birokrasi dalam perkembangan dan kemajua

Nama
NIM
Mata Kuliah

: Dian Ali Mahmud
: 105030500111047
: Teori Birokrasi/ Kelas : A

Tugas :
1. Bagaimana birokrasi di Indonesia dan Negara maju (Singapura)?
a. Kelebihan dan Kelemahan
b. Analisa
c. Daftar Pustaka
Jawab

Ringkasan
Secara epistemologis istilah birokrasi berasal dari bahasa Yunani bureu yang artinya
meja tulis atau tempat bekerjanya pejabat. Peter M Blau dan Marshal W Meyer mengatakan
birokrasi adalah tipe dari suatu organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas
administratif yang besar dengan cara mengkoordinasi secara sistematis pekerjaan dari orang
banyak.

Pencentus birokrasi adalah Max Weber. Max Weber dalam bukunya The Theory of
Social and Economic Organizations serta Essay in Sociology menjadi kajian utama para
ilmuwan di berbagai negara tetapi yang paling utama dibahas adalah birokrasi. Bagi Weber
birokrasi adalah metode organisasi terbaik dengan spesialisasi tugas. Tapi menurut
Warren Bennis yang mengkritik Max Weber menyampaikan perlunya kebijaksanaan
memperhatikan keberadaan manusia itu sendiri.
Karakteristik yang ideal dari birokrasi yang ditulis Max Weber antara lain:
a. Kerja yang ketat pada peraturan (rule)
b. Tugas yang khusus(spesialisasi)
c. Kaku dan sederhana(zakelijk)
d. Penyelenggaraan yang resmi(formal)
e. Pengaturan dari atas ke bawah(heirarchi)
f. Berdasarkan logika(rational)
g. Tersentralistis(otorithy)
h. Taat dan patuh(obedience)
i. Disiplin(dicipline)

j. Terstruktur(sistematic)
k. Tanpa pandang bulu(impersonal).
Beberapa pemahaman yang lazim dianut tentang birokrasi:

1. Inefisiensi organisasi
Pengertian ini muncul karena begitu banyak peraturan formal yang harus diikuti jika
orang berhubungan dengan birokrasi.
2. Kekuasaan atau pemerintahan yang dijalankan pejabat
Dalam konsep ini birokrasi dirumuskan sebagai pemerintahan oleh para pejabat negara.
Penguasa yang dipilih untuk mengambil keputusan bagi orang banyak yang dapat
ditinjau dari dua sudut pandang yakni hak untuk mengatur dan wewenang untuk
melakukan sesuatu. Dalam kaitan ini terdapat argumentasi normatif yang mensyaratkan
bahwa kekuasaan itu hendaknya tidak dipergunakan secara sewenang-wenang
melainkan digunakan untuk kebaikan seluruh rakyat. Maka birokrasi disini diartikan
sebagai gejala-gejala sosiologis

yang menunjukkan meningkatnya pengaruh para

pejabat pemerintah. Pada intinya konsep ini menjelaskan bahwa semua pejabat negara
adalah politisi bukan administrator.
3. Administrasi dalam organisasi negara
Birokrasi tidak digunakan dalam arti tercela tetapi sekadar mengacu kepada suatu
kelompok manusia atau para pekerja yang menjalankan fungsi tertentu yang dianggap
penting oleh massyarakat. Berdasarkan pendapat para tokoh intelektual konsep ini

didasarkan atas pengangkatan aparat berdasarkan kapasitas kerja seseorang.
4. Masyarakat modern
Memandang bahwa birokrasi adalah masyarakat modern itu sendiri.
5. Organisasi rasional
Istilah birokrasi mengacu pada model pengorganisasian yang terutama disesuaikan
untuk menjaga stabilitas dan efisiensi dalam organisasi-organisasi besar dan kompleks.

Dalam hal ini Irfan Islamy(1999) menyebut beberapa prinsip pokok yang harus
dipahami oleh aparat birokrasi publik dalam aspek internal organisasi yaitu :
a. Prinsip Aksestabilitas, dimana setiap jenis pelayanan harus dapat dijangkau 7 secara
mudah oleh setiap pengguna pelayanan(misal: masalah tempat, jarak dan prosedur
pelayanan)
b. Prinsip Kontinuitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan harus secara terus menerus
tersedia bagi masyarakat dengan kepastian dan kejelasan ketentuan yang berlaku bagi
proses pelayanan tersebut
c. Prinsip Teknikalitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan proses pelayanannya harus
ditangani oleh aparat yang benar-benar memahami secara teknis pelayanan tersebut
berdasarkan kejelasan, ketepatan dan kemantapan sistem, prosedur dan instrumen
pelayanan.
d. Prinsip Profitabilitas, yaitu bahwa proses pelayanan pada akhirnya harus dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien serta memberikan keuntungan ekonomis dan
sosial baik bagi pemerintah maupun bagi masyarakat luas.
e. Prinsip Akuntabilitas, yaitu bahwa proses, produk dan mutu pelayanan yang telah
diberikan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat karena aparat
pemerintah itu pada hakikatnya mempunyai tugas memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Birokrasi merupakan hal yang penting dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,
namum masalah netralitas birokrasi dari masa ke masa menjadi salah satu hal yang masih
diperdebatkan. Marx menyatakan bahwa birokrasi sebaiknya memposisikan dirinya sebagai
kelompok sosial tertentu yang dapat menjadi instrumen dari kelompok yang dominan dan
berkuasa. Kalau sebatas hanya sebagai penengah antara negara yang mewakili kelompok
kepentingan umum dengan kelompok kepentingan khusus yang diwakili oleh pengusaha dan
profesi, maka birokrasi tidak akan berarti apa-apa. Dengan konsep seperti ini berarti Marx
menginginkan birokrasi harus memihak kepada kelompok tertentu yang berkuasa. Masa
depan dan kepentingan birokrasi menurut konsepsi Marxis pada tingkat tertentu menjalin

hubungan yang sangat erat dengan kelas dominan dalam suatu negara. Di sinilah netral atau
tidaknya suatu birokrasi sudah ramai di bahas. (Miftah Thoha; 1993).
Sedangkan Hegel dengan konsep tiga kelompok dalam masyarakat di atas
menginginkan birokrasi harus berposisi di tengah sebagai perantara antara kelompok

kepentingan umum yang dalam hal ini diwakili negara dengan kelompok pengusaha dan
profesi sebagai kelompok kepentingan khusus. Jadi dalam hal ini birokrasi, menurut Hegel
harus netral.
A. Kelebihan dan Kelemahan
1. Indonesia
Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan dengan menggunakan asas
Desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Desentralisasi merupakan
pelimpahan kewenangan yang diberikan oleh pusat kepada daerah otonom untuk
mewujudkan kemandirian daerah. Sehingga daerah otonom mempunyai kewenangan
terutama dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik khususnya
dalam hal birokrasi. Sebagaimana yang sudah dijelaskan di ringkasan tentang birokrasi,
bahwa birokrasi merupakan sebuah perantara, penghubung antar semua actor dalam
sebuah Negara, khususnya Indonesia. Tapi hal tersebut, kondisi hari ini birokrasi di
Indonesia mengalami keguncangan karena banyak factor yang mengakibatkan Birokrasi
di Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah selama ini mendapat kritik karena
perilakunya yang tidak sesuai dengan tugas yang diemmbanya sebagai pelayan
masyarakat. Beberapa kelemahan birokrasi di Indonesia adalah sebagai berikut :
- Lamban, berbelit-belit, menghalangi kemajuan, cenderung memperhatikan prosedur
-


dibandingkan subtansi, dan tidak efisien.
Terdapat akumulasi kekuasaan pada Negara dan menyingkirkan peran masyarakat

-

dari ruang politik dan pemerintahan.
Birokrasi yang gemuk.
Terdapatnya birokrasi patrimonial yaitu para pejabat disaring atas dasar kriteria
pribadi. Jabatan dipandang sebagai sumber kekayaan dan keuntungan, adanya

-

tindakan yang didasarkan oleh hubungan pribadi.
Masih sama seperti birokrasi tradisional seperti pada zaman kerajaan, jadi para
birokrat ini ada hanya untuk melayani raja, bukan masyarakat.
Penyelenggaraan desentralisasi melalui UU no.22 tahun 1999 yang kemudian

digantikan uu no.32 tahun 2004 diharapkan dapat memberikan sejumlah efek positif
terhadap fungsi pelayanan birokrasi di Daerah yaitu :
- Jalur birokrasi Pusat ke daerah menjadi lebih singkat.

- Proses debirokratisasi Negara melalui desentralisasi Negara melalui desentralisasi
akan memperkuat basis partisipasi demokrasi.

-

Melalui debirokratisasi dapat menimbulkan kompetisi di daerah contohya seperti

-

Sragen.
Tanggung jawab birokrasi dalam pelayanan public bisa dipercepat dengan adanya

kompetisi.
2. Singapura
Singapura adalah sebuah negara kota yang terletak di ujung selatan Semenanjung
Malaya, 137 kilometer (85 mil) sebelah utara khatulistiwa, di selatan Malaysia negara
bagian Johor dan utara Kepulauan Riau Indonesia. Lokasinya yang strategis menjadi
lengkap dengan sebagian besar pemerintahan yang bebas korupsi, angkatan kerja yang
terampil, pro-investasi asing dan berorientasi ekspor, semua itu membawa singapura
kepada kesuksesan ekonomi pasar bebas yang menarik investasi internasional dalam

skala besar walaupun terdapat biaya operasi lingkungan yang tinggi. Saat ini Singapura
dipimpin oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong (12 August 2004-sekarang).
Pemerintah memainkan peran yang sangat aktif di masyarakat dalam mengelola dan
mengembangkan ekonomi. Tubuh pemerintahan dan kementrian mereka dibagi kedalam
dua kategori yaitu kementrian reguler dan kepegawaian negara, keduanya berkonsentrasi
pada tugas-tugas administrasi rutin. Tiga kementerian yang ada adalah pendidikan,
kesehatan, dan dalam negeri (termasuk polisi, pemadam kebakaran, dan imigrasi) yang
mempekerjakan 62 persen (43.000) dari 69.700 pegawai negeri pada tahun 1988. Pelayan
Publik adalah mereka pegawai publik yang ditunjuk oleh Komisi Layanan Publik dan
dikelola oleh Kementrian Keuangan Divisi Layanan Publik. Proyek aktif dalam
pembangunan ekonomi dan rekayasa sosial ini dilakukan oleh sejumlah besar perundangundangan khusus dan perusahaan-perusahaan publik, dimana mereka bebas dari prosedur
birokrasi, dan kepada Parlemen diberikan wewenang untuk menyapu kekuasaan. Sejak
1984, terdapat 83 perundang-undangan yang mempekerjakan 56.000 orang. Tahun 1987,
sekitar 125.000 tenaga kerja adalah pegawai publik.
Dua cabang pelayanan publik melayani fungsi yang berbeda dalam sistem politik.
Pelayan Publik lebih ditujukan untuk mewakili kontinuitas kelembagaan dan melakukan
tugas-tugas mendasar seperti penyerahan barang seperti air minum, dan penyediaan
pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, dsb. Berbagai badan Quasigovernmental,
seperti perundang-undangan, perusahaan-perusahaan publik, komisi, dan dewan
perwakilan kemampuan adaptasi, inovasi, dan responseveness terhadap kondisi

masyarakat lokal. Kerangka konstitusional pemerintah Singapura, dengan Parlemennya,
kabinet, pengadilan, dan fungsional kementerian, menyerupai model dari Inggris dan
negara-negara Persemakmuran Inggris lainnya. Dalam koleksi tertentu dari dewan dan

majelis, yang meliputi segala sesuatu dari Central Provident Fund untuk Dewan
Penasehat Sikh, mencerminkan adaptasi sukses model Inggris ke lingkungan Asia
Tenggara.
Pekerjaan sebagai pegawai negeri memiliki prestise yang tinggi di Singapura, terdapat
kompetisi yang cukup ketat untuk posisi untuk pegawai negeri dan dewan perundangundangan . PNS diangkat tanpa memperhatikan ras atau agama, lebih mengutamakan
kinerja mereka pada ujian tertulis kompetitif. Pegawai Negeri memiliki empat divisi
hierarkis dan beberapa yang berperingkat pejabat "supergrade". 1 Januari 1988, terdapat
493 perwira supergrade, termasuk sekretaris tetap kementerian dan departemen sekretaris
dan persentasenya < 1 persen dari 69.700 pegawai negeri yang ada.
Divisi satu terdiri dari administrasi senior dan profesional posting , yaitu 14 persen
dari pegawai negeri. Tingkat tengah

divisi dua dan tiga berisi pegawai-pegawai

berpendidikan dan pekerja khusus yang melakukan pekerjaan pemerintah yang paling
rutin. Divisi empat terdiri dari manual dan pekerja semi-skilled yang terdiri atas 20

persen dari pegawai negeri.
Pelayanan publik di Singapura dianggap sebagai pelayanan yang hampir seluruhnya
bebas dari korupsi, karena dalam faktanya, hal ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kuat
terhadap kepemimpinan nasional yang menekankan pada kejujuran dan dedikasi kepada
nilai-nilai nasional. Biro Investigasi Praktik Korupsi sangat menikmati kegiatan
pemeriksaan kekuasaan dan kegiatan penyelidikan mendapat dukungan kuat dari perdana
menteri.
Kejujuran pekerjaan juga dipicu oleh gaji yang relatif tinggi yang dibayarkan kepada
pejabat publik; gaji tinggi diberikan untuk menghilangkan godaan untuk korupsi. Dengan
menganut system Tradisi Konfusian Cina dan Administrasi Pelayanan Sipil dari Inggris,
pegawai-pegawai yang direkrut merupakan mahasiswa lulusan dari universitas elite,
Sekolah pelayanan publik Singapura, dan umumnya berhasil, untuk merekrut orangorang muda yang memiliki bakat akademis tinggi. Komisi Pelayanan Umum juga
diberikan beasiswa kepada orang-orang muda yang berbakat tersebut untuk belajar di
Singapura atau di universitas luar negeri dengan syarat mereka telah lulus seleksi
pegawai negeri. Perekrutan pemuda dalam pengembangan dewan perundang-undangan
sering diberikan tanggung jawab besar untuk proyek-proyek ambisius dalam
pembangunan industri atau pembangunan perumahan. Pejabat publik memiliki prestise
yang lebih besar daripada rekan-rekan mereka dalam bisnis.
Layanan Sipil di Singapura secara luas dianggap sebagai salah satu yang paling
efisien dan tidak korup birokrasi di dunia, dengan standar tinggi disiplin dan


akuntabilitas. Hal ini secara luas dianggap sebagai salah satu kontributor kunci
keberhasilan Singapura sejak kemerdekaan. Bahkan, menurut sebagian warga Singapura,
citra birokrasi Singapura bahkan lebih baik daripada perusahaan swasta.
Hal tersebut bisa dilihat dari :
1. Sistem Kepegawaian Singapura
Kepegawaian Singapura direkrut berdasarkan prestasi individu, melalui persaingan
yang adil dan terbuka. Selama perekrutan, Kepegawaian Singapura akan
membandingkan kualifikasi calon pegawai, pengalaman kerja, kualitas pribadi seperti
kepemimpinan, inisiatif dan kemampuan komunikasi, dengan persyaratan pekerjaan
dan budaya organisasi. Calon yang paling cocok kemudian akan dipilih. Kandidat
yang

tidak

memiliki

kualifikasi

tertulis

yang

diperlukan

masih

dapat

dipertimbangkan untuk bekerja pada pelayanan Sipil jika mereka memiliki track
record yang baik, keterampilan, dan pengalaman kerja yang secara langsung relevan
dengan pekerjaan. Dengan beragam peluang kerja di Layanan Sipil, setiap orang
memiliki kesempatan yang sama baik dari semua ras, usia, dan latar belakang untuk
menyumbangkan keahliannya, kekayaan pengalaman dan pengetahuan untuk layanan
publik.
2. Skema Pelayanan
Pegawai Sipil diklasifikasikan ke dalam Skema Pelayanan, masing-masing memiliki
karakteristik pekerjaan atau daerah fungsional berbeda. Terdapat persyaratan
pendidikan minimal untuk masuk ke dalam setiap skema untuk menjamin kualitas
dan kaliber perekrutan pegawai pelayanan publik. Petugas dalam skema yang sama
memperoleh gaji, keuntungan dan proses struktur karir yang sama.
Dibawah ini merupakan 5 skema utama dalam Pelayanan saat ini, dan masih banyak
skema spesialis lain untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan aspirasi karir. :
Schemes of Service

Entry Qualification

Gross Monthly Salary*

Manajemen Eksekutif

University Degree

Manajemen Support

Polytechnic Diploma

$ 1.580

Technical Support

Polytechnic Diploma

$1650

Corporate Support

GCE 'A' Level
GCE 'O' Level
GCE 'A' Level

$1271
$1113
$1176

Operating Support

GCE 'O' Level
GCE 'N' Level
Passed Secondary 2

$1092
$1008
$885

Completed Primary School

$818

$ 1.737 - $ 2.410

Education
Sumber : http://www.vog.gov.sg/data/staticcontent/WhatYouShouldKnow-service.htm

B. Analisa birokrasi di Negara Indonesia dengan Negara Singapura
Memang birokrasi yang ada di Indonesia dan Singapura sangatlah jauh berbeda.
Birokrasi Indonesia cenderung tidak efektif karena integritas aparat birokrasi yang
rendah dan disertai dengan rentannya akan KKN. Padahal para birokrat tersebut memiliki
gaji yang bisa dibilang cukup tinggi. Hal yang paling mendukung terjadinya patologi
birokrasi tersebut adalah ketidakmandirian dan ketidakdisiplinan serta kualitas birokrat
yang kurang memadai dan disertai dengan sikap materialistis dan gaji kecil. Untuk
meminimalisir hal tersebut, perlu adanya reformasi birokrasi terutama dalam hal
perbaikan mental dan budaya para birokrat, yaitu perbaikan mutu sumber daya manusia
dari penyelenggara birokrasi itu sendiri. Perbaikan tersebut bisa dimulai dengan sistem
perekrutan PNS yang transparan dan menempatkan orang yang benar dalam posisi yang
benar atau benar-benar berdasarkan keahlian dan bidangnya. Konsep ini disebut dengan
meritokrasi sistem, seperti yang terlebih dahulu telah diterapkan di Singapura. Konsep
rekruitmen pegawai negeri yang menggunakan meritokrasi sistem di Singapura yaitu
dengan cara merekrut mahasiswa-mahasiswa lulusan terbaik dari universitas-universitas
elite di Singapura untuk dijadikan pegawai negeri berdasarkan keahlian dan bidangnya
yang tentunya dibayar dengan gaji yang tinggi sesuai kompetensi, kompetisi dan kinerja.
Reformasi birokrasi lainnya yang harus dilakukan Indonesia yaitu dengan
memperhatikan aspek rasionalisasi birokrasi. Struktur birokrasi di Indonesia sangatlah
gemuk sehingga membuat birokrasi menjadi tidak efektif dan efisien. Kementrian yang
ada sekitar 36 kementrian membuat tugas dan wewenang menjadi tumpang tindih, seperti
contohnya tumpang tindih dan ketidakjelasan tugas antara kejaksaan, Komisi
Pemberantasan Korupsi dan kepolisian. Berbeda dengan Singapura yang hanya memiliki
kurang lebih sekitar 11 kementrian, sehingga hal inilah yang membuat birokrasi di
Singapura menjadi efektif dan efisien dan menempati peringkat teratas dalam hal
birokrasi terefektif dan terefisien serta dalam hal pemberantasan korupsi.
Reformasi selanjutnya yang diadopsi dari birokrasi di Singapura yaitu
memperhatikan juga aspek kesejahteraan dan sistem pembinaan karier bagi para birokrat.
Untuk itu perlu ditinjau kembali tentang gaji dan tunjangan bagi pegawai negeri di
Indonesia. Sistem pemberian gaji dan tunjangan yang ada di Singapura didasarkan pada
kinerja, kompetisi dan kompetensi aparat birokrat itu sendiri

DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Riza. 2011. "Hubungan negara maju dengan negara berkembang", diakses tanggal 10
januari
2014 dari
http://rizaaditya.com/hubungan-negara-maju-dengan-negaraberkembang.html.
Nugraha. 2011."perbedaan birokrasi di negara maju dengan negara berkembang", diakses
tanggal
11
januari
2014
dari
http://nugrahaputranugraha.blogspot.com/2011/01/perbedaan-birokrasi-di-negara-maju.html.
Prasojo, eko. 2003b. Agenda Politik dan Pemerintahan Daerah di Indonesia: Reformasi
Birokrasi dan Good Governance. Bisnis & Birokrasi. 10 (1).
Prasojo, eko. 2008. Reformasi Birokrasi dan Good Governance: Kasus Best Practices dari
Sejumlah Daerah di Indonesia. dipresentasikan dalam the 5th International Symposium
of Jurnal Antropologi Indonesia. Banjarmasin.
Romli, lili. 2008. Masalah Reformasi Birokrasi. Jurnal Kebijakan dan Manajemen
PNS,2(084):1 3.
Yanuar, thaufan. ___. "Analisis perbandingan birokrasi di Indonesia dan Singapura", diakses
tanggal 10 januari 2014 dari http://thaufanyanuar.blogspot.com/p/perbandinganadministrasi-negara.html.