Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

(1)

Skripsi:

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah ( S. E. Sy)

Oleh:

AMRINA ROSYADA NIM. 1111046100062

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh: Amrina Rosyada NIM.1111046100062 Di bawah Bimbingan:

Rizqon Halal Syah Aji, M. Si NIP. 197904052011011005

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT

JAKARTA 1436H/2015


(3)

(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang dijaukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, April 2015


(5)

Performing Financing terhadap Return On Asset Perbankan Syariah. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara simultan atau tidak terhadap Return On Asset (ROA), untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara parsial atau tidak terhadap Return On Asset (ROA) dan untuk membangun model yang terbentuk dari hubungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Fianancing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) secara bersama dan parsial. Penelitian ini memberikan hasil bahwa secara bersama – sama variabel dependen yaitu Return On Asset (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel independen yang terdiri dari KAP dan NPF dengan nilai R- square sebesar 75,3172%. Berarti 24,6828% sisanya dijelaskan oleh variabel diluar model penelitian ini. Namun, hasil analisis Model Fixed Effect dari regresi panel menunjukkan bahwa secara parsial, variabel KAP dan NPF mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset (ROA).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA), kemudian variabel NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Penelitian ini menunjukkan hal – hal yang perlu diperhatikan manajemen serta pemilihan kebijakan yang tepat diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas perbankan syariah di Indonesia.

Kata Kunci : Kualitas Aktiva Produktif, Non Performing Financing, Return On Asset.


(6)

Banking, Muamalat Studies Program, Faculty of Sharia and Law, State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

This study aimed to analyze whether the quality of earning assets and non performing financing influence simultaneously or not to return on assets, to analyze whether the quality of earning assets and non performing financing partial effect or not to return on assets and to build models that form of relationship quality of earning assets and non performing financing to the return on assets in jointly and partial.

This study provides results that are jointly dependent variable is Return On Assets (ROA) can be explained by the independent variables consisting of KAP and NPF with the R- square value of 75,3172%. Mean 24,6828%is explained by variables model study. However, the analysis of the Fixed Effect regression model showed that partial panel, variable KAP and NPF have a significant impact on Return On Assets (ROA)

The conclusion of this study is the variablke KAP significant positive effect on Return On Asset (ROA). Then the variable NPF significant negative effect on Return On Assets (ROA). In addition, this research shows the things that need to be considered management and the selection of the appropriate policy is expected to increase the probability of Islamic banking in Indonesia.

Keywords : Quality Assets, Non Performing Financing, Return on Assets. Supervisor : Rizqon Halal Syah Aji, M. Si


(7)

atas segala rahmat dan nikmat- Nya serta pertolongan- Nya yang tiada terhingga kepada semua makhluk- Nya, khususnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan Syariah”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah ke haribaan baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kepada jalan kebenaran hingga yaumil qiyamah. Perkenankan penulis berterima kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi, doa serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, diantaranya:

1. Kepada Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Kepada Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH, Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(8)

5. Kepada Bapak M. Nur Rianto Al- Arif, S.E,M.Si, selaku Dosen penguji I skripsi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan membimbing untuk meminta penulis mengubah model regresi pada penelitian, sehingga penulis lebih mengerti mengenai metode regresi data panel dan me- running data dengan eviews.

6. Kepada Bapak M. Mujibur Rohman, M.A, selaku Dosen Penguji II yang telah memeriksa skripsi penulis sehingga penulisan pada skripsi ini lebih baik lagi. 7. Kepada Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu dan Akhlak yang tidak ternilai harganya.

8. Kepada segenap staf akademik dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Terimakasih yang teramat dalam kepada orang tua tercinta dan tersayang, Mamah Dewi dan Ayah Rosyad yang telah memberikan doa, motivasi, tenaga dan seluruh hidupnya selalu memberikan inspirasi dan semangat yang luar biasa bagi kehidupan penulis. Serta untuk saudaraku tersayang, Ahmad Baihaki, Ahmad Baidhowi, Nur Jihan dan Ahmad Subki Ghiffari yang memberikan semangat dan kebersamaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(9)

11.Terimakasih kepada sahabat – sahabat seperjuangan keluarga besar Perbankan Syariah (PS) B 2011, senantiasa telah mendukung dan mendoakan yang terbaik kepada penulis.

12.Terimakasih kepada sahabat – sahabat terdekat penulis: Siti Amaniatus Soleha,

Erna Setiawati, Fachriatun Halimatussa’diyah, Dewi Rika Koesnaini, Sundari

Rahayu, Novita Zuhrowiya, Vivi Anggraini, Futuh Ihsan Salsabil, Puput Dwi Arum, Sherty Junita, Defri Duantika, yang selalu memberika support, motivasi, dan selalu membangkitkan semangat kepada penulis dalan menyelesaikan skripsi ini.

13.Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, karenanya dengan terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan penulisan – penulisan di masa mendatang. Akhir kata, harapan penulis semoga Allah SWT memberikan keberkahan bagi semua pihak yang membantu dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu.


(10)

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 11

F. Review Studi Terdahulu ... 12

G. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank ... 20

2. Fungsi Bank ... 22 B. Bank Syariah


(11)

1. Pihak – pihak yang berkepentingan ... 27 2. Jenis Laporan Keuangan Bank ... 28 3. Tujuan Laporan Keuangan ... 29 D. Devinisi Aktiva Produktif

1. Pengertian Kualitas Aktiva Produktif ... 30 E. Resiko Pembiayaan

1. Definisi Pembiayaan ... 31 2. Pengertian Resiko Pembiayaan ... 34 F. Profitabilitas

1. Pengertian Profitabilitas Bank... 36 2. Return On Asset (ROA) ... 37 G. Kerangka Teori Konseptual ... 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 43 B. Pendekatan Penelitian ... 43 C. Jenis Data/ Sumber Data

1. Data Sekunder ... 44 2. Studi Dokumentasi ... 44


(12)

F. Metode Analisis Data ... 45 1. Estimasi Model Data Panel

a. Metode Common Effect ... 46 b. Metode Fixed Effect ... 47 c. Metode Random Effect ... 48 2. Tahap Analisis Data

a. Uji Chow ... 49 b. Uji Hausman ... 50 3. Uji Signifikansi

1. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 51 2. Uji Simultan (Uji F) ... 52 3. Uji Parsial (Uji t) ... 54 G. Operasional Variabel Penelitian

1. Dependent Variable ... 56 2. Independent Variable

a. Kualitas Aktiva Produktif ... 56 b. Non Performing Financing (NPF) ... 57 H. Hipotesis ... 57


(13)

2. Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) ... 60

3. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri (BSM) ... 62

B. Hasil dan Pembahasan 1. Deskriptif Data a. Kualitas Aktiva Produktif ... 65

b. Non Performing Financing (NPF) ... 67

c. Return On Asset (ROA) ... 68

C. Uji Pemilihan Model Regresi Panel 1. Uji Chow ... 69

a. Hasil Uji Metode Common Effect ... 70

b. Hasil Uji Metode Fixed Effect... 71

c. Hasil Uji Chow ... 71

2. Uji Hausman ... 73

a. Hasil Uji Metode Fixed Effect... 74

b. Hasil Uji Metode Random Effect ... 74

c. Hasil Uji Hausman ... 76

D. Uji Signifikansi 1. Uji Model Regresi Data Panel Terpilih ... 78


(14)

e. Interpretasi... 83

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 86

B. Implikasi ... 87

C. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN


(15)

Tabel 1.2 Nilai Kualitas Aktiva Produktif Periode 2011 – 2014 ... 5

Tabel 1.3 Nilai Non Performing Financing Periode 2011 – 2014 ... 7

Tabel 1.4 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 12

Tabel 4.1 Data Nilai KAP per- triwulan Periode 2011 – 2014 ... 66

Tabel 4.2 Data Nilai NPF per- triwulan Periode 2011 – 2014 ... 67

Tabel 4.3 Data Nilai ROA per- triwulan Periode 2011 – 2014 ... 68

Tabel 4.4 Hail Uji Metode Common Effect ... 70

Table 4.5 Hasil Uji Metode Fixed Effect ... 71

Tabel 4.6 Hasil Uji Chow ... 71

Tabel 4.7 Hasil Uji Metode Fixed Effect ... 74

Tabel 4.8 Hasil Uji Metode Random Effect ... 74

Table 4.9 Hasil Uji Hausman ... 76


(16)

(17)

A. Latar Belakang

Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peran sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary), dimana bank mempunyai fungsi sebagai lembaga yang mempertemukan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit). Bank menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dengan menerima dana dari pihak lain, selalnjutnya banyak menyalurkan dana yang telah dikumpulkan dalam bentuk pembiayaan pada unit yang membutuhkan dana.

Menurut UU nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.1

Dengan perkembangan yang cukup pesat dan dukungan pemerintah yang mulai aktif mengembangkan perbankan syariah, perbankan syariah dan industri keuangan membuat kemajuan terus - menerus dalam awal periode sampai dengan akhir ahun 2011 tercatat sudah berdiri 11 Bank Umum Syariah, 24 Unit Usaha

1


(18)

Syariah, dan 156 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (www.bi.go.id) .2 Khan dan Bhatti perkembangan ini sangat menggembirakan untuk menjadi benar- benar kompetitif bagian dari pasar keuangan internasional.3

Dalam melihat kinerja suatu bank dapat diukur melalui profitabilitasnya yang menggambarkan tingkat kinerja keuangan bank tersebut. Pengukuran profitabilitas salah satunya adalah dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Dendawijaya menyatakan semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi perusahaan asset. Secara rinci ROA selama periode pengamatan nampak pada Tabel 1. 1 sebagai berikut:

2

www.bi.go.id

3


(19)

Tabel 1.1

Nilai Return On Asset (ROA) Periode 2011 – 2014 (%)

BANK TAHUN ROA

BCA Syariah

2011 0.9

2012 0.84 2013 1.01 2014 0.67 BRIS

2011 0.2

2012 1.19 2013 1.15

2014 0.2

BSM

2011 1.95 2012 2.25 2013 1.53

2014 0.8

Sumber: Laporan Keuangan Perbankan Syariah

Dari Tabel 1.1 diketahui bahwa rasio ROA pada 3 Bank Umum Syariah mengalami tren yang berfluktuasi selama kurun waktu 2011 – 2014, terlihat bahwa nilai ROA yang paling tertinggi yaitu pada periode 2011 pada Bank Syariah Mandiri yaitu sebesar 1.95% dan terlihat bahwa ROA yang paling rendah pada BRIS periode 2011 dan 2014.

Melihat kondisi tersebut, kinerja pada BUS menunjukkan trend ROA yang berfluktuasi sehingga akan mempengaruhi kinerja operasional pada periode berikutnya sehingga perlu dikaji faktor yang mempengaruhi perubahan ROA tersebut. Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Yang harus diperhatikan oleh bank adalah tidak hanya


(20)

bagaimana melakukan usaha untuk memperbesar jumlah laba tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mempertinggi kemampuan bank dalam menghasilkan laba (profitabilitas), terutama dari hasil pengoptimalan aktiva produktif yang ada.4

Sumber utama pendapatan bank berasal dari aktiva produktif. Muhammad mendefinisikan kualitas aktiva produktif adalah kondisi yang menggambarkan kualitas kolelktabilitas dan kinerja dari seperangkat aset bank yang telah diinvestasikan dalam rangka memperoleh laba.5

Dendawijaya mendefinisikan aktiva produktif merupakan semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Aktiva produktif merupakan aset operasional bank yang akan menghasilkan keuntungan atau laba bank itu sendiri. Kualitas dari aktiva produktif perlu dinilai, untuk mengantisipasi resiko dalam penanaman dana, memantau kualitas, kolektabilitas aset serta untuk memantau kondisi aktiva produktif dalam keadaan yang sehat. Ada banyak cara yang digunakan dalam mengukur kinerja aktiva produktif, salah satunya menggunakan rasio keuangan yang terdapat pada kualitas aktiva produktif dapat diukur dengan rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).6 PPAP merupakan bagian yang dipersiapkan untuk menutupi resiko gagal bayar dari aktiva produktif yang diklasifikasikan. Profitabilitas bank sangat dipengaruhi oleh seberapa berkualitas aktiva produktif nya. Aktiva produktif

4

Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001), cet- 1, h. 21.

5

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah,( Yogyakarta: UPP Akademik Manajemen Perusahaan YKPN, 2005), h 46.

6


(21)

yang berkualitas adalah aktiva dengan tingkat kegagalan bayarnya sedikit dan kegagalan bayar yang ada mampu ditutupi oleh tingkat dana cadangan yang dipersiapkan (PPAP). Jika aktiva yang default besar dari PPAP maka selisihnya akan menjadi pengurang dalam perolehan laba perusahaan, sehingga ROA jadi turun. Jika aktiva yang default (APYD) lebih kecil akan berimplkasi pada dana cadangan yang dipersiapkan akan lebih sedikit juga, tentu akan menambah ROA. Dahlan Siamat dan Sinungan juga menyatakan jika kualitas aktiva produktif meningkat, maka perolehan laba bank juga meningkat, karena perolehan laba bank sangat tergantung dengan penempatan dana disisi aktiva produktif.7 Secara rinci, KAP dalam periode pengamatan nampak pada Tabel 1. 2 sebagai berikut:

Tabel 1.2

Nilai Kualitas Aktiva Produktif Periode 2011 – 2014 (jutaan rupiah)

BANK TAHUN KAP

BCA Syariah

2011 1152967 2012 1524775 2013 1934486 2014 2438794 BRIS

2011 10488235 2012 13375716 2013 16370804 2014 17246685 BSM

2011 44947008 2012 50640092 2013 58946652 2014 60310606

Sumber: Laporan Keuangan Perbankan Syariah

7


(22)

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat perkembangan KAP pada 3 Bank Umum Syariah mengalami trend yang berfluktuasi selama kurun waktu 2011 – 2014. Dapat dilihat bahwa KAP yang paling tinggi pada BSM sebesar Rp 60.310.606 pada periode 2014. Sedangkan KAP yang paling rendah terdapat di BCA Syariah periode 2011 yaitu sebesar Rp 1.152.967.

Penanaman dana yang berpengaruh besar terhadap kemampuan bank syariah dalam menghasilkan laba adalah pembiayaan. Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah. Semua pembiayaan yang tersalurkan oleh Bank Umum Syariah kepada nasabah selain menghasilkan keuntungan, juga berpotensi menimbulkan resiko jika pengembaliannya tidak sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan seperti adanya pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing).8 NPF merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui pembiayaan bermasalah pada suatu bank syariah. Semakin tinggi rasio ini, menunjukan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Penelitian yang dilakukan oleh Pahlevie dan Arim yang menyimpulkan bahwa NPL menunjukkan pengaruh negatif terhadap profitabilitas.9 Sedangkan, penelitian Pratin dan Adnan variabel NPL mempunyai hubungan positif tidak signifikan sehingga hipotesa nol diterima. Berarti bahwa di BMI kenaikan/ penurunan tingkat NPL sebagai wujud dari kebijakan kredit/ analisis pembiayaan tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap jumlah pembiayaan yang

8

Mahmoedin, Melacak Kredit Bermasalah, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2004), h. 77. 9


(23)

disalurkan. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya hasil yang tidak konsisten sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan.10

Bank Indonesia telah menetapkan batas NPF sebesar 5%. Apabila NPF suatu bank dapat ditekan dibawah 5% maka potensi keuntungan yang diperoleh akan semakin besar karena bank dapat menghemat uang yang digunakan untuk membentuk cadangan kerugian kredit bermasalah atau Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Semakin besar rasio NPF ini maka semakin besar pula resiko yang ditanggung perusahaan dan nantinya juga akan berpengaruh negatif pada profitabilitasnya.11 Secara rinci NPF selama periode pengamatan nampak dalam Tabel 1.3 sebagai berikut:

Tabel 1.3

Nilai Non Performing Financing Periode 2011 – 2014 (%)

BANK TAHUN NPF

BCA Syariah

2011 0.15

2012 0.1

2013 0.1

2014 0.14 BRIS

2011 2.77

2012 3

2013 4.06 2014 4.79 BSM

2011 2.42 2012 2.82 2013 4.32 2014 6.76

Sumber: Laporan Keuangan Perbankan Syariah

10

Pratin dan Adnan, Analisis hubungan simpanan, modal sendiri, NPL, prosentase bagi hasil dan markup keuntungan terhadap pembiayaan pada perbankan syariah kasus pada Bank Muamalat Indonesia (BMI), (Semarang: Tesis Bisnis dan Manajemen, 2005), h. 32- 52.


(24)

Dari Tabel 1.3 diketahui bahwa rasio NPF pada 3 Bank Umum Syariah mengalami fluktuasi selama kurun waktu 2011 – 2014. Dilihat yang memiliki NPF paling tinggi yaitu pada BSM sebesar 2.25% periode 2012 dan NPF yang paling rendah yaitu pada BRIS periode 2011 dan periode 2014 sebesar 0.2%. Nilai NPF yang berfluktuasi ini tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah karena pembiayaan bermasalah akan mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan/ kendali nasabah peminjam. Sehingga semakin besar rasio NPF ini maka semakin besar juga resiko yang ditanggung perusahaan dan nantinya juga akan berpengaruh negatif pada profitabilitasnya.

Jadi upaya untuk memaksimalkan nilai Return On Asset (ROA) bank harus dapat memperhitungkan variabel - variabel yang dapat mempengaruhinya. ROA diduga dapat dipengaruhi oleh variabel - variabel berupa rasio keuangan yang terdapat pada kualitas aktiva produktif dan Non Performing Financing. Sehingga, skripsi ini mengangkat judul Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan Syariah.


(25)

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Penelitian tentang profitabilitas sangat penting sebagai salah satu tujuan utama dalam setiap melakukan kegiatan usaha khususnya perbankan syariah. Penelitian ini akan meneliti tentang tingkat efisiensi dengan mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi ROA perbankan syariah? 2. Bagaimana keadaan tingkat kinerja perbankan syariah di saat ROA

perbankan syariah dalam keadaan rendah?

3. Apa saja faktor- faktor yang membuat ROE perbankan konvensional lebih tinggi dibandingkan ROA perbankan syariah?

Sesuai dengan judul yang di angkat, dalam pembahasan substansi dibatasi pada faktor- faktor yang mempengaruhi ROA Perbankan Syariah. Penulis juga membatasi masalah yang akan diteliti hanya dengan menggunakan dua variable yaitu Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing. Penulis juga membatasi data penelitian yang digunakan yaitu periode triwulan 1 2011 – triwulan 3 2014 pada 3 Bank Umum Syariah yaitu BCA Syariah, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri.


(26)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini bermaksud menganalisis seberapa besarkah pengaruh KAP dan NPF terhadap ROA. Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji dengan menggunakan metode statistik analisis berganda. Adapun permasalahan- permasalahan pokok yang diangkat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara simultan atau tidak terhadap Return On Asset (ROA)?

2. Apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara parsial atau tidak terhadap Return On Asset (ROA)?

3. Bagaimana model yang terbangun dari hubungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) secara bersama ataupun secara parsial?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara simultan atau tidak terhadap Return On Asset (ROA).

2. Untuk menganalisis apakah Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara parsial atau tidak terhadap Return On Asset (ROA).


(27)

3. Untuk membangun model yang terbentuk dari hubungan Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) secara bersama dan secara parsial.

E. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak- pihak sebagai berikut:

a. Bagi Bank Umum Syariah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan dalam membuat keputusan untuk meningkatkan profitabilitasnya.

b. Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi acuan dan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi. Dengan demikian, para investor tidak akan sembarangan dalam menginvestasikan dananya.

c. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat sebagai calon nasabah untuk menggunakan produk dan jasa di perbankan syariah.

d. Bagi akademik, penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi keilmuan di bidang ekonomi syariah sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait variabel yang dapat mempengaruhi profitabilitas serta dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.


(28)

F. Review Studi Terdahulu

Tabel 1.4

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Identitas Metode Hasil

1. R. Ade Sasongko Pramudhito (C2A006100), Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisinis, Universitas Diponegoro, Tahun 2013.

Judul: Analisis Pengaruh CAR, FDR, NPF, BOP, dan NCOM terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.

Sumber Data: Laporan Kuangan Publikasi Triwulan Periode 2008-2012 Bank Muamalat, Bank Syarian Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Bank BRI

Teknik Analisis: regresi berganda dengan OLS. Variabel: Variabel x (CAR, FDR, NPF, BOPO, NCOM) variabel y (ROA).

Variabel-variabel secara simultan berpengaruh terhadap ROA dengan nilai signifikansi F dibawah 0,05. CAR, BOPO, FDR, dan NCOM berpengaruh secara signifikan terhadap ROA dengan nilai signifikansi t lebih kecil dari 0,05. Sedangkan NPF tidak signifikan terhadap ROA dengan nilai t lebih besar dari 0,05. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) model regresi sebesar 59,6%. Hal ini berarti


(29)

Syariah. variabel independen dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap ROA sebesar 59,6%. Sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Perbedaan Penelitian: Terletak pada subtansinya. Pada penelitian ini penulis membahas tentang Kualitas Aktiva Produktif yang dapat mempengaruhi rasio ROA dan teknik analisis menggunakan model regresi data panel.

Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel y yaitu ROA dan sama-sama menggunakan variabel x yaitu NPF. Objek penelitian nya juga sama yaitu pada laporan keuangan BSM dan BRIS.

2. Hendra Gunawan

(108081000011), Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2013.

Judul: Analisis Pengaruh Jumlah

Teknik Analisis: Regresi linier berganda.

Variabel: Variabel x (Murabahah, Mudharabah, NPF).

Variabel y (ROA)

Variabel murabahah berpengaruh positif terhadap profitabilitas dengan nilai 0,001. Variabel mudharabah berpengaruh negatif terhadap profitabilitas dengan nilai 0,000. Sedangkan variabel Non


(30)

Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan NPF terhadap Profitabilitas.

Sumber Data: Data laporan-laporan keuangan, media situs internet seperti www.bi.go.id, www.bsm.co.id, dan yang lainnya, serta riset kepustakaan.

Performing Financing tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dengan nilai 0,642.

Perbedaan Penelitian: Terletak pada subtansinya. Pada penelitian ini penulis membahas tentang Kualitas Aktiva Produktif yang dapat mempengaruhi rasio ROA dan teknik analisis menggunakan model regresi data panel.

Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel x yaitu NPF dan variabel y yaitu ROA dan objek penelitian nya sama yaitu pada laporan keuangan BSM.

3. Anitasari, Jurusan ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurnal STEI Tazkia, tahun 2011.

Judul:Pengaruh KAP, NPF, TA, NOM, dan BOPO terhadap ROA perbankan syariah studi kasus

Teknik Analisis: Regresi Data Panel.

Variabel: Variabel x (KAP, NPF, TA, NOM, dan BOPO). Variabel y (ROA).

Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil analisis regresi panel dengan model Fixed Effect didapatkan bahwa KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPF berpengaruh


(31)

BMI, BSM, BMS, BRIS pada tahun 2009 – 2011.

Sumber Data: Publikasi laporan keuangan perbankan syariah.

positif dan tidak signifikan terhadap variabel dependen ROA, Total Assey (TA) berpengaruh negative namun tidak signifikan terhadap ROA, NOM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, dan BOPO berpengaruh negative dan signifikan terhadap variabel dependen ROA.

Hasil analisis dari model Fixed Effect menunjukkan bahwa secara simultan (bersama – sama) variabel KAP, NPF, TA, NOM, dan

BOPO mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada perbankan dengan nilai R-


(32)

Squared 0,966776 (96,76%) dan sisanya 3,3224% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

Perbedaan Penelitian:. 1 Objek penelitian nya berbeda, penulis menggunakan laporan keuangan perbankan syariah yaitu pada bank BCA Syariah dan 3 variabel x yang berbeda yaitu TA, NOM, dan BOPO.

Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel x yaitu KAP dan NPF, dan variabel y yaitu ROA. Penulis juga menggunakan teknik analisis regresi data panel. Penulis juga menggunakan 2 objek penelitian yang sama yaitu BSM dan BRIS.

4. Shopi Guspita (04390035), Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2008.

Judul: Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Profitabilitas.

Sumber Data: Menggunakan data

Teknik Analisis: Regresi berganda.

Variabel: Variabel x (LTD, LAD, FDR).

Variabel y (ROA)

Variabel LTA berpengaruh positif dan signifikan, dengan nilai sebesar 2.971>2.021 dan signifikansi 0,005. Variabel LAD berpengaruh negatif dan siginifikan yang ditunjukkan nilat thitung -2.371 lebih kecil ttable -2.021 dan signnifikansi 0,022, dan


(33)

sekunder yang diperoleh dari publikasi laporan keuangan Bank Syariah Mandiri tahun 2004-2007, dengan jumlah sampel 48.

variabel FDR tidak berpengaruh dan signifikan dengan nilai thitung lebih kecil dari ttabel(6.56,2.021) dengan tingkat signifikansi 0,515. Namun secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan nilai Fhitungsebesar 2.946 lebih besar Ftabel2.84 dan tingkat signifikansi 0,043.

Perbedaan Penelitian: Terletak pada subtansinya. Pada penelitian ini penulis membahas tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing yang dapat mempengaruhi rasio ROA dengan metode analisis regresi data panel.

Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel y yaitu ROA dan objek penelitian yang sama yaitu BSM.


(34)

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dan memberi arahan dalam penulisan, serta memberi alur pemikiran yang tersusun secara sistematis, maka penulisan disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab awal yang mendukung bab- bab selanjutnya. Bab ini berisi paparan mengenai latar belakang masalah yang diangkat melalui identifikasi masalah, kemudian dilanjutkan dalam bentuk pembatasan masalah dan rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan. Selanjutnya, dijabarkan lagi melalui tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini memaparkan landasan teori yang digunakan dalam penelitian, yaitu Kualitas Aktiva Produktif, Non Performing Fianancing serta Return On Asset (ROA) pada 3 Bank Umum Syariah. Landasan teori tersebut diperoleh dari berbagai studi literatur yang berkaitan dengan topik penelitian. Pada bab ini juga akan di bahas mengenai kerangka pemikiran penelitian ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian secara lebih detail. Pada bab ini menyajikan data penelitian, berupa deskripsi data berkenaan dengan variabel yang diteliti secara objektif.


(35)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai analisis dan interpretasi hasil temuan yang diperoleh selama proses penelitian. Bab ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan penulis.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan atas penjelasan - penjelasan yang sebelumnya telah dijabarkan. Setelah itu, penulis akan member saran mengenai permasalahan yang terkait.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(36)

1. Pengertian Bank

Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpun dana ini, bank sering pula disebut dengan lembaga kepercayaan. Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah. Pengaturan secara ketat oleh penguasa moneter terhadap kegiatan perbankan ini tidak terlepas dari perannya dalam melaksanakan kebijakan moneter. Bank dapat mempengaruhi jumlah uang beredar yang merupakan salah satu sasaran pengaturan oleh penguasa moneter dengan menggunakan berbagai piranti kebijakan moneter.1

Menurut PSAK No.31 tentang Akuntansi Perbankan, Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak – pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal ini tampak dari kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat yang kelebihan dana dalam bentuk giro, tabungan serta deposito berjangka dan memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana.


(37)

Jenis – jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi, antara lain:2 a. Dilihat dari segi jenisnya, menurut UU RI No.10 Tahun 1998 maka jenis

perbankan terdiri atas:

1. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu – lintas pembayaran.

b. Dilihat dari segi kepemilikannya, dibagi menjadi:

1. Bank milik Pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

2. Bank milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya yang diambil oleh swasta pula. Dalam Bank milik Swasta Nasional termasuk pula bank – bank yang dimiliki oleh badan usaha yang berbentuk koperasi.

3. Bank milik Asing merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah suatu Negara.


(38)

4. Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia.

c. Dilihat dari segi statusnya:

a. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. b. Bank Non – Devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk

melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.

d. Dilihat dari segi cara menentukan harga: a. Bank berdasarkan prinsip konvensional b. Bank berdasarkan prinsip syariah 2. Fungsi Bank

Bank umum sebagai lembaga intermediasi keuangan memberikan jasa– jasa keuangan baik kepada unit surplus maupun unit defisit. Bank melaksanakan fungsi dasar, yaitu fungsi pokok bank diantaranya:3

a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi

b. Menciptakan uang

c. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat d. Menawarkan jasa – jasa keuangan lain.


(39)

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara, bank mendasarkan kegiatan usahanya pada kepercayaan masyarakat. Maka bank juga disebut sebagai lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trust). Selain itu bank juga berfungsi bagi pembangunan perekonomian nasional (agent of development) dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional.4

B. Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Di Indonesia, regulasi mengenai bank syariah tertuang dalam UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah ( BUS ), Unit Usah Syariah ( UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS ).5

Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa – jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan syariah

4

Malayu SP. Hasibuan, Dasar – dasar perbankan ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h. 4. 5

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, ( Jakarta: Penerbit Kencana, 2009), cet- 1, h. 61.


(40)

Islam.6 Dalam tata cara bermuamalat dijauhi praktik – praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur– unsur riba untuk diisi dengan kegiatan – kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.

Yang membedakan antara bank Islam dengan bank konvensional adalah pada prinsip dasar operasinya yang tidak menggunakan bunga akan tetapi menggunakan prinsip bagi hasil, jual beli dan prinsip lain yang sesuai dengan syariah Islam, karena bunga diyakini mengandung unsur ribu yang diharamkan (dilarang) oleh agama Islam.

Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip – prinsip Islam dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait. Prinsip utama yang diikuti oleh bank syariah adalah:

a. Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi.

b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan pendapatan dan keuntungan yang sah (revenue sharing profit).

c. Memberikan zakat sebagai salah satu instrument dalam perhitungan pembagian keuntungan dan laporan keuangan.7

6

Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, ( Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005 ).

7


(41)

2. Fungsi dan Peran Bank Syariah

Fungsi dan peran bank syariah adalah sebagai berikut:8

a. Manajer investasi bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah.

b. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan kegiatan – kegiatan jasa – jasa layanan perbankan sebgaimana lazimnya.

d. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai cirri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana – dana sosial lainnya.

3. Sumber Pendapatan Bank Syariah

Portofolio pembiayaan pada bank komersial menempati posisi terbesar, pada umumnya sekitar 55% - 60% dari total aktiva. Dari pembiayaan yang dikeluarkan atau disalurkan bank diharapkan dapat mendapatkan hasil. Tingkat penghasilan dari pembiayaan (yield on financing) merupakan tingkat penghasilan tertinggi bagi bank. Dengan demikian, sumber pendapatan bank syariah dapat diperoleh dari:

a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah. b. Keuntungan atas kontrak jual – beli.

8


(42)

c. Hasil sewa atas kontrak Ijarah.

d. Fee dan biaya administrasi atas jasa – jasa lainnya.

C. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam satu periode tertentu, maksudnya adalah kondisi keuangan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba – rugi).

Biasanya laporan keuangan dibuat per periode misalnya tiga bulan atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan luas dilakukan satu tahun sekali. Selalin itu dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut dianalisis.9

Menurut Harahap, “Menguraikan pos – pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.10

Dari pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan perusahaan pada suatu periode tertentu, dan hasil usahanya pada periode tertentu digunakan oleh pihak - pihak yang membutuhkan laporan tersebut baik pihak intern maupun pihak

9

Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, ( Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h.66. 10


(43)

ekstern perusahaan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang sangat penting untuk mengetahui dan menganalisa keadaan keuangan dari suatu perusahaan dan dari hasil analisis tersebut dapat dijadikakn acuan untuk suatu pengambilan keputusan yang tepat.

Laporan keuangan bank dimaksudkan untuk memberikan informasi berkala mengenai kondisi bank secara menyeluruh, termasuk perkembangan usaha dan kinerja bank. Laporan keuangan disusun antara lain untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja atau hasil usaha bank serta informasi keuangan lainnya kepada pihak yang berkepentingan dengan usaha bank.

1. Pihak - pihak yang berkepentingan

Menurut Kasmir, pihak – pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Pemegang Saham, kepentingan terhadap laporan keuangan adalah untuk melihat kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen dalam satu periode.

b. Pemerintah, baik bagi bank pemerintah maupun bank swasta laporan keuangan digunakan untuk melihat kemajuan bank yang bersangkutan, dan pemerintah juga berkepentingan terhadap kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter yang telah ditetapkan.

c. Manajemen, laporan keuangan bagi manajemen adalah untuk menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target – target yang telah ditetapkan.


(44)

bank mengalami keuntungan, dan sebaliknya apabila bank mengalami kerugian karyawan perlu melakukan perbaikan.

e. Masyarakat luas, bagi masyarakat luas laporan keuangan bank merupakan suatu jaminan terhadap uang yang disimpan di bank, sehingga masih tetap mempercayakan dananya disimpan di bank yang bersangkutan atau tidak.11

2. Jenis – jenis Laporan Keuangan Bank

Menurut Kasmir , jenis – jenis laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Neraca, merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada

tanggal tertentu.

b. Laporan komitmen dan kontingensi, laporan komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan laporan kontingensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.

c. Laporan laba rugi, merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam satu periode.

d. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas.


(45)

e. Catatan atas laporan keuangan, merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi devisa neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya. f. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi, laporan gabungan merupakan

laporan dari seluruh cabang – cabang bank yang bersangkutan baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.12

3. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori akuntansi, banyak pendapat tentang tujuan laporan keuangan ini, baik objek maupun penekanannya, namun menurut Harahap, tujuan yang selama ini mendapat dukungan luas adalah “Bahwa laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan kepada para pemakainya untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan”.13

Selanjutnya menurut Ikatan Akuntan Indonesian, dalam kerangka dasar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, merumuskan tujuan laporan keuangan sebagai berikut:

“ Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

12

Kasmir, Manajemen Perbankan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 242 - 244. 13


(46)

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.”

D. Definisi Aktiva Produktif

Aktiva produktif menurut peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/13/PBI/2011 tentang penilaian kualitas aktiva bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah, bahwa:

Aktiva produktif adalah penanaman dana Bank baik dalam rupiah maupun valuta asing untuk memperoleh penghasilan, dalam bentuk Pembiayaan, Surat Berharga Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Penyertaan Modal Sementara, Penempatan Pada Bank Lain, komitmen dan kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif, dan bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.

Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Aktiva yang produktif sering juga disebut dengan earning asset ( aktiva yang menghasilkan), karena penanaman dana tersebut adalah untuk mencapai tingkat penghasilan ( laba) yang diharapkan. Dalam menjalankan kegiatan penanaman dana, aktiva produktif dapat menggambarkan kinerja bank, selain itu aktiva produktif juga berdampak pada tingkat profitabilitas.


(47)

1. Pengertian Kualitas Aktiva Produktif

Kasmir mengemukakan kualitas aktiva produktif merupakan alat yang bertujuan untuk menilai jenis – jenis asset yang dimiliki oleh bank. Maksud dari penilaian kualitas asset ialah untuk menilai kondisi asset bank, termasuk mengantisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiayaan.14

Terdapat unsur – unsur aktiva produktif dimana didalamnya berisi: a. Kredit yang diberikan

b. Penempatan dana pada bank lain c. Surat berharga

d. Penyertaan modal

Dasar penilaian aktiva produktif dapat dibentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dimiliki guna menutup resiko kemungkinan atas aktiva produktif tersebut.15

Menurut Lukman Dendawijaya mengemukakan bahwa salah satu komponen dalam penilaian faktor Kualitas Aktiva Produktif (KAP) adalah perbandingan rasio antara Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dan jumlah Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan (APYD).

KAP =

x 100%

14

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008).

15


(48)

Aktiva produktif merupakan asset yang dimiliki oleh bank yang penggunaannya dilakukan dengan cara penanaman dana kepada para pelaku ekonomi dan masyarakat. Aktiva yang produktif sering disebut juga dengan earning asset atau aktiva yang menghasilkan, karena penanaman dana tersebut adalah untuk mencapai tingkat penghasilan (laba) yang diharapkan.

Dalam menjalankan kegiatan penanaman dana, aktiva produktif dapat menggambarkan kinerja bank, selain itu aktiva produktif juga berdampak pada tingkat profitabilitas.16

Terdapat 5 (lima) komponen dalam perhitungan APYD berdasarkan SE BI no. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 yaitu:

1. Lancar X 0% = Rp………..

2. Perhatian Khusus X 25% = Rp…………....

3. Kurang Lancar X 50% = Rp………

4. Diragukan X75% = Rp……….

5. Macet X 100% = Rp…………..

Jumlah ( APYD ) = Rp…………..

Tingkat kelangsungan usaha bank berkaitan erat dengan aktiva produktif yang dimilikinya, oleh karena itu manajemen bank dituntut untuk seanantiasa dapat memantau dan menganalisis kualitas aktiva yang dimiliki. Kualitas aktiva produktif

16


(49)

menunjukkan kualitas asset sehubungan dengan resiko pembiayaan yang dihadapi bank akibat pemberian pembiayaan dan investasi dana.

E. Resiko Pembiayaan 1. Definisi Pembiayaan

Dua fungsi utama bank syariah adalah mengumpulkan dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian pembiayaan kepada debitur yang membutuhkan, baik untuk modal usaha maupun untuk konsumsi. Menurut Undang – Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 pada pasal 1 ayat 12, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu memberikan fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak –pihak yang merupakan defisit unit. Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 hal, yaitu:17

a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

17


(50)

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut:

1. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan (a) peningkatan produksi, baik secara kumulatif, yaitu jumlah hasil produksi dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. 2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang – barang modal

(capital goods) serta fasilitas – fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah pendanaan atau penyediaan uang dimana didasari oleh kesepakatan atau persetujuan antara bank dan pihak lain untuk memenuhi kebutuhan pihak – pihak yang memerlukan dana dengan jangka waktu yang telah disepakati.

Pembiayaan dalam perbankan syariah dengan sistem bagi hasil bertujuan untuk memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui usaha (investasi, jual beli dan lain sebagainya) dan pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah bersifat membantu antar manusia.

2. Pengertian Resiko Pembiayaan

Antonio mengemukakan resiko kredit muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok dan atau bunga dari pinjaman yang diberikan atau


(51)

Penyebab utama terjadinya resiko pembiayaan adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas. Akibatnya penilaian pembiayaan kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibayarnya.

Resiko pembiayaan adalah resiko dari kemungkinan terjadinya kerugian bank sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali pembiayaan yang diberikan bank kepada debitur.

Dalam praktik perbankan sehari – hari, pengertian kredit bermasalah adalah kredit – kredit yang kategori kolektabilitasnya masuk dalam kriteria kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet.18

Implikasi bagi bank sebagai akibat dari timbulnya pembiayaan bermasalah tersebut dapat berupa berikut ini:

a. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan) dari pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank.

b. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR ( Bad Debt Ratio) menjadi semakin besar menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk. c. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang

diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. d. Return On Asset ( ROA ) mengalami penurunan.19

18


(52)

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan resiko pembiayaan adalah Non Performing Financing (NPF). Non Performing Financing (NPF) adalah analog dari Non Performing Loan (NPL) pada bank konvensional merupakan rasio Financing menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah dan semakin besar pula kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Rasio NPF ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPF =

x 100% F. Profitabilitas

1. Pengertian Profitabilitas Bank

Menurut Malayu Hasibuan profitabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam presentase. Profitabilitas pada dasarnya adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam presentase profit. 20

Profitblitas suatu perusahaan data diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan

19

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, edisi kedua, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2006), h. 65.


(53)

(operating asset). Operating asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.

2. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur manajemen bank dalam mengelola asset guna memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Rasio ini sering juga disebut sebagai Return On Investment. Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return on investasi atau return on total asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu hasil dari pengembalian investasi menunjukkan produktifitas dari seluruh dana perusahaan, baik dalam modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio inidigunakan untuk mengukur efektivitas dari seluruh perusahaan.21

Semakin besar Return On Asset (ROA) suatu bank, maka semakin besar tingkat keuntungan bank dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan asset.22 Return On Asset (ROA) adalah indikator yang akan menunjukkan bahwa

21

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, ( Jakarta: PT. Raja Grafind Persada, 2008), h. 201.

22


(54)

apabila rasio ini meningkat, maka aktiva bank telah digunakan dengan optimal untuk memperoleh pendapatan.

Meski ada beragam indikator penilaian profitabilitas yang lazim digunakan bank, peneliti akan menggnakan rasio ROA, dengan beberapa alasan antara lain: 1. Rasio Return On Asset (ROA) memperhitungkan bagaimana kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh profitabilitasnya dan manajerial efisiensi secara menyeluruh.

Dendawijaya menjelaskan bahwa:

“Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aktiva.”

2. Penilaian kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilihat dari aspek rentabilitas/ profitabilitas dilakukan dengan menggunakan indikator Return On Asset (ROA).23

Perhitungan profitabilitas bank dilakukan dengan menggunakan rasio Return On Asset ( ROA ) atau tingkat pengembalian aktiva. Rumusnya adalah:

ROA =

x 100%

23


(55)

G. Kerangka Teori Konseptual

Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Penilaian aspek profitabilitas guna mengetahui kemampuan menciptakan profit, yang sudah barang tentu penting bagi para pemilik. Dengan kinerja bank yang baik pada akhirnya akan berdampak baik pada pihak intern maupun bagi pihak ekstern bank.24

1. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas (ROA) Profitabilitas bank sangat dipengaruhi oleh seberapa berkualitas aktiva produktif nya. Aktiva produktif yang berkualitas adalah aktiva dengan tingkat kegagalan bayarnya sedikit dan kegagalan bayar yang ada mampu ditutupi oleh tingkat dana cadangan yang dipersiapkan (PPAP). Jika aktiva yang default besar dari PPAP maka selisihnya akan menjadi pengurang dalam perolehan laba perusahaan, sehingga ROA jadi turun. Jika aktiva yang default (APYD) lebih kecil akan berimplkasi pada dana cadangan yang dipersiapkan akan lebih sedikit juga, tentu akan menambah ROA.

Dahlan Siamat dan Sinungan juga menyatakan jika kualitas aktiva produktif meningkat, maka perolehan laba bank juga meningkat, karena perolehan laba bank sangat tergantung dengan penempatan dana disisi aktiva produktif.25

24

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), h. 239 25


(56)

2. Pengaruh Non Performing Financing terhadap Profitabilitas (ROA) Apabila suatu bank mempunyai non prforming financing yang tinggi, maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpengaruh terhadap kinerja bank.

Risiko kredit yang diproksikan dengan non performing financing berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA). Sehinggasemakin besar non performing financing, akan mengakibatkan menurunnya return on asset (ROA), yang juga berarti kinerja keuangan bank yang menurun karena resiko kredit semakin besar. Begitu pula sebaliknya, jika non performing financing (NPF) turun, maka ROA akan semakin meningkat, sehingga kinerja keuangan bank dapat dikatakan semakin baik.26

26Hendra Gunawan, “Analisis Pengaruh Jumlah Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan


(57)

2007-Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Kualias Aktiva Produktif dan Non Performing Financing Terhadap ROA

H1+

H2- Kualitas Aktiva

Produktif

Non Performing Financing

ROA (Return On


(58)

Gambar 2.2 Skema Alur Penelitian

Bank Umum Syariah (BCAS, BRIS, BSM)

Variabel Bebas (independen): 1. Kualitas Aktiva Produktif

2. Non Performing Financing

Variabel Terikat (dependen):

Return On Asset (ROA)

Model:

1. Pooled Least Square/ Common Effect 2. Fixed Effect

3. Random Effect

Uji Chow Uji Hausman Uji Signifikansi

Pengujian Hipotesis

Interpretasi


(59)

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positif, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik Pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1 B. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini memakai pendekatan statistika parametrik, maksudnya adalah bagian statistika yang parameter populasinya harus memenuhi syarat- syarat tertentu seperti syarat data berskala interval/ rasio, syarat pengambilan sampel harus random, berdistribusi normal atau normalitas, model regresi linear, dan lain- lain. Dalam statistika parametrik, indikator- indikator yang dianalisis adalah parameter- parameter dari ukuran objek yang bersangkutan.2

1


(60)

C. Jenis data/ Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari dalam perbankan syariah. Berikut ini teknik pengumpulan data:

1. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber- sumber yang telah ada. Data itu biasanya di peroleh dari perpustakaan atau dari laporan- laporan/ dokumen penelitian terdahulu.3 Data tersebut berupa data laporan keuangan Bank Umum Syariah yaitu data triwulan BCA Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri tahun 2011- 2014.

2. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku - buku dan jurnal - jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan konsep yang tersusun. Penulis melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan - bahan yang berkenaan dengan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Studi lapangan (field research) yaitu pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bank.

2. Studi Dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan menganalisis data - data dari literatur yang berkenaan dengan masalah yang diteliti baik berupa buku, jurnal, majalah, artikel dan lain - lain.


(61)

E. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah data Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Resiko Pembiayaan (NPF), dan Return On Asset (ROA ). Penulis melakukan penelitian pada 3 Bank Umum Syariah yaitu BCA Syariah, BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri dengan melihat laporan triwulan keuangan yang telah dipublikasikan selama periode 2011- 2014.

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adala analisis regresi data panel. Data panel merupakan gabungan dari data cross section dan deret waktu (time series) yakni sejumlah variabel diobservasi atas sejumlah kategori dan dikumpulkan dalam suatu jangka waktu tertentu.4

Uji regresi panel ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (bebas) yang teridiri dari Kualitas Aktiva Produktif dan Non Performing Financing. Untuk membantu penelitian, peneliti akan menggunakan software Microsoft Excel dan pengolah data statistik Eviews 7.0.

Penggunaan data panel dalam sebuah observasi mempunyai beberapa keuntungan yang diperoleh. Pertama, data panel merupakan gabungan dua data time series dan cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan degree of random yang lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi

4Dedi Rosadi, “


(62)

dari data time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel (omitted-variabel).5

Model regresi panel dalam penelitian ini adalah:

Keterangan :

Y = Fraud

C = Konstanta

X1 = Kualitas Aktiva Produktif

X2 = Non Performing Financing

1. Estimasi Model Data Panel

Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan anatara lain:6

a. Metode Common Effect atau Pooled Least Square (PLS)

Pooled Least Square model merupakan metode estimasi model regresi data panel yang paling sederhana dengan asumsi intercept dan koefisien slope yang konstan antar waktu dan cross section (common effect). Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.

Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu sehingga perilaku data antar perusahaan diasumsikan sama dalam berbagai kurun

5

Agus Widarjono, “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews”, Edisi Keempat (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h. 353.


(63)

waktu. Pada dasarnya model common effect sama seperti OLS dengan meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan bukan data time series atau data cross section saja melainkan data panel yang diterapkan dalam bentuk pooled. Bentuk untuk model ordinary least square adalah:

untuk i= 1,2,……,n dan t=1,2,….,t b. Metode Fixed Effect Model (FEM)

Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu (time in variant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu. Salah satu cara paling sederhana untuk mengetahui perbedaan adalah dengan mengasusmsikan bahwa intersept adalah berbeda antar perusahaan sedangkan slopenya tetap sama antar perusahaan.

Pendekatan dengan variabel dummy ini dikenal dengan sebutan fixed Effect Model atau least square dummy (LSDV) atau disebut juga covariance model. Persamaan pada estimasi dengan menggunakan Fixed Effect Model dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut:

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4D1i + β5D2i +…..+ Ɛit Yit= β0+ β1X1it+ β2X2it + Ɛit


(64)

c. Metode Random Effect Model (REM)

Random effect model merupakan metode estimasi model regresi data panel dengan asumsi koefisien slope dan intercept berbeda antar individu dan antar waktu (random effect). Dimasukannya variabel dummy di dalam fixed effect model bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan (error term) yang dikenal dengan metode Random Effect.. Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya, karena dapat meningkatkan efisiensi dari least square.

Bentuk umum untuk Random Effecktadalah:

Dimana :

ui~ N (0, σu2) = komponen cross section error vt~ N (0, σv2) = komponen time series error wit~ N (0, σw2) = komponen error kombinasi


(65)

1. Tahap Analisis Data

Untuk memilih model mana yang paling tepat digunakan untuk pengolahan data panel, maka terdapat beberapa pengujian yang dapat dilakukan, anatar lain:7

a. Uji Chow

Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model digunakan pooled least square model atau fixed effect model. Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 = Pooled least Square model (PLS)

Ha = Fixed effeck model (FEM)

Dasar penolakan terhadap hipotesis di atas adalah dengan membandingkan perhitungan F statistic dengan F tabel. Perbandingan dipakai apabila hasil F hitung lebih besar (>) dari F tabel, maka H0 ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effexk model. Begitupun sebaliknya, jika F hitung lebih kecil (<) dari F tabel, maka Ho diterima dan model yang lebih tepat digunakan adalah common effect model.8

Perhitungan F statistic untuk Uji Chow dapat dilakukan dengan rumus:

7

ibid, h. 362.

8Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition (Mc Graw


(66)

Dimana:

RRSS = Restricted residual sums of square error dari model common effect

URSS = Unrestricted residual sums of squares dari model fixed effect N = Jumlah individual (cross section)

T = Jumlah series waktu (time series)

k = Jumlah variabel independen dan dependen Sedangkan F tabel didapat dari:

b. Uji Hausman

Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau random effect lebih tepat digunakan dalam regresi data panel. Uji ini dikembangkan oleh Hausman dengan didasarkan pada ide bahwa LSDV di dalam model fixed effect dan GLS adalah efisien sedangkan model OLS adalah tidak efisien, di lain pihak alternatifnya metode OLS efisien dan GLS tidak efisien. Karena itu uji hipotesis nolnya adalah hasil estimasi keduanya tidak berbeda sehingga uji hausman bisa dilakukan berdasarkan perbedaan estimasi tersebut. Pengujian dilakukan dengan hipotesis berikut:9

H0 : Random Effect Model

9

Agus Widarjono, “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews”,


(67)

H1 : Fixed Effect Model

Jika chi-square hitung > chi-square tabel berarti H0 ditolak, artinya model yang digunakan adalah fixed effect model. Jika chi-square hitung < chi square tabel berarti H1 ditolak, artinya model yang digunakan adalah fixed effect model.10

2. Uji Signifikansi

a. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Nilai R2 mempunyai interval anatar 0 samapai 1 (0 < R2 < 1). Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan varaibel dependen.11

Nilai adjusted R2 lebih baik jika digunakan untuk menganalisis kekuatan model. Apabila suatu varaibel bebas ditambahkan ke dalam model nilai R2 pasti meningkat sementara adjusted R2 dapat saja meningkat atau menurun. Ketika sebuah variabel bebas yang memiliki kekuatan penjelas yang besar diikutsertakan dalam model maka nilai adjusted R2 meningkat dan sebaliknya.

Koefisien determinasi (R2) memiliki kesalahan, yaitu bias terhadap jumlah varaibel bebas yang dimasukkan dalam model regresi dimana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang

10

Gujarati, N Damodor dan Dawn C Porter, “ Basic Econometrics”, Fifth Edition (Mc Graw Hill International edition, Singapore) 2009, h. 605.

11


(68)

signifikan terhadap variabel tergantungnya. Untuk mengurangi kesalahan kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, adjusted R2. Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukan jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan mengunakan koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai koefisien determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya penambahan variabel baru dalam model.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori cocok (fit) atau tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan derajat bebas: df: α, (k-1), (n, k), dimana k adalah jumlah variabel independen dan dependen dan n adalah jumlah pengamatan (ukuran sampel). Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika F hitung < F tabel, maak H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.12

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh yang secara bersama-sama

12


(69)

terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model regresi sama dengan nol, atau:

H0 : b1, b2, b3 = 0

Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:

Ha: b1, b2, b3 ≠ 0

Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistic F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak dengan derjat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut

tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha.

c. Uji Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak di uji adalah apakah suatu parameter (bi) sama


(1)

Data Mentah Non Performing Financing

Nilai Non Performing Financing Periode 2011-2014

(%)

Bank

Tahun

Triwulan

I

II

III

IV

BCA Syariah

2011

0.11

0.23

0.32

0.15

2012

0.15

0.14

0.12

0.1

2013

0.09

0.01

0.07

0.1

2014

0.15

0.14

0.14

BRI Syariah

2011

2.43

3.4

2.8

2.77

2012

3.31

2.88

2.87

3

2013

3.04

2.89

2.98

4.06

2014

4.04

4.38

4.79

BSM

2011

3.3

3.49

3.21

2.42

2012

2.52

3.04

3.1

2.82

2013

3.44

2.9

3.4

4.32

2014

4.88

6.46

6.76

MAX

6.76


(2)

Data Mentah Return On Asset

Nilai Return On Asset Periode 2011

2014

( %)

Bank

Tahun

Triwulan

I

II

III

IV

BCA Syariah

2011

0.87

0.89

0.95

0.9

2012

0.39

0.74

0.69

0.84

2013

0.92

0.97

0.99

1.01

2014

0.86

0.69

0.67

BRI Syariah

2011

0.23

0.2

0.4

0.2

2012

0.17

1.21

1.34

1.19

2013

1.71

1.41

1.36

1.15

2014

0.46

0.03

0.2

BSM

2011

2.22

2.12

2.03

1.95

2012

2.17

2.25

2.22

2.25

2013

2.56

1.79

1.51

1.53

2014

1.77

0.66

0.8

MAX

2.56


(3)

Metode Common Effect

Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/30/15 Time: 10:26 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3

Total panel (unbalanced) observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.953021 0.111503 8.547004 0.0000 KAP 3.47E-08 4.59E-09 7.569791 0.0000 NPF -0.229488 0.053587 -4.282537 0.0001

R-squared 0.589019 Mean dependent var 1.143778 Adjusted R-squared 0.569449 S.D. dependent var 0.686805 S.E. of regression 0.450657 Akaike info criterion 1.308119 Sum squared resid 8.529842 Schwarz criterion 1.428563 Log likelihood -26.43267 Hannan-Quinn criter. 1.353019 F-statistic 30.09731 Durbin-Watson stat 0.735133 Prob(F-statistic) 0.000000

Metode Fixed Effect

Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/30/15 Time: 10:30 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3

Total panel (unbalanced) observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.222478 0.210821 5.798655 0.0000 KAP 5.34E-08 1.05E-08 5.094226 0.0000 NPF -0.508548 0.068982 -7.372177 0.0000

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.753172 Mean dependent var 1.143778 Adjusted R-squared 0.728489 S.D. dependent var 0.686805 S.E. of regression 0.357871 Akaike info criterion 0.887153 Sum squared resid 5.122877 Schwarz criterion 1.087893 Log likelihood -14.96094 Hannan-Quinn criter. 0.961987 F-statistic 30.51407 Durbin-Watson stat 1.258736 Prob(F-statistic) 0.000000


(4)

Metode Random Effect

Dependent Variable: ROA

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/30/15 Time: 10:31

Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3

Total panel (unbalanced) observations: 45

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.953021 0.088546 10.76299 0.0000 KAP 3.47E-08 3.64E-09 9.532411 0.0000 NPF -0.229488 0.042554 -5.392871 0.0000

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 1.19E-08 0.0000 Idiosyncratic random 0.357871 1.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.589019 Mean dependent var 1.143778 Adjusted R-squared 0.569449 S.D. dependent var 0.686805 S.E. of regression 0.450657 Sum squared resid 8.529842 F-statistic 30.09731 Durbin-Watson stat 0.735133 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.589019 Mean dependent var 1.143778 Sum squared resid 8.529842 Durbin-Watson stat 0.735133

UJI CHOW

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 13.300984 (2,40) 0.0000 Cross-section Chi-square 22.943460 2 0.0000


(5)

Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 05/30/15 Time: 10:33 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3

Total panel (unbalanced) observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.953021 0.111503 8.547004 0.0000 KAP 3.47E-08 4.59E-09 7.569791 0.0000 NPF -0.229488 0.053587 -4.282537 0.0001

R-squared 0.589019 Mean dependent var 1.143778 Adjusted R-squared 0.569449 S.D. dependent var 0.686805 S.E. of regression 0.450657 Akaike info criterion 1.308119 Sum squared resid 8.529842 Schwarz criterion 1.428563 Log likelihood -26.43267 Hannan-Quinn criter. 1.353019 F-statistic 30.09731 Durbin-Watson stat 0.735133 Prob(F-statistic) 0.000000

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 26.601967 2 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

KAP 0.000000 0.000000 0.000000 0.0572 NPF -0.508548 -0.229488 0.002948 0.0000

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares Date: 05/30/15 Time: 10:47 Sample: 2011Q1 2014Q4 Periods included: 16 Cross-sections included: 3


(6)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.222478 0.210821 5.798655 0.0000 KAP 5.34E-08 1.05E-08 5.094226 0.0000 NPF -0.508548 0.068982 -7.372177 0.0000

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.753172 Mean dependent var 1.143778 Adjusted R-squared 0.728489 S.D. dependent var 0.686805 S.E. of regression 0.357871 Akaike info criterion 0.887153 Sum squared resid 5.122877 Schwarz criterion 1.087893 Log likelihood -14.96094 Hannan-Quinn criter. 0.961987 F-statistic 30.51407 Durbin-Watson stat 1.258736 Prob(F-statistic) 0.000000


Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Camel Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 44 97

Aspek Hukum Terhadap Upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing) Dalam Setiap Pemberian Pembiayaan Oleh Bank Syariah (Studi Pada PT. Bank Sumut Syariah Capem Kota Baru, Marelan)

0 31 78

Pengaruh Piutang Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 65 103

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah : Studi pada 3 bank umum syariah Tahun 2011 – 2014

3 10 116

Pengaruh Debt Financing,Equity Financing dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Perbankan syariah (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)

0 10 139

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah (analisis pada bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2014)

0 9 105

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 9