Dasar dan Tujuan Pendidikan (1)

Dasar dan Tujuan Pendidikan
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata kuliah Ilmu Dasar Pendidikan
Dosen: Durtam Sayidi, M.Pd.I
Pada Jurusan Tadris Matematika
Tahun Akademik 2017/2018

Disusun Oleh :
Kelompok : 2
Wulan Marlina (1608105076)
Rizki Pratama (1608105075)
Imade Nusida N.D (1608105055)
Kelas/Semester : B/III

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, sholawat serta
salam semoga dicurahkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad saw,
keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya yang selalu taat dan patuh
terhadap ajaran yang dibawa oleh Rasullullah saw hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, berkat izin dan pertolongan dari Allah SWT, kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulisan laporan ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Dasar Pendidikan.
Pada kesempatan kali ini, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini dan
semoga mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah swt. Amin.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, mengingat
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
tidak menutup kemungkinan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun
terhadap penulisan makalah ini.
Akhirnya kami berharap, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat,
khususnya bagi kami dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan.
Semoga Allah swt meridhoi atas segala usaha hamba-Nya. Amin.

Cirebon, 20 September 2017


Penyusun

Kelompok 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2
A. Latar Belakang..............................................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Dasar dan Tujuan Pendidikan Umum dan Pendidikan Islam........................4
B. Tujuan pendidikan menurut para pakar.......................................................13
C. Tujuan pendidikan di Indonesia..................................................................16
BAB III..................................................................................................................21
ANALIS KRITIS...................................................................................................21
BAB IV..................................................................................................................22
PENUTUP..............................................................................................................22

A. Kesimpulan.................................................................................................22
B. Rekomendasi...............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar pendidikan islam merupakan landasan operasional yang dijadikan
untuk merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan islam. Menurut Hasan
Langgulung, dasar operasional pendidikan islam terdapat enam macam, yaitu
historis, sosiologis, ekonomi, politik, administrasi, psikologis, dan filsofis, yang
mana keenam macam dasar itu berpusat pada dasar filsofis. Dalam islam, dasar
operasional segala sesuatu adalah agama, sebab agama menjadi frame bagi semua
aktivitas yang bernuansa keislaman. Oleh karena itu, dasar operasional pendidikan
yang enam diatas perlu ditambahkan dasar yang ketujuh yaitu agama.
Dalam adagium ushuliyah dinyatakan bahwa: “al-umur bi maqashidiha”,
bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana
yang telah ditetapkan. Adagium ini menunjukan bahwa pendidikan seharusnya
berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai, bukan semata-mata berorientasi pada

sederetan materi.
Tujuan

merupakan

standar

usaha

yang

dapat

ditentukan,

serta

mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk
mencapai tujuan-tujuan lain. Di samping itu, tujuan dapat membatasi ruang gerak
usaha, agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang

terpenting lagi adalah dapat memberi penilaian atau evaluasi pada usaha-usaha
pendidikan.

B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di kemukakan rumusan

masalah sebagai berikut:
1.

Apa dasar dan tujuan pendidikan umum dan pendidikan islam?

2.

Apa tujuan pendidikan menurut para pakar?

3.

Apa tujuan pendidikan di Indonesia?


C.

Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1.
2.
3.

Mengetahui dasar dan tujuan pendidikan umum dan pendidikan islam
Mengetahui tujuan pendidikan menurut para pakar
Mengetahui tujuan pendidikan di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN
A. Dasar dan Tujuan Pendidikan Umum dan Pendidikan Islam

 DASAR PENDIDIKAN ISLAM

Dasar pendidikan islam merupakan landasan operasional yang dijadikan
untuk merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan islam. Menurut Hasan
Langgulung, dasar operasional pendidikan islam terdapat enam macam, yaitu
historis, sosiologis, ekonomi, politik, administrasi, psikologis, dan filsofis, yang
mana keenam macam dasar itu berpusat pada dasar filsofis. Dalam islam, dasar
operasional segala sesuatu adalah agama, sebab agama menjadi frame bagi semua
aktivitas yang bernuansa keislaman. Oleh karena itu, dasar operasional pendidikan
yang enam diatas perlu ditambahkan dasar yang ketujuh yaitu agama.
1. Dasar Historis
Dasar historis adalah dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan masa
lalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar
kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik.
2. Dasar Sosiologis
Dasar sosiologis adalah dasar yang memberikan kerangka sosial budaya, yang
mana dengan sosial budaya itu pendidikan dilaksanakan. Dasar ini juga berfungsi
sebagai tolok ukur dalam prestasi belajar. Artinya tinggi rendahnya suatu
pendidikan dapat diukur dari tingkat relevansi output pendidikan dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakat.
3. Dasar Ekonomi
Dasar ekonomi adalah yang memberikan perspektif tentang potensi-potensi

finansial, menggali dan mengatur sumber-sumber, serta bertanggung jawab

terhadap rencana dan anggaran pembelanjaan. Oleh karena pendidikan dinggap
sebagai sesuatu yang luhur, maka sumber-sumber finansial dalam menghidupkan
pendidikan harus bersih, suci dan tidak bercampur dengan harta benda yang
syubhat. Ekonomi yang kotor akan menjadikan ketidakberkahan hasil pendidikan.
4. Dasar Politik dan Administratif
Dasar politik dan administrasi adalah dasar yang memberikan bingkai ideologis,
yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicitacitakan dan direncanakan bersama. Dasar politik menjadi penting untuk
pemerataan pendidikan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
5. Dasar Psikologis
Dasar psikologis adalah dasar yang memberikan informasi tentang bakat, minat,
watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga administrasi,
serta sumber daya manusia yang lain.
6. Dasar Filosofis
Dasar filsofis adalah dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik,
memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasardasar operasional lainnya.
7. Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Dasar ini secara
detail telah dijelaskan pada sumber pendidikan islam. Dasar ini menjadi penting

dalam pendidikan islam, sebab dengan dasar ini maka semua kegiatan pendidikan
jadi bermakna.
 TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Dalam adagium ushuliyah dinyatakan bahwa: “al-umur bi maqashidiha”,
bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana
yang telah ditetapkan. Adagium ini menunjukan bahwa pendidikan seharusnya
berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai, bukan semata-mata berorientasi pada
sederetan materi.

Tujuan

merupakan

standar

usaha

yang

dapat


ditentukan,

serta

mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk
mencapai tujuan-tujuan lain. Di samping itu, tujuan dapat membatasi ruang gerak
usaha, agar kegiatan dapat terfokus pada apa yang dicita-citakan, dan yang
terpenting lagi adalah dapat memberi penilaian atau evaluasi pada usaha-usaha
pendidikan.
Perumusan tujuan pendidikan islam harus berorientasi pada hakikat
pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya, misalnya tentang:
Pertama, tujuan dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukan karna
kebetulan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu
(QS. Ali imran: 191). Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada
Allah SWT. Indikasi tugasnya berupa ibadah (sebagai ‘abd Allah) dan tugas
sebagai wakil-Nya.
Kedua, memperhatikan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep tentang
manusia sebagai mahkluk unik yang mempunyai potensi bawaan, seperti fitrah,
bakat, minat, sifat dan karakter, yang berkecenderungan pada al-hanief (rindu

akan kebenaran dari Tuhan) berupa agama Islam (QS. Al-kahfi: 29) sebatas
kemampuan, kapasitas, dan ukuran yang ada.
Ketiga, tuntutan masyarakat. Tuntutan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai
budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat, maupun
pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya dalam mengantisipasi
perkembangan dunia modern.
Keempat,dimensi-dimensi kehidupan ideal islam. Dimensi kehidupan
dunia ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia didunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal
kehidupan di akhirat, serta mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha
keras untuk meraih kehidupan di akhirat yang lebih membahagiakan, sehingga
manusia dituntut agar tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi
yang dimiliki.
 DASAR PENDIDIKAN UMUM
Yang dimaksud dengan dasar di sini adalah sesuatu yang menjadi kekuatan
bagi tetap tegaknya suatu bangunan atau lainnya, seperti pada rumah atau gedung,
maka pondasilah yang menjadi dasarnya. Begitu pula halnya dengan pendidikan,

dasar yang dimaksud adalah dasar pelaksanaannya, yang mempunyai peranan
penting untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan di sekolahsekolah atau di lembaga-lembaga pendidikan lainnya.

Dasar pendidikan adalah pondasi atau landasan yang kokoh bagi setiap
masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku dengan cara
berlatih dan belajar dan tidak terbatas pada lingkungan sekolah, sehingga
meskipun sudah selesai sekolah akan tetap belajar apa-apa yang tidak ditemui di
sekolah. Hal ini lebih penting dikedepankan supaya tidak menjadi masyarakat
berpendidikan yang tidak punya dasar pendidikan sehingga tidak mencapai
kesempurnaan hidup. Apabila kesempurnaan hidup tidak tercapai berarti
pendidikan belum membuahkan hasil yang menggembirakan.[3]
Adapun dasar pendidikan di negara Indonesia secara yuridis formal telah
dirumuskan antara lain sebagai berikut:


Undang-Undang tentang Pendidikan dan Pengajaran No. 4 tahun 1950,
Nomor 2 tahun 1945, Yang Berbunyi: Pendidikan dan pengajaran
berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam Pancasila, UndangUndang Dasar RI dan kebudayaan bangsa Indonesia.



Ketetapan MPRS No. XXVII/ MPRS/ 1966 Bab II Pasal 2 yang berbunyi:
Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasila



Dalam GBHN tahun 1973, GBHN 1978, GBHN 1983 dan GBHN 1988
Bab IV bagian pendidikan berbunyi: Pendidikan Nasional berdasarkan
Pancasila.



Tap MPR Nomor II/MPR/1993 tentang GBHN dalam Bab IV bagian
Pendidikan yang berbunyi: Pendidikan Nasional (yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.



Undang-undang RI No 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.



Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

Dengan demikian jelaslah bahwa dasar pendidikan di Indonesia adalah Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 sesuai dengan UUSPN No. 2 tahun 1989 dan
UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003.[4]
Dasar pendidikan dapat dilihat dari berbagai segi yaitu:


Religius : Merupakan elemen atau dasar pendidikan yang paling pokok,
disini ditanamkan nilai nilai agama islam (iman, akidah dan akhlak)
sebagai suatu pondasi yang



kokoh dalam pendidikan

Ideologis : Yaitu mengacu kepada ideologi bangsa kita yakni pancasila
dan berdasarkan kepada UUD 1945. Dan intinya adalah untuk
mencerdaskan kehidupa bangsa.



Ekonomis : Pendidikan bisa dijadikan sebagai suatu langkah untuk
mendapatkan kehidupan yang layak dan keluar dari segala bentuk
kebodohan dan kemiskinan.



Politis: Lebih mengacu kepada suasana politik yang berlansung.



Teknologis : Dunia telah mengalami eksplosit ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dan bisa dikatakan teknologi sangat memiliki peran dalam
kemajuan dunia pendidikan.



Psikologis dan Pedagogis: Tugas pendidikan sekolah yang utama adalah
mengajarkan bagaimana cara belajar, mendidik kejiwaan, menanamkan
motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus-menerus sepanjang
hidupnya

dan

memberikan

keterampilan

kepada

peserta

didik,

mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik.


Sosial budaya: Mengacu kepada hubungan antara individu dengan
individu lainnya dalam suatu lingkungan atau masyarakat. Begitu juga hal
nya dengan budaya, budaya masyarakat sangat berperan dalam proses
pendidikan, karena budaya identik dengan adat dan kebiasaan. Apabila
sosial budaya seseorang itu berjalan baik maka pendidikan akan mudah
dicapai.

 Tujuan Pendidikan Umum
Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang amat sangat penting di dalam
pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak
di tuju oleh pendidikan. Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang
tidak dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini
dibuktikan dengan penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia.
Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda dengan
Orde Baru, demikian pula sejak Orde Baru hingga sekarang, rumusan tujuan
pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai dengan
tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara
Indonesia.
Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No 2 Tahun 1985 yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang
seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertakwa kepada tuhan yang maha
esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.
2. Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu
Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman
dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,
berdisiplin, beretos kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan
memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan
dan kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap
menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi pada masa depan.

3. TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di
bidang pendidikan didasarkan atas falsafah negara pancasila dan diarahkan
untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila dan
untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatifitas dan
tanggung jawab dapat menyuburkan sikap demokratis dan penuh tenggang
rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi
pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia
sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945.
Adapun tujuan pendidikan di Negara Indonesia yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan ini merupakan tingkatan yang tertinggi. Pada tujuan ini
digambarkan harapan masyarakat atau negara tentang ciri-ciri seorang manusia
yang dihasilkan proses pendidikan atau manusia yang terdidik. Adapun yang
dimaksud dengan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum yang hendak
dicapai oleh seluruh bangsa Indonesia dan merupakan rumusan kualifikasi
terbentuknya setiap warga negara yang dicita-citakan bersama. [6]
Tujuan pendidikan nasional secara formal di Indonesia telah beberapa kali
mengalami perumusan atau perubahan, dan rumusan tujuan pendidikan nasional
yang terakhir seperti disebutkan dalam Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Tujuan pendidikan nasional ialah
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia-manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Perumusan tujuan pendidikan nasional tersebut dapat memberikan arah
yang jelas bagi setiap usaha pendidikan di Indonesia. Untuk dapat mencapai
tujuan pendidikan nasional tersebut, dibutuhkan adanya lembaga-lembaga
pendidikan yang masing-masing mempunyai tujuan tersendiri, yang selaras

dengan tujuan nasional. Oleh karena itu, setiap usaha pendidikan di Indonesia
tidak boleh bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional, bahkan harus
menopang atau menunjang tercapainya tujuan tersebut.[7]
2. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan
pola kemampuannya yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan yang
berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tugas yang harus dipikul oleh setiap
lembaga dalam rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan dan
keterampilan tertentu.
Sebagai subsistem pendidikan nasional, tujuan institusional untuk setiap
lembaga pendidikan tidak dapat terlepas dari tujuan pendidikan nasional. Hal ini
disebabkan setiap lembaga pendidikan ingin menghasilkan lulusan yang akan
menunjang tinggi martabat bangsa dan negaranya, yang bertekad untuk
mempertahankan falsafah Pancasila sebagai dasar Negara, di samping
kemampuan dan keterampilan tertentu sesuai dengan kekhususan setiap lembaga.
Dengan demikian, perumusan tujuan institusional dipengaruhi oleh tiga
hal: Tujuan Pendidikan Nasional, Kekhususan setiap lembaga dan Tingkat usia
peserta didik. Tujuan institusional itu dicapai melalui pemberian berbagai
pengalaman belajar kepada peserta didikny.
3. Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang dirumuskan secara formal pada
kegiatan kurikuler yang ada pada lembaga-lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler
sifatnya lebih khusus jika dibandingkan dengan tujuan institusional, tetapi tidak
boleh menyimpang dari tujuan institusional. Seperti misalnya, tujuan kurikulum di
sekolah-sekolah ada mata pelajaran kewarganegaraan yang berbeda dibandingkan
dengan SMP.

Tujuan mata pelajaran untuk Kewarganegaraan di sekolah-sekolah tersebut
disebut tujuan kurikuler sesuai dengan kurikulum pada masing-masing sekolah.
Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional, yang berarti
lebih khusus dari pada tujuan Institusional.[8]
4. Tujuan Instruksional
Tujuan Instruksional merupakan tujuan yang hendak dicapai setelah
selesai proses belajar mengajar/program pengajaran. Tujuan tersebut merupakan
penjabaran dari tujuan kurikuler, yang merupakan perubahan sikap atau tingkah
laku secara jelas. Tujuan Instruksional dapat dibagi menjadi dua, yaitu Tujuan
Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Dalam merumuskan tujuan tujuan instruksional ini, terlebih-lebih tujuan
instruksional khusus harus berorientasi kepada peserta didik, atau kepada outputoriented. Tujuan Instruksional akan mempengaruhi pemilihan materi, metode,
strategi, dan lainnya demi mencapai tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
Sesuai dengan visi dan misi pendidikan Nasional, maka tujuan pendidikan harus
mencerminkan

kemampuan

system

pendidikan

Nasional

untuk

mengakomodasikan berbagai tuntutan peran yang multi dimensional. Secara
umum, pendidikan harus mampu menghasilkan manusia sebagai individu dan
anggota masyarakat yang sehat dan cerdas dengan: Kepribadian kuat, religius dan
menjunjung tinggi budaya luhur, Kesadaran demokrasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Kesadaran moral hokum yang tinggi dan
, Kehidupan yang makmur dan sejahtera.
B. Tujuan pendidikan menurut para pakar
Tujuan pendidikan adalah salah satu unsur pendidikan berupa rumusan
tentanng apa yang harus dicapai oleh anak didik. Yang berfungsi sebagai pemberi
arah bagi semua kegiatan pendidikan. Menurut M.J. Langeveld tujuan umum
pendidikan adalah kedewasaan atau manusia dewasa yaitu manusia yang mampu
menentukan diri sendiri secara mandiri atas tanggung jawab sendiri.

Pendidikan adalah bimbingan/pertolongan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada anak yang sedang tumbuh untuk mencapai kedewasaannya dengan
tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sehingga tidak perlu
bimbingan lagi. Langeveld berpendapat bahwa setelah anak itu dewasa dan cukup
cakap mengatasi masalah-masalah hidupnya, anak tidak perlu dibimbing atau
ditolong lagi. Jadi tujuan pendidikan menurut Langeveld adalah untuk
mengantarkan anak menjadi dewasa dan mampu memecahkan kesulitan atau
hambatan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Langeveld mengemukakan jenis-jenis tujuan pendidikan, antara lain :
1. Tujuan Umum (lengkap atau tujuan total)
Tujuan Umum (lengkap atau tujuan total)ialah tujuan yang pada akhirnya
akan dicapai oleh pendidik terhadap anak didik. Ialah membawa anak ke arah
dewasa dan jasmani (Hasbullah, 2005:14).
2. Tujuan Khusus (bagian dari tujuan total)
Tujuan umum tentu saja mempunyai sifat-sifat yang khusus. Berarti tidak
semua anak itu sama dalam menuju ke tujuan umum (total). Hal ini tergantung
dari beberapa hal :



Tergantung dari sifat atau bakat dari pada anak didik.
Tergantung dari kemungkinan-kemungkinan yang ada di dalam keluarga





itu atau alam sekitar dari pada anak didik.
Tergantung daripada tujuan kemasyarakatan anak didik.
Tergantung daripada kesanggupan-kesanggupan yang ada pada pendidik.
Tergantung daripada tugas lembaga pendidikan (sekolah, gereja, dan lainlain) (Hasbullah, 2005:14).

3. Tujuan Insidentil (tujuan seketika)
Tujuan Insidentil merupakan tujuan tersendiri bersifat seketika. Misalnya:
Pada suatu ketika pendidik memanggil anak-anak

untuk makan bersama,

diusahakan sungguh-sungguh harus datang. Pada ketika itu mempunyai tujuan
supaya anak-anak dapat makan bersama dengan secara baik-baik (Hasbullah,
2005:15).
4. Tujuan Sementara
Tujuan Sementara seolah-olah merupakan tempat berhenti atau tempat
istirahat di dalam perjalanannya menuju ke tujuan umum.

Misalnya: belajar

berbicara, belajar bersih, dan lain-lain. Tujuan sementara ini mempunyai
hubungan yang erat dengan masa perkembangan anak, yaitu: waktu kita memberi
pelajaran kepada anak harus mengingat akan masa peka daripada anak tersebut.
Umur berapakah anak itu mudah sekali diberi pelajaran membaca. Dan Seakanakan waktu pendidik memberi pelajaran untuk bersih itu tidak ada hubungannya
dengan tujuan umum (total). Yang sebetulnya sangatlah erat hubungannya. Sebab
anak didik akan dapat bertanggung jawab dan berdiri sendiri apabila tidak diberi
pendidikan sementara tersebut (Hasbullah, 2005:15).
5. Tujuan tidak lengkap
Tujuan tidak lengkap mempunyai hubungan dengan aspek kepribadian
manusia sebagai fungsi kerohanian pada bidang: etika, keagamaan, estetika, dan
sikap sosial daripada orang itu (Hasbullah, 2005:14) .
6. Tujuan Intermedier (tujuan perantara).
Alat yang sangat bermacam-macam yang harus dicapai untuk pelaksanaan
tehnis dari pada tugas belajar. Misalnya: membaca, menulis yang terlepas dari
tujuan akhir sehingga seolah-olah belajar mengeja tidak terikat pandangan hidup
tertentu (Hasbullah, 2005:15).
Keenam tujuan menurut Langeveld tersebut sebetulnya dapat kita
sederhanakan dan memang kesemuanya tercakup di dalam tujuan umum (total).
Adapun Tujuan lain dari pendidikan ialah:



Mampu untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Mampu dan bebas untuk mengembangkan diri sendiri sesuai dengan
pebawaan dan cita-citanya.




Mampu untuk berhubunganan kerjasama dengan orang lain.
Mampu membedakan dirinya dengan orang lain (Langeveld dalam
Hasbullah, 2005:15).

C.

Tujuan pendidikan di Indonesia
Tujuan Pendidikan (Depdiknas, 2003): Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, "Tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab"
Secara filosofis, tujuan pendidikan (Arifin, 2003: 116) dapat diklasifikasikan
menjadi:
1. Tujuan teoretis yang bersasaran pada pemberian kemampuan teore kepada
anak didik
2. Tujuan praktis kemampuan praktis kepada anak didik.
Kedua tujuan ini diharapkan bermuara pada kompetensi yang memadai pada anak
didik.
Pendidikan yang benar ialah terbuka terhadap pengaruh dari luar dan
perkembangan dari dalam diri anak didik. Setelah itu, barulah fitrah itu diberi hak
untuk membentuk pribadi anak dalam waktu bersamaan dengan faktor dari luar
yang mendidik dan mengarahkan secara operasional. Fitrah tersebut mengandung
aspek menjaga atau memperbaiki dan menumbuhkan kepribadian anak yang
sedang berkembang sehingga dengan adanya pendidikan yang baik dari pendidik
maka tercapai hasil yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan sangat memegang peranan penting dari tujuan hidup yang
diinginkan oleh seorang manusia agar selamat menempuh kehidupan sehari-hari.
Setiap sistem pendidikan dasar memiliki tujuan yang digunakan sebagai
pelaksanaan pendidikan. Secara umum, penyelenggaraan kegiatan pendidikan
bertujuan untuk:

1. Membantu membentuk kepribadian.
2. Melakukan pembinaan moral.
3. Menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketakwaan para siswa
sesuai tujuan beragama dan bernegara.
Ada dua macam tujuan pendidikan, yaitu tujuan sementara dan tujuan
akhir. Tujuan sementara, yaitu sasaran yang harus dicapai dalam melaksanakan
pendidikan. Tujuan sementara disini ialah tercapainya berbagai kemampuan.
Seperti kecakapan jasmaniah; pengetahuan membaca dan menulis; pengetahuan
ilmu kemasyarakatan, kesusilaan dan keagamaan; kedewasaan jasmani dan
rohani. Adapun tujuan akhir pendidikan adalah terwujudnya kepribadian peserta
didik yang seutuhnya. Kepribadian disini ialah kepribadian yang seluruh aspeknya
merealisasikan tujuan pendidikan. Tujuan sementara merupakan sarana untuk
mencapai tujuan akhir.
Tujuan Institusional merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap
lembaga pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan sebagai
kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau
dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan, seperti standar
kompetensi pendidikan dasar, menengah kejuruan, dan jenjang pendiidkan tinggi
(Haryono, 2008).
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Bab V Pasal 26 dijelaskan standar kompetensi lulusan pada jenjang
pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2008).
Standar kompetensi lulusan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab V Pasal 26 pada satuan
pendidikan menengah kejuruan bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai kejuruannya. Standar lulusan pada satuan
pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang berakhlak mulia dan memiliki pengetahuan, keterampilan,

kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, dan menerapkan
ilmu, teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan (Depdiknas, 2008).
1) Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler merupakan tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang
studi atau mata pelajaran. Oleh sebab iu, tujuan kurikuler dapat didefinisikan
sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan
suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler
pada dasarnya merupakan tujuan untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan.
Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan
untuk mencapai tujuan institusional (Haryono, 2008).
Peraturan Pemerintahan Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 6 dinyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,
kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dan menengah terdiri atas:
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. Kelompok mata pelajaran estetika;
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan (Depdiknas,
2008).

Sesuai dengan Peraturan Pemerintahan tersebut, Badan Standar Nasional
Pendidikan merumuskan tujuan setiap kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, bertujuan membantu
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui
muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian bertujuan
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebanggaan dan cinta tanah air. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan
dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni,
dan budaya, dan pendidikan jasmani.

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, bertujuan
mengembangkan logika, pengembangan berpikir, dan analisis peserta
didik.
d. Kelompok mata pelajaran estetika, bertujuan untuk membentuk karakter
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman
budaya. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa,
seni dan budaya, keterampilan dan muatan lokal yang relevan.
f. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, bertujuan
untuk membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani,
dan menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan tersebut dicapai melalui
muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan
kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan
(Depdiknas, 2008).
2) Tujuan pembelajaran/instruksional
Dalam klasifikasi tujuan pendidikan,

tujuan

pembelajaran

atau

tujuan

instruksional merupakan tujuan yang paling khusus dan merupakan bagian dari
tujuan kurikuler. Tujuan pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kemampuan
yang harus dimiliki anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu
dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya guru yang
memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang akan
melakukan

pembelajaran

di

suatu

sekolah,

maka

menjabarkan

tujuan

pembelajaran ini merupakan tugas guru. Sebelum guru melakukan proses belajar
mengajar, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai oleh
peserta didik setelah mereka selesai mengikuti pelajaran (Haryono, 2008).

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dasar pendidikan islam merupakan landasan operasional yang
dijadikan untuk merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan islam.
Menurut Hasan Langgulung, dasar operasional pendidikan islam
terdapat enam macam, yaitu historis, sosiologis, ekonomi, politik,
administrasi, psikologis, dan filsofis, yang mana keenam macam dasar
itu berpusat pada dasar filsofis. Dalam islam, dasar operasional segala
sesuatu adalah agama, sebab agama menjadi frame bagi semua
aktivitas yang bernuansa keislaman. Oleh karena itu, dasar operasional

pendidikan yang enam diatas perlu ditambahkan dasar yang ketujuh
yaitu agama.
2. Perumusan tujuan pendidikan islam harus berorientasi pada hakikat
pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya, manusia hidup bukan
karna kebetulan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan
tugas hidup tertentu (QS. Ali imran: 191). Tujuan diciptakan manusia
hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Indikasi tugasnya berupa
ibadah (sebagai ‘abd Allah) dan tugas sebagai wakil-Nya.
3. Tujuan pendidikan adalah salah satu unsur pendidikan berupa rumusan
tentanng apa yang harus dicapai oleh anak didik. Yang berfungsi
sebagai pemberi arah bagi semua kegiatan pendidikan. Menurut M.J.
Langeveld tujuan umum pendidikan adalah kedewasaan atau manusia
dewasa yaitu manusia yang mampu menentukan diri sendiri secara
mandiri atas tanggung jawab sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Mujib,Abdul dan Mudzakir Jusuf. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Kencana.
Kompri, M.Pd.I. 2016. Manajement Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.