Kepemimpinan dan Supervisi terhadap Pendidikan
KEPEMIMPINAN dan
SUPERVISI PENDIDIKAN
Kelompok 10 :
Almar’atus Sholikhah
12804241046
Astiti Swanitarini
12804241049
Intan Puspa Rini
12804241047 Alfian Furqon Hakim
12804241050
Heni Novita Gesti
12804241048 Muhammad Ali Faisal
12804241051
Dasar–dasar Kepemimpianan Pendidikan
Dalam menggunakan tenaga manusiawi, maka memerlukan Ilmu
Pengetahuan
atau
science
yang
berkenaan
dengan
bagaimana
manusia bisa di gerakan agar dapat berkarya dalam rangka mencapai
tujuan administrasi.
Ilmu Pengetahuan atau science yang dimaksud dalam hal ini adalah
“Ilmu Kepemimpinan” atau “Leadership”.
Sumber: Imam Soepardi, 1988
A. Konsep Kepemimpinan :
a. Kepemimpinan Simbolik
Pemimpin digambarkan sebagai seorang tokoh yang memiliki sikap-sifat
istimewa.
b.
Kepemimpinan formal
Terletak pada posisi pemimpin didalam organisasi atau kelompok orang-orang
dipimpin, dimana pemimpin formal memainkan peranannya sebagai pemimpin
karena posisi formalnya.
Pemimpin Formal dibagi :
1.
2.
3.
c.
Status Leader
Titular Leader
Hierarchial leader
Kepemimpinan fungsional
Pengertian kepemimpinan fungsional terletak pada berfungsi atau tidaknya
pemimpin bagi kelompoknya (yang dipimpin), dan berfungsi atau tidaknya bagi
lembaga atau organisasi yang dipimpinnya.
Sumber: Imam Soepardi, 1988
B. Tipe-tipe Kepemimpinan :
a. Kepemimpinan otoriter
Tipe kepemimpinan otoriter terletak pada otority pemimpin yang menjadi sumber
dari proses kepemimpinan.
b.
Kepemimpinan yang demokratik
Tipe kepemimpinan yang demokratik lahir karena pengaruh paham demokrasi.
Dalam kepemimpinan ini prinsip semua unsur harus memilki tanggung jawab
masing-masing diberlakukan.
c.
Kepemimpinan yang pseudo demokratik
Kepemimpinan yang manipulative democratic, dimana nampak secara eksplisit
sebagai kepemimpinan yang demokratik tetapi hakikatnya justru otokratik.
d.
Kepemimpinan yang Leizess-faire
Pada tipe kepemimpinan ini, pemimpin memberi kebebasan yang seluas-luasnya
kepada semua anggota staff.
Sumber: Imam Soepardi, 1988
C. Model Penampilan Kepemimpinan :
Model penampilan kepemimpinan adalah model penampilan tingkah
laku
atau
model
tindakan
kepemimpinan,
dimana
aspek
yang
digunakan adalah aspek sosiologis maupun psikologis.
Aspek Sosiologis :
Pemimpin sebagai pemegang peran didalam kehidupsn
sosial (gejala karena jabatan)
Aspek Psikollogis :
Pemimpin sebagai individu adalah pribadi yang tidak lepas
dari kebutuhan-kebutuhan. (gejala kebutuhan personal)
Dalam praktek jika gejala kebutuhan personal dan gejala karena jabatan berinteraksi,
maka nampaklah model penampilan tingkah laku kepemimpinan.
Sumber: Imam Soepardi, 1988
D. Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan
untuk dapat menggerakan dan membina para pendidik atau
aparatur pendidikan, sehingga mereka mau melakukan tugastugas pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.
Sumber: Imam Soepardi, 1988
Peran Kepala Sekolah
E. Pemimpin di Sekolah
Peran Kepala sekolah dalam pemimpin pembelajaran, Kepala sekolah merupakan
kunci keberhasilan dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekolah
untuk itu sebagai seorang pemimpin kepala sekolah diharapkan mampu untuk
berusaha membina, mengelola dan mengembangkan sumber daya-sumber daya
yang ada di sekolah.
Tugas Pokok Kepala Sekolah
Adapun Tugas Pokok Kepala Sekolah adalah:
a. Pendidik (Educator)
b. Pemimpin (Leader)
c. Pengelola (Manager)
d. Administrator
e. Penyelia (Supervisor)
f. Pencipta iklim kerja
g. Wirausahawan
Sumber: Kebijakan Pendidikan Depdiknas tahun
Contoh Struktur Organisasi
Sekolah
Sumber
:
contoh
struktur
organisasi
sekolah
(
Konsep Dasar Supervisi Pendidikan
Pengertian :
Supervisi adalah suatu service atau pelayanan utamanya yang menyangkut atau
memperhatikan pengajaran dan perbaikan.
(Adam dan Dickey dalam buku berjudul “Basic Principle of Supervision” (1952 : hlm. 9) dalam Imam Soepardi (1988 : hlm.
64)
supervisi adalah usaha yang sistematik dan berkesinambungan untuk mendorong dan
mengarahkan, menggiatkan pertumbuhan setiap guru, sehingga lebih efektif dalam
sumbangan untuk pencapaian tujuan pendidikan yang telah dikenal /diakui/diterima,
beserta murud-murid yang berada di bawah tanggungjawabnya.
Briggs dan Justman dalam bukunya yang berjudul “Improving Instruction Trough Supervision”(1954 : hlm. 126) dalam
Imam Soepardi (1988 : hlm.64)
Kategori supervisor dalam pendidikan : kepala sekolah, penelik sekolah, dan
pengawas ditingkat kabupaten/kotamadya, serta staff di kantor bidang yang ada di
tiap
provinsi.
Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0134/0/1977
Fungsi supervisi
:
Ada sedikitnya tiga fungsi supervisi antara lain (Suharsimi,
2004):
1. Fungsi Meningkatkan Mutu
Pembelajaran
2. Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan
Pembelajaran
3. Fungsi Membina dan Memimpin
(Suharsimi, 2004)
Sasaran supervisi
:
a. Supervisi Akademik
Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik. (hal-hal
yang langsung berada dalam lingkungan pembelajaran)
b. Supervisi Administrasi
Menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang
berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
c. Supervisi Lembaga
Supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau
kinerja sekolah secara keseluruhan.
(Suharsimi: 2004)
Tujuan supervisi :
Umum :
Memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf sekolah yang lain agar
personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kerjanya, terutama dalam melaksanakan
tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran.
Khushus :
Merupakan pengembangan dari tujuan umum, diantaranya :
1. Meningkatkan kinerja pesrta didik
2. Meningkatkan kinerja guru
3. Meningkatkan keefektifan kurikulum
4. Meningkatkan keefektifan dan keefisiensian sarana dan prasarana
5. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah
6. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah
(Suharsimi: 2004)
Prinsip
supervisi :
1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru dan staf
sekolah untuk mengatasi kesulitan, dan bukan mencari-cari kesalahan.
2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung.
3. Dalam memberikan feedback sebaiknya supervisor memberikan kesempatan
kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala.
5. Suasana selama supervisi hendaknya mencerminkan hubungan yang baik atau
suasana kemitraan yang akrab antara supervisor dan yang disupervisi.
6. Supervisor sebaiknya membuat catatan singkat yang berisi hal-hal penting yang
diperlukan untuk membuat laporan.
(Suharsimi: 2004)
Standar Pengawas/supervisor Sekolah/Madrasah
Kualifikasi Supervisor Satuan Pendidikan:
Dasar :
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan bagi pengawas dan calon pengawas satuan
pendidikan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 12 tahun 2007 terdiri
atas kualifikasi umum dan khusus.
Umum:
1. Memiliki pangkat minimal Penata golongan ruang III/c;
·2. Berusia maksimal 50 tahun sejak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan.;
·3. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan;
·4. Menempuh pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas.
(Suharsimi:2004)
Khusus
:
Pengawas TK/SD/MI
1. Berlatar belakang pendidikan minimal Sarjana (S1) atau Diploma Empat D-IV)
kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi.
2. Guru TK/SD bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun
atau Kepala Sekolah TK/SD berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
Pengawas SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK :
• ·Pendidikan min Magister (S2) kependidikan dengan berbasis Sarjana (S1)
dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada perguruan tinggi
terakreditasi.
• ·Guru SMP/MTs bersertifikat pendidik dengan pengalaman kerja minimal 8
(delapan) tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan atau Kepala
Sekolah SMP/MTs berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Lanjutan. . . .
• ·Guru SMA/MA bersertifikat pendidik dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan)
tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan atau Kepala Sekolah SMA/MA
berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
• ·Guru SMK/MAK bersertifikat pendidik dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan)
tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan atau Kepala Sekolah SMK/MAK
berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Kompetensi Pengawas Sekolah
1. Kepribadian
2. Supervisi Manajerial
3. Supervisi Akademik
4. Evaluasi Pendidikan
5. Penelitian
Pengembangan
6. Sosial
Pengawas TK/RA dan SD/MI
Pengawas SMP/MTs dan SMA/MA
Pengawas SMK/MAK
Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Jenis-jenis Supervisi Pendidikan
1. Membantu Guru-guru dalam Memilih dan Mengorganisir Bahan-bahan Pelajaran
Meliputi :
a. Pembinaan kurikulum sebagai suatu masalah supervisi
b. Membantu guru-guru mengidentifikasi tujuan pengajaran
c. Membantu guru-guru menggali dan mengembangkan bahan pelajaran
d. Membantu guru-guru memilih textbooks
e. Membantu guru-guru mempelajari siswa dan kebutuhan mereka
f. Personalia dan organisasi penyusunan bahan pelajaran
g. Macam-macam “In-service Activities”
Sumber: Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, 1984
Lanjutan . . .
2. Membantu Guru-guru Menyesuaikan Pengajaran dengan Perbedaan Individual
Meliputi :
a. Membantu guru menyadari adanya perbedaan diantara siswa
b. Mengembangkan cara-cara pemecahan masalah individual
c. Penggunaan pengajaran diagnostik dan remedial untuk memecahkan masalah
perbedaan individual
d. Membantu guru dalam pengajaran kelompok-kelompok homogen
3. Membina Bimbingan Belajar Siswa
Meliputi :
a. Perlunya pembinaan bimbingan belajar
b. Mendiagnosa permasalahan siswa dalam belajar
c. Membantu guru dalam mengembangkan kebiasaan belajar yang tepat
d. Pembinaan perpustakaan dan penggunaannya untuk belajar
Sumber: Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, 1984
Lanjutan . . .
4. Membina Partisipasi Guru di dalam Aktifitas-aktifitas dan Pelayanan-pelayanan
Meliputi :
a. Pembinaan guru dalam membimbing kegiatan ekstrakurikuler
b. Membina pelayanan guidance guru
c. Membina guru dalam pengelolaan kelas
d. Membina guru dalam pergaulan professional mereka
5. Membantu Guru-guru yang Mengalami Masalah secara Individual
Meliputi :
a. Perbedaan yang ada pada guru-guru
b. Guru yang belum berpengalaman
c. Bantuan khusus bagi guru yang lemah
d. Perlakuan bagi guru superior
Sumber: Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, 1984
Teknik Supervisi Pendidikan
Teknik supervisi bisa dilakukan secara individual dan secara kelompok
1. Teknik Individual (Perseorangan)
Yang dimaksud teknik Individual dalam kegiatan supervise adalah bantuan yang
dilakukan sendiri oleh petugas supervise, baik terjadi di dalam maupun di luar
sekolah.
Macam teknik individual :
a. Mengadakan Kunjungan Kelas (Classroom Visitation)
b. Mengadakan Observasi Kelas (Classroom Observation)
c. Mengadakan wawancara perseorangan ( Individual Interview)
Sumber: Rugaiyah dan Atiek Sismiati, 2011
Lanjutan . . .
2. Teknik Kelompok
Supervise dengan teknik kelompok dapat dilakukan dengan
mengadakan pertemuan/rapat mengadakan diskusi
kelompok, mengadakan penataan dan seminar.
Macam teknik kelompok :
a. Mengadakan pertemuan/rapat
b. Mengadakan diskusi kelompok (Group discussion)
c. Mengadakan penatan-penataran (in-service training)
d. Seminar
Sumber: Rugaiyah dan Atiek Sismiati, 2011
KESIMPULAN
Ilmu kepemimpinan sangat diperlukan dalam mengelola suatu
kegiatan. Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan
untuk dapat menggerakan dan membina para pendidik atau aparatur
pendidikan, sehingga mereka mau melakukan tugas-tugas pendidikan
secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Supervisi berfungsi meningkatkan mutu pembelajaran, memicu
unsur
yang
terkait
dengan
memimpin oleh supervisor.
pembelajaran,
serta
membina
dan
KEPEMIMPINAN dan
SUPERVISI PENDIDIKAN
Kelompok 10 :
Almar’atus Sholikhah
12804241046
Astiti Swanitarini
12804241049
Intan Puspa Rini
12804241047 Alfian Furqon Hakim
12804241050
Heni Novita Gesti
12804241048 Muhammad Ali Faisal
12804241051
SUPERVISI PENDIDIKAN
Kelompok 10 :
Almar’atus Sholikhah
12804241046
Astiti Swanitarini
12804241049
Intan Puspa Rini
12804241047 Alfian Furqon Hakim
12804241050
Heni Novita Gesti
12804241048 Muhammad Ali Faisal
12804241051
Dasar–dasar Kepemimpianan Pendidikan
Dalam menggunakan tenaga manusiawi, maka memerlukan Ilmu
Pengetahuan
atau
science
yang
berkenaan
dengan
bagaimana
manusia bisa di gerakan agar dapat berkarya dalam rangka mencapai
tujuan administrasi.
Ilmu Pengetahuan atau science yang dimaksud dalam hal ini adalah
“Ilmu Kepemimpinan” atau “Leadership”.
Sumber: Imam Soepardi, 1988
A. Konsep Kepemimpinan :
a. Kepemimpinan Simbolik
Pemimpin digambarkan sebagai seorang tokoh yang memiliki sikap-sifat
istimewa.
b.
Kepemimpinan formal
Terletak pada posisi pemimpin didalam organisasi atau kelompok orang-orang
dipimpin, dimana pemimpin formal memainkan peranannya sebagai pemimpin
karena posisi formalnya.
Pemimpin Formal dibagi :
1.
2.
3.
c.
Status Leader
Titular Leader
Hierarchial leader
Kepemimpinan fungsional
Pengertian kepemimpinan fungsional terletak pada berfungsi atau tidaknya
pemimpin bagi kelompoknya (yang dipimpin), dan berfungsi atau tidaknya bagi
lembaga atau organisasi yang dipimpinnya.
Sumber: Imam Soepardi, 1988
B. Tipe-tipe Kepemimpinan :
a. Kepemimpinan otoriter
Tipe kepemimpinan otoriter terletak pada otority pemimpin yang menjadi sumber
dari proses kepemimpinan.
b.
Kepemimpinan yang demokratik
Tipe kepemimpinan yang demokratik lahir karena pengaruh paham demokrasi.
Dalam kepemimpinan ini prinsip semua unsur harus memilki tanggung jawab
masing-masing diberlakukan.
c.
Kepemimpinan yang pseudo demokratik
Kepemimpinan yang manipulative democratic, dimana nampak secara eksplisit
sebagai kepemimpinan yang demokratik tetapi hakikatnya justru otokratik.
d.
Kepemimpinan yang Leizess-faire
Pada tipe kepemimpinan ini, pemimpin memberi kebebasan yang seluas-luasnya
kepada semua anggota staff.
Sumber: Imam Soepardi, 1988
C. Model Penampilan Kepemimpinan :
Model penampilan kepemimpinan adalah model penampilan tingkah
laku
atau
model
tindakan
kepemimpinan,
dimana
aspek
yang
digunakan adalah aspek sosiologis maupun psikologis.
Aspek Sosiologis :
Pemimpin sebagai pemegang peran didalam kehidupsn
sosial (gejala karena jabatan)
Aspek Psikollogis :
Pemimpin sebagai individu adalah pribadi yang tidak lepas
dari kebutuhan-kebutuhan. (gejala kebutuhan personal)
Dalam praktek jika gejala kebutuhan personal dan gejala karena jabatan berinteraksi,
maka nampaklah model penampilan tingkah laku kepemimpinan.
Sumber: Imam Soepardi, 1988
D. Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan
untuk dapat menggerakan dan membina para pendidik atau
aparatur pendidikan, sehingga mereka mau melakukan tugastugas pendidikan secara efektif dan efisien dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.
Sumber: Imam Soepardi, 1988
Peran Kepala Sekolah
E. Pemimpin di Sekolah
Peran Kepala sekolah dalam pemimpin pembelajaran, Kepala sekolah merupakan
kunci keberhasilan dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekolah
untuk itu sebagai seorang pemimpin kepala sekolah diharapkan mampu untuk
berusaha membina, mengelola dan mengembangkan sumber daya-sumber daya
yang ada di sekolah.
Tugas Pokok Kepala Sekolah
Adapun Tugas Pokok Kepala Sekolah adalah:
a. Pendidik (Educator)
b. Pemimpin (Leader)
c. Pengelola (Manager)
d. Administrator
e. Penyelia (Supervisor)
f. Pencipta iklim kerja
g. Wirausahawan
Sumber: Kebijakan Pendidikan Depdiknas tahun
Contoh Struktur Organisasi
Sekolah
Sumber
:
contoh
struktur
organisasi
sekolah
(
Konsep Dasar Supervisi Pendidikan
Pengertian :
Supervisi adalah suatu service atau pelayanan utamanya yang menyangkut atau
memperhatikan pengajaran dan perbaikan.
(Adam dan Dickey dalam buku berjudul “Basic Principle of Supervision” (1952 : hlm. 9) dalam Imam Soepardi (1988 : hlm.
64)
supervisi adalah usaha yang sistematik dan berkesinambungan untuk mendorong dan
mengarahkan, menggiatkan pertumbuhan setiap guru, sehingga lebih efektif dalam
sumbangan untuk pencapaian tujuan pendidikan yang telah dikenal /diakui/diterima,
beserta murud-murid yang berada di bawah tanggungjawabnya.
Briggs dan Justman dalam bukunya yang berjudul “Improving Instruction Trough Supervision”(1954 : hlm. 126) dalam
Imam Soepardi (1988 : hlm.64)
Kategori supervisor dalam pendidikan : kepala sekolah, penelik sekolah, dan
pengawas ditingkat kabupaten/kotamadya, serta staff di kantor bidang yang ada di
tiap
provinsi.
Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0134/0/1977
Fungsi supervisi
:
Ada sedikitnya tiga fungsi supervisi antara lain (Suharsimi,
2004):
1. Fungsi Meningkatkan Mutu
Pembelajaran
2. Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan
Pembelajaran
3. Fungsi Membina dan Memimpin
(Suharsimi, 2004)
Sasaran supervisi
:
a. Supervisi Akademik
Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik. (hal-hal
yang langsung berada dalam lingkungan pembelajaran)
b. Supervisi Administrasi
Menitik beratkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang
berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
c. Supervisi Lembaga
Supervisi lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau
kinerja sekolah secara keseluruhan.
(Suharsimi: 2004)
Tujuan supervisi :
Umum :
Memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf sekolah yang lain agar
personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kerjanya, terutama dalam melaksanakan
tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran.
Khushus :
Merupakan pengembangan dari tujuan umum, diantaranya :
1. Meningkatkan kinerja pesrta didik
2. Meningkatkan kinerja guru
3. Meningkatkan keefektifan kurikulum
4. Meningkatkan keefektifan dan keefisiensian sarana dan prasarana
5. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah
6. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah
(Suharsimi: 2004)
Prinsip
supervisi :
1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru dan staf
sekolah untuk mengatasi kesulitan, dan bukan mencari-cari kesalahan.
2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung.
3. Dalam memberikan feedback sebaiknya supervisor memberikan kesempatan
kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala.
5. Suasana selama supervisi hendaknya mencerminkan hubungan yang baik atau
suasana kemitraan yang akrab antara supervisor dan yang disupervisi.
6. Supervisor sebaiknya membuat catatan singkat yang berisi hal-hal penting yang
diperlukan untuk membuat laporan.
(Suharsimi: 2004)
Standar Pengawas/supervisor Sekolah/Madrasah
Kualifikasi Supervisor Satuan Pendidikan:
Dasar :
Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan bagi pengawas dan calon pengawas satuan
pendidikan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 12 tahun 2007 terdiri
atas kualifikasi umum dan khusus.
Umum:
1. Memiliki pangkat minimal Penata golongan ruang III/c;
·2. Berusia maksimal 50 tahun sejak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan.;
·3. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan;
·4. Menempuh pendidikan dan pelatihan fungsional pengawas.
(Suharsimi:2004)
Khusus
:
Pengawas TK/SD/MI
1. Berlatar belakang pendidikan minimal Sarjana (S1) atau Diploma Empat D-IV)
kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi.
2. Guru TK/SD bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun
atau Kepala Sekolah TK/SD berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
Pengawas SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK :
• ·Pendidikan min Magister (S2) kependidikan dengan berbasis Sarjana (S1)
dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada perguruan tinggi
terakreditasi.
• ·Guru SMP/MTs bersertifikat pendidik dengan pengalaman kerja minimal 8
(delapan) tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan atau Kepala
Sekolah SMP/MTs berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Lanjutan. . . .
• ·Guru SMA/MA bersertifikat pendidik dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan)
tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan atau Kepala Sekolah SMA/MA
berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
• ·Guru SMK/MAK bersertifikat pendidik dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan)
tahun dalam rumpun mata pelajaran yang relevan atau Kepala Sekolah SMK/MAK
berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Kompetensi Pengawas Sekolah
1. Kepribadian
2. Supervisi Manajerial
3. Supervisi Akademik
4. Evaluasi Pendidikan
5. Penelitian
Pengembangan
6. Sosial
Pengawas TK/RA dan SD/MI
Pengawas SMP/MTs dan SMA/MA
Pengawas SMK/MAK
Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Jenis-jenis Supervisi Pendidikan
1. Membantu Guru-guru dalam Memilih dan Mengorganisir Bahan-bahan Pelajaran
Meliputi :
a. Pembinaan kurikulum sebagai suatu masalah supervisi
b. Membantu guru-guru mengidentifikasi tujuan pengajaran
c. Membantu guru-guru menggali dan mengembangkan bahan pelajaran
d. Membantu guru-guru memilih textbooks
e. Membantu guru-guru mempelajari siswa dan kebutuhan mereka
f. Personalia dan organisasi penyusunan bahan pelajaran
g. Macam-macam “In-service Activities”
Sumber: Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, 1984
Lanjutan . . .
2. Membantu Guru-guru Menyesuaikan Pengajaran dengan Perbedaan Individual
Meliputi :
a. Membantu guru menyadari adanya perbedaan diantara siswa
b. Mengembangkan cara-cara pemecahan masalah individual
c. Penggunaan pengajaran diagnostik dan remedial untuk memecahkan masalah
perbedaan individual
d. Membantu guru dalam pengajaran kelompok-kelompok homogen
3. Membina Bimbingan Belajar Siswa
Meliputi :
a. Perlunya pembinaan bimbingan belajar
b. Mendiagnosa permasalahan siswa dalam belajar
c. Membantu guru dalam mengembangkan kebiasaan belajar yang tepat
d. Pembinaan perpustakaan dan penggunaannya untuk belajar
Sumber: Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, 1984
Lanjutan . . .
4. Membina Partisipasi Guru di dalam Aktifitas-aktifitas dan Pelayanan-pelayanan
Meliputi :
a. Pembinaan guru dalam membimbing kegiatan ekstrakurikuler
b. Membina pelayanan guidance guru
c. Membina guru dalam pengelolaan kelas
d. Membina guru dalam pergaulan professional mereka
5. Membantu Guru-guru yang Mengalami Masalah secara Individual
Meliputi :
a. Perbedaan yang ada pada guru-guru
b. Guru yang belum berpengalaman
c. Bantuan khusus bagi guru yang lemah
d. Perlakuan bagi guru superior
Sumber: Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, 1984
Teknik Supervisi Pendidikan
Teknik supervisi bisa dilakukan secara individual dan secara kelompok
1. Teknik Individual (Perseorangan)
Yang dimaksud teknik Individual dalam kegiatan supervise adalah bantuan yang
dilakukan sendiri oleh petugas supervise, baik terjadi di dalam maupun di luar
sekolah.
Macam teknik individual :
a. Mengadakan Kunjungan Kelas (Classroom Visitation)
b. Mengadakan Observasi Kelas (Classroom Observation)
c. Mengadakan wawancara perseorangan ( Individual Interview)
Sumber: Rugaiyah dan Atiek Sismiati, 2011
Lanjutan . . .
2. Teknik Kelompok
Supervise dengan teknik kelompok dapat dilakukan dengan
mengadakan pertemuan/rapat mengadakan diskusi
kelompok, mengadakan penataan dan seminar.
Macam teknik kelompok :
a. Mengadakan pertemuan/rapat
b. Mengadakan diskusi kelompok (Group discussion)
c. Mengadakan penatan-penataran (in-service training)
d. Seminar
Sumber: Rugaiyah dan Atiek Sismiati, 2011
KESIMPULAN
Ilmu kepemimpinan sangat diperlukan dalam mengelola suatu
kegiatan. Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan
untuk dapat menggerakan dan membina para pendidik atau aparatur
pendidikan, sehingga mereka mau melakukan tugas-tugas pendidikan
secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Supervisi berfungsi meningkatkan mutu pembelajaran, memicu
unsur
yang
terkait
dengan
memimpin oleh supervisor.
pembelajaran,
serta
membina
dan
KEPEMIMPINAN dan
SUPERVISI PENDIDIKAN
Kelompok 10 :
Almar’atus Sholikhah
12804241046
Astiti Swanitarini
12804241049
Intan Puspa Rini
12804241047 Alfian Furqon Hakim
12804241050
Heni Novita Gesti
12804241048 Muhammad Ali Faisal
12804241051