PERAN TELUR SEBAGAI SUMBER PROTEIN

PERANAN SUSU
SEBAGAI SUMBER PROTEIN

Disusun oleh:
M. Yusuf Eko Santoso
NIM: 23010112130185

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
JURUSAN PETERNAKAN
PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
KATA PENGANTAR
12

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya. Adapun tujuan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas Pengantar Ilmu Industri Peternakan pada semester 1
tahun ajaran 2012 dengan judul Peranan Susu sebagai Sumber Protein.
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, saya banyak mengalami kesulitan,

terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun berkat
bimbingan Bapak Ir. Warsono Sarengat, M.S serta dukungan dari teman-teman,
akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Saya sadar, sebagai seorang yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan karya
ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan saya, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat sebagai
penambah pengetahuan. Tentunya dengan kita banyak tahu, besar harapan kita untuk
membangun masa depan yang lebih baik.

Penyusun

DAFTAR ISI
12

Halaman

Sampul.........................................................................................................1


Kata

pengantar............................................................................................................2

Daftar

isi.......................................................................................................................3

BAB 1
Pendahuluan................................................................................................................4
1.1 Latar
1.2 Pokok

Belakang.............................................................................................4
Permasalahan...................................................................................5

1.3 Tujuan..........................................................................................................5
1.4 Metode

Penulisan........................................................................................5


BAB 2
PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1

Pengetian

susu...........................................................................................6

2.2 Kondisi Produsi Susu di Indonesia.............................................................7
2.3 Konsumsi Susu Rakyat Indonesia..............................................................7
2.4 Berbagai Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Meningkatkan Produksi
Susu..................................................................................................................8
2.5 Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Akan Pentingnya Minum
Susu..................................................................................................................9
2.6 Manfaat Susu Bagi Tubuh.........................................................................9
BAB 3
3.1

Simpulan...................................................................................................11


3.2

Saran........................................................................................................11

DAFTAR

PUSTAKA..................................................................................................12

BAB 1

12

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tantangan utama dalam pembangunan bangsa adalah menciptakan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang cerdas, sehat, berkualitas dan produktif. Kecerdasan dan kualitas
suatu bangsa sangat dipengaruhi dengan seberapa besar konsumsi protein hewani di
suatu negara.
Ada beberapa produk peternakan yang merupakan sumber protein hewani, yaitu

daging, susu, dan telur. Namun untuk produksi dalam negeri akan susu adalah yang
paling sedikit dibandingkan dengan sumber protein yang lain seperti daging dan telur.
Keadaan inilah yang membuat keberadaraan susu import paling merajai di pasaran susu
Indonesia.
Meskipun pada kenyataanya tingkat konsumsi susu Indonesia dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan yang berarti (significant) namun jika dibandingkan
dengan negara lain terutama Singapura, Malaysia, dan Thailand,

konsumsi susu

masyarakat Indonesia masih di bawahnya. Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat
Indonesia mengenai kebiasaan minum susu. Fenomena yang berkembang di Indonesia
adalah hanya bayi dan anak-anak yang perlu minum susu. Meskipun pada hakekatnya
kaum remaja, wanita dewasa, ibu hamil, bahkan para lansia pun perlu minum susu.
Dengan berdasar hal tersebutlah penyusun mengangkat topik mengenai susu
sebagai bahan makalahnya. Semoga dengan adanya makalah ini dapat mengingatkan
kembali akan kesadararan kita tentang pentingnya minum susu. Bukan hanya sebagai
penunjang gizi Empat Sehat Lima Sempurna tetapi juga turut membantu terbentuknya
insan yang cerdas.


1.2 Rumusan Masalah

12

Industri susu di Indonesia saat ini sangat menggairahkan karena potensi pasar
susu di Indonesia masih terbuka lebar mengingat Indonesia menempati urutan lima
besar yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia dan juga tingkat konsumsi susu
pekapita Indonesia yang masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara
lain. Dan yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apa yang menyebabkan konsumsi
susu perkapita Indonesia masih rendah dibanding negara lain? Ataukah ada faktor-faktor
lain yang mempengaruhi

tingkat konsumsi susu Indonesia? Dan sampai sejauh

manakah peranan susu sebagai sumber protein? Semuanya akan dibahas pada bagian isi.

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini, tidak lain adalah untuk memenuhi tugas persyaratan
mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) jurusan S1 Peternakan Universitas Diponegoro
pada Semester 1. Namun disisi lain denan hadirnya makalah ini dapat membuka

kembali kesadaran kita akan pentingnya minum susu sebagai penunjang kebutuhan
tubuh akan kandungan gizi dalam susu.

1.4 Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penyusun
mempergunakan metode pengumpulan data dari berbagai buku, jurnal, website, dan
atau pun dengan

mempertimbangkan pendapat orang-orang dekat yang kemudian

disusun dengan sudut pandang penyusun sendiri.

BAB 2
PEMBAHASAN

12

Susu adalah bahan makanan pertama yang dikonsumsi oleh bayi sejak
kelahiranya. Susu dari ibu dikenal dengan Air Susu Ibu (ASI) mengandung berbagai zat
gizi yang penting bagi bayi. Namun keterbatasan jumlah ASI dan besarnya manfaat

senyawa-senyawa yang dikandungnya, maka manusia kemudian memanfaatkan susu
dari hewan mamalia yang diternakkan.

2.1 Pengertian Susu
Istilah umum yang digunakan didalam makalah ini adalah susu yang dihasilkan
oleh sapi perah. Susu dari ternak lain bersamaan dengan hewan penghasilnya, misalnya
susu dari kerbau disebut susu kerbau dan susu dari kambing disebut susu kambing.
Dewasa ini susu yang dikonsumsi oleh masyarakat di berbagai negara adalah susu sapi
perah. Susu kerbau, susu kambing, susu domba, susu kuda dan susu unta juga sudah
dimanfaatkan, tetapi masih dalam jumlah yang terbatas. Sapi perah memang penghasil
susu yang luar biasa. Seekor sapi perah dengan bobot badan 450 Kg mampu
memproduksi susu 15 liter per hari atau sekitar 4500 liter per tahun atau berarti
mencapai 10 kali bobot badannya.
Menurut United States Code of Federal Regulation (Goff and Hill, 1993), susu
di definisikan sebagai cairan hasil pemerahan ambing (mammae) sapi sehat, yang
didalamnya mengandung tidak kurang dari 8,25% bahan padat tanpa lemak dan 3,255%
lemak, serta bebas kolostrum. Berdasarkan definisi ini berarti susu normal mengandung
bahan padat sedikitnya 8,25+3,25=11,5%. Disamping itu, adanya kolostrum tidak diikut
sertakan didalam susu.


Berikut data kandugan dalam susu dalam beberapa makhluk hidup:

12

Sumber: Agribisnis Ternak Ruminansia 1, hal 17

2.2 Kondisi Produksi Susu Di Indonesia
Dari tahun ke tahun produksi susu nasional selalu tidak mampu mengimbangi
permintaan konsumen susu. Impor sapi perah betina yang dilakukan selama ini telah
mampu meningkatkan produksi susu nasional, namun masih tetap tidak mampu
memenuhi permintaan konsumen susu yang terus meningkat setiap tahun. Oleh karena
itu produksi susu nasional harus lebih ditingkatkan agar jangan sampai terjadi
kesenjangan yang semakin melebar antara produksi susu nasional dengan permintaan
konsumen pada tahun-tahun mendatang.

2.3 Konsumsi Susu Rakyat Indonesia
Konsumsi susu masyarakat Indonesia terbilang masih sedikit. Banyangkan saja
setiap tahun, rakyat cuma menghabiskan 11 liter per tahun. Padahal negara-negara lain
sudah di atas 20 liter per tahun.
Malaysia dan Filipina konsumsi susunya sudah dua kali lipat yakni sebanyak 22

liter per kapita per tahun. Bahkan Thailand 33 liter per kapita per tahun dan India sudah
mencapai 42 liter per kapita per tahun. Vietnam sedikit di atas Indonesia yakni 12 liter
per kapita per tahun. Sedangkan Eropa sampai 100 liter per kapitaoer tahun. Hal ini
terjadi karena selama ini masyarakat Indonesia masih menganggap susu merupakan
barang mewah (luxury good).

12

Sayangnya, dari konsumsi sebanyak 11 liter per kapita per tahun tersebut,
ternyata hanya 30% yang mampu dipenuhi dari produksi dalam negeri, sedangkan 70%
masih impor. Karena itu ada perbedaan yang cukup besar antara peningkatan konsumsi
dan kemampuan produksi dalam negeri.

2.4 Berbagai Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Meningkatkan Produksi
Susu
Peluang untuk meningkatkan produksi susu nasional masih terbuka luas. Selain
dari kebijakan impor sapi-sapi perah betina masih tetap diperlukan, juga peningkatan
angka kelahiran dan penekanan angka kematian merupakan peluang yang perlu
dioptimalkan untuk meningkatkan jumlah populasi sapi-sapi perah betina yang
berdampak terhadap peningkatan produksi susu nasional. Peluang-peluang peningkatan

produksi susu nasional berupa perbaikan pakan dan intensifikasi Inseminasi Buatan
(IB), belum pernah digarap secara optimal. Perbaikan pakan melalui peningkatan
kuantitas dan kualitas, masih memberikan peluang untuk meningkatkan produksi susu
nasional. Peluang yang masih terbuka luas dalam peningkatan produksi susu nasional,
tidaklah terlepas dari sejumlah tantangan. Harga susu peternak yang relatif murah,
keterbatasan pakan hijauan, skala usaha yang relatif kecil, ketidak tersediaan sumber
bibit sapi perah, dukungan permodalan yang masih sangat minim, persaingan terhadap
susu impor dan belum efisiennya pengelolaan koperasi susu, merupakan tantangantantangan yang cukup signifikan dalam peningkatan produksi susu nasional.
Menurut data Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian
(Kementan), populasi sapi perah di dalam negeri terus naik. Pada 2010, populasi sapi
perah sebanyak 582,2 ribu ekor naik menjadi 603,8 ribu ekor tahun berkutnya, dan
tahun ini diramalkan bertambah menjadi 630 ribu ekor. Pada 2013 dan 2014, populasi
sapi perah lokal diharapkan naik menjadi

661,3 ribu ekor dan 697,5 ribu ekor.

Sedangkan produksi susu pada 2010 sebanyak 909,5 ribu ton, naik menjadi 1.104,1
ribu ton pada 2011, dan tahun ini diharapkan mencapai 1,208 ribu ton.[1]

[1] http://www.beritasatu.com/mobile/ekonomi/50683-tingkatkan-produksi-susu-pemerintah-impor-sapi-perah.htm, diakses tanggal 14 oktober 2012

2.5 Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Akan Pentingnya Minum Susu

12

Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya minum susu
sudah dilaksanakan dalam berbagai kegiatan baik formal maupun informal. Mulai dari
pendidikan di berbagai sekolah dasar, instansi pemerintah, maupun perusahaan produksi
susu bermerek lokal ataupun internasional. Semua dilakukan demi terciptanya
masyarakat Indonesia yang sehat dan cerdas. Walaupun disisi lain ada kepentingan
bisnis dari para pengusaha produksi susu, yang penting kebutuhan masyarakat akan
protein hewani (khususnya susu) dapat terpenuhi.

2.6 Manfaat Susu Bagi Tubuh
Manfaat susu bagi tubuh memang tak bisa diragukan lagi manfaatnya yang tidak
lain adalah fungsinya sebagai penyempurna gizi dalam tubuh, sesuai dengan ungkapan
yang sering kita dengar “ Empat Sehat Lima Sempurna” . Kandungan gizi nutrisi dalam
susu sangat bagus untuk pertumbuhan, kecerdasan dan kesehatan tulang dan gigi.
Susu sapi disebut juga darah putih bagi tubuh karena mengandung banyak
vitamin dan berbagai macam asam amino yang baik bagi kesehatan tubuh. Di dalam
susu terkandung vitamin B2 dan vitamin A, selain protein juga terdapat macam-macam
asam amino yang penting untuk pertumbuhan tubuh .
Dengan mengkonsumsi minimal segelas setiap hari, maka kita akan
mendapatkan banyak manfaat susu bagi tubuh, Seperti :


Potasium, yang menggerakkan dinding pembuluh darah agar tetap stabil,
menghindarkan dari penyakit darah tinggi dan jantung.



Zat besi, tembaga dan vitamin A dalam susu mempunyai fungsi terhadap
kecantikan, yaitu untuk mempertahankan kulit tetap bersinar. Tyrosine,
mendorong hormon kegembiraan dan membuat tidur lebih nyenyak.



Kalsium, menguatkan tulang.



Magnesium, menguatkan jantung dan sistem saraf sehingga tidak mudah lelah.



Kandungan yodium dan leticinnya dapat meningkatkan secara drastis
meningkatkan kerja otak besar.
12



Kandungan seng pada susu sapi dapat membantu menyembuhkan luka dengan
cepat.



Vitamin B2 yang terkandung di dalam susu sapi dapat membantu meningkatkan
ketajaman penglihatan.

BAB 3
SIMPULAN DAN SARAN
12

Simpulan
Mengkonsumsi susu sangat besar manfaatnya. Selain bagus untuk mereka yang
masih dalam masa pertumbuhan, susu juga bagus untuk meningkatkan kecerdasan otak.
Walaupun sebagian besar produk susu yang beredar di indonesia adalah susu impor,
namun cepat atau lambat susu produksi dalam negeri akan mencukupi kebutuhan
sendiri. Hal ini dapat dilihat dari upaya pemerintah yang serius meningkatkan produksi
susu dalam negeri dengan peternakan yang berkualitas.

Saran
Produksi susu dalam negeri perlu ditingkatkan, mengingat setiap tahun
konsumsi susu perkapita Indonesia mengalami peningkatan yang berarti. Tak ada
salahnya melakukan upaya yang berani untuk meningkatkan produksi susu dalam
negeri, karena manfaat dan peran dari susu sendiri sudah jelas dampaknya bagi
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) secara nasional.

DAFTAR PUSTAKA
Buku

12

M, Anang L., Kusrahayu & Mulyani Sri. 2009. Ilmu dan Teknologi Susu. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Priyo, C. N. 2008. Agirbisnis Ternak Ruminansia 1 untuk SMK. PT Macanan Jaya
Cemerlang
Jurnal
Sori B. Siregar. 2003. Peluang dan Tantangan Peningkatan Produksi Susu Nasional.
Balai Penelitian Ternak, PO Box 221 Bogor, 16002
Website
Mustaidah Alina & Indriani Ririn. Tingkatkan Produksi Susu, Pemerintah Impor Sapi
Perah. 29 Mei 2012. (Online), (http://www.beritasatu.com/mobile/ekonomi/50683tingkatkan-produksi-susu-pemerintah-impor-sapi-perah.htm, diakses 14 Oktober 2012)
Konsumsi Susu Rayat Indonesia Masih Minim, 1 Juni 2012 (Online),
(http://www.businessnews.co.id/ekonomi-bisnis/konsumsi-susu-rayat-indonesia-masihminim.php, diakses 14 oktober 2012)
Manfaat dan Kandungan Susu Sapi Bagi Kesehatan (http://doktersehat.com/manfaatdan-kandungan-susu-sapi-bagi-kesehatan/ diakses 19 Oktober 2012)

12

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

ANALISIS KONTRIBUSI MARGIN GUNA MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PRODUK DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN PADA PT. SUMBER YALASAMUDRA DI MUNCAR BANYUWANGI

5 269 94

TEPUNG LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULANT DALAM PAKAN TERHADAP LEVEL HEMATOKRIT DAN LEUKOKRIT IKAN MAS (Cyprinus carpio)

27 208 2

PENGARUH KONSENTRASI TETES TEBU SEBAGAI PENYUSUN BOKASHI TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn f) BERASAL DARI APB DAN JPP

6 162 1

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) PADA BALITA NON KELUARGA MISKIN (NON GAKIN) DI KECAMATAN SUKORAMBI KABUPATEN JEMBER

4 92 1

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18