Pengaruh Kelas Dan Status Sosial ekonomi
Pengaruh Kelas dan Status Sosial (Social Class and Status Group Influences)
Bab ini membahas subjek yang kompleks mengenai kelas dan status sosial. Tujuannya, yaitu
untuk menganalisis pengenalan kebutuhan, proses pencarian, kriteria evaluasi, dan pola pembelian dari
pelbagai kelas sosial untuk mencocokkan produk dan komunikasi secara benar dengan kelas sosial yang
aktual dan yang dicita-citakan. Uraian pada bab ini lebih banyak bersumber dari buku Engel, et al.
(1994), melalui karya tulis di bukunya Perilaku Konsumen.
Kelas sosial mengacu kepada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka
berdasarkan posisi ekonomi mereka di pasar. Kelompok status mencerminkan suatu harapan komunitas
akan gaya hidup di kalangan masing-masing kelas dan juga estimasi sosial yang positif atau negative
mengenai kehormatan yang diberikan kepada masing-masing kelas.
Max Weber bersama dengan Karl Marx (dikutip oleh Engel et al. (1994)), yang dapat dianggap
sebagai bapak teori kelas sosial, menjelaskan perbedaan tersebut.
Melalui penyederhanaan yang terkesan berlebihan, orang dapat berkata bahwa “kelas”
distratifikasikan menurut hubungan mereka didalam produksi dan perolehan barang, sedangkan
“kelompok status” distratifikasikan menurut prinsip konsumsi barang yang mereka gambarkan dengan
“gaya hidup” spesial.
Sistem kelas dan status sosial ada didalam setiap negara di dunia. Di Inggris dan negara-negara
lain di Eropa, konsep tersebut begitu penting untuk memahami perilaku konsumen. Merk dan toko juga
mempunyai urutan kedudukan. Konsumen percaya satu merk lebih tinggi atau lebih rendah dari merk
yang lain; dan bahwa beberapa toko lebih cocok untuk orang yang lebih tinggi dalam status sosial
dibandingkan toko yang lain. Merk dan toko berusaha menegakkan suatu posisi atau lokasi di dalam
pikiran/benak pelanggan, yang konsisten dengan nilai dan kepercayaan dari satu strata sosial atau lainnya.
Stratifikasi menurut konsumen tentang merk dan took menghasilkan konsistensi kognitif diantara
berbagai sifat dan persepsi konsumen mengenai posisi sosial mereka sendiri. Ini memungkinkan
pelanggan berkata, “merk (atau toko) ini adalah untuk saya.”
Pengertian akan perkembangan kelas sosial penting dalam memahami konsumsi karena dua alas
an. Pertama, konsumen menggunakan gaya hidup yang disyaratkan di dalam kelas orisinal mereka,
walaupun orang bergerak naik atau turun didalam struktur kelas. Kedua, gaya hidup kelas menengah atas
cenderung merembes turun dan menjadi diterima secara umum oleh masyarakat selebihnya.
Status sosial dapat dibedakan menjadi dua macam menurut proses perkembangannya:
1. Status yang diperoleh atas dasar keturunan. Pada umumnya, status ini banyak dijumpai pada
masyarakat yang menganut stratifikasi tertutup, misalnya masyarakat feodal atau masyarakat
yang menganut paham rasialisme.
2. Status yang yang diperoleh atas dasar usaha yang disengaja. Status ini dalam dalam perolehannya
berbeda dengan status atas dasar kelahiran, kodrat atau keturunan. Status ini bersifat lebih
terbuka. Individu dan anggota masyarakat berhak dan bebas menentukan kehendaknya sendiri
dalam memilih status tertentu sesuai dengan kemampuannya sendiri.
Sistem kelas sosial menggolongkan keluarga ketimbang individu. Keluarga berbagi banyak
karakteristik diantara para anggotanya yang memengaruhi hubungan dengan orang luar, seperti rumah
yang sama, pendapatan yang sama, nilai-nilai yang sama, dan dengan demikian banyak perilaku yang
sama. Bila suatu kelompok besar, keluarga, kira-kira sama dalam peringkat satu sama lain dan jelas
berbeda dengan keluarga lain, mereka membentuk suatu kelas sosial. Sistem kasta lebih kaku. Hanya
interaksi yang relatif terkendali didapatkan atau dibolehkan antarkasta.
Sembilan variabel muncul sebagai yang paling penting didalam arus sosiologis dan penelitian lain
yang berkenaan dengan kelas sosial. Kesembilan variable ini diidentifikasi di dalam sintesis yang
berpengaruh dari penelitian kelas sosial oleh Gilbert dan Kahl (dikutip oleh Shiffman & Kanuk, 2006),
yang dikelompokkkan dengan cara berikut.
1. Variabel ekonomi. Pekerjaan, pendapatan dan kekayaan mempunyai kepentingan kritis karena
apa yang orang kerjakan untuk nafkah tidak hanya menentukan berapa banyak yang harus
dibelanjakan oleh keluarga, tetapi juga sangat penting dalam menentukan kehormatan yang
diberikan kepada anggota keluarga. Kekayaan biasanya hasil dari akumulasi pendapatan masa
lalu. Dalam bentuk tertentu seperti pemilikan perusahaan atau saham dan obligasi, kekayaan
adalah sumber pendapatan masa datang yang memungkinkan keluarga mempertahankan kelas
sosialnya (yang tinggi), generasi demi generasi.
2. Variabel interaksi. Prestise pribadi, asosiasi, dan sosialisasi ialah inti dari kelas sosial. Orang
mempunyai prestise tinggi bilaorang lain mempunyai sikap hormat pada mereka.
Prestise adalah sentimen didalam pikiran orang yang mungkin tidak selalu mengetahui
bahwa hal itu ada di sana.
Asosiasi adalah variable yang berkenaan dengan hubungan sehari-hari. Orang
mempunyai hubungan sosial yang erat dengan orang yang suka mengerjakan hal-hal yang
sama seperti yang mereka kerjakan, dengan cara yang sama, dan dengan siapa mereka
merasa senang.
Sosialisasi adalah proses dimana individu belajar keterampilan, sikap, dan kebiasaan
untuk berpartisipasi di dalam kehidupan komunitas bersangkutan.
3. Variabel politik. Kekuasaan, kesadaran kelas dan mobilitas, penting untuk mengerti aspek politik
dari sistem stratifikasi.
Kekuasaan adalah potensi individu atau kelompok untuk menjalankan kehendak mereka
atas orang lain.
Kesadaran kelas mengacu pada tingkat dimana orang di dalam suatu kelas sosial sadar
akan diri mereka sebagai kelompok tersendiri dengan kepentingan politik dan ekonomi
bersama.
Mobilitas dan suksesi adalah konsep kembar yang berhubungan dengan stabilitas atau
instabilitas sistem stratifikasi.
Analisis konsumen mempertimbangkan pekerjaan sebagai indikator tunggal terbaik mengenai
kelas sosial. Pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen sangat memengaruhi gaya hidup mereka dan
merupakan satu-satunya basis terpenting untuk menyampaikan prestise, kehormatan dan respek. Status
seseorang dapat pula dipengaruhi oleh keberhasilan yang berhubungan dengan status orang lain didalam
pekerjaan yang sama. Walaupun pendapatan bukanlah indikator yang baik untuk keseluruhan kelas sosial,
pendapatan dapat berfungsi sebagai ukuran prestasi pribadi didalam suatu pekerjaan. Orang merasa paling
senang bila mereka berada bersama orang dengan nilai dan perilaku yang sama. Keanggotaan kelompok
dan interaksi dianggap sebagai determinan utama dari kelas sosial seseorang.
Perbedaan Antara Kelas Sosial dengan Status Sosial
Kelas Sosial
Istilah kelas seperti yang telah terjadi dalam bidang sosiologi tidak selalu mempunyai
arti yang sama, walaupun pada hakikatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam
masyarakat.
Class system adalah penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat, artinya semua orang
dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan diakui oleh
masyarakat umum.
Dengan demikian, pengertian kelas adalah paralel dengan pengertian lapisan tanpa
membedakan apakah dasar lapisan itu faktor uang, tanah, kekuasaan, atau dasar lainnya. Adapun
yang menggunakan istilah kelas hanya untuk lapisan yang berdasarkan atas unsur ekonomi,
sedangkan lapisan yang berdasarkan atas kehormatan dinamakan kedudukan.
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata (lapisan) orang-orang yang berkedudukan
sama dalam kontinum (rangkaian kesatuan) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa
dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki
kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama
akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan pula sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu
hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai
status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih
rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang
rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para
anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada
mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli
berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka
sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai
produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang
lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai
kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas
sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor
gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung
membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial
dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh
orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang
untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barangbarang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering
memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun
sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
Status Sosial
Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan (status), dan kedudukan sosial
(sosial status). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial. Kedudukan sosial diartikan sebagai tempat seseorang, secara umum dalam masyarakatnya
sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hakhak serta kewajiban-kewajibannya.
Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan
demikian, seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan, oleh karena seseorang biasanya
ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian tersebut menunjukkan tempatnya
sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh.
Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu:
1. Ascribed Status
Kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan rohaniah dan
kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan
anak seorang bangsawan ialah bangsawan pula.
2. Achieved Status
Kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja.
Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masingmasing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya setiap orang bisa
menjadi seorang hakim atau tentara, semua itu tergantung apakah yang bersangkutan
mampu menjalani syarat-syarat tersebut atau tidak.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kelas sosial biasanya menggunakan ukuran ekonomi dan
merupakan suatu kumpulan masyarakat, sedangkan status sosial biasanya menggunakan ukuran
kehormatan dan merupakan suatu pribadi.
Bab ini membahas subjek yang kompleks mengenai kelas dan status sosial. Tujuannya, yaitu
untuk menganalisis pengenalan kebutuhan, proses pencarian, kriteria evaluasi, dan pola pembelian dari
pelbagai kelas sosial untuk mencocokkan produk dan komunikasi secara benar dengan kelas sosial yang
aktual dan yang dicita-citakan. Uraian pada bab ini lebih banyak bersumber dari buku Engel, et al.
(1994), melalui karya tulis di bukunya Perilaku Konsumen.
Kelas sosial mengacu kepada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka
berdasarkan posisi ekonomi mereka di pasar. Kelompok status mencerminkan suatu harapan komunitas
akan gaya hidup di kalangan masing-masing kelas dan juga estimasi sosial yang positif atau negative
mengenai kehormatan yang diberikan kepada masing-masing kelas.
Max Weber bersama dengan Karl Marx (dikutip oleh Engel et al. (1994)), yang dapat dianggap
sebagai bapak teori kelas sosial, menjelaskan perbedaan tersebut.
Melalui penyederhanaan yang terkesan berlebihan, orang dapat berkata bahwa “kelas”
distratifikasikan menurut hubungan mereka didalam produksi dan perolehan barang, sedangkan
“kelompok status” distratifikasikan menurut prinsip konsumsi barang yang mereka gambarkan dengan
“gaya hidup” spesial.
Sistem kelas dan status sosial ada didalam setiap negara di dunia. Di Inggris dan negara-negara
lain di Eropa, konsep tersebut begitu penting untuk memahami perilaku konsumen. Merk dan toko juga
mempunyai urutan kedudukan. Konsumen percaya satu merk lebih tinggi atau lebih rendah dari merk
yang lain; dan bahwa beberapa toko lebih cocok untuk orang yang lebih tinggi dalam status sosial
dibandingkan toko yang lain. Merk dan toko berusaha menegakkan suatu posisi atau lokasi di dalam
pikiran/benak pelanggan, yang konsisten dengan nilai dan kepercayaan dari satu strata sosial atau lainnya.
Stratifikasi menurut konsumen tentang merk dan took menghasilkan konsistensi kognitif diantara
berbagai sifat dan persepsi konsumen mengenai posisi sosial mereka sendiri. Ini memungkinkan
pelanggan berkata, “merk (atau toko) ini adalah untuk saya.”
Pengertian akan perkembangan kelas sosial penting dalam memahami konsumsi karena dua alas
an. Pertama, konsumen menggunakan gaya hidup yang disyaratkan di dalam kelas orisinal mereka,
walaupun orang bergerak naik atau turun didalam struktur kelas. Kedua, gaya hidup kelas menengah atas
cenderung merembes turun dan menjadi diterima secara umum oleh masyarakat selebihnya.
Status sosial dapat dibedakan menjadi dua macam menurut proses perkembangannya:
1. Status yang diperoleh atas dasar keturunan. Pada umumnya, status ini banyak dijumpai pada
masyarakat yang menganut stratifikasi tertutup, misalnya masyarakat feodal atau masyarakat
yang menganut paham rasialisme.
2. Status yang yang diperoleh atas dasar usaha yang disengaja. Status ini dalam dalam perolehannya
berbeda dengan status atas dasar kelahiran, kodrat atau keturunan. Status ini bersifat lebih
terbuka. Individu dan anggota masyarakat berhak dan bebas menentukan kehendaknya sendiri
dalam memilih status tertentu sesuai dengan kemampuannya sendiri.
Sistem kelas sosial menggolongkan keluarga ketimbang individu. Keluarga berbagi banyak
karakteristik diantara para anggotanya yang memengaruhi hubungan dengan orang luar, seperti rumah
yang sama, pendapatan yang sama, nilai-nilai yang sama, dan dengan demikian banyak perilaku yang
sama. Bila suatu kelompok besar, keluarga, kira-kira sama dalam peringkat satu sama lain dan jelas
berbeda dengan keluarga lain, mereka membentuk suatu kelas sosial. Sistem kasta lebih kaku. Hanya
interaksi yang relatif terkendali didapatkan atau dibolehkan antarkasta.
Sembilan variabel muncul sebagai yang paling penting didalam arus sosiologis dan penelitian lain
yang berkenaan dengan kelas sosial. Kesembilan variable ini diidentifikasi di dalam sintesis yang
berpengaruh dari penelitian kelas sosial oleh Gilbert dan Kahl (dikutip oleh Shiffman & Kanuk, 2006),
yang dikelompokkkan dengan cara berikut.
1. Variabel ekonomi. Pekerjaan, pendapatan dan kekayaan mempunyai kepentingan kritis karena
apa yang orang kerjakan untuk nafkah tidak hanya menentukan berapa banyak yang harus
dibelanjakan oleh keluarga, tetapi juga sangat penting dalam menentukan kehormatan yang
diberikan kepada anggota keluarga. Kekayaan biasanya hasil dari akumulasi pendapatan masa
lalu. Dalam bentuk tertentu seperti pemilikan perusahaan atau saham dan obligasi, kekayaan
adalah sumber pendapatan masa datang yang memungkinkan keluarga mempertahankan kelas
sosialnya (yang tinggi), generasi demi generasi.
2. Variabel interaksi. Prestise pribadi, asosiasi, dan sosialisasi ialah inti dari kelas sosial. Orang
mempunyai prestise tinggi bilaorang lain mempunyai sikap hormat pada mereka.
Prestise adalah sentimen didalam pikiran orang yang mungkin tidak selalu mengetahui
bahwa hal itu ada di sana.
Asosiasi adalah variable yang berkenaan dengan hubungan sehari-hari. Orang
mempunyai hubungan sosial yang erat dengan orang yang suka mengerjakan hal-hal yang
sama seperti yang mereka kerjakan, dengan cara yang sama, dan dengan siapa mereka
merasa senang.
Sosialisasi adalah proses dimana individu belajar keterampilan, sikap, dan kebiasaan
untuk berpartisipasi di dalam kehidupan komunitas bersangkutan.
3. Variabel politik. Kekuasaan, kesadaran kelas dan mobilitas, penting untuk mengerti aspek politik
dari sistem stratifikasi.
Kekuasaan adalah potensi individu atau kelompok untuk menjalankan kehendak mereka
atas orang lain.
Kesadaran kelas mengacu pada tingkat dimana orang di dalam suatu kelas sosial sadar
akan diri mereka sebagai kelompok tersendiri dengan kepentingan politik dan ekonomi
bersama.
Mobilitas dan suksesi adalah konsep kembar yang berhubungan dengan stabilitas atau
instabilitas sistem stratifikasi.
Analisis konsumen mempertimbangkan pekerjaan sebagai indikator tunggal terbaik mengenai
kelas sosial. Pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen sangat memengaruhi gaya hidup mereka dan
merupakan satu-satunya basis terpenting untuk menyampaikan prestise, kehormatan dan respek. Status
seseorang dapat pula dipengaruhi oleh keberhasilan yang berhubungan dengan status orang lain didalam
pekerjaan yang sama. Walaupun pendapatan bukanlah indikator yang baik untuk keseluruhan kelas sosial,
pendapatan dapat berfungsi sebagai ukuran prestasi pribadi didalam suatu pekerjaan. Orang merasa paling
senang bila mereka berada bersama orang dengan nilai dan perilaku yang sama. Keanggotaan kelompok
dan interaksi dianggap sebagai determinan utama dari kelas sosial seseorang.
Perbedaan Antara Kelas Sosial dengan Status Sosial
Kelas Sosial
Istilah kelas seperti yang telah terjadi dalam bidang sosiologi tidak selalu mempunyai
arti yang sama, walaupun pada hakikatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam
masyarakat.
Class system adalah penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat, artinya semua orang
dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan diakui oleh
masyarakat umum.
Dengan demikian, pengertian kelas adalah paralel dengan pengertian lapisan tanpa
membedakan apakah dasar lapisan itu faktor uang, tanah, kekuasaan, atau dasar lainnya. Adapun
yang menggunakan istilah kelas hanya untuk lapisan yang berdasarkan atas unsur ekonomi,
sedangkan lapisan yang berdasarkan atas kehormatan dinamakan kedudukan.
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata (lapisan) orang-orang yang berkedudukan
sama dalam kontinum (rangkaian kesatuan) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa
dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki
kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama
akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan pula sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu
hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai
status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih
rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang
rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para
anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada
mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli
berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka
sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai
produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang
lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai
kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas
sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor
gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung
membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial
dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh
orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang
untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barangbarang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering
memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun
sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
Status Sosial
Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan (status), dan kedudukan sosial
(sosial status). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial. Kedudukan sosial diartikan sebagai tempat seseorang, secara umum dalam masyarakatnya
sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hakhak serta kewajiban-kewajibannya.
Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan
demikian, seseorang dikatakan mempunyai beberapa kedudukan, oleh karena seseorang biasanya
ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian tersebut menunjukkan tempatnya
sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh.
Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu:
1. Ascribed Status
Kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan rohaniah dan
kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan
anak seorang bangsawan ialah bangsawan pula.
2. Achieved Status
Kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja.
Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masingmasing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya setiap orang bisa
menjadi seorang hakim atau tentara, semua itu tergantung apakah yang bersangkutan
mampu menjalani syarat-syarat tersebut atau tidak.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kelas sosial biasanya menggunakan ukuran ekonomi dan
merupakan suatu kumpulan masyarakat, sedangkan status sosial biasanya menggunakan ukuran
kehormatan dan merupakan suatu pribadi.