PAPER PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK “ IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK BAHAN ALAM PADA TUMBUHAN ( DAUN ) MELATI “ Oleh : REZKI PRATAMA 02043 / 2008 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010 KATA PENGANTAR - Tumbuhan

  PAPER PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

  

“ IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK BAHAN ALAM

PADA TUMBUHAN ( DAUN ) MELATI “

Oleh :

REZKI PRATAMA

  

02043 / 2008

  JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG

  2010

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum kimia organik 2 dengan judul “IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK BAHAN ALAM

  

PADA TUMBUHAN (DAUN) MELATI” yang merupakan salah

satu tugas akhir praktikum kimia organik 2.

  Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra.Isniyetti dan Bapak Dr.Nazulis sebagai dosen serta Bang Riki,Kak Nola dan Kak Dini sebagai asisten dosen yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, saran, dan arahan serta penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini yang tidak dapat disebut namanya satu persatu.

  Penulis juga menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan juga masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan tangan terbuka penulis mengharapkan sekali saran dan petunjuk menuju kesempurnaannya sehingga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan kita semua.

  Padang, Oktober 2010 Penulis

  

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

  1. BAB I. PENDAHULUAN

  A.Latar Belakang 1 B.Tujuan Penulisan 2 C.Pembatasan Masalah 2 D.Perumusan Masalah 3 E.Manfaat Penulisan 3

  2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  A. Botani Tumbuhan 4 B.Metabolit Sekunder 7

  3. BAB III METOLOGI PENELITIAN

  A. Waktu Pelaksanaan 12 B.Sampel Penelitian 12

  C.Alat dan Bahan 12 D.Prosedur Kerja 13

  4. BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

  A. Hasil 16

  B. Pembahasan 17

  5. BAB V KESIMPULAN dan SARAN

  A.Kesimpulan 19 B.Saran 19

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Gambar Tumbuhan Melati

  5

BAB 1 PENDAHULUAN A LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari,dimanapun kita berada tidak sedikit

  kita temui tumbuh-tumbuhan. Berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang terlihat. Ada yang berbunga dan ada yang tidak. Tidak itu saja,tempat tumbuhnya pun berbeda-beda seperti di air,menempel di pohon ,di tanah yang lembab dan juga ada di tanah yang kering.

  Saat ini sudah banyak diketahui bahwa beberapa dari tumbuh- tumbuhan merupakan salah satu sumber senyawa kimia baru yang penting dalam pengobatan berbagai macam penyakit. Senyawa kimia tersebut umumnya terdapat sebagai metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, dan saponin.

  Usaha untuk mengidentifikasi senyawa organik bahan alam berbagai jenis tumbuhan untuk pengobatan berbagai jenis penyakit telah banyak dilakukan. Bila ini terus berkembang, diharapkan akan ditemukan senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk penyembuhan berbagai penyakit dan sebagai bahan baku obat-obatan.

  Melati (jasminum sambac) merupakan tumbuhan yang berasal dari India khususnya, Asia pada umunya. Di Italia, melati Casablanca (jasminum offcinalle) yang disebut Spanish Jasmine ditanam tahun 1662 untuk dijadikan parfum. Tahun 1665 di Inggris dibudidayakan melatih putih (J. sambac ) yang diperkenalkan oleh Duke Casimo de Medici. Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh nusantara.

  Tumbuhan bunga melati umunya dijadikan tanaman hias. Siapa sangka kalau bunga berwarna putih ini mengandung banyak khasiat obat. Bunga dan daun untuk influenza, sakit kepala, diare, cacingan, radang mata merah, air susu ibu (ASI) berlebih, jerawat, biduran,bengkak karena gigitan binatang, dan sesak asma. Akarnya untuk mengatasi insomnia (sulit tidur), sakit kepala dan cacingan.

  Dengan demikian melati merupakan tumbuhan yang banyak manfaatnya bagi kehidupan, selain dimanfaatkan untuk tanaman hias.

  Berdasarkan dari hal ini maka penulis tertarik dan ingin mengetahui kandungan yang terdapat dalam melati.khususnya pada daun melati Penulis memberi judul paper ini adalah.

  B PERUMUSAN MASALAH

  Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah apa saja kandungan biologi aktif yang terdapat pada tumbuhan ( daun ) melati (Jasminum Sambac) dan apa saja khasiat dan manfaatnya bagi kehidupan manusia.

  C BATASAN MASALAH

  Untuk mengarahkan penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada hal berikut: a. Botani tumbuhan (daun ) melati

  b. Metabolit sekunder

  D TUJUAN PENULISAN

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. untuk menentukan senyawa-senyawa kimia yang terkandung didalam tumbuhan(daun) melati melati

  3. Untuk memenuhi tugas praktikum kimia organik II

  E MANFAAT PENULISAN

  Percobaan ini diharapkan bermanfaat untuk:

  1. Memberikan informasi tentang kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan ( daun ) melati

  2. Memberikan infornasi tentang khasiat dari tumbuhan (daun) melati 3. Sebagai bahan dasar penelitian di bidang ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A BOTANI TUMBUHAN

  hidup menahun. Tanaman jenis belukar dan ia juga dikatakan tanaman yang merayap dan menjalar. tanaman ini mempunyai kira – kira 200 jenis dan boleh didapati di kawasan tropika dan beriklim panas. tanaman ini hidup membesar dalam keadaan menjalar pada tanaman-tanaman lain atau pada sesuatu bahan yang ia boleh berpaut.

  Sebagian besar jenis melati tumbuh liar di hutan-hutan karena belum terungkap potensi ekonomis dan sosialnya. Melati dapat berbunga sepanjang tahun dan dapat tumbuh subur pada tanah yang gembur dengan ketinggian 600 atau 800 meter di atas permukaan laut, asalkan mendapatkan cukup sinar matahari. Melati dapat dikembangbiakan dengan cara stek. Tunas- tunas akan tampak setelah berusia sekitar 6 minggu.

  Klasifikasi Ilmiah Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Oleales Famili : Oleaceae Genus : Jasminum Spesies : Jasminum Sambac (L) W. Ai

  Gambar tanaman melati Sifat dan manfaat

  Melati merupakan tanaman hias,bunganya berwarna putih mungil dan berbau harum. Bentuk daunnya ringkas dan mudah,bercabang tiga, sedikit berlilin dan warna hijau tua. Manakala warna bunganya putih. Satu bunga ada dijumpai 5 atau 6 kelopak.

  Tanaman melati mengandung banyak khasiat obat, melati biasa dimanfaatkan bunga, daun dan akarnya. Bunga dan daun dimanfaatkan untuk influenza, sakit kepala, diare, cacingan, radang mata merah, Air Susu Ibu (ASI) berlebih, bisul, jerawat, biduran, bengkak karena gigitan binatang , dan sesak napas (asma). Akarnya untuk mengatasi insomnia (sulit tidur), luka terpukul, keseleo,menghilangkan sakit pada tulang patah, sakit gigi, sakit kepala dan cacingan. Selain itu bunga melati juga bermanfaat sebagai bunga tabor, bahan industri minyak wangi, kosmetika, parfum, farmasi, penghias rangkaian bunga dan bahan campur atau pengharum teh.

  Kandungan

  Melati mengandung senyawa-senyawa kimia yang besar manfaatnya untuk pengobatan. Kandungan kimia yang ada tersebut antara lain indol, benzil, livalilacetaat.

  Pemanfaatan

  1. Menghentikan ASI yang berlebih

  Bahan : 1 genggam daun melati Cara membuat : bahan tersebut dipipis halus Cara menggunakan : ditempel disekitar buah dada,setiap pagi sebelum mandi

  2. Sakit mata (mata merah)

  Bahan : 1 genggam daun melati Cara membuat : bahan tersebut dipipis halus Cara menggunakan : ditempel pada dahi, apabila sudah kering diganti baru, ulangi sampai sembuh

  3. Bengkak karena sengatan lebah

  Bahan : 1 genggam daun melati Cara membuat : bahan tersebut diremas-remas sampai halus Cara menggunakan : ditempel pada bagian yang disengat lebah

  4. Demam dan sakit kepala

  Bahan : 1 genggam daun melati,10 bunga melati Cara membuat : bahan tersebut diremas-remas dengan tangan, kemudian direndam dengan air dalam rantang Cara menggunakan : air rendaman ini digunakan untuk kompres dahi

  5. Sesak napas

  Bahan : 20 lembar daun melati dan garam secukupnya Cara membuat : bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan disaring Cara menggunakan : ditempel disekitar dada,setiap pagi sebelum mandi

  B METABOLIT SEKUNDER

  Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Tumbuhan tumbuh dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu sel zigot menjadi embrio kemudian menjadi satu individu yang mempunyai akar, batang, dan daun.

  Yang dimaksud senyawa organik bahan alam adalah terbatas pada senyawa-senyawa yang dikenal sebagai metabolit sekunder. Senyawa metabolit adalah senyawa-senyawa hasil metabolit sekunder,yang tidak terdapat secara merata dalam makhluk hidup dan ditemukan pada semua organ tumbuhan pada akar, kulit batang, bunga, buah dan biji dan sedikit pada hewan.

  Penggunaan tanaman sebagai obat berkaitan dengan kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman tersebut terutama zat bioaktif. Tanpa adanya senyawa bioaktif dalam tumbuhan, secara umum tumbuhan tersebut tidak dapat digunakan sebagai obat. Senyawa bioaktif yang terdapat dalam tumbuhan biasanya merupakan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin dan lain-lain.

  1. Alkaloid

  jumlahnya baik dari segi jumlah senyawa sebenarnya dalam dunia tumbuhan. Alkaloid menurut winterstein dan trier didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa mengandung atom Nitrogen berasal dari tumbuhan dan hewan Harborne dan Turner (1984) mengungkapkan bahwa tidak satupun definisi alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom Nitrogen, biasanya dalam cincin heterosiklik dan bersifat aktif biologis menonjol.

  Struktur alkaloid beraneka ragam dari yang sederhana sampai yang rumit, dari efek biologisnya yang menyegarkan tubuh sampai toksik. Satu contoh yang sederhana, tetapi yang efeknya tidak sederhana adalah nikotin. Nikotin dapat menyebabkan penyakit jantung , kanker paru-paru, kanker mulut, tekanan darah tinggi, dan gangguan terhadap kehamilan dan janin.

  2. Flavonoid Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang banyak

  terdapat di alam. Senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat warna merah, ungu, biru dan sebagai zat warna kuning dalam tumbuhan. Semua flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk “Flavon” yang namanya sejenisnya flavonoid yang terbesar jumlahnya dan juga lazim ditemukan yang berupa tepung putih pada tumbuhan primula.

  Sebagian flavonoid yang terdapat pada tumbuhan terikat pada molekul gula sebagai glikosida dan dalam bentuk campuran. Jarang sekali dijumpai dalam bentuk senyawa tunggal. Disamping itu sering ditemukan campuran yang terdiri dari flavonoid yang khas. Misalnya antosianin dalam mahkota bunga yang berwarna merah, hampir disertai oleh flavon atau flavonol yang tidak berwarna. Dewasa ini, diperkirakan telah berhasil

  Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi : 1) Sebagai pigmen warna 2) Fungsi fisiologi 3) Aktivitas farmakologi 4) Flavonoid dalam makanan

  Aktivitas marfologi dianggap berasal dari rutin (glikosida flavonoid) yang digunakan untuk menguatkan susunan kapiler, menurunkan permeabilitas dan fragilitas pembuluh darah dan lain-lain.

3. Terpenoid

  Pada awalnya senyawa terpen merupakan suatu golongan senyawa yang hanya terdiri dari atom C dan H dengan perbandingan 5 : 8 dengan rumus empiris C H (unit isoprena) yang bergabung secara head to tail

  5

  8 (kepala-ekor). Oleh sebab itu senyawa terpen lazim disebut isoprenoid.

  Terpen dapat mengandung dua, tiga atau lebih suatu isoprena. Molekul- molekulnya dapat berupa rantai terbuka atau siklik. Mereka dapat mengandung ikatan rangkap, gugus hidroksil, gugus karbonil atau gugus fungsional lain. Struktur mirip yang mengandung unsur-unsur lain disamping C dan H disebut terpenoid. Dewasa ini baik terpen maupun terpenoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid).

  Berdasarkan jumlah unit isoterpena yang dikandungnya, senyawa terpenoid dibagi atas :

  1. Monoterpen ( dua unit isoprene )

  2. Seskiterpen ( tiga unit isoprene )

  3. Diterpen (empat unit isoprene )

  4. Triterpena (lima unit isoprene )

  6. Politerpena ( banyak unit isoprene ) Monoterpen dan seskiterpen adalah komponen utama minyak esensial (minyak atsiri) yang dapat diperoleh dengan penyulingan. Vitamin

  A adalah suatu diterpenoid, skualena (terdapat dalam ragi, kecambah gandum dan minyak hati hiu) tergolong triterpenoid, karoten-karoten pigmen merah dan kuning tergolong tetraterpenoid dan lanosterol (suatu komponen lanolin yang diperoleh dari lemak wol). Kedua senyawa ini merupakan zat antara dalam biosintesis steroid. Karet alam merupakan suatu politerpena.

  Biosintesis terpen adalah kondensasi ester secara enzimatik dari porsi-porsi asetil dari asetilkoenzime A. zat antara dalam pembentukan terpen adalah porofosfat (difosfat) dari asam mevalonat dan sepasang isopentil alcohol.

  Steroid Steroid adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai kerangka

  dasar siklopentanaperhidrofenantrena, mempunyai empat cincin terpadu.senyawa-senyawa ini mempunyai efek fisiologi tertentu.

  Beberapa steroid penting adalah kolesterol dimana steroid hewan yang terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua jaringan hewan. Batu kandung kemih dan kuning telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Kolesterol merupakan zat antara yang diperlukan dalam biosintesis hormon steroid, namun merupakan tak keharusan dalam makanan karena dapat disintesis dari asetilkoenzime A. kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dikaitkan dengan arterioksklerosis (pengerasan pembuluh darah). Suatu keadaan dimana kolesterol dan lipid-lipid lain dengan kolesterol yaitu 7-dehidrokolesterol yang dijumpai dalam kulit diubah menjadi vitamin D bila disinari dengan cahaya ultraviolet.

  Hormon-hormon seks yang dihasilkan terutama pada testis dan indung telur adalah suatu steroid. Hormon jantan disebut androgen dan hormon betina estrogen dan hormon kehamilan progesteron.

  Senyawa glikosida kompleks adalah suatu saponin yang merupakan senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non gula (aglikon). Saponin ini terdiri dari dua kelompok : saponin triterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan dalam kehidupan manusia, salah satunya banyak terdapat dalam lerak yang dapat digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan sebagai shampoo. Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metoda ekstraksi.

4. Saponin

  Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu senyawa

  hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon). Saponin ini terdiri dari dua kelompok : saponin triterpenoid dan saponin steroid. Saponin banyak digunakan dalam kehidupan manusia, salah satunya terdapat dalam lerak yang digunakan untuk bahan pencuci kain (batik) dan sebagai shampo. Saponin dapat diperoleh dari tembuhan melalui ekstraksi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Kimia organik Fakultas Matemtika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang , pada hari selasa tepatnya pada tanggal 12 Oktober 2010. B SAMPEL YANG DIGUNAKAN Sampel yang digunakan adalah daun melati (Jasminum sambac) C ALAT DAN BAHAN Alat –alat : lumpang, pisau/gunting, plat tetes, tabung reaksi, pipet tetes, corong, pemanas, pasir halus bersih dan kapas. Bahan : Contoh/simplisia tumbuhan (akar, kulit, batang, daun, bunga,

  buah atau biki) amoniak kloroform 0,005N (1 ML amoniak dalam 250 ML kloroform), H SO4 2N, pereaksi mayer,

  2

  pereaksi Wagner dan Dragendorf, metanol, asam sulfat pekat, serbuk Magnesium.

D. PROSEDUR KERJA

  4 gram sampel dirajang halus dan digerus

  • kloroform sedikit Digerus lagi

  Membentuk pasta

  • 10 ml larutan amoniak-kloroform

  0.05N Dan digerus lagi Disaring ke dalam tabung reaksi

  Filtrat 5ml H

  2 SO 4 ,dikocok kuat

  Diamkan larutan Terbentuk 2 lapisan

  Dengan pipet yang diberi kapas untuk menyaring Diambil asam sulfat dimasukkan ke tabung reaksi

  Filtrat

  • pereaksi Mayer putih
  • pereaksi Wagner coklat

  • pereaksi Dragendorf oren

  2. Identifikasi Flavonoid

  0.5 gram sampel dirajang halus Diekstrak dengan 5ml metanol Dipanaskan selama 5 menit

  Ekstrak

  • beberapa tetes HCl p.a
  • sedikit serbuk magnesium Merah/pink atau kuning

  (mengandung flavonoid)

  3. Identifikasi Steroid/Terpenoid

  Lapisan kloroform pada uji Alkaloid Ditempatkan pada plat tetes

  • 5 tetes anhidrat (biarkan mengering)
  • 3 tetes H SO

  2

  4 Warna merah / jingga

  (mengandung triterpenoid) Warna biru

  (mengandung steroid)

4. Identifikasi Saponin

  Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

  • air suling Didihkan sampai 2-3menit Didinginkan Dikocok kuat-kuat

  Adanya busa yang stabil selama 5 menit (sampel mengandung saponin )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A HASIL UJI PEREAKSI HASIL ALKALOID Mayer Tidak terjadi Wagner perubahan warna. Dragendorf FLAVONOID Methanol, asam Terjadi perubahan

  klorida pekat dan warna serbuk magnesium Mengandung flavonoid

  STEROID/TERPENOID Kloroform, anhidrat Terjadi perubahan asetat dan asam sulfat warna menjadi biru pekat Sample mengandung steroid, tetapi tidak mengandung terpenoid

  SAPONIN Air suling Tidak menimbulkan busa Sample tidak mengandung saponin

  B PEMBAHASAN

  Percobaan ini memberikan hasil bahwa :

  Identifikasi Alkaloid

  Pada test ini menggunakan metode Culvenol-Fitzgerald yang mana akan terjadi perubahan warna berdasarkan pereaksi-pereaksinya. Berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan bahan alam daun melati, tidak terjadi perubahan warna pada sample. Baik dengan pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorf sehingga menunjukkan bahwa tumbuhan melati tidak mengandung alkaloid. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan literatur karena daun melati mengandung senyawa alkaloid..

  Identifikasi Flavonoid

  mana akan dihasilkan perubahan warna sampel menjadi pink atau kuning. Pada melati memberikan hasil yang negatif dimana terjadi perubahan warna. Dari hasil percobaan ini daun melati mengandung flavonoid. Hasil sesuai dengan teori bahwa melati mengandung senyawa flavonoid.

  Identifikasi steroid/Terpenoid

  Identifikasi steroid/terpenoid menggunakan metoda Lieberman-Burchard, yang mana akan menghasilkan perubahan warna menjadi ungu/jingga yang menandakan test positif untuk tripenoid dan warna biru menandakan uji positif untuk steroid. Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa melati mengalami perubahan warna biru setelah ditetesi H SO pekat. Ini menandakan bahwa daun

  

2

  4

  melati terkandung steroid. Hal ini sesuai dengan teori yang ada yaitu pada daun melati terkandung senyawa steroid

  Identifikasi saponin

  Identifikasi saponin dilakukan dengan uji busa,dimana hasil yang positif adalah setelah sampel ditambah air lalu dipanaskan dan dikocok kuat akan menunjukkan busa yang stabil. Hasil percobaan menunjukkan hasil yang negatif, dimana tidak terlihat busa sehingga dapat dilihat bahwa melati tidak mengandung senyawa saponin. Hasil percobaan ini sesuai dengan literatur bahwa daun melati tidak mengandung senyawa saponin.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A KESIMPULAN Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :

  1. Tumbuhan melati (Jasminum sambac) mengandung alkaloid, walaupun dalam percobaannya tidak didapatkan tes yang positif karena dapat digunakan sebagai obat.

  2. Tumbuhan melati (Jasminum sambac) mengandung flavonoid.

  3. Tumbuhan melati (Jasminum sambac) mengandung steroid

  4. Tumbuhan melati (Jasminum sambac) tidak mengandung saponin B SARAN banyak kekurangan-kekurangan dalam pembuatan paper ini. Oleh karena itu, penulis membutuhkan saran dan kritikan untuk masukan dan penyempurnaan paper ini. Penulis mengharapkan paper ini bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

  Fessenden & fessenden. 1982. KIMIA ORGANIK JILID II. Jakarta: Erlangga Hart, Harold. 1990. KIMIA ORGANIK. Jakarta: Erlangga Tim Kimia Organik. 2010. PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II.

  Padang: FMIPA UNP http//google.com. KANDUNGAN MELATI http//wikipedia.com. MELATI