PERJANJIAN ALIH TEKNOLOGI MELALUI USAHA PATUNGAN ANTARA ”ENTERPRISE” DENGAN PERUSAHAAN PERINTIS

Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011

186

Pembahasan

Sebagaimana telah dikemukakan sebelum- nya, paling tidak terdapat 5 (lima) materi yang di- atur dalam perjanjian usaha patungan, yaitu pem-

bentukan badan hukum, struktur kepemilikan mo- dal, struktur manajemen perusaha patungan, penga- turan mengenai alih teknologi, serta prosedur pe- nyelesaikan sengketa. Sebelum membahas perjan- jian alih teknologi dalam perjanjian usaha patungan antara “Enterprise” dengan investor perintis,perlu dibahas terlebih dahulu masalah pembentukan ba- dan hukum / ruang lingkup perusahaan patungan, struktur kepemilikan modal, dan struktur manaje- men perusahaan. Dalam rangka ini, penulis akan membandungkan perjanjian usaha patungan tersebut dengan perjanjian usaha patungan di Indonesia,yaitu antara Pertamina dengan investor asing. Adapun hal-hal yang akan diperbandingkan adalah tentang pembentukan badan hukum/ruang lingkup kegiatan perusahaan patungan, struktur pemilikan modal dan struktur manajemen perusahaan.

Alasan memilih objek bandingan ini adalah karena ketiga materi dalam perjanjian usaha patu- ngan erat kaitannya dengan program alih teknologi. Dari perbandingan mengenai pembentukan badan hukum/ruang lingkup kegiatan perusahaan akan da- pat diketahui adanya persamaan dan perbedaan jenis perjanjian alih teknologi khusus yang diperlukan dalam perjanjian usaha patungan. Sementara itu, perbandingan struktur pemilikan modal dan struktur manajemen perusahaan berhubungan dengan masa- lah wewenang pengelolaan dan pengawasan pengu- rus perusahaan terhadap pelaksanaan program alih teknologi. Perjanjian alih teknologi yang akan di- perbandingkan adalah perjanjian bantuan teknik. Sedangkan, mengenai perjanjian lisensi, penulis akan membandingkan masalah penerapan Pasal 5 (1) Annex III Konvensi Hukum Laut 1982 dengan

Pasal 6 Perjanjian Kontrak karya antara PT. Free- port Indonesia Company dengan pihak Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia.

Perbandingan Tentang Pembentukan Badan Hukum / Ruang Lingkup Perusahaan antara Perusahaan Patungan “Manginex Inc.” de-

ngan Perusahaan Patungan Bnc.

1. Pasal 1 (c)dari Model Perjanjian Usaha Patu- ngan antara “Enterprise” dengan Investor Perin- tis menyatakan bahwa :

a. The Enterprise and The Investor will form a Joint Company with the name of “Manga-

nex Inc.” which shall be the Operating Company.

b. “Manganex Inc” will be a Corporation for- med according to the laws of… (Gunther Jaenicke, Erich Schanze and Wolfgang

Hauser1,1981).

c. The Law applicable to this Joint Venture Agreement shall be the law of the place of incorporation . (Gunther Jaenicke, Erich Schanze and Wolfgang Hauser, 1981)

Hukum yang berlaku bagi Perjanjian Usaha Patungan adalah hukum tempat atau negara di mana badan hukum itu didirikan (Place of Corporation). Dengan demikian, domisili dan ststus personil peru- sahaan patungan ini akan ditentukan oleh hukum tempat atau negara di mana badan hukum itu didi- rikan. Di sini yang perlu dikemukakan bahwa status personil suatu badan hukum merupakan hal yang sangat pokok bagi eksistensi suatu perusahaan, karena hal ini mencakup hukum yang mengatur dan mengakui keberadaan, kewenangan, tanggung ja- wab, masalah organisasi interen, likuidasi, kepai- litan, dan lain-lain.

Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011

Bahwa dalam praktek perusahaan patungan ini, ke- mungkinan teori inkorporasi akan diberlakukan per- lu diantisipasi sedini mungkin. Untuk itu, perlu di- bandingkan dengan praktek perusahaan patungan antara Pertamina dengan investor asing.

Adapun yang menjadi ruang lingkup akti- vitas perusahaan patungan "Manganex Inc." adalah melakukan kegiatan eksplorasi, eksploitasi, pe- ngangkutan, pengolahan, dan pemasaran barang tambang mineral, khusunya nodul polimetal (garis kursip penulis) dari Area. Selain dari pada itu, pe- rusahaan ini akan melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi penambangan dasar laut samudra dalam serta program pengembangan sumber daya manusia (SDM). Hal ini termuat dalam ketentuan dari model perjanjian usaha patungan yang diusulkan oleh The International Ocean Institute (IOI) dan The Asian-African Legal Consul- tative Committee (AALCC) yang berbunyi sebagai berikut : "The agreement established a joint venture for exploration, exploitation, transporting, processing, and development the deept sea mining technology and the development of human resources "

Dari semua aktivitas di atas, maka yang ter- penting bagi negara berkembang adalah program pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang terdiri dari kegiatan riset dan pengembangan tekno- logi penambangan serta program pelatihan. Karena kedua hal tersebut di atas, selain merupakan salah satu cara mengalihkan teknologi melalui usaha pa- tungan, juga sejalan dengan ketentuan Konvensi Hukum Laut 1982 dan Peraturan Otorita. Sehingga alih teknologi sebagaimana yang diharapkan nega- ra-negara berkembang dapat terwujud melalui ke- ikutsertaan mereka dalam program ini.

Berikut ini adalah pembahasan mengenai perjanjian pembentukan perusahaan patungan Bnc yang menyatakan bahwa :

1.a. Whitin sixty (60) days after effective date of

this agreement, Pertamina and Bcht agree to form a Bnc Corporation under Indonesia Law.

Dari rumusan di atas bahwa Pertamina dan pihak investor asing bersepakat untuk mendirikan sebuah perusahaan patungan menurut hukum Indonesia dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari, setelah berlakunya perjanjian tersebut, Perusahan ini akan melakukan aktivitas yang menyangkut pembe- rian jasa teknik dan jasa konstruksi minyak dan gas bumi atas dasar komersial, termasuk pemberian jasa teknik di bidang industri hidrokarbon serta pengeta- huan rekayasa, konstruksi, cara perawatan dan peng- operasian sistem pipa minyak dan gas bumi serta kilang minyak. Bahwa pemberian jasa teknik di- maksudkan untuk mendukung penggunaan tekno- logi eksplorasi dan eksploitasi penambangan minyak dan gas bumi, Untukitu perusahan akan menye- lenggarakan program pelatihan bagi tenaga kerja Indonesia di berbagai bidang jasa teknik tersebut di atas. hal ini termuat dalam ketentuan dari perjanjian pembentukan perusahaan yang berbunyi sebagai be- rikut :

1.b. The purpose of this Company shall be to furnish engineerring and Construction ser- vices on a Commercial basis, including the furnishing of service to the hydocarbon in- dustry in connection with the engineering, contruction of oil and gas pipe lines system, refineries and other facilities and train Indonesian citizens in the various aspects of the operation of an engineering and contruc- tion commpany .

Bila dibandingkan dengan perjanjian patungan yang rusahan dalam hukum personil ada pengaruhnya pertama, khusunya yang menyangkut pembentukan

pula terhadap berlakunya ketentuan alih teknologi perusahaan, diperlihatkan bahwa kedua perusahaan

yang diatur dalam Konvensi Hukum Laut 1982 dan didirikan menurut hukum negara tertentu. Ini ber-

Peraturan Otorita bagi perusahaan patungan. Hal ini arti, secara teoritis kedua perusahaan tadi tunduk

dilakukan dengan mengimplementasikan kedua ke- pada hukum tempat atau negara di mana badan

tentuan tersebut k edalam perundang-undangan na- hukum itu didirikan yang akan menentukan hukum

sional dari negara tadi. Dasar hukumnya adalah ke- domisili dan status personilnya. Dalam hal perusa-

tentuan Pasal 139 Konvensi Hukum Laut 1982 yang haan Bnc, Indonesialah sebagai negara di mana ba-

mewajibkan negara tersebut untuk melakukan pe- dan hukum itu didirikan.

ngawasan terhadap pelaksanaan ketentuan alih tek- Meskipun demikian, bagi Indonesia sendiri

nologi yang diatur dalam Konvensi Hukum Laut belum jelas prinsip mana yang sebenarnya dianut.

1982 dan Peraturan Otorita oleh persusahaan pa- Di dalam Rancangan Undang-undang HPI

tungan.

Indonesia, perumusan prinsip inkorporasi diatur se- Bagaimanapun dalam pelaksanaan wewe- bagai berikut :

nang pengawasan oleh otorita terhadap pelaksanaan "Perseroan-perseroan terbatas dan lain-lain badan

ketentuan alih teknologi tersebut, diperlukan adanya hukum, tunduk kepada hukum dari negara di mana

kerja sama antara kedua belah pihak, yaitu Komisi badan hukum itu telah didirikan. Akan tetapi

Hukum dan Teknik dengan negara dimana perusa- apabila badan hukum bersangkutan melaksanakan

haan itu berdomisili. Aatas dasar itu, dapatlah kira- kegiatan utamanya di dalam wilayah indonesia,

nya dikemukakan bahwa dalam perjanjian alih tek- maka hukum Indonesia yang berlaku. Dalam hal

nologi yang di atur dalam Konvensi Hukum laut adanya perselisihan mengenai kewarganegaraan ba- 1982 dan Peraturan Otonomi tidak boleh dikesam- dan hukum, maka kewarganegaraan badan hukum

pingkan oleh para pihak dalam memilih hukum lain, ini adalah negara dimana badan hukum itu telah di- karena merupakan kaidah hukum yang bersifat me- dirikan". (Sudargo Gautama, 1980)

maksa. Dalam kasus perusahaan patungan Bnc, Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas da- Indonesia sebagai negara tempat badan hukum itu patlah dikatakan bahwa Indonesia akan menganut

didirikan yang mempunyai yurisdiksi terhadap gabungan teori Inkorporasi dan teori pusat kegiatan

perusahaan tersebut. Dan hukum Indonesia merupa- manjemen. Dalam hubungannya dengan perusahan

kan kaidah hukum yang bersifat memaksa bagi per- patunagn "Manginex Inc", sebagaimana telah di-

janjian alih teknologi, sehingga tidak boleh dike- singgung sebelumnya, tempat pendirian perusahaan

sampingkan oleh para pihak.

ini sekaligus merupakan temapat pusat kegiatan Bertitik tolak dari uraian di atas, dapatlah manajemen perusahaan patungan. Yang perlu dite-

dikatakan bahwa ada aspek lain yang tidak kalah gaskan disini adalah, walaupun status personil ba-

pentingnya yaitu aspek yang berhubungan dengan dan hukum ini tidak ada kaitannya dengen berla- fungsi penegakan hukum (“law enforcement”) dari kunya ketentuan alih teknologi, karena hal tersebut

kedua perangkat hukum tadi. Penegakan hukum alih ditentukan oleh kontrak alih teknologi dan pilihan

teknologi dalam kasus perusahaan patungan “Ma- hukum. Akan tetapi, masalah tanggung jawab pe-

nginex Inc.” yang didasarkan pada prinsip warisan

Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011 Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011

awasi pelaksanaannya Mengenai pemilikan modal hadap kepentingan masyarakat internasional pada

dalam perusahaan patungan “Manganex Inc.”, de- umumnya. Sedangkan, penegakan hukum alih tek-

ngan pemerintah Kolumbia dalam Sidang Komisi nologi dalam kasus perusahaan patungan Bnc yang

Pendahuluan bagi Pembentukan Otorita Interna- didasarkan pada kepentingan ekonomi nasional

sional (Preparotory Commision for the International lebih menekankan pada kepentingan nasional pada

seabed Autority ) di Jamaika tahun 1987 mengusul- umumnya.

kan agar :

Perbedaan lain, sebagimana terlihat dari “Perbandingan modal dalam perusahaan patungan perjanjian usaha patungan, adalah ruang lingkup ak-

antara “Enterprise” dan investor perintis adalah tivitas perusahaan patungan. Ruang lingkup perusa-

50% : 50 %. Dima na “Enterprise” akan memasukan haan patungan “Manginex”, bila dibandingkan de-

modal kerja berupa dana yang diperoleh melalui ngan ruang lingkup perusahaan patungan Bnc, dapat

bantuan dari bebrapa organisasi internasional, dikatakan lebih luas. Tidak hanya mengenai akti-

seperti Bank Dunia, UNDP, MEE dan organisasi vitas eksplorasi, eksploitasi, pengangkutan, pengo-

internasional non-pemerintah yang ingin memaju- lahan dan pemasaran barang tambang mineral dari

kan kegiatan riset dan pengembangan teknologi area, melainkan juga kegiatan riset dan pengem-

kelautan. Sedangkan, modal yang dimasukkan oleh bangan teknologi. Sedangkan, perusahaan yang ke-2

investor perintis berupa teknologi dan modal kerja hanya melakukan aktivitas pemberian jasa teknik

yang nilainya dihitung dalam mata uang Dollar AS”. dan konstruksi minyak dan gas bumi serta pe-

Bertalian dengan itu, perlu kiranya dike- ngembangan sumber daya manusia (SDM) berupa

tahui, bahwa perusahan patungan ini memerlukan program pelatihan bagi tenaga kerja Indonesia. Ada- modal sebesar 190 juta Dollar AS. Masing-masing nya perbedaan ini akan menyebabkan pula per-

perserta memasukan modal sebesar 30 juta Dolar bedaan dalam pembuatan jenis perjanjian alih tek-

As, dan sisanya sebesar 130 juta Dollar AS berupa nologi khusus yang diperlukan untuk melengkapai

pinjaman yang diperoleh dari berbagai sumber perjanjian induk. Terlepas dari adanya perbedaan

pemberi dana. (Gunther Jaenicke, Erich Schanze tersebut, di sisni yang penting adalah program pe-

and Wolfgang Hauser, 1981)

ngembangan sumber daya manusia (SDM) harus Dari uraian di atas diperlihatkan bahwa per- merupakan bagian dari alih teknologi yang perlu

bandingan modal antara para pihak dalam peru- dimuat dalam perjanjian alih teknologi penamba-

sahaan patungan ini adalah 50 % : 50 %. Hal ini ber- ngan.

arti bahwa perwakilan para pihak dalam Dewan Direksi dapat ditetapkan bersama dengan jumlah

Perbandingan Struktur Pemilikan Modal anggota yang sama, karena perwakilan disini men- dan Struktur Manajemen antara Perusa- cerminkan perbandingan modal yang ditanamkan ke

haan Manganex Inc. dan Perusahaan Bnc

dalam perusahaan patungan. Sementara itu, keten- Seperti di ketahui bahwa struktur pemilikan

tuan mengenai struktur pemilikan sahan perusahaan modal bertalian dengan masalah perwakilan para

patungan Bnc adalah sebagi berikut : pihak dalam Dewan Direksi yang bertugas mene-

Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011 189

“Fifty percent (50 %) of the sheres shall be Class A, from the members appointed by the Enterprise. and fifty percent (50 %) shall be Class B. Each

Each member of The Board shall have one vote; Class A and Calss B shares shall have equal Voting,

divident, liquidation and all other right, expect as

2. A Director General, who shall be appointed by herein otherwise proved. The Class A shared may

the Board of Directors. The first Director Gene-

be acqired and hold only by Pertamnina, and the Class B shared may be acquired anf hold only by

ral shall be appointed by the Pioneer Investor. Bncht ”.

The Director General shall appointed his own Perbandingan modal antara Pertamina dengan

staff, in accordance whits needs ”. investor asing yang ditanamkan ke dalam peru-

sahaan patungan adalah 50 % : 50 %. Dalam pada Memperhatikan rumusan ketentuan di atas

itu, perlu deikemukakan bahwa pernyertaan saham diperlihatkan bahwa Dewan Direksi terdiri dari 15

50% : 50 % merupaka penolakan terhadap dominasi (lima belas) anggota, dimana para pihak dapat me-

salah satu pihak dalam perusahaan patungan, dan nunjuk perwakilannya dengan jumlah yang sama.

menunjukan akan hak dan tanggung jawab yang sa- Dewan Direksi akan diketuai oleh anggota yang me-

ma dalam tugas pengelolaan dan pengawasan pe- wakili “Enterprise”, dengan menduduki jabatan se-

rusahaan. (Wolfgang Hauser, 1983) Erat kaitannya bagai “chairman of the board Directors” (ketua De-

dengen alih teknologi bahwa sistem pemilikan mo- wan Direksi). Melihat struktur organisasi “Enter-

dal di atas sangat mempengaruhi dalam penunjukan prise ” yang telah diuraikan di muka, maka Dirjen

manajemen perusahaan yang bertugas menyusun “Enterprise” nampaknya yang paling tepat mendu-

kebijakan perusahaan di bidang alih teknologi dan duki jabatan ini. Sedangkan Direktur Umum yang

mengawasi pelaksanaan program alih teknologi. diangkat oleh Dewan Direksi akan diduduki calon

Apabila memperhatikan uraian di atas nam- yang diajukan oleh pihak investor perintis. Di sini

pak bahwa kedua perusahaan menggunakan struktur yang perlu ditegaskan bahwa, meskipun jabatan

pemilikan modal yang sama, dan realisainya terlihat Ketuua Dewan Direksi dipegang oleh pejabat yang

dari penunjukan wakil para pihak dalam manajemen mewakili kepentingan “Enterprise”, akan tetapi

perusahaan, masing-masing dengan jumlah yang sa- pimpinan eksekutif tertinggi dijabat oleh investor

ma. Berikut ini akan diuraikan struktur manajemen

perintis.

kedua perusahaan patungan tersebut. Pertama, Adapun wewenang Dewan Direksi ini ada-

strukt ur perusahaan patungan “manganix Inc.” yang

lah sebagai berikut :

menurut model yang diusulkan oleh The International Ocean Institute (IOI) dan The Asian-

“The Board of Directors shall have the paower to: Approve or disapprove working programs and

African Legal Committee (AALCC) adalah sebagai

plans;

berikut :

a. Approve or disapprove contruction and deve- “The organ of joint venture shall be a Board of di-

lopment plans; (Gunther Jaenicke, Erich rector of 15 members.

1. Seven of these shall be appointed by the Pioner

Schanze and Wolfgang Hauser, 1981)

b.

Investor, seven shall be appointed by the Enter- Supervise the implementation of the training

Programme as established by the Enterprise; prise. The fourteen shall elect its own Chairman

each year. The first Chairman shall be drawn

Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011 Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011

merlukan kemampuan manajerial yang untuk sepu- concurance with the exploitation;

luh tahun pertama nampaknya belum dapat dipe- gang oleh pejabat “Enterprise”.

Dari rumusan di atas diperlihatkan bahwa Wewenangnya adalah menyusun anggaran Dewan Direksi mempunyai wewenag untuk mem-

operasional perusahaan dan penanaman modal de- berikan persetujuan atau penolakan terhadap setiap

ngan memperoleh persetujuan dari dewan direksi. program dan rencana kerja di bidang pembangunan

Selain itu, dia berwenang menempatkan tenaga pe- dan pengembangan yang diajukan oleh Direktur

kerja perusahaan sesuai dengan kemampuan dan Pelaksana (garis kursip penulis). Kedua program

keahliannya yang dipandang perlu untuk menjalan- ini, meliputi pula program pengembangan sumberr

kan perusahaan secara efisien. Hal ini termuat dalam daya manusia (SDM). Dewan Direksi berwenang

ketentuan yang menyatakan :

mengawasi pelaksanaan program pelatihan bagi “He shall have the exclusive right of and repon- tenaga pekrja “Enterprise” dan tenaga pekerja dari

siblility for conducting day-to-day operation, and in negara-negara berkembang, serta kegiatan riset dan

particular for the following :

pengembangan teknologi penambangan.

a. Drawing up semi-annual operation and invest- Kedua program di atas merupakan inti bagi

ment buddgets for the approved of the Board of pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ke-

Directors and implementing said buddgets ; lautan yang penyelenggaranya dapat merupakan

b. Appointing such personnel, temporarily or bagian dari program alih teknologi dalam perjanjian

otherwise, as he may been necessary in his sole usaha patungan antara “Enterprise” dengan investor

opinion for the effeicinet running off operations . perintis. Oleh karena itu, langkah pertama yang per-

(Gunther Jaenicke, Erich Schanze and Wolfgang lu diperhatikan adalah agar kebijaksanaan perusa-

Hauser, 1981)

haan patungan di bidang alih teknologi dan pengem- bangan sumber daya manusia (SDM) harus sejalan

Bertitik tolak dari uraian di atas, dapatlah dengan ketentuan Konvensi Hukum Laut 1982 dan

dikatakan bahwa masalah penempatan tenaga peker- Peraturan Otorita.

ja ini erat kaitannya dengan penyelenggaraan pro- Jabatan penting lainnya adalah Direktur Pe-

gram alih teknologi, khususnya pengembangan sum- laksana (Managing Director) yang dalam peru-

ber daya manusia (SDM) bagi tenaga pekerja pe- sahaan patungan “Maginex Inc.” merupakan pejabat

rusahaan patungan. Sebab, penempatan tenaga pe- eksekutif tertinggi yang dipilih oleh Dewan Direksi.

kerja pada jabatan tertentu tidak bisa dilepaskan dari Untuk 10 (sepuluh) tahun pertama sejak beropera-

upaya meningkatkan keahlian manajerial dan penge- sinya perusahaan, jabatan ini akan diduduki oleh

tahuan teknologi.

calon yang diajukan oleh pihak investor. (Gunther Adanya kedekatan hubungan dengan pe- Jaenicke, Erich Schanze and Wolfgang Hauser,

milik teknologi, Direkstur Pelaksana bertugas pula 1981) Alasannya, karena jabatan Director Pelaksana

membantu Dewan Direksi dalam memberikan nase- ini, selain termasuk jabatan yang berhubungan

hat mengenai penyusunan rencana dan penye- dengan modal dan kepercayaan yang diberikan

lenggaraan program alih teknologi. Kecuali itu, dia Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011 191 lenggaraan program alih teknologi. Kecuali itu, dia Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011 191

diduduki oleh pejabat yang mewakili Pertamina, tihan. (Gunther Jaenicke, Erich Schanze and

sedangkan jabatan Direktur Pelaksana merupakan Wolfgang Hauser, 1981)

jabatan eksekutif tertinggi perusahaan yang bertugas Berkaitan dengan itu, menurut pendapat pe-

mengelola perusahaan sehari-hari sesuai dengan nulis, langkah penyusunan dan pengembangan sum-

prinsip praktek perdagangan, diduduki oleh pihak ber daya manusia (SDM) perlu didasrkan pada hal-

investor asing. Hal ini ada kesamaannya dengan hal, yaitu penyusunan program pelatihan serta

perusahaan patungan “Manginex Inc.”, mengingat kegiatan riset dan pengembangan teknologi penam-

jabatan Ketua Dewan Direksi pada kedua perusa- bangan bagi tenaga pekerja “Enterprise” dan tenaga

haan tersebut diduduki penerima modal, sedangkan pekerja negara-negara berkembang. Selanjutnya da-

jabatan Direktur Pelaksana diduduki oleh pihak lam pemilihan calon trainee dan ilmuwan tersebut,

investor.

perlu dipertimbangkan pengalaman serta latar be- Dapat dikemukakan di sini bahwa keikut- lakang pendidikan dankeahliannya agar mereka

sertaan pihak investor dalam mengelola perusahaan dapat mengikuti program inti. Akhirnya yang perlu

patungan dengan menduduki jabatan Direktur diperhatikan dalam penggunaan dana dan anggaran

Pelaksana dimaksudkan pula agar penggunaan hal yang tersedia untuk membiayai kedua program di

milik industri yang dilisensikan kepada mitra usa- atas.

hanya dapat mudaj diawasi. Hal ini penting, meng- Pembahasan selanjutnya adalah mengenai

ingat lisensi hak milik industri meliputi pula peng- struktur manajemen perusahaan patungan Bnc,

alihan rahasia dagang (Proprietary know-how) sebagaimana termuat dalam ketentuan yang menye-

kepada penerima lisensi. (Michael A. Linchter, butkan bahwa :

a. The Board of Directors shall have the autority, Selanjutnya, wewenang Dewan Direksi ada- and shall consists of four directors, elected by

lah menetapkan dan merubah kebijakan dasar Class A share and two shall be elected from and

perusahaan, serta memberikan persetujuan terhadap by the two Directors representing Class A

anggaran tahunan perusahaan yang diajukan Direk- share;

tur Pelaksana (garis kursip penulis). Ketentuan ini

b. The Managing Directors shall serve full-time as

dirumuskan sebagai berikut :

the Chieft executive officer of the Company and “The Board Directors shall have full and exclusive shall have the control and authority to manage

authority and power :

the day-to-day operations of the Company in

a. To establish and amend basic policies for the accordance whits general accepted principles

Company;

of commercial practice. The Managing Direc-

b. To approve the annual operating budget. tors shall be elected from and by the two Directors repsenting Class B share.

Dalam hubungan dengan alih teknologi, se- bagaimana disinggung dimuka, wewenang Dewan Bila memperhatikan rumusan ketentuan di

Direksi adalah menetapkan kebijakan mengenai atas terlihat, bahwa jabatan Presiden Directur

pengembangan suatu produk, dan hal ini perlu didu-

Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011 Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011

hal yang perlu dikemukakan, pertama wewenang dimilikinya. Dengan demikian, wewenang dalam

Dewan Direksi perusahaan patungan “Manginex menetapkan kebijakan dasar perusahaan, meliputi

Inc ”, bila dibandingkan dengan Dewan Direksi pe- pula penetapan kebijakan mengenai perencanaan

rusahaan patungan Bnc, dapat dikatakan lebih luas, dan penyelenggaran alih teknologi.

karena wewenagnya meliputi pula penetapan ke- Ini erat kaitannya dengan kebijakan pro-

bijaksanaan mengenai riset dan pengembangan tek- gram pelatihan bagi tenaga pekerja Indonesia yang

nologi dan pengawasanya. Pada gilirannya we- dipersiapkan untuk menggantikan kedudukan te-

wenang Direktur Pelaksana lebih luas, karena naga pekerja asing, setidak-tidaknya secara bertahap

menangani pula kegiatan riset dan pengembangan sesuai dengan program Indonesinisasi yang dite-

teknologi penambangan.

tapkan oleh pemerintah Indonesia. Sementara itu, Dari pembahasan di tas, hal yang menarik wewenang Direktur Pelaksana adalah menyusun

untuk diketahui adalah, meskipun perusahaan “ma- anggaran tahunan perusahaan, dan menyampai-

nginex Inc. ” belum ada dalam praktek, akan tetapi kannya kepada Dewan Direksi untuk memperoleh

kasus perusahaan patungan Bnc dapat dijadikan persetujuan. Hal ini termuat dalam ketentuan yang

contoh, khususnya program pelatihan itu merupakan berbunyi :

bagian dari alih teknologi. Di samping itu, wewe- “Specific authority of Managing Director shall in-

nang Dewan Direksi perusahaan yang menyangkut clude the authority and power :

kebijaksanaan perencanaan dan penyelenggaraan

a. To prepare and submit to the Board of Di- alih teknologi perlu dijadikan model pengaturan se- rectors for approval the annual operating

rupa bagi penetapan kebijakan teknologi penam- bidger ;

bangan dasar laut samudra dalam. Di bawah ini akan Wewenang dibidang pengembangan sumber

dikemukakan mengenai jabatan Pengawas Program manusia (SDM) adalah sebagai berikut :

Pelatihan Umum, sebagaimana dinyatakan sebagai

a. To direct the activities of all employees, inclu-

berikut:

ding the employment and termination of expa- “The Enterprise will nominate a General training triate and local employees and to administer a

program supervisor who shall be elected by the training program board od directors immedietely after the date of this

Direktur Pelaksana berwenang dalam Agreement ”. (Gunther Jaenicke, Erich Schanze and penempatan dan pemutasian tenaga pekerja asing

Wolfgang Hauser, 1981)

dan tenaga pekerja Indonesia dalam perusahaan pa- Sedangkan, dalam hal rencana program pe- tungan. Sesuai dengan itu, dalam perusahaan pa-

latihan lebih rinci, maka diperlukan persetujuan De- tungan Bnc program pelatihan bagi tenaga pekerja

wan Direksi. Hal ini dinyatakan dalam ketentuan Indonesia baik yang diselenggarakan di dalam mau-

sebagai berikut:

pun di luar negeri merupakan bagian dari alih tek- “The General training Program Supervisor and Ma- nologi.

naging Director shall jointly propose a detailed Training Plan for aproval by the Board of Direc-

Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011 193

Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011

tors ”. (Gunther Jaenicke, Erich Schanze and Wolfgang Hauser, 1981)

Dengan melihat wewenang Dewan Direksi di bidang alih teknologi, dia bertugas pula mem- bantu dalam pengembangan teknologi. Selanjutnya akan dibahas mengenai wewenang Petugas Umum Pelatihan pada perusahaan Bnc. Dalam perusahaan ini, Petugas Pengawas Program Pelatihan harus me- rupakan pejabat yang berpengalaman dalam memi- lih calon peserta program pelatihan. Adapun wewe- nangnya adalah menetapkan program pelatihan bagi tenaga pekerja Indonesia serta mengevaluasi pelak- sanaanya. Hal ini termuat dalam perjanjian sebagai berikut :

“Employee will be place in Company offices as trainees under the supervision of personnel already qualified for the posisions and under experienced supervisors, The Company will, during the conti- nuance of the training program allocation a Com- petent Supervisor to establish and continuosly eva- luate various facets of the program ”.

Dibandingkan dengan pejabat yang sama pada perusahaan patun gan “Manginex Inc.”, terlihat

bahwa Pengawas Program Pelatihan Umum pada perusahaan patungan mempunyai wewenang yang lebih luas, karena mengkoordinasikan pula kegiatan riset dan pengembangan. Kecuali itu, pejabat terse- but mempunyai hak yang sama dengan Direktur Pe- laksana dalam hal mengajukan usulan bersama ten- tang rencana program pelatihan serta riset dan pe- ngembangan kepada Dewan Direksi. Sedangkan, Petugas Pengawas Pelatihan pada perusahaan patu- ngan Bnc hanya bertugas membantu tugas Direktur Pelaksana dalam mengkoordinasikan program pelatihan. Hal yang perlu dikemukakan dalah Pe- tugas Pengawas Program Pelatihan diduduki tenaga pekerja indonesia, karena termasuk jenis pekerjaan yang dapat dipegang oleh tenaga pekerja local. Tentu saja dari perbandingan ini, hal menarik untuk diketahui adalah penunjukan pejabat di atas oleh penerima modal perlu dijadikan kebijakan dalam penunjukan pejabat serupa “Enterprise”. Adapun struktur manajemen kedua perusahaan patungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Memperhatikan uraian di atas, nampaklah bahwa usaha patungan merupakan salah satu sarana pe-

ngalihan teknologi dari investor kepada “Enter- prise ”. Dilain pihak, investor akan memperoleh

Tenaga Pekerja Enterprise

Tenaga Pekerja Enterprise

Tenaga Pekerja Indonesia

PERTAMINA

The Board of Director (Chairman of the Board Director)

The Board of Director (Chairman of the Board Director)

ENTERPRISE PERTAMINA

Managing Director and Chief Executive Officer

Managing Director and Chief Executive Officer

Investor Perintis

Investor Asing

GTPS/Manager of HRD ENTERPRISE

Petugas Pengawas Pelatihan Petugas Pengawas Pelatihan

ketentuan alih teknologi tambahan dalam usaha balan berupa royalty dari pengalihan teknologinya

patungan antara “Enterprise” dengan investor pe- kepada penerima teknologi. Namun demikian, usaha

rintis. Bahwa perjanjian atau kontrak alih teknologi patungan ini tidak terlepas dari permasalahan, se- ini merupakan ketentuan tambahan terhadap per- perti adanya perbedaan kepentingan antara para pi-

janjian induk. Dalam rangka ini, penulis akan hak. (Wolfgang Hauser, 1983) (Menurut pendapat

memaparkan pula aspek hukum perjanjian lisensi penulis perbedaan ini disebabkan, karena “Enter-

yang termuat dalam Pasal 7 (6a dan c) dari Per- prise ” pada tahap awal usaha patungan yang mem-

janjian Kontrak Karya di atas, sebagai berikut : butuhkan modal dan teknologi,kedudukannya sa-

“When submitting a plan of work, every applicant ngat tergantung pada investor. Sementara itu, pihak

shall make available to the Authority a general investor yang inginmendapatkan keuntungan yang

description of the equipment and methods ti be used sebesar-besarnya melalui usaha patungan akan me-

in carrying out activities in the Area, and other nunjukan sebagai pihak yang kuat, karena mem-

relevant non-proprietary about the characteristics punyai keunggulan dalam modal danteknologi. Hal

of such technology and information as to where ini akan menyebabkan kerjasama tersebut menjadi

such tecknology is available ”.

tidak seimbang, karena pihak investor ingin me- Atas dasar ketentuan di atas, maka kewa- nguasai “Enterprise”. Untuk mengatasi masalah ini,

jiban tambahan yang perlu dilakukan oleh pemohon perlu dilakukan pengawasan oleh Otorita dan ma-

(Investor), ketika mengajukan rencana kerja kepada najemen perusahaan terhadap pelaksanaan perjan-

Otorita, adalah memberikan penjelasan umum ke- jian usaha patungan, khususnya perjanjian alih tek-

pada “Enterprise” tentang peralatan dan metoda- nologi yang dapat merugikan kepentingan “Enter- metoda yang digunakan dalam melakukan kegiatan prise ” (Perusahaan Patungan) sebagai penerima

penambangan di Area, serta informasi “non-pro- teknologi. Berikut ini akan dikemukakan perjanjian

prietary ” lainnya (pengetahuan praktis yang digu- alih teknologi yang di buat dalam rangka usaha

nakan dalam industri) tentang cirri-ciri teknologi patungan.

dan informasi dimana teknologi itu diperoleh. Pem- berian data-data informasi teknik di atas dimak-

Penerapan Pasal 5 (1) Annex III Konvensi sudkan agar “Enterprise” memperoleh pengetahuan Hukum Laut 1982 Dibandingkan dengan Pa- teknologi yang diperlukan untuk melakukan kegia- sal 7 (6a dan c) dari Perjanjian Kontrak tan penambangan di Area.

Penetapan ketentuan di atas perlu diban-

Karya antara PT. Freeport Indonesia Com-

dingkan dengan Pasal 7 (6a) dari Perjanjian Kontrak

pany dengan Departemen Pertambangan

Karya antara Pt. Freeport Indonesia Company de-

dan Energi Republik Indonesia

ngan Departemen Pertambangan dan Energi yang Di muka telah disinggung bahwa kontrak

berbunyi sebagai berikut :

alih teknologi dapat diajukan bersamaan dengan

a. The Government has title to all technical data permohonan awal PMA. Masalah hukum yang tim- and know-how submitted by the Company to the bul, sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, ada- Departement of Mines and Energy pursuant to

Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011 195 Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011 195

akan dikemukakan pengaturan lebih lanjut dari per- confidently by the Government ”.

janjian atau kontrak alih teknologi tadi dalam per- janjian lisensi antara investor perintis dengan “En-

Dari ketentuan di atas, nampak bahwa De- terprise ” (perusahaan patungan). partement Pertambangan dan energi berhak atas semua data teknik dan Know-how yang disampaikan

Perjanjian Lisensi dan Bantuan Teknik se-

oleh PT. Freeport, ketika menyampaikan rancangan

bagai Salah Satu Cara Pengaturan Alih Tek-

kerja kepada Pemerintah Indonesia. Ketentuan ini

nologi dalam Perjanjian Usaha Patungan an-

kurang relevan jika diterapkan dalam hal pesertanya

tara Investor Perintis dengan “Enterprise”.

adalah perusahaan swasta, sebab lembaga (De- Seperti telah diuraikan sebelumnya, paling

partemen Pertambangan dan Energi) yang diberi- tidak ada 7 (tujuh) cara pengalihan teknologi, dan

kan data-data dan informasi teknik merupakan lem- salah satunya adalah perjanjian lisensi dan per-

baga pemberi izin terhadap kegiatan penambangan janjian bantuan teknik dalam rangka perjanjian usa-

mineral. Dibandingkan dengan Pasal 5 (1) Annex

ha patungan. Menurut model perjanjian usaha patu-

III, maka kewajiban memberikan data-data dan in- ngan yang diusulkan oleh The International ocean

formasi teknik dilakukan, ketika pihak pemohon Institute (IOI) dan The Asean-African Legal Con-

mengajukan rencana kerjanya kepada Otorita (kasus sultative Committee (AALCC), investor perintis wa-

perjanjian usaha patungan antara “Enterprise” de- jib mengalihkan kepada perusahaan patungan tekno-

ngan investor perintis), dan Departemen Pertam- logi terbaik yang dimiliki, informasi manajerial dan

bangan dan Energi (kasus Perjanjian Kontrak Karya know-how yang diperlukan untuk melakukan kegia-

antara PT. Freeport Indonesia Inc. dan Pemerintah tan penambangan di Area secara efisien. Ketentuan

Indonesia). ini termuat dalam perjanjian usaha patungan yang

Kedua ketentuan di atas memberikan hak

menyatakan bahwa :

kepada kedua lembaga tadiuntuk menggunakan “Pionner investor and other partners shall transfer data-data dan informasi teknik yang disampaikan

to the Joint Venture the best available technology, oleh pihak pemohon. Akan tetapi, karena dalam ka-

managerial information and know-how for carrying sus perjanjian usaha patungan ini yang menjadi

out efficient sea-bed mining ”.

penerima te knologi adalah “Enterprise”, maka data- Karena perjanjian usaha patungan ini meru-

data dan informasi teknik tersebut diberikan kepada pakan usaha patungan dengan saham, maka lazim-

“Enterprise”. Perumusan ketentuannya adalah nya ketentuan tentang penggunaan teknologi dan

“Enterprise” berhak atas semua data-data dan infor- hak milik industri dimuat secara rinci dalam perjan-

masi teknik yang diberikan oleh pemohon, ketika jian alih teknologi ini, penulis hanya menfokuskan

mengajukan rencana kerja penanaman modal. Ini pada perjanjian lisensi dan bantuan teknik. Dalam

penting untuk membedakan dengan Perjanjian Konvensi Hukum Laut 1982, aspek-aspek hukum

Kontrak Karya, dimana pihak penerima teknologi perjanjian lisensi termuat dalam Pasal 5 (1) dan (2)

adalah Departemen Pertambangan dan Energi yang annex III, sedangkan yang berkaitan dengan batuan

bertindak pula sebagai lembaga pemberi izin dan 196

Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011 Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011

proprietary ” adalah informasi teknik atau pengeta- aspek hukum lisensi yang termuat dalam Perjanjian

huan praktis yang digunakan dalam bidang industri. Kontrak Karya yang dikemukakan sebelumnya, dan

Termasuk kategori ini adalah keterampilan dan ke- perjanjian bantuan teknik dari perjanjian usaha

ahlian yang diperoleh seorang tenaga pekerja dari patungan Bnc.

penerima lisensi, antara lain melalui program pela-

a. Perjanjian Lisensi sebagai Salah Satu Cara Pe- tihan dalam mengoperasikan mesin-mesin dan pera- ngalihan Teknologi dalam Perjanjian Patungan

latan yang ada. (Michael A. Linchter, 1990) “Manginex Inc.” Dibandingkan dengan Perjan-

Kewajiban mengalihan teknologi ini harus jian Kontrak Karya antar PT. Freeport

disertai dengan pemberian imbalan oleh penerima Indonesia Company dengan Departemen Per-

lisensi. Apabila pihak investor asing (investor tambangan dan Energi

perintis) memasukan teknologi ke dalam perusahaan Seperti diketahui bahwa lisensi, selain me-

patungan, maka imbalan yang diberikan oleh mitra rupakan pemberi izin menggunakan hak milik in-

usaha local berupa royalty atas penggunaan hak dustri pihak lain, juga penggunaan informasi dan

milik industri (paten, know-how dan merek dagang) pengetahuan praktis yang bersifat rahasia disertai

dan bantuan teknis. Ketentuan tentang cara dan dengan pemberian imbalan tertentu. Perusahaan pa-

waktu pembayaran royalty perlu diatur secara terinci tungan ”Maninex Inc.” ini bertujuan untuk meng-

dalam perjanjian khusus yang mengatur tentang hasilkan produk dari nodul polimetal secara ko-

penggunaan teknologi dan hak milik industri mersial, sehingga perlu dibuat perjanjian lisensi an-

tersebut. (Michael A. Linchter, 1990) tara perusahaan patungan dengan investor. Keten-

Ada bebarapa cara dalam menetapkan pem- tuan Pasal 5 (1) dan (2) annex III pada intinya me-

bayaran royalty ini, yaitu dihitung berdasarkan ngatur hak dan kewajiban para pihak atas data dan

“gross sales price” (harga penjualan kotor) dan pro- informasi teknik serta penemuan teknologi baru.

duk prosentasi dari “net sale price” (harga penjualan Perjanjian lisensi memuat kembali ketentuan Pasal

bersih produk). Perlu diketahui, bahwa pembayaran

5 (1) Annex III yang perumusannya adalah sebagai royalty umumnya dihitung berdasarkan prosentasi berikut :

dari harga penjualan bersih produk. (Michael A. “Investor wajib memberikan data-data dan infor- Linchter, 1990) masi teknik kepada “Enterprise” atau perusahaan

Jika dalam perjanjian lisensi teknologi pe- patungan mengenai jenis peralatan dan metode-me-

nambangan diterapkan system pembayaran “net tode yang digunakan dalam melakukan kegiatan pe-

sales price ”, maka pembayaranroyalty didasrkan nambangan di Area, dan informasi non-proprietary

dari perhitungan per tahun, karena penjualan produk lainnya yang relevan tentang cirri-ciri teknologi dan

nodul polimetal dan keuntungan. Peranan Otorita informasi dimana teknologi itu diperoleh”

penting dalam menetapkan prosentasi LSLP (Licen- Inti pasal ini adalah mengenai pengalihan

sor’s share on licensee’s Profit) yang adil dan teknologi yang terdiri dari cara menggunakan per-

wajar, sehingga kedua pihak dalam perundingan alatan dan metode-metode penambangan yang telah

mempunyai kepastian nilai LSLP. Oleh karena itu, teruji dalam pengalaman serta informasi non-

dalam peraturan LSLP yang dapat dibenarkan, Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011 197 dalam peraturan LSLP yang dapat dibenarkan, Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011 197

vernment to third parties without the prior written adil dan wajar.

consent of the Company ”.

Mengenai hak dan kewajiban para pihak, Selanjutnya dalam hal know-how ekslusif dapat kita temukan model pengaturannya dalam Pa-

yang tidak dapat dipatenkan menerut peraturan hak sal 7 (6c) Perjanjian Kontrak Karya antara Depar-

milik intelektual, Pemerintah harus tetap menjaga temen Pertambangan dan Energi dengan PT. Free-

kerahasiaannya untuk jangka waktu tidak kurang port Indonesia Company . Hal ini merupakan bahan

dari 3 (tiga) tahun setelah berakhirnya perjanjian ini, pembanding dan model bagi pengaturan serupa

sesuai dengan permintaan dari pemilik teknologi dalam perjanjian lisensi dibidang penambangan da-

(perusahaan). Ketentuan ini lengkapnya berbunyi : sar laut samudra dalam.

“In the case any such exlusive know-how is not pa- Bola dihubungkan dengan Pasal 7 (6a) Per-

tentable in eccordance with an regulations relating janjian Kontrak Karya yang telah disebutkan sebe- to intellectual properties right, the Company may lumnya, dapat dikatakan bahwa Departemen Per-

request the Government no to disclose such know- tambangan dan energi berhak menggunakan paten

how for a period of not less than three years after dan know-how ekslusif yang dimiliki oleh peru-

termination oh this agreement ”. sahaan Freeport bertalian dengan pelaksanaan per-

Bila rumusan Pasal 5 (1) Annex III diban- janjian kontrak karya. Sebagimana diketahui, bhwa

dingkan dengan ketentuan di atas, maka aturan yang pelaksanaan perjanjian kontrak karya ini mencakup

sama ditentukan berkaitan dengan penggunaan hak kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan,

milik industri pihak investor oleh penerima tek- pengangkutan dan pemasaran produk mineral. Ini

nologi, yaitu “Enterprise” atau perusahaan patungan berarti, bahwa pengetahuan paten dan know-how

dan Departemen Pertambangan dan Energi Indonsia. berkaitan dengan penggunaan hak milik industri

Kedua ketentuan tadi, pada prinsipnya mengizinkan tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan tadi.

pihka penerima lisensi untuk menggunakan paten Adapun kewajiban penerima teknologi sebagai

dan know-how dalam rangka menghasilkan barang- imbangan dari haknya itu, adalah tidak boleh mem-

barang yang siap dipasarkan secara komersial. beritahukan pengetahuan paten dan know-how yang

Sejalan dengan hal yang terakhir, penting diperolehnya kepada pihak ketiga, kecuali atas izin

dikemukakan bahwa pemberian lisensi paten perlu tertulis dari pemilik teknologi (PT. Freeport).

disertai dengan kewajiban memberikan know-how. Ketentuan diatas termuat dalam pasal 7 (6c)

Dari perbandingan ini, hal yang penting dikemu- dari perjanjian Kontrak Karya yang berbunyi seba-

kakan adalah dalam perjanjian lisensi teknologi pe- gai berikut :

nambangan dasar laut samudra dalam perlu dimuat “Exclusive Patent ang Know-how of the Company

ketentuan yang menyangkut perlindungan hukum contained in data or reports submitted by the Com-

bagi kedua hak milik industri tadi. pany to the Departement or thr Government pur-

Sebab, pemilik teknologi menuntut jaminan suant to the provisions of this Agreement and which

dan perlindungan hukum yang memadai dari pihak shall have been identified as such by the Govern-

penerima teknologi tersebut, agar teknologinya tidak ment in relation to the administration of this

ditiru oleh pihak ketiga atau bahkan oleh pihak

Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011 Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011

ten, ketiga hak milik industri ini memberikan per- terhadap paten dituangkan dalam peraturan

lindungan dan hak tertentu kepada pemilik atau perundang-undangan tentang paten, sebagai

pemegang hak tersebut. Dengan demikian, hak ini pengakuan resmi dari negara atas suatu penemuan

akan merupakan pembatas bagi pihak lain yang atau pembaharuan atas suatu produk atau cara kerja

ingin menikmati hasil penemuan dan hasil ciptaan. / proses baru yang dilakukan seseorang. Hal ini

Selain itu, perlindungan hukum bagi pemilik hak yang melahirkan hak eksklusif dari paten.

milik industri ini diatur pula dalam kontrak alih Sedangkan, dalam know-how, sebagaimana telah

teknologi anatara perusahaan patungan dengan in- diuraikan dimuka, hak ekslusifnya lahir dari

vestor perintis.

kombinasi dua kenyataan. Pertama, know-how Segi lain yang tidak kurang penting adalah bukan merupakan “public domain” akan tetapi lebih

masalah yang berhubungan dengan “Exlucivity” atau dianggap sebagai rahasia dagang oleh perusahaan

“non-exclusivity” yang belum diatur dalam perjan- yang

jian lisensi bidang penambangan dasar laut samudra pengecualikan pihak lain untuk menggunakan

dalam. Adanya kekosongan pengaturan ini perlu di- know-how dituangkan dalam perjanjian kerahasian.

isi dengan mempertimbangkan untuk memuat klau- Berbeda dengan paten yang harus didaftarkan agar

sule, seperti termuat dalam Pasal 7 (6c) Perjanjian melahirkan hak ekslusif, prosedur demikian tidak

Kontrak Karya.

berlaku bagi know-how. (Michael Blunkenev, 1990) Hal eksklusif ini berkaitan dengan hak pe- Aspek lain yang perlu mendapat perhatian

nerima lisensi menggunakan paten atau know-how pula adalah aspek hukum disain industri, hak cipta,

secara khusus dengan mengecualikan pihak lainnya. dan merek dagang dari pengalihan teknologi

(Michael Blunkenev, 1990) Berdasarkan itu, dalam penambangan ini. Di sini yang penting

perjanjian lisensi antara “Enterprise” atau peru- dikemukakan adalah desain industri dapat

sahaan patungan dengan investor perintis, lisensi dipergunakan untuk penemuan salah satu produk

ekslusif terjadi apabila pemilik paten atau know-how industri nodul polimetal yang dihasilkan dari Area.

(investor perintis) mengikat diri untuk hanya mem- Dalam pada itu, peran merek dagang akan

berikan paten atau know-how-nya kepada penerima memberikan perbedaan lahiriah dengan gambar

lisensi (“Enterprise” atau perusahaan patungan) sa- disain, kata-kata atau lambang yang dipergunakan

ja, dan tidak memberikan lisensi tersebut dalam perusahaan untuk jasa atau barangnya dalam

wilayah (1 (satu) atau beberapa negara tertentu) ke- perdagangan. Hal ini kan diuraikan dalam

pada pihak lain. Bajahkan pihak pemberi lisensi pembahasan tersendiri. Setiap negara mengatur

(Licensor) juga tidak akan membuat produk nodul tentang pemilikan, pendaftaran serta penggunaan

polimetal yang dilisensikannya itu dalam wilayah disain industri, hak cipta dan merek dagang.

tersebut. Sebaliknya, pihak penerima lisensi (Enter- Apabila dihubungkan dengan peraturan

prise atau perusahaan patungan) juga tidak diizinkan Otorita yang diusulkan agar memuat ketentuan-

untuk memberikan haknya dan memberikan sub- ketentuan Konvensi Paris, maka implementasinya

lisensi kepada pihak ketiga, kecuali atas izin tertulis ke dalam perundang-undangan nasioanal mengenai

pemberi lisensi.

Lex Jurnalica Volume 8 Nomor 3, Agustus 2011 199