Penentuan Lokasi Kegiatan Perdagangan da

ANALISIS LOKASI KEGIATAN PERDAGANGAN DAN JASA (RETAIL)

STUDI KASUS GIANT MULYOSARI,

SURABAYA

Kelompok 6

Naomi Zakina 3614100066 Sovianita Natasha 3614100076 Rahmad Fauzan 3614100704

Dosen Pembimbing : Belinda Ulfa Aulia, S.T., M.Sc.

Perencanaan Wilayah dan Kota

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Belinda Ulfa Aulia, S.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing mata kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan

2. Bapak Dr. Nanang Setiawan selaku dosen pembimbing mata kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan

3. Rekan-rekan di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITS yang memberikan motivasi demi kelancaran pembuatan makalah ini

Makalah dengan judul ”Analisis Lokasi Kegiatan Perdagangan dan Jasa (Retail) Studi Kasus Giant Mulyosari Surabaya ” ini disusun sebagai evaluasi 4 mata kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan dalam Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk memberikan pemahaman terhadap faktor lokasi dan kesesuaian pemilihan lokasi dengan faktor yang ditentukan dalam suatu wilayah dan kota.

Dalam proses penyelesaian makalah ini tentunya banyak kekurangan, baik dari pengambilan referensi data maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi sempurnya makalah ini.

Demikianlah makalah ini disusun, semoga bermanfaat bagi berbagai pihak dan dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas pembelajaran mata kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan.

Surabaya, 6 Mei 2016

Tim Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki karakteristik yang sangat berpotensi bagi pengembangan perekonomian, hal ini didukung dengan tingginya angka demografi dan prilaku konsumsi masyarakat, disamping itu perekonomian Indonesia mengalami pertumbahan yang surplus dan mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10 tahun terakhir, keadaan ini mengakibatkan timbulnya perusahaan-perusahaan baru yang memanfaatkan potensi ini , yang pada akhirnya meningkatkan persaingan antar perusahaan dalam meningkatkan penjualan dan memunculkan persaingan yang semakin komplek dalam menghasilkan keuntungan yang maksimal, salah satunya adalah perusahaan Giant.

Giant merupakan salah satu jenis toko swalayan memiliki luasan 400 m 2 s/d 5000 m 2 dan menjual barang barang rumah tangga. Giant juga termasuk salah

satu jenis waralaba (franchise), Pendekatan bisnis melalui sistem waralaba (franchise) merupakan salah satu strategi alternatif bagi perusahaan untuk mengembangkan ekonomi dan usaha di masa mendatang. Melalui proses kemitraan waralaba yang saling menguntungkan antara perusahaan (selaku penerima waralaba franchising) dengan pemberi waralaba, akan dapat memajukan suatu bisnis. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia salah satunya yaitu di Surabaya. Keberadaan waralaba semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak mungkin untuk dihindari lagi. Waralaba merupakan strategi bisnis yang efektif untuk mengembangkan jaringan bisnis dengan tidak menghilangkan karakter perusahaan yang sudah menjadi ciri khas waralaba yang bersangkutan. Perkembangan ini disebabkan karena sifat konsumsi masyarakat yang tinggi.

Perkembangan inilah memunculkan hadirnya berbagai toko swalayan sehingga munculnya Persaingan antar perusahaan toko swalayan yang menjual barang-barang dan alat rumah tangga. Persaingan ini mengharuskan setiap perusahan yang bergerak dibidang swalayan memikirkan setiap aspek untuk menghasilkan keuntungan maksimum. Banyak aspek yang dilibatkan untuk menganilisis keuntungan ini, salah satu aspek yang yang sangat berpengaruh adalah penentuan lokasi.

pemilihan lokasi dalam kegiatan tersebut merupakan salah satu unsur atau aspek yang sangat penting,dalam hal ini disebabkan dengan pemilihan lokasi kita pemilihan lokasi dalam kegiatan tersebut merupakan salah satu unsur atau aspek yang sangat penting,dalam hal ini disebabkan dengan pemilihan lokasi kita

1.2 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah “Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Toko Swalayan(Giant) di Mulyosari Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui teori – teori penentuan lokasi retail dan menarik sintesa dari pendapat pakar tersebut.

2. Mengetahui kesesuaian antara teori – teori penentuan lokasi retail dengan kondisi eksisting retail yang menjadi studi kasus.

3. Mengetahui faktor yang berpengaruh dalam penentuan lokasi retail berdasarkan hasil analisis dan prefrensi konsumen.

4. Mengetahui fakta empiri dari keseluruhan proses analisis penentuan faktor Lokasi.

1.3 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan berisi latar belakang penulisan makalah, tujuan penulisan makalah, dan sistematika penulisan makalah. Bab II Tinjuan Pustaka berisi Bab III Gambaran Umum berisi profil retail dan gambaran lokasi retail Giant Mulyosari Surabaya. Bab IV Analisa berisi metode analisis data, analisis data apa yang digunakan, analisis pemilihan pasar, dan analisis kesesuaian eksisting dengan teori.

Bab V Penutup berisi kesimpulan dan leasson learned yang didapatkan dari pembahasan makalah ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Retail

Retail merupakan semua usaha bisnis yang mengarahkan secara langsung kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa seabgai inti dari distribusi (Gillbert, 2013). Dalam jalur distribusi barang, retail berada di antara pedagang besar dengan konsumen akhir.

Seorang retailer dapat menjangkau konsumen potensial melalui dua konsep yaitu store atau non-store format retail. Pengecer toko (store based retaillers) mengoperasikan sebuah toko dengan lokasi yang sudah tetap sehingga membutuhkan konsumen utnuk bergerak ke toko untuk melihat dan memilih barang atau layanan yang diinginkan. Sedangkan pengecer non-toko (non-strored based retailers) menangkap konsumen yang ada di rumah, di tempat kerja, atau tempat selain toko dimana konsumen mudah untuk melakukan pembelian (Eko Budi Santoso, 2012). Beberapa jenis retail berdasarkan konsep toko (stored based) antara lain :

 Toko Khusus (specialty store) Toko ini menyediakan lini produk yang sempit dengan ragam barang yang cukup dalam untuk setiap lini.

 Departement store Toko ini menjual beberapa lini produk, biasanya pakaian, perabot rumah

tangga, barang-barang rumah tangga dengan masing-masing lini dioperasikan sebagai suatu departement yang terpisah yang dikelola oleh seseorang bagian pembelian khusus.

 Supermarket Merupakan toko yang relatif berbiaya murah, bermarjin rendah, bervolume

besar dan diciptakan untuk melayani beberapa kebutuhan konsumen.  Hypermarket

Merupakan supermarket yang memiliki luas antara lebih dari 18.000 meter persegi dengn kombinasi produk makanan 60-70% dan produk-produk umum 30-40%.Hypermarket merupakan salah satu betnuk supermarket yang memiliki persediaan lebih sedikit dibanding supercenter, yaitu lebih dari 25.000 item yang meliputi produk makanan, perkakas (hardware), peralatan olahraga, furniture, perlengkapan rumah tangga, computer, elektronik, dan Merupakan supermarket yang memiliki luas antara lebih dari 18.000 meter persegi dengn kombinasi produk makanan 60-70% dan produk-produk umum 30-40%.Hypermarket merupakan salah satu betnuk supermarket yang memiliki persediaan lebih sedikit dibanding supercenter, yaitu lebih dari 25.000 item yang meliputi produk makanan, perkakas (hardware), peralatan olahraga, furniture, perlengkapan rumah tangga, computer, elektronik, dan

 Supercenter Adalah supermarket yang mempunyai luas lantai 3.000 sampai 10.000 meter persegi dengan variasi produk yang dijual, untuk makanan sebanyak 30-40% dan produk-produk nonmakanan sebanyak 60-70%. Supermarket jenis ini termasuk supermarket yang tumbuh dengan cepat. Persediaan yang dimiliki berkisar antara 12.000-20.000 item. Supermarketjenis ini memiliki kelebihan sebagai tempat belanja dalam satu atap (one stop shopping) sehingga banyak pengunjungnya yang datang dari tempat jauh.

 Convenience store Toko dengan ukuran yang relatif kecil, berlokasi di daerah permukiman, waktu

operasional toko cukup lama dan menjual barang-barang yang perputarannya cukup tinggi namun dalam jumlah yang terbatas.

 Superstore Toko yang ukurannya relatif besar yang ditujukan utnuk memenuhi keseluruhan kebutuhan konsumen untuk bahan makanan dan bukan makanan. Termasuk di dalamnya supercenter, kombinasi supermarket dan toko diskon yang menyediakan barang-barang lintas jenis. Categori killer dan hypermarket juga termasuk kategori superstore.

 Toko Diskon (discount store Toko ini menjual barang dagangan standar dengan harga yang lebih rendah

dengan menerima margin yang rendah dan menjual barnag dengan jumlah yang banyak. Toko diskon yang sebenarnya menjual produk dengan harga rendah, sebagian menjual merek-merek nasional, bukan barang-barang inferior.

 Retail off-price Toko yang menjual barang berkualitas tinggi. Barang yang dijual sering

merupakan barang-barang sisa, stok lebihdan barang-barang yang produksinya kurang sempurna yang diperoleh dengan harga rendah dari harga standar dan menjualnya dengan harga yang lebih rendah dari toko eceran lainnya.

 Factory Outlet Toko yang dimilikioleh pabrik dan dijalannya oleh pabrik dan biasanya menjual barang-barang pabrik tersebut yang berlebih, tidak dilanjutkan produksinya atau barang-barang cacat. Biasanya harga yang ditawarkan tidak lebih dari 50% dibawah harga eceran.

Seiring berkembangnya zaman, retail konsep toko dirasa kurang praktis, sehingga banyak yang mulai beralih pada retail konsep non-toko. Dibawah ini merupakan jenis retail non-toko :

 Directing Marketing (pemasaran langsung) Dilakukan dengan komunikasi langsung dengan konsumen yang membidik secara seksama utnuk mendapatkan respon langsung dari konsumen. Pemaparan langsung ini digunakan untuk memperoleh langsung konsumen yang menjadi target pasar.S

 Directing selling (penjualan langsung) atau door-to-door retailing Keuntungan dari penjualan ini adalah kenyamanan dan perhatian yang

diberikan kepada konsumen jauh lebih besar. Tetapi, tingginya perekrutan, pelatihan, gaji dan motivasi bagi tenaga kerja berdampak pada harga produk menjadi lebih tinggi.

 Automatic vending (penjualan otomatis) Dilakukan melalui mesin penjual secara otomatis yang akan mengeluarkan

produk setelah konsumen memasukkan uang.

2.2 Teori-teori Pemilihan Lokasi Retail

Teori landasan yang sering digunakan dalam menentukan lokasi pemilihan retail antara lain :

a) Basu Swastha dan Irawan (1997) Bagi seorang retailer, untuk menentukan lokasi toko yang tepat maka perlu diperhatikan hal-hal berikut :

 Luas daerah perdagangan  Dapat dicapai dengan mudah  Potensi pertumbuhannya  Lokasi toko-toko saingan

Sedangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi potensi penjualan dari lokasi toko baru ialah :

 Dapat dicapai dengan mudah  Populasi penduduk  Pesaing  Batas-batas daerah perdagangan

b) Diana (2003) Faktor-faktor penentu dalam perkembangan lokasi perdagangan antara lain :

 Jumlah penduduk pendukung Setiap jenis fasilitas perdagangan eceran mempunyai jumlah ambang batas penduduk atau pasar yang menjadi persyaratan dapat berkembangnya kegiatan. Jumlah penduduk pendukung dapat ditentukan sendiri karena faktor ini bergantung pada faktor fisik yang mempengaruhi daya tarik suatu fasilitas perdagangan.

 Aksesibilitas Aksesibilitas berkaitan dengan kemudahan pencapaian suatu lokasi

melalui kendaraan umum dan pribadi serta pedestrian. Untuk fasilitas perdagangan kemudahan pencapaian lokasi, kelancaran lalu lintas dan kelengkapan fasilitas parkir merupakan syarat penentu lokasi dan kesuksesan kegiatan perdagangan.

 Keterkaitan spasial Pada kegiatan perdagangan yang bersifat generative, analisa ambang

batas penduduk dan pasar menjadi hal yang pentingsedangkan pada lokasi perdagangan yang bersifat suscipient, analisa kaitan spasial dari kegiatan merupakan hal yang penting.

 Jarak Kecenderungan pembeli untuk berbelanja pada pusat yang dominan, namun menyukai tempat yang dekat maka faktor jarak merupakan pertimbangan penting untuk melihat kemugkinan perkembangan suatu lokasi terutama pusat perdagangan sekunder menunjukkan trade off antara besarnya daya tarik pusat dan jarak antar pusat.

 Kelengkapan fasilitas perdagangan Kelengkapan fasilitas perdagangan menjadi faktor penentu emilihan

lokasi berbelanja konsumen. Konsumen berbelanja barang-barang tahan lama yang tidak dibeli secara teratur seperti pakaian, alat-alat elektronik pada tempat perdagangan yang memiliki banyak pilihan barang yang dapat diperbandingkan. Oleh karena itu pembeli cenderung untuk berbelanja barang-barang tahan lama pada pusat perdagangan yang lebih lengkap, tetapi untuk kebutuhan standar sehari-hari seperti bahan makanan, para konsumen cenderung masih mempertimbangkan jarak yang dekat kalau terdapat fasilitas yang memadai.

c) Jones dan Simmons (1993) Beberapa faktor yang digunakan dalam pemilihan lokasi retail antara lain :

 Ukuran tanah yang digunakan

Dicirikan dengan atribut non demografi dari area umum disekitar toko dalam satuan angka dan bentuk kategori lain, seperti rata-rata lalu lintas harian dari rute dengan akses langsung terhadap lokasi retail, jarak terhadap pemberhentian transportasi umum terdekat, banyaknya tenaga kerja, penerimaan batas skala minimum dari area umu untuk retail.

 Sosioekonomi dan demografi Variabel ini didasarkan pada sensus yang diartkan untuk menangkap tingkat dari permintaan potensial dalam area perdagangan atau area yang diinginkan dari suatu toko. Contohnya : jumlah dari rumah tangga, rata-rata pendapatan, presentase rumah tngga yang memiliki anak, presentase pekerja profesional.

 Persaingan Meliputi jumlah pesaing utama dalam radius 1 km dan jumlah pesaing

sekunder dlaam radius 2 km.  Lokasi

Gambaran yang dikategorikan dalam daya tarik secra relatif dari lokasi itu sendiri dan perbaikan terhadap lokasi. Contohnya : tipe dari lokasi, ukuran lokasi, visibiliti dari lokasi, luasan dari tempat parkir ke lokasi.

 Instrumen yang lain Atribut dari kondisi toko sekarang, yang mana untuk toko baru di bawah kendali secara langsung dari manajemen. Contohnya indeks dari mutu manajemen persediaan, rasio dari ruang display terhadap ruang terbuka.

d) Utami (2006) Menurut Utami, faktor yang berpengaruh dalam penetuan lokasi retail antara lain :

 Pemilihan komunitas Keputusan ini bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomi dan

stabilitas maupun persaingan serta iklim politik.  Aspek geografis  Lokasi yang spesifik

Karakteristik spesifik yang dimaksud adalah kondisi sosioekonomi yang meliputi arus lalu lintas, harga tanah, peraturan kawasan dan transportasi publik. Pertimbangan lainnya adalah posisi pesaing di sekitar retailer berada.

e) Klimert (2004) Pemilihan lokasi yang tepat untuk retail perlu mempertimbangkan kombinasi terbaik dari karkateristik faktor berikut :

 Demographics  Location and distance  Shape  Access  Visibility  Size  Topography  Utilities  Surroundings  Environmental impacs  Zoning  Financial benefits to the community

2.3 Sintesa Teori Pemilihan Lokasi Retail

Bedasarkan beberapa variabel dalam penetuan lokasi retail diatas, berikut merupakan variabel yang akan digunakan dalam analisa faktor penentuan pemilihan lokasi retail modern di Kota Surabaya:

Tabel 1. Faktor dan Variabel Penentuan Lokasi Retail Menurut Ahli

No Tokoh

Faktor

Variabel

Keterangan

Letaknya di tepi jalan raya,

Posisi

langsung bisa dijangkau oleh kendaraan pribadi, umum, maupun pejalan kaki Lalu lintas disekitar retail

Basu Swastha

lancar, dekat dengan tempat (1996), Klimert

Kemudahan

penurunan kendaraan umum, (2004), Utami jarak lokasi retail dengan (2006)

1 Aksesibilitas mencapai

lokasi

parkir tidak terlalu jauh Jarak retail terhadap fasilitas

Jarak antar

pendidikan (UNAIR, ITS, dan pusat kegiatan UWK), perumahan, maupun kegiatan lainnya

Basu Swastha Populasi penduduk yang (1996), Jones

Demografi – Populasi

menjadi konsumen dan masuk

2 dan Simmons dalam area cakupan

(1993), Klimert pelayanan retail (2004), Utami

Ekonomi

Rata-rata

Rata-rata pendapatan yang

pendapatan

mempengaruhi tingkat konsumsi penduduk

Kepadatan

Tingkat kepadatan penduduk kawasan guna meningkatkan

penduduk

potensi pasar retail

Jarak lokasi

Lokasi toko-toko pesaing dengan produk barang jual

pesaing serupa

Basu Swastha

Jenis dan

(1996), Jones

tingkat

Tingkat persaingan antar

3 dan Simmons

Persaingan

pusat kegiatan

Jenis layanan jasa yang

dibandingkan

ditawarkan retailer

pesaing

Nilai barang yang ditawarkan

Harga produk

retailer (relatif murah atau mahal)

Basu Swastha

Kelengkapan

Kelengkapan dan variasi

produk yang disediakan (1996)

Promosi dan

Iklan produk, potongan harga, yang ditawarkan kepada

diskon

pelanggan

Sumber : Hasil Analisis, 2016

Berdasarkan tabel sintesa teori diatas, didapatkan empat faktor pembentuk, yaitu: aksesibilitas, demografi, persaingan, dan pengelolaan yang juga membawa beberapa variabel pada masing-masing faktor. Variabel disesuaikan dengan kebutuhan penelitian makalah ini, yakni faktor yang mempengaruhi penentuhan lokasi hypermarket Giant di Mulyosari dari pereferensi konsumen.

Tabel 2. Faktor dan Variabel Penentuan Lokasi Giant Mulyosari

Faktor Pertimbangan No

Variabel

Penentuan Lokasi

Posisi

1 Aksesibilitas

Kemudahan mencapai lokasi Jarak antar pusat kegiatan Populasi

2 Demografi - Ekonomi

Rata-rata pendapatan Kepadatan penduduk

3 Persaingan

Jarak lokasi pesaing

Jenis dan tingkat pesaing Kelengkapan fasilitas dibandingkan pesaing Harga produk

4 Pengelolaan

Kelengkapan produk Promosi dan diskon

Sumber : Hasil Analisis, 2016

2.4 Alat Analisis

2.4.1 Gravity Model

Gravity Model digunakan secara luas dalam teknik menentukan lokasi retail. Metode ini berasal dari William J. Reilly’s yang disebut dengan Hukum Gravity Retail.

Pada initinya, metode ini merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi tingkah laku manusia yang mengukur bahwa setiap individu kemungkinan akan tertarik menuju retail bergantung pada jarak tempuh ke toko alternatif dan keunggulan masing- masing lokasi. Hukum Reilly’s secara sederhana dapat diibaratkan sebagai batasan area perdagangan, dengan cara menentukan titik yang berbeda dari dua kota atau dua wilayah, maka masing-masing luasan area perdagangan dapat ditentukan.

Teori titik henti merupakan modifikasi dari teori modifikasi dari teori gravitasi W.J. Reilly. Teori ini dapat digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pola interaksi antara dua wilayah dan dapat memprakirakan penempatan lokasi suatu retail atau pusat pelayanan. Teori ini dapat digunakan jika memenuhi beberap syarat yaitu :

1. Keadaan ekonomi penduduk relatif sama

2. Topografi wilayah datar

3. Sarana prasarana transportasi memadai

4. Daya beli masyarakat sama Teori titik henti yang dilakukan pada makalah ini menggunakan data jarak

anatar dua lokasi retail sehingga tidak menggunakan garis khayal sebagai jarak.

Keterangan :

D = Titik henti

d A.B = Jarak retail A dengan retail B P A = Jumlah penduduk pada kecamatan dimana retail A berada P B = Jumlah penduduk pada kecamatan dimana retail B berada

2.4.2 Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Analisis faktor adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mencari faktor- faktor yang mampu menjelaskan hubungan atau korelasi antara berbagai indikator independen yang diobservasi. Analisis faktor merupakan perluasan dari analisis komponen utama yang digunakan untuk mengidentifikasi sejumlah faktor yang relatif kecil yang dapat digunakan untuk menjelaskan sejumlah besar variabel yang saling berhubungan. Analisis faktor pada dasarnya dibagi menjadi dua, yaitu Pricnciple Component Analysis (PCA) dan Confirmatory Factor Analysis (CFA).

Menurut Joreskog dan Stoborn (1993), CFA digunakan untuk menguji uni- dimensional, validitas dan reabilitas model pengukuran konstruk yang tidak dapat diukur langsung. Model pengukuran atau juga disebut model deskriptif (Ferdinant, 2002), measurement theory (Hair, dkk, 2006), atau confirmatory factor model (Long, 1983) yang menunjukan operasional variabel penelitian menjadi indikator-indikator terukur yang dirumuskan dalam bentuk persamaan dan atau diagram jalur tertentu (dalam Kusnaedi, 2008). Intinya CFA atau Analisis Faktor Konfirmatori adalah suatu teknik analisis faktor dimana secara apriori berdasarkan teori dan konsep yang sudah diketahui, dipahami, atau ditentukan sebelumnya, maka dibuat dibuat sejumlah faktor yang akan dibentuk, serta variabel apa saja yang termasuk ke dalam masing-masing faktor yang dibentuk dan sudah pasti tujuannya.

Pada dasarnya tujuan CFA adalah untuk mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan melakukan uji korelasi dan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Dalam pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrumen atau kuisioner untuk mendapatkan data penelitian yang valid dan reliabel (Hidayat, 2014).

Gambar 1. Framework Analisis Faktor Sumber: www.statistikian.com

Secara garis besar, terdapat tujuh tahapan pada CFA, yaitu merumuskan masalah, menyusun matriks korelasi, ekstraksi faktor, merotasi faktor, menginterpretasi faktor, pembuatan factor scores, dan memilih variabel surrogate atau menentukan summated scale.

 Matriks korelasi Tahapan ini bertujuan untuk menganalisis apakah data yang ada cukup

memenuhi syarat di dalam analisis faktor. Data atau variabel yang memenuhi syarat untuk dilanjutakan ke proses selanjutnya bilamana nilai Kaiser-Meyer Olkin (KMO) dan Bartle tt’s Test >0,5 dan nilai Sig <0,05. Nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) juga diperhatikan dengan ketentuan sebagai berikut: (Santoso, 2006:20) MSA = 1 → variabel dapat dipredeksi tanpa kesalahan oleh variabel lain

MSA > 0,5 → variabel masih bisa diprediksi dan dianalisis lebih lanjut MSA < 0,5 → variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis

 Ekstraksi faktor Tahapan ini bertujuan untuk mereduksi data dari beberapa indikator untuk menghasilkan faktor yang lebih sedikit mampu menjelaskan korelasi antara indikator yang diobservasi. Data atau variabel tidak ter-reduksi bilamana nilainya >0.5.

 Rotasi faktor Tahapan ini diperlukan jika metode estraksi belum menghasilkan komponen faktor utama yang jelas. Tahapan ini bertujuan untuk memperoleh struktur  Rotasi faktor Tahapan ini diperlukan jika metode estraksi belum menghasilkan komponen faktor utama yang jelas. Tahapan ini bertujuan untuk memperoleh struktur

2.5 Teknik Sampling

Sampling merupakan proses pengambilan atau pemilihan n buah dari populasi yang berjumlah N. Sampling digunakan untuk menentukan jumlah responden untuk keperluan pengumpulan data, salah satunya dengan metode kuisioner. Adapun macamnya dibagi menjadi probabilistik dan non probabilistik. Probabilistik digunakan bilamana semua populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel (responden), sedangkan non probabilistik digunakan bilamana tidak semua populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel (responden). Berikut adalah macam-macam teknik sampling non probabilistik :

 Boring sampling Jumlah sampel maksimal 30 responden saja.  Purposive sampling Jumlah sampel tidak dipersoalkan, namun pemilihan sampel harus sesuai

kriteria.  Stakeholders analysis Pemilihan sampel pada para pemangku kepentingan dan pihak-pihak yang

mempengaruhi, dipengaruhi, dan terlibat.  Snowbaliing sampling Dimulai dari key stakeholder untuk selanjutnya dilempar ke responden

lainnya. Jumlah sampel yang awalnya sedikit, lalu menjadi banyak.  Accidental sampling

Pengambilan sampel secara kebetulan dan tidak direncanakan, namun tetap sampel (responden) harus sesuai kriteria.

 Quota sampling Pemilihan sampel pada masing-masing kelompok dengan memberikan quota

per kelompok.  Systematic sampling Pemilihan sampel secara teratur dengan menggunakan interval pengambilan.

BAB III GAMBARAN UMUM

3.1 Profil Retail Giant

Giant hypermarket adalah anak perusahaan dari Hero Group yang merupakan salah satu supermarket terlama di Indonesia. Hero supermarket adalah pelopor untuk konsep berbelanja kebutuhan sehari-hari, produk dan bahan makanan segar di lingkungan yang lebih bersih, sehat dan moderen.

Demi kepuasan semua jenis pelanggannya, Hero sebagai multi format retailer membuka Hero supermarket, Giant supermarket, Giant hypermarket, Starmart, dan Guardian. Dengan mengembangkan karyawan dan cara kerja yang lebih efektif, efisien, serta kerjasama yang kuat dari setiap jenis tokonya, Hero Group berharap dapat memajukan dan meningkatkan kesejahteraan bersama, serta memberikan kepuasan kepada para pelanggannya.

Giant hypermarket sendiri didirikan untuk memberikan pelayanan dan mutu yang baik, pilihan merk serta produk lokal maupun etnik dengan harga murah. Giant hypermarket pertama kali didirikan pada tahun 1997 di Malaysia, disusul kemudian di Singapura. Di Indonesia, Giant baru berdiri pada Juni 2002 di Villa Melati (Serpong), November 2002 di Maspion Square (Surabaya), April 2003 di Cimanggis (Bogor), dan pada Mei 2003 di Bekasi.

Gambar 2. Giant Hypermarket

Sumber: Google, 2016

3.2 Persebaran Retail Giant di Kota Surabaya

Di Kota Surabaya, Giant menjadi salah satu retail favorit yang banyak dikunjugi oleh masyarakat untuk membeli keperluan hidup. Walaupun jumlah persebarannya tidak sebanyak retail Indomaret atau Alfamart, namun lokasi Giant terdistribusi secara baik di Kota Surabaya. Jenisnya pun beragam, yakni Giant

Supermarket, Giant Hypermarket, Giant Express, dan Giant Extra. Berikut merupakan tabel persebaran Giant di Kota Surabaya.

Tabel 3. Lokasi Persebaran Giant di Kota Surabaya

Giant Supermarket Arief Rachman Jl. Arief Rachman Hakim No. 269, Keputih,

1. Hakim

Sukolilo, Surabaya

2. Giant Supermarket HR Muhammad Jl. HR Muhammad Kav. 11 – 12 Giant Supermarket Kapas

Jl. Kapas Krampung no. 45, Rangkah,

3. Krampung Plaza

Tambaksari, Surabaya

4. Giant Supermarket Kedungsari Jl. Kedungsari No. 80, Tegalsari, Surabaya Jl. Raya Klampis Jaya No. 102 - 120, Klampis

5. Giant Supermarket Klampis

Ngasem, Surabaya Jl. Raya Manukan Tama 44R No. 9,

6. Giant Supermarket Manukan Lor

Surabaya Jl. Raya Mulyosari No. 300

7. Giant Hypermarket Mulyosari – 306,

Mulyorejo, Surabaya Jl. Rungkut Mapan Utara No. FE-1,

8. Giant Supermarket Rungkut

Surabaya Jl. Komp. Perum. Taman Pondok Indah No.

9. Giant Supermarket Wiyung 223 – 224, Wiyung, Surabaya

10. Giant Hypermarket Maspion Jl. Jend. A. Yani No. 73 Surabaya Giant Hypermarket Mayjend

11. Jl. Mayjend Sungkono No. 89, Surabaya Sungkono

12. Giant Hypermarket Diponegoro – 229, Tegalsari,

Jl. Diponegoro No. 225

Surabaya

13. Giant Hypermarket Rajawali Jl. Rajawali No. 57, Surabaya Jl. Kebraon V, Perum. Griya Kebraon,

14. Giant Supermarket Kebraon Karangpilang, Surabaya

Sumber: Wikipedia, 2016

Gambar 3. Peta Persebaran Retail Giant di Kota Surabaya Sumber: Google Map, 2016

3.3 Gambaran Lokasi Giant Mulyosari

Giant Mulyosari terletak di Jalan Raya Mulyosari No. 300-306, Kelurahan Mulyosari, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya. Letak Giant Mulyosari tepat dipinggir jalan, sehingga mudah diakses, baik menggunakan kendaraan pribadi, maupun kendaraan umum. Lokasi Giant Mulyosari tergolong potensial karena terletak di dekat permukiman dan area pedagangan jasa. Selain itu, lokasinya termasuk dekat dengan fasilitas pendidikan, yakni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), PENS, PPNS, dan SD AL Izhar. Adapun perumahan disekitar Giant Mulyosari adalah Wisma Permai, Sutorejo, Bhaskara, dan Mulyosari.

Jalan Raya Mulyosari termasuk dalam kelas jalan kolektor sekunder yang berarti jalan ini merupakan jalan yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, jumlah jalan masuk dibatasi, dan untuk melayani kegiatan dalam kota. Adapun batas-batas Jalan Raya Mulyosari adalah sebagai berikut.

Utara

: Jalan Raya Tempurejo

Timur

: Jalan Bhaskara

Selatan : Jalan Raya ITS Barat

: Jalan Suterejo

Giant Mulyosari terletak diantara retail sejenis lainnya, yakni Superindo Dharmahusada yang berlokasi di Jalan Dharmahusada Dalam No. 191 Gubeng dan Superindo Arief Rahman Hakim yang terletak di Jalan Arief Rahman Hakim No. 169-171 Sukolilo. Jarak Giant Mulyosari ke Superindo Dharmahusada adalah 5,5 kilometer, sedangkan jarak ke Superindo Arief Rahman Hakim adalah 3,5 kilometer. Kedua retail ini dipilih karena lokasinya termasuk yang paling dekat dengan Giant Mulyosari, sekaligus dibatasi oleh wilayah administrasi yang berbeda.

Superindo Dharmahusada

Gambar 4. Denah Lokasi Giant Mulyosari

Sumber: Google Map, 2016

BAB IV ANALISA

4.1 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan makalah persepsi masyarakat terkait dengan penentuan lokasi hypermarket giant Mulyosari serta kaitannya dengan teori-teori penentuan lokasi yaitu menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yang meliputi beberapa sub pokok bahasan seperti alur berfikir, metode pengumpulan data, dan profil responden.

4.1.1 Alur Berpikir

Alur berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan. Alur berpikir dapat berbentuk bagan yang menjelaskan keterkaitan proses dari awal hingga akhir yakni tujuan akhir dari penulisan penelitian. Bagan kerangka berpikir memudahkan identifikasi analisis yang diperlukan dalam penulisan penelitian selain itu menjaga alur penulisan supaya tetap terfokus dan tidak melebar ke hal lain diluar fokus penelitian. Untuk alur berpikir yang digunakan dalam penulisan makalah persepsi masyarakat terkait dengan penentuan lokasi hypermarket Mulyosari di Kota Surabaya serta kaitannya dengan teori lokasi dapat dilihat pada bagan atau diagram dibawah ini.

Melalui diagram alur berpikir dibawah dapat diketahui bahwa pada dasarnya penulisan makalah persepsi masyarakat selaku konsumen kaitannya dengan penentuan lokasi hypermarket giant Mulyosari serta kaitannya denga teori lokasi adalah membandingkan antara teori-teori lokasi kawasan perdagangan/ ritel dengan kondisi faktual yang dapat diamati dari studi kasus yang dipilih. Kondisi faktual ini dijelakan melalui orientasi wilayah studi kasus dan pendapat konsumen melalui kuisioner. Hasil analisis inilah yang nantinya dapat diketahui faktor penentuan lokasi yang paling berpengaruh pada lokasi studi hipermarket giant di Jl. Mulyosari.

Perkembangan Sektor Perdagangan

Latar Belakang Penulisan

dan Ja sa Retail / Waralaba

Pemilihan Lokasi Sektor Perdagangan dan Jasa Retail / Waralaba

Pemilihan Studi Kasus Lokasi hipermarket Giant Mulyosari

Input Teori Lokasi Kawasan Retail / Persepsi Konsumen terhadap

Analisis Gravity Model

Analisis Kesesuaian Teori Lokadi dengan Kondisi

Faktual Dilihat dari Perspektif Konsumen

Output

Teridentifikasi Faktor Paling Berpengaruh Terhadap Pemilihan Lokasi giant Mulyosari

Gambar 5. Bagan Alur Berpikir

Sumber: Hasil Analisis, 2016

4.1.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam proses analisis data yang digunakan dalam penulisan makalah, hal terpenting adalah proses memperoleh data-data yang dibutuhkan untuk pembahasan dalam penulisan suatu penelitian atau pengamatan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam menganalisis penentuan lokasi hipermarket giant adalah sebagai berikut

• Survei Primer Survei primer atau survei lapangan adalah pengamatan langsung di lokasi studi yakni di lokasi Giant Mulyosari. Data-data yang dapat diambil melalui metode pengambilan data terkait dengan penulisan makalah persepsi konsumen terhadap pemilian lokasi retail ini meliputi kondisi eksisting lokasi (orientasi lokasi) dan persepsi konsumen yang membeli barnag di Giant yang ditunjukkan dengan data kuisioner.

• Survei Literatur

Metode survei literatur dalam penulisan makalah ini digunakan untuk mencari data terkait teori-teori penentuan lokasi retail yang digunakan sebagai bahan pembanding dengan kondisi faktual lokasi Giant Mulyosari.

4.1.3 Jenis, Alat, dan Tujuan Analisis

Untuk proses analisis penulisan makalah, jenis, alat dan tujuan analisis yang digunakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Tabel Jenis Penelitian

Alat Analisis

Tujuan Analisis

Jenis Analisis

Mengetahui efektifitas lokasi hipermarket di Surabaya

Analisis Titik

Kuantitatif

terutama yang berada di sekitar Henti lokasi Giant Mulyosari

Mengetahui persepsi masyarakat selaku konsumen terkait

Analisis Faktor penentuan lokasi Giant Mulyosari

Kualitatif

Mengetahui kesesuaian Teori Analisis penentuan lokasi antara kondisi

dengan Kondisi eksisting dengan teori penentuan Eksisting lokasi retail

Kualitatif

Sumber: Hasil Analisis, 2016

4.1.4 Teknik Sampling

Karena tidak semua orang bisa menjadi sampel (responden), maka digunakan adalah non probabilistik untuk pengolahan kualitatif. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah boring sampling dan accidental sampling.

Dalam pengumpulan data melalui kuisioner, jumlah yang dibutuhkan adalah sebanyak 30 responden dengan syarat responden tersebut pernah mengunjungi Giant Mulyosari dan atau masyarakat yang bertempat tinggal disekitar lokasi Giant Mulyosari. Selain menyebar form kepada beberapa orang yang dirasa sesuai untuk menjadi responden, penyebaran form juga dilakukan secara kebetulan bagi pengunjung dan karyawan yang sedang berada di Giant Mulyosari. Dalam pemilihan responden, tidak dibatasi pada gender, agama, tingkat pendidikan, bahkan umur.

Profil responden adalah 11 pria dan 19 wanita dengan range umur 17 sampai

50 tahun dengan pekerjaan yang beragam, diantaranya adalah mahasiswa, karyawan bank, karyawan retail, dan ibu rumah tangga.

4.2 Analisis Lokasi

4.2.1 Analisis Gravity Model

Salah satu cara untuk menentukan lokasi retail adalah dengan menggunakan Analisis Gravity. Analisis ini bertujuan untuk menghitung titik henti dengan mempertimbangkan interaksi antar retail sejenis terdekat. Adapun retail lain yang dipilih adalah Superindo Arief Rahman Hakim dan Superindo Dharmahusada. Pemilihan retail ini didasarkan karena ketiga retail tersebut berjenis hypermarket. Hal ini dapat dilihat dari jumlah lantai (1 lantai) dan luasan lantai yang hampir sama. Selain itu, letak ketiga hypermarket tersebut di pinggir jalan kolektor sekunder.

Perhitungan Gravity Model menggunakan pertimbangan jumlah penduduk dimasing-masing wilayah administrasi dan jarak antara lokasi satu dengan lainnya. Superindo Arief Rahman Hakim termasuk ke dalam Kecamatan Sukolilo yang berjarak 3,5 kilometer dari Giant Mulyosari dengan jumlah penduduk sebesar 104.894 jiwa dan Superindo Dharmahusada termasuk ke dalam Kecamatan Gubeng yang berjarak 5,5 kilometer dari Giant Mulyosari dengan jumlah penduduk sebesar 136.621 jiwa. Giant Mulyosari sendiri termasuk Kecamatan Mulyorejo dengan jumlah penduduk sebesar 82.773 jiwa.

3,5 km

5,5 km

Superindo Superindo

Giant Mulyosari

Arief Rahman Dharmahusada Hakim

Gambar 6. Ilustrasi Kondisi Eksisting Giant Mulyosari dengan Superindo Arief Rahman Hakim

dan Superindo Delta Plaza Sumber: Hasil Analisis, 2016

Perhitungan Gravity Model ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah lokasi Giant Mulyosari ini sudah tepat. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan :

D = Titik henti

d A.B = Jarak retail A dengan retail B P A = Jumlah penduduk pada kecamatan dimana retail A berada P B = Jumlah penduduk pada kecamatan dimana retail B berada

Berikut adalah perhitungan titik henti menggunakan Analisis Gravity Model.  Giant Mulyosari (A) dengan Superindo Arief Rahman Hakim (B)

D 1 = 1,85  Giant Mulyosari (A) dengan Superindo Dharmahusada (C)

Berdasarkan hasil analisis titik henti menggunakan Gravity Model, diketahui bahwa lokasi Giant Mulyosari tidak tepat jika dilihat dari interaksinya dengan retail sejenis lainnya, yakni Superindo Arief Rahman Hakim dan Superindo Dharmahusada. Hasil analisis titik henti menunjukkan bahwa lokasi tepat Giant Mulyosari adalah 1,85 kilometer dari Superindo Arief Rahman Hakim dan 4,22 kilometer dari Superindo Dharmahusada. Adapun selisih jarak eksisting dengan lokasi tepat antara Giant Mulyosari dengan Superindo Arief Rahman Hakim menurut Gravity Models adalah 1,65 kilometer dan dengan Superindo Dharmahusada adalah 1,28 kilometer.

1,85

4,22

Superindo Superindo

Giant Mulyosari

Arief Rahman Hakim Delta Plaza

Gambar 7. Lokasi Tepat Giant Mulyosari Berdasarkan Analisis Gravity Model

Sumber: Hasil Analisis, 2016

Analisis Lokasi dan Keruangan – Retail Giant Mulyosari Page 27

4.2.2 Pohon Hirarki

Penentuan Lokasi Retail

Demografi

Aksesibilitas

Persaingan

Pengelolaan

Ekonomi

Jarak lokasi

Populasi

Posisi

Harga produk

pesaing

Pendapatan

Jenis & tingkat

Kelengkapan produk

Kemudahan

pesaing

mecapai lokasi

Kepadatan Promosi & diskon

Kelengkapan fasilitas dibanding

Jarak antar pusat

pesaing

kegiatan

Gambar 8. Bagan Pohon Hirarki

Sumber: Hasil Analisis, 2016

Bagan pohon hirarki diatas merupakan ilustrasi dari faktor dan variabel yang diasumsikan menjadi penentu pemilihan lokasi retail Giant hypermarket. Adapun faktor yang menentukan pemilihan lokasi adalah aksesibilitas, demografi-ekonomi, persaingan, dan pengelolaan. Faktor dan variabel tersebut didapat dari sintesa teori- teori dan pendapat para ahli. Berikut ini adalah penjelasan singkat dari faktor-faktor tersebut.

 Aksesibilitas Aksesbilitas adalah tingkat kemudahan untuk mencapai suatu tujuan lokasi

yang dapat diukur melalui jarak, waktu tempuh, kelengkapan dan kualitas dari fasilitas yang tersedia. Faktor aksesibilitas ini dijabarkan menjadi tiga variabel, yakni posisi dari Giant Mulyosari, kemudahan untuk dicapai, baik oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, dan jarak antar pusat kegiatan lainnya, sepeti kegiatan pendidikan atau perdagangan jasa lainnya.

 Demografi – ekonomi

Demografi adalah uraian tentang penduduk, meliputi jumlah, struktur, dan perkembangan penduduk. Sedangkan, ekonomi dalam faktor penentu ini merupakan salah satu aspek dari demografi. Faktor demografi dijabarkan pada variabel kondisi populasi, baik itu jumlah maupun kepadatan penduduk disekitar Giant Mulyosari. Sedangkan, ekonomi dilihat dari tingkat kesejahteraan penduduk, lebih tepatnya dijabarkan pada rata-rata pendapatan penduduk disekitar Giant Mulyosari. Hal ini berhubungan dengan gaya hidup.

 Persaingan Keberadaan pesaing menjadi faktor yang menentukan pemilihan lokasi retail.

Pesaing yang dimaksud adalah retail-retail lain yang beada disekitar Giant Mulyosari. Pada faktor persaingan kemudian dijabarkan menjadi variabel jarak lokasi pesaing, kesamaan jenis dan tingkat pesaing, dan kelengkapan fasilitas yang dimiliki Giant Mulyosari dibandingkan pesaing.

 Pengelolaan Pengelolaan merupakan hal yang berkaitan dengan internal retai. Pada dasarnya pengelolaan terdiri dari 4P, yakni place, price, promotion, dan product. Namun kali ini, pada faktor pengelolaan cukup dijabarkan menjadi harga produk, kelengkapan produk, dan promosi atau diskon.

4.2.3 Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Sektor retail merupakan sektor perdagangan dan jasa dimana konsumen menjadi bagian penting yang memengaruhi keberlangsungan usaha mereka. Keberhasilan suatu retail tidak hanya dilihat dari laba yang didapatkan, namun juga dari kepuasan konsumen terhadap retail tersebut. Itulah mengapa pendapat dan persepsi konsumen turut ambil alih dalam menentukan lokasi potensial suatu retail. Untuk itu perlu dilakukan sebuah penelitian guna menilai apa keberadaan retail ini sejauh ini telah memengaruhi para konsumen.

Adapun yang menjadi bahan penilaian adalah faktor-faktor yang telah peneliti asumsikan dapat memengaruhi penentuan lokasi retail yang dalam hal ini adalah Giant Mulyosari. Penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuisioner dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset atau penelitian berupa survei. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang pemilihan lokasi retail Giant Mulyosari.

Skala ini bertujuan untuk mengkonsversi data kualitatif menjadi kuantitatif. Setiap faktor dihubungkan dengan bentuk pernyataan dengan lima tingkatan jawaban yang berbeda-beda terkait dengan tingkat berpengaruhnya. Sasaran dalam kuisioner Skala ini bertujuan untuk mengkonsversi data kualitatif menjadi kuantitatif. Setiap faktor dihubungkan dengan bentuk pernyataan dengan lima tingkatan jawaban yang berbeda-beda terkait dengan tingkat berpengaruhnya. Sasaran dalam kuisioner

1 = Sangat berpengaruh → 5

2 = Berpengaruh → 4

3 = Ragu- ragu → 3

4 = Tidak berpengaruh → 2

5 = Sangat tidak berpengaruh → 1

Dilakukan penilaian berdasarkan jawaban 30 responden pada ke 12 variabel dengan menggunakan skala likert. Hasil kuisioner dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Hasil Kuisioner Faktor yang Memengaruhi Penentuan Lokasi Giant Mulyosari

Demografi –

Pengelolaan No.

Aksesbilitas

Persaingan

Nama

Ekonomi

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12

1. Prima Tama S.

2. Catra Adi W.

3. Maria Bayu A.

4. Max Havelar

5. Avvina A.

6. Ofi

7. Heny Oktavia

8. Evy I.

9. Aya

10. Laura A.R.S.

11. Noval Brilianta 4 5 2 5 4 3 5 4 4 5 5 5

12. Addina

13. Dimas Y.

14. Faricha A.A.

15. Nadia Rizki

16. Ilham F.

17. Maretta Zulfa

18. Dini Permata

19. Aditya Rizky

20. Putu Audrina

21. Alfian H.

22. Fajri M.

23. Nimas Asri

24. Noerita Aulia

25. Annisa Rizky

26. Silvia A.R.

27. Gesti Mutiara

28. Memes

29. Aji Santoso

30. Burhan

Sumber: Hasil Analisis, 2016

Data tersebut merupakan hasil konversi bobot berdasarkan nilai yang para konsumen pilih sesuai dengan variabel-variabel yang telah disediakan. Kemudian, data tersebut diproses menggunakan SPSS, namun proses analisis faktor tidak akan dijalankan hingga tahap akhir, cukup hanya tahap matriks korelasi saja karena tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui variabel mana sajakah yang memengaruhi pemilihan lokasi Giant Mulyosari, bukan untuk mengelompokan variabel pada faktor yang baru. Dengan kata lain hanya dilakukan proses reduksi data. Berikut adalah proses CFA menggunakan bantuan SPSS.

 Input data

Seluruh hasil kuisioner terhadap dua belas variabel diinput pada tabel SPSS.  Matriks korelasi

Tahap ini berfungsi untuk menyeleksi variabel yang layak. Dapat dilihat dari nilai KMO-MSA dan Sig. Tabel diatas menunjukkan nilai KMO-MSA 0,788 dan nilai Sig 0,00. Karena nilai KMO-MSA >0,5 dan nilai Sig <0,05, maka proses bisa dilanjutkan untuk dilakukan analisis lebih lanjut.

Dalam kolom Anti-image Correlation pada tabel Anti-image Matrices, nilai variabel yang angka MSA (a) < 0,5 harus dikeluarkan dari proses analisis faktor atau dengan kata lain tereduksi. Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai-nilai SMA pada setiap variabel > 0,5, maka kedua belas variabel tersebut mempengaruhi penentuan atau pemilihan lokasi retail Giant Mulyosari menurut persepsi konsumen.

Setelah mengetahui variabel apa saja yang berpengaruh, barulah dilakukan pembobotan dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel untuk mengetahui variabel prioritas menurut persepsi konsumen. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan :

A i = Jumlah variabel ke-i n = Jumlah variabel

i = 1, 2, 3,......, n

X i = Nilai variabel ke-i

Tabel 6. Hasil Pembobotan Variabel Menggunakan Excel

No

Variabel

Simbol

Bobot

Posisi X1 0,088989

1 Kemudahan mencapai lokasi X2 0,094268

Jarak antar pusat kegiatan X3 0,082202

Populasi X4 0,077677

2 Rata-rata pendapatan X5 0,076169

Kepadatan penduduk X6 0,076169

Jarak lokasi pesaing X7 0,078431

Jenis dan tingkat pesaing X8 0,074661

Kelengkapan fasilitas dibandingkan X9 0,084465 pesaing

Harga produk

X10

4 Kelengkapan produk

X11

Promosi dan diskon

X12

Sumber: Hasil Analisis, 2016

Dari keduabelas variabel berpengaruh, dapat diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh dalam pemilihan lokasi retail Giant Mulyosari adalah variabel kemudahan mencapai lokasi yang merupakan faktor aksesibilitas dengan nilai pembobotan sebesar 0,094268 atau kontribusi sebesar 9,42% dalam menentukan pemilihan lokasi tersebut, sedangkan variabel yang paling tidak berpengaruh adalah jenis dan tingkat pesaing yang merupakan faktor persaingan dengan nilai Dari keduabelas variabel berpengaruh, dapat diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh dalam pemilihan lokasi retail Giant Mulyosari adalah variabel kemudahan mencapai lokasi yang merupakan faktor aksesibilitas dengan nilai pembobotan sebesar 0,094268 atau kontribusi sebesar 9,42% dalam menentukan pemilihan lokasi tersebut, sedangkan variabel yang paling tidak berpengaruh adalah jenis dan tingkat pesaing yang merupakan faktor persaingan dengan nilai

Tabel 7. Peringkat Variabel Berpengaruh Pemilihan Lokasi Giant Mulyosari

No

Peringkat Posisi

Variabel

Simbol

X1 4

1 Kemudahan mencapai lokasi X2 1 Jarak antar pusat kegiatan

X3 7 Populasi

X4 11

2 Rata-rata pendapatan X5 9 Kepadatan penduduk

X6 10 Jarak lokasi pesaing

X7 8 Jenis dan tingkat pesaing

X8 12

3 Kelengkapan fasilitas dibandingkan X9 6 pesaing

Harga produk

X10

4 Kelengkapan produk

2 Promosi dan diskon

X11

X12

Sumber: Hasil Analisis, 2016

4.3 Analisis Kesesuaian Teori

Tabel 8. Kesesuaian Kondisi Eksisting dengan Teori

No. Tokoh

Faktor

Variabel

Penjelasan Teori

Kondisi Eksisting Lapangan

Kesimpulan

Setelah dilakukan survey kuisioner

Giant Hypermart terletak di tepi

Letaknya di tepi jalan

terhadap konsumen dan running Analisis

Jalan Raya Mulyosari yang

raya, langsung bisa

Faktor (SPSS), didapat bahwa variabel

merupakan Jalan kolektor

Posisi

dijangkau oleh

posisi memiliki niai bobot tertinggi ke-4

sekunder sehingga

kendaraan pribadi,

dengan bobot 0,088989. Ini membuktikan

keberadaannya mudah

umum, maupun pejalan

bahwa variabel ini berpengaruh besar

dijangkau oleh berbagai moda

kaki.

dalam penentuan lokasi Giant

kendaraan.

Hypermarket Mulyosari.

Arus lalu lintas di sekitar Giant

Dari hasil survey kuisioner terhadap

Hypermarket Mulyosari ramai

konsumen dan running Analisis Faktor

Lalu lintas disekitar

lancar, namun pada jam jam

(SPSS), didapat bahwa variabel

tertentu saat volume kendaraan kemudahan mencapai lokasi memiliki niai Basu Swastha

retail lancar, dekat

Kemudahan

dengan tempat

meningkat terkadang terjadi

bobot paling tinggi dengan 0,094268. Ini

1. (1996), Klimert Aksesibilitas

membuktikan bahwa variabel ini sangat (2004), Utami

penurunan kendaraan

penumpukan kendaraan, lokasi

mencapai lokasi

berpengaruh dalam pertimbangan (2006)

umum, jarak lokasi

parkir sangat dekat dengan

retail dengan parkir

pintu masuk Giant hanya saja

penentuan lokasi Giant Hypermarket

tidak terlalu jauh.

kapasitas parkirnya dirasa masih