Fungsi negara peran dan fungsi

TUGAS
MEMBUAT RESUME TENTANG FUNGSI DAN
BENTUK NEGARA
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Yang Dibimbing Oleh : Bapak Jawade Hafidz, S.H.,M.H

Disusun Oleh:
Nama

: Santiaji Dwi Arisno

NIM

: 30301408713

Fakultas

: Hukum

Kelas


: FH I D

Universitas Islam Sultan Agung
(UNISSULA)
Desember, 2014

FUNGSI NEGARA
Tujuan negara merupakan suatu harapan atau cita-cita yang akan dicapai oleh negara,
sedangkan fungsi negara merupakan upaya atau kegiatan negara untuk mengubah
harapan itu menjadi kenyataan. Maka, tujuan negara tanpa fungsi negara adalah siasia, dan sebaliknya, fungsi negara tanpa tujuan negara tidak menentu.
Minimal, setiap negara harus melaksanakan fungsi:
 penertiban (law and order): untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah
terjadinya konflik, negara harus melaksanakan penertiban, menjadi
stabilisator;
 mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;
 pertahanan, menjaga kemungkinan serangan dari luar;
 menegakkan keadilan, melalui badan-badan pengadilan.
Menurut Charles E. Merriam, fungsi negara adalah: keamanan ekstern, ketertiban
intern, keadilan, kesejahteraan umum, kebebasan. Sedangkan R.M. MacIver
berpendapat bahwa fungsi negara adalah: ketertiban, perlindungan, pemeliharaan dan

perkembangan.
Beberapa teori fungsi negara:
1) Anarkhisme-Nihilisme
Secara etimologis, anarkhi (kata Yunani: αν = tidak, bukan, tanpa; αρκειν =
pemerintah, kekuasaan) berarti tanpa pemerintahan atau tanpa kekuasaan.
Penganut anarkhisme menolak campurtangan negara dan pemerintahan karena
menurutnya manusia menurut kodratnya adalah baik dan bijaksana, sehingga tidak
memerlukan negara/ pemerintahan yang bersifat memaksa dalam penjaminan
terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat. Fungsi negara dapat
diselenggarakan oleh perhimpunan masyarakat yang dibentuk secara sukarela, tanpa
paksaan, tanpa polisi, bahkan tanpa hukum dan pengadilan. Anarkhisme
menghendaki masyarakat bebas (tanpa terikat organisasi kenegaraan) yang
mengekang kebebasan individu.
a. Anarkhisme filosofis menganjurkan pengikutnya untuk menempuh jalan
damai dalam usaha mencapai tujuan dan menolak penggunaan kekerasan
fisik. Tokohnya: William Goodwin (1756-1836), Kaspar Schmidt (18051856), P.J. Proudhon (1809-1865), Leo Tolstoy (1828-1910).
b. Anarkhisme revolusioner mengajarkan bahwa untuk mencapai tujuan,
kekerasan fisik dan revolusi berdarah pun boleh digunakan. Contoh
ekstrim anarkhisme revolusioner terjadi di Rusia pada tahun 1860 dengan


nama nihilisme, yaitu gerakan yang mengingkari nilai-nilai moral, etika,
ide-ide dan ukuran-ukuran konvensional. Tujuan menghalalkan cara.
Tokohnya: Michael Bakunin (1814-1876).
2) Teori Individualism-Liberalisme
Individualisme adalah suatu paham yang menempatkan kepentingan individual
sebagai pusat tujuan hidup manusia. Menurut paham ini, negara hanya berfungsi
sebagai sarana pemenuhan kebutuhan setiap individu. Negara hanya bertugas
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (penjaga malam), tidak usah ikut
campur dalam urusan individu, bahkan sebaliknya harus memberikan kebebasan
yang seluas-luasnya kepada setiap individu dalam kehidupannya. Individualisme
berjalan seiring dengan liberalisme yang menjunjung tinggi kebebasan perseorangan.
Di bidang ekonomi, liberalisme menghendaki persaingan bebas. Yang bermodal lebih
kuat/ besar layak memenangi persaingan. Sistem ekonomi liberal biasa disebut
kapitalisme.
3) Teori Sosialisme-komunisme
Sosialisme
Sosialisme menghendaki bahwa yang harus dijadikan milik bersama dalam
masyarakat hanya alat-alat produksi yang penting-penting saja yang mengenai hajat
hidup orang banyak.
Kaum sosialis menganggap adanya negara, tetap perlu, bahkan fungsi negara adalah

luas sekali, yaitu sebagai pengatur seluruh kehidupan masyarakat supaya tujuan
sosialisme dapat tercapai, yaitu pemerataan penghasilan bagi setiap anggota
masyarakat, sehingga semua orang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya
dengan cukup.
Komunisme
Komunisme tidak mengakui adanya pemilikan perseorangan atas segala macam alat
produksi dan kapital, yang ada hanya pemilikan oleh negara dari semua alat produksi
itu. Bahkan semua benda lainnya yang bukan alat produksi pun harus dijadikan milik
bersama atau milik negara. Sosialisme dan komunisme memiliki tujuan yang sama,
yaitu meluaskan fungsi negara dan menuntut penguasaan bersama atas alat-alat
produksi, sedangkan perbedaannya adalah:
Sosialisme

Komunisme

- usaha pencapaian tujuan negara - menghalalkan segala cara untuk

harus menempuh cara-cara damai
- masih mengakui hak milik


mencapai tujuan negara, bila perlu

dengan revolusi berdarah
pribadi/ perorangan dalam batas- - sama sekali tidak mengakui hak
batas tertentu

milik perorangan

3) Fasisme-Naziisme
Dalam ajaran fasisme dan naziisme menunjukkan ciri-ciri bahwa negara diangap
sebagai suatu kolektivitas yang memiliki kekuasaan mutlak. Negara menganggap
dirinya sebagai wakil masyarakat dan bukan mewakili individu-individu yang
dipersatukan di dalam masyarakat itu. Yang penting adalah kolektivitasnya yang
berbentuk negara, individu-individunya sendiri dianggap tidak penting. Sebagaimana
ucapan Adolf Hitler : “Du bist nichts, dein land ist alles” (kamu tidak mempunyai arti
apa-apa, negaramulah yang berarti segala-galanya).
Menurut john locke
Membagi fungsi negara atas 3 fungsi, yaitu:
1. Fungsi legislatif, untuk membuat peraturan
2. Fungsi eksekutif, untuk melaksanakan peraturan

3. Fungsi federatif, untuk mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang dan
damai.
Menurut Baron Montesquieu
membagi fungsi negara atas:
1. Fungsi legislatif, membuat undang-undang
2. Fungsi eksekutif, melaksanakan undang-undang;
3. Fungsi eksekutif, mengawasi agar semua per4. aturan ditaati (fungsi mengadili).

Menurut Van Vollenhoven
Membagi fungsi negara atas:
1. Regeling(membuat peraturan)
2. Bestuur (menyelenggarakan pemerintahan)
3. Rechtspraak (fungsi mengadili)

4. Politie (fungsi ketertiban dan keamanan).
Menurut Goodnow
Fungsi negara ada 2 yaitu:
1. Policy making, yakni kebijakan negara pada waktu tertentu, untuk seluruh
masyarakat;
2. Policy executing, yakni kebijakan yang harus dilaksanakan untuk mencapai policy

making.
Menurut Moh. Kusnardi
Fungsi negara diuraikan sebagai berikut:
1. Melaksanakan penertiban (law and order)
Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam
masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban. Dapat dikatakan
bahwa negara bertindak sebagai stabilisator.
2. Menghendaki kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
Dewasa ini, fungsi kesejahteraan dan kemakmuran menjadi sangat penting.
Setiap negara mencoba untuk melaksanakan/mempertinggi kehidupan rakyatnya,
meluaskan taraf ekonomi dan kehidupan masyarakat.
Menurut Socrates
Fungsi negara adalah menciptakan hukum, yang harus dilakukan oleh para
pemimpin atau para penguasa yang dipilih secara saksama oleh rakyat.

BENTUK NEGARA
 Teori Bentuk Negara
Grabowsky
Bentuk negara berkaitan dengan dasar negara, susunan, dan tertib suatu negara
berhubungan dengan organ tertinggi dalam negara itu dan kedudukan masingmasing organ itu dalam kekuasaan negara.

Bagir Manan
Bentuk negara menyangkut kerangka bagian luar organisasi negara yang
dibedakan antara bentuk negara kesatuan dan bentuk negara federal.



Bentuk Negara
 Plato
Ada 5 macam bentuk negara sesuai dengan sifat-sifat tertentu dari jiwa manusia:
1. Aristokrasi
Bentuk negara yang pemerintahannya dipegang oleh para cerdik pandai yang
dalam menjalankan pemerintahannya berpedoman kepada keadilan.
2. Timokrasi
Segala tindakan penguasa hanya dilaksanakan dan ditujukan untuk kepentingan si
penguasa itu sendiri.
3. Oligarki
Pemerintahan negara yang dipegang oleh orang-orang kaya yang mempunyai
hasrat dan kecenderungan untuk lebih kaya lagi.
4. Demokrasi
Pemerintahan yang dipegang oleh rakyat dengan mengutamakan kepentingankepentingan umum yang tidak lain adalah kepentingan rakyat melalui prinsip

kemerdekaan dan kebebasan.
5. Tyranni
Pemerintahan yang keras dan kuat yang dipegang oleh satu orang saja dan
berhasrat agar tidak ada pesaing bagi dirinya dalam kekuasaan negara.

Aristoteles
Membedakan bentuk negara menjadi 3, yang masing-masing bentuk dibagi ke
dalam 2 sifat. Kriteria yang digunakan untuk menguraikan bentuk-bentuk negara
adalah :
a) Jumlah orang yang memegang pemerintahan.
b) Sifat atau tujuan pemerintahannya

Bentuk-Bentuk Negara
A) Negara yang pemerintahannya hanya dipegang oleh 1 orang:
1. Monarki
2. Tyranny
B) Negara yang pemerintahannya dipegang oleh beberapa orang :
1. Aristokrasi
2. Oligarki


C) Negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat:
1. Republik atau republik konstitusional
2. Demokrasi
Polybios
Bentuk negara:
1. Monarki
Pemerintahan yang dijalankan oleh seorang pimpinan negara, karena orang
tersebut mempunyai bakat kepandaian dan keberanian dari yang lain.
2. Tyranni
Para pengganti pimpinan monarki kemudian bertindak menyeleweng,
memerintah demi kepentingan pribadi dan bertindak sewenang-wenang.
3. Aristokrasi
Hasil perlawanan tyranni, warga memilih beberapa orang dari golongan
ningrat atau bangsawan yang cerdas (cerdik pandai) dan diberi kepercayaan
untuk memerintah.
4. Oligarki
Aristokrasi mengalami kemunduran dan kemerosotan karena pimpinan
negara bertindak demi kepentingan mereka yang memerintah, bertindak main
hakim sendiri secara semena-mena, kemudian muncul bentuk negara oligarki.
5. Demokrasi

Perlawanan karena tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh warga
dan mengambil alih pimpinan negara dan sekaligus memegang pemerintahan
negara.
6. Okhlokrasi
Para warga yang mengambil alih pemerintahan tidak tahu sedikit pun tentang
pemerintahan, maka timbul pemerintahan secara liar dari rakyat gembel dan
hina.
Jean Bodin
Bentuk negara yang terbaik ialah monarki yang secara turun-temurun dan laki-laki
sajalah yang boleh memerintah.

Benedictus Spinoza
Bentuk negara yang terbaik adalah aristokrasi, sebab yang berkuasa adalah beberapa
orang dan dasar kekuasaannya lebih kokoh dan kuat.
Leon Duguit
Negara (state) dapat dibedakan menurut bentuknya (forme de state),
yakni :
1. Negara Kesatuan
2. Negara Serikat
3. Perserikatan bangsa-bangsa
Sri Soemantri Martosoewignjo
Mengklasifikasikan bentuk negara (staatsvorm) atas :
1. Negara federal atau serikat (federal state, bondstaat)
2. Negara kesatuan (unitary state, eenheidstaat)
 Negara Kesatuan (Unitary State, Eenheidsstaat)
Ciri mutlak yang melekat pada negara kesatuan menurut C.F. Strong :
Adanya supremasi dari DPR pusat
Tidak adanya badan-badan lain yang berdaulat.
 Negara Serikat (Unitary State, Eenheidsstaat)
Negara serikat atau federal adalah suatu negara yang terdiri atas beberapa negara
bagian, tetapi setiap negara bagian tersebut tidak berdaulat, yang berdaulat adalah
gabungan negara-negara bagian itu.
Perbedaan bentuk negara kesatuan dan federal menurut R. Kranenburg :
 Negara bagian dalam suatu federasi memiliki “pouvoir constituant”, yakni
wewenang membentuk UUD sendiri serta wewenang mengatur bentuk
organisasi sendiri dalam rangka batas-batas konstitusi negara federal. Negara
kesatuan, organisasi pemerintah daerah secara garis besar telah ditetapkan
oleh pembentukan undang-undang pusat.
 Dalam negara federal, wewenang membentuk undang-undang pusat untuk
mengatur hal-hal tertentu telah diperinci satu persatu dalam konstitusi federal.
Dalam negara kesatuan, wewenang pembentukan undang-undang pusat
ditetapkan dalam suatu rumusan umum dan wewenang pembentukan
peraturan perundang-undangan di tingkat lokal tergantung pada badan
pembentuk undang-undang pusat itu.

Menurut K.C. Wheare, prinsip negara federal adalah bahwa kekuasaan dibagi
sedemikian rupa sehingga pemerintah federal dan pemerintah negara bagian dalam
bidang-bidang tertentu bebas satu sama lain dalam kewenangannya masing-masing.
Perserikatan Negara-Negara (Confederation State, Statenbond)
 Perserikatan negara-negara/gabungan negara-negara/negara konfederasi
merupakan perserikatan atau persekutuan antar beberapa negara, dan setiap
negara yang menjadi anggota persekutuan pada umumnya tetap merdeka dan
berdaulat penuh.
 Persekutuan dibentuk karena ada kesamaan kepentingan atau karena
dinamika sosial politik global. Ex.: Liga Arab, Asean, RPA, dll…
 Menurut J.C.T. Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto :
Serikat negara (statenbond) merupakan penggabungan negara-negara berdaulat,
sehingga masing-masing negara yang bergabung tetap berdaulat penuh, guna
mempertahankan kemerdekaannya dan melaksanakan kepentingan luar negerinya,
maka masing-masing negara yang tergabung dalam perserikatan negara-negara saling
mengadakan perjanjian. Gabungan ini dinamakan konfederasi.
Segala isi perjanjian yang diciptakan mengikat semua negara yang tergabung, akan
tetapi tidak mengikat penduduk masing-masing negara.
A. Bentuk Negara Pada Zaman Yunani Kuno
Pada masa yunani kuno dahulu hanya dikenal adanya 3 bentuk pokok dari
negara. Pada waktu itu pengertian dari negara, pemerintahan dan masyarakat masih
belum dibedakan, hal ini disebabkan karena susunan negara masih sangat sederhana
sekali, bila dibandingkan dengan luas daerah negara dan julah penduduknya belu
sebesar asa sekarang ini. Negara hanya seluas kota saja oleh karena itu pada
hakikatnya hanya merupakan negara-kota saja. Negara-kota ini ada istilahnya yaitu
“polis”. Selain itu sifat dari urusan negara masih sangat sederhana sekali. Dalam
pandangan masyarakat dan para ahli negara, belu ada perbedaan antara pengertian
negara, pengertian masyarakat dan pengertian pemerintahan.
Adapun tiga bentuk pokok daripada negara pada masa yunani kuno tersebut
ialah: Monarchi, Oligarchi, dan Demokrasi. Dipergunakan sebagai ukuran untuk
membedakan bentuk-bentuk tersebut diatas yaitu: jumlah dari pemegang kekuasaan.

Jika yang memegang kekuasaan itu satu oarang aka bentuk negaranya
Monarchi (bahasa Yunani “monos” berarti “satu” sedangkan “archien” berarti
“memerintah”). Jika memegang pemeritahan itu beberapa orang maka bentuk
negaranya itu Oligarchi (bahasa Yunani “oligai” berarti “beberapa”). Jika yang
emegang pemerintahan rakyat maka bentuk negara nya disebut Demokrasi (bahasa
Yunani “Demos” bararti “rakyat”).
B. Bentuk Negara pada Masa Modern Sekarang.
Menurut teori-teori modern sekarang ini, bentuk negara yang terpenting
ialah: negara kesatuan(Unitarianisme) dan negara serikat (Federasi)
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat,
dengan satu pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun
dalam pelaksanaannya, negara kesatuan ini terbagi kedalam 2 macam sistem
pemerintahan yaitu: Sentral dan Otonomi.
a. Negara kesatuan dengan sisitem sentralisasi adalah pemerintahan yang langsung
dipimpin oleh pemerintahan pusat, sementara pemerintahan daerah di bawahnya
melaksanakan kebijakan pemerintahan pusat. Model pemerintahan Orde Baru di
bawah pemerintahan presiden Soeharto adalah salah satu contoh sistem pemerintahan
model ini.
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah kepala daerah diberikan
kesempatan dan kewenangan untuk memgurus urusan pemerintahan diwilayah
sendiri. Sisitem ini dikenal dengan istilah otonomi daerah atau swatantra. Sistem
pemerintahan negara Malaysia dan pemerintahan paska Orde Baru di Indonesia
dengan sistem otonomi khusus dapat dimasukan kedalam model ini.
2. Negara serikat
Negara serikat atau Federasi merupakan bentuk negara gabungan yang
terdiri dari beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada mulanya negaranegara bagian tersebut merupakan negara yang merdeka, berdaulat dan berdiri
sendiri. Setelah memnggabungkan dengan negara serikat, dengan sendirinya negara
tersebut melepaskan sebagian dari kekuasaannya dan menyerahkannya kepada
Negara Serikat. Penyerahan kekuasaan dari negara-negara bagian kepada nagara
serikat tersebut dikenal dengan istilah limitatif (satu demui satu) dimana hanya
kekuasaan yang diberikan oleh negara-negara bagian saja (delagated powers) yang
menjadi kekuasaan Negara Serikat. Namun pada perkembangan selanjutnya, negara

serikat mengatur hal yang bersifat strategis seperti kebijakan politik luar negeri,
keamanan dan pertahanan negara.
Adakalanya dalam pembagian kekuasaan antara pemerintahan federasi dan
peerintahan negara-negara bagian yang disebut adalah urusan-urusan yang
diselenggarakan oleh pemerintah negara-negara bagian, yang berarti bahwa bidang
kegiatan federal adalah urusan-urusan kenegaraan selebihnya (reseduary powers).
Disamping 2 bentuk diatas, dari sisi pelaksana dan mekanisme
pemilihannya, bentuk Negara dapat digolongkan ketiga kelompok yaitu: Monarki,
Oligarki, dan Demokrasi.
A. Monarki
Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja
atau ratu. Dalam prakteknya, monarki ada dua jenis yaitu: Monarki absolut dan
monarki konstutional.
a) Monarki absolut adalah model pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di
tangan satu orang raja atu ratu. Termasuk dalam kategori ini adalah negara Arab
saudi, Brunae, Swazilan, bhutan, dll.
b) Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan kepala
negaranya (perdana mentri) dibatasi oleh ketentuan-ketentuan kostitusi nagara.
Praktek monarki konstitusional ini adalah yang paling banyak dipraktekan di
beberapa negara, seperti Thailand, Jepang, Inggris, jordania dan lan-lain.
c) Monarki parlamenter adalah bentuk pemerintahan yang bertanggung jawab atas
kebijaksanaan pemerintahannya adalah mentri, Termasuk dalam kategori ini adalah
negara Inggris, Belanda, dan Malaysia.
Dengan demikian pengertian negara yang berbentuk monarki adalah negara
dimana cara penunjukan kepala negaranya berdasarkan keturunan dari raja yang
sebelumya.
B. Oligarki
Model pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh
beberapa orang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.
C. Demokrasi
Pemerintahan model demikrasi adalah pemerintahan yang bersandarkan
pada kedaulatan rakyat atau bendasarkan kekuasaannya pada pilihan atau kehendak
rrakyat malalui mekanisme pemulihan Umum (pemilu) yang berlangsung secara
jujur, bebas, aan, dan adil.
Dalam teori Ilmu Negara pengertian tentang teori bentuk Negara sejak
dahulu kala dibagi menjadi dua yaitu: monarchie dan republik. Untuk menentukan
suatu Negara itu berbentuk monarchie dan republik, dalam Ilmu Negara banyak

macam ukuran yang dipakai. Antara lain Jellinek dalam bukunya yang berjudul
Allgemene Staatslehre memakai sebagai kriteria bagaimana caranya kehendak negara
itu dinayatakan. Jika kehendak Negara itu ditentukan oleh satu orang saja, maka
bentuk Negara itu monarchie dan jika kehendak Negara itu ditentukan oleh orang
banyak yang merupakan suatu majelis, maka bentuk negaranya adalah republik.
PendapatJellinek ini tidak banyak penganutnya karena banyak mengandung
kelemahan. Faham Duguit lebih lazim dipakai, yang menggunakan sebagai kriteria
bagaimana caranya kepala Negara itu diangkat. Dalam bukunya yang berjudul Traite
de Droit Contitutionel jilid 2, diutarakan jika seorang kepala negara diangkat
berdasarkan hak waris atau keturunan maka bentuk negaranya disebut monarchie dan
Kepala Negaranya disebut raja atau ratu. Jika kepala negara dipilih melalui suatu
pemilihan umum untuk masa jabatan yang ditentukan, maka bentuk negaranya
disebut republik dan Kepala Negaranya adalah seorang Presiden.
Sama hal nya monarki republik itu dapat dibagi menjadi:
1) Republik mutlak (absolute)
2) Republik konstitusi
3) Repulik parlemen
Menurut ketentuan yang telah dijelaskan di atas maka negara Indonesia
mempunyai bentuk negara sebagai republik. Hal ini didasarkan atas cara pemilihan
presiden, bahkan bukan hanya oleh majelis melainkan langsung dipilih oleh Rakyat.
Dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa negara Indonesia ialah
negara kesatuan, yang bebentuk Republik.
Selanjutnya bagaimana dengan susunan negaranya apakah negara kesatuan
atau federal Perbedaan negera federal dan negara kesatuan dapat ditunjukan sebagai
berikut:
Negara Federal

Negara Kesatuan

Bagian-bagian negara disebut negara

Bagian-bagian Negara bukan

bagian

merupakan negara bagian, lazimnya
disebut provinsi

Negara-negara bagian memiliki

Organisasi bagian-bagian negara

wewenang untuk memebuat UUD

secaragaris besar ditentukan oleh

sendiri dan dapat menentukan bentuk-

pembuat undang-undang di pusat

bentuk organisasinya masing-masing

danmerupakan pelaksanaan sistim

yang tidak bertentangan dengan

desentralisasi.

konstitusi
Wewenang pembuat UU pemerintah

Wewenag secara tereperinci terdapat

pusat ditentukan secara terperinci dan

pada propinsi-propinsi dan residu

wewenang lainnya ada pada negara

powernya ada pada pemerintah pusat

bagian
Maka dari perbedaan di atas dapat kita simpulkan bahwa negara Indonesia
merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik.

C. Betuk Kenegaraan
Adapun bentuk kenegaraan meliputi bentuk-bentuk Negara yang pernah ada
antara lain sebagai berikut:
a) Serikat Negara (konfedarasi): Adalah perserikatan beberapa negara yang
merdeka dan berdaulat penuh baik kedalam maupun keluar. Pada umumnya
Konfederasi dibentuk berdasarkan perjanjian untuk mengadakan kerjasama dalam
bidang tertentu, misalnya penyelenggaraan politik luar negeri, pertahanan keamanan
bersama. Konfederasi bukanlah merupakan negara dalam pengertian hukum
internasional, karena negara–negara anggotanya secara masing–masing tetap
mempertahankan kedudukan nya secara internasional. Contoh konfederasi:
Persekutuan Amerika Utara (1776 – 1787).
b) Negara Domonion: Bentuk seamacam ini khusus terdapat dalam lingkungan
negara kerajaan inggris. Negara domonion ini ialah suatu negara yang tadinya daerah
jajahan Inggris, yang telah merdeka dan berdaulat, yang mengakui raja Inggris
sebagai rajanya, sebagai lambang persatuan mereka.
c) Negara Protektorat: suatu negara yang berada dibawah lindungan negara lain.
Biasanya soal hubungan luar negeri dan pertahanan dari negara protektorat itu
dengan persetujuan diserahkan kepada negara pelindung. Contoh negara protektorat;
Ø Mesir, protektorat dari Turki (1917)
Ø Zanzibar, protektorat dari Inggris (1890)
Ø Albania, protektorat dari Italia (1936)

d) Negaran Trustee (Perwalian): bentuk negara yang pemerintahannya berada di
bawah pengawasan Dewan Perwalian PBB. Munculnya Trustee merupakan hasil
perjanjian San Francisco sesudah perang dunia II. Menurut Piagam PBB, perwalian
meliputi :
Ø Daerah–daerah mandat dahulu.
Ø Daerah–daerah yang dipisahkan dari negara–negara yang kalah dalam perang
dunia II.
Ø Daerah–daerah yang secara sukarela menyerahkan urusan pemerin-tahannya
kepada Dewan Perwalian PBB.
Tujuan Perwalian adalah untuk meningkatkan kemajuan rakyat daerah trustee
dibidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan serta perkembangan hak asasi manusia
menuju pemerintahan sendiri.
Contoh Daerah Perwalian: Tanzania menjadi perwalian PBB sejak tahun 1945 dan
merdeka tahun 1962. Dan Namibia menjadi perwalian PBB sejak tahun 1967 dan
merdeka 1990.
e) Negara Koloni atau jajahan: bentuk negara yang berada di bawah kekuasaan
negara lain. Contoh: Indonesia sebelum 17 Agustus 1945.
f) Negara mandat: bentuk negara bekas jajahan negara–negara yang kalah dalam
Perang Dunia I, yang diletakkan dalam pemerintahan mandat dari negara–negara
yang menang perang di bawah pengawasan Dewan Mandat Liga Bangsa–Bangsa.
Contoh : Kamerun bekas jajahan Jerman menjadi Mandat Perancis.
g) Negara Uni: bentuk gabungan dua negara atau lebih yang dikepalai seorang raja.
Ada 2 (dua) macam uni :
Ø Uni Personil: Uni yang terjadi apabila dua negara yang tergabung secara kebetulan
mempunyai kepala negara yang sama. Contoh : Uni Belanda – Luxemburg (1839 –
1890), Uni Inggris – Skotlandia (1603 – 1707).
Ø Uni Riil: Uni yang terjadi apabila negara–negara yang tergabung memiliki
kelengkapan Negara yang sama untuk menyelenggarakan kepentingan bersama, yang
dibentuk melalui perjanjian.

Referensi





http://rafiatunnajahqomariah.blogspot.com/2012/07/bentuk-bentuknegara.html
ppt ilmu negara Mr Jawade Hafidz, S.H.,M.H.