242062050 Makalah Media dan Politik pdf

Tugas Kelompok
Makalah KomPol

Dosen Pembimbing
Yasir, M.Si

Media dan Politik
Kajian Mengenai Kehadiran Media dalam Aktivitas Politik
Bidang Studi Komunikasi Politik

Gradini Iradati P.

1001112208

Nevi Ariessetyawati

1001135136

Novia Faradila

0901120017


Rayani Afrianty

1001120173

Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Riau

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

Kata Pengantar

A

lhamdullillahhirabbil‟alamin, penulis ucapkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat serta hidayahNya kepada

penulis sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Tidak lupa pula penulis

kirimkan shalawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi sumber
inspirasi, sang motivator yang membawa umat manusia dari alam jahiliah menuju alam yang
berkeadaban.
Makalah ini menggambarkan tentang media dan politik dalam komunikasi politik.
Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang hubungan media dengan politisi dan pemerintah;
hubungan media dan pemilihan media komunikasi, dan media dan privasi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yasir, M.Si.
selaku dosen mata kuliah Komunikasi Politik yang telah banyak memberikan masukan serta
pengarahan kepada penulis dan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan baik dalam
bentuk penyusunan atau dalam pengetikkan, mungkin disebabkan kekurangan ilmu
pengetahuan dari literatur yang penulis gunakan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini, pembaca dapat mengetahui lebih
jauh tentang media dan politik, sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam teori maupun praktiknya.

Pekanbaru, Maret 2011


Penulis

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

ii

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

Daftar Isi
KATA PENGANTAR .......................................................................................................

ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ....................

iv


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah ...........................................................................................

2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................

2

1.4 Metode Penelitian ...............................................................................................

2


1.5 Kegunaan Makalah.............................................................................................

2

1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................................

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kehadiran Media .........................................................................................

4

2.2 Pentingnya Media dalam Politik ...................................................................

6


2.3 Hubungan Media dengan Politisi dan Kegiatan Komunikasi Politik

9

a. Saling Ketergantungan antara Media dan Politikus ..................

9

b. Peran Media Mendukung Kegiatan Komunikasi Politik ..........

10

c. Media dan Gejolak Politik ............................................................

11

2.4 Media sebagai Saluran Persuasi Politik (Kajian Mengenai Kampanye
Politik) .......................................................................................................


12

a. Media Cetak sebagai Pelantara ........................................................

13

b. Media Elektronik sebagai Pelantara ................................................

15

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

iii

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

2.5 Pemilihan Media Komunikasi Politik .........................................................
2.6 Media dan Privasi ..........................................................................................

BAB III


21
22

PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................

23

3.2 Saran .......................................................................................................

24

DAFTAR PUSTAKA

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

iv


Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

Daftar Gambar
Aburizal Bakrie dan TV One

10

SBY dalam membentuk citra dirinya

11

Megawati saat melakukan kampanye

15

Vasilitas iklan dalam surat kabar yang digunakan oleh caleg

16

Suasana debat John F Kennedy dan Richard M Nixon


20

MyBaracObama.com

22

Enjang Satrio, caleg muda yang manfaatkan jejaring sosial

2

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

v

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Tulisan ini membahas tentang media dan politik. Sesuai dengan perkembangan
teknologi komunikasi, ilmu komunikasi saat ini lebih banyak tertuju pada media massa, baik
cetak seperti koran dan majalah, maupun elektronik seperti televisi, radio, dan internet.
Khusus pada media elektronik, perkembangan yang sangat pesat ini berhubungan erat dengan
komunikasi politik. Komunikasi politik di sini mencakup masyaratak luas yang terlibat dalam
bentuk komunikasi antarpribadi dan kelompok.
Mc. Luhan menguraikan bahwa media secara umum adalah perpanjangan dari alat
indera manusia1. Dengan adanya media, kita memperoleh informasi tentang berbagai hal
termasuk politik. Semua pesan yang mengandung muatan politik dapat membentuk atau
mempertahankan citra politik dan pendapat umum.
Kesamaan utama antara politik dan media ada pada hubungannya dengan orang
banyak. Kedua ranah tersebut membutuhkan dan dibutuhkan oleh masyarakat, yang anonim,
dalam melakukan operasi-operasi rutinnya. Politik berurusan dengan ideologi, dan topik
ideologi tentu saja menyangkut kehidupan sosial rakyat. Sementara media adalah jembatan
antara topik atau tema yang diangkat dengan rakyat yang tersebar.
Dalam makalah ini penulis ingin mengetahui tentang kehadiran media. Selain itu
penulis ingin mengetahui bagaimana pentingnya media dalam politik. Selanjutnya penulis
ingin mengetahui bagaimana hubungan media dengan politisi dan kegiataan komunikasi
Politik. Selain itu penulis ingin mengetahui bagaimana peran media sebagai saluran persuasi
politik dalam hal ini mengenai mengenai kampanye politik. bagaimana memilih pemilihan
media komunikasi politik pun ingin penulis ketahui. Terakhir, penulis ingin mengetahui
tentang Media dan Privasi.
Bertolak dari hal–hal di atas, penulis tertarik untuk membuat makalah mengenai
media dan aktifitas politik sehingga mengangkat judul “Media Politik (Kajian Mengenai
Kehadiran Media dalam Aktivitas Politik)”. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

1

Seperti dikutip oleh Ardial, Komunikasi Politik, (Jakarta: Indeks), hlm. 160.

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

1

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

1.2 Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang, maka rumusan masalah dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kehadiran media dalam komunikasi politik?
2. Bagaimanakah pentingnya media dalam politik?
3. Bagaimanakah hubungan hubungan media dengan politisi dan kegiataan
komunikasi politik?
4. Bagaimanakah peran media sebagai saluran persuasi politik dalam hal ini
mengenai mengenai kampanye politik?
5. Bagaimanalah memilihan media komunikasi politik?
6. Apa hubungan media dengan privasi?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan kehadiran media dalam komunikasi politik;
2. Mendeskripsikan hubungan hubungan media dengan politisi dan kegiataan
komunikasi politik;
3. Mendeskripsikan Hubungan peran media sebagai saluran persuasi politik dalam hal
ini mengenai mengenai kampanye politik;
4. Mendeskripsikan memilihan media komunikasi politik;
5. Mendeskripsikan cara memilihan media komunikasi politik;
6. Mendeskripsikan hubungan media dengan privasi.
1.4 Metode Penulisan
Dari hasil penelitian data–data di atas, Proses penelitian yang dilakuakan dalam
pembuatan makalah ini menggunakan metode:
1. Kepustakaan, mencari bahan kajian dari berbagai literatur mengenai masalah yang
dibahas;
2. Internet, mencari bahan kajian pada website mengenai masalah yang dibahas.
1.5 Kegunaan Penulisan
Hasil karya tulis ini diharapkan dapat beguna bagi penulis sendiri, kampus, serta bagi
masyarakat pembaca.
Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

2

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

1.6 Sitematika Penulisan
Makalah ini tersusun dalam 3 (tiga) Bab, yaitu: Bab I memuat Pendahuluan yang
berisi, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, kegunaan penelitian, dan
sistematika penulisan. Bab II memuat uraian tentang hasil penelitian. Bab III memuat
kesimpulan dan saran.

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

3

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

BAB II
PEMBAHASAN

1. Kehadiran Media

Menurut Mc.Luhan, media merupakan perluasan alat indera manusia. Dengan kata
lain, kehadiran media dalam komunikasi merupakan perpanjangan dari telinga dan mata.
Media massa menyampaikan pesan yang beraneka ragam dan aktual tentang lingkungan
sosial dan politik. Surat kabar dapat menjadi medium untuk mengetahui berbagai peristiwa
politik yang aktual yang terjadi di seluruh penjuru dunia. Begitu juga dengan juga radio dan
televisi sebagai media elektronik menjadi sarana untuk mengikuti berbagai kejadian politik
yang sedang terjadi.
Media pada prinsipnya adalah segala sesuatu sebagai alat bagi seseorang yang
menyatakan gagasan, ide jiwa, atau kesadarannya. Arifin membagi media dalam tiga bentuk
yakni 2:
a. Media yang menyalurkan ucapan (the spoken word) termasuk juga yang
menyalurkan bunyi yang hanya bisa ditangkap oleh telinga (the audial media ).
Media yang termasuk dalam kategori ini adalah gendang, tontong, telepon, dan
radio.
b. Media yang menyalurkan tulisan (the printed writing) yang hanya dapat ditangkap
oleh mata (the visual media ). Media yang termasuk ke dalam kategori ini antara
lain prasasti, brosur, pamflet, poster, spanduk, selebaran, surat kabar, majalah, dan
buku.
c. Media yang menyalurkan gambar hidup dan dapat ditangkap oleh mata dan telinga
(the audio visual). Media yang termasuk ke dalam kategori ini adalah film dan
televisi.
Dengan adanya perkembangan teknologi, muncul media baru yang dikenal sebagai
media interaktif melalui komputer yang sering disebut dengan internet (international
network). Melalui internet komunikasi politik dapat dilakukan dengan jutaan orang dari

2

Ibid,.

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

4

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

berbagai penjuru dunia. Oleh sebab itu, kehadiran media sangat penting dalam kegiatan
komunikasi politik. Tidak hanya dalam mendistribusikan pesan, tetapi jauh lebih penting
adalah nilai berita yang akan diterima oleh khalayak.
2. Pentingnya Media dalam Politik

Media massa memiliki berbagai fungsi, salah satunya adalah fungsi sosial dan fungsi
ekonomi. Dengan adanya fungsi tersebut, media bukanlah entitas yang pasif seperti robot
yang hanya menditribusikan pesan, melainkan aktif, selektif, dan kritis. Hal ini karena media
massa sebagai institusi memiliki kepentingan sendiri dan bahkan memiliki pemikiran dan
idealisme secara independen.
Media massa memiliki perspektif yang menjadi kerangka acuan dalam kegiatannya,
yang sangat berhubungan dengan dukungan atau penolakan atas ide politik tertentu. Media
memiliki kemampuan untuk membentuk pendapat umum. Adanya pendapat umum dengan
snowball effect akan sangat mungkin mendorong sikap dan perilaku khalayak atas isu politik

tertentu.
Dalam proses komunikasi politik, peran media menjadi sangan penting. Peran tersebut
tak hanya dalam konteks pendistribusian pesan umum, tetapi jauh lebih penting adalah nilai
berita yang diterima khalayak. Menurut McQuail, terdapat empat aspek yang menjadikan
media sangat penting, yakni 3:
a. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan
lapangan kerja, barang, jasa. Media merupakan industri yang memiliki peraturan
dan norma yang menghubungkan institusi dengan masyarakat dan institusi sosial
lainnya.
b. Media merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam
masyarakat.
c. Media merupakan lokasi atau forum yang semakin berperan untuk menampilkan
peristiwa kehidupan masyarakat, baik nasional maupun internasional.
d. Media berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan.
e. Media menjadi sumber dominan, tidak hanya bagi individu melainkan bagi
masyarakat dan kelompok kolektif.
3

Ibid,. hlm. 164

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

5

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

Media juga merupakan saluran yang dimanfaatkan untuk mengendalikan arah dan
memberikan dorongan terhadap perubahan sosial. Media mempunyai peran dalam kehidupan
manusia termasuk dalam kegiatan politik. Peran media dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Media memberikan informasi dan membantu masyarakat mengetahui secara jelas
ikhwal tentang dunia sekelilingnya. Media sejak awal sebenarnya melakukan tugas
mengumpulkan kemudian membagi informasi yang diinginkan masyarakat pada
umumnya.
b. Media membantu masyarakat menyusun agenda. Ketika masyarakat membaca surat
kabar, medengar radio, menonton televisi, mereka mengetahui bagaimana kondisi
pemerintahan saat ini, bagaimana keadaan perpolitikan di negara mereka. berdasarkan
informasi tersebut, kita dapat mengambil keputusan mendahuluinya.
c. Media membantu berhubungan dengan berbagai kelompok masyarakat lain. Media
telah menghantarkan masyarakat untuk lebih dekat dengan konteks kehidupan dan
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat.
d. Media digunakan untuk membujuk khalayak yang mencari keuntungan dari pesan
yang diterimanya. Melalui media banyak orang yang mencari keuntungan.
e. Media sebagai hiburan, sebagian besar media melakukan fungsi sebgai media yang
memberika hiburan kepada masyarakat.
D ari beberapa peran media di atas,
kita dapat mencermati bahwa pada
setiap peran yang dimiliki oleh
media, sering kali terdapat unsurunsur politik. Contohnya saja pada
poin keempat, media

dugunakan

untuk mencari keuntungan,

hal ini

dapat kita amati dari para pemilik
media yang menggunakan medianya
untuk

mempromosikan

diri

(pencitraan). Contohnya beberpa iklan Aburizal Bakhrie di TV One yang bertujuan untuk
pencitraan dirinya. Begitu juga pada poin kelima. Di celah-celah acara hiburan, ternyata
nuansa pesanp-pesan banyak terkait dengan pesanp-pesan politik, contohnya pada acara
Republik Mimpi di Metro TV.
Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

6

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

3. Hubungan Media dengan Politisi dan Kegiataan Komunikasi Politik

Persoalan yang paling esensial dalam komunikasi politik adalah bagaimana para
politisi dan pemerintah memanfaatkan media massa dalam membentuk citra dan public
opinion pagi partai politik atau lembaganya serta aktifitasnya dalam masyarakat sebagai

pekerja politik.
a. Saling Ketergantungan antara Media dan Politikus
Bentuk komunikasi politik sangat terkait dengan perilaku politisi dan pemerintah
untuk mencapai tujuan politiknya. Media massa memiliki peran penting dalam mendukung
kegiatan komunikasi politik. Dalam komunikasi politik mekanistis, politisi disebut sebagai
komunkator politik. Politisi adalah pekerja politik yang melakukan aktifitas politik, baik
dalam pemerintahan (presiden, wakil presiden, menteri, gubernur, bupati) maupun di luat
atau di dalam parlemen (DPR dan DPRD).
Politikus dan aktivis harus melaksanakan komunikasi politik untuk memperoleh
dukungan massa atau dukungan pendapat umum. Oleh sebeb itu para politikus, pejabat, atau
siapa saja yang ingin memanfaatkan media massa sebagai media komunikasi politik harus
memiliki kemampuan yang prima dalam menciptakan berita, yaitu peristiwa yang aktual.

Gambar 3.1 : SBY yang dikenal memiliki banyak asisten yang bertugas
mengarahkan sikapnya ketika berada di hadapan media sehingga memiliki citra yang baik

Wartawan, selain sebagai orang yang berada di balik media massa juga merupakan
bagian dari masyarakat, sehingga mereka memerlukan hubungan sosial termasuk dengan
politikus. Dalam melaksanakan hubungan itu, para politikus melaksanakan komunikasi
politik interaksional keoada wartawawan tersebut.

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

7

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

Selain itu, hubungan media massa dengan politikus bersifat mutual simbiosis. Media
memerlukan berita politik dan politikus dapat menjadi objek berita atau narasumber berita.
Politikus dengan seluruh aktivitas (komentar dan perilaku) merupakan objek berita yang
menarik. Hal tersebut dapat dipahami karena di tangan para politikus itu akan lahir banyak
keputusan politik yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Seluruh kegiatan politik memang selalu aktual dan diminati oleh khalayak.
Sebailiknya, berhubung politikus adalah pekerja dan pengambil keputusan politik, media
merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi para politikus. Dengan kata lain,
informasi dari media terutama pendapat yang disalurkan oleh masyarakat selalu menjadi
masukan yang berharga dalam proses pengambilan keputusan politik,termasuk dalam
penyusunan peraturan perundangan. Justru itu, politikus dengan media massa memiliki saling
ketergantungan dan saling membutuhkan.
b. Peran Media Mendukung Kegiatan Komunikasi Politik
Bentuk komunikasi politik sangat terkait dengan perilaku politikus atau aktivis politik
untuk mencapai tujuan politiknya. Teknik komunikasi yang dilakukan diarahkan untuk
mencapai dukungan-legitimasi, yang meliputi tiga level, yaitu pengetahuan, sikap, dan
perilaku

khalayak.

Kegiatan

komunikasi

politik

meliputi

upaya

untuk

mencari,

mempertahankan, dan meningkatkan dukungan politik4.
Keberadaan media massa dalam perspektif ilmuan komunikasi sangat berperan dan
efektif dalam membahas dan menyebarluaskan pesan-pesan politik. Hal ini berkaitan dengan
fungsi komunikasi massa, Wilbur Schamm menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai
decoder, interpreter, dan encoder 5.

Sedangkan DeVito menyebutkan enam fungsi komunikasi massa, yakni (a)
menghibur; (b) meyakinkan; (c) menginformasikan; (d) menganugerahkan status; (e)
membius; dan (f) menciptakan rasa kebersatuan. Enam fungsi komunikasi massa tersebut
tentunya sangat mendukung

berbagai kegiatan komunikasi politik. Yang paling dapat

dirasaakan yaitu fungsi meyakinkan. Fungsi meyakinkan terhadap tokoh politik dapat
dilakukan media massa melalui persuasi kepada khalayak dalam empat bentuk, yakni:
Mengukuhkan dan memkuat sikap, kepercayaan, dan nilai seseorang;
4
5

Ardinal, ibid,. hlm. 176
Ibid,. hlm. 177

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

8

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang;
Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu;
Memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai sesuatu.
Sehubungan dengan fungsi meyakinkan (to persuade) di atas, pemimpin politik,
aktor, atau aktivis politik tentu sangat terbantu dalam melakukan berbagai bentuk kegiatan
komunikasi politik. Bentuk kegiatan komunikasi politik yang sudah lama dikenal dan
dilakukan oleh para politikus menurut Arifin antara lain retorika politik, agitasi politik,
propaganda politik, public relations politik, kampanye politik, dan lobi politik.
c. Media dan Gejolak Politik
Lebih dari dua puluh tahun silam, terdapat 3 (tiga) kasus yang popular pada
pemerintahan di Asia Tenggara yang tidak disukai oleh rakyatnya dan diprotes melalui
gerakan perlawanan rakyat. Di Filipina tahun 1986, gerakan People Power berhasil megusir
Marcos dari kursi kuasa kepresidenan. Di Thailand tahun 1992 yang terkenal dengan
Peristiwa Mei mendepak pemerintah Suchinda Kraprayoon dari kekuasaan negara, dan
Indonesia tahun 1998. Media memainkan peranan penting dalam gerakan yang terjadi di
negara -negara tersebut, kecuali Myanmar (1988)6. Asumsi utama dalam kajian demokratisasi
adalah semakin press independent dengan semakin besar kebebasan yang dimiliki maka akan
memberi kontribusi positif pada perubahan politik, mendukung transisi demokrasi dan
meruntuhkan rejim yang otoritarian.
Dengan kata lain, media dapat memainkan peranan yang sangat besar khususnya pada
saat babak politik dalam transisi, karena media dapat bertindak sebagai agen perubahan.
Neuman menjelaskan bahwa kebebasan memegang peranan penting di Asia Tenggara,
khususnya dalam proses liberalisasi politik yang berhubungan dengan munculnya pers yang
lebih terbuka dan kritis7.
Lalu, apa fungsi yang ditunjukkan oleh media sebagai institusi politik? Salah satu
fungsi yang telah dirancang oleh Soeharto dan elite negara dalam negara berkembang adalah
mempromosikan ideologi nasional dan melegitimasi proses pembangunan. Dalam
menjalankan fungsi ini, pers adalah sebagai sebuah agen stabilitas, yang bertugas membantu
melestarikan tatanan sosial politik. Fungsi ini umumnya berkaitan dengan istilah development
journalism.
6

Siti Aminah, Politik Media, Demokrasi, dan Media Politik, hlm. 2 diakses pada
journal.unair.ac.id/.../POLITIK%20MEDIA,%20%20DEMOKRASI.pdf (02/03)
7
Seperti yang dikutip oleh Siti Aminah, ibid,.

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

9

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

Fungsi kedua adalah memonitor tatanan politik pada masa damai, melakukan checks
and balances. Fungsi ketiga adalah sebagai fire-fighting, yaitu membantu dalam menentukan

hasil dari perubahan politik dan sosial dramatik yang terjadi saat krisis. Beberapa contoh di
Asia dapat menunjukkan hal ini, yakni peran media dalam menggulingkan rezim Marcos di
Filipina di tahun 1986, atau dukungan yang ditunjukkan pers pada demonstrasi prodemokrasi pada bulan Mei 1992 di Bangkok. Dalam fungsi ketiga ini, pers merupakan agen
perubahan (agent of change).
4. Media sebagai Saluran Persuasi Politik (Kajian Mengenai Kampanye Politik)

Pada poin sebelumnya telah disebutkan bentuk kegiatan persuasi politik yang
dilakukan oleh para politikus. Dan dalam poin ini penulis ingin membahsa secara lebih rinci
tentang salah satu bentuk kegiatan politik, yaitu kampanye politik. Penulis memilih
kampanye politik karena di Indonesia saat ini para politikus sedang sibuk melaksanakan
kampanye politik terkait dengan kegiatan pemilihan kepala daerah.
Pemilu dilakukan menjelang pemilihan, terutama pemilihan anggota legisltif yang
disebut pemilihan umum (Pemilu) atau pemilihan raya. Selain pemilihan anggota parlemen,
yang tidak kalah pentingnya adalah pemilihan jabatan-jabatan politik, terutama pemilihan
presiden, gubernur, walikota, dan bupati.
Kampanye politik adalah bentuk komunikasi poltik yang dilakukan oleh seseorang
atau sekompok orang atau organisasi politik dalam waktu tertentu untuk memperoleh
dukungan politik dari rakyat8. Pada umumnya, kampanye politik diatur dengan peraturan
tersendiri, yaitu waktu, tata cara, pengawasan, dan sanki-sanksi jika terjadi pelanggaran oleh
penyelenggara kampanye.

8

Ibid,. hlm. 191

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

10

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

Gambar 4.1 : Megawati saat melakukan kampanyenya

Media sebagai Pelantara Kampanye Politik

Penulisan ini membahas tentang media dan politik, maka penulis ingin memaparkan
kegiatan kampanye dengan media sebagai alat atau pelantaranya. Penulis membagi media
dalam kegiatan kampanye politik kedalam dua bagian, yaitu media cetak dan media
elektronik.
c. Media Cetak sebagai Pelantara
Media cetak masih merupakan alat utama untuk berkomunikasi dengan khalayak.
Kepustakaan kampanye (selebaran, brosur, foro, dsb), masih tetap merupakan bagian dari
politik kontemporer. Berikut dua tipe media cetak yang sangat penting dalam melakukan
kampanye politik9, yakni:
1) Surat langsung
Industri surat langsung telah menguasai bagaian yang semakin besar dari anggaran kampanye
kandidat. Berbagai perusahaan komersial melakukan kampanye surat langsung dan beberapa,
terutama Richar Viguerie melakukan spesialisasi dalam pengiriman surat regional dan
nasional selama pemilihan. Kampanye surat langsung ditujuakan pada:






Pengumpul dana
Pembinaan pengenalan nama dan citra kandidat
Imbauan untuk mengumpulkan dana.

9

Dan, Nimmo, Komunikasi Politik, Komunikator, Pesan, dan Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.
201

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

11

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

Di Indonesia, kampanye melalui sutat langsung jarang digunakan. Kampanye melalui
surat langusung biasanya memakan banyak biaya. Dalam membangun citra dan
mempengaruhi pemilih, surat langsung biasanya lebih tidak menguntungkan. Robyn dan
Miller memeriksa pengaruh pengiriman surat langsung kepada 72.000 orang pada tahun
197410. Mereka menemukan bahwa surat langsung tidak memiliki cukup pengaruh terhadap
tingkat informasi pemilih, pandangan kandidat, tujuan memberikan surat dalam pemilihan,
atau pemilihan kandidat. Singkatnya, hasil dari surat langsung tidak selalu mamadai bagi
biayanya.
2) Surat kabar
Tiga tipe surat kabar yang bertindak sebagai sarana bagi kampanye politik adalah
ihwal berita, editorial, dan iklan. Semuanya membantu pembinaan citra dan penyajian
masalah. dalam editorial, dukungan lebih berorientasikan masalah, tetapi juga dengan cara
mengesankan atau dengan cara menghinakan, berbicara tentang sifat pribadi kandidat. Begitu
juga dengan iklan politik. Periklanan politik melaksanakan fungsi lain di luar pembuatan citra
dan penyajian masalah. ikaln politik dalam surat kabar, begitu pula yang dibagikan dengan
selebaran, brosur, dan surat langsung menyokong morel para pekerja kampanye: setikdaknya
mereka mendapat kesan bahwa terjadi pengeluaran uang11.

Gambar 4.2 : Salah satu caleg yang menggunakan vasilitas iklan disurat kabar
untuk melakukan komunikasi politik

Periklanan politik dalam media cetak adalah suatu cara untuk menyelundupkan iklan
yang sewaktu-waktu yang keberatannya terlalu besar untuk ditempatkan di radio atau televisi.
Jenis iklan ini adalah iklan yang mencantumkan dafta nama orang yang mendukung seorang
10
11

Ibid,. hlm.202
Ibid,. hlm.203

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

12

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

kandidat. Yang terpenting dalam menimbang peran suarat kabar dalam persuasi politik adalah
dampak dukungan surat kabar kepada bagaimana orang memilih.
3) Poster Politik
Poster politik merupakan salah satu teknik komunikasi kampanye yang paling
beraneka warna dan paling menarik. Yang tersebar pada lanskap pada pemilihan, pada
billboard, pohon, tiang listrik, dan dinding bangunan adalah contoh bentuk periklanan politik
ini. Gary Yanker menyebut poster politik sebagai “Prop Art” atau seni propaganda.
Poster mencari dukungan luas untuk kandidat, partai, dan program partai;
mengumumkan pertemuan politik dan rapat umum partai yang akan datang; membantu
mengumpulkan dana; mengkritik oposisi; membinan pengenalan nama bagi kandidat yang
tidak dikenal; dan membangkitkan semangat para pekerja kampanye.
d. Media Elektronik sebagai Pelantara
Bila memkirkan media elektronik, biasanya kita menjadi ingat kepada radio dan
televisi, namun dalam komunikasi politik, telepon juga merupakan media yang penting.
Apalagi, terdapat berbagai inovasi dalam komunikasi elektronik yang juga mempunyai efek
di bidang politik.
Kampanye telepon
Telepon sebagai alat komunikassi lisan mempunyai beberapa kegunaan bagi
kampanye kontemporer. Telepon merupakan sarana yang bergunan bagi hubungan pribadi
jika organisasi kampanye ingin mengumpulkan dana. Baik melalui panggilan telepon kepada
para pendukung atau digunakan bersama-sama dengan teleton (acara televisi yang
menghimpun dana untuk darmabakti), telepon mencapai sejumlah pemilih dalam tempo yang
sangat singkat.
Telepon juga menambah jumlah pemilih yang datang. Hal ini terutama berguna jika
seorang kandidat menginginkan banyak pemilih yang hadir dalm distrik dan seleksi yang
diketahuinya banyak simpati yang laten terhadap pencalonannya. Hubungan telepon juga
memperkenalkan kandidat kepada pemilihnya. Kandidat merekam suatu pesan, kemudian
pesan itu diputar pada setiap pesawat penerima telepon setelah terjadi sambungan melalui
pemutaran nomor secara otomatis.

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

13

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

Imbauan untuk mendpat suara juga dapat dilakukan melalui telepon, biasanya oleh
staf besar yang terdiri atas pekerja sukarela yang mengoperasikan sederatan telepon atau oleh
pekerja perseorangan yang menelepon dari rumah masing-masing. Pesan yang terkandung
bahwa sukarelawan itu cukup menaruh perhatian kepada kandidat sehingga ia menelopon
secara pribadi. Akhirnya, telepon membantu survei tentang opini para pemilih; polling
telepon, dengan menggunakan teknik pemutaran nomor secara acak.
Untuk melengkapi telepon bagi setiap tujuan ini terdapat beberapa sarana teknik:
sambungan WATS yang memungkinkan sejumlah besar hubungan interlokal dengan biaya
tetap; mesin pemutar nomor otomatis, seperti TELO/PLAY yang digunakan dalam kampanye
tahun 1972, menungkinkan seorang pekerja kampanye mengadakan 300 hubungan telepon
dalam lima jam dari sebuah telepon rumah.

Kampanye radio
Radio memiliki keuntungan tertentu yang melebihi sarana komunikasi lain. Radio
lebih murah daripada televisi dan surat langsung. Di samping itu radio merupakan saluran
massa dan saluran minoritas. Berbagai saluran radio melayani khalayak khusus. Seorang
kandidat bukan menyebarkan imbauannya ke wilayah dan kepada khalayak yang luas yang
tidak relevan dalam kampanyenya, malainkan menunjukkanya kepada sasaran berupa jenis
pemilihan yang paling besarnya ditanggapi.
Radio mulai berperan selama pemilihan dalam berbagai hal. Contoh yang paling
terkenal adalah Franklin D. Roosevelt, Presiden Amerika Serikat. Ia menggunakan radio
dengan sangat efektif untuk memperoleh dukungan publik. Waktu Presiden Roosevelt
menggunakan media, suasana politik dan ekonomi Amerika Serikat sedang terjerembab
karena krisis ekonomi bangsa (depresi ekonomi) dan usaha Roosevelt untuk pemulihan
ekonomi kembali, tidak saja usaha pemerintah tapi juga dengan dukungan rakyat Amerika.
Inilah salah satu yang mendorong Roosevelt menggunakan media bagi program-program
ekonominya.
Radio memberikan para pendengarnya peluang untuk mengevaluasi pejabat-pejabat
publik yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Dari pada siaran radio hanya untuk pidato
dan kampanye, Roosevelt berbicara secara bersahabat dengan publik Amerika tentang cara
penanggulangan depresi ekonomi. Yang menarik, pidatonya itu seolah-olah semacam

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

14

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

'pelajaran perbankan' kepada penduduk Amerika yang waktu itu berjumlah sekitar 60 juta
jiwa.
Pidato radio Roosevelt dinamakannya Fireside Chat karena dilaksanakannya dekat
perapian di lantai dasar Gedung Putih. Dan kemudian, pidato-pidato lainnya dengan
menggunakan media radio juga dinamakannya sebagai fireside chat dilakukan di tempat yang
sama di Gedung Putih.
Terdapat beberapa pedoman praktis bagi kandidat yang mempersiapkan penyajian
radio, di antaranya12:
Bagi pembicaraan radio, pilih tema pokok yang dikenal baik;
Membuka siaran dengan pernyataan atau gagasan yang memikat agar pendengar
tetap mendengarkan;
Sajikan pidato dengan urutan yang logis dengan kata-kata sederhana dan kalimatkalimat deklaratif yang sederhana;
Gunakan sedikit mungkin statistik;
Capai kesimpulan yang pasti.

Kampanye televisi
Televisi tetap digunakan secara luas sebagai saluran komunikasi kampanye. Pada
dasawarsa 1950-an dan 1960-an, tekanan dalam kampanye televisi adalah pada pembentukan
citra . Pada tahun 1960-an, pertama kali dalam sejarah Amerika, debat antara calon presiden

AS, Kennedy dengan Nixon. Dalam empat kali perdebatan melalui televisi siaran, Kennedy
yang sebelumnya dipandang oleh rakyat Amerika, bukanlah calon yang tepat untuk presiden
AS, namun sewaktu debat via televisi secara total merubah pandangan masyarakatnya bahwa
pemimpin AS yang akan datang adalah Kennedy.
Rahasianya, sebagaimana diungkapkan oleh pakar media, Joseph C. Spear (1984)
dalam bukunya: Presidents and the Press, sewaktu panelis meminta Kennedy mengajukan
pertanyaan, Nixon cenderung bersikap difensif, menjawab pertanyaan Kennedy point by
point dan kurang menghiraukan khalayak massa (pemirsa) di balik kamera. Sedangkan

Kennedy, sebaliknya, tampil santai, tenang, meyakinkan sekali. Ketika ia menjawab

12

Ibid,. hlm. 198

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

15

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

pertanyaan, ia mengarahkan pandangannya pada kamera seolah-olah ia berbicara kepada
jutaan pemirsa Amerika yang mengikuti debat terbuka tersebut.
Akhirnya pada pemilihan presiden 8 November 1960, John F. Kennedy keluar
sebagai pemenang dengan selisih suara tipis pada popular vote. Ia meraih 34.220.984 popular
vote (49,7 %), sedangkan rivalnya Nixon memperoleh 34.108.157 popular vote (49,6 %).

Sementara pada tingkat electoral vote, Kennedy jauh meninggalkan Nixon dengan perolehan
303 suara sedangkan lawannya hanya mendapat 219 suara13.

Gambar 4.3 : Suasana debat John F Kennedy dan Richard M Nixon

Memperhatikan dampak televisi dalam kampanye pemilihan presiden, beberapa
pengamat media massa berpendapat bahwa andaikata pada zaman George Washington sudah
ada televisi mungkin ia tidak akan terpilih sebagai presiden karena mukanya datar tanpa
ungkapan apapun juga sedangkan tingkah-lakunya kaku. Pengamat lain berpendapat bahwa
Franklin Delano Roosevelt yang lumpuh setengah badannya dan terpaksa memakai kursi
dorong kemungkinan besar juga tak akan terpilih.
Inovasi dalam Media Politik
Semakin berkembangya teknologi, para juru politikus dan juru kampanye politikpun
menerapkannya untuk tujuan persuasif. Beberapa inovasi teknologi yang digunakan para

13

Dwiki Setiawan, dalam artikel 50 Tahun Debat Televisi Bersejarah John F Kennedy dan Richard M Nixon,
diakses pada
http://dwikisetiyawan.wordpress.com/2010/09/30/50-tahun-debat-televisi-bersejarah-john-f-kennedy-danrichard-m-nixon/ (02/03)

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

16

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

politikus dalam melakukan kampanye, antara lain14:
a. Televisi antena komunitas  seperti televisi kabel atau CATV sangat menambah
jumlah saluran televisi yang tersedia. Terdapat kemungkinan membuat acara 24 jam
sehari pada saluran-saluran khusus yang di sampaikan ke rumah melalui CATV.

b. Rekaman video elektronik  seorang kandidat dapat memasok sejumlah besar
pemilih dengan penampilan televisi yang direkam. Cocok untuk ditonton pada waktu
luang melalui playback pada pesawat televisi di rumah.

c. Studio elektronik mobil (Paxmobiles)  saluran ini menjelajah dari kota ke kota.
Dilengkapi dengan deretan pesawat telepon, perlengkapan perekam audio dan video,
dan perkakas elektronik lainnya. Mobil van ini memasok para pekerja kampanye
dengan beraneka ragam komunikasi seketika.

d. Radio citizen (CB)  salah satu yang menggunakan media ini adalah Betty Ford. Ia
melakukan kampanye untuk suaminya dalam pemilihan pendahuluan kepresidenan
tahun 1976 di Texas. Betty menggunakan CB dengan nama siar First Mama .

Jejaring Sosial
Menguasai komunikasi publik memang salah satu kunci kemenangan. Franklin
Delano Roosevelt menggunakan radio dan John F Kennedy memanfaatkan televisi untuk
menggapai kemenangan. Kini Barack Obama menggunakan internet sebagai media sosial,
menyapa masyarakat melalui teknologi komunikasi yang berkembang amat pesat, yakni
jejaring sosial (social networking).
Namun, Obama bukan politisi Amerika pertama yang memanfaatkan jejaring sosial
untuk menuju kursi kepresidenan. Howard Dean menggunakan Meetup.com saat nominasi
Partai Demokrat dalam pemilihan presiden tahun 2004. Dean berhasil mengumpulkan 27 juta
dollar AS melalui online. Pakar komunikasi Phil Noble, menyebutkan, Obama meraih hampir
satu miliar dollar AS selama kampanye tahun 2008. Jumlah ini 12 kali lebih banyak
dibandingkan dengan perolehan John Kerry, yang juga memperoleh dana kampanye lewat
cara yang sama tahun 2004.
Yang pasti, Obama dan tim suksesnya betul-betul memanfaatkan internet sebagai alat
menuju kemenangan. Hal ini tidaklah heran karena di AS sebesar 71,9 persen atau 218,3 juta
14

Ibid,. hlm. 201

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

17

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

dari 303,8 juta penduduknya menggunakan internet. Bahkan, internet telah menjadi bagian
utama kehidupan politik Amerika. Sampai akhir Oktober lalu, Obama memiliki lebih dari 1,7
juta sahabat di Facebook, beberapa di antaranya warga negara Indonesia, dan 510.000 teman
di MySpace. Di jejaring sosial Twitter, Obama memiliki lebih dari 45.000 pengikut. Semua
aktivitasnya diinformasikan melalui jejaring sosial tersebut langsung kepada sahabatsahabatnya.

Gambar 4.4 : MyBarackObama.COM,
Situs Obama yang digunakan untuk menarik dukungan masyarakat Amerika

Jutaan orang di dunia, tidak hanya di Amerika, dapat menyaksikan pidato Obama
melalui You Tube. Obama juga memiliki blog pribadi, mengajak pendukungnya berperan
serta dalam pengumpulan dana melalui online. Obama dan tim suksesnya telah mengubah
cara politisi menarik publik Amerika, termasuk mengumpulkan dana kampanye melalui
online. Obama telah memindahkan politik kepresidenan masuk ke abad digital.
Di indonesia pun, beberapa politisi juga menggunakan jejaring sosial dalam untuk
mendapatka dukungan dari rakyat. melalui fasilitas jejaring sosial mereka bisa melakukan
persuasi kepada masyarakat indonesia, khususnya kaula muda.

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

18

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

Gambar 4.5 : Enjang Satrio, caleg muda yang manfaatkan jejaring sosial

5. Pemilihan Media Komunikasi Politik

Dalam komunikasi politik, seluruh media dapat digunakan karena tujuannya adalah
untuk membentuk dan membinan pendapat umum, serta mempengaruhi pemberi suara dalam
pemilihan umum. Selain itu, komunikasi politik juga bertujuan untuk mempengaruhi
kebijakan atau keputusan dalam pembuatan peraturan dan perundangan.
Namun perlu juga diperhatikan penggunaan medium (tunggal) atau media (jamak)
dalam komunikasi politik. Perlu dipilih dengan cermat untuk menyesuaikan dengan kondisi
dan situasi khalayak, dengan memperhatikan sistem komunikasi politik di suatu negara.
Medium atau media hanya digunakan untuk komunikasi jarak jauh. Sedangkan untuk
komunikasi tatap muka, tentu media tidak diperlukan. Khusus untuk komunikasi jarak jauh
dengan orang banyak (massa), diperlukan media massa atau media interaktif (internet).
Penggunaan salah satu media sangat tergantung pada kebutuhan atau kemampuan
khalayak menerima atau mencerna pesan-pesan politik yang akan disampaikan. Jadi, seleksi
media didasarkan pada kemampuan, kebutuhan, dan kepentingan serta lokasi khalayak yang
dijadikan sasaran komunikasi politik15.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, pemilihan media komunikasi politik tentu juga
harus memperhatikan keadaan khalayak. contohnya saja kegiatan polittik di Amerika, para
calon politikus yang ingin mempersuasi masyarakat melakukan persuasinya melalui televisi,
dan yang semakin merambah yaitu media internet. Hal ini memang sesuai dengan keadaan
masyarakat Amerika yang tergolong sudah maju.
Berbeda dengan Indonesia, televisi memang sudah lumrah digunakan sebagai media
komunikasi politik. Namun, apabila media internet digunakan di Indonesia, tentunya hal ini
15

Anwar Arifin, Komunikasi Politik, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), hlm. 174

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

19

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

masih tabu bagi masyarakat, hanya sebagian kecil masyarakat indonesia yang mengetahui
cara mengakses internet. Sudah pasti, media internet belum menjadi media yang tepat
digunakan dalam komunikasi politik di indonesia.
Intinya, masing-masing media memilki kelebihan dan kelemahan tertentu. Diperlukan
kecermatan dari komunikator politik untuk memilihnya. Jika pemilihan medianya tepat, tentu
komunikasi yang dihasilkan pun akan efektif, begitu juga sebaliknya. Jika media yang
digunakan tidak efektif, maka bisa saja terjadi misscommunication antara komunikator politik
dengan komunikannya (masyarakat) sehingga pesan yang disampaikan tidak sempurna dan
hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
6. Media dan Privasi

Selain sebagai sarana melakukan persuasi politik, media juga menciptakan lawan dari
rasa kesatuan dan hubungan, yaitu privasi. Ini merupakan kecenderungan bagi seseorang
untuk manarik diri dari kelompok sosial dan mengucilkan diri kedalam dunianya sendiri16.
Beberapa ahli teori berpendapat bahwa berlimpahnya informasi yang dijejalkan kepada
individu telah membuat mereka merasa berkekurangan. Laporan gencar tentang perperangan,
inflasi, kejahatan, dan pengangguran membuat orang merasa begitu putus asa sehingga
mereka menarik diri ke dalam dunianya sendiri.
Selain hal di atas, media dan privasi juga sering dihubungkan dengan kepentingan
pemberitaan sebuah media dengan menyoroti kehidupan orang-orang yang menjadi sasaran
media tersebut. Karena penulis membahas tentang media dan politik, maka „orang‟ yang
dimaksud di sini adalah para politisi/pejabat pemerintah.
Kebebasan media terkadang membuat wartawan lupa akan pentingnya sebuah privasi
seseorang. Sering kali media menonyorot kehidupan pribadi seorang aktor politik dan
kemudian mempublikasikannya ke khalayak. Hal ini sering kali terjadi terhadap berita yang
sifatnya negatif, seperti perceraian bahkan pereselingkuhan. Tentu saja hal tersebut akan
berdampak buruk bagi citra negara Indonesia.

16

Ardinal, ibid,. hlm. 180

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

20

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Kehadiran media sangat penting dalam kegiatan komunikasi politik. Tidak hanya
dalam mendistribusikan pesan, tetapi jauh lebih penting adalah nilai berita yang
akan diterima oleh khalayak.

2. Media juga merupakan saluran yang dimanfaatkan untuk mengendalikan arah dan
memberikan dorongan terhadap perubahan sosial. Media mempunyai peran dalam
kehidupan manusia termasuk dalam kegiatan politik.

3. Dalam proses komunikasi politik, peran media menjadi sangan penting. Peran
tersebut tak hanya dalam konteks pendistribusian pesan umum, tetapi jauh lebih
penting adalah nilai berita yang diterima khalayak.

4. Hubungan media dengan politisi dan kegiataan komunikasi politik dapat dilihat dari
adanya saling ketergantungan antara media dan politikus, adanya peran media
mendukung kegiatan komunikasi politik, serta kehadiran media dalam gejolak
politik suatu negara.

5. Dalam melakukan kampanye politik, para politikus dapat melakukannya melalui
media cetak, serperti surat langsung, surat kabar, poster, dsb, dan media elektronik
seperti radio dan televisi, bahkan dengan perkembangan teknologi saar ini,
kampanye pun bisa dilakukan melalu jejaring sosial.

6. Seleksi media didasarkan pada kemampuan, kebutuhan, dan kepentingan serta
lokasi khalayak yang dijadikan sasaran komunikasi politik Penggunaan salah satu
media sangat tergantung pada kebutuhan atau kemampuan khalayak.

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

21

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

3.2 Saran
1. Disarankan bagi para politikus agar dapat memanfaatkan kehadiran media sebaik
mungkin dalam melakukan kegiatan komunikasi politik.

2. Disarankan bagi setiap masyarakat untuk cerdas dalam menginterpretasikan
pesan-pesan politik yang disuguhkan oleh berbagai media.

3. Disarankan kepada mahasiswa untuk memperdalam pemahaman tentang konsep
media dan politik agar kedepannya berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

22

Media dan Politik (Kajian Mengenai Kehadiran media dalam Aktivitas Politik)

Daftar Pustaka
Ardinal, Komunikasi Politik. Jakarta: PT. Indeks, 2010
Arifin, Anwar, Komunikasi Politik – Paradigma, Teori, Aplikasi, Strategi & Komunikasi
Politik Indonesia , Jakarta : Balai Pustaka, 2003

Nimmo, Dan. Komunikasi Politik, Komunikator, Pesan, dan Media, alih bahasa, Tjun
Surjaman, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005
Dwiki Setiawan, dalam artikel 50 Tahun Debat Televisi Bersejarah John F Kennedy dan
Richard M Nixon, diakses pada http://dwikisetiyawan.wordpress.com/2010/09/30/50-tahun-

debat-televisi-bersejarah-john-f-kennedy-dan-richard-m-nixon/ diakses 2 Maret 2011

Kosky Zakaria dalam artikel Media dan Politik, diakses pada
http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=6413 diakses 2
Maret 2011
Tengku Dhani Iqbal, dalam artikel Media Politik atau Politik Media; Sebuah Keniscayaan,
diakses pada http://tengkudhaniiqbal.wordpress.com/2006/08/04/media-politik-atau-politkmedia-sebuah-keniscayaan/ diakses 2 Maret 2011
Siti Aminah, dalam artikel Politik Media, Demokrasi, dan Media Politik, diakses pada
journal.unair.ac.id/.../POLITIK%20MEDIA,%20%20DEMOKRASI.pdf diakses 2 Maret
2011

Kelompok 3 Komunikasi Politik © 2011

23