HAP prinII Recent site activity teeffendi

Asas-asas
Hukum Acara Pidana

Landasan KUHAP
KUHAP muncul tahun 1981 menggantikan
HIR setelah melalui perjalanan panjang.
KUHAP memiliki beberapa landasan:
• Landasan Filosofis (Pancasila);
• Landasan Konstitusional (UUD 1945);
• Landasan Operasional;
(Lihat Yahya Harahap, 2008: 19)

Landasan KUHAP
(lanjutan)
Inti dari landasan berlakunya KUHAP
tersebut adalah untuk menjamin hak asasi
manusia dalam proses hukum acara pidana
dan memberikan perlindungan hukum bagi
seluruh warga Indonesia.

Asas-asas

Hukum Acara Pidana
1. Peradilan cepat, sederhana dan biaya
ringan;
2. Praduga tak bersalah;
3. Asas Akusator;
4. Asas Legalitas dan Oportunitas;
5. Pelakuan sama di muka hukum;

Asas-asas
Hukum Acara Pidana (lanjutan)
6. Pemeriksaan pengadilan terbuka untuk
umum;
7. Pemeriksaan secara langsung;
8. Asas keseimbangan;
9. Asas ganti rugi dan rehabilitasi;
10.Pemeriksaan tersangka/ terdakwa dengan
didampingi penasihat hukum;

1. Peradilan, cepat,
sederhana dan biaya ringan

Asas ini sudah dirumuskan di dalam Pasal 4
ayat (2) UU 14/ 1970 (saat ini ada di dalam
Pasal 4 ayat (2) UU 48/ 2009).
Asas ini menjiwai pasal-pasal dalam KUHAP
diantaranya mengenai:
1. Batas waktu penahanan: Pasal 24 - 29
2. Hak-hak tersangka dan terdakwa: Pasal 50
3. dll

2. Praduga tak bersalah
Seseorang harus dinyatakan tidak bersalah
sampai ada putusan pengadilan yang memiliki
kekuatan hukum tetap.
Asas ini juga sudah diatur dalam Pasal 8 UU
14/ 1970 (sekarang diatur dalam Pasal 8 ayat
(1) UU 48/ 2009). Asas ini juga secara nyata
diatur dalam Penjelasan umum angka 3
KUHAP

3. Asas Akusator

Dalam hukum acara pidana dikenal asas akusator
(aqusatoir) dan asas inkusator (inquisatoir).
Perbedaannya adalah:
Akusator: pemeriksaan dengan meletakkan
tersangka/ terdakwa sebagai subjek pemeriksaan;
Inkusator: pemeriksaan dengan meletakkan
tersangka/ terdakwa sebagai objek pemeriksaan.
Lihat Pasal 52, Pasal 55, Pasal 65 dll

4. Asas Legalitas dan
Oportunitas
Dalam hukum acara pidana, asas legalitas tidak
sama dengan asas legalitas dalam hukum pidana.
Dalam hukum acara pidana, asas legalitas adalah
kewajiban penuntut umum untuk menuntut setiap
perkara.
Asas oportunitas adalah hak penuntut umum untuk
menuntut atau tidak menuntut suatu perkara.
Lihat Pasal 137
Bandingkan dengan Pasal 35 huruf c UU 16/2004


5. Perlakuan Sama di muka
hukum
Dikenal juga dengan asas Equality before the
law.
Seperti halnya asas-asas sebelumnya, secara
umum prinsip ini sudah diatur dalam Pasal 5
ayat (1) UU 14/ 1970 (sekarang diatur dalam
Pasal 4 ayat (1) UU 48/ 2009)
Bagaimana kenyataannya?

6. Pemeriksaan Persidangan
Terbuka untuk Umum
Pada prinsipnya persidangan harus terbuka untuk
umum, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 153 ayat
(3) KUHAP.
Konsekuensi apabila persidangan tidak dilakukan
terbuka untuk umum adalah, batalnya putusan demi
hukum (Pasal 153 ayat (4) KUHAP)
Sidang dinyatakan tertutup untuk perkara anakanak dan kesusilaan, namun pembacaan putusan

tetap dilakukan dalam persidangan terbuka untuk
umum.

7. Pemeriksaan secara
Langsung
Prinsip pemeriksaan terdakwa secara langsung
dengan kehadiran terdakwa (in presentia). Selain
kepada terdakwa, pemeriksaan secara langsung
dilakukan terhadap saksi.
Lihat Pasal 153 ayat (2)
Pemeriksaan persidangan dapat dilakukan tanpa
hadirnya terdakwa (in absentia) dalam tindak
pidana tertentu.

8. Asas Keseimbangan
KUHAP harus memperhatikan keseimbangan antara:
1. Perlindungan terhadap harkat dan martabat
manusia dengan
2. Perlindungan terhadap kepentingan dan
ketertiban masyarakat

Lihat Pasal 50
Bandingkan dengan Pasal 153 ayat (5)

9. Ganti Rugi dan
Rehabilitasi
Prinsip ini untuk melindungi kepentingan
masyarakat jika ternyata terdapat kesalahan dalam
proses hukum acara pidana.
Prinsip ini sudah dikenal dalam Pasal 9 UU 14/ 1970
(sekarang diatur dalam Pasal 9 UU 48/ 2009)
Lihat Pasal 95 dst KUHAP.
Akan tetapi, mengenai ganti rugi dan rehabilitasi
perlu diperjelas mengenai peraturan pelaksananya.

10. Bantuan Hukum
Tidak hanya di dalam KUHAP, prinsip ini merupakan prinsip
umum yang diatur dalam konvensi internasional tentang hak
sipil dan politik.
Prinsip umum tentang bantuan hukum adalah:
1. Dapat didampingi di semua tingkat pemeriksaan (Pasal

54);
2. Dapat memilih sendiri penasihat hukumnya (Pasal 55);
3. Wajib diberikan bantuan hukum secara cuma-cuma untuk
terdakwa dengan ancaman pidana mati/ pidana penjara
15 tahun/ bagi yang tidak mampu dengan ancaman
pidana penjara 5 tahun lebih

Daftar Bacaan
1. Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia,
1996
2. M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan
dan
Penerapan
KUHAP:
Penyidikan
dan
Penuntutan, 2008
3. Mohammad Taufik Makarao dan Suhasril, Hukum
Acara Pidana dalam Teori dan Praktek, 2004


Omnium rerum
Principia parva sunt

File bisa diunduh di http://te-effendi.blogspot.com