwa sistem politik yang tidak Islami dan Huberman (1991) yaitu mereduksi data. merupakan sistem politik yang tidak dapat Data yang akan direduksi ini berasal dari ha- diterima oleh umat Islam dalam perspektif sil wawancara dengan para informan, kemu- Salafi, sedangkan Jamaah Tabligh secara tidak dian data ini akan dipilah dan diberikan kode tegas untuk mengatakannya sebagaimana ha- tertentu untuk menunjukkan kesesuaian dan sil penelitian Roswati (2015). Berdasarkan perbedaan dalam pandangan informan dan kajian terdahulu pula, tulisan ini mencoba selanjutknya data ini akan diverifikasi atau untuk mendiskusikan pembahasan yang telah disimpulkan. Data-data ini juga akan dilihat dibahaskan oleh para sarjana dalam konteks kesesuaiannya dengan data-data sekunder, pemahaman terhadap sistem politik.

sehingga interpretasinya dapat sesuai dengan apa yang diharapkan.

4 Roswati Nurdin,”Perspektif Salafi dan Jamaah

Tabgligh terhadap Peringatan Maulid Nabi Mu- Sekilas Mengenai Salafi dan Jamaah Ta- hammad SAW (Studi Kasus di Desa Batu Merah bligh

Ambon”, Jurnal Fikratuna, 2015, Vol.7(1): 198- 211.

Di Indonesia, penggunaan kata salafi sering-

5 Din Wahid,”The Challenge of Democracy in In- kali disamakan dengan kata salafiyah. Tetapi

donesia: The Case Salafi Movement”, Islamika

makna dan perkembangan dari segi praktik-

Indonesianna, 2014b, Vol 1(1): 59-74.

6 Model ini dapat melalui penunjukkan ataupun ketu- nya sangat jauh berbeda dan sangat bertentan- runan, lihat Arif Rahmanul Hakim,”Pandangan gan. Kata salaf sendiri dalam bahasa Arab me- Salafi Raudhlatul Amin Desa Ketapang Jaya Terhadap Pemilihan Umum di Kabupaten Sam-

7 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuan- pang”, Jurnal Review Politik, 2014 Vol.04(1):

titatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2010), 1-29.

hlm. 13

Vol. 15, No. 2, Desember 2015 Al-Risalah

Pandangan Jamaah Tabligh dan Sala i terhadap Khilafah miliki berbagai macam arti seperti pinjaman generasi tertentu, hal ini berbeda dengan mak-

dan pembayaran, ada juga diartikan sebagai na Salafiyah, di mana kata ini merujuk pada kegiatan atau aktivitas yang dibawa oleh se- praktik pendidikan tradisional di Indonesia seorang dan sebagainya. 8 Kemudian mereka khususnya pesantren-pesantren yang masih yang bergelar salaf merujuk pada generasi ke- menggunakan kitab-kitab klasik atau disebut tiga terawal yang menjadi panutan umat yaitu dengan kitab kuning, dan sistem pembelaja- sabahat, tabi’in dan tabi’ tabiin. Mereka ini rannya juga dilakukan tanpa sistem pembela- memahami ajaran agama Islam dengan lebih jaran modern sebagaimana sekolah-sekolah baik, karena mereka hidup berdekatan dengan 12 umum lainnya. zaman Nabi Muhammad SAW. 9 Sedangkan

Salafi sendiri juga seringkali diidentik- kata fi diujung kata salafi untuk menunjukkan kan dengan Wahabi yang dipelopori Muham- kalau mereka adalah orang-orang yang ikut 13 mad Ibnu Abdul Wahab. Wahabi merupakan jejak kaum salaf. 10 Pengakuan ini dipertegas gerakan pembaharuan Islam yang berusaha oleh Salafi sebagai salah satu bentuk yang untuk memurnikan ajaran Islam dari segala membedakan gerakan mereka dengan gera- macam bentuk bid’ah, khurafat ataupun bu- kan dakwah lainnya, di mana dakwah yang daya-budaya masyarakat yang telah masuk ke mereka sampaikan mengikuti dakwah yang dalam ajaran agama Islam yang tidak sesuai diajarkan dari tiga generasi tersebut, sedan- dengan ajaran yang di bawah oleh Nabi Mu- gkan yang lainnya telah banyak dimodifikasi hammad SAW. Namun Din (2014a) menjelas- sesuai dengan keperluan organisasi, golongan kan bahwa penggunaan istilah Salafi dan Wa-

ataupun penyampainya. 11 habi secara bersamaan tidaklah selalu identik. Dengan demikian, Salafi merujuk pada Orang-orang Salafi menolak jika mereka disa-

makan dengan Wahabi walaupun dari bebera-

8 Rusli, “Indonesian Salafism and Jihad and Sui- 14 pa segi ajaran mereka adalah sama. Dari segi

cide Bombing”, Journal of Indonesian Islam, penamaan, banyak sekali nama-nama yang 2014, Vol 8(01): 93.

menunjukkan Salafi ini seperti al Jamaah, ahl

9 Din Wahid, Nurturing The Salafi Manhaj:A Study

al Hadits, ahl al Atsar, Firqtun Najiah, Ja-

Of Salafi Pesantrens In Contemporary Indonesia, Disertasi Universitas Utrech, 2014a, hlm. 17-18

maatul muslimin, al Itibah, dan al Ghuraba’.

10 Wawancara dengan Ustadz Said, di yayasan al- Semua kata-kata di atas maksudnya sama dan

Bukhori, Telanai Pura, Jambi tanggal 7 Septem-

tidak ada perbedaan dalam makna. 15

ber 2015 pukul 13-14.30 11 Ustadz Hasbi adalah salah seorang pengurus

yayasan dan menjadi staf pengajar di Pondok 12 Zainal Arifin, “Kepemimpinan Kiai Dalam Ideol- Pesantren di Yayasan al-Bukhori Jambi. Beliau

ogisasi Pemikiran Santri Di Pesantren-Pesantren sendiri sudah tertarik dengan gerakan salafi se-

Salafiyah Mlangi Yogyakarta” Inferensi, Jurnal jak tahun 2004 karena keyakinan beliau bahwa

Penelitian Sosial Keagamaan, 2015, Vol. 9(2), banyak sekali ajaran-ajaran agama Islam yang

hlm. 354

berkembang saat ini yang tidak sesuai dengan 13 Wiktorowicz, Q,”Anatomy of Salafi Movement”, para kaum salaf yaitu generasi dari Sahabat, tabi-

Studies in Conflict & Terrorism, 2006, hlm. 207. in dan tabi’ tabiin. Beliau masuk ke salafi setelah

14 Din Wahid, Nurturing The Salafi Manhaj:A Study mengikuti pengajian-pengajian yang disampaikan

Of Salafi Pesantrens In Contemporary Indonesia, oleh penyebar salafi di Jambi yaitu guru Yahya

hlm. 21.

(Wawancara dengan ustadz Hasbi dirumah beliau 15 Nama-nama ini dapat dilihat dalam buku Abdul di Pematang Sulur Rt. 23 Kota Jambi, tanggal 30

Qadir Jawaz. 2008. Buku Mulia Manhaj Salaf. Agustus 2015 pada pukul 13.45-14.35).

Bogor : Pustaka At-Taqwa.

Al-Risalah

Vol. 15, No. 2, Desember 2015

Haris Mubarak dan Abdul Razak Salafi tidaklah terlahir di Indonesia, tetapi 17 haman ini.

merupakan fahaman dari luar yang masuk ke Faham Salafi sendiri lebih menekankan Indonesia khususnya dari Arab Saudi. Faha- pada persoalan peningkatan ketauhidan mela-

man ini telah lama dipraktikkan oleh para lui pemurnian ajaran Islam. Sebagaimana ulama di Indonesia seperti dalam kasus Kaum Ustadz Hasbi tekankan bahwa: Padri di Sumatera Barat yang dipelopori oleh

Tauhid adalah fondasi pertama dari kalimat la

ulama seperti Haji Miskin, Haji Sumanik

ilaha illallahi yang ia diamalkan oleh seluruh

(Muhammad Arif) dan Haji Piobang (Abdur-

umat muslim, tapi apabila orang tidak menge-

rahman) yang berasal dari Pandai Sike’, Dela- tahuinya maka percuma saja amalannya. Maka

perioritas dakwah salafi adalah difokuskan

pan Koto (kota) dan Tanah Datar dan bebera-

pada pembenahan tauhid ini. 18

pa ulama lainnya yang berusaha memurnikan Ketauhidan ini adalah untuk mengemba-

ajaran agama Islam dari pengaruh adat istiadat likan ajaran agama Islam kepada ajaran yang

yang tidak sesuai dengan ajaran agama seperti telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

minum-minuman keras, judi, syirik dan seba- gainya. 16 Salafi beranggapan bahwa dunia yang semakin

berkembang saat ini sangat berpengaruh terh- Perkembangan yang semakin pesat mulai

adap ajaran Islam, di mana ajaran agama Islam terjadi di Indonesia seiring dengan peningka-

sudah tercampur aduk oleh aktivitas-aktivitas tan ekonomi Arab Saudi pada tahun 1970an

yang tidak sesuai dengan ajaran agama itu dan 1980an. Faham ini kemudian menyebar

luas di Indonesia dalam berbagai bentuk salah sendiri. Oleh karena itu, Salafi bergerak untuk menghapuskan masuknya ajaran-ajaran atau

satunya adalah melalui pendidikan, seperti aktivitas yang tidak sesuai tersebut. 19 Den-

berdirinya Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam gan demikian, inti penekanan yang diajarkan

dan Arab (LIPIA) yang merupakan cabang dari Universitas Imam Muhammad bin Suad

17 Diskusi lebih lanjut mengenai perkembangan

Riyahd di Jakarta, kemudian berdiri pula or-

Salafi di Indonesia dapat dilihat dalam Din Wa-

ganisasi-organisasi yang merujuk kepada fa-

hid, Nurturing The Salafi Manhaj:A Study Of Salafi Pesantrens In Contemporary Indonesia,

16 Para ulama-ulama ini pada mulanya seperti ula- Disertasi Universitas Utrech, 2014a; lihat juga ma kebanyakan di Sumatera Barat yang masih

Book Review oleh Din Wahid, “Pentas Jihad dapat bertoleransi terhadap adat dan istiadat set-

Gerakan Salafi Radikal Indonesia”, Studia Isla- empat. Tetapi keadaan ini berubah ketika mereka

mika, 2007, Vol.14(02): 341-362. menginjakkan tanah suci, Mekkah. Mereka yang

18 Wawancara dengan Ustadz Hasbi, pengurus berkunjung ke tanah suci, kemudian akhirya ter-

yayasan al-Bukhori dan Guru di Pondok Pesant- pengaruh oleh ajaran Islam yang berkembang di

ren dan sekolah Uswatun Hasanah di Yayasan sana. Hal ini juga terjadi di tanah Jawa, Ahmad

al-Bukhori, di rumah beliau di Pematang Sulur Dahlan yang kemudian mendirikan Muham-

Rt. 23 Kota Jambi, tanggal 30 Agustus 2015 pada madiyah juga mengalami perubahan pandangan

pukul 13.45-14.35

sepulang dari Mekkah, di mana beliau mencoba 19 Bidah, khurafat dan kemusyrikan merupakan untuk memperbaiki keadaan masyarakat yang

praktik yang telah banyak masuk dalam ajaran sangat kuat dipengaruhi oleh adat istiadat yang

agama Islam saat ini yang dapat membawa umat telah mereka ikuti secara turum temurun. Namun

lari dari ajaran semula. Dalam pandangan salafi, gerakan ini tidaklah menamakan diri mereka

bid’ah itu sudah pasti menyalahi ketentuan, tidak sebagai Salafi ataupun Wahabi pada masa itu,

ada yang namanya bid’ah hasanah (id’ah yang namun beberapa fahaman yang dibawa mereka

baik) ataupun bid’ah saiat (bid’ah yang buruk) tidak jauh dari usaha yang dilakukan oleh gera-

yang saat ini banyak dinyatakan oleh umat Islam. kan Islam Salafi ataupun Wahabi.

Sebagaimana sabda Nabi: kullu bidahtin dallah.

Vol. 15, No. 2, Desember 2015 Al-Risalah

Pandangan Jamaah Tabligh dan Sala i terhadap Khilafah oleh salafi adalah mengajak umat Islam untuk Beliau meyakini bahwa dakwah merupakan

kembali memahami al-Qur’an dan Sunnah alat penting untuk mengembangkan ajaran Nabi Muhammad SAW dengan berpijak atau agama Islam yang sempurna sebagaimana berlandaskan pada pemahaman para sahabat, yang telah dilakukan oleh para nabi dan rasul tabiin dan tabi’ tabiin.

serta para sahabat sehingga ajaran agama Is- Berbeda dengan Salafi, Jama’ah Tabligh lam berkembang ke seluruh alam. Beliau me-

adalah sebuah gerakan Islam yang dilakukan nyadari bahwa usaha dakwah yang dilakukan oleh sekelompok umat yang terfokus pada para nabi dan rasul bahkan para sahabat tidak- gerakan dakwah. Kelompok ini lahir dan lah akan berhasil jika tidak ada pengorbanan berkembang tidak dipengaruhi oleh kekua- di jalan Allah. Para nabi dan sahabat berdak- saan tetapi melalui individu, karena seme- wah dari satu tempat ke tempat lain, mereka mangnya Jamaah Tabligh ini dibentuk oleh berkorban demi Islam, mereka siap dihina, seorang tokoh agama yang bernama Maulana disakiti dan bahkan mereka berdakwah sam- Muhammad Ilyas al-Kandahlawi bin Muham- pai menghembuskan nafas terakhir dan lebih

mad Ismail al-Kandahlawi. 20 memilih mati di jalan Allah. Oleh karena itu- Sejak kecil, Maulana Muhammad Ilyas lah, Maulana Ilyas menyakini bahwa tang-

telah mengenal pendidikan agama dan memu- gung jawab untuk menyebarkan agama Islam lai menghafal al-Qur’an. Hal ini dapat dimak- merupakan tanggung jawab yang harus diem- lumi karena ayahnya juga merupakan seorang ban oleh umat Islam dan bukan hanya diletak- pemuka agama yang memiliki reputasi di In- kan pada para nabi, sahabat, tabiin atau ulama

21 dia. 22 Setelah sekian lama belajar menuntut saja. ilmu agama, Maulana Ilyas kemudian tergerak

Di samping itu, faktor lain yang mem- hatinya untuk berdakwah kepada masyarakat. pengaruhi beliau untuk memulai usaha dak- wah tersebut adalah untuk mempertahankan

ﴍَو ٍﺪَّﻤ َﺤُﻣ ىَﺪُﻫ ىَﺪُﻬْﻟا ُ ْﲑَﺧَو ِﷲ ُبﺎَﺘِﻛ ِﺚﻳِﺪَﺤْﻟا َ ْﲑَﺧ َّنِٕﺎَﻓ ُﺪْﻌَﺑ ﺎَّﻣَٔا ُّ َ orang-orang Islam di India dari gerakan-gera-

ٌ َلةَﻼ َﺿ ٍﺔَﻋْﺪِﺑ ُّ ُﰻَو ﺎَ ُﲥ َثاَﺪْﺤُﻣ ِرﻮُﻣُٔﻻْا kan misionaris Kristen yang berasal dari Barat

yang berusaha menyebarluaskan agama terse-

Artinya: Adapun sesudahnya maka sesung-

guhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah but di tengah-tengah masyarakat Islam dan dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi orang-orang Hindu yang menjadi rival umat Muhammad, dan seburuk-buruk perkara adalah

Islam di sana. 23

perkara baru yang diada-adakan (muhdatsat),

Gerakan Maulana Ilyas tidaklah sep-

dan setiap bid'ah itu kesesatan" (HR. Muslim).

20 Nama al-Kandhla yang melekat pada nama be- erti organisasi-organisasi yang tumbuh dan

liau adalah nama sebuah daerah yang terletak di berkembang saat itu di India, di mana dalam utara Pradesh di India yang menunjukkan tempat proses intensitas politik yang menuntut ke- dari mana beliau berasal dan menghabiskan masa merdekaan dari Inggris, para Jamaah Tabligh kecilnya.

21 Selama menempuh pendidikan agama, selain be- lajar pada orang tuanya sendiri dan saudara-sau-

22 Jan A. Ali, “Tabligh Jam‘at: A transnational daranya, beliau juga telah belajar dari ulama-ula-

movement of Islamic faith regeneration”, Euro- ma ternama pada masa itu seperti Syekh Rasyid

pean Journal of Economic and Political Studies, Ahmad Al-Gangohi, yaitu seorang pembaharu

2010, hlm. 105.

Islam, Syekh Mahmud Hasan, seorang ahli ha- 23 Farish A Noor, Islam on the Move: the Tablighi dits, Syekh Khalil Ahmad As-Shaharunpuri, dan

Jama’at in Southeast Asia (Amsterdam: Amster- sebagainya.

dam University Pers, 2012), hlm. 28.

Al-Risalah

Vol. 15, No. 2, Desember 2015

Haris Mubarak dan Abdul Razak

248 Vol. 15, No. 2, Desember 2015 Al-Risalah

justeru mengambil jalan lain yaitu dengan cara berdakwah mengunjungi dari satu kawasan ke kawasan lainnya, padahal organisasi-organ- isasi lain seperti the Indian Muslim League lebih sedikit radikal untuk mempertahankan

Islam dan kemerdekaan. 24

Ketika dimulainya usaha dakwa, Maula- na Ilyas tidaklah memberi nama gerakan dak- wahnya sebagai gerakan Tabligh, Jamaah Ta- bligh, Jaulah atau nama lainnya, beliau juga tidaklah mendeklarasikan gerakan dakwahnya sebagaimana organisasi-organisasi atau perg- erakan dakwah lainnya dan bahkan mereka tidak memiliki struktur organisasi yang jelas. Tetapi beliau memulai usaha dakwahnya seta- hap demi setahap, di mulai dari daerahnya sendiri dengan cara mengajak masyarakat untuk mengisi masjid dan pergi keluar ke tempat-tempat lain untuk mengajak orang lain agar ikut untuk berdakwah menegakkan aja- ran Nabi Muhammad SAW. Beliau resah den- gan situasi umat saat itu, di mana umat Islam sudah tidak lagi mengindahkan keberadaan masjid sebagai pusat aktivitas umat Islam dan masjid-masjid banyak kosong.

Dengan kerisauan tersebut, akhirnya usa-

ha yang dibuat oleh Maulana Ilyas tadi dapat diterima oleh sebagian kalangan umat Islam sampai akhirnya gerakan dakwah ini berkem- bang bukan hanya di India, Bangladesh dan Pakistan, tetapi juga berkembang sampai ke berbagai penjuru dunia termasuklah ke Indo- nesia. Di Indonesia sendiri, masuknya gera- kan Jamaah Tabligh diperkirakan pada akhir tahun 1960an dan pada awal tahun 1970an yang ditandai dengan berdirinya markas di

Jakarta. 25

24 Ibid. 25 Yusron (2008) memperkirakan bahwa masuknya Jamaah Tabligh ke Indonesia pada tahun 1952 melalui Malaysia dan Singapura dan kemudian baru mendirikan markas pada tahun 1970an. Di-

Gerakan Jamaah Tabligh pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan Salafi yaitu gera-

kan dakwah yang mengajak manusia untuk mencapai tujuan hidup dengan mengikuti sunnah Nabi dan juga mengikuti perjuangan yang telah dilakukan oleh para sahabat dalam menyebarkan Islam dan mengajak manusia

untuk taat kepada Allah. 26 Walaupun demiki- an, dalam beberapa cara berdakwah keduanya tidaklah sefaham antara satu sama lainnya, Salafi lebih menekankan aktivitas dilingkun- gan mereka sendiri, sedangkan Jamaah Tablih menekankan kepada lingkungan di luar.

Pandangan Jamaah Tabligh dan Salafi Terhadap Khilafah

Jamaah Tabligh adalah gerakan yang sangat berhati-hati di dalam menyampaikan dak- wahya kepada masyarakat. Dalam ajaran Tabligh ada empat persoalan yang harus di- jauhi oleh para jamaah baik ketika bergaul sehari-hari dengan masyarakat maupun ketika melakukan khuruj fi sabilillah untuk berdak- wah di tempat lain baik itu selama tiga hari, empat puluh hari, empat bulan bahkan satu tahun.

Adapun keempat persoalan yang harus dijauhi oleh para Jamaah adalah pertama, ja-

kutip dalam Edi Amin, “Dakwah Rahmatan Lil- Alamin : Jamaah Tabligh di Kota Jambi”, Jurnal Komunikasi Islam, 2012, Vol 2(01), hlm.37.

26 Maulana Abdul Wahid adalah pengurus Pondok Pesantren Muqoddas yang merupakan pondok pesantren Jamaah Tabligh dan menjadi Markas atau tempat perkumpulan para Jamaah yang da- hulunya biasanya berada di Masjid al-Azhar di Jelutung, Kota Jambi. Namun pada saat ini ban- gunan pesantren telah didirikan dan pusat Ja- maah selain di Masjid al-Azhar juga dipusatkan di Pondok Pesantren ini yang terletak di Pal 12, Pondok Meja, Muaro Jambi (Wawancara dilak- sanakan pada tanggal 22 Agustus 2015, pukul 20.15-9.15)

Pandangan Jamaah Tabligh dan Sala i terhadap Khilafah

Al-Risalah

Vol. 15, No. 2, Desember 2015

maah dilarang untuk membicarakan hal-hal yang bersifat khilafiyah. Menurut Ustadz Ab- dul Wahid ketika para jamaah khuruj, maka apapun yang menjadi perdebatan khilafiyah di dalam masyarakat, maka jamaah tidak boleh untuk ikut campur dalam persoalan tersebut dan harus menghindari ketika pembicaraan tersebut muncul. Kedua, para jamaah diharus- kan menghindari pembicaraan mengenai aib masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar para jamaah dapat menjaga lisannya dan menghin- dari hal-hal yang dapat menimbulkan konflik dalam masyarakat. Tujuannya agar jamaah tetap fokus melakukan dakwah dan tidak ter- pengaruh oleh pembicaraan-pembicaraan yang sia-sia atau tidak berguna yang dapat meru- sak keimanan dan dakwah yang dijalankan. Ketiga adalah jamaah dilarang untuk membi- carakan status sosial dalam masyarakat, pang- kat dan jabatan serta dilarang untuk meminta sumbangan. Keempat menghindari pembicar- aan mengenai politik. Para jamaah dilarang untuk membicarakan tentang politik terutama sekali membicarakan persoalan perbedaan pandangan mengenai bendera partai politik, ideologi ataupun membicarakan pemilihan calon-calon tertentu dalam pemilihan umum ataupun pemilihan kepala daerah. 27

27 Wawancara dengan Maulana Abdul Wahid di Pondok Pesantren Muqoddash tanggal 22 Agus- tus 2015. Menurut Maulana Abdul Wahid lagi, tujuan Menghindari persoalan khilafiyah adalah untuk mendekatkan diri dengan masyarakat dari berbagai kelompok tanpa memandang perbedaan etnik, suku, ras, bahkan bendera politik. Selain itu, para jamaah juga dilarang untuk berdebat dengan para tokoh atau ustadz-ustadz yang be- rada diwilayah yang mereka kunjungi. Hal ini untuk menghindari selisih faham antara jamaah dengan masyarakat. Bahkan para jamaah dian- jurkan untuk mendekati para ustadz ataupun para guru agama di wilayah yang mereka datangi un- tuk menambah ilmu pengetahuan mereka seperti belajar fiqh dan sebagainya.

Walaupun adanya larangan untuk mem- bicarakan persoalan politik, namun Jamaah Tabligh juga mempunyai sikap terhadap poli- tik itu sendiri khususnya di dalam meman- dang sistem pemerintahan. Dalam konteks pendirian sistem pemerintahan Islam atau Khilafah misalnya, Jamaah Tabligh melihat bahwa usaha untuk membentuk sistem pe- merintahan tersebut di zaman seperti ini mer- upakan sebuah perjuangan yang sangat berat. Hal ini karena sistem politik Islam tidak akan terbangun jika umatnya masih banyak yang melakukan perbuatan yang tidak baik dan jauh dari Allah sang pencipta, umat Islam masih mengikuti budaya-budaya dari luar Islam yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk memben- tuk sistem pemerintahan Islam harus dimulai dari tingkat bawah, di mulai dari diri sendiri, diperluas pada keluarga dan tetangga dan ke- mudian masyarakat luas. Oleh karena itu, apa yang dianjurkan oleh Jamaah Tabligh adalah membangun keimanan dan ketakwaan umat Islam terlebih dahulu, memperbaiki moral, akhlak dan yang paling penting memperbaiki ketauhidan umat.

Pembentukan politik Islam dapat terca- pai jika ada persatuan umat, masjid misalnya adalah tempat terbaik untuk meningkatkan keimanan dan pembentuk persatuan umat, di mana pada zaman Rasulullah dan para saha- bat, masjid bukan hanya sebagai tempat iba- dah untuk sholat semata, tetapi juga untuk tempat belajar dan mengajar dan khususnya tempat untuk menjalin silaturahim sesama umat Islam. Namun pada saat ini, masjid su- dah mulai ditinggalkan oleh umat Islam dan hanya sebagian umat Islam yang mau men- gunjungi masjid khususnya untuk beribadah.

Menurut Jamaah Tabligh, sistem pemer- intahan Islam itu adalah karunia dari Allah yang diberikan kepada umat Islam. Namun

Haris Mubarak dan Abdul Razak terbentuknya khilafah tersebut tidak akan ter- merusak ketauhidan mereka. Langkah ini ada-

bentuk seketika tanpa adanya usaha-usaha un- lah langkah utama yang harus dilakukan, kar- tuk membentuk sistem pemerintahan tersebut. ena mustahil terbentuk sebuah sistem politik Salah satu usaha membentuk khilafah tersebut yang baik apalagi sistem politik yang Islami

adalah memperbaiki umat Islam itu sendiri. 28 apabila tidak disandarkan pada nilai-nilai kei- Pandangan Jamaah Tabligh terhadap manan. Sistem politik seperti ini hanya akan

sistem khilafah tidaklah jauh berbeda dari pan- membawa kehancuran bagi umat dan bukan- dangan Salafi. Menurut Ustadz Hasbi, sistem nya membawa kebaikan. Namun apabila umat

pemerintahan Islam yang pernah dikenal ada- sudah baik, nilai-nilai ketauhidannya baik dan lah sistem Khilafah, namun perjuangan untuk keimanannya juga baik, maka sistem politik membentuk sistem khilafah saat ini sepertinya khususnya khilafah akan terbentuk dengan mustahil jika harus dipaksakan tanpa mem- 30 sendirinya. perbaiki umat, karena pemerintahan khilafah

Dengan demikian, dalam memandang adalah anugerah Tuhan. Jika Allah memberi- sistem khilafah antara Salafi dan Jamaah Ta- kan karunia untuk terbentuknya sistem khila- bligh tidak jauh berbeda. Sebagai umat Islam fah, maka akan terbentuklah. Namun menu- tentunya berharap akan terbentuknya sistem rut beliau bagaimana mungkin membentuk pemerintahan Islam yang pernah dipraktikkan sistem khilafah jika umatnya saja jauh dari pada masa Nabi Muhammad maupun para sang penciptanya. Sebuah sistem yang tidak sahabat. Namun berbagi pandangan antara mendapatkan ridho dari Tuhan, maka sudah keduanya ini tidaklah sama ketika memahami pasti sistem politiknya juga tidak akan baik. 29 demokrasi termasuklah ketika memandang

Salafi, sebagaimana pandangan Jamaah partai politik yang menjadi elemen penting Tabligh, melihat bahwa yang harus diper- dalam sistem demokrasi walaupun partai poli-

juangkan oleh gerakan dakwah Salafi adalah tik tersebut adalah partai politik Islam yang mendidik umat sehingga umat ini menjadi menjadi wadah perjuangan sebagian umat Is-

baik. Oleh itu, apa yang ditekankan oleh Salafi lam melalui saluran demokrasi. pertama sekali adalah memberikan pengajaran

dan peningkatan ketauhidan pada umat, seh- Pandangan Jamaah Tabligh dan Salafi ingga dapat membendung umat dari perbua- terhadap Demokrasi

tan-perbuatan yang tidak baik dan memben- Pandangan Jamaah Tabligh dan Salafi terh- tengi umat Islam dari perkara-perkara yang

adap demokrasi dibagi pada pandangan ter- buruk, terutama sekali perkara yang dapat hadap partai politik khususnya partai politik

Islam dan pemilihan umum. Ini karena ele-

28 Wawancara dengan Ustadz Abdul Khairi 20

Agustus 2015 di Masjid Babul Jannah pukul men dalam demokrasi itu adalah kompetisi dan partisipasi. 5.30-6.15. Ustadz Abdul Khoiri adalah salah satu 31 Partisipasi merujuk pada

ustadz yang aktif terlibat kegiatan Tabglih, sering keikutsertaan masyarakat dalam politik salah memberikan bayan, taklim dan sebagainya baik satunya terlibat dalam pemilu, dan kompetisi di Markas mereka di Jelutung maupun di pon- dok pesantren Muqoddas. Beliau juga dipercayai

30 Wawancara dengan Ustadz Said tanggal 30 Agus- menjadi imam masjid di Masjid Babul Jannah Rt.

tus 2015 pada pukul 1.45-2.35 30 Kenali Asam Bawah, Kota Jambi.

31 Penjelasan lanjut mengenai demokrasi ini lihat 29 Wawancara dengan Ustadz Habsi tanggal 30

Dahl, R, Polyarchy: Participation and Opposi- Agustus 2015 pada pukul 13.45-14.30

tion, (New Haven: Yale University Press, 1971).

Vol. 15, No. 2, Desember 2015 Al-Risalah

Pandangan Jamaah Tabligh dan Sala i terhadap Khilafah merujuk kepada pemilihan umum sebagai ge- baik itu pada tingkat nasional maupun lokal.

langgang kompetisi tersebut. Keterlibatan anggota Jamaah Tabglih ikut Dalam pandangan Jamaah Tabligh, ke- dalam pemilihan umum khususnya memberi- tentuan larangan berbicara mengenai politik kan suaranya untuk mendukung partai terten- merupakan bentuk perintah yang jelas untuk tu atau calon-calon tertentu dalam pemilihan para jamaah. Dengan ketentuan ini tentunya politik, maka dalam Jamaah Tabligh tidak ada para jamaah juga tidak akan ikut terlibat ak- sanksi yang diberikan kepada anggota. Kar- tif dalam kegiatan politik termasuklah dalam ena itu merupakan hak individu jamaah terse- partai politik Islam sekalipun. Namun dalam but dan bukan mewakili kepentingan jamaah Jamaah Tabligh tidak ada ketentuan khusus secara keseluruhannya. Jamaah Tabglih juga untuk menolak sistem demokrasi.

tidak pernah mengadakan pertemuan-per- Menurut Maulana Abdul Wahid, para ja- temuan dengan para anggota partai politik (Is- maah yang sudah terlibat aktif dalam kegiatan lam) ataupun mengadakan rapat untuk mem- Jamaah Tabligh, kecil kemungkinan untuk ter- berikan dukungannya. Tetapi yang terpenting libat dalam aktivitas politik langsung baik itu menurut beliau adalah siapapun yang terpilih partai politik nasionalis maupun partai politik 33 tetap harus menegakkan sunnah nabi. Islam. Bagi Jamaah Tabligh, kehadiran partai

Dengan demikian, Jamaah Tabligh me- politik Islam di tengah-tengah sistem politik mandang bahwa sistem demokrasi tersebut yang demokrasi merupakan jalan yang ditem- walaupun bukan datang dari Islam tidaklah puh oleh sebagian umat Islam lainnya untuk menjadi satu persoalan penting yang harus memperjuangkan nilai-nilai Islam itu sendiri. diperdebatkan, karena yang terpenting adalah

“Apa yang diperjuangkan oleh sebagian umat para pemimpin yang terpilih harus mampu Islam lainnya tentunya mempunyai dalil atau menegakkan sunnah Rasulullah SAW. Namun alasan sendiri yang kuat sehingga mereka ber- pandangan ini tidak sesuai bagi Salafi yang juang melalui sistem politik atau melalui salu- lebih memilih untuk tidak mendukung sistem ran politik yang benar. Namun Jamaah Tabligh tetap tidak akan terlibat dalam aktivitas partai politik seperti ini. Menurut Salafi, sistem poli- politik tersebut karena tujuan Tabligh bukanlah tik Islam yang baik tidaklah seperti sistem berpolitik tetapi berusaha untuk membentuk politik yang ada sekarang khususnya sistem

keimanan dan persatuan umat. 32 politik yang demokrasi, karena demokrasi Dalam konteks pemilihan umum, setiap 34 banyak memiliki kekurangan. Sistem poli-

jamaah dilarang untuk membicarakan hal-hal

33 Ibid.

yang bersifat khilafiyah dan menjauhi pem-

34 Din (2014) telah mengidentifikasikan beberapa

bicaraan politik. Namun mereka tidak per-

persoalan Salafi menolak sistem demokrasi yaitu,

nah memberikan masukan ataupun instruksi

i) sistem politik yang polytheism dan pembentu-

pada jamaah untuk memilih atau mendukung

kan undang-undang berasal dari suara mayoritas bukan dari Tuhan, ii) terbentuknya kerjasama

seseorang kandidat ataupun partai politik.

antara muslim dan non muslin untuk menentukan

Di samping itu juga, Jamaah Tabligh tidak

pemimpin walapun dalam Islam muslim harus

melarang para jamaah untuk ikut dalam pemi-

saling mendukung antara satu sama lain, iii) ban-

lu baik itu pemilu legislatif maupun eksekutif,

yak dana yang diberikan untuk pemilu berasal dari negara Barat khususnya Kristen dan Yahudi,

32 Wawancara dengan Maulana Abdul Wahid di iv) terbukanya ruang kepada kaum non mus- Pondok Pesantren Muqoddash tanggal 22 Agus-

lin untuk menuduh Islam sebagai agama yang tus 2015

tidak berjuang untuk keadilan dan kesejahteraan

Al-Risalah

Vol. 15, No. 2, Desember 2015 251

Haris Mubarak dan Abdul Razak

252 Vol. 15, No. 2, Desember 2015 Al-Risalah

tik ini akan menafikan suara-suara kelompok yang lebih sedikit jumlahnya atau minoritas.

Mereka yang memiliki suara mayoritas akan menguasai sistem politik dan meminggirkan hak-hak orang lain. Suara mayoritas sulit sekali mempertimbangkan suara minoritas terutama sekali di dalam pengambilan kepu- tusan walaupun suara minoritas itu memiliki kebenaran. Hal ini berbeda dengan sistem Is- lam yang memandang bahwa suara kebenaran tersebut harus dipertimbangkan dan diper- juangkan walaupun yang memberikan suara tersebut adalah kelompok minoritas. 35

Di samping itu, suara antara satu indi- vidu dengan individu lainnya tidak memiliki perbedaan khususnya di dalam pemilihan umum. Beliau mencontohkan untuk memilih seorang pemimpin seperti bupati, gubernur, presiden dan bahkan anggota legislatif sendiri tidaklah didasarkan kepada ketentuan Islam. Dalam Islam untuk memilih calon tertentu maka haruslah disandarkan pada orang-orang yang memiliki ilmu yang luas dan tentunya memiliki ilmu agama yang kuat, sehingga ke- tika memilih seorang pemimpin, maka orang- orang yang memiliki ilmu ataupun miliki pengetahuan agama yang kuat ini mengetahui siapa yang layak untuk dijadikan pemimpin dan mana yang tidak, mereka mengetahui mana yang lebih banyak mudharatnya dan mana yang tidak. Namun pada masa ini tidak- lah demikian, di mana antara orang yang ber- ilmu dengan yang tidak berilmu mempunyai nilai atau suara yang sama. Dengan demikian, apabila orang yang tidak berilmu tersebut membuat pilihan dengan suara terbanyak se- dangkan orang yang berilmu memiliki suara yang sedikit, maka sudah tentu orang yang

masyarakat, v) terbangunnya politik uang, vi) pemilu memecah belah umat Islam.

35 Wawancara dengan ustadz Hasbi tanggal tanggal 30 Agustus 2015.

dipilih juga salah karena mereka tidak memi- liki pengetahuan yang cukup luas mengenai kriteria pemimpin yang baik. Oleh itu, kesala- han demokrasi adalah menyamaratakan suara antara orang yang memiliki ilmu dan tidak. Suara seorang yang bergelar professor yang telah menempuh pendidikan cukup panjang dari jenjang strata 1, 2 dan 3, ketika pada saat pemilu tidak memiliki arti yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang tidak sekolah sama sekali, bahkan yang tidak ber- ilmu sama sekali. Artinya orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan yang luas akan memilih calon mereka sendiri atas dasar suka atau tidak suka yang mereka buat kriteria itu sesuai dengan ilmu pengetahuan mereka yang terbatas.

Pandangan Salafi terhadap sistem politik dan demokrasi tentunya juga berpengaruh te-

rhadap pandangan mereka pada partai politik Islam. Menurut Ustadz Hasbi, partai politik Islam saat ini tidaklah sesuai dengan keten- tuan Islam, karena mengikuti dari sistem poli- tik yang tidak Islami. Oleh itu, apabila sistem politik yang tidak islami diikuti maka sudah tentu partai politik Islamnya juga tidak sesuai dan jauh dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam Islam.

Ketentuan pemilihan pemimpin, misalnya pada era para sahabat, tidaklah menggunakan sistem kelompok-kelompok atau partai-partai politik seperti sekarang yang berbeda ideologi antara satu sama lainnya. Pada era sahabat, ta- biin dan tabi’ tabiin, ketika mereka akan me- milih calon pemimpin, maka mereka menge- depankan ketentuan Allah dan rasulnya. Jika memilih pemimpin tentunya yang dilihat ada- lah kriteria kepemimpinan, ketaatan kepada Allah, kewibawaan dan menjalankan keten- tuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam Islam.

Ketentuan yang telah diberikan oleh

Pandangan Jamaah Tabligh dan Sala i terhadap Khilafah

Al-Risalah

Vol. 15, No. 2, Desember 2015

Allah SWT adalah ketentuan yang harus di- laksanakan dan tidak boleh dirubah ataupun ditambah-tambah. Begitu juga dengan par- tai politik Islam karena mereka hidup dalam sistem politik yang demokrasi yang tidak se- suai dengan nilai-nilai keislaman, maka nilai perjuangan mereka juga tentunya tidak sesuai dengan agama karena mereka khususnya para politisi akan ikut arus yang ada dalam sistem politik tersebut.

Walaupun demikian, nilai-nilai yang ada di Salafi tidaklah serta merta meniadakan

kepentingan politik. Menurut Ustadz Said, walaupun jamaah ataupun para anggota salafi

tidak ikut dalam politik. Namun bukan be- rarti dakwah salafi mengharamkannya seratus

persen, ada beberapa ketentuan yang membe- narkan ataupun membolehkan keikutsertaan mereka dalam politik artinya ikut dalam pemi- lihan umum bukan ikut terlibat dalam aktivi- tas partai politik atau menjadi tim sukses dari calon-calon atau elit-elit politik tertentu den-

gan alasan persoalan mudharatnya. 36

Jika dalam sebuah pemilihan calon pemimpin dihadapkan pada dua pilihan dan satu pilihan lebih banyak mudharatnya, maka bisa saja ikut serta dalam pemilihan agar pemimpin yang baik tadi bisa memenang- kan pemilihan tersebut karena dikhawatirkan pemimpin yang terkenal mudharatnya ini bisa menang dalam pemilihan. Artinya mengi- kuti pemilihan umum tersebut apabila bersi- fat darurat semata. Sebagai contoh persoalan kepemimpinan perempuan, karena dalam Is- lam yang menjadi pemimpin itu adalah laki- laki dan tidak dibenarkan laki-laki dipimpin oleh perempuan. Jika dihadapkan pada pemi- lihan seperti ini, misalnya dalam pemilihan presiden atau gubernur di mana yang satu calon adalah laki-laki dan satu calon adalah perem-

36 Wawancara dengan Ustadz Hasbi dan Said tang- gal 30 Agustus dan 7 September 2015.

puan. Maka seandainya mereka tidak ikut dalam pemilihan tersebut, sudah pasti perem- puan akan menang, maka sudah tentu umat Islam akan dipimpin oleh perempuan, maka sudah pasti kepemimpinan tersebut menyalahi aturan Islam, maka dibenarkan para anggota salafi untuk mengikuti pemilihan umum untuk memilih calon yang satunya lagi. Contohnya lagi jika ada beberapa calon pemimpin, maka dibenarkan para anggota untuk memilih calon yang memiliki mudharat yang lebih kecil jika dikhawatirkan pemimpin yang dipilih ini akan memberikan dampak yang buruk bukan hanya dari aspek-aspek umum seperti ekonomi, so- sial atau kesejahteraan, tetapi juga jika dira- sakan akan memberikan dampak buruk bagi umat Islam itu sendiri. Namun apabila memi- liki mudharatnya sama, maka tidak diperlukan

untuk mengikuti pemilihan umum. 37 Dalam konteks Indonesia misalnya, menurut Ustadz Said, bagi Salafi keikutser- taan dalam pemilihan umum atau menjatuh- kan pilihan terhadap calon tertentu belumlah dirasakan penting karena sebagian besar orang Indonesia dihuni oleh umat Islam yang me- nyatakan diri mereka adalah pengikut ajaran Nabi dan hanya sebagian kecil yang mengi- kuti Syiah. Maka persoalan-persoalan umat ataupun pemimpin-pemimpin umat juga ke- banyakan dari orang Islam, tentu hal ini tidak- lah membahayakan umat Islam itu sendiri. Ini berbeda dengan persoalan politik di Yaman misalnya, di mana orang-orang Suria yang Sunni berhadapan dengan kaum Syiah yang memiliki penganut yang sama dan bahkan lebih, sehingga orang-orang Syiria dipimpin oleh orang Syiah, maka ketika ada calon Sun- ni berhadapan dengan Syiah maka dibenarkan ikut pemilihan untuk memilih pemimpin yang Sunni, walaupun sistem politik yang diguna-

37 Wawancara dengan Ustadz Said, tanggal 7 Sep-

tember 2015, pukul 13-14.30

Haris Mubarak dan Abdul Razak

254 Vol. 15, No. 2, Desember 2015 Al-Risalah

kan itu tidak sesuai menurut Islam. 38

Walaupun adanya ketidaksetujuan men- gikuti sistem politik di Indonesia, namun yang menjadi catatan adalah dalam konteks pemilihan presiden Indonesia 2014 lalu. Sala- fi tidaklah ikut dalam membuang suara dalam pemiliham umum legislatif pada tahun 2014 baik itu untuk memilih calon tertentu maupun partai politiknya. Namun yang menarik ketika pemilihan presiden tahun 2014 antara Prabo- wo Subianto dan Jokowi, di mana ada fatwa yang dikeluarkan untuk mendukung calon presiden tertentu. Meskipun adanya fatwa tersebut, namun menurut Ustadz Said kepu- tusan itu tidaklah mutlak disandarkan kepada Salafi keseluruhannya, karena fatwa tersebut sendiri masih menjadi perdebatan di kalan- gan para ulama Salafi, di mana ada juga yang tidak mengajurkan agar terlibat dalam sistem politik tersebut.

Alasan utama yang dikeluarkan oleh be- berapa ulama Salafi tersebut untuk mengikuti

pemilihan presiden dan memberikan dukun- gan pada calon tertentu, menurut ustadz Said, ini dikarenakan ‘banyak orang-orang (disalah satu calon) yang cenderung kepada pemikiran syiah’ sehingga beberapa ulama khawatir ke- beradaan tersebut dapat memperbesar kekua- tan Syiah di Indonesia. Walaupun demikian, fatwa yang diberikan oleh beberapa ustadz tadi juga bukanlah instruksi yang harus diikuti karena itu merupakan ijtihad mereka.

Menurut beliau lagi, ijtihad yang diberi- kan oleh ulama salafi sendiri bukan hanya

dalam konteks pemilihan presiden. Dalam dukungan partai politik misalnya juga pernah disuarakan oleh beberapa ulama salafi untuk memberikan dukungan pada salah satu par- tai politik Islam. Namun dukungan tersebut hanya masih berupa anjuran dan bukan per-

38 Ibid.

intah untuk mendukung karena sebagian yang lain juga tidak setuju untuk mendukung dan memilih partai politik tersebut.

Faktor lainnya yang menyebabkan men- gapa salafi tidak mau ikut masuk ke dalam